• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASET BIOLOGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASET BIOLOGIS"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

EKA HESTY SUGIANINGTYAS

JURUSAN AKUNTANSI

ANALISIS JURNAL 1

Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan

dalam Pelaporan Aset Biologis (Studi Kasus pada

Koperasi “M”)

- Esti Laras Aruming Tyas dan Nurul Fachriyah, SE.,

MSA., Ak”

(2)

1. Topik

“Perlakuan Akuntansi pada Aset Biologis”

2. Judul

“Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan dalam Pelaporan Aset Biologis

(Studi Kasus pada Koperasi “M”)”

3. Jenis Penelitian

a. Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena penelitian ini dilakukan dengan maksud peneliti ingin memberikan beberapa poin usulan pelaporan aset biologis seperti yang diajukan oleh peneliti agar penerapan SAK ETAP bisa dilaksanakan dengan baik dan mampu menambah kualitas laporan keuangan Koperasi “M”.

b. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus ditunjukkan dengan penelitian ini difokuskan pada evaluasi terhadap aktivitas pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atau pelaporan atas kelompok akun aset biologis yang dimiliki oleh Koperasi “M”.

4. Ringkasan Literatur Review

Laporan keuangan yang disajikan oleh setiap perusahaan merupakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Pengukuran, pengakuan, dan penyajian terhadap aset biologis pada bisnis perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis juga harus menggunakan metode akuntansi yang tepat agar entitas bisa menentukan nilai dari semua kelompok aset biologisnya dengan wajar.

Indonesia pun saat ini sudah mulai melakukan konvergensi atas aturan yang ada dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan International Financial Accounting

Standards (IFRS). Salah satu contoh penelitian aset biologis adalah mengenai perlakuan

akuntansi untuk aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara XIV di Makasar dan membandingkan perlakuan akuntansi yang ada dengan IAS 41 (Ridwan, 2011). Hasil penelitian Ridwan ini menunjukkan bahwa entitas terkait mengakui aset biologis yang dimilikinya dalam dua kelompok akun yaitu tanaman belum menghasilkan dan tanaman telah menghasilkan. Dalam artikel yang ditulis oleh Sari dan Martini (2011) mengenai

(3)

Perkebunan, disebutkan bahwa industri perkebunan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan sektor industri lain, yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan transformasi biologis atas tanaman untuk menghasilkan produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut.

5. Hipotesis – Deduktif a. Pengamatan

Peneliti merasakan adanya Koperasi “M” belum melakukan kajian yang menyeluruh mengenai pedoman akuntansi lain yang bisa lebih detail membahas mengenai perlakuan akuntansi aset biologis tersebut.

b. Pengumpulan Informasi Awal

Peneliti mencari informasi secara mendalam dengan wawancara tidak terstruktur mengenai pedoman akuntansi yang digunakan oleh Koperasi “M” terhadap aset biologis berupa perkebunan kelapa sawit yang dimiliki.

c. Perumusan Teori

Peneliti menggabungkan pedoman-pedoman yang sesuai dengan standar akuntansi untuk industri perkebunan pada Koperasi “M” secara logis.

d. Penyusunan Hipotesis

Dari teori yang ditemukan, peneliti mencoba menentukan hipotesis yaitu Koperasi “M” menerapkan SAK ETAP sebagai pedoman akuntansi dalam menyusun laporan keuangannya. Dengan demikian, apa yang tercantum di SAK ETAP juga digunakan oleh koperasi ini untuk melaporkan aset biologisnya berupa kebun kelapa sawit, meskipun pada SAK ETAP hal ini tidak secara rinci dijelaskan.

e. Pengumpulan Data Ilmiah

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti menggunakan kepustakaan, wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

f. Analisis Data

Peneliti menganalisis data secara analisis kualitatif. Analisis ini dilakukan dalam bentuk uraian atas data kualitatif dan data kuantitatif yang dikaitkan dengan data

(4)

lainnya mengenai data keuangan aset biologis entitas Koperasi “M”, pencatatan terkait aset biologis ini dan membandingkan kesesuaian pencatatan ini dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku bagi perusahaan perkebunan di Indonesia.

g. Deduksi

Berdasarkan hasil penelitian yang ada, peneliti mendeduksi atau menyimpulkan bahwa penerapan SAK ETAP dalam pelaporan akuntansi aset biologis yang telah dilakukan oleh Koperasi “M” belum sepenuhnya dilakukan dengan sesuai.

6. Variabel

• Variabel terikat yang terdapat dalam penelitian ini yaitu perlakuan akuntasi aset biologis (tanaman).

• Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini yaitu aktivitas pengakuan, pengukuran, dan pelaporan khusus pada aset biologis yang dimiliki Koperasi “M”. 7. Tujuan Studi

Tujuan studi pada penelitian ini adalah studi deskriptif, ditunjukkan dengan peneliti ingin mengetahui gambaran perlakuan akuntansi aset biologis Koperasi “M” sudah sesuai dengan SAK atau belum.

