• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOKLET ANGIOSPERMAE GUNUNG UNGARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI PLANTAE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BOOKLET ANGIOSPERMAE GUNUNG UNGARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI PLANTAE"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

i

SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI PLANTAE

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

oleh

Desty Ratna Puspitasari 4401414032

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

(2)
(3)
(4)

iv

 Jangan lupa libatkanlah Allah dalam apapun kondisimu baik suka maupun duka maka Allah akan menolongmu.

 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanlah kamu berharap. (Q.S. Al-Insyiroh 6-8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :  Untuk kedua Orang tua saya Bapak

Mukh Saifudin Siroz dan Ibu Riyati  Untuk adik saya tercinta Nidya

(5)

v

Yang Maha Kuasa. Atas berkat rahmat Allah SWT, tidak ada satupun ungkapan yang dapat menggambarkan rasa syukur atas terselesaikannya skripsi dengan judul “Booklet Angiospermae Gunung Ungaran sebagai Sumber Belajar Materi Plantae”. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung Ibu Dr. Margareta Rahayuningsih, M.Si.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan untuk mengenyam pendidikan di UNNES

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang membantu kelancaran administrasi dalam penyusunan skripsi. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Muhammad Abdullah, S.Si., M.Sc. sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Dr. Siti Alimah, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan serta bantuan dalam penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran.

6. Dr. Margareta Rahayuningsih, M.Si. sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan, ikut dalam penelitian payung beliau, pengarahan serta bantuan dalam penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran 7. Andin Irsadi, S.Pd., M.Si. selaku validator materi produk booklet hasil

penelitian yang telah memberikan banyak masukan materi tambahan pada produk.

(6)

vi kepada penulis selama studi.

10. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Biologi, terima kasih atas waktu dan kesempatan untuk dapat berdiskusi bersama.

11. Teman lapangan Firman Heru Kurniawan terima kasih sudah banyak membantu dalam penelitian di lapangan.

12. Bapak Suparmin (Pak Min) yang sudah memberikan akomodasi selama penelitian dan arahan.

13. Ibu Dra. Sumardiyati guru mata pelajaran Biologi SMA N 1 Limbangan yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

14. Kedua orang tua saya Bapak Mukh Saifudin Siroz dan Ibu Riyati yang selalu mendukung dengan sabar dan mendoakan saya.

15. Adikku Nidya Rahma Yuliati yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa sehingga skripsi ini bisa selesai.

16. Sahabat-sahabatku Retno Wulandari, Rina Rahmawati, Eva Faradella, Eny Santiati, Nurul Arifatun Nisa, Nurul Mubayyinah, Famatsnaniyati Haolina, Dini Nur Fadilah, dan Fida Maryamuqnuti yang telah memberi dukungan dan motivasi.

17. Keluarga besar mahasiswa jurusan biologi angkatan 2014 atas kenangan dan kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca sekalian.

Semarang, 9 Januari 2020

(7)

vii

Ratna, Desty Puspitasari. 2020. Booklet Angiospermae Gunung Ungaran Sebagai Sumber Belajar Materi Plantae. Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. Siti Alimah, M.Pd. dan Dr. Margareta Rahayuningsih, M.Si.

Kata kunci: Gunung Ungaran, Angiospermae, booklet, sumber belajar.

Gunung Ungaran terletak di Kabupaten Semarang untuk posisi di sebelah timur dan sebagian lagi terletak di sebelah barat masuk ke wilayah Kabupaten Kendal. Gunung Ungaran mempunyai keanekaragaman tumbuhan yang tinggi. Keanekaragaman tumbuhan Angiospermae yang terdapat di Gunung Ungaran berpotensi menjadi sumber belajar dalam bentuk booklet. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis-jenis Angiospermae yang ditemukan di Gunung Ungaran, mengembangkan booklet dan menganalisis kelayakan booklet Angiospermae Gunung Ungaran sebagai sumber belajar. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D). Pengamatan keanekaragaman Angiospermae di Gunung Ungaran menggunakan metode eksplorasi. Analisis kelayakan booklet menggunakan modifikasi dari Sugiyono (2012) melalui dua tahapan uji produk yaitu uji alfa dan uji beta. Uji alfa dalam penelitian ini dilakukan menggunakan lembar validasi penilaian kelayakan buku menurut BSNP 2014 meliputi empat komponen kelayakan yaitu teknik penyajian, isi, kebahasaan, dan kegrafikan yang diujikan kepada ahli materi dan media. Uji beta dilakukan untuk menguji produk dalam skala kecil. Uji beta dilakukan dengan menggunakan lembar validasi dan lembar tanggapan yang diujikan kepada pengguna yaitu guru dan siswa. Hasil penelitian ditemukan 161 jenis Angiospermae yang terdiri atas 54 famili dengan kategori semak, liana, lapis bawah, dan pohon. Penilaian ahli dan guru terhadap booklet untuk materi booklet yaitu 88,4% dan untuk media booklet yaitu 99% menunjukkan bahwa booklet yang dikembangkan layak sesuai standar BSNP.

(8)

viii

HALAMAN JUDUL.…………..………..………... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii

PENGESAHAN... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR……….. v

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI.……….…………... viii

DAFTAR TABEL.………... x

DAFTAR GAMBAR.………... xi

DAFTAR LAMPIRAN.………... xii

BAB 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4 1.5 Penegasan Istilah... 5 1.6 Spesifikasi Produk... 6

BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Angiospermae... 7

2.2 Gunung Ungaran... 10

2.3 Sumber Belajar... 12

2.4 Booklet... 14

2.5 Kerangka Berpikir... 16

BAB 3.METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 17

3.2 Prosedur Penelitian... 17

3.3 Data dan Metode Pengumpulan Data………... 22

(9)

ix BAB 5.PENUTUP 5.1.Simpulan... 41 5.2.Saran... DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN………. 41 42 44

(10)

x

3.1.Jenis, Sumber, Metode Pengumpulan dan Metode Analisis... 22

3.2.Jenis Angiospermae di Gunung Ungaran…………..………... 23

3.3 Angiospermae di Gunung Ungaran yang Berpotensi... 23

3.4 Kategori Kelayakan Booklet………... 24

3.5 Kategori Ketercapaian Keterbacaan Booklet ... 24

4.1 Jenis-Jenis Angiospermae di Gunung Ungaran... 25

4.2 Rekapitulasi Validasi Ahli Materi terhadap Materi Booklet... 28

4.3 Rekapitulasi Validasi Guru terhadap Materi Buklet... 29

4.4 Rekapitulasi Validasi Ahli Media terhadap Media Buklet... 29

4.5 Rekapitulasi Validasi Guru terhadap Media Buklet... 4.6 Hasil Revisi Booklet Berdasarkan Penilaian Ahli Materi……….. 4.7 Hasil Revisi Booklet Berdasarkan Penilaian Ahli Media………... 30 31 31 4.8 Hasil Uji Rumpang Peserta Didik... 32

(11)

xi

2.1 Kerangka Berpikir... 17 3.1 Bagan langkah-langkah modifikasi penelitian R&D... 4.1.Kategori Angiospermae di Gunung Ungaran... 4.2 Desain Halaman Depan Booklet………. 4.3 Desain Halaman Belakang Booklet……… 4.4 Desain Tata Letak………..

18 25 26 27 27

(12)

xii

1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi... 45

2. Hasil Validasi Ahli Materi terhadap Booklet... 46

3. Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi terhadap Booklet... 48

4. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Media... 49

5. Hasil Validasi Ahli Media terhadap Booklet... 50

6. Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Media terhadap Booklet... 52

7. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Guru Biologi... 53

8. Hasil Validasi Guru Biologi terhadap Booklet... 54

9. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Biologi terhadap Booklet... 56

10. Kisi-kisi Instrumen Tanggapan Peserta Didik... 57

11. Hasil Tanggapan Peserta Didik terhadap Booklet... 58

12. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Kecil Booklet oleh Peserta Didik... 60

13. Uji Rumpang... 62

14. Kunci Jawaban Uji Rumpang... 63

15. Hasil Uji Rumpang... 64

16. Rekapitulasi Hasil Uji Rumpang... 65

17. Grafik Famili Angiospermae Gunung Ungaran………. 18. Spesies Angiospermae di Gunung Ungaran... 66 67 19. Spesies Angiospermae Gunung Ungaran berdasarkan Famili... 72

20. Dokumentasi di Sekolah... 77

21. Surat Penelitian dari Dinas Pendidikan... 78

(13)

1

1.1 Latar Belakang

Gunung Ungaran yang terletak di Kabupaten Semarang untuk posisi di sebelah timur dan sebagian lagi yang terletak di sebelah barat masuk ke wilayah Kabupaten Kendal ini menyimpan banyak biodiversitas yang perlu di jaga kelestariannya. Gunung Ungaran merupakan salah satu daerah hutan alami yang masih tersisa di Jawa Tengah. Gunung Ungaran juga merupakan kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi di Jawa Tengah. Kondisi alam di Gunung Ungaran dengan berbagai ekosistem di dalamnya merupakan habitat yang cocok untuk berbagai spesies hewan maupun tumbuhan. Kondisi hutan tropis yang masih asri memungkinkan hidupnya berbagai spesies endemik dan langka. Keberadaan berbagai spesies flora dan fauna endemik, menambah keunikan dari keanekaragaman hayati di Gunung Ungaran.

