• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN IPA TEMA TEMPAT TINGGALKU DITINJAU DARI

KARAKTERISTIK PERTANYAAN GURU PADA SISWA KELAS IV SD

Ni L. Pt. Tiyani

1

, I Wyn. Rinda Suardika

2

, I Kt. Ardana

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : tia.putu39@yahoo.co.id

1

,suardikarinda@yahoo.co.id

2

ketut_ardana55@yahoo.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan kelompok siswayangdibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan

non-equivalent control group design. Populasi penelitian i n i adalah siswa kelas I VSD

Negeri di Gugus Srikandi. Sampel di tentukan dengan teknik random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dengan jenis tes pilihan ganda biasa.Data dianalisis dengan menggunakan ANAVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan mean kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung (74.05) lebih tinggi daripada kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan tidak langsung (70.03) maupun kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional (70.38). Namun, berdasarkan hasil analisis pada taraf signifikansi 5% dengan dkpembilang= 2 dan

dkpenyebut= 119diperoleh Fhitung<Ftabel (0.96<3.08), sehingga H0 diterima. Ini berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPA Tema Tempat Tinggalku siswa kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi.

Kata kunci : pendekatan saintifik, pertanyaan langsung, pertanyaan tidak langsung, hasil belajar pengetahuan IPA.

Abstract

This research purpose is to determine significant differences of science learning outcome between groups of students that learned through scientific approach by using direct questions, a group of students that learned through scientific approach by using indirect questions, and the group of students that learned through conventional scientific approach fourth grade Elementary School (SD) Gugus Srikandi East Denpasar District

(2)

academic year 2014/2015. This research was a quasi-experimental with non-equivalent control group design. The population in this research was the fourth grade students in SD Gugus Srikandi. The samples were determined by random sampling technique. The methods of data collected by using the test method with the usual type of multiple-choice tests. The data were analyzed by using one-way ANOVA. The results showed that the mean group of students that learned through scientific approach by using direct questions (74.05) was higher than the group of students that learned by using indirect questions (70.03) and through conventional scientific approach (70.38). However, based on the results of the analysis at a significance level of 5% with dknumerator = 2 and dkdenominator = 119 obtained Fcount<Ftable (0.96<3:08), so that H0 was accepted. This

mean there was no significant difference of science learning outcome between group of students that learned through scientific approach by using direct questions, a group of students that learned through scientific approach by using indirect questions, and the group of students that learned through conventional scientific approach. So it can be concluded that the scientific approach in terms of the characteristics of a teacher's question does not affect the science learning outcome theme “Tempat Tinggalku” at fourth grade students in SD Gugus Srikandi.

Keywords :scientificapproach, directquestion, indirect question, science learning outcome.

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu memegang peranan penting dalam perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Sementara itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlepas dari pendidikan.Pendidikan merupakan bagian hakiki dari kehidupan masyarakat.Oleh karena itu, masalah pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.Salah satu upaya pemerintah bagi pendidikan di Indonesia yaitu dengan mengembangkan kurikulum pembelajaran. Daryanto, 2014:14 memaparkan kurikulum berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pemerintah selalu mengupayakan pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan lingkungan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Oleh karena itu, pemerintah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.Pelaksanaan kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada pengembangan kemampuan kognitif,

afektif dan psikomotor saja, melainkan juga mengembangkan kemampuan religius atau keagamaan dan sikap sosial siswa.Dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang berdasarkan pada KI, pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Saintifik.Pada pendekatan saintifik, siswa diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri fakta-fakta atau fenomena-fenomena tertentu, sesuai dengan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Siswa mengamati, mempertanyakan, serta mencari jawabannya sendiri dari berbagai sumber yang relevan, dan bermuara pada jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.Namun dalam kenyataannya, pelaksanaan pendekatan saintifik di sekolah masih saja berpacu dengan materi pelajaran yang hanya dijelaskan oleh guru tanpa memperhitungkan pengembangan kemampuan pola berpikir pada siswa.Dalam pelaksanaan pendekatan saintifik, guru perlu memperhitungkan hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuan pola berpikir siswa sehingga selain hanya sekadar mengetahui suatu materi pelajaran, siswa juga dapat mengaplikasikan materi yang dipelajarinya dalam kehidupannya sehari-hari.Oleh karena itu, selain dengan penerapan

(3)

Pendekatan Saintifik, tercapainya tujuan pembelajaran juga dipengaruhi oleh keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru.Untuk menggali pengetahuan serta mengembangkan pola berpikir siswa, guru perlu terampil dalam mengajukan pertanyaan kepada siswanya.