8. Jenis Investigasi

Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional, dikarenakan peneliti ingin mengetahui kesesuaian informasi antara laporan keuangan yang disajikan oleh Koperasi “M” dengan pedoman yang ada pada standart laporan keuangan yang berlaku.

9. Tingkat Intervensi

Tingkat intervensi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu intervensi minimal, karena peneliti hanya melakukan observasi terkait proses pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas aset biologis pada laporan keuangan Koperasi “M” tersebut.

10. Situasi Studi

Situasi studi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu tidak diatur, karena kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini berproses secara normal.

(5)

EKA HESTY SUGIANINGTYAS

JURUSAN AKUNTANSI

ANALISIS JURNAL 2

“Analisis Perbandingan Perlakuan Akuntansi Aset

Biologis pada Industri Perkebunan (Studi Kasus

pada PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya

Nusantara Tbk) - Dian Martha Nurrul Amanah dan

Riska Fitriasari, SE., MSA., Ak”

11. Unit Analisis

Unit analisis yang terjadi pada penelitian ini merujuk pada unit analisis industri, ditunjukkan dengan peneliti menggabungkan semua sub unit yang didapat dari Koperasi “M”. Koperasi ini mengukur biaya perolehan kelapa sawit dengan cara menjumlahkan semua total biaya mulai dari pengeringan lahan (drainage), pembersihan lahan (weeding), pembelian bibit, pembelian obat hama dan pestisida (pest and diseases), pemupukan (manuring) yang dilakukan hingga tanaman bisa menghasilkan buah sawit yang akan dipanen.

12. Horizon Waktu

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional karena data yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi aset biologis diambil atau dikumpulkan dalam sekali (mungkin data laporan keuangan tahun 2012 saja) pada Koperasi “M”.

(6)

1. Topik

“Perlakuan Akuntansi pada Aset Biologis”

2. Judul

“Analisis Perbandingan Perlakuan Akuntansi Aset Biologis pada Industri Perkebunan (Studi Kasus pada PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk)”

3. Jenis Penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian dasar, ditunjukkan dengan peneliti ingin meneliti perlakuan akuntansi terhadap aset biologis pada entitas perkebunan yang sudah mulai mengaplikasikan IAS 41 Agriculture atau sudah mendekati nilai-nilai yang diperintahkan dalam IAS 41 Agriculture.

2. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, ditunjukkan dengan peneliti ingin meneliti perlakuan akuntansi aset biologis pada PT Sampoerna Agro Tbk yang kemudian dibandingkan dengan entitas sejenis untuk melihat variasi dalam pelaporan akuntansi aset biologis. Sebagai entitas, PT Dharma Satya Nusantara Tbk dipilih

(7)

berdasarkan kemiripan nilai aset biologis dan kinerja perusahaan yang tidak jauh berbeda.

4. Ringkasan Literatur Review

Agrikultur menjadi salah satu kunci utama dalam roda perekonomian rakyat di Indonesia. Sebagai salah satu pengembangan dari sektor agrikultur, industri perkebunan, khususnya kelapa sawit memiliki grafik pertumbuhan yang baik dan masa depan yang menguntungkan. Seperti yang ungkapkan oleh Dradjat (2007: 6), mulai tahun 1980 hingga 2005 ekspor minyak sawit nasional terus meningkat sebesar 12,9 persen pertahun. Syahza (2014, 1-2) membuktikan bahwa industri perkebunan khususnya kelapa sawit telah memberikan perubahan ekonomi yang signifikan bagi daerah Riau. Latar belakang pendidikan yang masih kurang, menyebabkan masyarakat biasa kurang mampu untuk beradaptasi dan menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia ekonomi. Untuk itu manajemen yang baik sangat perlu untuk membantu pergerakan dan perkembangan dari perekonomian rakyat ini. Argilés dan Slof (2000: 27), giving a man a

fish will feed him for one day, while giving him a cane will allow him to feed himself

every day. Yang berarti bahwa, jika memberikan subsidi bagi petani hanya akan

melindunginya dari kerugian, namun memberinya alat manajemen (salah satunya adalah standar akuntansi) akan memberikan kelangsungan bisnis baginya.