Keanekaragaman hayati di Gunung Ungaran yang sudah pernah di lakukan penelitian tentang antara lain: burung (Raka, 2019), kupu-kupu (Umniyatus, 2018) capung (Faturahman, 2019), katak (Misbahul, 2013) dan anggrek (Firman, 2018). Sementara penelitian tentang Angiospermae di Gunung Ungaran belum banyak dilakukan. Hasil observasi awal di Gunung Ungaran yang dilakukan pada bulan Maret 2018 menunjukkan jenis tumbuhan terlihat beranekaragam tetapi yang paling banyak mendominasi adalah tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae ).

Hasil kajian mengenai tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Siswa memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar mengenai tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran. Siswa diharapkan dapat melihat langsung tumbuhan di sekitarnya dan memiliki sikap kepedulian nilai konservasi. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan kepedulian siswa terhadap lingkungan (Yulianti dan Martuti, 2014). Pembelajaran melalui pendekatan lingkungan dapat memberikan kesempatan baik kepada peserta didik untuk mengamati keadaan lingkungan yang sesungguhnya sehingga mampu

(14)

membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, merangsang keikutsertaan serta mengembangkan kemampuan investigasi peserta didik (Alexander and Poyyamoli, 2014)

Sekolah-sekolah di sekitar lereng Gunung Ungaran diharapkan dapat menjadi sekolah pelopor untuk kegiatan yang berhubungan dengan kepedulian lingkungan. Penyisipan nilai-nilai karakter peduli lingkungan, baik dalam proses pembelajaran maupun aktivitas keseharian dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kepedulian terhadap konservasi di Gunung Ungaran.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Limbangan pada bulan Maret 2018 menunjukkan bahwa mayoritas siswa 95% berasal dari sekitar Gunung Ungaran. Oleh karena itu, siswa-siswi di SMA tersebut sangat tepat untuk diberikan pelatihan sehingga menjadi kader-kader konservasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa penggunaan sumber belajar sudah digunakan dalam pembelajaran, namun kebanyakan sumber belajar yang digunakan seperti text

book dan LKS belum memanfaatkan potensi lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar. Proses pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih terpaku di dalam kelas. Siswa membutuhkan sumber belajar yang dapat memberikan gambaran nyata terkait materi keanekaragaman tumbuhan, sehingga membantu dalam proses pembelajaran.

Sumber belajar berupa buku cetak yang digunakan pada proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Limbangan memiliki karakteristik antara lain, memiliki konten yang belum berisikan fakta dan fenomena dalam kehidupan sehari-hari sebagai penunjang pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan dan belum memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang ada belum memanfaatkan potensi sekitar. Kesulitan sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran luar kelas adalah penentuan waktu kerena membutuhkan waktu yang lama, memerlukan biaya, alat transportasi, dan tenaga. Oleh karena itu, perlu adanya sumber belajar yang mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi nyata di lingkungan sekitar yaitu Gunung Ungaran.

(15)

Sumber belajar dapat dikemas dalam bentuk booklet menggunakan bahasa yang komunikatif dan tampilan yang menarik sehingga mampu merangsang minat siswa untuk belajar. Sumber belajar berupa booklet ini diharapkan mampu mencetak siswa yang memiliki katakter peduli terhadap lingkungan sekitar berupa pelestarian dan konservasi tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran. Pemilihan dan penentuan sumber belajar yang digunakan akan berpengaruh pada proses kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu, hasil penelitian jenis-jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi SMA dalam bentuk booklet untuk materi biologi kelas X pada materi Plantae KD 3.8 yaitu Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisi berdasarkan pengamatan dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan di bumi.

Booklet merupakan media publikasi terdiri atas beberapa lembar tetapi tidak setebal sebuah buku (Rustan, 2009: 115). Isi informasi booklet merupakan gabungan dari gambar yang menarik dan kalimat yang mudah dipahami oleh siswa (Bagaray et al , 2016: 79). Booklet sebagai suatu sumber belajar dapat digunakan untuk menarik minat dan perhatian peserta didik karena bentuknya sederhana dan banyaknya warna serta ilustrasi yang ditampilkan.

Selain sebagai sumber belajar siswa di sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada masyarakat di sekitar Gunung Ungaran dalam melakukan upaya konservasi. Pada dasarnya pendidikan tidak hanya didapatkan di bangku sekolah saja.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini yaitu:

1. Jenis-jenis tumbuhan Angiospermae apa saja yang ditemukan di Gunung Ungaran ?

2. Bagaimana mengembangkan booklet Angiospermae Gunung Ungaran sebagai sumber belajar ?

3. Bagaimana kelayakan booklet hasil penelitian jenis-jenis tumbuhan

(16)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran. 2. Mengembangkan booklet Angiospermae sebagai sumber belajar.

3. Menganalisis kelayakan booklet hasil penelitian jenis-jenis tumbuhan

Angiospermae di Gunung Ungaran sebagai sumber belajar Biologi SMA.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1.4.1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau database terkait jenis-jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran.

1.4.2 Secara Praktis 1.4.2.1 Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan dan penerapan Research & Development dalam proses pembelajaran.

1.4.2.2 Bagi Guru Biologi

Menambah referensi dalam melakukan variasi pembelajaran dengan

memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar Biologi untuk mengatasi kejenuhan dalam proses pembelajaran.

1.4.2.3 Bagi Siswa

Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi Plantae melalui pemanfaatan sumber belajar yang menarik serta menanamkan karakter konservasi dan sikap peduli lingkungan kepada siswa dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

1.4.2.4 Bagi Sekolah

Memberikan tambahan referensi sumber belajar yang menarik bagi sekolah dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi khususnya dan kualitas sekolah pada umumnya.

(17)

1.4.2.4 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai jenis-jenis tumbuhan

Angiospermae di Gunung Ungaran sebagai dasar pertimbangan dalam

pengelolaan konservasi dan pemanfaatan kawasan Gunung Ungaran secara berkelanjutan.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka penegasan istilah secara konseptual dan operasional dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1 Booklet Angiospermae di Gunung Ungaran

Secara harafiah booklet merupakan kesatuan kata book dan leaflet. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami (Depdiknas, 2008: 12-14). Berdasarkan pengertian tersebut, booklet merupakan perpaduan buku dengan format ukuran kecil seperti

leaflet. Booklet merupakan sumber belajar yang di dalamnya dapat memuat

informasi berupa materi, gambar, diagram, tabel atau foto.

Booklet yang dikembangkan bersumber dari hasil penelitian jenis-jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran. Produk booklet memuat foto-foto, ciri-ciri, klasifikasi jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran. Hasil penelitian ini merupakan salah satu sumber belajar autentik karena berdasar pada fakta sehingga meskipun siswa tidak dapat melakukan observasi langsung, siswa masih dapat melihat data-data yang terdapat pada hasil penelitian. Booklet dinilai layak untuk digunakan sebagai sumber belajar apabila skor yang diperoleh dari validasi ahli materi, ahli media, guru Biologi dan angket tanggapan siswa menunjukkan skor minimal 61-80% (kategori layak tidak perlu direvisi), sedangkan hasil uji keterbacaan booklet menggunakan cloze test (uji rumpang) menunjukkan skor >60% (kategori tinggi).

(18)

1.5.2 Sumber Belajar Materi Pantae

Materi Plantae yang di dalamnya terdapat sub materi Angiospermae masuk dalam KD 3.8 yaitu Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan hidup di bumi. Materi Angiospermae diajarkan di kelas X semester II.

