• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA COAL SITES

KELURAHAN MAKROMAN DAN SAMBUTAN,

KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA,

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

SISKA SEPTIYANI

100500181

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Hasil Praktek Kerja Lapang di CV. Arjuna Coal Sites, Kelurahan Makroman dan Sambutan, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Nama : Siska Septiyani

NIM : 100500181

Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 19620101 198803 1 003

Lulus ujian pada tanggal: ... Pembimbing,

Martha E. Siahaya, S.Hut., MP. NIP. 197211072003122001

Penguji I,

Ir. Herijanto Thamrin, MP. NIP. 196211071989031015

Penguji II,

Kemala Hadidjah, ST.,M.Si

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang ditentukan.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang dari tanggal 6 Maret sampai 6 Mei yang bertujuan untuk memenuhi syarat Praktik Kerja Lapang ( PKL ). Dalam penyelesain laporan ini, penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan. Kiranya ada kekurangan dalam laporan ini penulis mengharap kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Pihak tersebut diantaranya:

1. Orang tua, sahabat-sahabat dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan dukungan berupa materil, saran dan moril.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Ir. H. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 4. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Kepala Program Studi Manajemen

Lingkungan.

5. Ibu Martha Eka Wati Siahaya, S. Hut, MP selaku Pembimbing Praktik Kerja Lapang.

6. Bapak Ir. Herijanto Thamrin, MP selaku Penguji I.

7. Ibu Kemala Hadidjah, ST.,M.Si selaku Penguji II.

8. Bapak Ir. Hardi Darman Sebagai Kepala Teknik Tambang yang telah memberi kesempatan bagi penulis dalam melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja Lapang di CV. Arjuna Coal Sites.

9. Bapak Sunardi, selaku pembimbing lapangan yang telah sabar memberikan waktu tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis dalam menjalankan Praktik Kerja Lapang.

10. Staff/karyawan CV. Arjuna Coal Sites yang telah membantu memberikan informasi yang dibutuhkan penulis

(4)

11. Seluruh staff pengajar, instruktur dan teknisi Jurusan Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, penulis ucapkan terima kasih.

12. Dan seluruh rekan-rekan mahasiswa semester VI. Tetap semangat.

Demikian Laporan ini Penulis ajukan agar dapat bermanfat bagi para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penulis menyadari masih banyak hal yang perlu untuk disempurnakan dalam Laporan ini, maka diharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Siska Septiyani

(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN………...………. i KATA PENGANTAR………...……….. ii DAFTAR ISI………...………. iv DAFTAR TABEL………...……… v DAFTAR LAMPIRAN………...……… vi

I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang………. 1

B.

Tujuan……… 2

C.

Hasil Yang Diharapkan ……….. 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan………. 3

B. Manajemen Perusahaan………. 4

C. Lokasi Dan Waktu PKL……… 4

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Persiapan Lahan Tambang………. 6

B. Konstruksi Pertambangan Batubara……… 11

C. Operasi Pertambangan Batubara………... 25

D. Pasca Operasi Pertambangan Batubara………... 35

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….. 41

B. Saran………. 41

DAFTAR PUSTAKA………...… 42

(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang ... 5

2. Peralatan yang dimobilisasi ... 15

3. Posisi dan jumlah tenaga kerja……… 17

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Pembersihan Lahan (Land Clearing) ... 44

2. Kegiatan diskusi di kantor CV. Arjuna Coal Sites ... 44

3. Pembuatan settling pond ... 45

4. Perawatan alat berat ... 45

5. Settling pond ... 46

6. Papan monitoring ... 46

7. Proses pemompaan AAT ... 47

8. Proses loading overburden ke DT ... 47

9. Pengukuran pH air menggunakan kertas lakmus ... 48

10. Kegiatan meratakan jalan hauling menggunakan Grader ... 48

11. Pengisian solar ... 49

12. Diskusi dengan pembimbing dari Balai K3 ... 49

13. Pengambilan sampel kualitas udara ... 50

14. Pengambilan sampel kualitas kebisingan ... 50

15. Analisa kualitas udara di Laboratorium Balai K3 ... 51

16. Lahan yang direklamasi... 51

17. Lahan yang direvegetasi ... 52

18. Penanaman benih ... 52

19. Aktifitas warga sekitar tambang ... 53

20. Survei masyarakat sekitar tambang ... 53

21. Pembuatan sumur bor………. . 54

22. Realisasi bantuan saluran air bersih……….. 54

23. Papan informasi realisasi bantuan……….. 55

24. Posyandu penerima bantuan………... 55

25. Perbaikan settling pond……… 56

26. Hauling overburden……….. . 56

27. Benching system……….. . 57

28. Papan informasi safety………. 57

(8)

30. Dump Truck………. ... 58

31. Excavator……….. .. 59

32. Water Tank……… . 59

33. Peta lokasi CV. Arjuna Coal Site………. ... 60

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimantan Timur merupakan provinsi yang terluas di Indonesia, dengan luas wilayah ± 245.237,80 Km² atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11 % dari total luas wilayah Indonesia. Kalimantan Timur dikenal memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang relatif besar baik berupa pertambangan seperti emas, batubara, minyak dan gas bumi, hasil-hasil hutan serta kekayaan keaneragaman hayati (biodiversity). Salah satu contoh pemanfaatan SDA di Kalimantan Timur adalah adanya perusahaan tambang batubara, misalnya di Samarinda. Usaha pemanfaatan sumber daya alam batubara di Samarinda saat ini, secara resmi (legal), dilakukan oleh beberapa perusahaan besar, menengah, dan skala kecil (koperasi) serta perorangan.

Penambangan batubara yang berada di Samarinda harus mendapat perhatian yang lebih dari instansi terkait dikarenakan secara geografis Samarinda terletak dibawah permukaan air laut dapat berpotensi banjir. Banjir merupakan salah satu dampak penambangan dari banyak dampak yang harus diperhatikan dalam kegiatan penambangan.

Tenaga ahli lingkungan sangat diperlukan saat ini karena kegiatan penambangan tidak lepas dari dampak lingkungan yang cukup merugikan bagi generasi sekarang serta generasi yang akan datang, dengan adanya tenaga ahli lingkungan diharapkan dapat memberikan solusi dari dampak penambangan tersebut.

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktik Kerja Lapang dengan harapan agar para lulusannya mampu mengembangkan

(10)

pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengaplikasikannya secara langsung dengan ketentuan yang ada dilapangan.

B. Tujuan

Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan bertujuan agar mahasiswa dapat mempelajari serta memahami proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan khususnya di sektor pertambangan batubara.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari praktik kerja lapang ini yaitu dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan di sektor pertambangan batubara.

(11)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

CV. Arjuna Coal Sites (CV. Arjuna) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara yang mempunyai wilayah Kuasa Pertambangan seluas ? 1.452 Ha dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP)

No. 545/189/HK-KS/IV/2011 tentang persetujuan penyesuaian Kuasa

Pertambangan (KP) eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan yang secara administratif terletak di wilayah Kelurahan Sambutan, Makroman dan Pulau Atas, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur dan secara geografis terletak pada titik 117o 14’ 30.00” s/d 1170 14’ 30.00”Bujur Timur dan 0.000 29’ 30.00” s/d 000 30’ 12.7’’ Lintang Selatan. Kantor Pusat CV. Arjuna berada di Jl. Tebet Barat Raya no. 61E Jakarta Selatan, sedangkan untuk Kantor Cabang berada di Jl. Arif Rahman Hakim No. 68 Samarinda (Anonim,

2006a).