Keterampilan bertanya yang dimiliki guru serta penerapan pendekatan Saintifik, dapat mempengaruhi proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran, salah satunya terhadap hasil belajar pengetahuan IPA.Hasil belajar pengetahuan IPA adalah perubahan tingkah laku serta pola pikir siswa tentang pengetahuan alam yang berhubungan dengan lingkungan alam serta pemanfaatannya bagi kehidupan manusia.Begitu pentingnya peranan IPA bagi kehidupan sehari-hari, seharusnya membuat IPA menjadi salah satu kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan digemari oleh siswa.Namun demikian, ada beberapa siswa yang masih berpikiran bahwa IPA merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan sering menimbulkan masalah dalam belajar.

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi, ditemukan bahwa hasil belajar pengetahuan IPA siswa belum optimal.Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, guru disarankan agar lebih mendalami serta memahami tentang keterampilan bertanya yang salah satunya ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru.Karakteristik pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan langsung dan pertanyaan tidak langsung.Faisal (1981:4) mengklasifikasikan pertanyaan langsung ke dalam angket langsung dan pertanyaan tidak langsung ke dalam angket tidak langsung.Pertanyaan langsung adalah pertanyaan yang diajukan guru secara langsung mengenai pemikiran siswa itu sendiri tentang suatu objek atau subjek tertentu yang pernah dilihat, dibaca, maupun didengar sebelum kegiatan pembelajaran yang diajukan guru tanpa melalui perantara atau media.Pertanyaan tidak langsung dalam pembelajaran adalah pertanyaan yang diajukan guru secara tidak langsung

melalui perantara atau media.Keunggulan dari pertanyaan langsung adalah, siswa dapat menggali ingatannya tentang pengalaman diri siswa, baik itu melalui sesuatu yang dilihat, dibaca, maupun didengar sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, materi pembelajaran yang disajikan guru melalui pertanyaan langsung akan melekat lebih lama dalam ingatan siswa (masuk ke dalam long term memory siswa), sehingga nantinya akan mempengaruhi hasil belajar Pengetahuan IPA siswa.Keunggulan dari pertanyaan tidak langsung adalah, siswa dibantu dalam menjawab pertanyaan melalui perantara dan media yang ditunjukkan oleh guru.Sehingga media atau perantara yang dibawa oleh guru saat mengajukan pertanyaan akan mempengaruhi hasil belajar pengetahuan IPA siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional pada tema Tempat Tinggalku kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV SDNGugus Srikandi di Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPA tema Tempat Tinggalku pada kelas IV ditinjau dari karakteristikpertanyaan Guru di SDNGugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015, dengan memanipulasi variabel bebas dalam pendekatan pembelajaran yang digunakan, sedangkan variabel lain tidak bisa dikontrol secara ketat sehinggajenis penelitian ini adalah eksperimen semu

(4)

(quasy exsperiment).Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Equivalent Control Group

Design. Darmadi, (2011:202)

mengemukakan bahwa desain penelitian ini dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya. Jadi, peneliti tidak membentuk kelas baru. Rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor post-test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre-test(Sugiyono, 2013:116).

Langkah - langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran eksperimen.Pada tahap persiapan eksperimen langkah - langkah yang dilakukan yaitu, (1) menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) menyusun media dan sumber belajar pembelajaran (alat peraga, LKS, silabus, dan kurikulum) yang nantinya digunakan selama pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, (3) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pada ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar pengetahuan IPA siswa (4) mengadakan validasi instrumen penelitian yakni tes hasil belajar pengetahuan IPA.Pada saat pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang akan dilakukan yaitu; (1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia, (2) dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, (3) melaksanakan penelitian yaitu memberikan perlakuan kepada kedua kelas eksperimen berupa pendekatan saintifik dengan pertanyaan langsung dan pendekatan saintifik dengan pertanyaan tidak langsung.Pada tahap pengakhiran eksperimen, langkah - langkah yang akan dilakukan adalah memberikan post-test pada akhir penelitian, baik untuk kedua kelompok eksperimen maupun satu kelompok kontrol.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono,

2013:117).Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur yang terdiri dari 6 SD Negeri diantaranya SDN 1 Sumerta, SDN 2 Sumerta, SDN 5 Sumerta, SDN 8 Sumerta, SDN 10 Sumerta, dan SDN 13 Kesiman.

