• Tidak ada hasil yang ditemukan

VOLUME 12 NOMOR 31 EDISI MARET 2011 TAHUN XII ISSN Media Publikasi Ilmiah Ilmuwan dan Praktisi Rimbawan DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VOLUME 12 NOMOR 31 EDISI MARET 2011 TAHUN XII ISSN Media Publikasi Ilmiah Ilmuwan dan Praktisi Rimbawan DAFTAR ISI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME 12 NOMOR 31 EDISI MARET 2011 TAHUN XII ISSN 1412-4645

Media Publikasi Ilmiah Ilmuwan dan Praktisi Rimbawan

DAFTAR ISI

Halaman

KADAR EKSTRAKTIF SARANG SEMUT (Myrmecodia sp) DARI KABUPATEN BARITO TIMUR

Siti Hamidah & Budi Sutiya

1

DAMPAK PASCA PENAMBANGAN INTAN TERHADAP KUALITAS TANAH DAN AIR DI KELURAHAN PALAM,KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU KALSEL

Eko Rini Indrayatie

15

KUALITAS AIR DAN PERSEPSI WISATAWAN DI KAWASAN WISATA ALAM PULAU PINUS KALSEL Khairun Nisa & Januar Arthani

26

PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI CATHER (UREA POWDER DAN MELAMIN POWDER) PADA PEREKAT MELAMIN

FORMALDEHIDA TERHADAP KETEGUHAN REKAT DAN EMISI FORMALOEHIDA KAYU LAPIS KERUING (Dipterocarpus Lowii HOOK F)

Darni Subari

36

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI TAMBANG DI KABUPATEN MURUNG RAYA DAS BARITO HULU

Karta Sirang

44

PEMBUATAN VCO DARI KELAPA HIJAU DAN KELAPA HIBRIDA DENGAN METODE DINGIN

Gt. A. R. Thamrin

49

PENGARUH PERSENTASE PELEPAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jack) DAN KULIT DURIAN (Durio Zibethinus Murr) TERHADAP SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN SEMEN Violet

(2)

ANALISA KANDUNGAN EKSTRAKTIF KAYU KELAPA (Cocus nucifera Linn) BERDASARKAN UMUR DAN LETAK KETINGGIAN PADA BATANG

Henni Aryati

67

SIFAT PULP CAMPURAN KAYU RANDU DAN TUSAM PADA KONSENTRASI ALKALI AKTIF YANG BERBEDA

Yan Pieter Theo

83

PENGARUH UMUR TUMBUHAN AREN TERHADAP PRODUKSI NIRA DI DESA MURUNG A KECAMATAN BATU BENAWA KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALSEL

Fatriani

92

STUDI PRODUKTIVITAS DAN RENDEMEN INDUSTRI

PENGGERGAJIAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR (Acacia mangium Willd) DI KECAMATAN LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU KALSEL

Rosidah R Radam

99

DUKUNGAN ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DALAM RANGKA PERENCANAAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI SUB DAS AMANDIT, KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Asysyfa

108

PENGARUH RUANG TUMBUH TERHADAP RESPON

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea pauciflora King.) DAN NYAWAI (Ficus variegata Blum.)

Adistina Fitriani

115

PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PEMILIHAN JENIS

POHON DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT : Studi Kasus di Desa Paramasan Bawah, Kabupaten Banjar,

Kalimantan Selatan Titien Maryati

(3)

DUKUNGAN ASPEK ...(31):108-114

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 31, Edisi Maret 2011 108

DUKUNGAN ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DALAM RANGKA PERENCANAAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI SUB DAS AMANDIT,

KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Oleh/by

ASYSYFA

Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

ABSTRACT

This study aims at identifying socio-economic support to communities throughout the forest, that it could be a reference for designers and policy makers within the forest and Land rehabilitation on the future, especially on Amandit sub watershed Hulu Sungai Selatan Regency.

The results obtained support the Social Aspects of Economic Support has a total value of 47.07, or induced factors Very Strong ownership of land, where most farmers have farms of more than 1 ha, in addition to the level of farmer adoption of soil conservation technologies are quite good.

Forests and Lands references rehabilitation for this type of closure reeds and bushes in the forest protected areas with the aim of reforestation activities carried out with priority species such as river basins, while the surface cultivated with a view to the reforestation activities carried out with the priority species of plants to increase the income of individuals.