Pembahasan materi meliputi pengamatan terhadap morfologi tumbuhan

Angiospermae, peran tumbuhan Angiospermae pada berbagai bidang dan laporan

pengamatan secara tertulis.

1.5.2 Gunung Ungaran

Gunung Ungaran merupakan salah satu daerah penting perkembangan keanekaragaman hayati di Indonesia. Gunung Ungaran terletak di wilayah Kabupaten Kendal dan wilayah administrasi Kabupaten Semarang. Gunung Ungaran meliputi daerah berbukit-bukit dan lembah seluas 5.500 hektar. Kawasan Gunung Ungaran yang akan digunakan untuk penelitian ini yaitu area permukiman, kebun teh, dan area jalan setapak menuju Gunung Gentong di Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk booklet yang dikembangkan merupakan booklet yang khas yang berbeda dengan yang lainnya, karena isi dalam booklet ini nantinya adalah hasil penelitian jenis-jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran yang dilengkapi dengan deskripsi spesies, foto-foto, ilustrasi yang berkaitan dengan materi Plantae dan manfaat tumbuhan.

Produk booklet merupakan salah satu sumber belajar dalam bentuk media cetak menggunakan kertas ukuran A5 dan terbitan isi materi sebanyak 48 halaman. Sistematika booklet yang disusun memuat judul, kata pengantar, pendahuluan, deskripsi Gunung Ungaran, daftar isi, materi pokok, hasil penelitian, informasi pendukung, gambar, ilustrasi/foto dan daftar pustaka.

(19)

7

2.1 Ciri-ciri dan Klasifikasi Tumbuhan Angiospermae

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata “angio” yang berarti bunga dan “spermae” yang berarti tumbuhan berbiji. Angiospermae dikatakan tumbuhan berbiji tertutup karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah, kemudian bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya. Keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada di Indonesia menurut Galingging dan Andy (2013), termasuk dalam kategori tinggi, sehingga menjadikan negara Indonesia termasuk dalam peringkat lima besar di dunia karena keanekaragaman jenis tumbuhan dengan spesies lokal pada umumnya terdapat pada ekosistem hutan.

2.1.1 Pengertian dan ciri-ciri Angiospermae

Tumbuhan Angiospermae merupakan tanaman biji tertutup yang memiliki bunga. Ciri umum dari Angiospermae adalah memiliki akar, batang, daun dan bunga sesungguhnya. Organ reproduksi terletak pada bunga. Selain itu memiliki bentuk daun yang bervariasi seperti bentuk pipih, lebar dan memiliki susunan tulang daun seperti menyirip, menjari dan sejajar. Bakal biji atau biji nya terbungkus oleh daun buah sehingga disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup. Adapun waktu antara penyerbukan dan pembuahan relatif pendek dan proses fertilisasinya tidak membutuhkan air sebagai medianya. Bunga pada

Angiospermae memiliki bagian steril yaitu mahkota dan kelopak sedangkan

bagian reproduksinya terdiri atas benang sari (jantan) dan putik (betina) (Ferdinand et al.,2014). Semua anggota Angiospermae ditempatkan dalam satu divisi yaitu divisi anthopyta dan divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu:

a. Kelas Liliopsida (tumbuhan biji berkeping satu). b. Kelas Magnoliopsida (tumbuhan biji berkeping dua).

(20)

2.1.2 Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil

Perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil pada dasarnya terletak pada keping bijinya. Biji tumbuhan dikotil memiliki lembaga dengan dua daun lembaga sehingga waktu berkecambah membelah menjadi dua bagian sedangkan monokotil bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga sehingga waktu berkecambah biji tidak terbelah. Mengenai batang untuk tumbuhan dikotil bentuk batang dari pangkal ke ujung seperti kerucut panjang, bercabang dan berbuku-buku sedangkan untuk tumbuhan monokotil batang dari pangkal ke ujung hampir sama besar, tidak bercabang dan tidak berbuku-buku. Mengenai morfologi daun untuk tumbuhan dikotil memiliki daun tunggal atau majemuk dengan duduk daun tersebar atau berkarang dan susunan tulang daun menyirip atau menjari, sedangkan pada tumbuhan monokotil hanya memiliki daun tunggal dengan duduk daun berseling atau berupa roset dan susunan tulang daunnya sejajar atau melengkung. Mengenai susunan bunga pada umbuhan dikotil bagian-bagian bunganya berbilangan dua, empat atau lima seangkan pada tumbuhan monokotil bagian-bagian bunga hanya berbilangan tiga (Tjitrosoepomo, 2013)

2.1.3 Klasifikasi Tumbuhan Angiospermae 2.1.3.1 Kelas Magnoliopsida

Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon dengan ciri-ciri yaitu memiliki lembaga dengan dua daun lembaga, akar lembaga terus tumbuh menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang membentuk sistem akar tunggang, batang berbebtuk kerucut panjang, biasanya bercabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas, duduk daunnya biasanya bercabang atau berkarang dan kadang-kadang berseling, daun tunggal atau majemuk seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang memiliki pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari, pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut, bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer, akar batang memiliki cambium, pada akar sifat radial berkas pengangkutannya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan

(21)

menebal, berkas pengangkutannya kolateral terbuka dan kadang-kadang bikolateral (Tjitrosoepomo, 2013)

Berdasarkan sistem Bentham dan Hooker’s kelas dikotil dikelompokkan ke dalam 3 sub kelas dan 14 kelompok yang dibagi ke dalam beberapa bangsa dan family. Klasifikasi 3 sub kelas tersebut didasarkan dari keadaan bunganya sepeti ada tidaknya perhiasan bunga, jumlah kelopak dan mahkota, apakah kelopak dan mahkota bebas atau bersatu, serta didasarkan dari ada tidaknya lobus yang terdapat pada bunga. Sub kelas tersebut yaitu Polypetalae atau Dialypetalae (mahkota bebas), Gamopetalae atau Sympetalae (mahkota bersatu) dan Monochlamidae atau Aptalae (perhiasan bunga berada di satu atau dua lingkaran, kelopak jarang bahkan tidak ada) (Reddy, 2014).

a. Anak kelas Polypetalae atau Dialypetalae 1) Ranunculales 5) Parietales

2) Rosales 6) Malvales

3) Myrtales 7) Sapindales

4) Rhoedales 8) Rhamnales

b. Anak kelas Gamopetalae atau Sympetalae

Anggota anak kelas ini meliputi tumbuhan dengan habitus herba, semak, perdu, dan pohon. Ciri utama sub kelas ini adalah golongan tumbuhan yang memiliki bunga dengan perhiasan bunga yang lengkap terdiri dari kelopak dan mahkota yang berlekatan menjadi satu (Aryulina et al., 2014)

Anak kelas Gamopetalae dibagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan posisi bakal buahnya, yaitu: inferae (posisi bakal buah berada di bawah), Heteromerae (bakal buah menumpang dengan lebih dari dua carpellum, dan Bicarpellatae (bakal buah menumpang dengan memiliki dua carpellum). Untuk kelompok inferae memiliki 3 bangsa yaitu Rubiales, Asterales atau Campanulatae. Untuk Heteromerae memiliki 3 bangsa yaitu Ericales, Plimulales, Ebenales dan kelompok Bicarpellatae dibagi menjadi beberapa kelompok mulai dari Gentinales sampe Lamiales (Reddy et al., 2014)

(22)

c. Anak kelas Monochlamydae 1) Bangsa Casuarinales 2) Bangsa Fagales 3) Bangsa Myricales 4) Bangsa Juglandales 5) Bangsa Salicales 6) Bangsa Urticales 7) Bangsa Piperales 2.1.3.2 Kelas Liliopsida

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu keping biji, memiliki lembaga dengan satu daun lembaga dan ketika terbelah biji tidak membelah, bentuk akarnya serabut dan tidak memiliki kambium, ujung akar dilindungi oleh akar lembaga, batang tidak bercabang, memiliki buku-buku dengan ruas tampak jelas, daunnya memiliki daun tunggal berpelepah dengan tulang daun sejajar atau melengkung, bagian-bagian bunganya berkelipatan 3 (Setyowati et al,. 2013). Kelas ini memiliki beberapa bangsa diantaranya (Tjitrosoepomo, 2013): 1) Bangsa Helobiae 2) Bangsa Triuridales 3) Bangsa Farinosae 4) Bangsa Liliflorae 5) Bangsa Cyperales 6) Bangsa Poales 7) Bangsa Zingiberales

2.2 Tipe Habitat Gunung Ungaran

Gunung Ungaran yang terletak pada koordinat 7°12’LS 110°20’BT yang memiliki ketinggian 1000-2050 mdpl merupakan gunung nonaktif yang terletak di Kabupaten Kendal dan Kabutapaten Semarang dengan total area sekitar 5500 hektar (Rudyanto,1999)

Menurut Whitten et al.(1996), Hutan di Pegunungan Jawa didominasi oleh pohon Lithocarpus dan Quercus, Castanopis dan sejumlah besar jenis

(23)

pohon Salam (terutama Fagaceae dan Lauraceae), serta Magnoliaceae, Hammamelidaceae dan Podocarpaceae.