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012: 118). Dalam pemilihan sampel penelitian, digunakan teknik

Random Sampling.Teknik Random

Sampling yaitu pemilihan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013:120).Kelas yang dipilih telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukan pengacakan individu.Penentuan sampel dilakukan dengan menguji kesetaraan kelas terlebih dahulu dengan meggunakan uji-t.Uji kesetaraan dilakukan untuk mengetahui setara atau tidaknya antarkelas dalam pupulasi.Data yang digunakan untuk menguji kesetaraan kelas adalah hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) pengetahuan IPA pada semester ganjil.Sebelum dilakukan uji kesetaraan, menggunakan uji-t, terlebihdahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan ujihomogenitas.Untuk menguji kesetaraan sampel digunakan uji-t dengan rumus polled varians. Seuji-telah ditemukan kelas – kelas yang setara, kemudian dilanjutkan denganmengundi kelas – kelas yang setara untuk ditentukan sebagai kelas eksperimen 1, kelas

eksperimen 2 dan kelas

kontrol.Berdasarkan hasil random, didapatkan kelas IVB SDN 1 Sumerta sebagai kelas eksperimen 1, kelas IVA SDN 13 Kesiman sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas IVA SDN 1 Sumerta sebagai kelas kontrol.

Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi atau keragaman (Winarsunu, 2010:3). Menurut Sugiyono (2013:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

(5)

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarisehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.Penelitian ini melibatkan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebas adalah suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada bersamaan dengan variabel lain maka variabel itu (diduga) akan dapat berubah keragamannya dan biasanya diberi lambang X (Winarsunu, 2010:4).Menurut Sugiyono, (2013:61) menyatakan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya dan timbulnya variabel dependen (terikat). Jadi, variabel bebas adalah variabel yang apabila berada bersamaan dengan variabel lain yang diperkirakan menjadi penyebab perubahan dalam variabel terikat dan dinotasikan dengan simbol X.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung dan tidak langsung yang diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Pendekatan saintifik yang konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol.

Variabel terikat adalah variabel tergantung, variabel tak bebas, variabel terpengaruh biasanya diberi lambang Y (Winarsunu, 2010:4).Dan Sugiyono, (2013:61) menyatakan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Jadi, variabel terikat adalah variabel tergantung dan terpengaruh yang ingin diprediksi serta dipengaruhi oleh beberapa variabel dan faktor lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas IV SDN di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar pengetahuan IPA. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015 yang menjadi anggota sampel. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode tes. Data tentang hasil belajar pengetahuan IPA dikumpulkan dengan tes

hasil belajar pengetahuan IPA. Dilihat dari sifatnya, data tersebut tergolong data kuantitatif.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar pengetahuan IPA siswa adalah tes hasil belajar siswa pada ranah kognitif.Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013:46).Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes pilihan ganda biasa atau multiple choice test.Menurut Arikunto (2013:183), multiple choice testterdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap.Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.Multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).Arikunto (2013:180) memaparkan bahwamultiple choice test memiliki beberapa keunggulan yaitu: (a)mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa; (b) lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi;(c) pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain; (d) dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang memengaruhi.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar pengetahuan IPA adalah tes hasil belajar dengan tes pilihan ganda biasa dengan empat pilihan jawaban yang butir pertanyaannya berjumlah 50 soal. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pengetahuan IPA yang mereka peroleh di kelas IV pada tema Tempat Tinggalku. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang

