• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI

PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN DBD

DENGAN MENGGUNAKAN METODE 3M PLUS DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SUNGAI JINGAH TAHUN 2017.

A. Identitas Responden

Nama

:

Alamat

:

Umur

:

Jenis Kelamin :

Pendidikan

:

(2)

Lembar Observasi

No Item Observasi

Ya

Tidak

Menutup Penampungan Air

1.

Bak mandi dan wc

2.

Tempat air minum

3.

Gentong air

4.

Penampungan air wudhu

5.

Penampungan air lainnya ...

6.

-

7.

-

8.

-

Menguras Penampungan Air (dibuktikan dengan tidak

adanya jentik)

9.

Bak mandi dan wc

10. Temat air minum

11. Tempat air wudhu

12

Penampungan air di vas bunga

13. Tempat air minum hewan peliharaan (burung, kucung dll)

14. Pemampungan air lainnya ...

15. -

16. -

17. -

18. -

Menimbun / Mrngubur / Membakar (dibuktikan

dengan tidak adanya barang tersebut tergeletak

sembarangan)

19. Kaleng-kaleng bekas

20. Ban bekas

21. Botol-botol bekas

22. Barang-barang bekas lainnya ...

23

-

24

-

25

-

Pencegahan Gigitan Nyamuk Lainnya

26. Menabur bubuk abate pada pemampungan air

27. Menngunakan obat anti nyamuk/kelambu pada siang hari

28. Menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi

29. Memelihara ikan pemakan jentik

30. Tidak menggantung pakaian di rumah

(3)

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI INFORMAN

Kepada Yth :

Bapak/Saudara Informan

di wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi S1

Keperawatan

Fakultas

Keperawatan

dan

Ilmu

Kesehatan

Universitas

Muhammadiyah Banjarmasin:

Nama

: Muhammad Iriansyah

NIM

: 1614201120334

Alamat

: Jl. Berangas Timur Komplek Niagara No 24 RT 20 Desa

Tatah Mesjid Kecamatan Alalak Barito Kuala

No Telpon

: 0821 5794 8050

Akan mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi

Partisipasi Kepala Keluarga Dalam Pencegahan DBD Dengan Menggunakan

Metode 3M Plus di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah Tahun 2017.

Peneliti menjamin kerahasiaan, baik dalam hal identitas maupun semua

pernyataan yang terlampir, untuk itu peneliti tidak meminta Bapak /Saudara untuk

melampirkan nama sebenarnya.

Untuk keperluan diatas peneliti mohon kesediaan informan untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan peneliti dengan sebenar-benarnya berdasarkan apa yang

dirasakan dan dialami.

Resiko yang mungkin muncul ketika anda bersedia menjadi informan

adalah mungkin akan merasa ketidaknyamanan fisik (seperti pusing/sakit

kepala/kelelahan) dan ketidaknyamanan psikologis (seperti bosan/tersinggung/

stress/cemas) adapun resiko lainnya, namun jika hal tersebut anda alami sebelum

dan sesudah penelitian maka peneliti memohon maaf yang sebesar-besarnya dan

akan bertanggung jawab sepenuhnya baik pada aspek medis maupun aspek hukum.

(4)

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi dan bahan tambahan

pengetahuan bagi Bapak/Saudara tentang partisipasi masyarakat dalam pencegahan

DBD dengan menggunakan metode 3M Plus di wilayah kerja puskesmas Sungai

Jingah dan menjadi referensi pelayanan kesehatan dalam memberikan pendidikan

kesehatan dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan

DBD.

Sebagai bukti kesediaan menjadi informan dalam penelitian ini, saya mohon

Anda untuk menandatangani lembar persetujuan pada identitas informan. Anda

juga diberi kebebasan untuk mengundurkan diri jika selama penelitian merasakan

resiko yang disebutkan diatas atau terdapat suatu hal yang menyebabkan anda

keberatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Atas partisipasi Anda peneliti ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, Februari 2017

(5)

Lampiran 3

INFORMED CONSENT

(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Inisial

:

Alamat

:

Umur

:

Tingkat Pendidikan :

Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas baik melalui lisan maupun

tulisan yang termuat di dalam PERMOHONAN SURAT MENJADI

RESPONDEN menliputi:

1. Identitas Peneliti (Nama, NPM, Alamat, No.HP)

2. Tujuan Penelitian

3. Jaminan Kerahasiaan

4. Metode/cara yang digunakan dalam penelitian

5. Risiko yang mungkin muncul

6. Manfaat penelitian

7. Hak untuk mengundurkan diri

Oleh karena itu saya bersedia secara sukarela untuk menjadi responden penelitian

dengan penuh kesadaran serta tanpa paksaan

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak

manapun.

Banjarmasin. Februari 2017

Responden

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

Lampiran 8 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No. Kegiatan 2016 2017

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1. Mengajukan judul penelitian 2. Studi pendahuluan 3. Menyusun proposal 4. Seminar proposal 5. Revisi proposal

6. Komisi etik penelitian 7. Pelaksanaan penelitian 8. Penyusunan laporan 9. Seminar skripsi 10. Revisi skripsi 11. Pengumpulan naskah skripsi

(16)

Lampiran 9

PANDUAN WAWANCARA INFORMAN UTAMA

1. Perkenalan dan Menyampaikan Tujuan Wawancara

1.1 Assalamualaikum Wr.Wb. Perkenalkan, saya Muhammad Iriansyah

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. seperti yang sudah

kita sepakati sebelumnya hari ini saya menemui bapak untuk

membicarakan pengalaman bapak berpartisipasi dalam pencegahan DBD

menggunakan metode 3M Plus.

1.2 Saya tertarik untuk mengetahui pengalaman bapak dalam melakukan

pencegahan DBD menggunakan metode 3M Plus.

1.3 Saya berharap bapak berkenan meluangkan waktu untuk berbagi

pengalaman dengan saya.

