• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN TEKNOLOGI PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT RAWAT INAP DENGAN METODE TEKNOMETRIK DAN SMART DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN TEKNOLOGI PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT RAWAT INAP DENGAN METODE TEKNOMETRIK DAN SMART DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN TEKNOLOGI PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

RUMAH SAKIT RAWAT INAP DENGAN METODE TEKNOMETRIK

DAN SMART DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

1, Nugroho Setyo2, Faiqatul Hikmah3 Program Studi Rekam Medik, Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember

Jl. Mastrip PO. Box 164 Jember 68101 Telp: (0331)333352; email: mustika.sk@gmail.com

ABSTRAK

Rumah Sakit Paru Jember merupakan salah satu rumah sakit yang menerapkan billing system untuk membantu dalam proses pembiayaan pasien rawat inap. Penilaian teknologi diperlukan untuk menilai seberapa besarkah kontribusi teknologi yang dimiliki oleh suatu teknologi tertentu dalam suatu sistem pembiayaan pasien rawat inap. Penilaian teknologi ini menggunakan metode Teknometrik dan Simple Multi Attribute Rating Technique

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Paru Jember dengan Teknometrik dan SMART. Hasil penelitian ini yaitu: Kemampuan dan Kandungan teknologi Sistem informasi manajemen rumah sakit (billing system) rawat inap adalah : Komponen Technoware sebesar 0,632; Komponen Humanware sebesar 0.593; dan Komponen Infoware sebesar 0,524 dan Orgaware sebesar 0,579. Kontribusi tersebut dapat diurutkan sebagai berikut: T > H > O >

bahwa teknologi sistem informasi manajemen rumah sakit rawat inap di Rumah Sakit Paru Jember yang <

diberikan pada pihak rumah sakit adalah meningkatkan kualitas aplikasi dari sistem informasi manajemen rumah sakit rawat inap, khususnya pada komponen infoware (peragkat informasi) dengan memberikan menu tambahan yang disesuaikan dengan rekam medik rawat inap secara manual.

Kata kunci: Penilaian Teknologi, Teknometrik, SMART, SIMRS Rawat Inap ABSTRACT

the patient’s hospitalization. Technology assessment is required to assess how large will contribute technology assessment using the method Technometric and Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). The aim Chest Hospital with Teknometrik and SMART. The results of this research are: the capability and technology system of hospital management information (billing system) hospitalization is 0,632 Technoware: component registration; Humanware component of 0.593; and Infoware Components of 0,524 and Orgaware of 0,579. These contributions can be sorted as follows: T > H > O > I. whereas the content of the resulting technology

management information system of hospital inpatient care, especially in component infoware must be same with manual medical records.

The key words: Assessment Technology, Technometric, SMART, Management Information System Of Hospital Inpatient

(2)

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud (Sistem Kesehatan Nasional, Depkes RI 2009). Dalam mewujudkan pembangunan kesehatan di Indonesia, para pemberi pelayanan kesehatan dituntut agar mengikuti perkembangan jaman dan mengikuti kemajuan teknologi. Teknologi dalam bidang informasi dapat memberikan kemudahan untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang Informasi Manajemen Rumah Sakit” mampu memberikan kontribusi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mempercepat proses pelayanan serta merupakan langkah strategis dalam manajemen rumah sakit. Penggunaan SIMRS dapat memberikan kemudahan pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan dalam mewujudkan pelayanan yang lebih baik. Billing system mulai digunakan oleh Rumah Sakit Paru Jember pada tahun 2005 hingga saat ini, mengalami dua kali pergantian dan terus berkembang hingga pada versi 2.0. Rawat inap merupakan salah satu instalasi yang menggunakan billing system yang diterapkan pada awal penggunaan billing system versi 1.0 tahun 2005 hingga saat ini. Penerapan billing system di Rumah Sakit Paru Jember memiliki beberapa kendala. Diantaranya banyaknya jumlah lembar dokumen rekam medis yang harus diisi pada pasien rawat inap yang belum masuk pada aplikasi merupakan salah satu kendala dalam optimalisasi billing system rawat inap. Dalam penelitian ini dilakukan penilaian teknologi di billing system rumah sakit paru Jember menggunakan metode teknometrik dengan memperhatikan empat komponen yang berkontribusi, antara lain: technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Pada analisis kepentingan masalah dalam penerapan billing system rawat inap digunakan metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Tecnique). Tujuan penelitian melakukan Manajemen Rumah Sakit Paru Jember pada Instalasi Rawat Inap dengan Teknometrik dan prioritas masalah dengan SMART.

