• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 7. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KETIGA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 7. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KETIGA)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 7. STANDAR DAN PROSEDUR

(BAGIAN KETIGA)

PENDAHULUAN

Diskripsi Singkat

Audit dan kontrol pada teknologi informasi dan komunikasi

dilaksanakan dengan didasarkan pada standar dan prosedur yang

berbasis beberapa standar. Standar berasal dari best practiceI atau

standar ideal industri yang berkembang di dunia. Dalam area audit dan

kontrol teknologi informasi memiliki beberapa standar yang bisa

digunakan untuk mempertajam penggunaan standar dan prosedur

yang kuat.

Manfaat

Mengenalkan dan memberikan pengetahuan dasar mengenai

standard an prosedur audit yang berlaku

Memperkenalkan sejak dini (mahasiswa) untuk mengenal lebih

jauh dunia industry yang memiliki aturan main cukup ketat

dalam implementasi dan pengendalian layanan teknologi

informasi dan komunikasi

Relevansi

Standar dan prosedur audit dan kontrol pada teknologi informasi

merupakan tahapan krusial untuk mengidentifikasi beberapa aturan

main yang mengatur dunia audit dan kontrol itu sendiri. Secara khusus

teknologi informasi, memiliki beberapa aturan main berdasar beberapa

standar yang mengikat. Standar dan prosedur ini dibangun untuk

menjembatani praktek-praktek terbaik industri dan

mengimplementasikan untuk mencipatkan nilai bagi organisasi.

Materi ini sangat relevan untuk membangun kontruksi pemahaman

profesional bagi peserta didik sehingga siap nantinya terjun dan

mengadaptasi dunia industri.

(2)

PENYAJIAN

MATERI

Tata Kelola TI

Sebuah kebijakan informasi organisasi biasanya memberikan arahan baik bagi para pengelola maupun para pengguna informasi. Bagi para pengelola kebijakan informasi merupakan sebuah kerangka kerja yang berisi prinsip-prinsip organisasi yang berhubungan dengan informasi, penggunaannya dan pengelolaannya. Di antaranya menjamin pengalokasian sumber-sumber informasi penting dalam manajemen informasi. Sedangkan dari perspektif pengguna, kebijakan informasi merupakan sebuah jaminan bahwa organisasi mempunyai komitmen untuk menyediakan informasi yang dibutuhkannya (Henczel, 2001: 11).

Dengan demikian para manajer sebuah perguruan tinggi dan semua yang terlibat di dalamnya harus memahami dorongan-dorongan yang membuat perubahan ini terasa diperlukan dan betul-betul sangat diharapkan. Paling tidak dorongan-dorongan dan suasana lingkungan seperti ini harus dijelaskan kepada seluruh staf dan pengguna, karena hal ini akan mempengaruhi sikap para staf dan pengguna dikemudian hari. Bahkan akan lebih baik lagi jika mereka dapat berpartisipasi dalam mengelola perubahan dengan menggunakan suatu pendekatan strategis yang jelas.

Secara khusus Gallacher (1996; 13) dalam Managing Change in Library and Information Service mengemukan bahwa yang harus dilakukan oleh pemimpin TI adalah mempertimbangkan lingkungan internal dan eksternalnya, karena hal ini mempunyai konsekuensi yang multi fungsional, sebagai berikut:

1. Environmental analysis, yaitu proses mengkaji trend dan kondisi dalam lingkungan untuk mengidentifikasi hal-hal yang mendorong kepada perubahan.

2. Political awareness, yaitu kepekaan terhadap kondisi dalam organisasi induk universitas dan pemahaman tentang posisi dan cakupan pengaruh di dalamnya.

3. Strategic vision, yaitu partisipasi dalam membuat keputusan ke mana unit akan diarahkan, mengapa dan bagaimana unit dapat mencapainya

Berhubungan dengan aspek-aspek internal dan eksternal yang harus dianalisis sebagai dasar pijakan pembuatan rekomendasi strategi yang diterapkan, Indrajit (2000: 33)

(3)

menyebutkan bahwa di dalam aspek internal, ada empat hal utama yang harus dianalisis, yaitu:

1. Struktur Organisasi, mempelajari fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi dan bagaimana keterkaitan antar fungsi tersebut

2. Proses dan Prosedur, mempelajari bagaimana proses dan prosedur penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan secara mendatail

3. SDM dan Budaya, mempelajari karakteristik manusia sebagai implementor sistem yang diterapkan perusahaan, terutama hal-hal yang melatarbelakangi terbentuknya budaya perusahaan

4. Sumber daya dan Infrastruktur, mempelajari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti aset keuangan, manusia, informasi, waktu dan sebagainya.