Salah satu alat menajemen yang umum diketahui adalah laporan keuangan. Saat ini, permintaan publik terhadap informasi laporan keuangan juga semakin tinggi. Dalam menyusun laporan keuangan, metode akuntansi menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Berbeda dengan perusahaan manufaktur pada umumnya, perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur memiliki aset yang berbentuk mahluk hidup (tumbuhan dan hewan). Proses pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas aset yang dikenal dengan nama aset biologis ini juga sangat berbeda dengan aset tetap yang umumnya benda mati. Dibutuhkan pemahaman yang lebih detail, karena aset biologis akan mengalami klasifikasi yang berulang di sepanjang umur ekonomisnya akibat transformasi bentuk aset tersebut. Saat ini banyak entitas usaha agrikultur di Indonesia yang hanya mengacu pada PSAK 16 dan 48 dalam menilai aset biologis yang mereka miliki (Kurniawan, 2012: 3). PSAK 16 dan 48 sendiri tidak secara spesifik mengatur masalah aset biologis, hanya aset secara umum. Kurniawan juga menilai bahwa hal ini dapat menimbulkan distorsi akuntansi yang dampaknya akan membuat laporan keuangan

(8)

menjadi tidak andal. Tang dan Gao (2013: 14), tidak adanya keseragaman dalam standar pelaporan akuntansi biologis akan menimbulkan keberagaman pengungkapan, perusahaan terdaftar yang sejenis tidak dapat diperbandingkan dan menyesatkan pengguna laporan keuangan. Menurut Ridwan (2011: 9), transformasi biologis merupakan proses pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokresai yang disebabkan perubahan kualitatif pada makhluk hidup dan menghasilkan aset baru dalam bentuk produk agrikultur atau aset biologis tambahan pada jenis yang sama.

5. Hipotesis – Deduktif a. Pengamatan

Peneliti merasakan pentingnya menyampaikan informasi akuntansi yang andal dan relevan, peneliti tertarik untuk menganalisis perlakuan akuntansi terhadap aset biologis pada entitas perkebunan yang ada pada dua perusahaan yang bergerak di bidang industri perkebunan (PT Sampoerna Agro dan PT Dharma Satya Nusantara). b. Pengumpulan Informasi Awal

Peneliti mencari informasi-informasi mengenai perlakuan akuntansi terhadap aset biologis yang terjadi pada dua perusahaan (PT Sampoerna Agro dan PT Dharma Satya Nusantara) dan membandingkannya.

c. Perumusan Teori

Peneliti menggunakan perumusan teori yang berhubungan dengan perlakuan akuntansi pada aset biologis secara logis agar dapat dikaitkan dengan penelitian pada dua perusahaan (PT Sampoerna Agro dan PT Dharma Satya Nusantara) tersebut. d. Penyusunan Hipotesis

Peneliti melakukan hipotesis bahwa PT Sampoerna Agro dan PT Dharma Satya Nusantara kemudian dianalisis untuk menghasilkan gambaran variasi yang muncul dalam pelaporan aset. Serta sebagai tambahan, peneliti memberikan pandangan berdasarkan IAS 41 Agriculture terhadap perlakuan akuntansi aset biologis pada kedua perusahaan.

(9)

Pada penelitian ini tidak ada penjelasan secara mendetaik mengenai cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. Menurut saya, peneliti melakukan wawancara pada kedua perusahaan tersebut.

f. Analisis Data

Penilitian ini bersifat deskriptif kualitatif dikarenakan peneliti ingin memberikan gambaran awal mengenai pengukuran, pengakuan, dan pengungkapan aset biologis pada laporan keuangan PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk dan peneliti membuat tabel perbandingan perlakuan akuntansi aset biologis pada kedua perusahaan.

g. Deduksi

Berdasarkan hasil penelitian yang ada, peneliti mendeduksi atau menyimpulkan bahwa antara PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara, keduanya memiliki ruang lingkup pelaporan aset bilogis yang hampir sama. Kedua perusahaan juga sama-sama mendeskripsikan aset biologisnya dalam tanaman perkebunan dan hutan tanaman industri. Dalam pengakuan dan pengukuran aset biologisnya, memiliki pengukuran usia tanaman yang berbeda dan memperngaruhi nilai dari aset tersebut. Sedangkan untuk pengakuan nilai wajarnya, kedua perudahaan sama-sama belum menggunakan fair value dalam mengukur nilai aset biologisnya.

6. Variabel

• Variabel terikat yang terdapat dalam penelitian ini yaitu

• Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini yaitu

7. Tujuan Studi

Tujuan studi pada penelitian ini adalah studi deskriptif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai pengukuran, pengakuan, dan pengungkapan aset biologis pada laporan keuangan PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk yang menjadi objek penilitian.

8. Jenis Investigasi

Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional, karena peneliti ingin mengetahui perbandingan perlakuan akuntansi aset biologis Antara PT

(10)

EKA HESTY SUGIANINGTYAS

JURUSAN AKUNTANSI

ANALISIS JURNAL 3

“Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis

Dalam Penilaian Aset Biologis Pada Perusahaan

Agrikultur: Tinjauan Kritis Rencana Adopsi IAS 41

- Saur Maruli dan Aria Farah Mita”

Sampoerna Agro dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk terhadap kaitannya dengan standart laporan keuangan yang berlaku, dalam hal ini IAS 41.