Teknometrik

Menurut United-Economic and Social Commision for Asia and the Pasific (UNESCAP) dalam

Teknologi Atlas Project, teknologi dapat dipandang dalam konteks produksi sebagai kombinasi dari empat komponen dasar yang terintegrasi secara dinamis dalam suatu proses transformasi. Keempat komponen dasar tersebut akan dijelaskn berikut ini: 1. Perangkat Keras (Technoware)

Perangkat keras adalah perangkat yang berwujud fisik; seperti traktor, komputer, mesin penggilingan padi, mesin pengering dan sejenisnya.

2. Perangkat Manusia (Humanware)

Perangkat manusia adalah perangkat berwujud kemampuan manusia seperti keahlian, pengetahuan, dan kreativitas, dalam mengolah ketiga komponen yang lain.

3. Informasi (Infoware)

Perangkat informasi adalah perangkat berwujud perangkat dokumen atau fakta seperti informasi, database, buku petunjuk, hasil-hasil penelitian dan sejenisnya.

4. Perangkat Organisasi (Orgaware)

Perangkat organisasi adalah perangkat yang berwujud kerangka organisasi seperti perangkat organisasi, fasilitas kerja, metode pendanaan, jaringan kerja teknik negosiasi dan sejenisnya. (Nazaruddin, 2008).

Berikut ini adalah prosedur, yang terbagi atas lima langkah untuk menentukan koefisien kontribusi teknologi.

1. Estimasi tingkat sopistikasi teknologi 2. Penilaian kecanggihan mutakhir

3. Menentukan kontribusi komponen teknologi 4. Penilaian intensitas kontribusi komponen 5. Perhitungan TCC

Simple Multi-Attribute Rating Technique (SMART) SMART (Simple Multi–Attribute Rating Technique) merupakan metode pengambilan keputusan multi kriteria yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1997. Teknik pengambilan keputusan multi kriteria ini didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai–nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting dibandingkan dengan kriteria lain. Metode yang umum digunakan adalah Swing Weights. Prosedur Swing Weight sebagai berikut : 1. Pilih atribut yang dianggap paling puas sebagai

level terbaik. Selanjutnya atribut lain yang akan dipuaskan , dan seterusnya.

(3)

2. Untuk atribut yang dianggap paling puas diberi bobot 100. Bobot atribut berikutnya ditaksir dengan cara menanyakan bagaimana perbandingan antara Swing dari visible terjelek ke visible terbaik terhadap jarak terjauh ke jarak terdekat.

3. Misal seorang Decision Making memutuskan Swing pada visibility adalah 80% sama pentingnya dengan swing closenes to customer, berarti bobot visibility adalah 80.

METODE PENELITIAN

Metode analisis yang digunakan adalah penilaian billing system berdasarkan komponen-komponen yang ada yaitu Technoware, Humanware, Infoware, dan Orgaware dan Simple Multi Attribute Rating Technique. Kriteria- kriteria yang termasuk dalam technoware adalah komputer dan aplikasi billing system rawat inap. Humanware adalah pengguna billing system rawat inap yaitu perawat, dokter umum dan dokter spesialis serta petuga SIMRS. Kriteria infoware adalah inputan data sosial pasien, inputah data klinis pasien, kecepatan informasi yang dibutuhkan, dan hasil informasi billing system rawat inap, serta yang terkahir adalah orgaware yaitu tata kerja yang ada pada organisasi tempat teknologi itu digunakan dimana dalam penelitian ini adalah

Rumah Sakit Paru Jember. Adapun variabel- variabel yang digunakan meliputi empat hal yaitu:

1. Komponen Technoware a. Kompleksitas Operasi b. Penanganan Bahan c. Pengendalian Proses d. Kontribusi Fasilitas e. Presisi 2. Komponen Humanware a. Kreativitas b. Orientasi Berprestasi c. Orientasi Bekerjasama

e. Kemampuan Menghadapi Resiko f. Kedisplinan

3. Komponen Infoware

a. Kemudahan Pengulangan Informasi b. Jumlah Keterkaitan dalam Sistem

Informasi c. Ke mu d a h a n M e n g k omu n i ka s i k an Informasi 4. Komponen Orgaware a. Efektivitas Kepemimpinan b. Otonomi Kerja c. Pengarahan Organisasi d. Keterlibatan Organisai

e. Orientasi Terhadap Pihak Penting f. Integrasi Operasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan pengolahan data yang dikumpulkan melalui kuesioner dilakukan terlebih dahulu pengujian validitas dan relaibilitas. Apabila data dari pertanyaan pada kuesioner telah valid dan reliabel, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu mengukur kandungan teknologi yang ada. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan pengujian reliabilitas menggunakan software SPSS 16.0. 1. Estimasi tingkat sopistikasi teknologi

Tabel 1. Tingkat Sopistikasi Komponen Technoware

Komponen Technoware

Penilaian

Alasan Penilaian Batas Bawah Batas Atas

TS Nilai TS Nilai Software billing

system

4 6 5 6 Batas bawah:

aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit (billing system) melakukan operasi khusus, operator melakukan kendali sepenuhnya.

