• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Pada Pasien Anak Dengan Vomitus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Pada Pasien Anak Dengan Vomitus"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN ANAK DENGAN VOMITUS

PADA PASIEN ANAK DENGAN VOMITUS

II.. TTIINNJJAAUUAAN N PPUUSSTTAAKKAA A

A.. DDeeffiinniissii Mu

Muntantah h adaadalah lah pepengengelualuaran ran isi isi lamlambubung ng secsecara ara pakpaksa sa melmelalualui i mulmulut ut disdisertertaiai kontraksi lambung da

kontraksi lambung dan abdomen. Pan abdomen. Pada anak biasanya sulit uda anak biasanya sulit untuk ntuk mendiskripsikan mual,mendiskripsikan mual, mer

mereka eka leblebih ih sersering ing menmengelgeluhuhkan kan saksakit it peperut rut ataatau u kelkeluhuhan an umuumum m lailainnynnya. a. MuMuntantahh merupakan suatu cara di mana traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari merupakan suatu cara di mana traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika

isinya ketika hamphampir ir semusemua a bagbagian atas ian atas traktutraktus s gastrgastrointeointestinastinal l teririteriritasi secara tasi secara luasluas,, sanga

sangat t mengmengembaembang ng atau atau bahbahkan kan sangsangat at teranterangsangsang. g. KejaKejadian dian ini ini biasbiasanya anya disedisertairtai dengan menurunn

dengan menurunnya tonus otot ya tonus otot lambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah kelambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa intestinal, hipersalivasi, keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan mukosa intestinal, hipersalivasi, keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan irama pernafasan. Refluks duodenogastrik dapat terjadi selama periode nausea yang irama pernafasan. Refluks duodenogastrik dapat terjadi selama periode nausea yang dis

disertertai ai perperistaistaltiltik k retretrogrogradrade e dadari ri duduododenuenum m ke ke araarah h antantrum rum lamlambubung ng ataatau u secsecaraara bersamaan terjadi kontraksi antrum dan duodenum. Muntah timbul bila persarafan atau bersamaan terjadi kontraksi antrum dan duodenum. Muntah timbul bila persarafan atau ota

otak k menmenerierima ma satsatu u ataatau u leblebih ih pepencencetus tus sepseperterti i kerkeracuacunan nan makmakananan, an, infinfekseksi i papadada gastrointestinal, efek samping obat, atau perjalanan. Mual biasanya dapat timbul sebelum gastrointestinal, efek samping obat, atau perjalanan. Mual biasanya dapat timbul sebelum muntah.

muntah. B

B.. EEttiioollooggii Pemb

Pembahasaahasan n etioetiologi logi munmuntah tah pada bayi pada bayi dan anak dan anak berdberdasarkasarkan an usia adalah usia adalah sebasebagaigai berikut

berikut

11.. UUssii  ! ! " " # # BB$$lln n %% a)

a) KoKolilititis As Alelergrgikikaa

Alergi terhadap susu sapi atau susu formula berbahan dasar kedelai. iasanya Alergi terhadap susu sapi atau susu formula berbahan dasar kedelai. iasanya diikuti dengan diare, perdarahan rektum, dan re!el.

diikuti dengan diare, perdarahan rektum, dan re!el. b)

b) KelaKelainan inan anatanatomis omis dari dari salursaluran gan gastroastrointesintestinatinall Kela

Kelainan inan kongkongenitaenital, l, termtermasuk asuk stenostenosis sis atau atau atresatresia. ia. ManifManifestaestasinya sinya beruberupapa intoleransi terhadap makanan pada beberapa hari pertama kehidupan.

intoleransi terhadap makanan pada beberapa hari pertama kehidupan. c)

c) ReReflflukuks "s "sosofafagegealal

Regurgitasi yang sering terjadi segera setelah pemberian susu. #angat sering Regurgitasi yang sering terjadi segera setelah pemberian susu. #angat sering terjadi pada neonatus$ secara klinis penting bila keadaan ini menyebabkan gagal terjadi pada neonatus$ secara klinis penting bila keadaan ini menyebabkan gagal tumbuh kembang, apneu, atau

tumbuh kembang, apneu, atau bronkospasme.bronkospasme.

d)

(2)

Re!el atau letargi disertai dengan distensi abdomen, trauma lahir dan shaken baby syndrome.

e) Malrotasi dengan volvulus

%&' dari kasus ini ditemukan pada bulan pertama kehidupan, kebanyakan disertai emesis biliaris.

f) (leus mekonium

Inspissated meconium pada kolon distal$ dapat dipikirkan diagnosis cystic fibrosis. g) Necrotizing Enterocolitis

#ering terjadi khususnya pada bayi prematur terutama jika mengalami hipoksia saat lahir. apat disertai dengan iritabilitas atau re!el, distensi abdomen dan hematoke*ia.

h) Overfeeding

Regurgitasi dari susu yang tidak dapat dicerna, wet-burps sering pada bayi dengan kelebihan berat badan yang diberi air susu secara berlebihan.

i) #tenosis pylorus

Puncaknya pada usia +- minggu kehidupan. Rasio lakilaki banding !anita adalah /0 dan keadaan ini sering terjadi pada anak lakilaki pertama. Manifestasi klinisnya secara progresif akan semakin memburuk, proyektil, dan emesis nonbiliaris.