Gunung Ungaran memiliki beberapa tipe habitat yang berbeda antara lain hutan primer, hutan sekunder, kebun teh, perkebunan, dan pertanian. Gunung Ungaran merupakan habitat bagi beberapa fauna yang dilindungi antara lain Elang Jawa (Nizaetus bartelsi), Julang Emas (Aceros undulatus), Macan Tutul (Pantera pardus melas) dan Landak Jawa (Hystrix javanica).

Hutan primer merupakan hutan yang belum mengalami banyak perubahan. Salah satu ciri-ciri hutan primer adalah intensitas cahaya yang rendah dan cahaya matahari tidak dapat menjangkau lantai hutan sehingga lantai hutan jarang ditumbuhi tumbuhan. Hutan primer di Pulau Jawa didominasi tumbuhan kayu dari Famili Fagaceae dan Magnoliaceae. Belum tersentuhnya hutan primer oleh tangan manusia membuat hutan primer masih terjaga. Kanopi dari pepohonan saling menutup satu sama lain sehingga matahari tidak bisa menembus hingga lantai hutan yang membuat kondisi hutan primer menjadi gelap (Suyanto et al., 2005)

Salah satu Hutan primer di kawasan Gunung Ungaran yang masih tersisa berada di daerah Bukit Gajah Mungkur yang berada di sisi barat Gunung Ungaran. Bukit Gajah mungkur memiliki kondisi habitat yang gelap dan memiliki lantai hutan yang bersih tidak ditumbuhi tumbuhan lapis bawah.Jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di Bukit Gajah Mungkur terdiri dari Famili Moraceae , Arecaceae, dan Lauraceae.

Kebun teh di Gunung Ungaran memiliki luas 386,82 Ha. Kebun teh ini dikelilingi oleh hutan sekunder dan hutan primer. Letaknya yang berada di pegunungan menyebabkan kebun teh memiliki kondisi permukaan tanah yang berbukit-bukit dengan substrat berupa tanah dan batu cadas. Selain itu daerah kebun teh memiliki udara yang cukup sejuk dengan kisaran suhu 23-26oC. Beberapa pohon yang tumbuh di area kebun teh adalah akasia dan pohon dari Famili Caesalpiniae.

Pohon teh menutup hampir seluruh permukaan tanah, sehingga cahaya matahari tidak sampai ke atas permukaan tanah. Hal ini menyebabkan tidak

(24)

adanya tumbuhan lapis bawah yang tumbuh di kawasan kebun teh. Namun ada beberapa jenis tumbuhan herba yang tumbuh di area yang tidak tertutup pohon teh antara lain pohon Kedebik (Melastoma malabathricum), Arbei Hutan (Rubus

sp.), Harendong Bulu (Clidemia sp.).

Salah satu sisi area kebun teh berbatasan langsung dengan area hutan primer. Area perbatasan antara hutan primer dan kebun teh dapat digolongkan sebagai hutan sekunder karena memiliki ciri-ciri sebagai hutan sekunder antara lain memiliki intensitas cahaya yang tinggi hingga lantai hutan namun memiliki banyak pohon besar. Hal ini menyebabkan lantai hutan di area perbatasan ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan lapis bawah.Beberapa jenis pohon yang banyak dijumpai di kawasan ini adalah pohon dari Famili Moraceae dan Lauraceae. Karena berbatasan dengan hutan teh, di kawasan ini juga terdapat pohon teh yang sudah liar dengan tinggi hingga 3 m.

2.3 Klasifikasi Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sumber daya (resources) yang meliputi materi pembelajaran, manusia, alat, teknik dan lingkungan yang dapat digunakan untuk mendukung penccapaian tujuan pembelajaran . Sumber belajar tidak hanya manusia, tetapi juga alam dan lingkungan yang di desain dan digunakan untuk mendukung efektifitas dan efisiensi pembelajaran (Musfiqon, 2012: 130). Jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran diantaranya, media cetak seperti buku, majalah, artikel dan saat ini berkembang pula berbagai media elektronik modern, selain media cetak dan elektronik menggunakan alam sekitar (lingkungan) sebagai sumber belajar dapat menjadi alternatif (Permendikbud No. 65 Tahun 2013).

Majid (2009: 170-171), mengklasifikasikan sumber belajar menjadi lima jenis antara lain yaitu:

(1) Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat di kategorikan sebagai tempat belajar, misalnya perpustakaan, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, hutan dan sebagainya

(25)

(2) Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi pesserta didik, maka benda itu dapat di kategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan dan sebagainya

(3) Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat di kategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi dan ahli-ahli lainnya (4) Buku, yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh

peserta didik dapat di kategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia, modul, booklet dan lain sebagainya

(5) Peristiwa atau fakta yang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, bencana alam dan peristiwa lainnya yang dapat digunakan oleh guru sebagai sumber belajar. Lingkungan sebagai sumber belajar berkaitan dengan pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan perilaku terhadap lingkungan dalam mempelajari berbagai permasalahan lingkungan dan pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan dan sumber daya alam serta konservasinya (Aminrad et al., 2013). Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar juga merupakan cara untuk menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan lingkungan dan mengembangkan keterampilan masyarakat untuk mengatasi degradasi lingkungan (Alaba and Tayo, 2014). Berdasarkan hasil penelitian Abdul et al. (2013), pembelajaran dengan menerapkan model studi lapangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dan melakukan proses sains sehingga membuat siswa selalu beraktivitas, tidak hanya mendengar dan mencatat materi secara teoritis.

2.4 Pengertian dan Spesifikasi Booklet

Booklet merupakan sebuah buku kecil, dengan bentuk, ukuran, dan halaman

yang lebih kecil dan sedikit dari buku pada umumnya yang memiliki halaman yang banyak. Booklet dapat digunakan sebagai buku cerita kecil, manual instruktur, buku resep, kesehatan, katalog dll. Ukuran kertas yang digunakan dalam penyusunan booklet bervariasi, tetapi kebanyakan yang digunakan adalah

(26)

ukuran A5, A4 dan A3. (Rustan, 2009: 115). Menurut Farkhana et al. (2017), kelebihan media booklet dalam pembelajaran adalah penggunaan praktis dibawa kemana-mana serta membantu siswa untuk belajar secara visual sehingga dengan adanya visualisasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Komponen yang harus dimuat dalam booklet sebagai bahan ajar menurut Prastowo (2012: 66)

(1) Judul diturunkan dari Kompetensi Dasar (KD) atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

(2) KD/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari Kompetensi Inti (KI) (3) Informasi pendukung diuraikan secara jelas, padat serta menarik

memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembaca.

(4) Pada booklet terdapat lebih banyak gambar dari pada teks, sehingga tidak terkesan monoton.

(5) Gambar ditampilkan secara nyata yaitu gambar-gambar yang sudah dikenal oleh peserta didik.

(6) Isi disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik. (7) Mudah dibawa kemana saja dan dibaca kapan saja. (8) Memuat informasi yang lengkap.

Booklet memiliki keunggulan antara lain bersifat informatif, praktis dan

desainnya menarik sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan pemahaman siswa terhadap suatu konsep lebih bermakna. Booklet yang dirancang berdasarkan permasalahan lingkungan sekitar siswa dinilai lebih kontekstual, aplikatif dan mampu memberikan pengalaman belajar yang nyata (Pralisaputri

et al., 2016).