9. Tingkat Intervensi

Tingkat intervensi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu intervensi minimal, karena peneliti tidak terlibat dalam penyusunan laporan keuangan kedua perusahaan ini melainkan hanya mengamati bagaimana pengukuran, pencatatan, dan penyusunan aset biologis pada laporan keuangan.

10. Situasi Studi

Situasi studi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu tidak diatur, peneliti ingin mengetahui perlakuan akuntansi aset biologis antara PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk.

11. Unit Analisis

Unit analisis yang terjadi pada penelitian ini merujuk pada unit analisis industri, karena untuk meneliti perlakuan akuntansi aset biologis antara PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk, peneliti menggunakan data laporan keuangan yang disusun oleh kedua perusahaan.

12. Horizon Waktu

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional di mana data yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi aset biologis diambil atau dikumpulkan dalam sekali pada kedua perusahaan (PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk).

(11)

1. Topik

(12)

2. Judul

“Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis Dalam Penilaian Aset Biologis Pada Perusahaan Agrikultur: Tinjauan KritisRencana Adopsi IAS 41”

3. Jenis Penelitian

a. Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena penelitian ini dimaksudkan sebagai analisis pendahuluan mengenai kemungkinan dampak penerapan PSAK yang mengadopsi IAS 41 pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur dan DSAK masih dalam proses untuk mengadopsi IAS 41 ini.

b. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan karena pada penelitian ini tidak ada perusahaan yang ditunjuk sebagai objek penelitian dan pada penelitian ini menyediakan bukti empiris pengukuran aset biologis menggunakan nilai wajar dalam ruang lingkup industri agrikultur, dengan menggunakan sampel perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan nilai wajar dan nilai historis dalam perhitungan aset biologis.

4. Ringkasan Literatur Review

Di Indonesia, hal ini dirasakan ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melansir rencana konvergensi akuntansi internasional, sehingga diperlukan revisi menyeluruh terhadap PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) sesuai dengan IFRS (International Financial Reporting Standards). IAS (International Accounting Standard) No. 41 membawa perdebatan-perdebatan ini ke dalam ruang lingkup akuntansi agrikultur. Banyak pihak yang bersikap kritis terhadap persyaratan penerapan nilai wajar terhadap aset biologis dan perubahan nilainya yang harus diakui dalam laporan laba rugi perusahaan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Argiles et al. (2009) di Spanyol. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk melihat adanya perbedaan yang nyata pada nilai-nilai komponen aset, pendapatan, earnings, ROA dan

Income Smoothing Index (ISI) pada kelompok perusahaan agrikultur yang menggunakan

pendekatan nilai wajar dan nilai historis dalam menilai aset biologis. Penelitian Argiles et al. (2009) tersebut juga mencoba memperlihatkan adanya pengaruh antara penggunaan metode penilaian aset biologis terhadap volatilitas earnings perusahaan-perusahaan agrikultur. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

(13)

nyata pada nilai aset, pendapatan, earnings, ROA dan Income Smoothing Index (ISI) di antara kedua kelompok sampel perusahaan yang menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menilai aset biologis. Charles Elad (2004) menyatakan bahwa IAS 41 dinilai kontroversial karena menampilkan perbedaan yang paling radikal dan menyeluruh dari akuntansi nilai historis, sehingga menimbulkan masalah-masalah teori dan praktek. Watts (2003) menyatakan bahwa pengukuran dengan menggunakan nilai wajar merupakan subyek manipulasi, oleh karena itu merupakan alat ukur yang lemah terhadap penilaian dan kinerja dibandingkan dengan penggunaan nilai historis. Dia menyatakan bahwa setiap usaha untuk melarang konservatisme akuntansi pasti akan gagal dan akuntansi tidak dapat bersaing dengan pasar dalam menilai suatu perusahaan (Watt, 2006). Danbolt & Rees (2008) menemukan bahwa penggunaan nilai wajar secara konsisten lebih relevan dibandingkan nilai historis, mereka juga menemukan bukti yang konsisten terhadap manipulasi pendapatan di dalam penerapan nilai wajar. Mereka menggunakan Industri

British Real Estate dan Investment Fund.

Penttinen et al. (2004) menyatakan bahwa penerapan nilai wajar akan menyebabkan fluktuasi yang tidak realistis pada laba bersih perusahaan-perusahaan kehutanan. Sementara Herbohn & Herbohn serta Dowling & Godfrey (2001) menekankan adanya peningkatan volatilitas, manipulasi dan subyektifitas dari pendapatan yang dilaporkan berdasarkan nilai wajar. Herbohn & Herbohn (2006) menghitung koefisien varian dari laba serta keuntungan dan kerugian dari aset-aset kayu atas delapan perusahaan publik dan lima perusahaan pemerintah. Plantin dan Sapra (2008) menyimpulkan bahwa, ketika terdapat ketidaksempurnaan di pasar, maka munculnya volatilitas tambahan sebagai konsekuensi menggunakan pengukuran nilai wajar akan membahayakan.