#. Usi # &$ln'( t)$n. a) 1umor otak

Pikirkan terutama jika ditemukan sakit kepala yang progresif, muntahmuntah, ataksia, dan tanpa nyeri perut.

b) Ketoasidosis diabetikum

ehidrasi sedang hingga berat, ri!ayat polidipsi, poliuri dan polifagi. c) Korpus alienum

ihubungkan dengan kejadian tersedak berulang, batuk terjadi tibatiba atau air liur yang menetes.

d) 2astroenteritis

#angat sering terjadi$ sering adanya ri!ayat kontak dengan orang yang sakit, biasanya diikuti oleh diare dan demam.

e) 1rauma kepala

Muntah sering atau progresif menandakan konkusi atau perdarahan intrakranial. f) 3ernia inkarserasi

4nset dari menangis, anoreksia dan pembengkakan skrotum yang terjadi tibatiba. g) Intussusepsi 

(3)

Puncaknya terjadi pada bulan ke -0% kehidupan$ pasien jarang mengalami diare atau demam dibandingkan dengan anak yang mengidap gastroenteritis.

h) Posttusive

#eringkali, anakanak akan muntah setelah batuk berulang atau batuk yang dipaksakan.

i) Pielonefritis

emam tinggi, tampak sakit, disuria atau polakisuria. Pasien mungkin mempunyai ri!ayat infeksi traktus urinarius sebelumnya

*. Usi + t)$n ,e ts. a) Adhesi

1erutama setelah operasi abdominal atau peritonitis. b) Appendisitis

Manifestasi klinis dan lokasi nyeri bervariasi. 2ejala sering terjadi termasuk nyeri yang semakin meningkat, menjalar ke kuadran kanan ba!ah, muntah didahului oleh nyeri, anoreksia, demam subfebril, dan konstipasi.

c) Kolesistitis

5ebih sering terjadi pada perempuan, terutama dengan penyakit hemolitik 6contohnya, anemia sel sabit). itandai dengan nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas yang terjadi secara tibatiba setelah makan.

d) 3epatitis

1erutama disebabkan oleh infeksi virus atau akibat obat$ pasien mungkin mempunyai ri!ayat buang air besar ber!arna seperti dempul atau urin ber!arna seperti teh pekat.

e) Inflammatory bowel disease

erkaitan dengan diare, hematoke*ia, dan nyeri perut. #triktura bisa menyebabkan terjadinya obstruksi.

f) (ntoksikasi

5ebih sering terjadi pada anak yang sedang belajar berjalan dan remaja. icurigai  jika mempunyai ri!ayat depresi. isa juga disertai oleh gangguan status mental. g) Migrain

7yeri kepala yang berat$ sering terdapatnya aura sebelum serangan seperti skotoma. Pasien mungkin mempunyai ri!ayat nyeri kepala kronis atau ri!ayat keluarga dengan migrain.

h) Pankreatitis

8aktor resiko termasuk trauma perut bagian atas, ri!ayat infeksi sebelumnya atau sedang infeksi, penggunaan kortikosteroid, alkohol dan kolelitiasis.

(4)

Pada remaja, ratio !anita/pria : ;/0. 7yeri epigastrium kronik atau berulang, sering memburuk pada !aktu malam.

-. Ptosifiologi

Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena memungkinkan pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada pusat muntah yang berasal dari, gastrointestinal, vestibulo okular, aferen kortikal yang lebih tinggi, menuju <=< kemudian dimulai nausea, retching, ekpulsi isi lambung. 0,+

Ada > regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah, 0) chemoreceptor trigger   zone 6<1?) dan >) central vomiting centre 6<=<). <1? terletak di area postrema pada

dasar ujung caudal ventrikel (= di luar blood brain barrier 6sa!ar otak). Koordinasi pusat muntah dapat dirangsang melalui berbagai jaras. Muntah dapat terjadi karena tekanan psikologis melalui jaras yang kortek serebri dan sistem limbik menuju pusat muntah 6<=<) dan jika pusat muntah terangsang melalui vestibular atau sistim vestibuloserebelum dari labirin di dalam telinga. Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak 65<# ) akan terdeteksi oleh <1?. Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat anti emetik. 7ervus vagus dan visera merupakan jaras keempat yang menstimulasi muntah melalui iritasi saluran cerna dan pengosongan lambung yang lambat. #ekali pusat muntah terangsang maka cascade ini akan berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah. Pencegahan muntah mungkin dapat melalui mekanisme ini. 0,+

Sti$lsi te/)0 $st $nt) %

0. Sti$lsi 0 /eseto/ s$/e0$le/

• Muntah psikogenik

• Peningkatan tekanan intrakranial 6efusi subdural atau hematoma, edema otak,

atau tumor, hidrosefalus, meningoensefalitis, sindroma Reye)

• =alvulus 6migrain, hipertensi) • Kejang

• Penyakit vestibuler, motion sickness! 

