• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Identification of Klorpirifos Residues on Carrots (daucus carota ) in Pabaeng-Baeng Market and Lotte Mart of Makassar City

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Identification of Klorpirifos Residues on Carrots (daucus carota ) in Pabaeng-Baeng Market and Lotte Mart of Makassar City"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 IDENTIFIKASI RESIDU PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM SAYURAN WORTEL (Daucus Carota )DI PASAR PABAENG-BAENG DAN LOTTE MART PANAKUKANG

KOTA MAKASSAR

The Identification of Klorpirifos Residues on Carrots (daucus carota ) in Pabaeng-Baeng Market and Lotte Mart

of Makassar City

Muh. Rais, Anwar Daud, Agus Bintara

Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (raisais691@gmail.com, anwardaud66@gmail.com, agusbirawida@gmail.com, 085342180023)

ABSTRAK

Penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat, salah satu golongan pestisida yang paling banyak digunakan petani yang banyak menimbulkan residu pada sayuran wortel adalah klorfirifos. Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan pestisida golongan organofosfat dengan bahan aktif klorpirifos dalam wortel di Pasar Tradisional (Pasar Pabaeng-baeng) dan Pasar Modern (Lotte Mart Panakukang Kota Makassar). Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan deskriptif yaitu mengidentifikasi residu pestisida golongan organofosfat dengan bahan aktif klorpirifos yang terdapat dalam wortel melalui pemeriksaan laboratorium. Hasil pada penelitian menujukkan bahwa sampel wortel yang berasal dari Pasar Pabaeng-baeng dan Lotte Mart tidak terdeteksi mengandung pestisida klorpirifos. Semua wortel yang diuji memenuhi syarat sesuai dengan batas maksimum residu yang dianjurkan menurut SNI 7313 Tahun 2008 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida pada Hasil Pertanian dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri pertanian nomor 881/Menkes/SKB/VIII/1996.711/Kpts/TP.270/8/9. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa residu pestisida golongan organofosfat dengan bahan aktif klorpirifos pada wortel yang dijual di Pasar Pabaeng-baeng dan di Lotte Mart Kota Makassar memenuhi syarat.

Kata kunci : Pestisida, residu, klorfirifos

ABSTRACT

The use of pesticide from year to year is rising up, one of pesticide groups which is most used by the farmer and can cause many residues on carrots is klorfirifos. This research aims to know the existence of the organofosfat pesticide active ingredients with chlorpyrifos in carrot in traditional markets (Pabaeng Baeng Market) and Modern market (Lotte Mart Panakukang Makassar City). This type of research is observational descriptive approach that identified the pesticide residues of chlorpyrifos organofosfat with the active ingredients contained in carrots through laboratory examination. Results on the research shows that the sample carrots coming from Market Pabaeng Baeng and Lotte Mart not detected to contain the pesticide chlorpyrifos. All the carrots in the eligible trials pursuant to the maximum limit residue are recommended according to SNI 7313 in 2008 about the limits of Maximum pesticide residues On agricultural output and the decision With the Minister of health and Minister of agriculture No. 881/Menkes/LCS/VIII/1996.711/Kpts/TP 270/8/9. The conclusions of this research that residue of the pesticide active ingredients with organofosfat chlorpyrifos on carrots sold in the market Pabaeng-Baeng Makassar city and Lotte Mart in Makassar are qualify.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pestisida merupakan pilihan utama cara mengendalikan hama, penyakit dan gulma karena membunuh langsung jasad pengganggu. Kegiatan mengendalikan jasad pengganggu merupakan pekerjaan yang memakan banyak waktu, tenaga dan biaya. Kemanjuran pestisida dapat diandalkan, penggunaannya mudah, tingkat keberhasilannya tinggi, ketersediaannya mencukupi dan mudah didapat serta biayanya relatif murah. Manfaat pestisida memang terbukti besar, sehingga muncul kondisi ketergantungan bahwa pestisida adalah faktor produksi penentu tingginya hasil dan kualitas produk, seperti yang tercermin dalam setiap paket program atau kegiatan pertanian yang senantiasa menyertakan pestisida sebagai bagian dari input produksi.1

Salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah wortel. Wortel (Daucus Carota) merupakan salah satu jenis sayuran umbi yang memiliki peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, khususnya penyediaan sumber vitamin dan mineral.2 Sebagai sumber pangan hayati, wortel banyak mengandung vitamin A dan zat-zat lain yang berkhasiat obat, sehingga sangat baik untuk mencegah berbagai penyakit. Wortel juga memiliki rasa yang enak (agak manis) sehingga digemari oleh masyarakat. Selain digunakan sebagai bahan pangan, umbi wortel juga digunakan sebagai bahan kosmetik.

Penggunaan pestisida dalam menopang peningkatan produk pertanian maupun perkebunan seperti wortel telah banyak membantu untuk meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan. Namun demikian penggunaan pestisida ini dapat meninggalkan residu juga memberikan dampak negatif baik terhadap manusia, biota maupun lingkungan.3

Pestisida yang digunakan pada perkebunan wortel adalah pestisida golongan organofosfat karena jenis pestisida ini mudah terurai di alam. Karena insektisida relatif murah, penggunaannya cenderung berhasil, misalnya klorpirifos yang digunakan untuk memberantas serangga pemakan.4

Penelitian oleh Munarso di Malang dan Cianjur ditemukan residu pestisida pada kubis, tomat, dan wortel. Hasil analisis menemukan sebanyak 37,4 ppb endosulfan pada kubis, 10,6 ppb endosulfan pada wortel, dan 7,9 ppb profenos pada tomat. Selain itu, residu lain yang terdeteksi antara lain pestisida yang mengandung bahan aktif klorpirifos, metidation, malation, dan karbaril.5

Penelitian Karlina tentang identifikasi residu pestisida klorpirifos dalam cabai besar dan cabai rawit di Pasar Terong dan Lotte Mart Kota Makassar menunjukkan bahwa residu pestisida dengan bahan aktif klorpirifos dalam cabai besar yang dijual di Pasar Terong dan Lotte Mart adalah <0,1 mg/kg.6 Hal ini menyatakan bahwa cabai besar yang dijual di Pasar

(3)

3 Terong dan Lotte Mart tidak terdeteksi mengandung pestisida klorpirifos berdasarkan batas deteksi minimum pada alat kromatografi gas yang digunakan pada pemeriksaan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar yaitu 0,1 mg/kg. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hidayat tentang identifikasi residu pestisida klorpirifos dan profenofos pada bawang merah (allium ascalonicum) di Pasar Terong dan Lotte Mart Kota Makassar menunjukkan bahwa kadar residu pestisida dengan bahan aktif klorpirifos pada bawang merah dengan kode sampel Lotte Mart terdeteksi kadar residu klorpirifos sebesar 0,00615 mg/kg.7 Kadar residu yang terdeteksi ini masih di bawah batas maksimum residu yang ditetapkan oleh SNI 2008 yaitu 0,1 mg/kg sehingga bawang merah tersebut masih dalam batas aman untuk dikonsumsi. Sedangkan bawang merah dengan kode sampel terong tidak terdeteksi adanya kandungan residu klorpirifos.

Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan standar keamanan yang berlaku dapat menimbulkan keracunan pada petani demikian juga dengan orang yang mengkonsumsi hasil pertanian tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan pestisida golongan organofosfat dengan bahan aktif klorpirifos dalam wortel di Pasar Tradisional (Pasar Pabaeng-baeng) dan Pasar Modern (Lotte Mart Panakukang Kota Makassar).