5. Hipotesis – Deduktif a. Pengamatan

Peneliti merasakan perubahan yang terjadi dalam standart akuntansi yang berlaku saat ini dengan menggunakan nilai wajar, dan hal ini berlaku juga untuk perlakuan akuntansi aset tetap. Di Indonesia, konvergensi IAS 41 masih dalam proses untuk mengadopsi secara keseluruhan ke dalam PSAK.

(14)

Pada penelitian ini, peneliti lebih mengandalkan penelitian-penelitian terdahulu terbukti dengan banyaknya nama peneliti yang membahas tentang nilai wajar dan nilai historis yang membuat banyak perdebatan terjadi.

c. Perumusan Teori

Penelitian ini dalam perumusan teori mencoba untuk menggabungkan semua informasi yang logis terhadap nilai wajar dan nilai historis yang akan digunakan dalam perlakuan aset biologis berdasarkan IAS 41.

d. Penyusunan Hipotesis

Dari perumusan teori, peneliti menyusun hipotesis berdasarkan penelitian terdahulu. Adapun hipotesisnya yaitu :

H1: Terdapat perbedaan yang nyata pada nilai total dan volatilitas aset, pendapatan,

dan laba di antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

H2: Kelompok perusahaan yang menerapkan pendekatan nilai wajar cenderung

memiliki Income Smoothing Index (ISI) yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok perusahaan yang menggunakan pendekatan nilai historis.

H3: Penilaian menggunakan pendekatan nilai wajar mempunyai pengaruh yang lebih

besar terhadap volatilitas earnings dibandingkan dengan penilaian menggunakan pendekatan nilai historis.

e. Pengumpulan Data

Pengumpulan data lebih lanjut terhadap penelitian ini yaitu data sekunder dari

Indonesia Capital Market Directory (ICMD) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

minimal empat tahun berturut-turut dalam rentang waktu tahun 2001 sampai dengan 2009. Selain itu, pengumpulan data sampel juga didapatkan dari Database Osiris minimal empat tahun berturu-berturut sejak tahun 2001 sampai dengan 2009.

f. Analisis Data

Analisis data penelitian ini menggunakan variabel-variabel untuk pengujian analisis deskriptif dan variabel-variabel untuk pengujian analisis regresi. Untuk Menguji hipotesis 1 dan 2, digunakan metode analisis deskriptif dengan melakukan

(15)

uji beda / ANOVA terhadap komponen-komponen yang disajikan pada hasil analisis deskriptif. Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji adanya perbedaan yang dianggap cukup signifikan di antara kelompok-kelompok entitas yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis dalam menilai aset biologis mereka, dengan menggunakan tingkat keyakinan (level of significant) tertentu di dalam pengujian statistik.

Untuk menguji hipotesis 3, digunakan model pengujian analisis regresi dengan dua model statistik regresi, sebagai berikut:

Model 1 STDEi = β0 + β1. DFVi. + β2. STDCFOi + β3. AVINFi +

ε

i (1)

Model 2 STDEi = β0 + β1. DFVi + β2. STDrevenuei + β3. AVINFi +

ε

i (2) g. Deduksi

Hasil uji menunjukkan penelitian ini menolak semua hipotesis yang diajukan. Dengan kata lain, penelitian ini tidak sejalan atau tidak konsisten dengan penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa penerapan nilai wajar menyebabkan peningkatan volatilitas laba dan praktek perataan laba, namun secara keseluruhan hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Argiles et al. (2009) yang merupakan dasar replikasi dari penelitian ini.

6. Variabel

• Variabel terikat yang terdapat dalam penelitian ini yaitu penilaian aset biologis pada perusahaan yang bergerak pada bidang agrikultur.

• Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini yaitu konvergensi IFRS yang dilakukan pada IAS 41 terhadap aset biologis dengan diketahui total aset, total pendapatan, total laba, ROA, ISI, Standart Deviasi, dan beberapa variabel yang digunakan untuk menguji regresi.

7. Tujuan Studi

Tujuan studi pada penelitian ini adalah studi deskriptif yang pembahasannya mencakup perbandingan pada komponen-komponen aset, pendapatan dan laba masing-masing, meliputi nilai absolut dan nilai standar deviasinya. Selain itu, penelitan ini juga membandingkan perhitungan income smoothing index (ISI) di antara kelompok-kelompok

(16)

tersebut. Setelah memberikan penjelasan deskriptif, penelitian ini mencoba melihat adanya pengaruh penggunaan pendekatan nilai wajar terhadap volatilitas laba dengan menggunakan persamaan regresi.

8. Jenis Investigasi

Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional, karena peneliti ingin menemukan variabel penting yang berkaitan dengan penerapan IAS 41 terhadap aset biologis perusahaan dengan menganalisis penggunaan nilai wajar dan nilai historis. Variabel itu seperti total aset dan volatilitas aset serta komponen-komponen lainnya seperti pendapatan, earnings dan IncomeSmoothing Index (ISI).