>. Sti$lsi 0 ‘Chemoreceptor Trigger Zone’ 

• 4batobatan / opiat, ipecac, digoksin, antikonvulsan • 1oksin

(5)

• Asidemia, ketonemia, 6diabetik ketoasidosis, lactic asidosis, fenilketonuria,

renal tubular asidosis)

• Aminoasidemia 6tirosinemia, hipervalinemia, lisinuria" maple syrup urine! ) • Asidemia organis 6asidemia metilmalonik, asidemia propionik, asidemia

isovalerik)

• 3iperamonemia 6sindroma Reye, defek siklus urea)

• 5ainlain 6intoleransi fruktosa herediter, galaktosemia, kelainan oksidasi asam

lemak, diabetes insipidus, insufisiensi adrenal, hiperkalsemia, hipervitaminosis A)

+. Sti$lsi 0 /eseto/ e/ife/ gst/ointestinlis t$ o&st/$,si t/,t$s gst/ointestinlis t$ ,e0$n2 

• 8aringeal / refleks menelan 6sekret sinusitis, self induced rumination! ) • "sofageal

• 8ungsional / refluks, akhalasia, lainlain, dismotilitas esofageal • #truktural / striktura, cincin, atresia dll.

• 2astrik

9lkus peptikum, infeksi, dismotolitas@gastroparesis

4bstruksi 6ben*oar, stenosis piloris, penyakit granulomatosus kronik)

Pada manusia muntah terdiri dari + aktivitas yang terkait, nausea 6mual), retching dan pengeluaran isi lambung. <1? mengandung reseptor untuk bermacammacam sinyal neuroaktif yang menyebabkan muntah. Reseptor di <1? diaktivasi oleh bahanbahan proemetik di dalam sirkulasi darah atau di cairan serebrospinal 6<#8). Reseptor untuk dopamin titik tangkap kerja dari apomorfin, asetilkolin, vasopresin, enkefalin, angiotensin, insulin, endorfin, substansi P, dan mediatormediator lain #timulator oleh teofilin dapat menghambat aktivitas proemetik dari bahan neuropeptik tersebut.

"feren dari <1? dikirim ke <=<, selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai melalui spangnik vagus eferen. <=< terletak di traktus nukleus solitarius dan di sekitar formasio retikularis medula tepat di ba!ah <1?..0,+

Muntah sebagai respons terhadap iritasi gastrointestinal, radiasi abdomen, dilatasi gastrointestinal adalah kerja dari signal aferen nervus vagus ke pusat muntah yang dipicu oleh pelepasan lokal mediator inflamasi dari mukosa yang rusak, dengan pelepasan sekunder neurotransmiter. "ksitasi paling penting adalah serotonin dari sel enterokromafin mukosa. Pada motion sickness  diketahui bah!a gerakan perubahan arah tubuh yang cepat menyebabkan orang tertentu muntah, signal aferen ke pusat muntah berasal dari

(6)

reseptor di labirin dan impuls ditransmisikan terutama melalui inti vestibular ke dalam serebelum, kemudian ke *ona pencetus kemoreseptor, dan akhirnya ke pusat muntah.+

erbagai rangsangan psikis, termasuk gambaran yang memuakkan, dan faktor psikologi lain dapat menyebabkan muntah melalui jaras kortek serebri dan sistem limbik menuju pusat muntah. #elain itu, gejala gastrointestinal meliputi peristaltik, salivasi, takipnea, takikardi.0,;

1erdapat tiga fase muntah, yaitu fase prodromal 6fase preejeksi), fase ejeksi dengan retching dan muntah dan fase post ejeksi.;,%

a. 8ase preejeksi

8ase ini biasanya berlangsung sebentar, ditandai dengan mual dan dihubungkan dengan peningkatan kadar vasopressin plasma 6A3), kadangkadang kenaikan ini melebihi tingkat vasopressin yang dibutuhkan dalam kerjanya sebagai antidiuretik dan mengganggu aktifitas mioelektrisitas di antrum gaster sehingga terjadi takigastria. A!al dari retching  menyebabkan kontraksi retrograde  yang kuat dimulai dari usus halus bagian ba!ah memba!a isi dari usus halus kembali ke lambung. Pada tahap a!al dari iritasi gastrointestinal atau distensi yang berlebihan, antiperistaltis mulai terjadi, sering beberapa menit sebelum muntah terjadi. Antiperistaltis dapat dimulai sampai sejauh ileum di traktus intestinal, dan gelombang antiperistaltik bergerak mundur, naik ke usus halus dengan kecepatan >+cm@detik$ proses ini dapat mendorong sebagian isi usus kembali ke duodenum, menjadi sangat meregang. Peregangan ini menjadi faktor pencetus yang menimbulkan tindakan muntah yang sebenarnya. #istem saraf otonom teraktivasi sehingga terjadi takikardi, vasokonstriksi dan berkeringat dingin. #istem saraf vagus membuat traktus intestinal bagian atas menjadi relaksasi dan memicu salivasi.