CV. Arjuna memiliki 4 kontraktor yaitu: 1. PT. Dewa Jaya Persada (DJP) 2. PT. Bustan Indonesia (BI)

3. PT. Surya Dinamika Lestari (SDL) 4. PT. Prayoga Artha Utama (PAU)

CV. Arjuna memiliki karyawan sebanyak 137 orang yang terdiri dari 11 karyawan Jakarta dan 126 karyawan lokal dengan 2 shift dan 8 jam kerja.

(12)

B. Manajemen Perusahaan

CV. Arjuna memiliki karyawan sejumlah 137 orang terdiri dari Kepala Cabang, Staff Adm. HRD, Staf Adm. Finance, Staff Adm. Umum dan lima divisi sebagai berikut:

1) Divisi Produksi, terdiri dari Manager Produksi, Supervisior Produksi, Staff Adm. Produksi dan Helper Produksi.

2) Divisi Enviro/comdev, terdiri dari Supervisor Enviro/comdev , Staff

enviro/comdev , dan Staff Adm. Enviro/comdev.

3) Divisi Engineering/eksplorasi, terdiri dari Engineering, Surveyor, Helper Survei, Tim Survei, Geologist, Wellsite, Driller, dan Tim Driller.

4) Divisi Equipment, terdiri dari Supervisor Equipment, Staff Adm.

Equipment, Mekanik, Operator, dan Helper Operator.

5) Divisi Stockpile dan Jetty, terdiri dari Manajer Operasional, Supervisor

Jetty, Staff Adm. Jetty, dan Helper Jetty.

C. Lokasi dan Waktu PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di CV. Arjuna yang berada di Kelurahan Makroman, Sambutan, Pulau Atas, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan sejak tanggal 6 Maret sampai 6 Mei 2013.

(13)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di CV. Arjuna

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Pelaksanaan Lokasi Keterangan

1.

Mempelajari aspek legalitas perusahaan serta

dokumen-dokumen yang terkait

6 - 7 Maret 2013

Kantor CV.

Arjuna Teori

2. Mobilisasi peralatan 11 - 13 Maret 2013

Kantor

CV. Arjuna Teori

3. Informasi geografis dan fasilitas di lokasi tambang 13 - 14 Maret 2013 Kantor CV. Arjuna Teori 4. Proses penambangan batubara konvensional 26 Maret - 29

April 2013 PIT 7 Observasi 5. Proses pengapalan batubara 28 Maret 2013 Jetty

(pelabuhan) Observasi

6. Proses pengangkutan batubara ke stockpile

28 Maret - 3

April 2013 Jalan Hauling Observasi 7.

Pembangunan, pengelolaan, dan pemantauan kualitas air di

Settling Pond

2 April 2013 PIT C Praktik dan observasi

8. Pembersihan lahan 3 April 2013 PIT C Teori dan observasi

9. Kegiatan reklamasi lahan 3 April 2013 PIT D Teori dan observasi

10. Revegetasi lahan 3 April 2013 PIT D Praktik dan teori

11. Survei masyarakat sekitar

tambang 15 April 2013

Pemukiman masyarakat

Praktik dan observasi

12. Rekruitmen tenaga kerja 1 Mei 2013 Kantor CV.

Arjuna Teori 13. Penyusunan laporan 16 April - 6 Mei

2013

Kantor CV.

(14)

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Persiapan Lahan Tambang Batubara

1. Aspek Legalitas

a. Tujuan

Tujuan dari adanya aspek legalitas perusahaan adalah untuk memberikan perizinan usaha tambang, nomor kuasa pertambangan dan mendapatkan informasi mengenai perizinan di instansi terkait.

b. Dasar teori

Aspek legalitas merupakan aspek yang sangat penting dan harus ada pada setiap perusahaan seperti di CV. Arjuna. Aspek legalitas diperoleh setelah IUP dikeluarkan oleh Walikota Samarinda. Aspek legalitas meliputi:

i) Izin lokasi ii) Izin usaha yang meliputi akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), Surat tanda daftar perusahaan, Surat izin tempat usaha dari pemda setempat, Surat tanda rekanan dari pemda setempat, IUP setempat, Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Pertambangan ( Anonim,

2006a).

c. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk mendapatkan perizi nan

usaha tambang, perizinan di instansi terkait dan untuk mengetahui sistem

manajemen administrasi terkait yaitu:

- Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor:

(15)

kegiatan tambang batubara CV.Arjuna Blok I dan II (KW 04BB007 dan KW 04BB008).

- Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/189/HK-KS/IV/2011

tentang persetujuan penyesuaian kuasa pertambangan (IUP) operasi produksi kepada CV. Arjuna.

- Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/142/KPE/IX/2004

tentang pemberian KP eksplorasi (KW 04.BB.018) kepada CV. Arjuna Blok I.

- Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/143/KPE/IX/2004

tentang pemberian KP eksplorasi (KW 04.BB.019) kepada CV. Arjuna Blok II.

- Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/150/KPE/IX/2004

tentang pemberian KP Pengolahan dan Kuasa Pertambangan Pemurnian kepada CV. Arjuna.

- Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/153/KPE/IX/2004

tentang pemberian KP pengangkutan dan kuasa pertambangan penjualan batubara kepada CV. Arjuna.

d. Prosedur kerja

Adapun Prosedur kerja dari proses aspek legalitas perusahaan sebagai berikut:

- Mempelajari dokumen KA Andal.

- Berdiskusi dengan pembimbing lapangan tentang aspek legalitas

perusahaan CV. Arjuna. - Menulis hasil diskusi tersebut.

(16)

e. Hasil yang dicapai

Dengan adanya aspek legalitas perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan penambangan batubara selama masih mempunyai Izin Usaha Pertambangan (IUP) yaitu ± 3 tahun 5 bulan dan dapat diperpanjang sampai 2 kali (Anonim, 2006).

f. Pembahasan

Perijinan usaha tambang di CV. Arjuna mengacu pada IUP yang di keluarkan oleh Walikota Samarinda yang dikeluarkan pada tanggal 21 April 2011 yang berisikan tentang keputusan Walikota Samarinda nomor 545/189/HK-KS/IV/2011 tentang persetujuan penyesuaian kuasa pertambangan (IUP) operasi produksi kepada CV. Arjuna, jangka waktu berlaku IUP produksi yaitu ± 3 tahun 5 bulan. Setelah perizinan diberikan maka di informasikan ke instansi terkait seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pertambangan dan Energi (DISTAMBEN).

2. Survei Masyarakat di Sekitar Lokasi Tambang

a. Tujuan

Tujuan dilakukan survei masyarakat di sekitar lokasi tambang adalah untuk mengetahui kondisi masyarakat sekitar tambang sebelum dan sesudah adanya kegiatan tambang serta mengetahui persepsi masyarakat sekitar tambang tentang adanya kegiatan tambang.

b. Dasar teori

Survei masyarakat adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi masyarakat dan mencari keterangan secara nyata mengenai aktifitas yang terjadi (sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya) dalam masyarakat.

