• Tidak ada hasil yang ditemukan

J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KARAKTERISTIK, PROFIL

LIPID DAN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT JANTUNG

KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI

RUMAH SAKIT TENTARA SEMARANG

Purnyami1, Margo Utomo1, Rahayu Astuti1 1

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Abstrak

Latar belakang : Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Berbagai faktor memperberat resiko terjadinya payah jantung dan stroke pada Penderita DM, diantaranya faktor karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan), hipertensi, resistensi, insulin, hiperinsulinemia, hiperamilinemia, dislipidemia, dan gangguan sistem koagulasi serta hiperhomosisteinemia. Tujuan : mengetahui hubungan antara faktor karakteristik, profil lipid, dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada penderita DM. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research dengan rancangan belah lintang (cross sectional). Responden dalam penelitian ini adalah pasien DM rawat jalan di Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama TK 111 Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan “Quota sampling“ dan diperoleh 66 pasien, menggunakan kuesioner sebagai alat bantu penelitian kemudian data dianalisis hubungan menggunakan uji Chi Square. Hasil : Umur responden berkisar 42-85 tahun, dengan rata-rata umur 60,2 tahun. Sebagian besar berjenis kelamin perempuan (63,6%), dan sebanyak 50% pendidikannya SD-SMP. Sebanyak 42,4 % kadar kolesterol responden berada pada kategori tinggi. Triglicerid pada kategori Agak tinggi-Tinggi sebanyak 68,2 %. Kadar HDL yang termasuk agak tinggi hanya 9,1 %, sedangkan LDL kategori tinggi sebesar 36,4 %. Tekanan darah sistole responden termasuk kategori tinggi sebanyak 33,3 % dan tekanan darah diastole kategori tinggi sebanyak 50,0 %. Simpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, kadar HDL, hipertensi (sistole-diastole) dengan PJK pada penderita DM. Ada hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol, kadar triglicerid, dan kadar LDL dengan PJK pada penderita DM.

(2)

THE CORRELATION BETWEEN CHARACTERISTICS FACTOR, LIPID

PROFILE AND HYPERTENSION WITH CORONARY HEART DISEASE

IN DIABETES MELLITUS PATIENTS IN TENTARA HOSPITAL

OF SEMARANG

Abstract

Background: Diabetes Mellitus (DM) is a disease that remains a public health problem. Various factors aggravate the risk of heart failure and stroke in DM patients, including characteristics factor (age, gender, education), hypertension, resistance, insulin, hyperinsulinemia, hiperamilinemia, dyslipidemia, and impaired coagulation system also hyperhomocysteinaemia. Objective: To know the correlation between characteristics factors lipid profile, and hypertension with coronary heart disease in patients with DM. Methods : The Methods in this research is explanatory research with cross sectionaldesign The Respondents in this research were diabetic patients that regulary come to Tentara Wira Bakti Tamtama TK III Semarang Hospital. The sampling technique using the "Quota sampling" and obtained by 66 patients, using questionnaires as a tool of research and data were analyzed using chi square tests. The Results: Age of respondents ranges from 42-85 years, with an average age of 60.2 years. Most of the respondents were women (63.6%), and as much as 50% of elementary until yunior high school education. Cholesterol levels as much as 42.4% of respondents are in the high category. Triglicerid in the category of high-Slightly Higher as much as 68.2%. HDL levels are somewhat higher, including only 9.1%, where as high LDL category at 36.4%. Systolic blood pressure were high responders as much as 33.3% and diastolic blood pressure as much as 50.0% higher category. The Conclusion: There was no significant correlation between age, gender, education, HDL levels, hypertension (systole-diastole) with CHD in patients with DM. There was a significant relationship between cholesterol levels, triglicerid levels, and LDL levels in DM patients with CHD.

Keywords: characteristics factor, lipid profile, hypertension, coronary heart disease, diabetes mellitus.

PENDAHULUAN

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyebab kematian dan kesakitan utama pada penderita DM adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang bermanifestasi sebagai ateriosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital (jantung dan otak). Penyebab ateriosklerosis pada penderita DM bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks dari berbagai keadaan, seperti hiperglikemia, hiperlipidemia, hiperinsulinemia, stress oksidatif, penuaan dini, proses koagulasi dan fibrinolisis.1

Sumbatan ateriosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung mengakibatkan gangguan

jantung mengalami kerusakan dan penderita merasakan nyeri dada yang hebat dan menyebabkan jaringan otak kekurangan oksigen yang berakibat otak mengalami kerusakan sehingga terjadilah serangan stroke.