b. 8ase ejeksi

#etching biasanya mendahului muntah. 8ungsi dari retching  masih belum diketahui. Muntah merupakan gabungan dari kontraksi ritmik yang terkoordinasi dari diafragma, otototot interkostalis eksterna dan otot abdomen memeras lambung dan mengeluarkan isi lambung.

Pada saat muntah, kontraksi intrinsik kuat terjadi baik pada duodenum maupun lambung, bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter esophagus bagian ba!ah, sehingga membuat muntahan mulai bergerak ke dalam esophagus. #etelah itu terjadi kerja muntah spesifik yang melibatkan otototot abdomen mengambil alih dan mendorong muntahan ke luar.

(7)

#ekali pusat muntah telah cukup dirangsang dan timbul perilaku muntah, efek yang pertama adalah 60) bernafas dalam, 6>) naiknya tulang lidah dan faring untuk menarik sfingter esofagus bagian atas supaya terbuka, 6+) penutupan glotis, dan 6;) pengangkatan palatum mole untuk menutupi nares posterior. Kemudian datang kontraksi yang kuat ke ba!ah diafragma bersama dengan rangsangan kontraksi semua otot dinding abdomen. Keadaan ini memeras perut di antara diafragma dan otototot abdomen, membentuk suatu tekanan intragastrik sampai ke batas yang tinggi. Akhirnya sfingter esophagus bagian ba!ah berelaksasi secara lengkap, membuat pengeluaran isi lambung ke atas melalui esophagus. adi kerja muntah berasal dari suatu kerja memeras otototot abdomen bersama dengan pembukaan sfingter esophagus secara tibatiba sehingga isi lambung dapat dikeluarkan.

c. 8ase Postejeksi

8ase post ejeksi belum seluruhnya dimengerti, bagaimana fungsi normal tubuh kembali lagi sepenuhnya setelah mengalami muntah dan kapan muntah pertama akan diikuti muntah lainnya lagi.

D. Tn0 0n Ge3l 

Ada beberapa gangguan yang dapat diidentifikasi akibat muntah, yaitu /

0. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai dengan sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran. Muntah kadang menetap setelah pemberian makanan pertama kali.

>. Muntah yang terjadi pada harihari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak secara proyektif, tidak ber!arna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi sebagai akibat dari obstruksi usus halus.

+. Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak ber!arna kehijauan merupakan tanda adanya stenosis pylorus.

;. Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu.

. Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian makanan yang salah atau pada faktor psikososial.

E. Koli,si

0. Komplikasi metabolik /

ehidrasi, alkalosis metabolik, gangguan elektrolit dan asam basa, deplesi kalium, natrium. ehidrasi terjadi sebagai akibat dari hilangnya cairan le!at muntah atau masukan yang kurang oleh karena selalu muntah. Alkalosis sebagai akibat dari hilangnya asam lambung, hal ini diperberat oleh masuknya ion hidrogen ke dalam sel karena defisiensi kalium dan berkurangnya natrium ekstraseluler. Kalium dapat hilang bersama bahan muntahan dan keluar le!at ginjal bersamasama bikarbonat. 7atrium dapat hilang le!at muntah dan urine. Pada keadaan alkalosis yang berat, p3 urine

(8)

dapat B atau %, kadar natrium dan kalium urine tinggi !alaupun terjadi deplesi 7atrium dan Kalium

>. 2agal 1umbuh Kembang

Muntah berulang dan cukup hebat menyebabkan gangguan gi*i karena intake menjadi sangat berkurang dan bila hal ini terjadi cukup lama, maka akan terjadi kegagalan tumbuh kembang.

+. Aspirasi (si 5ambung

Aspirasi bahan muntahan dapat menyebabkan asfiksia. "pisode aspirasi ringan berulang menyebabkan timbulnya infeksi saluran nafas berulang. 3al ini terjadi sebagai konsekuensi 2"R.

;. $allory %eiss syndrome

Merupakan laserasi linier pada mukosa perbatasan esofagus dan lambung. iasanya terjadi pada muntah hebat berlangsung lama. Pada pemeriksaan endoskopi ditemukan kemerahan pada mukosa esofagus bagian ba!ah daerah 5"#. alam  !aktu singkat akan sembuh. ila anemia terjadi karena perdarahan hebat perlu

dilakukan transfusi darah . Peptik esofagitis

Akibat refluks berkepanjangan pada muntah kronik menyebabkan iritasi mukosa esophagus oleh asam lambung.