(17)

Dampak potensial yang ditimbulkan akibat kegiatan tambang bagi masyarakat sekitar tambang terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif seperti tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan berusaha, sedangkan dampak negatif yang terjadi seperti kerusakan lingkungan, menurunkan kualitas air, udara, dan tanah.

c. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk survei masyarakat yaitu kamera dan alat tulis.

d. Prosedur kerja

Untuk mengetahui kondisi masyarakat sekitar tambang, Prosedur kerjanya sebagai berikut:

- Mengamati kondisi masyarakat di sekitar lokasi tambang batubara. - Menyiapkan alat tulis

- Berdiskusi dengan tokoh masyarakat (Ketua RT) tentang kondisi

masyarakat sekitar tambang batubara.

- Menulis hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut. e. Hasil yang dicapai

Masyarakat di sekitar tambang memiliki taraf hidup ekonomi yang baik. Mayoritas masyarakat sekitar tambang bekerja sebagai petani, sedangkan beberapa masyarakat lainnya bekerja di tambang atau membuka usaha seperti warung, bengkel dan lain-lain. Kondisi jalan menuju ke daerah masyarakat sekitar tambang terbilang belum baik karena ada beberapa kondisi jalan yang belum diperbaiki masih berbatu dan rusak. Sedangkan untuk segi kesehatan,

(18)

masyarakat sekitar memanfaatkan obat warung untuk mengobati penyakitnya. Hal itu dikarenakan akses menuju Puskesmas cukup jauh. Masyarakat harus menempuh jarak sekitar 3 km untuk ke Puskesmas. Selain Puskesmas, sarana kesehatan yang lain adalah Posyandu untuk lansia dan balita. Sedangkan untuk persepsi masyarakat dengan adanya perusahaan tambang ini yaitu sangat membantu dalam pembangunan di masyarakat sekitar tambang.

f. Pembahasan

Dengan berdirinya CV. Arjuna, tingkat pengangguran masyarakat sekitar tambang menurun, mereka dapat memiliki mata pencaharian seperti adanya warung makan, pertokoan, dan lapangan pekerjaan. CV. Arjuna juga membantu masyarakat dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) seperti pembuatan jalan, pemberian pupuk dan pemberian konstribusi.

B. Tahap Konstruksi Pertambangan Batubara 1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

a. Tujuan

Tujuan kegiatan pembersihan lahan (land clearing) sebagai berikut:

- Mengetahui alat berat dan peralatan apa saja yang digunakan pada

proses pembersihan lahan.

- Mengetahui bagaimana proses penimbunan hasil pembersihan lahan.

- Mengetahui pemantauan dampak lingkungan dari proses pembersihan

lahan. b. Dasar teori

Pembersihan lahan merupakan pembersihan permukaan tanah dengan cara membuang berbagai macam tumbuhan atau pohon-pohon serta bongkahan

(19)

batuan yang menghalangi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Selain itu, pembersihan lahan merupakan langkah awal pada tahap konstruksi pertambangan batubara yang bertujuan untuk membersihkan lahan yang akan ditambang sehingga akan mempermudah proses pada saat penambangan

(Anonim, 2012a), selanjutnya tanah pucuk (top soil) yang diperoleh harus

dipindahkan ke tempat tertentu, kemudian ditanami tanaman atau rerumputan agar tidak terjadi erosi sehingga tanah tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan reklamasi lahan bekas tambang. Pembersihan lahan dilakukan pada setiap lokasi yang akan dilakukan penambangan.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada proses pembersihan lahan yaitu excavator PC 200 dan bulldozer D85.

d. Prosedur kerja

Dalam proses pembersihan lahan, prosedur kerjanya adalah:

- Membersihkan tumbuh-tumbuhan yang ada di area menggunakan

excavator

- Meratakan area tersebut menggunakan bulldozer e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari proses pembersihan lahan adalah lahan menjadi bersih dari semak belukar dan pepohonan sehingga lahan siap untuk dilakukan penambangan. Hasil pembersihan lahan yang berupa sisa-sisa semak belukar dan pepohonan yang telah dibersihkan tersebut kemudian ditimbun atau ditumpuk di batas Pit (boundary). Dampak yang timbul dari pembersihan lahan adalah erosi dan sedimentasi. Untuk memantau dampak tersebut yaitu dengan membuat settling pond dan sediment pond sementara saat melakukan

(20)

pembersihan lahan dalam proses pembuatan jalan dimana sebelum jalan tersebut terbentuk dan dilapisi perkerasan maka erosi akan menghasilkan sedimentasi. Erosi dan sedimentasi akan berangsur berkurang dan hilang bila area reklamasi sudah berhasil atau jalan sudah berhasil terkonstruksi dan dilapisi dengan perkerasan sehingga sediment pond tersebut tidak berfungsi lagi

(Mardiono, 2010).

f. Pembahasan

Alat yang digunakan untuk pembersihan lahan biasanya menggunakan

chainsaw tetapi di CV. Arjuna ini menggunakan Bulldozer dan excavator. Hal itu

dikarenakan rona awal tambang CV. Arjuna berupa lahan perkebunan yang tidak terdapat pohon-pohon besar seperti di hutan.

2. Mobilisasi Peralatan

a. Tujuan

Tujuan dari kegiatan mobilisasi peralatan adalah mendapatkan informasi mengenai kapan dilakukannya mobilisasi peralatan, mendapat informasi mengenai jalur mobilisasi peralatan dan bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

b. Dasar teori

Mobilisasi peralatan merupakan kegiatan untuk memindahkan peralatan

dari dan ke dalam lokasi proyek yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan konstruksi. Mobilisasi peralatan ini meliputi pengangkutan peralatan-peralatan berat yang akan digunakan untuk kegiatan pembukaan lahan, pembuatan jembatan, pembuatan jalan dan pembangunan sarana dan prasarana (Anonim,

(21)

Mobilisasi peralatan dapat dilakukan melalui jalur darat dan sungai. Peralatan penambangan terbagi menjadi dua yaitu:

- Peralatan utama penambangan adalah peralatan yang berhubungan

langsung dengan operasi penambangan.

- Peralatan pendukung penambangan adalah peralatan yang tidak

langsung berhubungan dengan operasi penambangan.

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja maka perlu adanya sistem manajemen K3.

c. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai mobilisasi peralatan yaitu alat tulis.

d. Prosedur kerja

Untuk mendapat informasi mengenai mobilisasi peralatan, Prosedur kerjanya sebagai berikut:

- Berdiskusi dengan pembimbing lapangan mengenai mobilisasi peralatan. - Menulis hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut.

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan mobilisasi peralatan di CV. Arjuna dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi dampak-dampak yang ditimbulkan pada saat kegiatan tersebut berlangsung seperti kemacetan dan timbulnya debu. Selain bentuk pengelolaan tersebut, adanya sistem manajemen K3 dalam kegiatan mobilisasi sangat penting. Sistem manajemen K3 yang diterapkan dalam kegiatan mobilisasi peralatan di CV. Arjuna meliputi sistem komunikasi, evaluasi, dan pemantauan serta perlindungan terhadap lingkungan. Peralatan yang

(22)

dimobilisasi di CV. Arjuna sebanyak 19 unit seperti terlihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Peralatan yang dimobilisasi

No. Jenis Alat Jumlah ( unit )

1. Excavator 4 2. Dozer 3 3. Motor grader 1 4. Dump truck 7 5. Fuel truck 1 6. Water truck 1 7. Water lamp 1 8. Water pump 1 f. Pembahasan

Jalur mobilisasi peralatan di CV. Arjuna melewati pemukiman, sehingga kegiatan mobilisasi dilakukan pada malam hari pada saat jam-jam tidak padat lalu lintas, hal tersebut bertujuan untuk menghindari agar tidak terjadi kemacetan. Sistem manajemen K3 yang diterapkan di CV. Arjuna adalah dengan membuat rambu-rambu serta peraturan K3 lainnya serta penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ketika melakukan mobilisasi.