Berbagai faktor memperberat resiko terjadinya payah jantung dan stroke pada Penderita DM, diantaranya faktor karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan), hipertensi, resistensi, insulin, hiperinsulinemia, hiperamilinemia, dislipidemia, dan gangguan sistem koagulasi serta hiperhomosisteinemia dimana terdapat lima hal penting yang harus dikendalikan pada penderita DM yaitu kadar gula puasa harus kurang dari 110 mg/dl, HbA1C kurang dari 6,5 %, tekanan darah tidak boleh

(3)

kurang dari 100 mg/ dl dan HDL lebih dari 45 mg/dl. 2

Dislipidemia sering menyertai DM, baik dislipidemia primer (akibat kelainan genetik) maupun dislipidemia sekunder (akibat DM, baik karena resistensi insulin maupun karena defisiensi insulin). Dislipidemia pada DM lebih toksik terhadap endotel pembuluh darah dibanding pada non-DM sehingga tidak mengherankan apabila risiko terjadinya penyakit jantung (PJK), stroke maupun penyakit pembuluh darah perifer (PAD) pada DM 2-4 kali lebih sering daripada non-DM.2

Dari beberapa studi, 80% penderita DM meninggal akibat aterosklerosis dan dari jumlah tersebut 75% meninggal akibat PJK sedangkan 25% sisanya meninggal akibat stroke dan PAD. Di Indonesia angka kejadian PJK pada penderita DM berkisar antara 20 - 25%.3

Berdasarkan data Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Tk III Semarang, pada tahun 2007 dari 10.993 penderita terdapat 5675 penderita DM (48,37%); pada tahun 2008 dari 11.552 penderita terdapat 6.180 penderita DM (46,50%); pada tahun 2009 dari 11.182 penderita terdapat 6450 penderita DM (42,32%); dan pada tahun 2010 dari 13.112 penderita terdapat 7.050 penderita DM (46,23%). Selain itu, di Rumah Sakit tersebut juga ditemukan indikasi yang dilakukan oleh dokter penyakit dalam pada status penderita DM yang dirawat jalan terdapat peningkatan profil lipid (kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL) dan tekanan darah yang melebihi nilai normal (sumber laporan kunjungan penderita dalam 1 tahun). Rata-rata kunjungan penderita DM dalam satu bulan yang mengunjungi Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Tk III Semarang berkisar 200 penderita DM.4

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah explanatory research dengan rancangan belah lintang (cross sectional), yaitu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu – individu dari populasi tunggal pada satu saat atau

periode. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita DM yang dirawat jalan di Rumah Tentara Sakit Bhakti Wira Tamtama Tk III Semarang pada bulan April 2011 . Berdasarkan data kunjungan penderita DM di laboratorium Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Tk III Semarang pertahun dan rata-rata kunjungan penderita DM dalam 1 bulan berkisar 200 penderita DM. Dalam penelitian ini diambil sampel yang meliputi seluruh populasi studi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan sampel jumlahnya memenuhi yaitu 66 penderita.

Variabel terikat penelitian ini adalah penyakit jantung koroner (PJK) pada penderita Diabetes mellitus. Variabel bebas meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, kadar kolesterol total, kadar HDL, kadar LDL, kadar Trigliserid, dan hipertensi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari sampel pada saat penelitian mencakup umur penderita, jenis kelamin, pendidikan, data hasil pemeriksaan profil lipid (kadar Kolesterol, Trigliserid, LDL, HDL) darah responden dan pemeriksaan tekanan darah. Data sekunder digunakan untuk mendukung penelitian yang mencakup data rekam medik responden yang di rawat jalan RST Bhakti Wira Tamtama, gambaran umum rumah sakit dan riwayat hipertensi.