Booklet sebagai bahan ajar efektif dikembangkan untuk menambah dan

mengembangkan referensi yang sudah ada, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Cholifatur, 2015). Keefektifan booklet sebagai bahan ajar terlihat dari hasil belajar siswa SMA pada materi pencemaran lingkungan mencapai ketuntasan belajar dengan nilai ≥ 80 pada uji coba pemakaian 93,5% (Imtihana et al., 2014). Penelitian serupa oleh Mahendrani dan Sudarmin (2015) juga menunjukkan

(27)

bahwa pengembangan booklet pada materi ekosistem dinilai efektif terhadap proses pembelajaran ditandai adanya peningkatan hasil belajar dari ranah kognitif dengan ketuntasan secara klasikal 86,44% dan N-Gain sebesar 0,5 dengan tingkat pencapaian sedang serta keaktifan siswa dengan kategori sangat aktif.

(28)

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dari penelitian Angiospermae di Gunung Ungaran sebagai sumber belajar ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Sumber belajar Biologi SMA yang digunakan kurang kontekstual, menarik, dan update (LKS, modul, dan buku pegangan)

Siswa dapat mengenali dan memahami tumbuhan Angiospermae dan konservasinya di kehidupan sehari-hari

Siswa memanfaatkan booklet tumbuhan Angiospermae Gunung Ungaran sebagai sumber belajar

Pengembangan booklet tumbuhan Angiospermae Gunung Ungaran Potensi tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran yang belum

dimanfaatkan sebagai sumber belajar

Siswa belum memahami keanekaragaman tumbuhan Angiospermae konservasinya di kehidupan sehari-hari

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Harapan:

 Dapat memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri, aktif, dan konservasi

(29)

17

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Eksplorasi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dilaksanakan di Gunung Ungaran, pembuatan booklet dan penilaian validitas dilaksanakan di Universitas Negeri Semarang. Uji keterbacaan dan kelayakan dilaksanakan di SMA N 1 Limbangan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November – Desember 2018

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian RnD (Research and Development) kekayaan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) di Gunung Ungaran yang dikemas dalam bentuk booklet sebagai suplemen sumber belajar. Berikut langkah-langkah penelitian RnD adaptasi Sugiyono (2012)

Gambar 3.1 Bagan langkah modifikasi penelitian R&D (Sugiyono, 2012) Studi Pendahuluan (Identifikasi potensi dan masalah) Pengumpulan Data

Desain booklet sebagai sumber belajar

Validasi Booklet - Validasi Ahli materi - Validasi Ahli media

Revisi Booklet

Validasi Booklet oleh guru & siswa Revisi Booklet Akhir Produk - Persiapan - Pelaksanaan Hasil Pengamatan: Identifikasi Jenis tumbuhan Angiospermae Metode Eksplorasi rute jalan setapak

(30)

1. Potensi dan Masalah

Identifikasi potensi dan masalah bertujuan untuk menggali potensi dan masalah apa saja yang ada di lingkungan sekolah yang terletak di sekitar kawasan Gunung Ungaran. Gunung Ungaran memiliki kekayaan hayati yang tinggi. Hasil penelitian Van Steenis (2006) menunjukan bahwa kawasan Gunung Ungaran merupakan hutan tropis yang terkenal dengan keanekaragaman flora. Kekayaan hayati khususnya tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan kekayaan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) sebagai sumber belajar untuk mendukung proses kegiatan belajar siswa. Objek belajar siswa berupa foto tumbuhan berbiji tertutup yang didapatkan dari eksplorasi lapangan di lingkungan sekitar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap kekayaan hayati yang ada di lingkungan sekitar. Sumber belajar peserta didik di SMA N 1 Limbangan masih terbatas pada LKS. Padahal, pada materi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) peserta didik diharapkan dapat melakukan pengamatan dan identifikasi tumbuhan di lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan eksplorasi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) di Gunung Ungaran untuk dijadikan sumber belajar.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan semua data terkait tumbuhan Angiospermae apa saja yang ada di Gunung Ungaran. Setelah mengetahui potensi kekayaan Tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran dan kebutuhan siswa, dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan eksplorasi tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran. Adapun tahap eksplorasi tumbuhan Angiospermae sebagai berikut:

a. Lokasi dan Waktu

Eksplorasi di Gunung Ungaran yang terletak di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang dengan ketinggian 1000-2050 mdpl. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti rute jalan setapak menuju ke Bukit Gentong.

(31)

b. Subjek Penelitian

Populasi dalam eksplorasi tumbuhan Angiospemae adalah semua tumbuhan Angiospermae yang ada di Gunung Ungaran. Sampel dalam eksplorasi ini adalah tumbuhan Angiospermae yang berada di sekitar jalan setapak munuju ke Bukit Gentong.

c. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam eksplorasi ini adalah kamera, alat tulis, dan gunting. Bahan yang digunakan dalam eksplorasi adalah pustaka tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), tumbuhan Angiospermae yang ditemukan, alat tulis, dan kertas.

d. Prosedur eksplorasi

Eksplorasi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu: 1. Persiapan

a. Pengumpulan pustaka yang memuat berbagai informasi penting tentang tumbuhan Angiospermae

b. Pengumpulan alat-alat untuk eksplorasi 2. Pelaksanaan

Eksplorasi kekayaan tumbuhan Angiospermae dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut.

a. Lokasi pengambilan sampel ditentukan di sekitar jalan setapak menuju Bukit Gentong

b. Jenis-jneis tumbuhan Angiospermae yang ditemukan difoto perawakannya c. Mencatat ciri-ciri morfologi dari tumbuhan Angiospermae yang ditemukan d. Identifikasi tumbuhan Angiospermae.

Metode identifikasi jenis diawali dengan pengamatan langsung di lapangan. Tumbuhan Angiospermae diidentifikasi dengan menggunakan nama lokal supaya memudahkan identifikasi selanjutnya. Proses identifikasi jenis tumbuhan Angiospermae dari lapangan sampai pengklasifikasian adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi jenis dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan b. Menanyakan identitas tumbuhan kepada masyarakat sekitar

(32)

c. Mencocokkan gambar-gambar hasil dokumentasi dengan website yang menyediakan deskripsi tumbuhan yang ditemukan.

d. Setiap jenis yang ditemukan dicocokkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya.

e. Hasil identifikasi di masukkan kedalam tabel seperti nama lain, bagian yang di manfaatkan.

3. Desain Produk

Desain produk bertujuan untuk membuat kerangka atau desain bokklet jenis-jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran. Produk berupa booklet disusun berdasarkan hasil eksplorasi jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran. Kumpulan gambar/foto tumbuhan Angiosperme digunakan sebagai bahan dalam penyusunan booklet. Selain dari hasil eksplorasi, booklet yang di buat juga bersumber dari referensi lain yang sesuai dengan materi.

Kerangka booklet yang dibuat yaitu halaman judul: judul booklet, nama penulis, instansi, gambar Angiospermae dan logo instansi, prakata, daftar isi, KI dan KD, keterangan isi booklet, tinjauan umum tumbuhan Angiospermae, klasifikasi tumbuhan Angiospermae, deskripsi, manfaat, nama ilmiah, nama daerah, gambar (habitus, organ tambahan/khas), glosarium, biografi penulis dan daftar pustaka.

4. Validasi Produk

Validasi produk bertujuan untuk mendapat validasi dari para validator terkait dengan booklet yang sudah dibuat. Validasi produk dilakukan oleh ahli media, ahli materi dan guru Biologi SMA. Ahli media dan ahli materi yang dipilih adalah dosen Biologi FMIPA UNNES sedangkan validator guru Biologi yang dipilih adalah guru Biologi SMA N 1 Limbangan. Produk awal diserahkan untuk dievaluasi oleh ketiga ahli. Validator memberikan pendapat, saran, dan masukan pada bahan ajar yang telah dikemas dalam bentuk booklet. Penilaian oleh ketiga ahli dengan menggunakan lembar instrumen penilaian berupa angket dengan skala

likert 4 poin berbentuk checklist. Penilaian validasi booklet menggunaan rubrik

(33)

5. Revisi Produk

Revisi produk bertujuan untuk merevisi kembali bagian yang mendapat revisi dari para validator. Booklet yang telah diserahkan kepada validator kemudian diperbaiki dan disempurnakan berdasarkan saran dari validator.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk menguji coba booklet apakah layak atau belum untuk dijadikan sumber belajar. Uji coba produk dilakukan dalam skala kecil setelah booklet dinyatakan valid dan telah dilakukan revisi sesuai saran dari ketiga validator. Uji coba produk diimplementasikan pada peserta didik dengan jumlah 10 anak yang diambil secara acak dari kelas X IPA SMA N 1 Limbangan. Implementasi uji coba skala kecil ini dilakukan dengan memberikan angket tanggapan terhadap booklet hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan produk sebelum sebelum menjadi produk akhir. Selain menggunakan instrumen berupa lembar angket, uji coba skala kecil kepada 10 siswa kelas X IPA SMA N 1 Limbangan dilengkapi dengan cloze test yaitu teknik tes tertulis yang menguji siswa untuk mengisi rumpangan yang terdapat dalam sebuah wacana. Uji rumpang dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat ukur keterbacaan booklet yang telah dibuat.