9. Tingkat Intervensi

Tingkat intervensi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu intervensi minimal, karena peneliti hanya menggunakan data-data yang diperoleh dan mengolahnya untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil yang didapat.

10. Situasi Studi

Situasi studi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu tidak diatur, karena dalam menemukan variabel penting yang akan mempengaruhi perlakuan akuntansi aset biologis dengan menggunakan nilai wajar atau nilai historis dilakukan dengan normal.

11. Unit Analisis

Unit analisis yang terjadi pada penelitian ini merujuk pada unit analisis industri, karena penelitian ini dalam menyatukan tingkat kesatuan data selama tahap analisis menggunakan data-data dari perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur.

12. Horizon Waktu

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional, karena dapat dilakukan hanya sekali waktu saja dan dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan dan wawancara yang dilakukan.

(17)

EKA HESTY SUGIANINGTYAS

JURUSAN AKUNTANSI

ANALISIS JURNAL 4

“Recognition Of The Biological Assets According To

(18)

1. Topik

“Perlakuan Akuntansi pada Aset Biologis”

2. Judul

“Recognition Of The Biological Assets According ToThe Ias-41- Agriculture”

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena dalam penelitian ini membahas tentang pengakuan aset biologis yang dimiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur terhadap IAS 41. Metode pengukuran atas manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan akan dihasilkan oleh aset biologis, memiliki relevansi lebih, keandalan, komparatif dan kejelasan atas biaya historis, dan untuk alasan ini menerangkan bahwa kita menemukan aset biologis lebih di pasar aktif dengan pasar harga bersih.

(19)

4. Ringkasan Literatur Review

Literatur review yang digunakan dalam penelitian ini lebih pada penggunaan teori-teori yang membahas tentang pengungkapan akuntansi aset biologis yag sesuai dengan IAS 41.

The International Accounting Standard IAS 41–Agriculture does not treat problems of agricultural lands and intangible agricultural assets, because these issues are presented in IAS 16 standard (or IAS 40), respectively IAS 38. IAS 41 does not contain specific information related to how often one should evaluate biological assets, deducing that the evaluation must be conducted on each closing date, because there are no existent regulations to stipulate a less frequent evaluation of biological assets.

The harvest is the detachment of produce form the biological asset, or ceasing the vital processes of a biological asset. The harvested agricultural produce must be evaluated and accounted on basis of the results, at its fair values, minus sale costs during harvest. According to IAS 2 – Inventories, this estimation leads to the input cost for the harvest estimation.

5. Tujuan Studi

Tujuan studi pada penelitian ini adalah studi deskriptif, karena dalam penelitian lebih menjelaskan tentang langkah-langkah penggunaan nilai wajar dalam akuntansi aset biologis berdasarkan IAS 41.

6. Jenis Investigasi

Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional, dikarenakan penelitian ini menguhubungkan penggunaan nilai wajar dalam aset biologis terhadap ekspektasi pasar sejauh manfaat ekonomi masa depan yang bersangkutan. Kehadiran harga tersebut meningkat secara signifikan keandalan nilai pasar, sebagai indikator nilai wajar.

7. Tingkat Intervensi

Tingkat intervensi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu intervensi minimal, karena peneliti hanya melakukan observasi terhadap pengakuan aset biologis berdasarkan IAS 41.

(20)

EKA HESTY SUGIANINGTYAS

JURUSAN AKUNTANSI

ANALISIS JURNAL 5

“Application Possibilities and Consequences of

Biological Assets and Agricultural Produce

Reporting in Accordance with IFRS

Principles in

the Czech Republic”

Situasi studi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu tidak diatur, karena kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini berproses secara normal.

9. Unit Analisis

Unit analisis yang terjadi pada penelitian ini merujuk pada unit analisis industri, karena penelitian ini menjelaskan pengakuan aset biologis yang akan digunakan berdasarkan IAS 41.

10. Horizon Waktu

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional karena data yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi aset biologis diambil atau dikumpulkan dalam sekali waktu.

(21)

1. Topik

“Perlakuan Akuntansi pada Aset Biologis”

(22)

“Application Possibilities and Consequences of Biological Assets and Agricultural Produce Reporting in Accordance with IFRSPrinciples in the Czech Republic”

3. Jenis Penelitian

a. Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena penelitian ini dilakukan dengan maksud peneliti ingin menganalisis rekaman evaluasi, akuntansi, dan pelaporan aset biologis dan hasil pertanian dalam sistem akuntansi pada perusahaan pertanian Republik Ceko terhadap kaitannya dengan IAS 41 yang berbeda prinsip dengan hokum pada Republik Ceko ini. Ini menggambarkan perbedaan utama, dan menjelaskan dampaknya terhadap informasi laporan keuangan.

b. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus ditunjukkan dengan penelitian ini menyajikan hasil aplikasi studi kasus difokuskan terutama pada aset biologis dan hasil pertanian di Republik Ceko kondisi tertentu dalam praktek pertanian. Studi kasus (sedapat mungkin tanpa dukungan perangkat lunak) menunjukkan solusi dasar tentang prinsip-prinsip yang terkandung dalam standar internasional, yang sebagian besar berbeda dari pendekatan hukum Republik Ceko.