3. Rekrutmen Tenaga Kerja

a. Tujuan

Tujuan dari kegiatan rekrutmen tenaga kerja adalah mendapat informasi mengenai kualifikasi tenaga kerja di CV. Arjuna, mengetahui posisi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan di CV. Arjuna, serta mengetahui dampak sosial apa saja yang terjadi dari proses rekrutmen.

b. Dasar teori

Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menetapkan sejumlah orang sebagai calon tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu seperti

(23)

yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan calon tenaga kerja mana yang paling layak untuk mengisi posisi tertentu yang tersedia di perusahaan. Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan sangat tergantung pada bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan.

c. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai proses rekrutmen tenaga kerja yaitu menggunakan alat tulis untuk mendata dari perekrutan tenaga kerja.

d. Prosedur kerja

Untuk memperoleh informasi mengenai proses rekrutmen tenaga kerja, Prosedur kerjanya sebagai berikut:

- Mempelajari data dari kepala HRD mengenai rekrutmen tenaga kerja. - Menulis hasil yang diperoleh mengenai rekrutmen tenaga kerja. e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari proses penerimaan tenaga kerja yaitu 80%

karyawan lokal dan 20% non lokal. Hasil dari kualifikasi tenaga kerja yaitu

kebanyakan dari tingkat SMA: 70%, tingkat D3 20% dan tingkat Sarjana

(S1) 10%.

Untuk posisi dan jumlah tenaga kerja di CV. Arjuna adalah sebagai berikut:

(24)

Tabel 3. Posisi dan Jumlah Tenaga Kerja di CV. Arjuna

Jabatan Jumlah

Kantor Samarinda

Kepala Cabang 1 orang

Staff. Adm. HRD 1 orang

Staff. Adm. Finance 2 orang

Staff. Adm. Umum 1 orang

Divisi Produksi

Manajer Produksi 1 orang

Supervisor Produksi 6 orang

Staff. Adm. Produksi 1 orang

Helper Produksi 12 orang

Divisi Enviro/comdev

Supervisor Enviro/comdev 1 orang

Staff. Enviro/comdev 5 orang

Staff. Adm. Enviro/comdev 1 orang

Divisi Engineering

Engineering 2 orang

Surveyor 1 orang

Helper Survei 2 orang

Tim Survei 8 orang

Geologist 1 orang

Wellsite 2 orang

Driller 3 orang

Tim Driller 30 orang

Divisi Equipment

Supervisor Equipment 1 orang

Staff Adm. Equipment 1 orang

Mekanik 8 orang

Operator 9 orang

Helper Operator 3 orang

Divisi Stockpile/jetty

Manajer Operasional 1 orang

Supervisor Jetty 2 orang

Staff. Adm. Jetty 1 orang

(25)

f. Pembahasan

CV. Arjuna merekrut tenaga kerja dengan kualifikasi yaitu pendidikan dan pengalaman kerja untuk menentukan posisi dan jumlah yang dibutuhkan. Perekrutan tenaga kerja yang diutamakan adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian yang sesuai dengan bidang yang dibutuhkan untuk menempati posisi tertentu.

4. Pembangunan Sarana dan Prasarana di Lokasi Tambang

a. Tujuan

Tujuan dari pembangunan sarana dan prasarana di lokasi tambang adalah melengkapi fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk pekerja

b. Dasar teori

Sarana adalah segala sesuatu (bisa berupa syarat atau upaya) yang dapat digunakan sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan.

Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu penunjang utama

terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan dan proyek). Sarana dan prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam perusahaan, apabila kedua hal ini tidak tersedia maka kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai Hasil yang Diharapkan sesuai dengan rencana sebelumnya (Anonim, 2012a). Fungsi dari fasilitas yang ada yaitu sebagai berikut:

- Bengkel, bengkel merupakan perawatan dan perbaikan peralatan

tambang sehingga alat-alat tersebut dapat beroperasi secara kontinyu dan tidak mengalami penurunan produktivitas. Bengkel yang dibangun dengan ukuran 0,019 hektar.

(26)

- Gudang, tempat ini berfungsi menyimpan suku cadang peralatan tambang. Bangunan ini dibangun dekat dengan bengkel dengan luas 30 m2

- Tempat cuci dan parkir kendaraan, tempat ini berfungsi untuk tempat

parker kendaraan roda empat, khususnya Light Vehicle (LV) dan dump truck, dengan luas bangunan 70 m2.

-Sarana perkantoran, tempat ini merupakan pusat pengendalian dari

kegiatan-kegiatan penambangan, baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional lapangan. Sarana perkantoran dibagi 2, yaitu kantor administrasi dan umum serta kantor departemen produksi dan enginerring dengan masing-masing luas 115 m2.

- Perumahan/mess, sarana ini berfungsi sebagai tempat tinggal para

pekerja selama kegiatan penambangan berlangsung. Mess ini dilengkapi dengan air bersih.

- Pos keamanan, tempat ini ditempatkan di pintu masuk daerah tambang dan pelabuhan.

- Tangki bahan bakar, lokasi tangki bahan bakar dipilih dekat dengan lokasi penambangan, terlindungi dari bahaya petir dan diberi pagar kawat berduri. Luas bangunan 100 m2.

- Pembangkit listrik tenaga diesel, pembangkit listrik tenaga diesel

merupakan sumber pembangkit listrik untuk keperluan penerangan lokasi sekitar perkantoran dan perumahan serta sebagai sumber energi listrik yang didistribusi ke beberapa tempat. Lokasi pembangunannya dekat dengan fasilitas bengkel agar memudahkan dalam pengawasan dan

(27)

perawatannya, adapun untuk besar daya pembangkitnya disesuaikan dengan kebutuhan pemakaiannya.

- Pembangunan jalan angkut, jalan pengangkutan terjauh berjarak kurang lebih 2,5 km dari front penambangan menuju pelabuhan. Jalan tersebut bersifat permanen dan diberi lapisan batu agregat yang telah dipadatkan. Dimensi jalan pengangkutan batubara yang sesuai dengan standar pengangkutan.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai fasilitas-fasilitas di CV. Arjuna dan letak geografis CV. Arjuna yaitu alat tulis kerja dan dokumen-dokumen mengenai fasilitas-fasilitas di lokasi tambang.

d. Prosedur kerja

Untuk mendapatkan informasi mengenai fasilitas-fasilitas yang ada di lokasi tambang yaitu sebagai berikut:

- Menyiapkan alat tulis.