7. Revisi Produk

Revisi produk bertujuan untuk merevisi kembali bagian mana saja yang mendapat revisi dari para validator. Hasil uji coba produk dalam skala kecil dilakukan oleh siswa kelas X IPA SMA sebanyak 10 orang. Data yang diperoleh dari hasil uji coba produk terdiri dari data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa catatan dan saran perbaikan yang diperoleh dari subjek uji coba produk (siswa kelas X IPA SMA). Data kuantitatif diperoleh dari angket yang disebarkan kepada siswa dan hasil uji cloze test. Hasil uji coba skala kecil dianalisis apabila tanggapan dan cloze test menunjukkan hasil yang rendah maka

booklet akan direvisi kemballi sampai didapatkan hasil keterbacaan yang tinggi

(34)

8. Produk

Produk jadi berupa booklet yang telah divalidasi dan disempurnakan dari hasil uji coba dan dinyatakan layak digunakan. Booklet hasil penelitian jenis-jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran yang telah dinyatakan layak oleh validator materi, media, guru Biologi dan angket tanggapan siswa serta hasil cloze

test booklet menunjukkan kriteria tinggi sudah dapat digunakan sebagai sumber

belajar Biologi SMA.

3.3 Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis, sumber, metode pengumpulan, dan analisis data penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jenis, Sumber, Metode Pengumpulan dan Analisis Data

No Jenis Data Sumber Data Metode Pengumpulan Metode Analisis 1 2 3 4 Jenis tumbuhan Angiospermae Identifikasi tumbuhan Angiospermae Validitas booklet Keterbacaan booklet Gunung Ungaran

Laman dari internet & buku identifikasi 1. Ahli media 2. Ahli materi 3. Guru

Siswa kelas X IPA

Eksplorasi mengikuti jalan setapak menuju ke bukit gentong kawasan Gunung Ungaran Perbandingan gambar Angket validitas Cloze test (Uji rumpang) Deskriptif Deskriptif Deskriptif presentase Deskriptif presentase

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Jenis tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran

Analisis data jenis tumbuhan Angiospermae dilakukan dengan mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan Angiospermae yang ditemukan di lokasi. Identifikasi jenis tumbuhan menggunakan metode perbandingan gambar. Gambar dan ilustrasi tumbuhan Angiospermae diperoleh dari laman internet dan buku. Buku-buku yang digunakan meliputi Flora of Java. Buku yang digunakan untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan Angiospermae adalah Flora unik.

(35)

Tabel 3.2 Jenis jenis Tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran

Diviso Kelas Ordo Famili Jenis Ciri

3.4.2 Manfaat Jenis Tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran

Bertujuan untuk mengetahui manfaat yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui oleh masyarakat sekitar. Dilakukan dengan melihat referensi di buku maupun laman internet

Tabel 3.3 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Angiospermae di Gunung Ungaran yang Berpotensi

Potensi Jenis Karakteristik bagian yang dimanfaatkan Manfaat

Akar Batang Daun Buah

3.4.3 Analisis Uji Validitas Booklet Hasil Penelitian

Validasi booklet hasil penelitian dilakukan oleh ahli media, ahli materi dan guru Biologi SMA N 1 Limbangan dan siswa kelas X IPA SMA N 1 Limbangan. Rumus yang digunakan untuk mengolah persentase masing-masing item yaitu: P = (Arikunto, 2010: 137)

Rumus yang digunakan untuk pengolahan data keseluruhan: P = (Arikunto, 2010: 137)

keterangan:

P = persentase

X = jumah skor jawaban responden per item Xi = jumlah skor ideal dalam satu item ∑X = total jumlah skor jawaban reponden

(36)

∑Xi = total jumlah skor ideal

Skor yang telah diperoleh kemudian dirata-rata dan diubah menjadi nilai berkategori.

Tabel 3.4 Pengambilan keputusan revisi booklet

Tingkat Pencapaian Kategori Keputusan Uji

81-100 Sangat Baik Tidak perlu direvisi

61-80 Baik Tidak perlu direvisi

41-60 Cukup Direvisi sebagian

21-40 Kurang Baik Direvisi

0-20 Sangat Kurang Direvisi

(Arikunto, 2010: 35)

Indikator booklet layak dijadikan sebagai sumber belajar jika sudah tidak ada bagian yang direvisi lagi yaitu minimal dengan kategori baik.

3.4.4 Analisis Uji Keterbacaan Booklet Hasil Penelitian

Uji keterbacaan teks dalam booklet dianalisis menggunakan cloze test (uji rumpang). Uji rumpang dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat ukur keterbacaan. Uji keterbacaan bahan ajar menggunakan uji rumpang dengan sampel kecil dilakukan pada saat uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa 10 kelas X IPA SMA N 1 Limbangan.

Rumus yang digunakan untuk mengolah skor tes hasil uji rumpang: presentase skor tiap siswa = x 100%

(Rankin and Culhane, 1969)

Adapun kategori pencapaian keterbacaan booklet berdasarkan uji rumpang (cloze

test) antara lain yaitu:

Tabel 3.5 Kategori ketercapaian keterbacaan booklet

Skor Kategori

> 60% Tinggi

40-60% Sedang

< 40% Rendah

(37)

25

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Jenis-jenis Angiospermae di Gunung Ungaran

Berdasarkan hasil eksplorasi ditemukan sebanyak 161 jenis yang terdiri atas 54 famili dengan kategori lapis bawah, pohon, semak, dan liana. Kategori yang paling banyak ditemukan jenisnya adalah lapis bawah dan pohon. Sementara kategori yang paling rendah adalah liana (Gambar 4.1), (Lampiran 17-19). Kategori lapis bawah banyak didominasi oleh famili poaceae contohnya adalah

Imperata cylindrical dan Digitaria siliaris. Kategori pohon di dominasi oleh

pohon-pohon besar yang hidup di pegunungan dataran rendah antara lain seperti

Cassuarina junghuhniana dan Switenia macrophylla. Kategori paling sedikit

yaitu liana dengan jumlah 4 spesies yaitu Epipremnum pinnatum, Aeschinanthus

radicans, Piper cubeba, dan Freycinetia scandens. Adapun jenis tumbuhan yang

dilindungi IUCN dan merupakan salah satu tumbuhan endemik Indonesia yaitu

Saurauria microphylla. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Lapis bawah Pohon Semak Liana

Gambar 4.1 Jumlah Jenis Tumbuhan Angiospermae Masing-Masing Kategori yang ditemukan di Gunung Ungaran

(38)

4.1.2 Kelayakan Booklet Angiospermae Gunung Ungaran A. Desain Booklet Angiospermae di Gunung Ungaran

Booklet dirancang dan dikembangkan pada bulan Maret 2019. Booklet Angiospermae Gunung Ungaran dijadikan sumber belajar pada materi plantae kelas X SMA. Booklet tersebut memuat hasil penelitian jenis Angiospermae di Gunung Ungaran dilengkapi dengan metagenesis dan manfaat masing-masing jenis.

Angiospermae yang dideskripsikan dalam booklet meliputi 31 jenis yang terdiri atas 24 famili merupakan perwakilan dari total jenis yang ditemukan yaitu sebanyak 161 jenis dan 54 spesies. Pemilihan jenis pada booklet berdasarkan deskripsi lengkap dan morfologinya. Desain booklet disajikan pada Gambar 4.2, 4.3 dan 4.4

Gambar 4.2 Desain Halaman Depan Booklet

Logo UNNES Gambar sesuai isi booklet

Judul

(39)

Gambar 4.3 Desain Halaman Belakang Booklet

Gambar 4.4 Desain Tata Letak

Kesatuan gambar antara halaman depan booklet

Nama ilmiah

Foto tumbuhan

Sumber foto

Deskripsi

Gambar bagian tubuh tumbuhan Nama lokal

(40)

B. Hasil Validasi Booklet Angiospermae Gunung Ungaran

Validasi booklet dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan guru biologi. Validasi aspek materi oleh Andin Irsadi, S.Pd., M.Si. sebagai pakar materi, aspek media oleh Dr. Sigit Saptono, M.Pd. sebagai pakar media, dan Dra. Sumardiyati sebagai guru biologi. Validasi booklet dilaksanakan pada bulan Maret 2019.