Batas atas:

aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit (billing system) melakukan operasi dengan kendali minimum dari operator, namun operator tetap melakukan tindakan koreksi.

(4)

Komponen Technoware

Penilaian

Alasan Penilaian Batas Bawah Batas Atas

TS Nilai TS Nilai

Komputer 4 5 5 7 Batas bawah:

Komputer melakukan operasi khusus, operator melakukan kendali sepenuhnya.

Batas atas:

Komputer digunakan untuk mengendalikan aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit (billing system) dengan kegiatan koreksi oleh operator.

Tabel 2. Tingkat Sopistikasi Komponen Humanware

Komponen Humanware

Penilaian

Alasan Penilaian Batas Bawah Batas Atas

TS Nilai TS Nilai

Manusia 4 5 5 7 Batas bawah:

Perawat, Dokter, dan staf SIMRS mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit (billing system) dengan usaha pendidikan tinggi. Batas atas:

Perawat, Dokter, dan staf SIMRS mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan usaha mental yang tinggi.

Tabel 3. Tingkat Sopistikasi Komponen Infoware

Komponen Infoware

Penilaian

Alasan Penilaian Batas Bawah Batas Atas

TS Nilai TS Nilai

Informasi 2 4 6 8 Batas bawah:

Rumah sakit memanfaatkan informasi yang ada dengan standar-standar prosedur kerja yang telah ditetapkan. Batas atas:

Informasi memungkinkan tindakan perbaikan rancangan dan penggunaan fasilitas.

Tabel 4. Tingkat Sopistikasi Komponen Orgaware

Komponen Orgaware

Penilaian

Alasan Penilaian Batas Bawah Batas Atas

TS Nilai TS Nilai

Organisasi 4 5 5 6 Batas bawah:

Deskripsi dalam pembagian pekerjaan dan kewajiban tidak memperhatikan bidang keahlian yang dimiliki.

Batas atas:

Deskripsi dalam pembagian pekerjaan dan kewajiban sesuai dengan bidang.

(5)

2. Penilaian kecanggihan mutakhir

Tabel 5. Penilaian Tingkat Kecanggihan Teknologi

Komponen Teknologi

State-of-The-Art Nilai Rating Technoware ST1 0,152

ST2 0,199 Humanware SH 0,172 Infoware SI 1,88 Orgaware SO 0,212

3. Menentukan kontribusi komponen teknologi

Tabel 6. Perhitungan Kontribusi Komponen Teknologi

Komponen

Teknologi Batas Atas Batas Bawah Kecanggihan

Kontribusi

Komponen Bobot Kontribusi Technoware Uti Lti Sti Ti

- Software 6 6 0,15 0,667 0,5 0,333 - Komputer 7 5 0,19 0,598 0,5 0,299 0,632

Uti Lti Sti Ti

Humanware 7 5 0,17 0,593 0,593

Uti Lti Sti Ti

Infoware 6 5 0,18 0,524 0,524

Uti Lti Sti Ti

Orgaware 6 5 0,21 0,579 0,579

4. Penilaian intensitas kontribusi komponen Intensitas kontribusi komponen teknologi adalah penilaian pada setiap komponen teknologi dengan melakukan pembobotan masing komponen. Pada estimasi intensitas kontribusi komponen dapat dilakukan dengan manggunakan metode pengambilan keputusan multi kriteria yaitu Simple Multi Attribute Rating Technique untuk mendapatkan nilai bobot setiap komponen.

Tabel 7. Perhitungan bobot variabel komponen teknologi berdasarkan metode SMART

Variabel Bobot Awal NormalisasiBobot Technoware 80 0,235 Humanware 80 0,235 Infoware 100 0,294 Orgaware 80 0,235 Jumlah 340 1 5. Perhitungan TCC

Setelah diketahui nilai kontibusi dan nilai intensitas kontribusi komponen THIO maka technology , TCC) dapat dihitung dengan manggunakan persamaan sebagai berikut :

TCC

= Tbt Hbh Ibi Obo

= 0,6320,235 0,5930,235 0,5240,294 0,5790,235 = 0,577

(6)

Dari hasil perhitungan diperoleh diagram radar sebagai berikut :

Keterangan:

: Nilai Intensitas Kontribusi Komponen Teknologi : Nilai Kontribusi Komponen Gambar 1. Diagram Radar THIO Billing System Rawat Inap Rumah Sakit Paru Jember Kontribusi komponen teknologi yang digambar-kan pada diagram radar THIO, menunjukdigambar-kan bahwa kontribusi tertinggi adalah technoware, kemudian berturut-turut humanware, orgaware dan infoware.