Keywords: socio-economic, land rehabilitation, watershed

PENDAHULUAN Provinsi Kalimantan Selatan

memilki luas ± 3.725.264,967 ha, sedangkan lahan kritis telah mencapai luas 560.283 ha (BP-DAS Barito, 2003), selanjutnya sub DAS Amandit termasuk di dalamnya sub-DAS Amandit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan mempunyai lahan kritis seluas 44.438 ha (BIPHUT Wilayah V. 2002)

Berdasarkan pada Departemen Kehutanan (2008),

menyatakan bahwa pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dimaksudkan untuk mulihkan lahan-lahan yang rusak atau telah terjadi deforestasi, dan meningkatkan fungsi sumberdaya hutan dan lahan baik fungsi produksi, fungsi lindung maupun fungsi konservasi hutan dan diluar hutan serta diselenggarakan

menurut urutan DAS prioritas yang ditetapkan berdasarkan kriteria DAS prioritas.

Proses erosi, debit air dan kadar muatan suspensi pada daerah aliran sungai (DAS) juga dipengaruhi oleh keadaan geografis daerah aliran sungai yang bervegetasi. Gejala-gejala seperti air sungai yang keruh dan berlumpur, kedalaman sungai yang selalu berkurang setiap terjadinya banjir di musim hujan dan kekurangan air dimusim kemarau merupakan indikasi kerusakan lingkungan dan perlu mendapatkan perhatian yang serius.

Kerusakan lingkungan baik dalam kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan menyebabkan makin luasnya lahan kritis yang dapat

(4)

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 31, Edisi Maret 2011 109

menyebabkan bencana banjir pada musim hujan, erosi dan tanah longsor serta kekeringan pada musim kemarau yang kesemuanya menimbulkan banyak kerugian.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam rangka Perencanaan kegiatan Rehabiitasi Hutan dan Lahan (RHL) di sub DAS Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan Propinsi Kalimantan Selatan

perlu dilakukan penelitian terkait dengan Dukungan Aspek Sosial Ekonomi (DASE) Masyarakat sekitar hutan di sub-DAS Amandit

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yang dilaksanakan di sub DAS Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini adalah untuk mengetahui Dukungan Aspek Sosial Ekonomi (DASE) Masyarakat sekitar hutan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Sub DAS Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan dimulai pada bulan Nopember sampai bulan Januari 2010 yang meliputi kegiatan persiapan, pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan skripsi.

Obyek penelitian ini adalah Masyarakat (petani bidang perkebunanan dan kehutanan) di sub DAS Amandit yaitu Desa Lumpangi dan Desa Hulu Banyu Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Data ini diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan responden menggunakan kuisioner. Jumlah responden ditentukan secara Purposive Sampling dengan dasar per golongan petani yang terdapat di daerah penelitian. Purposive Sampling adalah suatu metode pengambilan contoh yang dilakukan

secara terpilih. hal ini dilakukan karena responden relatif homogen.

Penentuan aspek sosial ekonomi perlu diperhitungkan karena dapat digunakan menjadi alat untuk menduga seberapa kuat dukungan faktor-faktor sosial ekonomi terhadap upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilapangan.

Perhitungan dukungan aspek sosial ekonomi didasarkan dari komponen data primer dan data sekunder, yaitu tingkat ketergantungan penduduk terhadap lahan, tingkat adopsi petani terhadap teknologi baru konservasi dan keberadaan serta aktifitas kelembagaan yang ada dengan nilai persen bobot masing-masing 50 %, 30 % dan 20 %.

Komponen sosial ekonomi dan nilai pembobotan yang digunakan dalam mengevaluasi 3 (tiga) macam aspek sosial ekonomi yang penting keterkaitannya dengan kegiatan RHL mengacu pada Permenhut No.32/2009.

(5)

DUKUNGAN ASPEK ...(31):108-114

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 31, Edisi Maret 2011 110

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek sosial ekonomi pada perencanaan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan lahan (RHL), baik pada kawasan hutan lindung maupun pada kawasan hutan rakyat. Kawasan hutan lindung saat ini tidak kurang juga menjadi kepemilikan lahan yang illegal untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat walaupun peruntukan utamanya sebagai pengatur tata air, sedangkan hutan rakyat yang tujuan utamanya diperuntukkan untuk kepentingan sosial ekonomi (kesejahteraan masyarakat). juga dapat berfungsi sebagai pengatur tata air secara tidak langsung.