(6)

dipilih siswa (alternatif a, b,c,dan d). Setiap item diberikan skor satu bila siswa menjawab dengan benar (jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban). Serta skor nol untuk siswa yang menjawab salah. Skor setiap jawaban dijumlahkan dan jumlah tesebut merupakan skor variabel hasil belajar pengetahuan IPA . Skor hasil belajar pengetahuan IPA mulai dari 0-100. Skor 0 merupakan skor minimal ideal serta 100 merupakan skor maksimal ideal tes hasil belajar pengetahuan IPA.50 butir soal tersebut diberikan kepada siswa kelas V dengan tujuan validasi butir tes.Pengujianvaliditas ini dilakukan pada siswa kelas VA dan VB di SDN 1 Kesimandengan jumlah responden sebanyak 60 orang pada taraf signifikansi 5% didapat rtabel= 0.25. Dari 50

soal yang diujikan, diperoleh 30 soal yang valid dan 20 soal yang tidak valid.Dari hasil uji instrumen yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan indeks kesukarandiperoleh 30 butir tes yang dinyatakan layak digunakan dalam penelitian dari total 50 butir tes yang diujicobakan.Hasil uji instrumen tersebut yangdiberikan kepada siswa kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol sebagai post-test untuk mengetahui kemampuan hasil belajar pengetahuan IPA setelah diberikan perlakuan.

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan mencapai tujuan penelitian. Analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis hasil belajar pengetahuan IPA dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan ANAVA satu jalur.Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan ANAVA satu jalur, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisisyang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Untuk mengetahui sebaran data skor hasil belajar IPA siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-Square. Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi 5%

dan derajat kebebasannya (dk) = (k - 1) jika X2 X2(1 )(k 1), maka H0 diterima

(gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal.

Terdapat tiga kelompok siswa dalam penelitian ini yaitu, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, serta kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional.Analisis varian dapat digunakan apabila varian ke tiga kelompok data tersebut homogen. Oleh karena itu sebelum analisis varian digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan pengujian homogenitas varian terlebih dahulu dengan uji Bartlett.Penggunaan uji Bartlett dapat digunakan untuk membandingkan lebih dari dua gugus data (Herhyanto, dkk,2012:8.21). Hal tersebut didukung oleh Usman dan Purnomo, (2011:137) yang menyatakan bahwa Uji Bartlett digunakan apabila pengujian homogenitas dilakukan terhadap tiga varians atau lebih. Oleh karena itu, pengujian homogenitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett. Untuk jumlah sampel (n) masing-masing kelompok sama, maka tolak H0 apabila

bhitung< b(;n), jika ukuran sampel tiap

kelompok berbeda, maka tolak H0 apabila

bhitung< bk (;n1,n2,…,nk) dan sampel dinyatakan

homogen.

Data yang telah diuji normalitas dan homogenitasnya selanjutnya dilakukan uji hipotesis.Penelitian ini diuji dengan analisis varian satu jalur (one way anova). Anava (analyisis of varience) merupakan bagian dari metode analisis komparatif (perbandingan) lebih dari dua rata – rata. Tujuan dari uji anava satu jalur adalah untuk membandingkan lebih dari dua rata – rata.Anava satu jalur adalah anava yang mempelajari perbedaan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat (Usman dan Purnomo, 2011:150).Dalam penelitian ini diuji 3 rata-rata kelompok data, yaitu hasil belajar pengetahuan IPA melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan

(7)

langsung, hasil belajar pengetahuan IPA melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan hasil belajar pengetahuan IPA dengan pendekatan saintifik yang konvensional.Kriteria pengujian, apabila F yang diperoleh dari perhitungan (F-hitung)

lebih besar dari Fα(p1, p2) (F-tabel), maka

hipotesis nol ditolak. Sebaliknya, apabila F-hitung lebih kecil atau sama dengan Fα(p1, p2), maka hipotesis nol diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Hipotesis penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H0)

yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional pada tema Tempat Tinggalku kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

Sedangakan hipotesis alternative (Ha) dalam penelitian ini adalah terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional pada tema Tempat Tinggalku kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

Data yang dianalisis dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu data hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung sebagai kelompok eksperimen 1, data hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung

sebagai kelompok eksperimen 2, dan data hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional sebagai kelompok kontrol.