1.4 Saya akan menjamin kerahasiaan dari hasil pembicaraan ini.

2. Data Demografi

Bisakah bapak menerangkan sedikit mengenai keterangan diri bapak

2.1 Kode partisipan

:

2.2 Usia

:

2.3 Jenis Kelamin

:

2.4 Pekerjaan

:

2.5 Pendidikan

:

2.6 Penghasilan

:

(17)

3. Pedoman Pertanyaan

3.1 Pertanyaan Umum

3.1.1 seperti apa bapak melihat DBD sebagai penyakit berbahaya yang

mematikan?

3.1.2 Taukah bapak mengenai pencegahan DBD?

3.1.3 Menurut bapak, siapa yang bertanggung jawab dalam pencegahan

DBD?

3.1.4 Apakah bapak tau tentang program puskesmas untuk pemberantasan

DBD? Jika tau, coba sebutkan!

3.1.5 Menurut bapak, apakah upaya pencegahan penyakit DBD

merupakan hal yang penting?

3.1.6 Dapatkah bapak menjelaskan mengenai pencegahan DBD

menggunakan metode 3M Plus?

3.1.7 Tempat-tempat apa saja yang berpotensi menjadi tempat

berkembang biak nyamuk DBD?

3.1.8 Menurut bapak, apakah apakah penyuluhan DBD perlu diadakan?

3.2 Pertanyaan Khusus

3.2.1 Input (Masukan)

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Dapatkah bapak berbagi mengenai pengalaman melakukan

pencegahan DBD menggunakan metode 3M Plus yang anda

lakukan (menguras, menutup, mengubur, dan tindakan

pencegahan lain).

b. Pendanaan

Apakah ada dari pihak puskesmas ataupun pejabat terkait yang

memberikan pendanaan untuk melakukan pencegahan 3M Plus?

c. Sarana dan Prasarana

(18)

Apakah dari pihak puskesmas memberikan media/sarana untuk

melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus? (poster,

leaflet, buku panduan, baliho..dll)

d. Metode/cara yang digunakan dalam pencegahan

Metode/cara apa saja bapak gunakan dalam pencegahan DBD?

3.2.2 Procces (Proses)

a. Penyuluhan/Pendidikan Kesehatan

Apakah pihak puskesmas pernah memberi penyuluhan terkait

pencegahan DBD menggunakan metode 3M Plus?

b. Konseling

Bisakah bapak menceritakan apakah ada konseling atau

bimbingan dari pihak puskesmas terkait pencegahan DBD

menggunakan 3M Plus.

c. Pelatihan

Apakah bapak pernah mendapat pelatihan dari puskesmas

maupun pejabat terkait mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk

menggunakan 3M Plus?

3.2.3 Output (Keluaran)

a. Pengendalian DBD oleh Postu/RT/RW setempat

Dapatkah bapak menjelaskan berapa kali/seberapa sering gotong

royong dalam upaya pencegahan DBD dilaksanakan.

b. PSN Mandiri

Apakah bapak dapat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk

secara mandiri?

c. Kader Jumantik

Apakah terdapat Kader Jumantik di lingkungan tempat tinggal

bapak?

(19)

Apakah ada Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) yang

bertugas mengndalikan DBD di lingkungan tempat tinggal

Bapak?

3.2.4 Dampak

Menurut bapak apakah dampak yang terjadi jika Pemberantasan

Sarang Nyamuk menggunakan 3M Plus dilakukan dengan baik?

4. Penutup

4.1 Kita sudah membicarakan tetntang pengalaman bapak dalam berpartisipasi

melakukan pencegahan DBD menggunakan metode 3M Plus.

4.2 Sebelum wawancara ini diakhiri mungkin bapak ada yang ingin di

klarifikasi. Jika sudah cukup saya ucapkan terimakasih atas informasi dan

partisipasinya.

(20)

Lampiran 10

LEMBAR FIELD NOTE INFORMAN

Kode informan:

Tempat wawancara:

Suasana tempat saat akan dilakukan wawancara:

Gambaran informan saat dilakukan wawancara

Posisi:

Non verbal:

Gambaran respon informan selama wawancara berlangsung

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

Non verbal:

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

(21)

Non verbal:

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

Non verbal:

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

Non verbal:

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

(22)

Non verbal:

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

Non verbal:

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

Non verbal:

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

Non verbal:

(23)

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

Non verbal:

Pertanyaan No...tentang...

Posisi:

Non verbal:

(24)

Lampiran 11 Pertanyaan umum

No. Pertanyaan Jawaban informan utama Jawaban informan triagulasi Kesimpulan

1. Seperti apa bapak melihat DBD sebagai penyakit berbahaya yang mematikan?

“Itu perlu diberantas!, perlu itu karna berbahaya” (IU 1).

“Menurut saya untuk DBD ini pertama sekali itu pemberantasan terutama pada musum hujan, kan banyak itu sampah-sampah yang di buang oleh tetangga-tetangga dan seharusnya ketua RT mengontrol itu dengan cara memberi saran kepada penduduk atau warga untuk saling menjaga kebersihan”.(IU 2) “Cara memberantas itu tidak terlalu mengerti, misalkan dirumah kita bersih kan bisa saja terkena gigitan nyamuk itu di tempat lain, seperti di sekolah, atau waktu anak sedang main. Apalagi anak anak aktivitasnya banyak siang jarang di rumah sehingga bisa terkena di tempat lain”.(IU 3)

“Kalau tanggapan saya penykit DBD ini kan biasanya akibat dari nyamuk, nyamuknya ini bersarang tidak pada tempat yang kotor, tapi di tempat yang

“Kalau menurut saya Demam Berdarah di wilayah kita khususnya di kota Banjarmasin sepertinya tidak mungkin ada habisnya, karna rendahnya kesadaran warga. Walaupun sudah banyak dilakukan penyuluhan. Ibaratnya itu sampai mulut berbusa menyampaikan penyuluhan untuk PSN masih saja ada yang tidak terlalu perduli, dia perduli apabila sudah terkena DBD atau keluarganya yang terkena DBD apalagi sampai mengakibatkan kematian” (IT 1).