Analisis data dilakukan secara uniariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan semua variabel baik variabel bebas maupun terikat dalam bentuk statistik yang sederhana, sehingga setiap orang mudah mengerti dan mendapatkan gambaran jelas hasil penelitian. Variabel bebas meliputi faktor karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan), profil lipid (kadar kolesterol, triglicerid, HDL, LDL), dan hipertensi dengan variabel terikat PJK pada penderita DM. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis hubungan antara faktor karakterisik, profil lipid dan hipertensi dengan PJK pada DM ,diuji dengan menggunakan uji chi square karena variabel terikat mempunyai skala nominal dan variabel bebasnya skala nominal/ordinal. Penelitian dilaksanakan mulai tahap persiapan, pelaksanaan penelitian sampai tahap penyusunan laporan penelitian mulai bulan April 2011 – Juli 2011.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat

a. Gambaran Umum Responden

Pada tabel 1 terlihat bahwa umur responden berkisar antara 42 sampai 85 tahun dengan rata-rata 60,26 tahun dan standar deviasi 10,716 tahun. Kadar kolesterol responden berkisar antara 105-305 mg/dl dengan rata-rata 224,08 mg/dl dan standar deviasi 48,148 mg/dl. Rata-rata kadar triglicerid 164,30 mg/dl dan standar deviasi 50,415 mg/dl dengan kisaran

80-323 mg/dl. Kisaran kadar HDL responden antara 35-73 mg/dl dengan rata-rata 57,44 mg/dl dan standar deviasi 7,998 mg/dl. Kadar LDL responden berada pada kisaran 26 sampai 211 mg/dl. Rata-rata dan standar deviasi sebesar 133,83 mg/dl dan 46,881 mg/dl. Sistole berada pada kisaran 100-170 mmHg dengan rata-rata 131,06 mmHg dan standar deviasi 15,204 mmHg. Diastole memiliki rata-rata 84,85 mmHg dan standar deviasi 10,413 mmHg dengan kisaran 60-110 mmHg.

Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Gambaran Umum Responden di RST Bhakti Wiratamtama Semarang Tahun 2011

N Minimal Maksimal Rata-rata Std. Deviasi Umur Kadar kolesterol Kadar trigliserid Kadar HDL Kadar LDL Sistole Diastole 66 66 66 66 66 66 66 42 105 80 35 26 100 60 85 305 323 73 211 170 110 60,26 224,08 164,30 57,44 133,83 131,06 84,85 10,716 48,148 50,415 7,998 46,881 15,204 10,413

b. Gambaran Umum Responden Menurut Kategori Berdasarkan tabel 2 diatas bahwa sebagian besar responden berumur > 50 tahun (77,3%), jumlah perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki dengan persentase sebesar 63,6 %, sebagian besar riwayat pendidikan responden adalah SD-SMP (50 %), sebagian besar kadar kolesterol responden berada pada kategori tinggi (42,4 %), sebagian besar kadar triglicerid responden berada pada kategori agak tinggi (62,1 %), kadar HDL responden sebagian besar berada pada nilai normal (90,9%), sebagian besar responden mempunyai kadar LDL dengan kategori normal yaitu sebesar 45,5%, sebagian besar responden mempunyai tekanan sistole agak tinggi (54,5%) dan hanya 12,1% yang mempunyai tekanan sistole yang normal dan diastole responden sebagian besar pada kategori tinggi dengan persentase 50%, dan responden

yang terkena PJK lebih rendah (40,9%) daripada Non PJK (59,1 %).

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan antara Umur dengan PJK pada Penderita DM

Berdasarkan tabel 3 bahwa dari 51 responden yang berumur > 50 tahun, ada 23 orang (45,1%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 15 responden yang berumur 40-50 tahun, ada 4 orang (26,7%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,202 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur responden dengan PJK pada penderita DM.