Dukungan aspek sosial ekonomi (DASE) perlu diperhitungkan karena dapat menjadi alat untuk menduga kuatnya dukungan faktor sosial ekonomi terhadap upaya RHL di Daerah Tangkapan Air (DTA) Ahan sub-sub DAS Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dari data primer dan sekunder 3 (tiga) aspek Dukungan aspek sosial ekonomi disajikan berikut ini

Aspek Tingkat Ketergantungan Penduduk Terhadap Lahan

Aspek tingkat ketergantungan penduduk terhadap lahan di DTA Ahan terdiri atas 5 (lima) faktor yang akan dijadikan parameter atau kriteria penentuan aspek DASE. Nilai aspek DASE dari segi ketergantungan penduduk terhadap lahan disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan pada tabel 1 terlihat bahwa;

a. Luas kepemilikan lahan yang terdiri atas 3 kriteria luas kepemilikan lahan yaitu sedang, luas dan sngat luas dengan nilai total populasi terhadap luas

kemilikan lahan sebnayak 23.800 dengan jumlah nilai keseluruhan sebnayak 15,87

b. Status kepemilikan lahan yang terdiri atas 2 kriteria status kepemilikan lahan yaitu sewa dan milik dengan nilai total populasi terhadap status kepemilikan lahan sebnayak 11.500 dengan jumlah nilai keseluruhan sebanyak 3,83

c. Diversifikasi mata pencaharian yang terdiri atas 3 kriteria Diversifikasi mata pencaharian yaitu dagang, buruh tani dan petani miik dengan nilai total populasi terhadap Diversifikasi mata pencaharian sebnayak 113.630 dengan jumlah nilai keseluruhan sebanyak 3,03

d. Distribusi Alokasi Waktu Kerja yang terdiri atas 1 kriteria Distribusi Alokasi Waktu Kerja yaitu bertani penuh dengan nilai total populasi terhadap Distrubusi Alokasi Waktu Kerja sebanyak 10.500 dengan jumlah nilai keseluruhan sebnayak 2,45

e. Tradisi kebiasaan khusus yang terdiri atas 1 kriteria Tradisi kebiasaan khusus yaitu tani menetap dengan nilai total populasi terhadap Tradisi kebiasaan khusus sebanyak 7.500 dengan jumlah nilai keseluruhan sebnayak 1,25.

Dari ke 5 (lima) kriteria di atas mempunyai nilai bobot tertinggi

adalah kriteria luas kepemilikan lahan, hal ini menujukan bahwa tingkat ketergantungan penduduk terhadap lahan tertinggi dari besarnya jumlah luas kepemilikan lahan yang

(6)

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 31, Edisi Maret 2011 111

Tabel 1. Kriteria dan Bobot Nilai Tingkat Ketergantungan Penduduk Terhadap Lahan

No Tingkat Ketergantungan Penduduk Terhadap Lahan

Nilai Populasi Jumlah Nilai 1 Luas Kepemilikan Lahan 23.800 15,87 2 Status Kepemilikan Lahan 11.500 3,83 3 Diversifikasi mata pencaharian 113.630 3,03 4 Distrubusi Alokasi Waktu Kerja 10.500 2,45 5 Tradisi kebiasaan khusus 7.500 1,25

Jumlah 166.930 26,43

Aspek Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Konservasi

Aspek tingkat ketergantungan penduduk terhadap teknologi konservasi di DTA Ahan terdiri atas 2 (dua) faktor yang akan dijadikan parameter atau kriteria penentuan aspek DASE. Nilai aspek DASE dari segi Aspek Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Konservasi disajikan pada Tebel 2.

Berdasarkan pada Tabel 2 terlihat bahwa dari kedua aspek sosial ekonomi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Konservasi, maka faktor Teknik Vegetatif yang mempunyai nilai tertinggi yaitu sebanyak 12,96, sedangkan nilai

terendah adalah faktor Teknik Mekanik/sipil yaitu sebanyak 1,44. Dari Tabel 5.2 di atas terlihat bahwa jumlah keseluruhan kriteria Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Konservasi diperoleh nilai sebanyak 14,40, hal ini disebabkan oleh karena masyarakat masih lebih banyak yang melakukan tindakan konservasi tanah dan air secara vegetatif seperti tanaman kehutanan, perkebunanan dan pertanian dibandingkn dengan konservasi tanah dan air secara mekanik/sipil, selain karena secara mekanis (seperti pembuatan teras) memerlukan keterampilan khusus juga karena biaya pembuatannya

cukup mahal.