4. Ringkasan Literatur Review

Survei literatur ilmiah tentang biologi aset dan hasil pertanian di dapat dari artikel, disertasi, tesis artikel nasional dan internasional antara tahun 2006 dan 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11 artikel tentang aset biologis dan pertanian menghasilkan telah disajikan secara nasional konferensi, tiga artikel diterbitkan di jurnal nasional, dan dua makalah nasional yang ditemukan pada subjek ini. Hal selanjutnya mengamati bahwa 6 artikel internasional tentang topik ini diterbitkan dalam periode ini dan di antara produksi internasional mengenai hal ini, ada disertasi dan tesis. Hal ini menyimpulkan bahwa 24 studi tentang biologi aset dan produk pertanian yang ditemukan pada periode 2006 sampai 2011.

Accounting harmonization has been defined as “the coordination of pre-existing rules of a different and sometimes conflicting nature” (Van Hulle, 1989) also as “process of increasing the comparability of accounting practices by setting bounds to their degree of variation” (Nobes, 1991). “Harmonization is concerned with reducing the diversity that exists between accounting practices in order to improve the comparability of financial reports prepared by companies from different countries“ (Murphy,2000).

(23)

Accounting harmonization should make easier the situation for the companies which expand their activities abroad (Šrámková, 2009). This event presents an opportunity for accounting researchers to analyze trends in research on international accounting harmonization (Baker, 2007). Defined small and medium-sized entities are estimated to account for over 95 per cent of all companies around the word (Paseková, 2012).

At present, “the European Commission analyzes data from surveys on this new standard and discussed its advantages and disadvantages”. However, it has not taken a single decision on whether to adopt and incorporate the standard into the European accounting legislation (Bartůňková, 2012). The reason for the issue of the standard for biological assets and agricultural produce was especially their specificity given by the fact that biological transformation is difficult to capture in accounting models based on historical costs (Dvořáková, 2011). Following the fair value orientation of IFRS, IFRS adoption is likely to introduce volatility in income statement and balance sheet figures and IFRS implementation leads to more value relevant accounting measures (Iatridis, 2010). The European Accounting Directives sets out a historical measurement model for biological assets and agriculture produce (EC, 2000).

5. Tujuan Studi

Tujuan studi pada penelitian ini adalah studi deskriptif, karena pada penelitian ini peneliti menggambarkan adanya perbedaan perlakuan akuntansi khususnya pada aset biologis yang ada pada perusahaan pertanian Republik Ceko dengan standart akuntansi internasional yang berbasis IFRS (IAS 41) dan bagaimana seharusnya penerapan ini dilakukan secara baik karena adanya harmonisasi IFRS yang dilakukan dan agar informasi akuntansi yang akan digunakan oleh pengguna laporan keuangan internasional dapat menggunakannya dengan baik sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan ekonomi.

6. Jenis Investigasi

Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional, karena penelitian ini meneliti adanya hubungan harmonisasi IFRS terhadap laporan keuangan yang akan disajikan pada perusahaan pertanian Republik Ceko.

(24)

Tingkat intervensi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu intervensi minimal, karena peneliti hanya melakukan observasi terkait hal yang diteliti dan membandingkannya dengan penelitian sebelumnya, baik berupa tesis, artikel, dan lainnya.

8. Situasi Studi

Situasi studi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu tidak diatur, karena kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini berproses secara normal dan biasanya studi korelasional merupakan studi yang tidak diatur.

9. Unit Analisis

Unit analisis yang terjadi pada penelitian ini merujuk pada unit analisis Negara, karena pada penelitian ini dijelaskan perbedaan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Republik Ceko dengan standart internasional (IFRS) terhadap implementasi pada laporan keuangan perusahaan pertanian di Republik Ceko.

10. Horizon Waktu

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional karena data yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi aset biologis diambil atau dikumpulkan dalam periode tahunan seperti yang ada pada literatur-literatur yang diperoleh sebelumnya.

(25)

EKA HESTY SUGIANINGTYAS

JURUSAN AKUNTANSI

ANALISIS JURNAL 6

“Evaluation of Biological Assets: Problems and

(26)

1. Topik

“Perlakuan Akuntansi pada Aset Biologis”

2. Judul

“Evaluation of Biological Assets: Problems and Solutions”

3. Jenis Penelitian

a. Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metode akuntansi aset biologis pada dasar Standar Akuntansi

Internasional (IAS) 41⎯ "Pertanian" dan dokumentasi normatif Republik Latvia (LR)

serta untuk menarik kesimpulan tentang teori yang ada dan pengalaman internasional dengan bertujuan untuk mengembangkan evaluasi alternatif metode aset biologis pada perusahaan pertanian.