(5)

Tabel 2. Gambaran umum responden menurut kategori

Kategori

Frekuensi

Persentase (%)

Umur

1. > 50 tahun

51

77,3

2. 40-50 tahun

15

22,7

Jenis Kelamin

1. Laki-laki

24

36,4

2. Perempuan

42

63,6

Pendidikan

1. SD-SMP

33

50,0

2. SMA

16

24,2

3. Diploma-Sarjana

17

25,8

Kadar Kolesterol

1. Tinggi

28

42,4

2. Agak tinggi

19

28,8

3. Normal

19

28,8

Kadar Trigliserida

1. Tinggi

4

6,1

2. Agak tinggi

41

62,1

3. Normal

21

31,8

Kadar HDL

1. Tinggi

24

36,4

2. Agak tinggi

12

18,2

3. Normal

30

45,5

Hipertensi

pada

peenderita DM

- Sistole :

1. Tinggi

22

33,3

2. Agak tinggi

36

54,5

3. normal

8

12,1

- Diastole :

1. Tinggi

33

50,0

2. Agak tinggi

21

31,8

3. Normal

12

18,2

PJK pada DM

1. PJK

27

40,9

2. Non PJK

39

59,1

Jumlah

66

100,0

(6)

Tabel 3. Hasil Uji Hubungan antara Umur dengan PJK pada DM Umur PJK pada DM Total p. value PJK Non PJK n % n % n % > 50 tahun 40-50 tahun 23 4 45,1 26,7 28 11 54,9 73,3 51 15 100,0 100,0 0,202 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0

b. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan PJK pada Penderita DM

Pada tabel 4. dapat dilihat bahwa dari 24 responden laki-laki, ada 7 orang (29,2%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari

42 responden perempuan, ada 20 orang (47,6%) yang menderita DM disertai PJK.

Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,142 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan PJK pada penderita DM.

Tabel 4. Hasil Uji Hubungan antara Jenis Kelamin dengan PJK pada DM

Jenis Kelamin PJK pada DM Total p. value PJK Non PJK n % n % n % Laki-laki Perempuan 7 20 29,2 47,6 17 22 70,8 52,4 24 42 100,0 100,0 0,142 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0

c. Hubungan antara Pendidikan dengan PJK pada Penderita DM

Pada tabel 5 diketahui bahwa dari 33 responden yang pendidikannya SD-SMP, ada 14 orang (42,4%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 16 responden yang pendidikannya SMA, antara responden yang menderita DM dengan atau tanpa disertai PJK

ada 8 orang (50,0%) dan ada 5 orang (29,4%) dari 17 responden yang pendidikannya Diploma-Sarjana menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,470 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan responden dengan PJK pada penderita DM.

Tabel 5. Hasil Uji Hubungan antara Pendidikan dengan PJK pada DM

Pendidikan PJK pada DM Total p. value PJK Non PJK n % n % n % SD-SMP SMA Diploma-Sarjana 14 8 5 42,4 50,0 29,4 19 8 12 57,6 50,0 70,6 33 16 17 100,0 100,0 100,0 0,470 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0

d. Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan PJK pada Penderita DM

Pada tabel 6 diketahui bahwa dari 28 responden yang memiliki kadar kolesterol

(7)

tinggi, ada 26 orang (92,9%) yang menderita DM disertai PJK. Dari 19 responden yang memiliki kadar kolesterol agak tinggi, ada 1 orang (5,3%) yanng menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 19 responden yang memiliki kadar kolesterol normal, tidak ada satupun responden (0,0%) yang menderita

DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol responden dengan PJK pada penderita DM.

Tabel 6. Hasil Uji Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan PJK pada DM

Kadar kolesterol PJK pada DM Total p. value PJK Non PJK n % n % n % Tinggi Agak tinggi Normal 26 1 0 92,9 5,3 0,0 2 18 19 7,1 94,7 100,0 28 19 19 100,0 100,0 100,0 0,000 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0

e. Hubungan antara Kadar Triglicerid dengan PJK pada Penderita DM

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 45 responden yang memiliki kadar triglicerid agak tinggi-tinggi, ada 24 orang (53,3%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 21 responden yang memiliki kadar triglicerid

normal, ada 3 orang (14,3%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,003 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara kadar triglicerid responden dengan PJK pada penderita DM.

Tabel 7. Hasil Uji Hubungan antara Kadar Triglicerid dengan PJK pada DM

Kadar triglicerid PJK pada DM Total p. value PJK Non PJK n % n % n % Agak tinggi Normal 24 3 53,3 14,3 21 18 46,7 85,7 45 21 100,0 100,0 0,003 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0

f. Hubungan antara Kadar HDL dengan PJK pada Penderita DM

Pada tabel 8 diketahui bahwa dari 6 responden yang memiliki kadar HDL agak tinggi, ada 4 orang (66,7%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 60 responden yang memiliki kadar HDL normal,

ada 23 orang (38,3%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,178 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar HDL responden dengan PJK pada penderita DM.