Informan memahami akan bahanya DBD dan menyatakan perlu melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk yang dapat menularkan penyakit DBD dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, menjaga tempat penampungan air dan tindakan 3M lainnya, namun meskipun demikian DBD akan terus ada dan tidak ada habisnya jika kesadaran warga rendah untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri.

(25)

airnya jernih itu yang ada jentiknya. Jadi tanggapanku jika terjadi di lingkungan RT alangkah baiknya apabila masyarakat melakukan 3M atau pengasapan karna DBD ini sangat berbahaya”.(IU 4) “DBD ini kan utamanya harus menjaga kebersihan terutama pada tempat penampungan air, nyamuk DBD ini kan berkembang biak itu pada air yang bersih terutama pada bak mandi, kaleng kaleng bekas, jadi itu harus dibasmi tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk”.(IU 5)

“pendapat saya yang jelas lingkungan rumah dulu harus bersih untuk menghindari nyamuk bersarang”.(IU 6) “Iya sangat berbahaya, saya sendiri sangat riskan dan harus cepat di bawa ke rumah sakit dan diberi tindakan secepatnya”.(IU 7)

2. Taukah bapak mengenai pencegahan DBD menggunakan 3M Plus?

“Itu misalnya, kalau bisa jangan ada jentik. Jentik apapun kalau jentuk nyamuk jangan dampai ada, kalau ada sampah di bakar atau dibersihkan” (IU 1). “Kalau dari yang saya baca itu ya kita rumah tangga itu harus menjaga kebersihan, terutama WC dan kamar

“Kalau sekarang ini di penyuluhan kita ke sekolah, panti asuhan, di kelurahan. Kalau kita di sana bisa melakukan penyuluhan dan memang ada waktu untuk kita, kita selipkan untuk penyuluhan DBD”.

Inti dari pencegahan DBD adalah mengendalikan pertumbuhan jentik nyamuk Aedes di penampungan air yang ada di lingkungan sekitar dan juga di dalam rumah seperti di WC, kamar mandi.

(26)

mandi, serta juga menjaga lingkungan dari sampah-sampah”.(IU 2)

“kalau di rumah tau aja, seperti menguras air seminggu sekali”.(IU 3)

“Kalau pencegahannya, saya sedikit tau seperti mengubur kaleng-kaleng bekas atau membuang air yang tergenang, menguras bak mandi, kemudian pemberian obat tetes pada tempat-tempat penampungan air. Obatnya itu ada dibagikan gratis oleh jumantik kalau tidak salah”. Kalau untuk bak mandi kami tidak ada karna kami mandi di sungai, tapi kalau untuk penampungan lain seperti di WC itu perlu di perhatikan”. (IU 4)

“Pencegahannya terutama yang pernah saya lakukan itu adalah membersihkan air dan ditetesi dengan obat jentik dari puskesmas (IU 5)

“Kalau pencegahannya itu pakai obat nyamuk, selain itu sampah-sampah di sekitar rumah juga harus dibersihkan, kemudian seperti bak mandi atau penampungan air harus di jaga. Alhamdulillah sampai sekarang sehat saja dan tidak ada yang terkena”.(IU 6)

Penyuluhan juga telah dilakukan pada tempat-tempat umum seperti sekolah, panti asuhan dan di kelurahan guna meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian DBD, meski denikian pemahaman masyarakat mengenai pencegahan DBD masih kurang karna masyarakat tidak sepenuhnya melakukan tindakan 3M Plus secara lengkap.

(27)

“Harus mematikan nyamuk terutama sarang sarangnya ya kan, jangan sampai ada timbul perkembangan jentik sehingga tidak menghasilkan nyamuk DBD”.(IU 7)

3. Menurut bapak, siapa yang bertanggung jawab dalam pencegahan DBD?

“pertama puskesmas atau pihak kesehatan, lurah, ketua RT. Tapi yang utama adalah dari pihak kesehatan” (IU 1).

“kalau yang bertanggung jawab itu adalah masing-masing keluarga, jadi jangan hanya diserahkan kepada pemerintah atau ketua RT. Semua harus kerja sama” (IU 2)

“Kita bersama yang bertanggung jawab, kalo kita sendiri kan tidak bisa. Jadi semua bertanggung jawab”.(IU 3) “Kalau yang bertanggung jawab itu adalah seluruh masyarakat, karna kan sebagai masyarakat kita harus menjaga lingkungan kita masing-masing. Kita tidak bisa hanya mengandalkan puskesmas misalnya, karna itu kan harus ada laporan dari ketua RT baru puskesmas akan bertindak”. (IU 4)

“Kalau menurut saya untuk pencegahan yang paling bertanggung jawab adalah dirinya sendiri, pemilik rumah itu sendiri atau yang bertanggung jawab di lingkungannya. Kalau dari pihak puskesmas tidak bisa menangani setiap warga satu persatu, karna kami juga memiliki tuntutan/kesibukan untuk menjalankan prigram pencegahan DBD dan lain lain”.

Pencegahan dan pengendalian DBD adalah merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang ada di lingkungan tersebut mulai dari pemerintah, puskesmas, dan masyarakat yang bersangkutan. Pencegahan DBD harus dilakukan bersama-sama dan tidak dapat hanya di titik beratkan kepada salah satu pihak. Semua harus saling kerja sama dan berpartisipasi dalam pencegahan dan pengendalian DBD

(28)

“Terutama pada pihak rumah masing-masing itu untuk menjaga, setiap keluarga, setiap rumah, setiap kepala keluarga, setiap kita, semuanya harus bertanggung jawab”.(IU 5)

“Kalau ada yang terkena dari puskesmas itu yang menangani dengan penyemprotan. Kalau sebelum ada yang terkena itu tidak ada yang inisiatif untuk pembersihan atau yang lainnya..”(IU 6) “Masyarakat, dinas kesehatan, perawat, rumah sakit, pemerintah dan semua itu saling berkaitan”.(IU 7)

4. Menurut bapak, apakah upaya pencegahan

penyakit DBD

merupakan hal yang penting?