Hasil perhitungan menunjukkan nilai rerata hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelompok eksperimen 1 yang dibelajarkan melalui pendekatan saitifik menggunakan pertanyaan langsungadalah sebesar 74,05 dengan nilai maksimal sebesar 97 dan nilai minimal 37. Standar deviasi kelompok eksperimen 1 adalah s = 15,97 dan varians s2 = 255,09. Sedangkan nilai rerata hasil belajar pengetahuan IPA pada kelompok eksperimen 2 yang dibelajarkan melalui pendekatan saitifik menggunakan pertanyaan tidak langsungadalah sebesar 70,03 dengan nilai maksimal sebesar 90 dan nilai minimal 40. Standar deviasi kelompok eksperimen 2 adalah s = 12,47 dan varians s2 = 155,60. Dan nilai rerata hasil belajar pengetahuan IPA pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional sebesar 70.38 dengan nilai maksimal 97 dan nilai minimal 43 dengan standar deviasi adalah s = 14,76 dan varian s2 = 217,78.Dari data tersebut diketahui bahwa nilai rerata yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen 1 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung lebih tinggi dari kelompok ekspeimen 2 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung maupun dari kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional.

Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakanone way anova, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol.

Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan

frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar

pengetahuan IPA siswa pada kelompok eksperimen 1 diperoleh 2hit= 8,82 dan

(8)

kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel=

2

(α=0,05,5) = 11,07. Karena 2hit=

8,82< 2tabel(α=0,05,5)= 11,07 maka H0

diterima. Ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan IPA pada kelompok eksperimen 1 berdistribusi normal.

Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan

frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar

pengetahuan IPA siswa pada kelompok eksperimen 2 diperoleh 2hit= 8,54 dan

pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel=

2

(α=0,05,5) = 11,07. Karena 2hit=

8,54< 2tabel(α=0,05,5)= 11,07 maka H0

diterima. Ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan IPA pada kelompok eksperimen 2 berdistribusi normal.

Dan berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan

frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar

pengetahuan IPA pada kelompok kontrol diperoleh 2hit = 4,18. Nilai 2tabel pada taraf

signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel = 2(α=0,05,5) = 11,07.

Karena 2hit = 4,18< 2tabel (α=0,05,5)= 11,07

maka H0 diterima. Ini berarti sebaran data

hasil belajar pengetahuan IPA pada kelompok kontrol berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians untuk membuktikan perbedaan yang terjadi pada ketiga kelompok benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat adanya perbedaan individu

dalam kelompok.Uji homogenitas varian ini dilakukan berdasarkan data hasil belajar pengetahuan IPA yang meliputi data kelas eksperimen 1 melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, data kelas eksperimen 2 melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsungdan data kelas kontrol melalui pendekatan saintifik yang konvensional. Jumlah masing-masing unit analisis adalah 43 untuk kelas eksperimen 1, 39 untuk kelas eksperimen 2, dan 40 untuk kelas kontrol.Uji homogenitas varian menggunakan uji Bartlett dengan kriteria pengujian jika thitung<ttabel maka data

homogen.Berdasarkan perhitungan menggunakan uji Bartlettdiperoleh 2hit =

1,72sedangkan 2tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan dk = 2 adalah 5,99. Ini berarti 2hit= 1,72< 2tabel= 5,99. Ini

berarti ketiga kelompok memiliki varians yang homogen.

Berdasakan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians, diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian uji hipotesis dengan menggunakan anava satu jalur (one way anova) dapat dilakukan. Berikut disajikan rekapitulasi hasil analisis data dengan menggunakan anava satu jalur (one way anova) pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data dengan One Way Anova

Kelompok s2 N Fhitung Ftabel Kesimpulan

Eksperimen 1 Eksperimen 2 74,05 70,03 15,97 12,47 43 39 0,96 3,08 Fhitung<Ftabel (H0diterima, Haditolak) Kontrol 70,38 14,76 40

Dari perhitungan uji hipotesis menggunakan one way anovaberdasarkan taraf signifikansi 5% dengan dkpembilang = 2

dan dkpenyebut = 119 diperoleh nilai

Ftabelsebesar 3,08 dan diperoleh

Fhitungsebesar 0,96. Dengan demikian,

Fhitung = 0,96<Ftabel = 3,08, maka

H0diterima.