4. Pee/i,sn Pen$n3ng 0. Pemeriksaan laboratorium

a)arah lengkap

b)"lektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi.

c)9rinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau kelainan saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.

d)Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila dicurigai adanya penyakit metabolik yang ditandai dengan asidosis metabolik berulang yang tidak  jelas penyebabnya.

e)Amonia serum perlu diperiksa pada muntah siklik untuk menyingkirkan kemungkinan defek pada siklus urea.

f) 8aal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa bila dicurigai ke arah penyakit hati.

g)Amilase serum biasanya akan meningkat pada pasien pankreatitis akut. Kadar lipase serum lebih bermanfaat karena kadarnya tetap meninggi selama beberapa hari setelah serangan akut.

h)8eses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritis atau infeksi parasit.

>. 9ltrasonografi

ilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua pertiga bayi akan memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan pemeriksaan barium meal.

(9)

+. 8oto polos abdomen

a)Posisi supine dan left lateral decubitus  digunakan untuk mendeteksi malformasi anatomik kongenital atau adanya obstruksi.

b)2ambaran airfluid levels menandakan adanya obstruksi tetapi tanda ini tidak spesifik karena dapat ditemukan pada gastroenteritis

c)2ambaran udara bebas pada rongga abdomen, biasanya di ba!ah diafragma menandakan adanya perforasi.

;. arium meal

1indakan ini menggunakan kontras yang nonionik, isoosmolar, serta larut air. ilakukan bila curiga adanya kelainan anatomis dan atau keadaan yang menyebabkan obstruksi pada pengeluaran gaster.

. arium enema

9ntuk mendeteksi obstrusi usus bagian ba!ah dan bisa sebagai terapi pada intususepsi.

G. Pentl,snn

Penatalaksanaan a!al pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksi keadaan hipovolemi dan gangguan elektrolit. Pada penyakit gastroenteritis akut dengan muntah, obat rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk mengatasi dehidrasi.

Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan a!alnya adalah dengan tidak memberikan makanan secara peroral serta memasang nasogastic tube yang dihubungkan dengan intermittent suction. Pada keadaan ini memerlukan konsultasi dengan bagian bedah untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Pengobatan muntah ditujukan pada penyebab spesifik muntah yang dapat diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui penyebab yang jelas tidak dianjurkan. ahkan kontraindikasi pada bayi dan anak dengan gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis saluran gastrointestinal yang merupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis 63P#), apendisitis, batu ginjal, obstruksi usus, dan peningkatan tekanan intrakranial. 3anya pada keadaan tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk perjalanan 6 motion sickness), mual dan muntah pasca operasi, kemoterapi kanker, muntah siklik, gastroparesis, dan gangguan motilitas saluran gastrointestinal.

1erapi farmakologis muntah pada bayi dan anak adalah sebagai berikut / 0. Antagonis dopamin

1idak diperlukan pada muntah akut disebabkan infeksi gastrointestinal karena biasanya merupakan self limited . 4batobatan antiemetik biasanya diperlukan pada muntah pasca operasi, mabuk perjalanan, muntah yang disebabkan oleh obatobatan sitotoksik, dan penyakit refluks gastroesofageal. <ontohnya Metoklopramid dengan dosis pada bayi &.0 mg@kg@kali P4 +; kali per hari. Pasca operasi &.> mg@kg per dosis (= +; kali@hari bila perlu. osis maksimal pada bayi &.B mg@kg@hari.

(10)

Akan tetapi obat ini sekarang sudah jarang digunakan karena mempunyai efek ekstrapiramidal seperti reaksi distonia dan diskinetik serta krisis okulonergik.

omperidon adalah obat pilihan yang banyak digunakan sekarang ini karenadapat dikatakan lebih aman. omperidon merupakan derivate ben*imida*olin yang secara invitro merupakan antagonis dopamine. omperidon mencegah refluks esophagus berdasarkan efek peningkatan tonus sfingter esophagus bagian ba!ah.

>. Antagonisme terhadap histamine 6A30)

iphenhydramine dan imenhydrinate 6ramamine) termasuk dalam golongan etanolamin. 2olongan etanolamin memiliki efek antiemetik paling kuat diantara antihistamin 6A30) lainnya. Kedua obat ini bermanfaat untuk mengatasi mabuk perjalanan 6motion sickness) atau kelainan vestibuler. osisnya oral/ 0 0,mg@kg@hari dibagi dalam ;- dosis. (=@(M/  mg@kg@haridibagi dalam ; dosis. +. Proklopera*in dan Klorpromera*in

