• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMANFAATAN POSBINDU DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) PADA MASYARAKAT DI POSBINDU KASIH BUNDA DESA KLUMPRIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PEMANFAATAN POSBINDU DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) PADA MASYARAKAT DI POSBINDU KASIH BUNDA DESA KLUMPRIT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMANFAATAN POSBINDU DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) PADA MASYARAKAT DI

POSBINDU KASIH BUNDA DESA KLUMPRIT

Monita Sukma Ningtyas1), Meri Oktariani2), Noerma Shovie Rizqiea3) Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

[email protected]

Dosen Program Studi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected]

Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Menurut data World Health Organization (WHO) 2018 saat ini angka kematian di dunia akibat Penyakit Tidak Menular sebanyak 73%. Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) merupakan suatu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang berorientasi pada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian PTM dengan melibatkan masyarakat dengan sasaran umur 15-59 tahun, dengan menerapkan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan Posbindu dengan pencegahan penyakit tidak menular (PTM) pada masyarakat di Posbindu Kasih Bunda Desa Klumprit

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang aktif dalam kegiatan Posbindu di Desa Klumprit yang berjumlah 50 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Total Sampling. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pemanfaatan posbindu dan pencegahan PTM, dengan nilai p value 0,00 dan nilai r 0,532. Responden yang menggunakan perannya dalam pemanfaatan Posbindu dan masyarakat yang aktif dalam kegiatan Posbindu mempunyai perilaku yang baik juga dalam pencegahan PTM.

Kata Kunci : Pemanfaatan Posbindu, Pencegahan PTM Daftar Pustaka : 38 (2010-2020)

(2)

PENDAHULUAN

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan dan tidak mengancam kondisi orang lain. Di negara-negara berkembang dan negara industri, Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan beban kesehatan yang utama. Penyakit Tidak Menular (PTM) banyak dialami oleh usia lanjut dan termasuk dalam kategori penyakit degeneratif (Irwan, 2017).

Menurut data World Health Organization (WHO) 2018 saat ini angka kematian di dunia akibat Penyakit Tidak Menular sebanyak 73%. Sebanyak 35% disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% disebabkan penyakit kanker, 6% disebabkan PPOK, 6% disebabkan penyakit DM, dan 15% disebabkan oleh penyakit tidak menular lainnya (Profil Kesehatan Indonesia, 2019). Trend PTM di Indonesia antara lain hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas. Prevalensi secara nasional sebanyak 34,11% penduduk dengan tekanan darah tinggi, prevalensi obesitas penduduk usia ≥ 15 tahun dengan IMT ≥ 25-27 sebesar 35,4%, sedangkan penduduk dengan IMT ≥27 sebesar 21,8%, dan prevalensi penduduk dengan diabetes mellitus sebesar 5,7% (Riskesdas, 2018).

Melalui Posbindu PTM yang ada di desa/kelurahan dapat dilakukan cek kesehatan secara berkala. Posbindu PTM merupakan

suatu wujud peran masyarakat dalam upaya deteksi dini penyakit tidak menular, sasaran Posbindu PTM adalah masyarakat yang sehat, beresiko dan penyandang penyakit tidak menular yang berusia 15-59 tahun. Implementasi lain yang dapat diterapkan dalam upaya pengendalian PTM melalui Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, melalui perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap Rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet gizi dengan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress). (Kemenkes, 2019).

Dari hasil studi pendahuluan, dari hasil wawancara dengan kader Posbindu dan bidan Desa Klumprit, kegiatan Posbindu PTM mulai direalisasikan pada tahun 2019 di Kabupaten Sukoharjo dan di Desa Klumprit. Dinas Kesegatan Kabupaten Sukoharjo telah melakukan pelatihan kepada petugas Puskesmas yang menangani program Posbindu PTM tentang perilaku CERDIK, selanjutnya Puskesmas diharapkan menyampaikan kepada masyarakat tentang perilaku CERDIK melalui program Posbindu PTM. Posbindu Desa Klumprit ini memiliki jumlah peserta paling banyak dari 15 Posbindu lain di Kecamatan Mojolaban. Di Posbindu Kasih Bunda Desa Klumprit kasus PTM yang paling sering terjadi adalah hipertensi, obesitas, dan diabetes mellitus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

(3)

hubungan pemanfaatan Posbindu dengan pencegahan PTM pada masyarakat di Posbindu Kasih Bunda Desa Klumprit.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan design penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo. 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang aktif dalam kegiatan Posbindu Kasih Bunda Desa Klumprit wilayah kerja Puskesmas Mojolaban sejumlah 50 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu sebanyak 50 orang.