- Mempelajari dokumen mengenai fasilitas-fasilitas di lokasi tambang. - Berdiskusi dengan pembimbing lapangan mengenai fasilitas yang ada. - Menulis hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari fasilitas-fasilitas di CV. Arjuna yaitu fasilitas di CV. Arjuna masih kurang memadai. Fasilitas-fasilitas yang ada di CV. Arjuna adalah sebagai berikut:

(28)

Tabel 4. Fasilitas-fasilitas di CV. Arjuna

f. Pembahasan

Berdasarkan letak geografis CV. Arjuna terletak 117º 14’ 30.00’’ s/d 117º 14’ 30.00’’ Bujur Timur dan 00º 29’ 30.00’’ s/d 00º 30’ 12.7’’ Lintang Selatan di Kelurahan Makroman, Sambutan dan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Fasilitas-fasilitas di CV. Arjuna kurang memadai dikarenakan tidak ada beberapa fasilitas yang dapat menunjang kinerja karyawan seperti pos satpam, mushola dan tempat pembuangan sampah limbah bahan berbahaya dan beracun.

5. Pembangunan Settling Pond

a. Tujuan

Tujuan pembangunan settling pond adalah mengetahui cara

pembangunan settling pond b. Dasar teori

Settling pond merupakan cekungan yang sengaja dibangun menjadi

kolam-kolam dengan posisi jajar dan memanjang dengan aliran zig-zag yang

No. Fasilitas-fasilitas Jumlah

1. Jalan hauling + 9 km 2. Jalan tambang + 5 km 3. Workshop/Bengkel 1 unit 4. Gudang 1 unit 5. Tangki BBM 1 unit 6. Stockpile 1 unit

7. Tempat cuci dan parker 1 unit

8. Sarana kantor 1 unit

(29)

berfungsi sebagai penampung air dan sedimentasi dari kegiatan pembersihan lahan dan penambangan batubara sebelum dialirkan ke perairan umum.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk pembangunan settling pond adalah Long arm

320D

d. Prosedur kerja

Pada proses pembuatan settling pond, prosedur kerjanya adalah: - Melakukan pengukuran terlebih dahulu di areal pembuatan settling pond

- Mengangkat kayu-kayu dan sejenisnya yang berada di areal pembuatan

settling pond menggunakan Long Arm 320D

- Mengangkat material, lumpur dan pasir menggunakan Long Arm 320D

dari kedalaman 2 sampai 4 meter dengan luas 15 x 10 meter e. Hasil yang dicapai

Settling Pond mempunyai 4 sampai 8 kompartemen sesuai dengan luas

pit dan debit air. Setiap kompartemen memiliki kedalaman yang berbeda, kompartemen pertama biasanya memiliki kedalaman 4 meter, dan untuk kompartemen 2 dan 3 memiliki kedalaman hingga 3 meter, sedangkan untuk kompartemen 4 memiliki kedalaman 2 meter. Untuk semua luas kompartemen memiliki luas yang sama yaitu 15 x 10 m.

f. Pembahasan

Dalam pembangunan settling pond, semakin banyak settling pond yang dibuat semakin baik karena hasil yang keluar dari settling pond tersebut lebih akurat.

(30)

6. Proses Pengelolaan dan Pemantauan Limbah di Settling Pond

a. Tujuan

Tujuan dari proses pengelolaan limbah di settling pond adalah mengetahui bagaimana proses pengelolaan dan pemantauan limbah di settling

pond.

b. Dasar teori

Settling pond merupakan cekungan yang sengaja dibangun menjadi

kolam-kolam dengan posisi jajar dan memanjang dengan aliran zig-zag yang berfungsi sebagai penampung air dan sedimentasi dari kegiatan pembersihan lahan dan penambangan batubara sebelum dialirkan ke perairan umum. Pemantauan kualitas air yaitu kegiatan pemantauan kualitas air meliputi pH, TSS, Fe dan Mn.

c. Alat dan bahan

Bahan yang digunakan untuk pengelolaan limbah di settling pond yaitu kapur dolomite, tawas dan indikator universal.

d. Prosedur kerja

Pada proses pengelolaan dan pemantauan kualitas air di settling pond, prosedur kerjanya yaitu:

- Pemberian kapur dan atau tawas pada settling pond

- Mengamati dan mengukur kualitas air yang masuk dan keluar dari settling

pond dengan menggunakan indikator universal (pH diketahui dengan

kisaran warna pada kemasan alat)

(31)

e. Hasil yang dicapai

Pengelolaan Settling Pond dilakukan dengan cara air yang masuk kedalam Settling Pond akan diberi perlakuan dengan kapur dolomite dan atau tawas kemudian dilakukan analisa visual dan teknis untuk mengetahui tingkat keasaman dan kekeruhan. Apabila sudah sesuai dengan standar baku mutu, air akan dialirkan ke perairan umum, sedangkan untuk pemantauanya yaitu dilakukan secara periodik selama 1 minggu sekali.

Pemantauan kualitas air yaitu kegiatan pemantauan kualitas air yang dilakukan seminggu sekali untuk mengukur tingkat keasaman air (pH) dengan memakai indikator universal sedangkan pemeriksaan kualitas air melalui laboratorium independent dilakukan setiap triwulan. Pemeriksaan laboratorium ini meliputi pH. TSS, Fe dan Mn. Pemantauan kualitas air dilakukan di areal tambang, di stockpile, di sungai tempat outlet setlling pond.

f. Pembahasan

Pengelolaan air dengan menggunakan tawas bertujuan untuk menjernihkan air di dalam settling pond, sedangkan penggunaan kapur dolomite bertujuan untuk menetralkan pH di dalam settling pond.

Pemantauan kualitas air di settling pond lebih baik dilakukan setiap hari agar hasil yang didapat lebih baik dan akurat namun di CV. Arjuna pemantauan kualitas air dilakukan selama 1 minggu sekali, hal tersebut dikarenakan terkendala oleh kendaraan dan cuaca.

(32)

C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara

1. Proses Pengerukan dan Penimbunan Tanah Pucuk (top soil) dan Tanah Penutup (overburden)

a. Tujuan

Tujuan proses pengerukan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup adalah mengetahui proses pengerukan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup.

b. Dasar teori

Pengupasan tanah penutup (stripping) yaitu kegiatan yang dilakukan setelah land clearing yaitu kegiatan pengupasan tanah penutup yang dimaksudkan untuk membuang tanah penutup agar batubara mudah ditambang. Tanah penutup (OB) terdiri dari top soil dan non top soil. Top soil adalah tanah yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman (humus). Sedangkan non top soil adalah tanah penutup yang kurang/tidak mengandung humus yang dapat berupa batuan. Dalam kegiatan penambangan top soil dikupas dan ditempatkan di daerah yang aman karena top soil tersebut akan digunakan kembali untuk kegiatan reklamasi nantinya.

c. Alat dan bahan

Peralatan yang digunakan untuk pengerukan dan penimbunan top soil dan overburden yaitu bulldozer/ripper, excavator dan dump truck. Bahan yang digunakan adalah solar dan oli.

d. Prosedur kerja

Untuk pengerukan dan penimbunan tanah penutup dan tanah pucuk yaitu:

(33)

- Mendorong atau mengumpulkan tanah penutup dan tanah pucuk mengunakan bulldozer.

- Pemuatan tanah penutup dan tanah pucuk ke dump truck mengunakan

excavator

- Pengangkutan tanah penutup dan tanah pucuk mengunakan dump truck

e. Hasil yang dicapai

Untuk pengerukan tanah penutup menggunakan 2 cara yaitu:

- Back filling digging method yaitu tanah penutup dibuang ke tempat yang

batubaranya sudah diambil.