Dalam aspek eksternal, ada dua faktor yang harus dipelajari yaitu

1. Produk dan jasa (Pelayanan), yang merupakan alasan mengapa sebuah perusahaan didirikan, karena penjualan produk dan jasa inilah pendapatan diperoleh untuk mendapatkan profit atau keuntungan;

2. Pasar dan pelanggan, yang merupakan kumpulan dari para calon pembeli produk dan jasa yang ditawarkan.

Cohn (2001:1) menyimpulkan bahwa rencana strategis memfokuskan pada kegiatan mengidentifikasi kunci isu-isu lingkungan yang mempengaruhi sebagai contoh, prakarsa dalam organisasi induk (untuk menjadi universitas riset bertaraf internasional) atau ketersediaan teknologi baru sebagai strategi tersebut dalam merespon isu-isu ini, mendefinisikan visi layanan yang menggambarkan tujuan akhir dengan tetap menyediakan fleksibilitas dalam menerima hasil ahkir ini. Selanjutnya dalam pengembangan sebuah rencana teknologi dasar harus melibatkan delapan tahapan, sebagai berikut:

1. Meninjau keberadaan teknologi dan layanan-layanan yang ada. 2. Meninjau kebutuhan lingkungan dan pengguna

3. Menentukan prioritas

4. Mengembangkan misi, visi, dan tujuan untuk dilaksanakan

5. Mengembangkan proposal anggaran untuk menerapkan rencana yang telah dibuat

6. Mengevaluasi hasil yang telah dicapai 7. Mendefinisikan kembali prioritas, jika perlu

(4)

8. Memperbaharui dan merevisi rencana (Cohn, 2001; 2).

Melihat pentingnya peranan teknologi informasi, maka harus ada suatu mekanisme yang dapat mengukur kinerja perangkat teknologi tersebut. Salah satu cara atau metode yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan konsep information technology scorecard (balanced scorecards untuk kinerja teknologi informasi). Sama seperti halnya dalam balanced scorecards untuk bisnis, pada balanced scorecards untuk kinerja teknologi informasi terdapat 4 akses kinerja yang harus diukur, masing-masing adalah:

1. User Orientation untuk mengukur kepuasan para pengguna terhadap kinerja divisi teknologi informasi yang bertanggung jawab dalam menyediakan perangkat teknologi.

2. Corporate Contribution untuk mengukur seberapa jauh keberadaan teknologi dapat mendukung kebutuhan perusahaan.

3. Operational Excellence untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas proses terkait dengan manajemen atau pengelolaan teknologi informasi.

4. Future Orientation untuk mengukur seberapa jauh teknologi informasi dapat memberikan kontribusi terhadap tantangan bisnis masa depan (Indrajit, 2005: 250).

SelanjInIndrajit (2005: 252) menjelaskan bahwa konsep tata kelola teknologi informasi yang dibutuhkan seperti di atas, kerap diistilahkan dengan IT Governance (information technolgy governance) yang diberi nama COBIT (Control Objective for Information and related Technology) yang telah terbukti berhasil diterapkan oleh berbagai perusahaan besar di dunia. Tata kelola TI bukan bidang yang terpisah, melainkan merupakan komponen dari pengelolaan perusahaan secara keseluruhan, dengan tanggung jawab utama:

1. Memastikan kepentingan stakeholder diikutsertakan dalam menyusun strategi perusahaan.

2. Memberikan arahan kepada proses-proses yang menerapkan strategi perusahaan. 3. Memastikan proses-proses tersebut menghasilkan keluaran yang terukur.