“Owh penting!, terutama pada musim hujan”(IU 1)

“sangat penting itu”(IU 2)

“Penting itu, sebab kita tidak tau kan kalau terkena itu panasnya sama saja dengan panas biasa, dikira demam biasa ternyata demam DBD”.(IU 3)

“kalau DBD kan penyakit demam yang berbahaya terutama pada anak-anak, kalau kita lambat menanganinya untuk membawa ke puskesmas atau memberi pertolongan pertama itu juga bisa membahayakan. Jadi pencegahan itu

“Upaya pencegahan sangat perlu dilakukan, karna dengan pencegahan kita dapat mengendalikan DBD dan menurunkan angka kejadiannya”.

Pencegahan merupakan hal yang penting mengingat bahwa hingga kini, belum ada vaksin atau obat anti virus bagi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Upaya pencegahan ini sangat perlu dilakukan karna dengan pencegahan kita dapat mengendalikan DBD dan tentunya menurunkan aangka kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin

(29)

merupakan hal yang sangat penting”.(IU 4)

“Sangat-sangat penting”.(IU 5)

“Penting sekali, seandainya tetangga mengikuti saya bagus sekali seperti untuk membersihkan sampah di bawah rumah”.(IU 6)

“Penting sekali, sebab DBD ini penyakit yang mematikan terutama pada anak-anak”.(IU 7) 5. Dapatkah bapak menjelaskan mengenai pencegahan DBD menggunakan metode 3M Plus?

“Apa? 3M Plus tu apa?, tidak tau namanya itu tidak tau” (IU 1)

“3M Plus itu ya menjaga kebersihan kamar mandi kan, mengubur sampah, kalau yang ketiga itu lupa saya..haha”. (IU 2)

“Ya, saya tau. Itu menguras, menutup, mengubur itu kan..haha kalau tindakan yang plus itu seperti pakai obat nyamuk, tidut pakai kelambu. Tapi kan kalau malam itu nyamuknya beda dengan nyamuk siang, nyamuk DBD kan siang saja aktifnya”.(IU 3)

“kalau 3M itu kan menguras kamar mandi, mengubur kaleng kaleng bekas, M

“pencegahan 3M Plus itu meliputi Menguras, Menutup, dan Mengubur, dserta tindakan pencegahan tambahan seperti, memakai lotion anti nyamuk, tidak menggantung pakaian, memakai kawat untuk mencegah nyamuk masuk dari fentilasi udara”.

pencegahan 3M Plus itu meliputi Menguras, Menutup, dan Mengubur, dserta tindakan pencegahan tambahan seperti, memakai lotion anti nyamuk, tidak menggantung pakaian, memakai kawat untuk mencegah nyamuk masuk dari fentilasi udara. Hampir semua informan utama kurang mengetahui tentang cara melakukan pencehagahan DBD secara lengkap.

(30)

yang ketiga lupa tapi saya paha saja tentang pencegahannya”.

(IU 4)

“Ya seperti menguras, membersihkan bak mandi. Kemudian sebagai ketua RT kita juga diundang ke kelurahan untuk penyuluhan mengenai, menguras, mengubur, terutama pada ban-ban bekas yang berpotensi menjadi tempat sarang nyamuk. Karna warga kita juga pernah terkena DBD ada dulu dan itu harus cepat dilaporkan ke puskesmas kemudian dilakukan penyemprotan atau foging”.(IU 5)

“Iya itu sudah saya lakukan, seperti sampah sampah itu saya bakar. Alhamdulillah orang lain rumahnya banyak nyamuk saya tidak..hehe”.(IU 6) “Tau, dengan menutup, membersihkan tempat air, dan membuang kaleng kosong”.(IU 7)

6. Tempat-tempat apa saja yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak

nyamuk DBD? “Itu misalnya di pohon-pohon, makanya

saya biasanya melakukan pembakaran untuk mengurangi itu tang pertama, yang kedua di genangan air seperti halaman yang tergenang air, genangan air di bawah rumah, dan genangan air dimana saja” (IU 1)

“Yang paling sering kita jumpai itu ada di bak mandi yang terbuka, bekas gelas air mineral, ban bekas, tempat minum ayam/burung yang tidak terawat, penampungan air dibelakang kulkas”.

Nyamuk Aedes adalah nyamuk yang bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Nyamuk ini berkembang biak pada tempat-tempat atau wadah penampungan air yang tidak ada kontak langsung dengan tanah. Hal

(31)

“Tempat berkembang biak kan kalau di rumah tangga itu di sekitar pohon pohonan, makanya sering saya asapi, kemudian di sampah-sampah yang bertebaran, di tempat-tempat yang ada air mengendap”(IU 2)

“Tau saja, misalkan seperti bak mandi yang tidak dibersihkan, atau tempat-tempat yang bisa menampung air hujan itu bisa menjadi sarang nyamuk. Kalau di bawah rumah ini juga ada genangan air yang ada jentiknya, tapi saya tidak tau itu jentik nyamuk DBD atau bukan”.(IU 3) “Owh itu biasanya di tempat air yang tergenang, seperti di kolong-kolong rumah, jadi di tempat genangan air. Namun nyamuk Ae. aegpty ini kan tidak mau bertelur di tempat kotor seperti selokan itu tidak mau, pasti dia hanya bertelur di tempat yang bersih yang airnya jernih”.(IU 4)

“Tempat-tempat tadi itu ya seperti ban bekas, bak mandi yang tidak bersih, itu biasanya kita satu minggu sekali harus dibersihkan atau dikuras, itu sudah ada kita dapat dari penyuluhan yang diberikan puskesmas. Kalau

ini kurang dipahami oleh para informan, para informan menganggap nyamuk Aedes dapat berkembangbiak dimana saja, sehingga menyebabkan kesalahan dalam melakukan pencegahan.