Hasil validasi terhadap materi booklet oleh ahli materi dapat dideskripsikan bahwa foto organ reproduksi lebih jelas lagi supaya dapat dicocokkan antara keterangan dan foto yang tersedia. Gambar spesies seharusnya lebih fokus supaya tidak tertukar dengan spesies lain. Simbol lebih baik tidak masuk glosarium atau dibuat catatan kaki saja. Ahli materi juga memberikan masukan dan saran yaitu untuk menambahkan gambar pendukung untuk spesies yang tidak ada foto organ reproduksinya. Booklet juga dilengkapi dengan pendahuluan mengenai Angiospermae, glosarium,dan daftar pustaka(Lampiran 2). Hasil validasi ahli materi terhadap materi booklet yang terdiri dari empat komponen kelayakan memperoleh hasil presentase yaitu isi 87,5%, kebahasaan 87,5%, dan penyajian 90%. Secara keseluruhan memperoleh rata-rata 88,3% dengan kategori sangat layak. (Lampiran 3).

Tabel 4.2 Rekapitulasi Validasi Ahli Materi terhadap Materi Booklet Komponen Kelayakan Indikator Skor dari validator Jumlah Skor Persentase Isi 1. Akurasi materi 3

7 87,5%

2. Kontekstual 4 Kebahasaan 3. Keterbacaan 3

14 87,5%

4. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia

4

5. Kemampuan memotivasi 4

6. Penggunaan istilah,

simbol/lambang, dan nama ilmiah 3

Penyajian 7. Sistematika penyajian 4

18 90% 8. Keruntutan penyajian 3 9. Bagian pendahuluan 4 10. Glosarium 3 11. Daftar pustaka 4 Rata-rata 88,3%

Kategori Sangat Layak

(41)

Hasil validasi materi oleh guru biologi dapat dideskripsikan bahwa penyajian materi dalam booklet sudah tersusun dengan sistematis. Bahasa dalam booklet mudah dipahami oleh peserta didik. Presentase tertinggi yaitu pada aspek isi 100% dan presentase terendah pada aspek penyajian 75%. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata 88,9% dengan kategori sangat layak dan tidak perlu direvisi (Lampiran 8 dan 9).

Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Guru terhadap Materi Booklet Komponen Kelayakan Indikator Skor dari validator Jumlah Skor Persentase

Isi 1. Akurasi materi 4

8 100%

2. Kebermanfaatan booklet 4 Kebahasaan 3. Keterbacaan 4

11 91,7% 4. Kesesuaian dengan kaidah

bahasa Indonesia

4 5. Kemampuan memotivasi 3 Penyajian 6. Sistematika penyajian 3

3 75%

Rata-rata 88,9%

Kategori Sangat Layak

KeputusanUji Tidak Perlu Direvisi

Hasil validasi media booklet oleh ahli media dapat dideskripsikan bahwa margin halaman ditambah spasinya. Beberapa gambar berlatar gelap, sehingga sebagian gambar tidak jelas. Secara keseluruhan diperoleh presentase 98% dengan rata-rata 98%, kategori sangat layak. (Lampiran 5 dan 6).

Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Ahli Media terhadap Media Booklet Komponen Kelayakan Indikator Skor dari validator Jumlah Skor Persentase Kegrafikan 1. Ukuran buku 4

47 98%

2. Penataan unsur tata letak pada kover muka dan belakang

4 3. Tampilan pusat pandang 4 4. Komposisi tata letak 4 5. Tipografi kover menarik dan

mudah dibaca

4 6. Tipografi kover sederhana 4 7. Tata letak isi mempercepat

pemahaman

4 8. Penempatan dan penampilan

unsur tata letak

3 9. Tipografi isi sederhana 4

(42)

Komponen Kelayakan Indikator Skor dari validator Jumlah Skor Persentase 10. Tipografii mudah dibaca 4

11. Tipografi memudahkan pemahaman

4 12. Kejelasan penyajian foto/gambar 4

Rata-rata 98%

Kategori Sangat Layak

KeputusanUji Tidak Perlu Direvisi

Guru biologi menyatakan bahwa tampilan unsur tata letak menarik untuk dibaca peserta didik. Tampilan teks jelas dan mudah dimengerti oleh peserta didik dan foto yang disajikan jelas dan berkualitas baik. Secara keseluruhan diperoleh presentase 100% dengan rata-rata 100%, kategori layak, dan tidak perlu direvisi. (Lampiran 8 dan 9).

Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Guru terhadap Media Booklet Komponen Kelayakan Indikator Skor dari validator Jumlah Skor Persentase Kegrafikan 1. Penempatan dan penampilan

unsur tata letak

4

12 100%

2. Tipografi memudahkan pemahaman

4 3. Kejelasan penyajian foto/gambar 4

Rata-rata 100%

Kategori Sangat Layak

KeputusanUji Tidak Perlu Direvisi

Skor validasi yang diperoleh untuk materi booklet yaitu 88,6% dan untuk media booklet yaitu 99%. Booklet telah memenuhi standar kelayakan buku teks menurut BSNP 2014 sehingga booklet layak digunakan sebagai sumber belajar.

C. Revisi Booklet

Revisi booklet dilakukan atas pertimbangan saran-saran dari ahli materi, media, dan guru. Ahli materi banyak memberi saran mengenai konten booklet. Materi mengenal Angiospermae lebih baik menggunakan satu rujukan supaya tidak membingungkan. Foto organ reproduksi lebih jelas lagi supaya dapat dicocokkan antara keterangan dengan foto yang tersedia. Gambar spesies seharusnya lebih fokus supaya tidak kabur atau buram dengan spesies yang lain. Simbol sebaiknya tidak masuk glosarium atau bisa dibuat catatan kaki saja. Menambahkan gambar pendukung untuk spesies yang tidak ada foto organ

(43)

reproduksi. Bagian dari booklet sebelum dan sesudah perbaikan berdasarkan masukan ahli materi disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil revisi booklet berdasarkan penilaian ahli materi

Sebelum Revisi Hasil Revisi

Materi mengenal Angiospermae lebih baik menggunakan satu rujukan supaya tidak membingungkan

Materi Angiospermae sudah diperbaiki dengan menggunkan satu rujukan yaitu Champbell

Foto organ reproduksi lebih jelas lagi

supaya dapat dicocokkan antara

keterangan dan foto yang tersedia

Foto organ reproduksi sudah diperbaiki dan sudah lebih jelas lagi sehingga dapat dicocokkan antara keterangan dan foto yang tersedia

Gambar spesies seharusnya lebih fokus supaya tidak kabur atau blur dengan spesies yang lain

Gambar spesies sudah fokus dan diperbaiki

Simbol lebih baik tidak masuk

glosarium atau dibuat catatan kaki saja

Sudah tidak ada simbol sehingga tidak dibuat catatan kaki

Menambahkan gambar pendukung

untuk spesies yang tidak ada foto organ reproduksinya

Sudah ditambahkan gambar pendukung untuk spesies yang tidak ada foto organ reproduksinya

Ahli media memberikan masukan terkait dengan margin halaman. Dalam pembuatan booklet untuk margin halamannya perlu untuk ditambah “space”nya. Konten booklet ada beberapa gambar berlatar gelap sehingga sebagian gambar tidak jelas. Bagan dari booklet sebelum dan sesudah perbaikan berdasarkan masukan ahli media disajikan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil revisi booklet berdasarkan penilaian ahli media

Sebelum Revisi Hasil Revisi

Komentar: Margin halaman ditambah “space”nya

Margin halaman sudah ditambah

“space”nya

(44)

D. Hasil Uji Coba Skala Kecil

Booklet diuji dalam skala kecil setelah dinilai dan dinyatakan layak oleh ahli media, ahli materi, dan guru biologi. Uji coba skala kecil dilakukan dengan uji rumpang dan tanggapan peserta didik pada 10 peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Limbangan bulan April tahun 2019 dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Tingkat kemampuan tersebut dapat dilihat melalui nilai Ulangan Tengah Semester Biologi kelas X MIPA SMA Negeri 1 Limbangan.