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan deskriptif yaitu mengidentifikasi residu pestisida golongan organofosfat dengan bahan aktif klorpirifos yang terdapat dalam wortel melalui pemeriksaan laboratorium. Populasi pada penelitian ini adalah semua wortel yang dijual di Pasar Pabaeng-baeng dan Lotte Mart Kota Makassar. Sampel penelitian ini adalah sebagian wortel yang di jual di Pasar Pabaeng-baeng dan Swalayan Lotte Mart Kota Makassar yaitu sebanyak 1 kg wortel di Pasar Pabaeng-baeng dan 1 kg wortel di Lotte Mart. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Pengujian Pestisida BPTPH Sulawesi Selatan menggunakan metode kromatografi gas diolah secara komputerisasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

HASIL

Berdasarkan hasil pemeriksaan di Laboratorium Pengujian Pestisida BPTPH Sulawesi Selatan menggunakan metode kromatografi gas mengenai keberadaan dan konsentrasi residu pestisida klorfirifos pada wortel di Pasar Pabaeng-baeng dan Lotte Mart menunjukkan bahwa sampel wortel yang berasal dari Pasar Pabaeng-baeng dan Lotte Mart tidak terdeteksi mengandung pestisida klorpirifos artinya semua wortel yang di uji memenuhi syarat sesuai

(4)

4 dengan batas maksimum residu yang dianjurkan menurut SNI 7313 Tahun 2008 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida pada Hasil Pertanian dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri pertanian Nomor 881/Menkes/SKB/VIII/1996.711/Kpts/TP.270/8/9 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian untuk wortel yaitu 0,2 mg/kg (Tabel 1).

PEMBAHASAN

Pestisida golongan organofosfat adalah pestisida yang tidak persisten dapat diurai di alam menjadi senyawa lain yang tidak berbahaya, penguraian ini dapat berlangsung secara kimiawi atau secara biologis oleh tanaman atau mikroorganisme. Efek residu hanya bertahan beberapa hari hingga beberapa bulan.8

Pada aplikasinya klorpirifos tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya menempel pada bagian luar tanaman disebut dengan insektisida kontak. Berdasarkan toksisistasnya klorpirifos termasuk golongan toksikan sederhana. Disamping itu lindan juga sebagai racun kontak, insektisida yang masuk ke dalam tubuh serangga lewat kulit dan ditranformasikan ke bagian tubuh serangga tempat insektisida aktif bekerja (susunan saraf).9

Hasil pemeriksaan residu pestisida yang dilakukan terhadap wortel di Pasar Pabaeng-baeng dan Lotte Mart Kota Makassar yaitu memenuhi syarat, hal ini berarti wortel tersebut aman jika ditinjau dari segi kesehatannya tidak membahayakan bagi yang mengkonsumsinya, Ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinulingga yang menelaah kandungan residu pestisida golongan organoklorin pada wortel di kawasan Sentra Kab Karo Medan.10 Penelitian yang dilakukan oleh Munarso yang menelaah tentang residu pestisida golongan organoklorin pada tomat, kubis dan wortel di Pasar tradisional dan Pasar moderen yang ada di Malang dan Cianjur bahwa wortel (Daucus Carrotus) terindikasi mengandung residu pestisida golongan organoklorin yang melebihi BMR (Batas Maksimum Residu) yang dipersyaratkan.5

Hal yang menyebabkan tidak terdapatnya kandungan residu pestisida golongan organofosfat dengan bahan aktif klorpirifos pada sampel wortel tersebut salah satunya adalah pencucian oleh air hujan. Dalam waktu 1-2 jam setelah aplikasi pestisida, kemungkinan besar 90% residu telah hilang karena pencucian air hujan.10 Selain itu, petani pada umumnya menghentikan penyemprotan rata-rata 20 hari sebelum pemanenan. Jika waktu penyemprotan dan pemetikan antara 2-5 hari maka pestisida yang diaplikasikan meninggalkan residu yang banyak jika tidak diurai secara alami oleh hujan dan embun pada malam hari. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiralaga dalam Munarso menunjukan bahwa kadar residu pestisida pada wortel dan kubis yang ditanam pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan apabila