(32)

penyemprotan atau foging itu kan sifatnya sementara saja kan, yang pasti itu menjaga kebersihan lungkungan terutama pada rumah masing masing”.(IU 5) “Itu tadi seperti bak mandi, tempat penampungan air yang tidak terawat”.(IU6)

“Biasanya itu di tempat yang gelap, kemudian di genangan air”.(IU 7) 7. Menurut bapak, apakah

apakah penyuluhan DBD perlu diadakan?

“sebaiknya di awal musim hujan itu diberikan penyuluhan walaupun mungkin sebagian warga sudah mengerti, bisa juga sekalian warga untuk meminta bubuk abate. Atau sekalian perlu pengasapan foging, misalkan di suatu tempat terdapat banyak nyamuk walaupun bukan nyamuk DBD tetap harus di foging” (IU 1). “Sangat penting, terutama di pelosok pelosok, kalau di kota ini susah dikumpulkan untuk diberi penyuluhan, karna lebih individualis” (IU 2)

“Sangat perlu agar masyarakat tau tentang pencegahan DBD”.(IU 3)

“Owh kalau itu ada, biasanya warga dikumpulkan di rumah pak RT atau suatu

“Tentu saja itu sangat diperlukan” Penyuluhan mengenai cara pemberantasan merupakan eleman penting dalam dalam pencegahan dan pengendalian DBD, karna pendidikan akan mempengaruhi cara berpikir dalam melakuakan pencegahan DBD. Penyuluhan sebaiknya dilakukan rutin dan terjadwal terutama pada awal musim penghujan untuk dapat meminimalkan atau bahkan membersihkan tempat-tempat yang akan menjadi sarang nymuk.

(33)

tempat serta masyarakat mendapat undangan untuk diadakan penyuluhan”.(IU 4)

“iya itu sangat penting”.(IU 5)

“Nah itu penting sekali untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat”.(IU 6)

“Sangat penting fungsinya yaitu bagi masyarakat supaya tau cara mencegahnya dan pengobatannya”.(IU 7)

(34)

Pertanyaan khusus input

No. pertanyaan Jawaban informan utama Jawaban informan triagulasi Kesimpulan

1. Dapatkah bapak berbagi mengenai pengalaman melakukan pencegahan DBD menggunakan metode 3M Plus yang anda lakukan (menguras, menutup, mengubur, dan tindakan pencegahan lain).

“Iya pertama kalau saya, sebelum ada jentik sudah dibersihkan, atau setidaknya kalau ada jentik dibuang jentiknya, kemudian saya juga melakukan pembakaran untuk ganti mengubur, sebab mengubur itu kadang-kadang ada sekali waktu orang yang membongkar. Kalau dibakar itu otomatis selain sampah tidak ada asapnya juga dapat mengurangi nyamuk, memang peraturan pemerintah tidak boleh membakar, Cuma kita membakar ini kecil sada dan bisa dikendalikan apinya”.(IU 1) “Iya, itu tempat mandi sering dikuras, sampah-sampah dikubur, tidak menngantung baju”.(IU 2)

“Ya sering-sering menguras bak mandi, kalau bak mandi kan tidak bisa ditutup jadi dikuras saja satu minggu sekali, kalau siang hari pakai lotion anti nyamuk atau obat nyamuk saat

“Kalau saya seminimal mungkin untuk penampungan air dalam rumah ditutup semua, yang terbuka hanya wadah air yang sekali pakai seperti ember kecil untuk di wc. Kalau untuk bak mandi itu menggunakan tong yang tertutup rapat. Tapi yang susah di awasi itu tetangga, karna seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa kesadaran untuk melakukan pencegahan itu masih minim. Kalau saya di rumah untuk tindakan Plus menggunakan obat nyamuk bakar dan lotion untuk anak. Kalau untuk mengubur itu tidak memungkinkan dilakukan karna tempat tinggal saya di daerah rawa, jadi untuk sampah saya serahkan kepada petugas kebersihan untuk mengangkut ke TPS, dan juga karna keterbatasan lahan yang ada.

Secara umum informan dapat melakukan pencegahan DBD meskipun belum lengkap dalam hal menguras, menutup, mengubur, serta tindakan Plus yang seharusnya dilakukan bersamaan oleh tiap kepala keluarga di masing masing rumah.

(35)

tidur. Kemudian membersihkan tempat-tempat yang bisa menampung air hujan”. (IU 3)

“Kalau saya itu biasanya disini tempat minuman burung itu kan ada airnya itu diganti tiap hari, karna kalau tidak diperhatikan bisa ada jentiknya. Kemudian kalau ada tumpukan kaleng atau bak yang kena pancuran air dan bisa tergenang itu biasanya saya balik wadahnya supaya air tidak masuk”.(IU 4)

“Itu hanpir semua sudah saya lakukan seperti menguras, menutup, mengubur”.(IU 5)

“itu tadi sebisa mungkin jangan ada penampungan air yang tidak terawat, kemudian sampah sampah plastik saya bakar”.(IU 6)

“Jarang, hanya saja di lingkungan kami tidak ada sarang nyamuknya. Untuk sehari hari saya melakukan pencegahan dengan menggunakan obat nyamuk”.(IU 7)

2. Apakah ada dari pihak puskesmas ataupun pejabat terkait yang

“Gak ada kalu memberikan dana, tapi kalau ada laporan ke ketua RT atau Lurah baru diadakan foging, atau

Kalau untuk pencegahan seperti abate itu disediakan oleh dinas kesehatan kota, jadi puskesmas

Pendanaan secara khusus tidak ada diberikan hanya saja untuk tindakan Plus mendapatkan

(36)

memberikan pendanaan untuk melakukan pencegahan 3M Plus?

pemberian abate, itupun tidak semua masyarakat diberi hanya yang melapor saja yang mendapatkan bubuk abate. Kalau ketua RT melapor mungkin hanya diberi 10 bungkus, kemudian warga melapor ke RT baru warga itu diberi bubuk abate. Itu saja yang selama ini aku tau”.(IU 1)