(8)

Tabel 8. Hasil Uji Hubungan antara Kadar HDL dengan PJK pada DM (Chi Square) Kadar HDL PJK pada DM Total p. value PJK Non PJK n % n % n % Agak tinggi Normal 4 23 66,7 38,3 2 37 33,3 61,7 6 60 100,0 100,0 0,178 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0

g. Hubungan antara Kadar LDL dengan PJK pada Penderita DM

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 24 responden yang memiliki kadar LDL tinggi, ada 23 orang (95,8%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 30 responden

yang memiliki kadar LDL normal, hanya 1 orang (3,3%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara kadar LDL responden dengan PJK pada penderita DM.

Tabel 9. Hasil Uji Hubungan antara Kadar LDL dengan PJK pada DM Kadar LDL PJK pada DM Total

p. value PJK Non PJK n % n % n % Tinggi Agak tinggi Normal 23 3 1 95,8 25,0 3,3 1 9 29 4,2 75,0 96,7 24 12 30 100,0 100,0 100,0 0,000 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0

h. Hubungan antara Hipertensi dengan PJK pada Penderita DM

Pada hipertensi, tekanan darah dibedakan menjadi sistole dan diastole. Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa dari 22 responden yang memiliki sistole tinggi, ada 9 orang (40,9%) yang menderita DM disertai PJK. Dan dari 36 responden yang memiliki sistole normal, ada 16 orang (44,4%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,599 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sistole responden dengan PJK pada penderita DM. Sedangkan untuk tekanan darah diastole 33 responden yang memiliki diastole tinggi, ada 16 orang (48,5%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 21 responden yang memiliki diastole normal, ada 6 orang (28,6%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,348 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara diastole responden dengan PJK pada penderita DM.

3. PEMBAHASAN

a. Hubungan antara Umur dengan PJK pada penderita DM

Pada penelitian ini didapatkan p.value 0,202 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan PJK pada penderita DM. Namun PJK pada DM pada pasien yang berumur >50 tahun sebesar 45,1% sedangkan pada pasien yang berumur 40-50 tahun hanya sebesar 26,7%. Terlihat pada pasien yang berumur >50 tahun memiliki presentase PJK pada DM yang lebih tinggi. Menurut penelitian Badan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA, didapat data bahwa sekitar 27% pria dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas menderita PJK. Sedangkan pada kelompok umur 65-74 tahun, didapat 64% masalah jantung pada pria dan 60% pada wanita adalah PJK.5

(9)

Suatu penelitian pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 28% dari seluruh wanita yang berusia diatas 50 tahun meninggal karena PJK, sehingga menjadi penyebab

utama kematian wanita dalam kelompok umur tersebut.6

Tabel 10. Hasil Uji Hubungan antara Sistole dengan PJK pada DM

Hipertensi PJK pada DM Total p. value PJK Non PJK n % n % n % Sistole Tinggi Normal Rendah 9 16 2 40,9 44,4 25,0 13 20 6 59,1 55,6 75,0 22 36 8 100,0 100,0 100,0 0,599 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0 Diastole Tinggi 16 48,5 17 51,5 33 100,0 Normal 6 28,6 15 71,4 21 100,0 0,348 rendah 5 41,7 7 58,3 12 100,0 Total 27 40,9 39 59,1 66 100,0

b. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan PJK pada Penderita DM

Pada penelitian ini didapatkan p.value 0,142 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan PJK pada penderita DM. Pada penelitian ini terlihat PJK pada DM padapasien laki-laki sebesar 29,2 % sedangkan pada perempuan sebesar 47,6 %.