Merupakan derivate fenotia*in. apat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan oleh rangsangan pada <1?. Mempunyai efek kombinasi antikolinergik dan antihistamin untuk mengatasi muntah akibat obatobatan, radiasi dan gastroenteritis. 3anya boleh digunakan untuk anak diatas > tahun dengan dosis &.;C &.- mg@kg@hari tiap dibagi dalam +; dosis, dosis maksimal berat badan D>&E ;. Antikolinergik

#kopolamine dapat juga memberikan perbaikan pada muntah karena faktor vestibular atau stimulus oleh mediator proemetik. osis yang digunakan adalah &,-mikrogram@kg@ hari dibagi dalam ; dosis dengan dosis maksimal &,+mg per dosis. . 31+ antagonis serotonin

Fang sering digunakan adalah 4ndanasetron. Mekanisme kerjanya diduga dilangsungkan dengan mengantagonisasi reseptor 31 yang terdapat pada <1? di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran cerna. 4ndansentron tidak efektif untuk pengobatan motion sickness. osis mengatasi muntah akibat kemoterapi ;C0% tahun/ &.0 mg@kg (= +& menit senelum kemoterapi diberikan, diulang ; dan % jam setelah dosis pertama diberikan kemudiansetiap %jam untuk 0> hari berikutnya. osis pascaoperasi/ >C0> yr D;&E;& kg/ ; mg (=$ E0> yr/ dosis de!asa% mg P4@kali.

II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Peng,3in Kee/5tn 0. Pengkajian

a) (dentitas / umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan b) Ri!ayat kesehatan

a. Keluhan utama 6keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian)/ mual, muntah.

b. Ri!ayat kesehatan sekarang 6ri!ayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).

(11)

c. Ri!ayat kesehatan yang lalu 6ri!ayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).

d. Ri!ayat kesehatan keluarga 6ri!ayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak).

>. Pemeriksaan fisik

a) 1andatanda vital sign

b) 1andatanda dehidrasi 6turgor kulit, mukosa mulut kering, kelopak mata cekung, produksi urine berkurang).

c) 1anda tanda shock d) Penurunan berat badan +. Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium / analisis urine dan darah b) 8oto polos abdomen meupun dengan kontras

c) 9#2

d) Pyelografi intravena@ sistrogram

e) "ndoskopi dengan biopsy@ monitoring P3 esophagus B. Dignos Kee/5tn

a. efisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi

c. 7ausea berhubungan dengan iritasi gastric

d. ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia

e. resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolic f. cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

-. Ren6n Kee/5tn N

o

Dignos Kee/5tn T$3$n 0n ,/ite/i )sil 7NO-8

Inte/9ensi 7NI-8 0. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi

atasan karakteristik /

  >&' atau lebih diba!ah normal

#etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama GH >;  jam, status nutrisi pasien seimbang dengan kriteria hasil /

 Mempertahankan  atau pertambahan

 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

 1idak ada tanda tanda

Monito/ n$t/isi /

 Kaji adanya alergi makanan

 Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake 8e

 Ketahui makanan kesukaan klien

 Kolaborasi dengan ahli gi*i untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

(12)

 ilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RA 6Recommended aily Allo!ance)

 Membrane mukosa dan konjungtiva pucat

 Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan@ mengunyah

 5uka, inflamasi pada rongga mulut

 Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan

 ilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan  ilaporkan adanya perubahan sensasi rasa  Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah  Kehilangan  dengan makanan cukup  Keengganan untuk makan

 Kram pada abdomen

 1onus otot jelek

 7yeri abdominal dengan atau tanpa patologi

 Kurang berminat terhadap makanan

 Pembuluh darah kapiler mulai rapuh

 iare atau steatorrhea

malnutrisi

  1idak terjadi penurunan  yang berarti

meningkatkan protein dan vitamin <

 erikan substansi gula

 Fakinkan diiit yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

 erikan makanan yang terpilih 6sudah dikonsulkan dengan ahli gi*i)

 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian

 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

 erikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

N$t/ition onito/ing

  pasien dalam batas normal

 Monitor adanya penurunan 

 Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

 Monitor lingkungan selama makan

 ad!alkan pengobatan dan tindakan tidak selama makan

 Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

 Monitor turgor kulit

 Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

 Monitor mual dan muntah

 Monitor kadar albumin, total protein, 3b, da kadar 3t.

 Monitor pertumbuhan dan perkembangan

 Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtia

(13)

 Kehilangan rambut yang cukup banyak 6rontok)

 #uara usus hiperaktif

 Kurangnya informasi, missinformasi

 <atat adanya edema, iperemik, hipertonik, papilla lidah dan cavitas oral

 <atat jika lidah ber!arana magenta, scarlet.

>. efisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif atasan karakteristik /  Kelemahan  3aus  Penurunan turgor kulit@ lidah  Membran mukosa@ kulit kering  Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume@ tekanan nadi  Pengisian vena menurun  Konsentrasi urine meningkat  1emperature tubuh meningkat  3ematokrit meninggi  Kehilangan berat badan seketika  8actor yang berhubungan / • Kehilangan volume cairan secara aktif • Kegagalan mekanisme pengaturan

#etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama GI>; am, pasien tidak mengalami kekurangan volume cairan 6fluid balance dan

nutritional status / food and fluid intake) dengan kriteria hasil /

 Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan ,  urine normal, 31 normal

 1ekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

 1idak ada tanda tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.