4. Memastikan adanya informasi mengenai hasil yang diperoleh dan mengukurnya. 5. Memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan (Sadrah dan

Surendo, 2005: 459)

Menurut Weill & Ross (2004:13) digambarkan skema untuk membantu memahami, mendesain, mengkomunikasikan dan memelihara IT Governance yang efektif, yakni sebagai

(5)

berikut:

IT Governance Design Framework

Sumber : MIT Sloan School Center for Information Systems Research (CISR)(2003)

Dari skema di atas dapat membantu untuk mengerti, cara mendesain, melakukan proses komunikasi, dan menindaklanjuti tata kelola TI yang efektif adalah dengan :

1. Menetapkan dengan baik dan tepat strategi organisasi

2. Untuk menetapkan dengan baik dan tepat strategi organisasi, maka organisasi harus memperhatikan perilaku organisasi dan pengadopsian TI dalam organisasi tersebut.

3. Kemudian untuk menetapkan strategi organisasi dengan baik, juga diperlukan perhatian dan pengaturan yang baik terhadap 6 (enam) aset yang ada di organisasi tersebut, yakni: relationship asset, physical asset, Intelectual property asset, human relation asset, financial asset dan TI. Sedang bagaimanakah cara mengatur semua asset tersebut dalam tata kelola TI adalah dengan memperhatikan mekanisme dari tata kelola TI-nya, yakni keputusan-keputusan tentang TI-nya.

4. Terakhir, untuk menciptakan strategi organisasi yang baik dalam kaitannya dengan penggunaan TI dalam organisasi, maka harus memperhatikan pula sasaran-sasaran pencapaian kerja tiap-tiap unit organisasi; yang sangat dipengaruhi oleh akuntabilitas pelaksanaan TI-nya.

Federal model adalah salah satu governance archetypes dari enam archetypes (business monarchy, IT monarchy, feudal, federal, duopoly, dan anarchy) menurut MIT Sloan School

Enterprise Strategy & Organization IT Organization & Desirable Behaviors Business Performance Goals Relationship Metrics

Harmonize What Harmonize How

Physical Asset Metrics

IP Metrics HR Metrics Financial Metrics IT Metrics & Accountabilities Relationship Governance

Physical Asset Governance

IP Governance HR Governance

Financial Governance

IT Governance Arrangements

-Decision Rights via Monarchies, Federal etc.

IT Governance Mechanisms

(e.g Committees, budgets etc.)

IT Decision Domains •Principles •Architecture •Infrastructure •Applications •Investment Enterprise Strategy & Organization IT Organization & Desirable Behaviors Enterprise Strategy & Organization IT Organization & Desirable Behaviors Business Performance Goals Relationship Metrics Business Performance Goals Relationship Metrics

Harmonize What Harmonize How

Harmonize What Harmonize How

Physical Asset Metrics

IP Metrics HR Metrics Financial Metrics IT Metrics & Accountabilities Relationship Governance Relationship Governance Physical Asset Governance Physical Asset Governance

IP Governance IP Governance HR Governance HR Governance Financial Governance Financial Governance IT Governance Arrangements

-Decision Rights via Monarchies, Federal etc.

IT Governance Mechanisms

(e.g Committees, budgets etc.)

IT Decision Domains •Principles •Architecture •Infrastructure •Applications •Investment IT Governance Arrangements

-Decision Rights via Monarchies, Federal etc.

IT Governance Mechanisms

(e.g Committees, budgets etc.)

IT Decision Domains •Principles •Architecture •Infrastructure •Applications •Investment

(6)

Center for Information Systems Research (CSIR) dalam buku Well & Ross (2004:11). Hal ini berkaitan dengan tipe kepemimpinan yang biasa digunakan oleh pimpinan pada suatu organisasi. Setiap archetype menunjukkan tipe orang-orang yang harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tentang penggunaan TI. Misalnya:

1. Business monarchy, pengambilan keputusan melibatkan top manajer saja 2. IT monarchy, pengambilan keputusan melibatkan IT specialist saja

3. Feudal, setiap unit/bagian dalam organisasi memiliki keputusan yg berbeda-beda

4. Federal, pengambilan keputusan merupakan kombinasi antara keputusan pemerintah pusat dan pemerintah dibawahnya, dengan atau tanpa keterlibatan orangorang IT (dapat contracting out, outsourcing atau public private partnerships) 5. IT Duopoly , pengambilan keputusan oleh grup TI dan satu kelompok lain 6. Anarchy, pengambilan keputusan sentralistik, satu orang pengambil keputusan

atau kalangan tertentu saja yang mengambil keputusan (Weill&Ross, 2004:12)