- Benching system , yaitu sistem melakukan pengupasan tanah penutup

sambil membuat jenjang (benching). f. Pembahasan

Dalam penanganan top soil yaitu dengan mengumpulkan top soil ke tempat yang aman kemudian diangkut ke lahan bekas penambangan yang telah ditutup dengan tanah penutup (overburden) dan langsung diratakan menggunakan bulldozer tanpa dikumpulkan terlebih dahulu.

2. Proses Pengerukan Batubara

a. Tujuan

Tujuan dari proses pengerukan batubara yaitu untuk memperoleh informasi mengenai proses pengerukan batubara.

b. Dasar teori

Proses pengerukan batubara adalah kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan pengerukan tanah yang bertujuan untuk mendapatkan batubara.

(34)

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk proses pengerukan batubara adalah excavator

PC 200 dan dump truck

d. Prosedur kerja

Untuk pengerukan batubara Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:

- Mengeruk atau mengambil batubara mengunakan excavator PC 200.

- Mengangkut batubara yang akan dibawa ke Jetty dengan menggunakan

dump truck.

e. Hasil yang dicapai

Proses pengerukan batubara dilakukan menggunakan excavator PC 200 yang kemudian dimuat ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa ke Jetty (pelabuhan).

f. Pembahasan

Dalam proses pengerukan batubara menggunakan excavator PC 200. Jika dalam keadaan sedang mrngejar target produksi maka pengerukan batubara menggunakan excavator PC 400 karena dengan menggunakan excavator tersebut pengantrian dump truck tidak akan terjadi. Jika terjadi pengantrian, maka akan mengakibatkan kerugian.

3. Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan

a. Tujuan

Pengukuran kualitas udara dan kebisingan bertujuan untuk mengetahui kualitas udara dan kebisingan di CV. Arjuna.

b. Dasar teori

Pemantauan kualitas udara yaitu kegiatan pemantauan kualitas udara yang mencakup pemantauan konsentrasi debu kerja, Pb, H2S, CO, O2, NO2, dan

(35)

SO2 yang bersumber dari zona pernafasan pekerja dimana kegiatan-kegiatan

dilakukan.

Pemantauan Kualitas Kebisingan yaitu kegiatan pemantauan kualitas kebisingan yang bersumber dari kegiatan transportasi dan suara manusia. c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas udara adalah Impinger, sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur kualitas kebisingan adalah

Sound Level Meter.

d. Prosedur kerja

Untuk mengukur kualitas udara dan kebisingan, prosedur kerjanya yaitu: - Menyiapkan Impinger dan Sound Level Meter untuk dibawa ke titik yang

ditentukan

- Meletakkan Impinger di titik yang ditentukan dengan memasang penjerap terlebih dahulu

- Tunggu pengukuran hingga ± 1 jam

- Setelah ± 1 jam kemudian hasil tersebut dibawa ke laboratorium untuk dianalisa

e. Hasil yang dicapai

Pengukuran kualitas udara dan kebisingan di CV. Arjuna dilakukan oleh pihak dari Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pengukuran tersebut dilakukan di titik zona pernapasan pekerja dimana aktifitas-aktifitas dilakukan yaitu di pit, jalan hauling dan pemukiman penduduk sekitar tambang. Hasil dari pengukuran tersebut adalah CV. Arjuna sudah memenuhi baku mutu yang ada.

(36)

f. Pembahasan

Pengukuran kebisingan menggunakan alat sound level meter dengan satuan dBA kemudian dibandingkan dengan batas ambang yang dijinkan. Sedangkan pemantauan konsentrasi debu dilakukan dengan cara menghitung jumlah debu per panjang jalan dalam satuan lb/mile. Dari hasil pengukuran debu ditabulasikan dan mengacu kepada baku mutu udara. Lokasi pemantauan dilakukan pada jalan angkut batubara, pit penambangan dan lokasi yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.

4. Proses Pengolahan Batubara

a. Tujuan

Tujuan dari proses pengolahan batubara adalah mengetahui proses pengolahan batubara sebelum diberikan ke buyer (pembeli) dan cara pengelolaan dan pemantauan dampak partikel batubara.

b. Dasar teori

Pengolahan batubara adalah kegiatan mengenai proses pengolahan batubara mulai dari batubara yang masih asli dari tambang hingga diolah sesuai keinginan pembeli (buyer).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk pengolahan batubara yaitu:

- Alat-alat berat, meliputi: 2 excavator, 5 wheel loader dan 5 PS - Alat pembentuk batubara, meliputi: crusher tetap dan crusher mobile d. Prosedur kerja

Prosedur kerja pengolahan batubara adalah sebagai berikut: - Mengangkut batubara menggunakan excavator dari run of mine

(37)

- Masukkan batubara tersebut ke crusher sesuai dengan keinginan konsumen

- Setelah proses penghancuran selesai dan diletakkan di stockpile

kemudian batubara tersebut dimuat ke PS e. Hasil yang dicapai

Pengolahan batubara diolah sesuai dengan permintaan buyer (pembeli). Pembeli biasanya ada yang memilih batubara yang berbentuk Raw Coal dan ada juga yang memilih untuk membeli Crush Coal.

Raw Coal adalah batubara asli yang berasal dari tambang langsung

dimuat di tongkang, sedangkan Crush Coal adalah batubara yang berasal dari tambang kemudian dihancurkan menggunakan crusher sebelum dimuat ke tongkang.

f. Pembahasan

Dalam penjaminan mutu batubara , CV. Arjuna melakukan pengujian kualitas di Laboratorium Sucofindo. Sebelum melakukan pengujian, dilakukan pengambilan sampel batubara secara acak. Setelah pengujian tersebut diperoleh hasil maka hasil tersebut diperlihatkan kepada buyer (pembeli) untuk dilihat kualitasnya. Kualitas batubara di CV. Arjuna yaitu 4.800-5.300 k/kal. Sedangkan untuk pemantauan dampak partikel batubara dapat dilakukan per 3 – 6 bulan sekali.

Pengelolaan dampak partikel debu batubara selama proses pengelolaan batubara yaitu dengan cara menyemprotkan air dengan menggunakan pipa-pipa air yang sudah terpasang dalam Crusher karena debu-debu tersebut berasal dari proses pemecahan batubara .

(38)

5. Proses Pengangkutan Batubara ke Stockpile

a. Tujuan

Tujuan dari proses pengangkutan batubara ke stockpile adalah: - Untuk mengetahui jalur pengangkutan batubara menuju stockpile - Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari proses pengangkutan - Untuk mengetahui pengelolaan dari dampak yang ditimbulkan dari proses

pengangkutan. b. Dasar teori

Kegiatan pengangkutan batubara merupakan kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan pengerukan batubara dari areal tambang kemudian diangkut menuju stockpile.

c. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan yaitu Water tank dan bahan yang digunakan yaitu air sungai/danau.

d. Prosedur kerja

Prosedur kerja untuk mengelola dampak yang ditimbulkan pada proses pengangkutan batubara yaitu:

- Mengisi water tank menggunakan air sungai atau air danau dengan cara memompa air tersebut.