Tabel 2. Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Konservasi No Tingkat Adopsi Petani Terhadap

Teknologi Konservasi

Nilai Pupolasi Jumlah Nilai

1 Teknik Vegetatif 21.600 12,96

2 Teknik Mekanik/sipil 3.600 1,44

Jumlah 25.200 14,40

Aspek Keberadaan dan Aktivitas Kelembagaan yang Ada

Aspek keberadaan dan aktivitas kelembagaan yang ada di DTA Ahan terdiri atas 2 (dua) faktor yang akan dijadikan parameter atau

kriteria penentuan aspek DASE. Nilai aspek DASE dari segi Aspek keberadaan dan aktivitas kelembagaan yang ada disajikan pada Tebel 3.

(7)

DUKUNGAN ASPEK ...(31):108-114

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 31, Edisi Maret 2011 112

Tabel 3. Keberadaan dan Aktivitas Kelembagaan yang Ada No Keberadaan dan Aktivitas

Kelembagaan

Nilai Populasi Jumlah Nilai

1 Bentuk dan Fungsi 7.200 1,92

2 Aktifitas 10.800 4,32

Jumlah 18.000 6,24

Pada Tabel 3 di atas terlihat bahwa dari kedua aspek sosial ekonomi keberadaan dan aktivitas kelembagaan yang ada, maka faktor bentuk dan fungsi yang mempunyai nilai tertinggi yaitu sebanyak 1,92, sedangkan nilai terendah adalah faktor aktifitas yaitu sebanyak 4,32. Dari Tabel 5..3 di atas terlihat bahwa jumlah keseluruhan kriteria Keberadaan dan Aktivitas Kelembagaan diperoleh nilai sebanyak 6,24, hal ini disebabkan oleh karena di DTA Ahan sub-sub DAS Amandit hanya terdapat 3 (tiga) kelembagaan berupa kelompok tani dan pelaksanaan kegiatan relatif tergolong cukup aktif karena kegiatannya masih bersifat musiman.

Berdasarkan pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 3 di atas, masing-masing pada point 1 sampai dengan point 3 di atas maka berikut ini disajikan pada Tabel 4 jumlah keseluruhan Dukungan Aspek Sosial Ekonomi (DASE) di DTA Ahan sub-sub DAS Amandit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Berdasarkan pada Tabel 4 di atas terlihat bahwa hasil perhitungn Dukungan Aspek Sosial Ekonomi maka diperoleh Total Nilai Dukungan sebesar 47,07 atau tergolong dengan kriteria Sangat Kuat. Besarnya nilai ini utamanya disebabkan faktor pemilikan lahan, dimana sebagian besar petani memiliki luas lahan pertanian lebih dari 1 ha. Selain itu tingkat adopsi terhadap teknologi konservasi tanah cukup baik.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia tahun 2009 yang menyatakan bahwa semakin besar (kuat) dukungan tersebut maka semakin besar pula peluang untuk keberhasilan RHL dimasa mendatang mengingat tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat masih tinggi. Berdasarkan pada hal tersebut di atas, maka peluang tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan RHL di DTA Ahan akan berjalan dengan baik dengan nilai keberhasilan cukup tinggi.

Tabel 4. Dukungan Aspek Sosial Ekonomi di DTA Ahan sub-sub DAS Amandit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

No Kriteria Jumlah Keterangan

1 Tingkat Ketergantungan Penduduk

Terhadap Lahan 26,429

Rata-rata penduduk adalah

petani 2 Tingkat Adopsi Petani Terhadap

Teknologi Baru Konservasi 14,40

Rata-rata tindakan KTA

Vegetatif 3 Keberadaan dan Aktivitas

Kelembagaan yang Ada 6,24

Kegiatan kelembagaan

misiman Jumlah 47,07

(8)

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 31, Edisi Maret 2011 113

PENUTUP Kesimpulan

1. Dukungan Aspek Sosial Ekonomi (DASE) diperoleh Total Nilai Dukungan sebesar 47,07 atau Sangat Kuat disebabkan faktor pemilikan lahan, dimana sebagian besar petani memiliki luas lahan pertanian lebih dari 1 ha, selain tingkat adopsi petani terhadap teknologi konservasi tanah cukup baik.