Laki-laki mempunyai resiko lebih besar terkena serangan jantung dan kejadiannya lebih awal daripada wanita. Estrogen endogen bersifat protektif pada perempuan, namun setelah menoupouse insiden PJK meningkat dengan pesat tetapi tidak sebesar insiden PJK pada laki-laki.7

Pada penelitian ini responden perempuan banyak yang berumur >50 tahun yang kemungkinan besar sudah menopause, dengan demikian kemungkinan PJK pada DM pada perempuan lebih tinggi.

c. Hubungan antara Pendidikan dengan PJK pada Penderita DM

Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,470 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan PJK pada penderita DM. Hal ini menunjukkan bahwa peluang terkena PJK

pada DM baik pada pendidikan rendah maupun tinggi adalah sama. Dalam hal ini pendidikan tidak memegang peranan penting terhadap kejadian PJK pada penderita DM. Hal ini mungkin disebabkan karena responden kurang mengetahui dan menyadari benar tentang upaya preventif penyakit PJK dan DM, dan kesadaran mulai timbul setelah mereka terkena penyakit tersebut.

d. Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan PJK pada Penderita DM

Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,000 (<0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol dengan PJK pada penderita DM.

Pada penelitian terlihat bahwa pasien yang menderita DM disertai PJK untuk kategori kadar kolesterol tinggi sebesar 92,9%, agak tinggi 5,3%, dan normal 0 %. Sebagian besar PJK pada DM terdapat pada kategori kolesterol tinggi sehingga ada kecenderungan bahwa PJK pada DM dialami oleh pasien yang mempunyai kadar kolesterol tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jika pasien dengan kadar kolesterol tinggi akan mempengaruhi terjadi PJK pada DM.

Kolesterol meliputi kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density

(10)

Lipoprotein (LDL), kolesterol LDL sebagai pembawa kolesterol dalam darah, bila kadarnya berlebih akan mengendap pada dinding pembuluh darah arteri dan membentuk plak serta menimbulkan penyempitan bahkan penutupan pembuluh darah (aterosklerosis), bila plak terlepas, akan menyumbat aliran darah ke jantung dan menimbulkan serangan jantung, bila ke otak menyebabkan stroke.8

e. Hubungan antara Kadar Triglicerid dengan PJK pada Penderita DM

Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,003 (<0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kadar triglicerid dengan PJK pada penderita DM.

Triglicerid merupakan simpanan lipid yang utama pada manusia dan juga merupakan sekitar 95% jaringan lemak tubuh. Dalam plasma, trigliserid terdapat dalam berbagai konsentrasi di berbagai fraksi lipoprotein. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi trigliserid maka semakin rendah kepadatan (densitas) dari lipoprotein. Pembawa utama trigliserid dalam plasma adalah kilomikron dan VLDL.9,10

Triglicerid merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Kadar trigliserid yang tinggi merupakan faktor risiko untuk terjadinya PJK. Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sebagai berikut : Bila kadar kolesterol total >200 mg/dl, ada PJK, ada keluarga yang menderita PJK < 55 tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM dan pancreas.7 f. Hubungan antara Kadar HDL dengan PJK

pada Penderita DM

Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,178 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar HDL dengan PJK pada penderita DM.

Kolesterol HDL, mengandung 52% protein dan 48% lemak, merupakan lipoprotein terkecil dibentuk di dalam sel-sel hati dan sel-sel usus kecil. Fungsi utama mengangkut kolesterol dan fosfolipid dari

jaringan atau sel perifer ke hati untuk dirombak sehingga mencegah penumpukan kolesterol di sel perifer, kolesterol HDL membawa kurang lebih ¼ kolesterol dalam plasma.

Pada penyakit jantung koroner, kadar kolesterol HDL akan menurun. Penurunan kolesterol HDL sampai < 35mg/dl merupakan faktor risiko potensial yang independen terjadinya PJK. Sekitar 50% populasi dengan kelainan kolesterol HDL disebabkan oleh faktor genetik. Terdapat dua macam partikel kolesterol HDL, yaitu kolesterol HDL 3 dan kolesterol HDL 2 yang lebih besar. Kolesterol HDL diproduksi oleh liver dan usus halus, yang terdiri oleh bahan primer yakni fosfolipid dan apo AI, yang remodelingnya terjadi di dalam plasma. Kolesterol HDL mengikat kolesterol bebas dari sel ekstrahepatal dan partikel lipoprotein lain. Kolesterol diesterifikasi oleh ensim lesitin : kolesterol asiltransferase (LCAT), dengan apo AI sebagai kofaktor, dan menghasilkan kolesterol ester yang masuk dalam inti kolesterol HDL sehingga meningkatkan ukuran partikel kolesterol HDL.11

Dalam penelitian ini sebagian besar kadar HDL responden (90,9%) berada dalam kategori normal (>45 mg/dl) dan untuk meningkatkan profil lipid khususnya HDL sangat sulit kecuali sudah terdiaknosa PJK, sehingga tidak didapatkan hubungan antara kadar HDL dengan PJK pada penderita DM. g. Hubungan antara Kadar LDL dengan PJK

pada Penderita DM

Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,000 (<0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kadar LDL dengan PJK pada penderita DM.