- Menyiram jalur pengangkutan yang berdebu. e. Hasil yang dicapai

Jalur pengangkutan batubara ke stockpile melalui beberapa daerah diantaranya Makroman, Sungai Tempurung, dan Anggana (Kutai Lama). Jarak pengangkutan dari Simpang Walet ke Jetty (pelabuhan) yaitu + 10-11 Km. f. Pembahasan

(39)

Sebagian jalur pengangkutan yang dilewati oleh CV. Arjuna juga dilewati oleh PT. Lana Harita Indonesia (LHI) dan Buana Riski. Dampak yang ditimbulkan pada proses pengangkutan batubara menuju stockpile meliputi jalan rusak, timbulnya getaran dan debu. Pengelolaan dampak seperti jalan rusak dapat dilakukan dengan penimbunan menggunakan laterit. Namun dampak tersebut sangat minim dirasakan masyarakat karena jalur pengangkutan yang dilalui jauh dari pemukiman.

6. Proses Pengapalan Batubara

a. Tujuan

Tujuan proses pengapalan batubara adalah mendapatkan informasi mengenai jumlah produksi batubara yang dihasilkan perbulan dan pasar tujuan batubara di CV. Arjuna.

b. Dasar teori

Pengiriman batubara dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen yaitu Raw Coal (batubara dalam bentuk asli dari tambang) dan Crush Coal (batubara dalam bentuk sudah pecahan) yang kemudian siap dipasarkan ke berbagai tempat (luar negeri atau dalam negeri).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai jumlah produksi batubara yang dihasilkan perbulan dan pasar tujuan batubara di CV. Arjuna adalah alat tulis.

d. Prosedur kerja

Untuk mengetahui informasi jumlah produksi batubara perbulannya dan informasi pasar tujuan batubara Prosedur kerjanya yaitu:

(40)

- Berdiskusi dengan pembimbing di lapangan mengenai informasi jumlah produksi batubara yang dihasilkan perbulan dan informasi pasar tujuan batubara.

- Menulis hasil diskusi tersebut

e. Hasil yang dicapai

Jumlah produksi batubara di CV. Arjuna adalah 40.000 Mt/bulan. Pasar tujuan batubara CV. Arjuna yaitu 80% penjualan di dalam negeri, sedangkan 20% di luar negeri.

f. Pembahasan

Jumlah produksi batubara yang tidak mencapai target dikarenakan terkendala oleh cuaca seperti hujan di area pertambangan. Sedangkan pasar tujuan batubara CV. Arjuna meliputi 2 tempat yaitu di dalam negeri dan di luar negeri. Untuk pasar tujuan di dalam negeri yaitu PLTU Paiton dan PLTU Suralaya, Sedangkan pasar tujuan ke luar negeri tidak langsung dari CV. Arjuna, melainkan melalui perantara.

D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara 1. Kegiatan Reklamasi Lahan

a. Tujuan

Untuk mendapatkan informasi lahan yang telah dan akan direklamasi serta untuk mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan kolam/lubang sisa tambang.

(41)

b. Dasar teori

Reklamasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan batubara, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk kegiatan reklamasi yaitu: - Excavator

- Bulldozer

- Dump truck

Bahan yang digunakan untuk kegiatan reklamasi yaitu: - Solar

- Oli

d. Prosedur kerja

Prosedur kerja kegiatan reklamasi lahan yaitu:

- Meratakan tanah di lahan yang akan direklamasi menggunakan bulldozer. - Memuat top soil ke dump truck menggunakan excavator.

- Mengangkut top soil ke lahan yang akan direklamasi menggunakan dump

truck.

- Menebar top soil ± 30-40 cm.

- Meratakan top soil menggunakan bulldozer. e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai yaitu lokasi lahan reklamasi CV. Arjuna sama dengan lahan yang akan direvegetasi. Dan kebanyakan lahan yang digunakan untuk penambangan batubara tersebut merupakan lahan yang digunakan dengan sistem sewa.

(42)

Lahan yang telah dan akan direklamasi antara lain:

- Pit 6 yang telah dilakukan Back filling digging seluas + 3 Ha - Disposal Pit 6 rekonturing seluas 12 Ha

- Pit 1 seluas + 20 Ha - Pit 4 seluas 3 Ha - Pit 2 utara seluas 8 Ha - Pit 2 selatan seluas 2 Ha

- Disposal gabungan Pit B, C, dan D seluas 16,3 Ha - Pit D seluas 2 Ha

f. Pembahasan

CV. Arjuna memanfaatkan kembali lubang sisa tambang untuk pembuatan settling pond. Selain dimanfaatkan untuk settling pond, kolam/lubang sisa tambang tersebut dikelola dengan cara reklamasi lahan yang dilakukan oleh perusahaan. Setelah direklamasi maka lahan tersebut dimanfatkan sesuai dengan kesepakatan antara pemilik lahan dengan pihak perusahaan. Sistem kesepakatan antara pemilik lahan dengan pihak perusahaan meliputi sistem fee batubara , sistem beli lahan dan sistem sewa (peminjaman dengan jangka waktu 3 tahun).

2. Kegiatan Revegetasi Lahan

a. Tujuan

Tujuan kegiatan revegetasi yaitu:

- Mendapatkan informasi jenis tanaman apa saja yang akan digunakan

dalam kegiatan revegetasi lahan

- Mendapatkan informasi lahan yang telah dan akan di revegetasi - Mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan lahan revegetasi

(43)

b. Dasar teori

Revegetasi merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang. Untuk lahan yang akan direvegetasi terlebih dahulu dipastikan lahan tersebut siap tanam dan tidak terdapat Overburden. Tanaman akan ditanam apabila telah selesai ditebar top soil.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada proses revegetasi lahan pasca tambang yaitu sebagai berikut:

- Cangkul

- Tali pancang

- Parang

- Kayu berdiameter ± 3-4 cm

Adapun bahan yang digunakan adalah benih kacang-kacangan. d. Prosedur kerja

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, Prosedur kerjanya sebagai berikut:

- Berdiskusi dengan pembimbing lapangan mengenai informasi jenis

tanaman yang digunakan, dan informasi lahan yang telah dan akan direvegetasi.

- Mengamati proses revegetasi lahan pasca tambang.

- Membatasi lahan yang akan direvegetasi menggunakan tali pancang.

- Mengukur jarak tanam menggunakan tali pancang lalu membuat lubang

menggunakan cangkul, kemudian ditancap kayu sebagai tanda tempat yang akan ditanam.

(44)

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari proses revegetasi lahan yaitu terdapat banyak lahan yang sudah direvegetasi yaitu Pit 6 yang telah dilakukan Back filling

digging seluas + 3 Ha, Disposal Pit 6 rekonturing seluas 12 Ha, Pit 1 seluas + 20

Ha, Pit 4 seluas 3 Ha, Pit 2 utara seluas 8 Ha, Pit 2 selatan seluas 2 Ha, Disposal gabungan Pit B, C, dan D seluas 16,3 Ha, dan Pit D seluas 2 Ha. Jenis tanaman yang digunakan dalam revegetasi ada empat jenis tanaman, sedangkan pemanfaatan lahan revegetasi hanya digunakan sebagai lahan penghijauan f. Pembahasan

Jenis tanaman yang digunakan dalam proses revegetasi lahan yaitu menggunakan tanaman Sengon, Trembesi, Akasia, dan Gamal dengan jarak tanam pada setiap tanaman yaitu 4 x 4 meter yang disesuaikan dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Lahan revegetasi tersebut dikelola dengan memberikan pupuk 3 minggu sekali (tergantung cuaca), jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dan pupuk kimia.

3. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

a. Tujuan

Tujuan kegiatan CSR yaitu mengetahui prioritas program kemasyarakatan dan cara penyampaian keluhan masyarakat di sekitar lokasi tambang.

b. Dasar teori

CSR yaitu upaya dari perusahaan untuk menaikkan citranya di mata publik dengan membuat program-program am al baik yang bersifat eksternal maupun internal. Program eksternal yaitu dengan menjalin hubungan yang baik dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk

(45)

menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan secara internal yaitu mampu berproduksi dengan baik, mencapai keuntungan yang maksimal dan mensejahterakan karyawannya. c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai prioritas program kemasyarakatan dan cara penyampaian keluhan masyarakat di sekitar lokasi tambang yaitu alat tulis dan kamera.

d. Prosedur kerja

Untuk mendapatkan informasi mengenai program-program CSR yang sudah berjalan di CV. Arjuna, prosedur kerjanya adalah:

- Mengamati kondisi masyarakat di sekitar lokasi tambang batubara.

- Berdiskusi dengan tokoh masyarakat (Ketua RT) tentang kegiatan CSR

yang telah diberikan.

- Menulis hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut. e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai yaitu perusahaan memprioritaskan bantuan kepada masyrakat sekitar tambang berupa infrastruktur karena daerah di sekitar perusahaan merupakan daerah yang masih dalam tahap pengembangan sehingga membutuhkan fasilitas-fasilitas masyarakat yang lebih baik dan lebih banyak lagi. Bantuan- bantuan infrastruktur tersebut misalnya pembuatan sumur bor karena di daerah tersebut masih kesulitan air bersih, sebelum ada perusahaan tambang, masyarakat memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Karena masyarakat sekitar tambang mayoritas adalah petani maka perusahaan memberikan bantuan berupa pupuk per 6 bulan/kk sebanyak 1 karung.

(46)

f. Pembahasan

Karena tidak ada Peraturan Daerah yang mengatur seberapa besar bantuan dana yang harus diberikan kepada masyarakat, oleh karena itu perusahaan melakukan kegiatan CSR dengan cara melakukan pertemuan kepada pihak-pihak terkait seperti RT setiap bulan untuk dilakukan musyawarah mengenai bantuan yang diperlukan.

(47)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Praktik kerja lapang (PKL) merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada semester akhir yang bertujuan untuk pembekalan keterampilan di masa akan datang. Dari praktik kerja lapang yang dilaksanakan di CV. Arjuna terhitung sejak 6 Maret sampai 6 Mei 2013 dapat disimpulkan bahwa CV. Arjuna telah mengacu pada Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikeluarkan oleh Walikota Samarinda Nomor: 545/189/HK-KS/IV/2011, sedangkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungannya sudah cukup baik misalnya dibuatkan settling pond untuk menampung limbah dan mengelolanya agar tidak terjadi dampak seperti erosi dan kualitas air yang keluar dari outlet settling pond tersebut sudah memenuhi baku mutu yang ada.

B. Saran

Adapun saran-saran dari hasil Praktik Kerja Lapang di CV. Arjuna adalah sebagai berikut:

1. CV. Arjuna sebaiknya menambah sarana dan prasarana perusahaan baik di kantor maupun di lapangan.

2. Mahasiswa harus aktif dalam mencari informasi agar data yang didapatkan menjadi lebih jelas dan bermanfaat bagi pembaca.

3. Mahasiswa harus mampu bekerjasama dalam tim untuk dapat menyelesaikan masalah dan lebih kreatif dalam melakukan hal baru.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006a. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL). CV. Arjuna.

Samarinda.

Anonim. 2006b. Dokumen Rencana pengelolaan Lingkungan (RKL). CV.

Arjuna. Samarinda.

Anonim. 2006c. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan(RPL). CV. Arjuna.

Samarinda.

Anonim. 2012a. Laporan Triwulan Bagian III. CV. Arjuna. Samarinda. Anonim. 2012b. Laporan Triwulan Bagian IV. CV. Arjuna. Samarinda.

Anonim. 2012c. Dokumen Rencana Kerja Tahunan Teknis & Lingkungan

(RKTTL). CV. Arjuna. Samarinda.

Anonim. 2012d. Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). CV.

Arjuna. Samarinda.

Mardiono D. 2010. Pemilihan Kolam Pengendapan di Daerah Tambang.

(49)
(50)

Gambar. 1 Pembersihan lahan (land clearing)

(51)

Gambar. 3 Pembuatan settling pond

(52)

Gambar. 5 Settling pond

(53)

Gambar. 7 Proses pemompaan Air Asam Tambang (AAT)

(54)

Gambar. 9 Pengukuran pH air menggunakan kertas lakmus

(55)

Gambar. 11 Pengisian solar

(56)

Gambar. 13 Pengambilan sampel kualitas udara di Simpang Bustan dan SDL

(57)

Gambar. 15 Analisa kualitas udara di Laboratorium Balai K3

(58)

Gambar. 17 Lahan yang direvegetasi

(59)

Gambar. 19 Aktifitas warga sekitar tambang

(60)

Gambar. 21 Pembuatan sumur bor

(61)

Gambar. 23 Papan informasi realisasi bantuan

(62)

Gambar. 25 Perbaikan settling pond

(63)

Gambar. 27 Benching system

(64)

Gambar. 29 Impinger

(65)

Gambar. 31 Excavator

(66)
(67)

Gambar. 34 Struktur Jabatan Kepala Cabang Staff. Adm. HRD Staff. Adm. Finance Staff. Adm.

Umum ProduksiManajer Supervisor Produksi Staff. Adm. Produksi Helper Produksi Supervisor Enviro/ comdev Staff. Enviro/ comdev Staff. Adm. Enviro/ comdev Engineering Surveyor Helper Survei Tim Survei

Geologist Wellsite Driller Tim Driller

Supervisor Equipment Staff. Adm.

Equipment Mekanik Operator

Helper Opertor Manajer Operasional Jetty Supervisor Jetty Staff. Adm. Jetty Helper Jetty

Gambar

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di CV. Arjuna
Tabel 2. Peralatan yang dimobilisasi  No.  Jenis Alat  Jumlah ( unit )
Tabel 3. Posisi dan Jumlah Tenaga Kerja di CV. Arjuna
Tabel 4. Fasilitas-fasilitas di CV. Arjuna

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : „‟ Pengaruh

Rendahnya pemanfaatan jurnal pada pangkalan data ProQuest dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain (1) jurnal-jurnal yang dilanggan belum sepenuhnya memenuhi

Nyeri dapat terlokalisasi pada satu daerah kecil atau menjadi lebih umum sakit di punggung bawah.Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dengan waktu, meningkat dengan gerakan,

Aktivitas yang kita lakukan sehari- hari tersebut tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat mengangkat barang dengan posisi membungkuk,

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

Penyusunan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan dengan judul “Perencanaan Unit Sanitasi Pabrik Wafer Cream dengan Kapasitas Produksi 43.200 Kemasan per Hari @ 62,5

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

Penambahan aditif BLEF pada rumput Raja dapat meningkatkan kualitas fermentasi silase yang ditandai nilai pH dan konsentrasi N-NH 3 yang signifikan menurun, serta konsentrasi