(5)

5 ditanam pada musim hujan, dimana hasil analisisnya melebihi batas maksimum residu pestisida pada bahan makanan yang diperbolehkan.5

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa penjual dan tinjauan langsung peneliti di Pasar Pabaeng-baeng bahwa para pedagang sayuran di Pasar Pabaeng-baeng sebelum memasarkan wortel penjual terlebih dahulu melakukan pencucian dan penyikatan wortel dengan air bersih yang mengalir. Ada beberapa penjual juga mengaku kalau wortel yang dibawa dari sentra penanaman (Malino, Bantaeng, Jeneponto), sudah dilakukan pencucian sebelumnya dari tanah yang melekat pada wortel, jadi wortel mengalami pencucian berulang kali. Hasil tanya jawab dari pedagang wortel bahwa apabila ada wortel yang tidak habis terjual 1-3 hari perlakuan pedagang pada wortel tersebut adalah penyimpanan dengan pendingin (menggunakan kipas angin) untuk mencegah pembusukan serta pada saat penjualan kembali dilakukan penyemprotan dengan air bersih sehingga wortel tetap segar dan kelihatan menarik.

Sementara untuk wortel yang dijual di Lotte Mart Kota Makassar mengalami perlakuan pencucian yang dilakukan berulang-ulang yaitu sebanyak 10-15 kali cuci. Pada saat pencucian bahan tambahan pada air pencucian yaitu sabun yang khusus digunakan pada sayur dan buah sehingga tidak terdapat sisa pestisida pada wortel. Wortel dimasukan dalam kemasan yang bersih serta penyimpanan dalam pendingin atau freezer untuk mencegah perkembangan jamur atau pembusukan serta mengurangi sisa pestisida.

Kemungkinan hal lain yang mempengaruhi tidak terdapatnya residu pestisida pada wortel adalah jenis pestisida bahan aktif klorpirifos tidak digunakan oleh petani di sentra penanaman wortel atau bahan aktif klorfirifos tidak terdapat lagi pada wortel yang telah dipanen atau pemakaian dosis pestisida pada wortel pada saat penanaman sesuai dengan aturan pemakaian dari Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/PERMENTAN/SR.140/2/2007. Pestisida adalah bahan yang berbahaya tetapi akan aman bila digunakan sesuai dengan aturannya.5

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil analisis konsentrasi residu pestisida golongan organosfosfat dengan bahan aktif klorpirifos pada wortel yang dijual di Pasar Pabaeng-baeng dan Lotte Mart Kota Makassar menunjukkan bahwa residu pestisida klorpirifos tidak terdeteksi berdasarkan batas deteksi pada alat kromatografi gas. Residu pestisida klorpirifos dalam wortel masih berada di bawah BMR yaitu berdasarkan SNI 2008 yaitu 0,02 mg/kg.

Saran kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Instansi Badan Pemeriksaan Tanaman dan Holtikultura agar kiranya meningkatkan pengawasan peredaran pestisida khususnya golongan organofosfat dan mengadakan penyuluhan mengenai penggunaan

(6)

6 pestisida yang sesuai dengan program PHT. Kepada para petani agar kiranya meningkatkan pengetahuan mengenai dampak penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan program PHT. Kepada masyarakat agar lebih mengetahui cara penanganan untuk mengurangi residu pestisida dan kiranya tetap berhati-hati mengingat beragamnya residu pestisida pada bahan pangan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai residu pestisida organofosfat dengan jenis bahan aktif yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyuni S. Perilaku petani bawang merah dalam penggunaan dan penanganan pestisida serta dampaknya terhadap lingkungan (studi kasus di Desa Kemukten, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes) [Tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana.Universitas Diponegoro; 2010. [Diakses 05 Desember 2012]. Available at : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/4142/3775.