Nilai kontribusi pada komponen technoware yaitu 0,632 yang menunjukkan bahwa perangkat keras dan perangkat lunak memiliki kontribusi besar terhadap pengoperasian sistem informasi manajemen rumah sakit dibandingkan dengan ketiga komponen yang lain. Kedua perangkat tersebut merupakan komponen utama yang sangat dibutuhkan dalam pengoperasian sistem informasi manajemen rumah sakit. Namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa komputer memiliki kondisi yang kurang mendukung jika digunakan untuk mengoperasikan sistem informasi manajemen rumah sakit.

Humanware memiliki nilai kontribusi tinggi yaitu sebesar 0,593. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna sistem informasi rumah sakit rawat inap mampu dalam pengoperasian billing system rawat inap sehingga dapat melakukan pelayanan medis dengan baik.

Namun berdasarkan pengamatan terdapat salah satu pengguna yaitu dokter yang memberikan hak aksesnya pada perawat untuk memasukkan data ke dalam aplikasi sistem informasi manajemenen rumah sakit. Hal ini sangat berbahaya karena jika terdapat data yang salah dimasukkan ke dalam billing system maka akan sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan mengenai tindakan medis maupun tindakan perawatan maka yang dilakukan oleh tim medis.

Orgaware merupakan komponen yang memiliki fungsi sebagai pengendali pada proses pengoperasian sistem informasi manajemen rumah sakit. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pusat koordinasi pengoperasian SIMRS berada pada instalasi SIMRS yang dipimpin oleh kepala instalasi SIMRS. Kepala instalasi SIMRS memiliki tanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi pada pengoperasian SIMRS termasuk jika terjadi kesalahan pemasukkan data dan berhak menentukan kebijakan ketika terdapat pengaduan terhadap gangguan pada pengoperasian SIMRS. Namun keadaan di lapangan menunjukkan bahwa jabatan fungsional yang diberikan belum sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Sehingga hal ini dapat menyebabkan kurang efektifnya dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Infoware (Perangkat Informasi) merupakan perangkat yang berfungsi sebagai bahan atau data yang akan diolah. Komponen infoware memiliki nilai kontribusi paling rendah yaitu 0,524. Hal ini dikarenakan informasi tentang data pasien rawat inap tidak seluruhnya dapat ditemukan di dalam sistem informasi manajemen rumah sakit dan masih banyaknya informasi yang tidak lengkap pada aplikasi billing system.

Dari hasil perhitungan kontribusi dan intensitas kontribusi masing – masing komponen sebesar 0,577. Bedasarkan Skala Tingkat Teknologi TCC menurut Wiraatmaja dan Ma’ruf (2004) dalam Fauzan (2009)4 termasuk Komponen Technoware memiliki nilai bobot 0,235. Hal ini berarti komponen Technoware memiliki pengaruh yang sama dengan komponen humanware dan orgaware. Komponen Infowrae memeiliki nilai intensitas sebesar 0,294 dan merupakan nilai teringgi. Upaya yang dilakukan pada komponen

(7)

Infoware dengan untuk meminimalkan risiko dari kemungkinan masalah yang dapat terjadi seperti melakukan pengecekkan kelengkapan data yang akan diinputkan dalam billing system rawat inap dan diharapkan pihak manajemen memberikan pelatihan secara berkala dan berkesinambungan untuk melakukan perawatan pada komponen teknologi kepada seluruh pengguna sistem informasi manajemen rumah sakit rawat inap.

SIMPULAN

1. Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem informasi manajemen rumah sakit rawat inap inap (billing system rawat inap) yang dihasilkan pada Komponen Technoware sebesar 0,632. 2. Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem

informasi manajemen rumah sakit rawat inap inap(billing system rawat inap) yang dihasilkan pada Komponen Humanware sebesar 0,593. 3. Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem

informasi manajemen rumah sakit rawat inap inap (billing system rawat inap) yang dihasilkan pada Komponen Infoware sebesar 0,524. 4. Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem

informasi manajemen rumah sakit rawat inap inap(billing system rawat inap) yang dihasilkan pada Komponen Orgaware sebesar 0,579. 5. Nilai Pembobotan sistem informasi manajemen

rumah sakit rawat inap yang dihasilkan dengan nilai terbesar adalah komponen Infoware sebesar 0,294 dan tiga komponen lain (Technoware, Humanware dan Orgaware) memiliki nilai yang sama besar yaitu 0,235.