Kolesterol LDL sebagai pembawa kolesterol dalam darah, bila kadarnya berlebih akan mengendap pada dinding pembuluh darah arteri dan membentuk plak serta menimbulkan penyempitan bahkan penutupan pembuluh darah (aterosklerosis), bila plak terlepas, akan menyumbat aliran darah ke jantung dan menimbulkan serangan jantung, bila ke otak menyebabkan stroke. LDL berukuran kecil sehingga mudah masuk ke

(11)

dinding pembuluh darah, terutama jika dinding tersebut rusak karena ada beberapa faktor resiko seperti usia, merokok, hipertensi, atau factor keturunan.

LDL yang menumpuk akan membentuk suatu plak lemak di sepanjang pembuluh darah bagian dalam, plak ini akan menyumbat pembuluh darah sehingga membuat lumennya semakin sempit, keadaaan seperti ini sering di sebut aterosklerosis, karena darah akan sulit mengalir melalui pembuluh darah sempit dan akan meningkatkan resiko penyakit jantung. Pembuluh darah yang tidak rata akan menyebabkan pembentukan gumpalan darah di dalam pembuluh, dan akan membentuk sebuah plakat yang akan menghalangi aliran darah ke jantung atau otak yang akan menyebabkan penyakit jantung atau stroke.8

Fungsi utama kolesterol LDL adalah meneruskan kolesterol ke jaringan ekstra hepatik yang mempunyai afinitas spesifik yang tinggi, yang disebut reseptor LDL. Melalui reseptor inilah kebutuhan kolesterol tubuh akan terpenuhi dan akan merupakan faktor penghambat sintesis kolesterol di dalam sel-sel tubuh.11

h. Hubungan antara Hipertensi dengan PJK pada Penderita DM

Pada penelitian ini diperoleh p.value untuk sistole dan diastole yang >0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan PJK pada penderita DM.

Apabila hipertensi sistolik dan diastolik terjadi bersamaan maka akan menunjukken risiko yang lebih besar dibandingkan penderita yang tekanan darahnya normal. Hipertensi sistolik saja ternyata menunjukkan risiko yang lebih tinggi daripada hipertensi diastolik saja. Uchenster juga melaporkan bahwa kematian PJK lebih berkorelasi dengan tekanan darah sistolik dibandingkan tekanan darah diastolik.12 Dalam penelitian ini, sebagian besar responden (54,5%) memilki tekanan sistole yang normal dan 50% responden yang mempunyai tekanan diastole tinggi, sehingga mekanisme terjadinya PJK belum terlihat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Umur responden berkisar 42-85 tahun, dengan rata-rata umur 60,2 tahun. Sebagian besar berjenis kelamin perempuan (63,6%), dan sebanyak 50% pendidikannya SD-SMP. Sebanyak 42,4 % kadar kolesterol responden berada pada kategori tinggi. Triglicerid pada kategori Agak tinggi-Tinggi sebanyak 68,2 %. Kadar HDL yang termasuk agak tinggi hanya 9,1 %, sedangkan LDL kategori tinggi sebesar 36,4 %. Tekanan darah sistole responden termasuk kategori tinggi (>138 mmHg) sebanyak 33,3 % dan tekanan darah diastole kategori tinggi (> 89 mmHg) sebanyak 50,0 %. Responden DM yang menderita PJK sebanyak 40,9 %. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan PJK pada penderita DM. Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan PJK pada penderita DM. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan PJK pada penderita DM. Ada hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol dengan PJK pada penderita DM. Ada hubungan yang signifikan antara kadar triglicerid dengan PJK pada penderita DM. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar HDL dengan PJK pada penderita DM. Ada hubungan yang signifikan antara kadar LDL dengan PJK pada penderita DM. Tidak ada hubungan yang signifikan antara sistole maupun diastole dengan PJK pada penderita DM.