“Kalau diberikan pendanaan itu sebenarnya mau, tapi belum ada”.(IU 2)

“kalau pendanaan itu tidak ada”.(IU 3) “Kalau selama ini tidak ada”.(IU 4) “Biasanya ada, beberapa bulan tadi kita disuruh dari pihak puskesmas untuk mengisi ya itu tadi setiap rumah kita ada tim jumantik namanya, ada beberapa orang warga kita yang kita pilih untuk memeriksa jentik keliling itu setidaknya 2 mingu sekali, itu kita mencatat ada tidaknya jentik di situ dengan tanda min(-) atau plus(+), kalau min(-) berarti tidak ada, kalau plus(+) berarti ada, seperti yang di tempel di kaca depan rumah itu. Kita diberi blangko dan di isi oleh tuan rumah itu sendiri dan dicatat oleh tim

kalau kehabisan stok melapor ke dinas kesehatan untuk meminta abate.

abate yang disediakan oleh dinas kesehatan kota Banjarmasin.

Pendanaan dalam pencegahan sebenarnya tidak terlalu diperlukan mengingat bahwa alat alat yang digunakan dalam pemberantasan saeng nyamuk sudah ada/dimiliki oleh masing masing rumah.

(37)

jumantik, kalau memang ada jentik disitu langsung dibersihkan, karna yang utama itu adalah pencegahan”.(IU 5)

“kalau itu tidak ada”.(IU 6) “Tidak ada”.(IU 7)

3. Apakah dari pihak puskesmas memberikan media/sarana untuk melakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus? (poster, leaflet, buku panduan, baliho..dll)

“Kalau baliho ada diberikan, tapi kalau penjelasannya mungkin di pusyandu tapi mungkin ya penjelasan-penjelasan yang gitu-gitu saja lah, tidak ada seperti mungkin alat diberikan kepada ketua RT”.(IU1)

“Gak ada, pokoknya menjaga lingkungan bersih itu aja”(IU 2) “Setau saya sampai saat ini itu juga tidak ada”.(IU 3)

“Itu juga tidak ada, selama ini tidak ada diberikan hal semacam itu”.(IU 4) “Ya ada. Panduan itu dalam arti kita diberi penyuluhan tentang DBD itu panduannya itu seperti tadi mengisi blangko dan akan dicatat oleh tim jumantik. Jadi kesadaran dari masyarakat yang perlu, kalau pengen sama menjaga kuraslah

sama-Sarana prasarana untuk spanduk dan lain lain masih belum ada, cuman kalau untuk sosialisasi itu sudak kita giatkan terus, setiap penyuluhan kita selipkan terus seperti ikut program uks untuk di sekolahan disana diselipkan penkes tentang pencegahan DBD untuk anak-anak. Dikarenakan aktifitas nyamuk Ae.aegypti yang aktif pada pagi sampai siang yang merupakan jam sekolah jadi penting sekali pencegahan di lingkungan sekolah.

Secara umum penggunaan media seperti poster, leaflet, buku panduan, dll.. untuk memberikan pemahaman kepada warga mengenai pencegahan DBD masih belum ada, namun sosialisasi dalam bentuk penyuluhan selalu dilakukan oleh pihak puskesmas pada setiap kesempatan yang ada.

(38)

sama utamanya pada keluarga sendiri”.(IU 5)

“Gak ada juga yang demikian, kalo ada yang terkena baru ribut yang dari puskesmas”.(IU 6)

“Tidak ada, hanya saja mungkin tau dari TV, atau dari selembaran gitu yang kadang ada di puskesmas, atau di kelurahan, ya di tempat-tempat umum biasanya”.(IU 7)

(39)

Pertanyaan khusus Proses

No. Pertanyaan Jawaban informan utama Jawaban informan triagulasi Kesimpulan

1. Apakah pihak puskesmas pernah memberi penyuluhan terkait pencegahan DBD menggunakan metode 3M Plus?

“Itu biasanya melalui ketua RT saja yang turun ke lapangan untuk penyuluhan, kemudian ketua RT menyampaikan ke masyarakat. Namun titidak semua ketua RT mau menyampaikan ke masyarakat dengan alasan sibuk ini-itu dan lain lain..”(IU 1) “Itu mungkin kalau ada yang terkena masyarakat melapor ke puskesmas, tapi kalau penyuluhan belum ada”.(IU 2) “Pernah satu kali, selama saya tinggal di sini itu satu kali pernah diadakan. Itu warga dikumpilkan di suatu tempat”.(IU 3)

Kalau di RT sini tidak ada”. (IU 4) “Ada seperti yang dijelaskan tadi”.(IU 5) “Tidak ada”(IU 6)

“Jarang itu diadakan”.(IU 7)

“Ada, tapi tidak terjadwal. Kapanpun ada penyuluhan dari puskesmas ke masyarakat tentang apapun itu selalu kita selipkan penyuluhan tentang pencegahan DBD. Misalkan, Saya sendiri kan sebagai koordinator kesling jadi misalkan di ajak oleh bidan ke kelurahan untuk program desa siaga kita selipkan di situ penyuluhan DBD, kalau diajak k posyandu d selipkan juga”.

Penyuluhan mengenai cara pemberantasan merupakan eleman penting dalam dalam pencegahan dan pengendalian DBD, karna pendidikan akan mempengaruhi masyarakat dalam melakukan pencegahan di tempat tinggal masing masing.

Penyuluhan telah diberikan oleh pihak puskesmas meskipun belum terjadwal dalam pelaksanaannya.

2. Bisakah bapak menceritakan apakah ada konseling atau bimbingan dari

“Knseling ke lapangan tidak ada” (IU 1) “kalau untuk masalah bimbingan jarang kalau yang datang ke

Para informan menyatakan tidak pernah mendapatkan

(40)

pihak puskesmas terkait pencegahan DBD menggunakan 3M Plus.