8luid and nutrition management/

 Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

 Monitor status dehidrasi 6 kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)

 Monitor vital sign

 Monitor asupan makanan@ cairan dan hitung intake kalori harian

 Kolaborasi pemberian cairan (=

 Monitor status nutrisi

 erikan cairan (= pada suhu ruangan

 orong masukan oral

 erikan penggantian nesogastrik sesuai output

 orong keluarga untuk membantu pasien makan

 Anjurkan pasien banyak minum kurang lebih B% gelas belimbing perhari

 Kolaborasi dokter jika tadapat cairan berlebih muncul memburuk

 Atur kemungkinan transfuse

 Persiapan untuk transfusi

(14)

dengan iritasi gastrik kepera!atan selama GH >;  jam, fluid balance dengan

riteria /

 Keseimbangan asupan dan keluaran dalam >; jam

 erat badan stabil

 1idak terdapat cekung mata

 Rasa haus yang tidak normal tidak ada

 3idrasi kulit tidak terganggu

 Membrane mukosa lembab

 "lektrolit serum dalam batas normal

   urine dalam batas normal

 Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

 Monitor status dehidrasi6 kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)

 Monitor vital sign

 Monitor aupan makanan@ cairan dan hitung intake kalori harian

 5akukan terapi (=

 Monitor status nutrisi

 erikan cairan

 erikan cairan (= pada suhu ruangan

 orong masukan oral

 erikab penggantian nesogastrik sesuai output

 orong keluarga untuk membantu pasien makan

 Kolaborasi dokter jika tabda cairan berlebih muncul memburuk

 Atur kemungkinan transfuse ; Ketidakefektifan perfusi

 jaringan berhubungan dengan hipovolemia

#etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama G.I >;  jam, pasien menunjukan keefektifan perfusi jaringan dengan criteria hasil /

 Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan / tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan, tidak ada ortostatikhipertensi, tidak ada tandatanda peningkatan tekanan intracranial 6tidak lebih dari 0 mm3g)

 Mendemonstrasikan

kemampuan kognitif yang

Manajemen sensasi perifer

Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas@dingin@tumpul

Monitor adanya paretese

(nstruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi

2unakan sarung tangan untuk proteksi

atasi gerakan pada kepala, leher dan punggung

Monitor kemampuan A

Kolaborasi pemberian analgetik

Monitor adanya tromboplebitis

iskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

(15)

ditandai dengan / berkomunikasi dengan  jelas dan sesuai dengan kemampuan, menunjukan perhatian, konsentrasi dan orientasi$ memproses informasi$ membuat keputusan dengan benar

 Menunjukan fungsi sensori motory cranial yang utuh / tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakangerakan involunter  Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolic

#etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama G.I >;  jam, pasien menunjukan

integritas kulit yang baik

 <irculation status

 1issue Prefusion / cerebral K/ite/i Hsil %

Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan /

 1ekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkan

 1idak ada ortostatikhipertensi

 1idak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial 6tidak lebih dari 0 mm3g)

 Mendemonstrasikan

kemampuan kognitif yang ditandai dengan/

 berkomunikasi dengan  jelas dan sesuai dengan

kemampuan

 menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi

 memproses informasi

NI- %

Pe/i)e/l Senstion Mngeent 7Mn3een senssi e/ife/8

 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas@dingin@tajam@tumpul

 Monitor adanya paretese

 (nstruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi

 2unakan sarun tangan untuk proteksi

 atasi gerakan pada kepala, leher dan punggung

 Monitor kemampuan A

 Kolaborasi pemberian analgetik

 Monitor adanya tromboplebitis

 iskusikan menganai penyebab perubahan sensasi

(16)

 membuat keputusan dengan benar

 Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh / tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunter - Resiko kerusakan

integritas kulit b@d gangguan status metabolic

efinisi / Perubahan pada epidermis dan dermis atasan karakteristik /

 2angguan pada bagian tubuh

 Kerusakan lapisa kulit 6dermis)  2angguan permukaan kulit 6epidermis)  8aktor yang berhubungan /  "ksternal /  3ipertermia atau hipotermia  #ubstansi kimia  Kelembaban udara  8aktor mekanik 6misalnya / alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint)

 (mmobilitas fisik

 Radiasi

 9sia yang ekstrim

 Kelembaban kulit

 4batobatan

 (nternal /

 Perubahan status metabolik

#etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama G. I >;  jam, pasien tidak menunjukan

kerusakan integritas kulit

NO- / 1issue (ntegrity / #kin and Mucous Membranes

K/ite/i Hsil %

 (ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan 6sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