Saran bagi Rumah Sakit Selain memberikan pelayanan pemeriksaan juga perlu memberikan penyuluhan kepada para penderita DM baik disertai PJK maupun tidak, sehingga mereka mendapatkan informasi yang benar tentang PJK dan DM. Bagi Masyarakat Khusus penderita DM baik disertai PJK maupun tidak diharapkan secara rutin memeriksakan kesehatannya dan menjaga pola makan. Serta pasien DM yang tidak menderita PJK diharapkan dapat mengontrol kolesterol, triglicerid, dan LDL supaya tidak tinggi sehingga tidak terjadi PJK.

(12)

REFERENSI

1. Sudoyo A, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI; 2006.

2. Nurmawati L dan Kusmiyati DK. Hubungan Asupan Lemak dan Aktifitas Fisik dengan Profil Lipid pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD dr. M. Ashari Pemalang. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran: Universitas Diponegoro Semarang; 2008. 3. Hadisaputro, S. Setyawan H. Epidemiologi

dan Faktor-faktor Risiko Terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2. Dalam : Darmono, dkk, editors. Naskah Lengkap Diabetes mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam dalam rangka Paripurna Tugas Prof. Dr. Dr. Djokomoeljanto. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang; 2007. 4. RS Bakti Wira Tamtama. Laporan Kunjungan

Pasien Satu Tahun. Semarang; 2010.

5. Penyakit Jantung yang Sering Terdapat pada Lansia.

http://www.smallcrab.com/jantung/455- penyakit-jantung-yang-sering-terdapat-pada-lansia. Diunduh 1 Juli 2011.

6. Yusnidar. Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Pada Wanita Usia > 45 Tahun (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang). Program Studi Magister

Epidemiologi Program Pasca Sarjana Undip; 2007. http://eprints.undip.ac.id/5261/diunduh 1 Juli 2011.

7. http//digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptu nimus-gdl-srisumanti-5343-bab2. pdf. Diunduh 20 Februari 2011.

8. Soebroto L. Hubungan antara Kadar LDL Kolesterol pada Penderita Stroke di RS. Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Kedokteran : Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2010. 9. Price A. Mc Carty Wilson. Fisiologi Proses

Proses Penyakit. Edisi 4. Alih Bahasa : Dr. Peter Anugera. EGC Jakarta 1995: 1111 – 20. 10. Gotto AM. Pownall HJ. Manual of lipide

disorders. 2nd ed. Wiliams & Wilkins Co. Phildelphia 1999: 67 – 97.

11. Chandra T. Perbedaan Profil Lipid Remaja dengan Orang Tua Berpenyakit Jantung Koroner dan Bukan Jantung Koroner. Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran : Universitas Diponegoro Semarang; 2007.

12. Anwar TB. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Fakultas Kedokteran: Universitas Sumatera Utara; 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Saat berbicara dengan “orang dalam” (seperti keluarga, orang di perusahaan yang sama, orang-orang di dalam kelompok yang dekat dengan kita) dan “orang luar” (seperti orang

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, efektivitas audit internal adalah kemampuan yang dimiliki oleh departemen internal audit dalam hal ini adalah inspektorat

Kembalinya dasar pengaturan hukum agraria kepada hukum asli Indonesia terdapat dalam Pasal 5 UUPA, bahwa hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang

Analogi rangkaian relay yang digunakan pada tugas akhir ini adalah saat basis transistor ini dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat

Selain itu, bila melihat jumlah individu, jumlah spesies dan jumlah familia, nilai indeks keragaman jenis Shannon-Weinner dan nilai indeks kekayaan jenis Margalef

Pelaksanaan proses belajar mengajar PAI di sekolah tidak luput dari kesulitan-kesulitan apalagi bagi siswa yang tidak di dukung oleh lingkungan keluarga,

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 32 orang (62,7%) penjamah makanan melakukan perilaku mencuci tangan yang baik dan 19 orang (37,3%) berperilaku mencuci tangan

Dalam Undang Undang Pajak Penghasilan sebelumnya yakni Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 17 tahun 2000 (UU PPh lama) pengenaan tarif tidak membedakan secara explisit antara