Karena hipotesis nol diterima dan hipotesis, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan

(9)

IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional pada tema Tempat Tinggalku kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

PEMBAHASAN

Hasil perhitungan uji hipotesis dibandingkan dengan nilai Ftabel. Nilai

Ftabelyang diperoleh berdasarkan taraf

signifikansi 5% dengan dkpembilang = 2 dan

dkpenyebut = 119 adalah 3,08.Karena

Fhitung<Ftabelmaka Hoditerima. Rerata hasil

belajar pengetahuan IPA kelompok eksperimen 1 lebih besar dari rerata hasil belajar pengetahuan IPA kelompok eksperimen 2 dan rerata hasil belajar pengetahuan IPA kelompok kontrol, namun rerata hasil belajar pengetahuan IPA kelompok kontrol lebih besar dari rerata hasil belajar pengetahuan IPA kelompok eksperimen 2 (74,05>70,03 < 70,38). Berdasarkan perolehan hasil belajar pengetahuan IPApada ketiga kelompok, dapat diketahui bahwa ketiga kelompok yang awalnya memiliki kemampuan setara, setelah diberikan treatment yang berbeda, perolehan hasil belajar pengetahuan IPA tidak mengalami perbedaan. Hal tersebut tentu saja bertentangan dengan kerangka berpikir yang menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional pada tema Tempat Tinggalku kelas IV SD Negeri di Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015. Tidak adanya perbedaan yang signifikan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama yaitu, penggunaan

pendekatan yang sama pada ketiga kelas tersebut.

Siswa pada ketiga kelas tersebut sama – sama dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Guru pada ketiga kelas tersebut benar – benar menggunakan pendekatan saintifik sebagaimana mestinya yaitu, memberikan kegiatan pembelajaran dan pengalaman belajar dimana siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Pada pendekatan saintifik, keberadaan siswa adalah sebagai pusat pembelajaran, sehingga siswa dapat bersikap kritis terhadap materi dan proses pembelajaran yang dilakoninya. Kosasih (2014:72) mengemukakan bahwa pada intinya, pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan – temuan siswa.Jadi, pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik saja sudah menuntun siswa untuk dapat aktif, kreatif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran yang nantinya bermuara pada hasil belajarnya.

Faktor yang kedua yaitu, masih berkaitan dengan implementasi pendekatan saintifik yang pada kegiatan pembelajarannya guru diwajibkan untuk melakukan apersepsi sehingga guru sudah tentu menggunakan pertanyaan saat menuntun siswa ke dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.Dengan demikian, kegiatan pembelajaran di kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

Faktor yang ketiga yaitu, motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa pada ketiga kelas tersebut. Siswa pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol memiliki motivasi belajar yang sama. Hal tersebut dilihat dari antusisme siswa pada kelas eksperimen 1, yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung sama dengan antusiasme siswa pada kelas eksperimen 2, yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung. Begitu pula antusiasme siswa pada kelas

(10)

kontrol yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang konvensional sama dengan antusiasme siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Dalam kegiatan pembelajaran pada ketiga kelas tersebut, siswa sangat berantusias saat menjawab pertanyaan serta mengemukakan pendapatnya.

Dengan demikian, hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung tidak jauh berbeda dengan hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung.Dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung tidak jauh berbeda pula dengan hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional.Begitu pula dengan hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung tidak jauh berbeda dengan hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional.

Sehingga, dapat disimpulkan bawha penerapan pendekatan saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPA khususnya pada siswa kelas IV di SDNegeri Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) rerata hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan langsung pada siswa kelas IVB SDN 1 Sumerta sebagai kelompok eksperimen 1 sebesar 74.05, dengan persentase di sekitar rata-rata sebesar 6.98%, di bawah rata-rata sebesar 44.19%, dan di atas rata-rata sebanyak 48.84%. Hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelompok eksperimen 1 terdapat 23 siswa atau