Data variabel independen (pemanfaatan Posbindu) dan variabel dependen (pencegahan PTM). Kedua variabel berskala ordinal-ordinal, sehingga menggunakan uji Spearman Rank.

Penelitian ini dilakukan di Posbindu Kasih Bunda Desa Klumprit, pada bulan Juni 2020 dengan membagikan link google form yang berisi kuesioner secara online melalui pesan pribadi dengan menggunakan aplikasi berupa WhatsApps.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat

Tabel 1

Analisis karakteristik responden berdasarkan umur (n:50) Umur Mean 35 Median 36 Mode 36 Standar Deviasi 9,783 Pada tabel 1 menunjukkan bahwa umur responden responden rata-rata umur 35 tahun dan memiliki nilai standar deviasi 9,783 yang artinya variasi umur responden sangat banyak. Sejalan dengan penelitian Mardiyanti dkk (2019) mengatakan bahwa kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan Posbindu didominasai oleh masyarakat usia dewasa yaitu umur 25-45 tahun. Pada penelitian Wahyuni & Aristi (2017) responden yang aktif dalam kegiatan Posbindu merupakan responden yang memiliki usia dewasa awal. Pada penelitian ini rata-rata usia dewasa awal yaitu umur 35 tahun.

Tabel 2

Analisis karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin (n:50)

Jenis Kelamin Frekuensi

(f) Persentase (%) Laki-laki 14 28,0 Perempuan 36 72,0 Total 50 100,0

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden paling banyak adalah perempuan dengan jumlah 36 responden (72%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Misabah &

(4)

Rohaeti (2015) yang mengatakan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki 7 kali lebih besar tidak memanfaatkan Posbindu dibandingkan dengan responden berjenis kelamin perempuan. Penelitian lain juga mengatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih aktif memanfaatkan Posbindu PTM dikarenakan perempuan lebih bersikap positif dibandingkan laki-laki dalam mengontrol kesehatan (Sari & Savitri, 2018). Pada penelitian ini juga lebih banyak responden dengan jenis kelamin perempuan daripada laki-laki, karena di wilayah penelitian ini hampir semua laki-laki sibuk bekerja yang mungkin dapat mempengaruhi perilaku pemanfaatan Posbindu di Desa Klumprit.

Tabel 3

Analisis karakteristik responden berdasarkan tingkat pemanfaatan

Posbindu (n:50)

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan posbindu semua dalam tingkatan baik yaitu sebanyak 50 responden (100%). . Proses penggunaan atau pemanfaatan sarana kesehatan oleh masyarakat atau konsumen yang baik akan dimulai dari pengetahuan yang baik pula. Pentingnya manfaat-manfaat

kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit (Fuadah & Rahayu, 2018). Penelitian lain mengatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tentang Posbindu yang baik memiliki peluang 2,553 kali lebih aktif dalam memanfaatkan Posbindu (Sari & Savitri, 2018). Pada penelitian ini, sebanyak 50 responden memiliki sikap yang baik dalam pemanfaatan Posbindu yang bertujuan untuk pencegahan PTM dan deteksi dini PTM melalui program kegiatan Posbindu.

Tabel 4

Analisis karakteristik responden berdasarkan tingkat pencegahan

PTM (n:50) Pencegahan Frekuensi (f) Persentase (%) Baik 42 84,0 Cukup 8 16,0 Kurang 0 00,0 Total 50 100,0

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pencegahan PTM yang paling banyak adalah baik sebanyak 42 responden (84%). Menurut penelitian Hariawan, Tidore & Rahakbau (2020) sebagian besar responden melakukan perilaku pencegahan dengan melakukan aktivitas fisik berupa olahraga yang merupakan bagian dari aktivitas program pemerintah dalam bentuk program CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat

Pemanfaata n Frekuens i (f) Persentas e (%) Baik 50 100,0 Cukup 0 00,0 Kurang 0 00,0 Total 50 100,0

(5)

dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres).

Pada penelitian ini pencegahan PTM pada masyarakat di Posbindu Kasih Bunda Desa Klumprit, sebagian besar masyarakat yang aktif dalam kegiatan Posbindu sudah melakukan pencegahan PTM dengan melaksanakan CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres).