 1idak ada luka@lesi pada kulit

 Perfusi jaringan baik

 Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang

 Mampu melindungi kulit dan mempertahankan

kelembaban kulit dan pera!atan alami

NI- / P/ess$/e Mngeent

 Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

 3indari kerutan padaa tempat tidur

 aga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

 Mobilisasi pasien 6ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

 Monitor kulit akan adanya kemerahan

 4leskan lotion atau minyak@baby oil pada derah yang tertekan

 Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

 Monitor status nutrisi pasien

 Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

(17)

 1ulang menonjol  efisit imunologi  8aktor yang berhubungan dengan perkembangan  Perubahan sensasi  Perubahan status nutrisi 6obesitas, kekurusan)  Perubahan status cairan  Perubahan pigmentasi  Perubahan sirkulasi  Perubahan turgor 6elastisitas kulit) D. Ileentsi Kee/5tn

Pelaksanaan tindakan atau implementasi adalah pemberian tindakan kepera!atan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan rencan tindakan yang telah disusun setiap tindakan kepera!atan yang dilakukan dan dicatat dalam pencatatan kepera!atan agar tindakan kepera!atan terhadap klien berlanjut. Prinsip dalam melaksanakan tindakan kepera!atan yaitu cara pendekatan kepada klien efektif, teknik komunikasi terapi serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada klien.

alam melakukan tindakan kepera!atan menggunakan tiga tahap yaitu independen, dependen, interdependen. 1indakan kepera!atan secara independen adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pera!at tanpa petunjuk dan perintah dokter atau tenaga kesehatan lainnya, dependen adalah tindakan yang sehubungan dengan tindakan pelaksanaan rencana tindakan medis dan interdependen adalah tindakan keper!atan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gi*i dan dokter, keterampilan yang harus pera!at punya dalam melaksanakan tindakan kepera!atan yaitu kongnitif dan sifat psikomotor.

E. E9l$si Kee/5tn

"valuasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses kepera!atan yang menandakan seberapa jauh diagnosa kepera!atan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah yang baru. "valuasi dilakukan yaituevaluasi proses dan evaluasi hasil.

(18)

"valuasi proses adalah yang dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. #edangkan, evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan kepera!atan secara keseluruhan sesuai dengan !aktu yang ada pada tujuan.

4. Dis6)/ge Plnning

0. 3indari makan makanan yang kotor dan tidak sehat >. aga pola makan agar teratur

+. Atasi kondisi C kondisi yang dapat menyebabkan muntah ;. aga kebersihan pribadi dan lingkungan sekitar

. (stirahat yang cukup

III. DA4TAR PUSTAKA

Putra, eddy #atriya. Muntah pada anak. i sunting dan di terbitkan Klinik r. RockyJ. agian (lmu Kesehatan Anak R#9 Arifin Achmad@ 8K97R(. Pekanbaru. iakses dari http/@@!!!.dr rocky.com. 5ast update #aturday, >% March >&& 0/0;

#uraatmaja, #udaryat. >&&. Muntah pada bayi dan anak dalam kapita selekta gastroenterologi anak. <=. #agung #eto. akarta.

#udarmo, #ubijanto Marto. >&&. Penatalaksanaan muntah pada bayi dan anak. ivisi 2astroenterologi 5aboratotrium (lmu Kesehatan Anak R#9 r. #oetomo@8K 9nair. iakses dari http/@@!!!.pediatrik.com@buletin@>&&-&>>&h!&gpybuletin.pdf

2uyton and 3all, 0-. 1eHtbook of medical physiology. th "d. L.  #aunders <ompany.

Philadelphia.

8irmansyah, Agus. 00. 2ejala gangguan saluran cerna dalam buku ajar ilmu kesehatan anak A. 3 Markum.ilid (. 2aya aru. akarta$ hal/ ;&%;&.

<harles A. Pohl, 5eonard 2.2omella, series editor. Pediatrics on call. 5ange medical book@Mc2ra!3ill. >&&-/;+

(19)

5indley, Keith , Andre!s, Paul 5. Pathogenesis and treatment of cyclical vomiting. ournal of Pediatric 2astroenterology and 7utrition serial onlineN >&& #eptember. Philadelphia.. Available from 9R5 / !!!.jpgn.org

#cruggs, Karen and ohnson, Michael. >&&;. Persistent vomiting in pediatric treatment guidelines. <urrent <linical #trategies. 9#A$ p / 0>0++

Keshav, #atish. >&&;. 7ausea and vomiting in the gastrointestinal system at a glance. lack!ell #cience 5td. Australia$ p/ ->-+

ehrman R", 0%. Major symptoms and signs of digestive tract disorders in nelson essentials of pediatrics, +rd ed. L #aunders. Philadelphia$

#ch!ar*, #teven M. 2astroesophageal refluks. serial onlineN >&&%, anuary 0%th. Philadelphia.

Referensi

Dokumen terkait