“Gak ada”.(IU 2)

“Ya pernah sekali tadi menghadiri penyuluhan dan bimbingannya”.(IU 3) “Itu juga belum ada”.(IU 4)

“Konseling itu ada, bisa kita yang ke puskesmas atau dari pihak puskesmas yang mendatangi, namun dari pihak puskesmas akan datang apabila salah satu warga kita ada yang kena DBD, nah di situ di tinjaunya dengan cepat ditanganinya. Kalau kita datang ke puskesmas itu misalkan kita ada penyuluhan-penyuluhan atau ada dapat undangan dari puskesmas”(IU 5)

“Itu juga tidak ada”(IU 6)

“Jarang juga, mungkin di tempat lain ada tapi di lingkungan kami tidak ada”.(IU 7)

puskesmas yang sadar handak minta abate lumayan tapi waktu dia mengambil abate kita beri tau dan yang biasa mengambil abate dari sini itu orang yang sudah tahu bagaimana caranya menngunakan abate, bagaimana cara 3Mnya, itu biasanya masyarakat yang sudah diberi penyuluhan dan sadar pentingnya pencegahan DBD”.

konseling karna informan tidak datang ke puskesmas, mengingat bahwa koseling berbeda dengan penyuluhan, konseling sifatnya lebih individual sehingga harusnya masyarakat yang datang ke puskesmas untuk diberikan bimbingan atau konseling.

3. Apakah terdapat Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) oleh Kader Jumantik di lingkungan tempat tinggal bapak?

“Tidak ada!, kalau di sini tidak ada”.(IU 1) “Gak ada”. (IU 2)

“Itu biasanya kalau ada yang kena baru diperiksa. Kalau pemeriksaan rutin itu tidak ada”.(IU 3)

“ada, Kalau sampai saat ini menurut saya cukup aktif namun masih harus ditingkatkan lagi, dan kader harus di genjot lagi. Dalam pelaksanaannya kader jumantik masih ada beberapa kendala diantaranya masyarakat yang menolak kedatangan kader jumantik dengan bermacam

macam alasan. Untuk

Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) oleh jumantik di sebagian wilayah kerja puskesmas sungai jingah telah dilakukan, hanya saja pemeriksaan tidak dilakukan sebagai mana mestinya, seperti memetiksa tempat penampungan air. Pemeriksaan hanya dilakukan dengan menanyakan kepada

(41)

“Ada. Tapi memeriksanya itu tidak serius, kadang hanya datang ke rumah kemudian menanyakan ‘apakah ada jentik di rumah bapak?’ begitu saja tapi tidak masuk dan memeriksa lansung ke dalam. Padahal kan seharusnya masuk dulu kemudian diperiksa penampungan air yang ada. Jadi jumantik itu ada tapi tidak bekerja maksimal”.(IU 4) “Untuk kader jumantik itu ada warga yang kita pilih dari RT setempat, dan itu ada 4 orang dan di bagi masing-masing wilayah yang di periksanya”.(IU 5)

“tidak ada”.(IU 6) “Tidak ada”.(IU 7)

menganggulanginya kami dari puskesmas telah memberikan id card untuk kader untuk meyakinkan warga, namun masih ada saja masyarakat yang masih tidak kooperatif”.

pemilik rumah tanpa masuk ke dalam rumah untuk memeriksa.

4. Apakah ada Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) yang bertugas mengndalikan DBD di lingkungan tempat tinggal Bapak?

“Kelompok itu juga tidak ada. Memang sebenarnya ada hanya saja kenyataannya tidak ada, Cuma teori, Cuma untuk pelengkap laporan saja”.(IU 1)

“Gak ada juga”. (IU 2)

“Kalau itu saya tidak tau, cuman pernah ada penyuluhan itu saja dulu satu kali, penyuluhan tentang kesehatan”.(IU 3) “Tidak ada di sini, hanya ada jumantik saja, itupun saya tidak kenal orangnya”.(IU 4)

“Kalau untuk kelompok kerja khusus DBD tidak ada hanya saja penanganan DBD dimasukan kedalam kelompok kerja kesehatan lingkungan”.

POKJANAL (Kelompok kerja operasional) adalah suatu lembaga antar sektor yang berugas untuk mengawasi dan mengendalikan DBD, namun sangat disayangkan, kelompok kerja ini tidak ada di lingkungan kerja Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin

(42)

“Kalo yang khusus DBD itu tidak ada”.(IU 5)

“Kalo kabarnya itu ada, tapi sampai sekarang masih belum tau..haha”.(IU 6) “Tidak ada juga”.(IU 7)

(43)

Pertanyaan khusus Output

No. Pertanyaan Jawaban informan utama Jawaban informan triagulasi

Kesimpulan

1. Pengendalian DBD oleh Postu/RT/RW setempat

Dapatkah bapak menjelaskan berapa kali/seberapa sering gotong royong dalam upaya pencegahan DBD dilaksanakan.

“Haha.. kalau di kota ini gotong royong itu susah, jadi kalau gotong royong itu kita bersihkan rumah masing-masing. Alasan lain itu karna di kota ini kan banyak yang sibuk jadi untuk gotong royong itu sangat susah kalau di kota”.(IU 1) “Hmm.. kalau gotong-royong hampir tidak ada, apalagi sekarang ini kan ketua RT pada sibuk sendiri-sendiri” (IU 2)

“ada tapi tidak rutin, kalau ada pengumuman baru kita gotong-royong, tapi itu pun hanya membersihkan di masing masing rumah”.(IU 3)

“ada tapi tidak rutin, kadang kadang kalau ada himbauan dari walikota atau pihak terkait baru di adakan gotong rotong untuk membersihkan lingkungan”.(IU 4)

“Kalau gotong royong ada biasanya dari RT, dan tahun kemerin kita melakukan lomba bebas jentik di kelurahan Surgi Mufti dan RT yang mengatur jadwal untuk gotong royong. Tapi gotong royong ini berbeda dengan PSN. Gotong royong hanya berfokus ke lingkungan seperti membersihkan selokan dan sebagainya”.