IT Government Arrangements Metrics

Sumber : MIT Sloan School Center for Information Systems Research (CISR)(2003)

Dari archetypes diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing memiliki ciri-ciri proses pengambilan keputusan yang berbeda dalam manajemen TI-nya. Semuanya didasarkan kepada tipe kepemimpinan yang ada pada organisasi yang bersangkutan. Federal model

IT Principles IT Architecture IT Infra-structure Strategies Business Application Needs IT Investment Business Monarchy IT Monarchy Feudal Federal Duopoly Anarchy Don’t Know Domain Style IT Principles IT Architecture IT Infra-structure Strategies Business Application Needs IT Investment Business Monarchy IT Monarchy Feudal Federal Duopoly Anarchy Don’t Know Domain Style Domain Style

(7)

sajalah yang menunjukkan adanya keeratan koordinasi dan komunikasi antara institusi terkait dalam proses pengambilan keputusan TI-nya dan dalam manajemen TI-nya. Keputusan-keputusan yang harus diambil oleh tiap-tiap archetype dalam tata kelola TI, sebagai berikut:

1. IT principles, yakni mengklarifikasi peranan ITpada organisasi

2. IT architecture, yakni mendefinisikan standarstandar IT yang akan dilakukan;diwujudkan dalam keputusan-keputusan tentang pengaturan data dan aplikasi dalam penggunaan IT.

3. IT infrastructure, yakni menentukan bagian dan pelayanan yang akan diberikan 4. Business application needs, yakni menentukan kebutuhan organisasi berkaitan

dengan penggunaan IT

5. IT investment dan prioritasisasi, yakni menentukan prioritas barang yang akan dibeli dan berapa biaya yang akan dikeluarkan

Dari penjelasan diatas, dapat difahami bahwa dalam federal model, terjadi kerjasama dan koordinasi antara satu institusi dengan institusi yang lain dalam proses pengambilan keputusan tentang penggunaan TI-nya (keputusan tentang IT principles, IT architecture, IT infrastructure, business application needs, IT investment dan prioritasisasi seperti diatas). Dengan bantuan tata kelola teknologi informasi yang baik pada setiap unit organisasi maka dapat membantu koordinasi antar organisasi tersebut. Komunikasi dan adanya motivasi untuk berbagi informasi akan menambah erat koordinasi antar organisasi tersebut. Pada federal model juga bercirikan adanya keinginan atau motivasi untuk berbagi data dan informasi antar institusi. Seperti yang dikatakan oleh Weill & Ross (2004:89), bahwa the desire for shared data dan IT infrastructure is at the heart of federal model. Dengan demikian, jelaslah bahwa federal model yang mengikutsertakan pimpinan di level unit untuk berbagi informasi sangat tepat diaplikasikan, karena selama ini kebudayaan itu kurang sekali. Untuk pencapaian kinerja pada organisasi publik, maka diperlukan kemampuan mengelola yang tepat pada setiap organisasi pemerintah tersebut. Peranan CIO (Chief Information Officer) harus ditetapkan dan dilaksanakan dengan baik.

Berkaitan dengan implementasi tata kelola TI diperlukan prinsip-prinsip yang tepat yang

sesuai dengan karakteristik institusi publik kita. Menurut Weill dan Ross (2004:114),

prinsip-prinsip penerapan tata kelola TI yang baik adalah sebagai berikut:

1. Simpel; artinya mekanisme pengimplementasian tata kelola TI mesti

mendefinisikan dahulu tanggungjawab dan tujuan yang jelas dari tiap-tiap

organisasi tersebut. Organisasi publik kita yang pada intinya bertanggungjawab

dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat harus disinergiskan dengan

(8)

tujuannya yaitu kesejahteraan masyarakat.

2. Transparan; artinya adanya mekanisme yang efektif dan proses yang jelas bagi

siapapun yang berkaitan dengan keputusan yang dibuat tentang TI.

3. Kecocokan; artinya mekanisme tata kelola TI-nya harus mengikutsertakan

individu-individu yang mempunyai kemampuan dibidangnya.