2. Cahyono B., Wortel Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius; 2002.

3. Andreisma. Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Pestisida Pertanian, Jurnal Kesehatan Lingkungan,2008; 2 (3).

4. Handojo D. Sedikit Tentang Pestisida. 2009. [akses 25 Februari 2010] Available at : .http://www.dinkesjatengprov.go.id.

5. Munarso SJ, Miskiyah, dan Broto W. Studi Kandungan Residu Pestisida Pada Kubis, Tomat, Dan Wortel Di Malang. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian: 2009; 5 [online].http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/bulletin/2009_4[di akses 12 Desember 2012].

6. Karlina L. Identifikasi Residu Pestisida Klorpirifos Dalam Cabai Besar dan Cabai Rawit di Pasar Terong dan Lotte Mart Kota Makassar.[Skripsi] Sarjana.Universitas Hasanuddin, Makassar Munarso, dkk. 2006. Studi Kandungan Residu Pestisida Pada Kubis, Tomat, dan Wortel Di Malang dan Cianjur. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian: 2013; 2. 7. Hidayat N. Identifikasi residu pestisida klorpirifos dan profenofos pada bawang merah

(allium ascalonicum) di Pasar Terong dan Lotte Mart Kota Makassar [Skripsi] Makassar: Sarjana.Universitas Hasanuddin; 2013.

8. Djojosumarto, P. Pestisida dan aplikasinya. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2008.

9. Yuantari MGC. Studi ekonomi lingkungan penggunaan pestisida dan dampaknya pada kesehatan petani di area pertanian hortikultura Desa Sumber Rejo Kecamatan Ngablak

(7)

7 Kabupaten Magelang Jawa Tengah [Tesis]. Semarang: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro; 2009.

10. Sinulingga K. Risiko kesehatan akibat pemakaian pestisida kimia di tingkat rumah tangga di Kabupaten Badung dan Ubud Propinsi Bali. Laporan Penelitian. Jakarta: Puslitbang Ekologi Dan Status Kesehatan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan; 2006.

(8)

8 LAMPIRAN

Tabel 1. Hasil Analisa Konsentrasi Residu Pestisida Klorpirifos pada Wortel di Pasar Pabaeng-baeng dan Lotte Mart Kota Makassar

Kode Sampel Jumlah Satuan Klorpirifos Keterangan

Wortel A 1 kg mg/kg <0,1 -

Wortel B 1 kg mg/kg <0,1 -

Referensi

Dokumen terkait

Ocean Modeling/w aktu penjalaran gelombang tsunami sampai ke Pulau Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan yang mendekati hasil survei adalah model 1 (ISOLA)

ekstraksi maka nilai densitas oleoresin akan meningkat sebesar 0,0073 gr/mL Hal ini diakibatkan kontak antara pelarut dan serbuk jahe yang lebih lama

Bahan abrasif digunakan pada pasta gigi pemutih untuk mengeluarkan stain ekstrinsik dengan meminimalisir kerusakan struktur dan jaringan gigi geligi, termasuk kekerasan

Dengan kerangka pikir seperti itu, menjadi sangat jelas bahwa mestinya tidak tepat da’i disebut sebagai suatu profesi, begitu pula sebutan lembaga dakwah mestinya juga tidak ada,

5 Tahun 2019 tentang Program Profesi Advokat (PPA) dalam pelaksanaanya Perguruan Tinggi harus memiliki kerjasama sesuai Pasal 7 ayat (1) Permenristekdikti No.5 Tahun 2019

Praktik pendaftaran sertifikat tanah di Badan Pertanahan Nasional di Kota Madiun yang terjadi seperti pendaftaran sertifikat tanah pada umumnya, sertifikat tanah pengganti

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan 10-cone snake drill terhadap kelincahan pada pemain sepak bolaagarmendapatkan hasil

Hasil respon siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model bamboo dancing menunjukkan sebanyak 65,27% siswa menyatakan senang dan berminat untuk mengikuti kegiatan