dihasilkan sebesar 0.577 dan masuk ke dalam

DAFTAR PUSTAKA

Pendekatan Teknometrik Dan AHP Di Instalasi Radiodiagnostik Rsu Haji Surabaya Sebagai Dasar Strategi Kebijakan Manajemen Rumah Sakit. http://digilib.its.ac.id [12 November 2008]

Amatayakul. 1999. Electronic Health Records. American : AHIMA

Departemen Kesehatan RI, 1987. Tentang Rawat Inap. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Fauzan Achmad. 2009. Penilaian Tingkat Teknologi

Dok Pembinaan UPT BTPI Muar Angke Jakarta.http://repository.ipb.ac.id diakses pada tanggal 25 Juli 2013

Hatta, G.R. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Jogiyanto, HM. 2009. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi

Kumorotomo, W. & Margono, S. A. 1998. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Kusumadewi, Fauzijah, Khoiruddin, Wahid, Setiawan, Rahayu, Hidayat, dan Prayudi. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu dan Rumah Produksi Informatika Maulina Fresty C. 2013. Penilaian Teknologi Sistem

Informasi Pembiayaan Indonesian Case Basd Group (INA-CBG’s) dengan Metode THIO dan AHP di Rumah Sakit Daerah Kalisat Jember. Jember

Muninjaya, A. A. Gede. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Nazaruddin. 2008. Manajemen Teknologi. Yogyakarta:Graha Ilmu

Ningsih Novita. 2012. Penilaian Kualitas Layanan Pendaftaran Rawat Jalan Rumah Sakit Waluyo Jati Kraksaan dengan Menggunakan Servqual. Jember: Politeknik Negeri Jember Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo,S.2003. Ilmu Kesehatan Masyaraka, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoensia

Nomor 1171 Tahun 2011. Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta : Menteri Kesehatan RI

(8)

P e ra tu ra n M e n t e r i Ke s e h a t a n R e p u b l i k IndonesiaNomor 269 Tahun 2008. Tentang Rekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan RI Pohan, I.S. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan.

Jakarta: EGC.

Rochaety, Eti., Rahayuningsih, P., dan Yanti P. G. 2008. Siste Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Soejitno, S., Alkatiri, A., dan Ibrahim, E. 2002. Reformasi Perumahsakitan Indonesisa. Jakarta: PT. Grasindo.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitati dan R & D. Bandung: Alfabeta Bandung

Suhisono W. 2012. Penilaian Teknologi untuk Menentukan Posisi Industri Saing. ejournal. undip.ac.id[Mei 2012]

Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Theorema, H.P. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mobil Menggunakan Metode SimpleMulti Atribute Rating Technique (SMART). http://repository.usu.ac.id [3 September 2012].

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008. Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Jakarta:Presiden Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

tahun 2009. Tentang Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004. Praktik Kedokteran. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009. Informasi dan Transaksi Elektronik. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika RI

Gambar

Tabel 1.  Tingkat Sopistikasi Komponen Technoware
Tabel 2.  Tingkat Sopistikasi Komponen Humanware

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembinaan keluarga yang dilakukan oleh jama‟ah tabl igh, pertama adalah dengan mengajak wanita untuk keluar di jalan Allah ( khurûj fî sabîlillâh ) dan membentuk

Segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan akan diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak) dengan ketent uan bahwa apabila dikemudian hari terdapat

Pengaruh pencahayaan ruangan rumah terhadap kejadian Tuberculosis paru di wilayah kerja Puskesmas Banyuurip Kabupaten Purworejo tahun 2012. Pada penelitian ini

rasa yang dijadikan resep pembuatan dengan substitusi tepung suweg dengan kombinasi factor, dan level yaitu perbandingan komposisi tepung terigu, dan tepung suweg adalah sebesar

Dari hasil analisis didapatkan bahwa rugi-rugi daya transformator menjadi lebih kecil dan temperatur dapat terjaga dibawah batas yang diijinkan saat diberikan pendinginan..

401 Ridwan Pemrograman Visual II(Delphi) 3 TI / IV-A Billy Eden William Asrul, S.Kom, MT 402 Eva Pemrograman Visual II(Delphi) 3 TI / IV-B Billy Eden William Asrul, S.Kom, MT 403

Kunjungan rumah sebanyak dua kali yaitu pada kunjungan rumah pertama, bayi Ny ”M” setelah dilakukan penimbangan berat badan, dan pemantauan tanda- tanda vital,

[r]