Kinerja tata kelola TI dalam sektor publik juga perlu diukur berkaitan dengan nilai atau

motif yang berbeda dengan sektor privat. Pengukuran ini memiliki peran yang penting

berkaitan dengan penentuan strategi organisasi dan pengaturan atau manajemen

organisasinya. Moore dalam Weill dan Ross (2004:191) menentukan tiga faktor utama yang

berkaitan dengan managemen TI di sektor publik, yakni lingkungan, kapabilitas dan value

(nilai). Lingkungan terdiri dari pelanggan, penyedia keuangan, dan kekuatan politik yang

ada di masyarakat; kapabilitas adalah kemampuan organisasional dan kondisi eksternal

organisasi; dan public value yakni barang dan jasa, barang publik dan modal

Tugas &

Latihan

Berdasarkan hasil aktivitas kelompok pertemuan sebelumnya, masing-

masing kelompok kemudian diminta untuk

• Mencari dokumentasi standar audit dengan detail sebagai berikut:

o Kelompok1: COBIT

o Kelompok2: COSO

o Kelompok3: ITIL

o Kelompok4: Prince2 Project Management

o Kelompok5: Information Security

o Kelompok6: Quality Management

o Kelompok7: tata kelola TI

• Setiap kelompok diminta mempresentasikan dan menjelaskan

perspektif masing-maisng standar

Rangkuman

COBIT, ITIL, COSO, Prince Project Management, Information Security dan Quality

Management merupakan standar baseline untuk menjadi kompetensi yang baik

sebagai auditor teknologi informasi. Pemahaman mengenai cara kerja, domain,

prinsip dan beberapa praktek terbaik dari setiap standar akan memberikan wacana

bekerja sebagai auditor yang berkompetensi.

(9)

PENUTUP

Tes Formatif

Penilaian berdasarkan hasil presentasi masing-maisng kelompok dengan komponen sebagai berikut:

• Standar terbaru : 20 poin

• Penjelasan dan pemahamaan mengenai standar : 15 poin • Relasi dengan standar yang lain : 15 poin

Akumulasi poin setiap kelompok akan dijadikan bahan untuk melakukan evaluasi mengenai standar pada audit dan kontrol teknologi informasi. Bentuk penugasan adalah presentasi kelompok.

Petunjuk Penilaian

dan Umpan Balik

Penilaian akan didasarkan dengan detail sebagai berikut:

• Standar terbaru : 20 poin

• Penjelasan dan pemahamaan mengenai standar : 15 poin • Relasi dengan standar yang lain : 15 poin

Umpan balik akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

• Dosen akan memberikan pertanyaan trigger untuk

membangkitan diskusi dan argumentasi yang tepat

• Peserta kuliah lain diperbolehkan mendebat dan mendiskusikan

setiap argument dari kelompok yang lainnya

Tindak Lanjut

Sebagai materi yang membahas standar maka akan dilanjutkan pada

detail pembahasan setiap komponen standar yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengambil sikap ini maka pemerintah telah mengakomodir hukum yang adil bagi semua pihak dan memenuhi aspirasi masyarakat sehingga pro kontra dapat

metode akan diikuti dengan gambar dan suara mulai dari pengenalan huruf abjad, membaca jilid 1, jilid 2, jilid 3. Selain itu akan ada kuis yang berisi suatu contoh soal yang

Huruf atau biasa juga dikenal dengan istilah “Font” atau “Typeface” adalah salah satu elemen terpenting dalam Desain Grafis karena huruf merupakan sebuah bentuk

profitabilitas dan likuiditas memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan rasio hutang (struktur modal) yang menegaskan bahwa perusahaan membiayai kegiatan

Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang

Sebagai kegiatan penutup, guru memimpin diskusi kelas dan membantu siswa dalam membuat kesimpulan besar tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada

Teman-teman seperjuangan dalam memperjuangkan gelar sarjana, teman- teman sekelas Akuntansi 4,dan teman-teman angkatan 2013 khususnya Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

SIKO adalah Program Komputer berupa Software Sistem Informasi Manajemen Sekolah berbasis web sebagai solusi Administrasi Terpadu untuk Sekolah, yang