53.49% berada dalam kategori sangat baik, 12 siswa atau 27.91% berada dalam kategori baik, 5 siswa atau 11.63% berada dalam kategori cukup, dan 3 siswa atau 6.98% berada dalam kategori kurang. (2) rerata hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan tidak langsung pada siswa kelas IVA SDN 13 Kesiman sebagai kelompok eksperimen 2 sebesar 70.03, dengan persentase yang terletak di sekitar rata-rata sebesar 30.77%, di bawah rata-rata-rata-rata sebesar 43.59%, dan di atas rata-rata sebanyak 25.64%. Hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelompok eksperimen 2terdapat 13 siswa atau 33.33% berada dalam kategori sangat baik, 19 siswa atau 48.72% berada dalam kategori baik, 6 siswa atau 15.38% berada dalam kategori cukup, dan 1 siswa atau 2.56% berada dalam kategori kurang. (3) rerata hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional pada siswa kelas IVA SDN 1 Sumerta sebagai kelompok kontrol sebesar 70.38, dengan persentase yang terletak di sekitar rata sebesar 17.50%, di bawah rata-rata sebesar 42.50%, dan di atas rata-rata-rata-rata sebanyak 40%. Hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelompok kontrolterdapat 16 siswa atau 40 % berada dalam kategori sangat baik, 13 siswa atau 32.50% berada dalam kategori baik, 11 siswa atau 27.50% berada dalam kategori cukup. (4) dariperhitungan dengan menggunakan ANAVA satu jalur, diperoleh Ftabel pada

taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 119) sebesar 3.08 dan Fhitung

sebesar 0.96. Sehingga Fhitung<Ftabel

(0.96<3.08), maka H0 diterima yang

menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung, dan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional. Maka dapat

(11)

disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPA khususnya pada siswa kelas IV di SD Negeri Gugus Srikandi Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah bagi guru, penelitian menjadi acuan dalam meningkatkan kinerjanya saat merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal.Dalam hal tersebut, guru disarankan agar lebih mendalami serta memahami tentang keterampilan bertanya yang salah satunya ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru. Karakteristik pertanyaan tersebut dapat dimanfaatkan guru untuk menuntun siswa dalam menggali serta menemukan sendiri konsep – konsep tentang materi yang dipelajari. Karakteristik pertanyaan yang dimaksud adalah jenis pertanyaan langsung.

Bagi sekolah diharapkan melaksanakan sosialisasi secara berkelanjutan mengenai inovasi – inovasi pembelajaran kepada guru – guru dalam membelajarkan siswa dengan tujuan perubahan paradigma proses pembelajaran di sekolah yang menunjang kredibilitas menjadi sekolah yang unggul dan inovatif.

Bagi peneliti lain, variabel – variabel bebas dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda, sehingga hasil yang diperoleh sampel pada penelitian ini tidak memiliki perbedaan yang jauh pula. Jadi, untuk memperoleh hasil yang lebih baik, peneliti menyarankan kepada peneliti lain untuk lebih mengontrol serta memperhatikan perbedaan karakteristik pada variabel – variabel bebas yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Daryanto. 2014. Pendekatan

Pembelajaran Saintifik

Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

---. 2014. Wacana Bagi Guru SD Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Faisal, Sanapiah. 1981. Dasar dan Teknik

Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional.

Herhyanto, dkk. 2012. Statistik Pendidikan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Kosasih, E. 2014.Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Usman Husaini dan Purnomo Setiady. 2011. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Winarsunu, Tulus. 2010. Statistik Dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan. Malang: UMM Press.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data dengan One Way Anova

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengurangi mgrek total, H + dan (Mg²⁺+ Zn²⁺) maka dapat diketahui mgrek Na + sebesar - 0,1865 mgrek, tanda minus (-) menandakan ion logam Na + tidak terdapat dalam air

Teknik impresionisme—dalam seni lukis, titik-titik warna lembut, sentuhan sapuan kuas tenang dan tegas, garis-garis kabur yang menyatukan kebun, jembatan, pohon, dan

Mizan (PT Mizan Pustaka) yang beralamat Jln. 135 Cisaranten Wetan, Ujungberung, Bandung. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data naskah yang berupa kumpulan karya

Perubahan format ini dimaksudkan agar komponen controller dapat menemukan lokasi, jenis koneksi dan nama database yang akan diakses dengan menggunakan entitas

PENERAPAN MOD EL KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SEKOLAH D ASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Secara umum tujuan penelitian ini yaitu menemukan informasi tentang respon masyarakat dan bangsawan Ternate menghadapi tarikan tradisi dan modernitas dalam

Suatu kenyataan yang sering kita jumpai dalam suatu masyarakat ketika ada salah satu dari warga yang anggota keluarganya meninggal dunia, maka masyarakat sekitar akan berkumpul

Media dakwah merupakan salah satu unsur yang terdapat proses dakwah. Proses dakwah tidak ada bedanya dengan proses komunikasi karena dalam prosesnya dakwah juga