(27)

b. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus karena penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi metode akuntansi aset biologis dengan menggunakan nilai wajar berdasarkan IAS 41 pada Perusahaan Pertanian Latvia.

4. Ringkasan Literatur Review

An important tool for accounting in agricultural activities is the aid “biological assets” which distinguish accounting in agriculture from other sectors of economy (Ore, 2010). Biological assets are animals or plants that a company grows to obtain agricultural produce for sale or as additional biological assets (Supreme Council of Republic of Latvia, 1992a). The accounting for biological assets is closely related to the inventory of the agricultural produce from the plants and animals at the moment of its harvesting (Kalniņa, 2006).

The value of perennial plants and food-producinganimals considerably changes, depending on their location zones. This is closely related to the changes in risk degree and production costs. It should be noted that with time, the initial plant and animal values differ from the values of similar physically young and more productive biological assets (Jesemčika, 2010b).

However, very little attention is paid to issues of biological assets stocktaking in accounting in Latvia. Neither is there a normative legislation to determine the order of accounting biological assets, nor any research exploring the problems of biological asset accounting has been carried out (Jesemčika, 2010a).

5. Variabel

• Variabel terikat yang terdapat dalam penelitian ini yaitu cara untuk mengembangkan alternatif untuk metode evaluasi aset biologis perusahaan pertanian.

• Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini yaitu menganalisis metode

akuntansi aset biologis pada dasar Standar Akuntansi Internasional (IAS) 41⎯

"Pertanian" dan dokumentasi normatif Republik Latvia (LR). 6. Tujuan Studi

(28)

Tujuan studi pada penelitian ini adalah studi deskriptif, karena penelitian ini menggambarkan analisis peraturan dasar dan ahli kognisi pada saat metode evaluasi aset biologis, prinsip-prinsip dasar yang digunakan, dan aplikasi, jelas bahwa mereka memiliki kekurangan tertentu dan menarik kesimpulan.

7. Jenis Investigasi

Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional, karena penelitian menjelaskan praktis penerapan metode evaluasi, sebagai aset secara langsung mempengaruhi banyak aspek: pengambilan keputusan ekonomi karakter oleh pengguna laporan keuangan, indikator analisis operasi keuangan, antar-perbandingan sektor perusahaan, penilaian terhadap nilai perusahaan dan pajak atas kegiatan ekonomi, dan data statistik sektor pertanian.

8. Tingkat Intervensi

Tingkat intervensi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu intervensi sedang, karena peneliti mencoba menemukan cara untuk menggunakan nilai wajar dalam penerapan metode akuntansi aset biologis di perusahaan pertanian Latvia.

9. Situasi Studi

Situasi studi yang terjadi dalam penelitian ini yaitu tidak diatur, karena proses yang terjadi dalam penelitian metode akuntansi aset biologis pada perusahaan pertanian Latvia berjalan secara normal.

10. Unit Analisis

Unit analisis yang terjadi pada penelitian ini merujuk pada unit analisis industri, karena objek yang diamati berada dalam suatu industry yaitu perusahaan pertanian Latvia. 11. Horizon Waktu

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional karena data yang berkaitan dengan metode akuntansi aset biologis pada Perusahaan Pertanian Lativia diambil atau dikumpulkan dalam sekali.

Referensi

Dokumen terkait

1) Kelompok kecil harus menyediakan pelayanan kebidanan sebagai asuhan dari awal pelayanan (baiknya, pada awal kehamilan), selama kehamilan (3 trimester),

pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada

Usaha pra-pemadatan yang dihasilkan tergantung dari frekuensi (jumlah getaran per menit) dan amplitudonya (besarnya gaya). Pada beberapa finisher frekuensi dan amplitudo dapat

Berdasarkan uraian di atas baik dari aspek pemanfaatan untuk perairan Arafura yang terindikasi “over-fishing” maupun laju kenaikan produksi udang sebesar 92,51 %, maka dapat

Berbeda dengan penelitian pada Wato (2017) Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Manajemen Laba Riil dan Future Stock Returns menunjukkan hasil bahwa modal

Maka, pada penelitian saat ini akan dibuat sebuah model online learning yang sesuai dengan kebutuhan SMK TERPADU HADZIQIYYAH kabupaten Jepara sebagai

1) Tidak terhubungnya jaringan internet ke komputer membuat siswa tidak dapat mengakses web pembelajaran secara bersamaan. 2) Untuk penugasan di luar kelas, siswa kesulitan

Efektivitas Penggunaan Model Co-Operative Learning Tipe Group Investigation Terhadap Minat Dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Sd Semester II Tahun Ajaran