Analisis Bivariat Tabel 5

Hubungan pemanfaatan Posbindu dengan pencegahan PTM (n:50)

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa nilai p value 0,000 sehingga p value < α (0,05) maka H0 ditolak dan

Ha diterima yang berarti terdapat

hubungan antara pemanfaatan posbindu dan pencegahan PTM,

dengan nilai r 0,532 yang artinya kedua variabel memiliki hubungan yang sedang. Sejalan dengan hasil penelitian Mashdariyah & Rukanah (2019) bahwa masyarakat yang hadir dalam kegiatan Posbindu lebih sedikit yang memiliki faktor resiko terhadap PTM. Hasil penelitian Mardhiyati dkk (2019) menunjukkan baahwa terdapat hubungan antara persepsi manfaat Posbindu dengan pemanfaatan Posbindu, yang artinya responden yang memiliki persepsi yang baik tentang manfaat Posbindu maka responden juga akan memanfaatkan Posbindu.

Pada penelitian ini didapatkan hubungan antara pemanfaatan Posbindu dengan pencegahan PTM, dimana seluruh responden mengetahui manfaat dari kegiatan Posbindu sehingga responden menggunakan perannya dalam pemanfaatan Posbindu dan masyarakat yang aktif dalam kegiatan Posbindu mempunyai perilaku yang baik juga dalam pencegahan PTM. Pencegaha n PTM T ot al Bai k Cuk up Pema nfaat an Posbi ndu B ai k Co unt 42 8 5 0 p=0,0 00 r= 0,532 n = 50 % of tot al 84, 0% 16,0 % 5 0, 0 Tota l Co unt 42 8 5 0 % of tot al 84, 0% 16,0 % 5 0, 0

(6)

KESIMPULAN

1. Karakteristik responden berdasarkan umur rata-rata umur responden adalah 35 tahun, mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 36 responden (72%).

2. Tingkat pemanfaatan Posbindu semua responden dalam kategori baik yaitu sebanyak 50 responden (100%).

3. Tingkat pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) paling banyak adalah kategori baik sebanyak 42 responden (84%). 4. Hasil uji Spearman Rank

menunjukkan bahwa nilai p value 0,000 sehingga terdapat hubungan antara pemanfaatan posbindu dan pencegahan PTM dengan nilai r 0,532 yang artinya kedua variabel memiliki hubungan yang sedang.

SARAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau titik tolak ukur tambahan bila diadakan penelitian lebih lanjut khususnya bagi pihak lain yang ingin mempelajari tentang tingkat pengetahuan kegiatan Posbindu pada usia remaja awal di Posbindu Kasih Bunda Desa Klumprit.

DAFTAR PUSTAKA

Irwan.(2017).Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta : Absolute Media

Fuadah & Rahayu.(2018). Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM)

Pada Penderita

Hiperensi.STIKES Kaarya Husada Kediri

Kementrian Kesehatan

RI.(2019).Buku Pedoman Penyakit Tidak Menular. Kementrian Kesehatan RI Mardhiyati, dkk.(2019).

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posbindu PTM. Universitas Diponegoro

Misbah & Rohaeti.(2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu. Poltekes Kemenkes Banten

Notoatmodjo, S.(2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Riskesdas.(2018).Riset Kesehatan Dasar .Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

(7)

Sari & Savitri.(2018).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan POSBINDU Penyakit Tidak Menular (PTM) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Setia Budi Kota Jakarta Selatan. Universitas Indonesia

Wahyuni & Aristi.(2017). Faktor-Faktor Yang Berhunbungan Dengan Kunjungan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Pada Lansia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun demikian, masih terdapat beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi yang perlu ditingkatkan untuk pencapaian output dari pelaksanaan posbindu PTM dalam deteksi dini

PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) DALAM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014.. Nama Mahasiswa : SITI

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program Posbindu PTM dalam deteksi dini dan pencegahan komplikasi DM di Puskesmas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM) di wilayah kerja

Karena nilai p value &lt; dari 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak, artinya ada hubungan antara pendidikan responden dengan pemanfaatan

Hasil Penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posbindu Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Setiabudi Kota Jakarta Selatan dapat

Sehingga didapatkan nilai PR adjusted antara hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi derajat I yaitu sebesar 1,681 kali (CI 95%: 1,049-2,696), artinya responden dengan obesitas

Hasil penelitian responden dengan tingkat pengetahuan tinggi, memiliki peluang untuk melakukan tindakan yang baik sebesar 1,114 95% CI = 0,888 – 1,399 kali lebih besar dibandingkan