Pengendalian DBD dapat

dilakukan dengan

pengendalian vektor salah satunya pengendalian lingkungan dengan gotong-royong, hanya saja untuk melakukan gotong royong di perkotaan saangat sulit karna kesibukan masing-masing tiap warganya. Untuk meningkatkan gotong royong pihak puskesmas melakukan lomba bebas jentik dan ketua RT yang mengatur jadwal gotong royong.

(44)

“Ada, tapi kita gotong royong itu setidaknya satu bulan sekali, tapi sebenarnya tidak terlalu penting gotong royong itu, yang penting adalah kesadaran untuk menjaga lingkungan rumah masing masing, itu yang utama”.(IU 5)

“gotong-royong juga tidak ada di sini, mungkin sesekali kalau ada di kabari sayadari RT”.(IU 6)

“Ada namun tidak rutin, dan jika ada warga yang terkena DBD segera ditangani oleh pihak puskesmas”.(IU 7)

2. Apakah bapak dapat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk secara mandiri?

“Kalau untuk kesadaran itu rendah, apalagi kan sekarang ini rumah sakit dekat, puskesmas dekat, jadi kalau ada yang terkena langsung saja dibawa ke tempat pelayanan kesehatan. Dari ketua RT juga menyarankan jika ada yang terkena dan sesuai dengan tanda dan gejala langsung saja di rujuk ke puskesmas, itu kalau sudah terjadi. Kalau belum terjadi ini ketua RT tidak terlalu mengurusi”.(IU 1)

“Masyarakat secara umum masiih belum”

Dalam melakukan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masyarakat masih belum bahkan ada yang beranggapan bahwa sekarang tempat tempat pelayanan kesehatan banyak dan dekat sehingga jika ada yang terkena langsung saja di bawa ke tempat pelayanan kesehatan.

(45)

“Gak ada, mungkin kalu ada yang

lapor baru diadakan

penyemprotan”.(IU 2)

“Iya seperti misalkan memakain lotion anti nyamuk atau obat

nyamuk. Melakukan

penyemproran dengan semprotan serangga di tenda-tenda tempat nyamuk bersarang. Kemudian penaburan bubuk abate yang dibagikan oleh puskesmas”.(IU 3) “kalau saya sendiri, secara umum itu tadi seperti menguras menutup mengubur, menyemprot dengan anti serangga, begitu”.(IU 4) “Itu sudah mulai timbul karena ada salah satu warga yang terkena nah di situ masyarakat mulai timbul kesadaran. Itulah kebiasaan warga adalah apabila ada keluarga yang terkena baru timbul kesadaran”. Utamanya itu sebagai ketua RT saya memberi contoh kepada warga, seperti itu”.(IU 5)

Iya kalau saya sendiri menjada bak mandi, penampungan air, sampah-sampah”.(IU 6)

(46)

“Iya bisa saja melakukan pemberantasan sarang nyamuk itu masing-masing”(IU 7)

3. Menurut bapak apakah manfaat jika Pemberantasan Sarang Nyamuk menggunakan 3M Plus dilakukan dengan baik?

“Owh.. bagus sekali, kalau semua melakukan pasti tidak akan ada penyakit DBD, karna misalkan musim hujan ketua RT sudah lapor ke puskesmas kemudian diberi penyuluhan kemudian ketua RT menyampaikan ke masyarakat agar pencegahan dapat maksimal”.(IU 1)

“Dampaknya ya semua sehat, semua terbebas dari DBD, kan penyakit ini asalnya dari nyamuk”.(IU 2)

“Pasti penyakit yang disebabkan nyamuk bisa dihindari, lingkungan bersih, tapi kan kita tidak tau yang namanya nyamuk ada di mana mana, di rumah tidak ada nyamuk tapi kemungkinan di tempat lain terkena”.(IU 3)

“Kalau dampak positif itu kan kita mencegah supaya tidak terjadi DBD, karna itu kan penyakit yang berbahaya, jadi kalau dulakukan

“Dampaknya kalau

masyarakat aktif sangat bagus, nyamuk berkurang dan bebas jentik dan bersih. Itu sangat bagus karna dapat menurunkan angka kejadian dan itu yang diharapkan”.

Manfaat dari melakukan tindakan pencegahan 3M Plus diantaranya adalah lingkungan bersih, bebas jentik, dan tentunya dapat menurunkan angka kejadian DBD.

(47)

bersama-sama itu sangat baik sekali, nyamuk berkurang”.(IU 4) “Sangat-sangat baik, karna mencegah itu kan lebih utama daripada mengobati”.(IU 5) “Dampaknya luarbiasa bagus, hanya saja tetangga mungkin belum tergerak untuk melakukan hal yang sama..haha”(IU 6) “Mungkin sangat kecil kemungkinan anak atau orang dewasa yang terkena DBD, dan pencegahan itu sangat efektif jika dilakukan terlebih dulu”.(IU 7)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran melalui penelitian ini keaktifan belajar siswa dan prestasi siswa terhadap mata pelajaran IPA.Hal ini diketahui dari

Dengan melihat latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terutama amanat UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional agar dihapuskannya tindakan

Variabel Independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cash Rasio: Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang

Tujuan penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan pendekatan saintifik learning pada mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental khususnya

Fakta ini berbeda dengan yang digambarkan Susanto (1999) bahwa nilai heritabilitas famili sifat diameter pada KBSUK Sengon umur 3 tahun di Candiroto mencapai 0,68 dan tinggi

Juara 2 Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Provinsi Sumatera Selatan Kategori “Seni Tunggal Puteri” di Asrama Haji Sumatera Selatan pada tahun

1) Dia bukan adik saya, melainkan adik tetangga saya. 2) Bukan hal itu yang menjadi pangkal persoalannya, melainkan hal lain. 3) Kegiatan itu bukan kehendak saya, melainkan

[r]