2. Berdasarkan hasil analisis kondisi sosial ekonomi di DTA Ahan sub sub- DAS Amandit dapat dinyatakan bahwa, nilai TP lebih dari 1 yang berarti lahan di wilayah DTA Ahan sub-sub DAS Amandit tidak dapat lagi menampung lebih banyak petani untuk kegiatan pertanian dan kehutanan, karena penduduk di daerah tersebut hampir rata-rata petani.

3. Arahan rehabilitasi hutan dan lahan untuk jenis penutupan alang-alang dan semak belukar pada kawasan hutan lindung agar dilakukan kegiatan reboisasi dengan prioritas jenis tanaman yang sesuai dengan fungsinya sebagai pengatur tata air, sedangkan pada kawasan budidaya agar dilakukan kegiatan penghijauan dengan prioritas

jenis tanaman yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Saran

1. Arahan RHL harus mempertimbangkan faktor sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan dan sebaiknya sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat.

2. Perlu ditingkatkan sosialisasi pada masyarakat akan pentingnya kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, khususnya yang dapat meningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Perlu segera dilakukan tindakan konservasi tanah da air pada unit-unit lahan yang berada pada pada kawasan hutan yang penutupan vegetasinya alang-alang dan sebam belukar, sehingga lahan di wilayah sub-DAS Amandit berfungsi sebagai pengatur tata air yang baik dan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Agar keberhasilan kegiatan RHL diperoleh maksimal maka dukungan sosial ekonomi masyarakat menjadi bagian dari pertimbangan pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ansyari, S.2006. Studi Kemampuan

Lahandan Tingkat BahayaErosi di Sub-sub DAS

Amandit dalam Rangka Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Tesis Program Pasca Sarjana PSDAL. Unlam, Banjarbaru

Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Wilayah VIII.2003. Identifikasi Karakteristik DAS Barito, Banjarbaru, Kal-sel.

(9)

DUKUNGAN ASPEK ...(31):108-114

Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 31, Edisi Maret 2011 114

Dwiprabowo, H dan Prahasto H. 2002 . Alokasi Penggunaan Lahan di Daerah Aliran Sungai danProspek Hutan Rakyat. Jurnal Hutan Rakyat IV (3) : 17-38.

Manan, S. 1979. Pengaruh Hutan dan Manajemen DAS. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Paembonan, S 1983.Pengelolaan Daerah Aliran Sungai danPengaruhHutan. Jurusan

Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin. Ujung Pandang.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 TAHUN 2008.TentangRehabilitasi Dan Reklamasi Hutan. Jakarta.

Peraturan Menteri KehutananNomor :

P. 70/Menhut-II/2008 Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan Prastowo, H. 1995. Pemanfaatan

Produk Hutan Rakyat Sebagai Pemasok Bahan Baku Industri. Makalah Seminar Pengembangan Hutan Rakyat. Bandung 19-20 Januari 1995. Direktorat Penghijauan dan Perhutanan

Sosial. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Pusat Informasi Kehutanan. 2003.

Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan

Lahan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Soesrodarsono, S. dan Takeda, K. 1980.

HidrologiUntukPengairan.

PT.Pradnya Paramita, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh, broker matawang asing telah menetapkan leveraj berdasarkan margin 100:1 Sekiranya peniaga mendepositkan AUD 10,000 ke dalam akaun anda, peniaga tersebut

Terciptanya sebuah perangkat berbasis VR yang dapat digunakan untuk membantu mata kuliah praktikum yang diberikan secara online agar peserta didik dapat merasakan

Hasil dari penelitian diatas bisa disimpulkan bahwa perhatian orang tua sudah memberikan imbas positif terhadap peningkatan akibat belajar anak atau peserta didik

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengembangkan sebuah perangkat lunak berupa permainan berbasis desktop untuk membantu pembelajaran kriptografi, khususnya

planci di Perairan Tomia yang berada dalam Status Ancaman ditemukan di Stasiun Waha pada kedalaman 3 – 5 meter, dengan kepadatan mencapai 0,132 individu/m 2 , sedangkan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa rata-rata persentase tutupan karang hidup di Pulau Air adalah 44,21 % yang tergolong dalam kondisi

Dapat dicatat bahwa persentase tutupan karang di pesisir Bintan Timur (Pantai Trikora) masih kateori baik dan persentase tutupan karang hidup tertinggi dicatat di

Stasiun IV terletak disebelah Utara Pulau Tunda, dengan kedalaman 5-10 m dan memiliki rataan terumbu karang tepi, di mana banyak di temukan patahan karang (RB), karang mati