Uji rumpang ini dilakukan untuk mengetahui keterbacaan booklet (Lampiran 13). Hasil uji rumpang di peroleh skor rata-rata 83,99.% dengan kriteri tinggi. Rekapitulasi hasil uji rumpang untuk mengetahui keterbacaan booklet dapat dilihat pada Tabel 4.7 (Lampiran 16)

Tabel 4.8 Hasil Uji Rumpang Peserta Didik

No. Responden Jumlah Persentase Kriteria 1 Peserta didik tingkat kemampuan tinggi 4 91,65 Tinggi 2 Peserta didik tingkat kemampuan rata-rata 3 82,23 Tinggi 3 Peserta didik tingkat kemampuan rendah 3 75,53 Tinggi

Persentase rata-rata 83,99 Tinggi

Peserta didik diminta mengisi angket tanggapan mengenai booklet (Lampiran 11). Peserta didik memberikan tanggapan positif terhadap booklet, hal ini terlihat dari 12 aspek pernyataan terdapat 11 aspek yang mendapat tanggapan dengan kriteria sangat baik dan satu aspek mendapat tanggapan dengan kriteria baik.

Peserta didik merasa senang dan antusias saat membaca booklet Angiospermae Gunung Ungaran. Hal ini terbukti dengan hasil presentase terendah yaitu 77,5% dan presentase tertinggi 100%. Hasil angket tanggapan peserta didik diperoleh skor rata-rata 88,7% dengan kriteria sangat baik. Rekapitulasi hasil angket tanggapan peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.8 (Lampiran 12).

Tabel 4.9 Tanggapan Peserta Didik terhadap Booklet

No. Pernyataan Skor Persentase Kriteria 1 Tampilan cover booklet ini menarik 36 90 Sangat baik 2 Booklet ini membuat Saya lebih bersemangat

dalam belajar biologi

31 77,5 Baik 3 Gambar/foto menarik Saya untuk

mempelajari materi

37 92,25 Sangat baik 4 Penyajian materi yang disajikan dalam

booklet ini disajikan secara sistematis

(45)

No. Pernyataan Skor Persentase Kriteria 5 Penyampaian materi dalam booklet ini

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

34 85 Sangat baik 6 Booklet ini dilengkapi dengan foto/gambar

pendukung materi

38 97,25 Sangat baik 7 Booklet ini dilengkapi dengan daftar

kata-kata penting (glosarium) yang membantu Saya memahami isi booklet

40 100 Sangat baik

8 Bahasa yang digunakan dalam booklet ini mempermudah Saya dalam memahami isinya

35 87,5 Sangat baik 9 Booklet ini tidak banyak ditemukan salah

ketik atau salah tulis

36 90 Sangat baik 10 Huruf yang digunakan jelas dan mudah

dibaca

34 85 Sangat baik

Rata-rata 88,7 Sangat baik

Catatan: skor maksimal 40.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Jenis Angiospermae Gunung Ungaran

Komposisi tumbuhan pada lokasi penelitian yang di Gunung Ungaran sebanyak 161 jenis dari 54 famili yang terdiri atas liana (4 jenis), semak (8 jenis), lapis bawah (82 jenis), pohon (55 jenis), anggrek (3 jenis), paku (1 jenis). Jenis tumbuhan yang paling banyak mendominasi di lokasi penelitian yaitu dari kategori lapis bawah. Famili yang paling banyak mendominasi pada kategori lapis bawah adalah tumbuhan dari famili Poaceae diantaranya adalah Imperata

cylindrica, Digitaria ciliaris, Brachiaria reptans, Setaria barbata. Famili Poaceae

memiliki jumlah tertinggi pada lokasi penelitian karena semua anggota famili ini merupakan tumbuhan yang mudah hidup pada berbagai habitat. Menurut Rukmana dan Saputra (2009) famili Poaceae memiliki daya adaptasi yang sangat tinggi, distribusi yang luas, dan mampu tumbuh pada lahan kering maupun tergenang.

Kategori selanjutnya yang mendominasi setelah lapis bawah yaitu kategori pohon. Banyak pohon yang tumbuh di lokasi penelitian yang terdiri dari berbagai famili diantaranya adalah Actinidaceae, Apocynaceae, Araliaceae, Arecaceae, Cassuarinaceae, Celastraceae dan lain-lain. Jenis dari kategori pohon yaitu

Sauraria microphylla, Tabernaemontana macrocarpa, Travesia sundaica, Plectocomia elongate dan lain-lain. Pohon yang tumbuh di lokasi penelitian

(46)

dataran rendah. Terdapat banyak pohon besar yang tumbuh di lokasi penelitian adalah pohon yang berfungsi sebagai penahan air agar tidak terjadi erosi.

Kategori semak hanya terdiri dari 8 jenis saja dan ini merupakan kategori yang sedikit dibandingkan dengan kategori lapis bawah dan pohon. Contoh jenis tumbuhannya adalah Mimosa pigra, Hyptis capitata, Medinilla speciosa,

Clidemia hirta, Melastoma affine, Pandanus tectorius, Rubus rosaefolius dan Lantana camara.

Kategori yang paling rendah ditemukan di lokasi penelitian adalah liana yang hanya terdiri dari 4 jenis saja yaitu Epiprepnum pinnatum, Aeschinanthus

radicans, Piper cubeba dan Freycinetia scandens.

Hasil penelitian selanjutnya dibuat produk berupa booklet Angiospermae Gunung Ungaran yang di dalamnya berisi informasi tentang Angiospermae Gunung Ungaran. Dasar pengelompokan jenis Angiospemae di booklet yaitu berdasarkan golongan kelas Magnoliopsida dan Liliopsida.

4.2.1 Kelayakan Booklet Angiospermae Gunung Ungaran

Booklet Angiospermae Gunung Ungaran yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru biologi. Ahli materi dan media menilai komponen kelayakan berdasarkan keahlian yang dimiliki. Guru melakukan penilaian semua komponen kelayakan booklet karena guru yang akan menggunakan booklet secara langsung di dalam kelas.

Penilaian kelayakan booklet oleh ahli dan guru biologi dilakukan sebelum booklet diuji coba skala kecil. Data kelayakan booklet juga diperoleh melalui penilaian angket tanggapan peserta didik. Penilaian kelayakan booklet oleh peserta didik dilaksanakan pada saat uji coba skala kecil. Lembar penilaian booklet mengacu pada peraturan BSNP tahun 2014 tentang instrument penilaian buku ajar SMA Biologi yang telah dimodifikasi.

Komponen yang dinilai dari penilaian kelayakan materi diantaranya adalah komponen isi, kebahasaan, teknik penyajian. Aspek yang dinilai dalam kelayakan isi antara lain akurasi materi, konstektual, dan kebermanfaatan booklet. Validator memberikan skor penilaian yang tinggi yaitu pada skala tiga dan empat serta memperoleh nilai presentase sebesar 93,8%. Penilaian skor yang tinggi

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Harapan:
Gambar 3.1 Bagan langkah modifikasi penelitian R&amp;D (Sugiyono, 2012)  Studi Pendahuluan (Identifikasi potensi dan masalah) Pengumpulan Data
Tabel  3.3  Keanekaragaman  Jenis  Tumbuhan  Angiospermae  di  Gunung  Ungaran yang Berpotensi
Gambar 4.2 Desain Halaman Depan Booklet
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mewujudkan sebuah bank content berbasis scorm dan non scorm serta sebuah sistem e-learning yang memiliki standar SCORM pada

Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi.” 1  Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat.. operasional memerlukan tegangan

bahwa untuk menjaga kestabilan harga gabah/beras petani pada saat panen raya, Pemerintah Kabupaten Kebumen menyediakan dana talangan pengadaan pangan dalam Anggaran

Dari uraian wawancara yang penulis lakukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor pendukung dalam pemungutan retribusi adalah adanya koordinasi dan

Nuzliah, (2015), Jurnal Edukasi Vol 1 Nomor 2, Kontribusi Motivasi Belajar, Kreativitas Terhadap Problem Solving (Pemecahan Masalah) Siswa Dalam Belajar Serta Implikasi

Bahan pendingin di dalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari evaporator dan panas yang ditambahkan oleh kompresor dan alat pengatur bahan pendingin jadi pada