• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI POSYANDU BOUGENVILE GAYAMAN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI POSYANDU BOUGENVILE GAYAMAN MOJOKERTO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PADA BAYI DI POSYANDU BOUGENVILE GAYAMAN

MOJOKERTO

HATIB HASBULLAH

11001068

Subject : Pendidikan, Asi Eksklusif, Bayi, Ibu DESCRIPTION

Air susu ibu (ASI) adalah cairan tanpa tanding yang diciptakan Allah SWT. Fungsinya yaitu untuk memenuhi kebutuhan bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Namun pemberian air susu ibu belum dimanfaatkan secara optimal oleh ibu-ibu bahkan disinyalir ada kecenderungan makin banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI-nya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi.

Jenis penelitian analitik dengan rancang bangun korelasional dengan variabel independen yaitu pendidikan ibu dan variabel dependen pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Populasi sebanyak 32 responden dengan sampel sebanyak 32 ibu. Teknik sampling total sampling. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10-16 April 2014 dengan menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji chi square.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan dasar (SD) yaitu sebanyak 21 responden (65,6%) dan sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 17 responden (53,1%).

Hasil uji chisquare dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan ρvalue = 0,004 maka ρvalue = 0,004 < α = 0,05 yang artinya H1diterima sehingga

dapat disimpulkan ada hubungan pendidikan ibu dengan pembarian ASI eksklusif pada bayi di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

Simpulan dalam penelitian ini ada hubungan pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Oleh karena itu peran perawat sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling pada ibu seperti diharapkan dapat menyusui bayinya lebih sering pada siang dan malam hari atau setiap waktu sampai bayi tidak mau menyusu.

ABSTRACT

The breast milk (ASI) is the best fluid created by Allah SWT. Its function is to fulfill the needs of baby and protect against possible disease. But, the giving breast milk has not used yet optimally by mother seven it is more tendencious to many mother who don’t give breast milk. The purpose of this study to know the relationship of education with giving exclusive breast milk to infants.

Design of this study is analytic study with a correlation. The independent variable is mothers education and the dependent variable is giving exclusive breast milk to infants. The Population is 32 respondents with 32 mothers as sampling. The technique use total sampling. The study had been conducted on April 10-16,2014, with using aquestionnaire. The analisis of data uses chi square test.

(2)

Based onthe results ofthe study showed that most respondents have primary education (SD) amount 21 respondents (65.6%) andmost of the mothers who don’t give exclusive breast milk amount 17 respondents(53.1%).

The results ofthe chi square test with significant levelα=0.05is obtained ρvalue=0.004 so pvalue 0.004<α =0.05, it that means H1 is accepted, Thus it is concluded that mother education have relation ship with giving breast milk to infans in gayaman mojoanyar mojokerto.

The conclusionsin this study, there is relationship of mother education with giving exclusive breast milk to infants. There fore, the roleof nurses as health professional sare expected to provide counseling to the mothers any time until the infants don’t want to suckle.

Keyword :Education, Exclusive Breastmilk, infants, mother Contributor :1.Tri Peni, S.ST., M. Kes.

:2.Widy Setyowati, S. Kep. Ns Date :03juli 2014

Type Material : Laporan penilitian Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Air susu ibu (ASI) adalah cairan tanpa tanding yang diciptaan Allah SWT. Fungsinya yaitu untuk memenuhi kebutuhan bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalamASI berada pada tingkat terbaik. ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system saraf. Susu formula atau makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi canggih sekalipun tidak akan sanggup menandingi keunggulan ASI (Kristiyansari, 2009).

Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan sudah dibuktikan secara ilmiah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Namun, pemberian ASI belum dimanfaakan secara optimal oleh ibu – ibu bahkan disinyalir ada kecenderungan makin banyak ibu - ibu yang tidak memberikan ASI-nya. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain terbatasnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas kesehatan tentang cara pemberian informasi dan nasehat menyusui, hingga cara pemberian ASI yang baik dan benar kepada ibu dan keluarganya, sosio cultural ibu (umur, pengetahuan, pendidikan, sikap dan makin banyaknya ibu-ibu yang bekerja) (Utami, 2012). Dampak negatif yang dialamibayijikamemberikanMP-ASI terlaludiniatautidakmemberikanASI eksklusif pada bayi usia 6 bulan dapat menyebabkan diare atau susah BAB, obesitas, kramusus, alergi makanan, alami konstipasi (Nakita, 2012).

Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% tahun 2008, sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi 24,3% (2008). Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan masih kurang dari target ASI Eksklusif yang ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2010 yaitu sebesar 80% (Riskesdas, 2010). Cakupan ASI Eksklusif di Jawa Timur pada tahun 2010 sebesar 30,72%. Cakupan tersebut menurun

(3)

dibandingkan tahun 2009 dan belum dapat mencapai target yang ditetapkan sebesar 80%. Cakupan bayi ASI ekslusif pada tahun 2010 tertinggi dicapai oleh kabupaten Magetan (92,97%) dan terendah di Kabupaten Ngawi (3,74%). Ketika dilakukan survey melalui kegiatan program PHBS hasil survey untuk ASI Eksklusif yaitu sebesar 47,9% dapat disimpulkan cakupan pemberian ASI Eksklusif masih kurang (Dinkes Jatim, 2010). Didaerah Mojokerto di ketahui bahwa bayi yang diberi Asi Eksklusif sebanyak 67,2% dari 9.526 bayi yang ada. Hal ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Meski pencakupan pemberian ASI Eksklusif di Mojokerto mengalami peningkatan, tetapi Kabupaten Mojokerto belum dapat memenuhi target yang telah ditentukan pemerintah yaitu 80% untuk cakupan pemberian ASI Eksklusif (DinkesMojokerto, 2010).

Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan di pengdaruhi banyak hal diantaranya adalah perubahan social budaya, factor psikologis, takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, fakor fisik ibu, kurangnya penyuluhan dari petugas kesehatan, meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI, dan factor pengelolaan di ruang bersalin (Siregar, 2004). Selain hal tersebut pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif, hal ini dihubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Pengetahuan paradigma itu dipicu oleh tingginya tingkat kebutuhan hidup dan meningkatnya pemahaman kaum wanita tentang aktualisasi diri. Pendidikan dan kebebasan informasi membuat para wanita masakini lebih berani memasuki wilayah pekerjaan lain yang dapat memberdayakan kemampuan dirinya secara maksimal sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan jadi pengetahuan (Yanti, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2014 di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dari 10 ibu balita didapatkan 7 ibu bayi memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya saat usia 0-6 bulan dan 3 ibu bayi memberikan ASI saja pada usia 0-6 bulan.

Upaya untuk meningkatkan pemberian ASI pada bayi yaitu peran perawat sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling pada ibu seperti diharapkan dapat menyusui bayinya lebih sering pada siang dan malam hari atau setiap waktu sampai bayi tidak mau menyusu, karena semakin sering bayi diberikan susu akan lebih baik, menyusui sebaiknya dilakukan dengan cara bergantian pada payudara kanan atau kiri dengan mengosongkan salah satu payudara dan apabila bayi tidur selama 3 jam, diharapkan ibu dapat membangunkan bayinya untuk disusui (Hidayat, 2008).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Pendidikan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Balita di Posyandu Bougenvil Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian analitik dengan rancang bangun korelasional dengan variabel independen yaitu pendidikan ibu dan variabel dependen pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Populasi sebanyak 32 responden dengan sampel sebanyak 32

(4)

ibu. Teknik sampling total sampling. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10-16 April 2014 dengan menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji chi square.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian Analitik.Dalam penelitian ini sampling yang digunakan ialah korelasionalyaitu jenis penelitian mengkaji hubungan antar variabel. Peneliti dapat menjadi, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada.Tehnik pengumpulan data ini menggunakan ceklishyang terdiri dari 2 soal dengan menjawab pertaxaan ya dan tidak ceklish yang di gunakan dalam penelitian ini belum di lakukan uji validitas dan rehabilitasnya.pengolaan data menggunakan tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribus frekuens. Data yang di oalah menggunakan rumus skala likert.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian Responden Berdasarkan Umur di Posyandu Bougenvile Gayaman Mojokerto pada tanggal 10-16 Mei 2014. didapatkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 24 responden (75%).Berdasarkan pekerjaanBerdasarkan Pekerjaan di Posyandu Bougenvile Gayaman Mojokertopada tanggal 10-16 Mei 2014. didapatkan bahwa sebagian besar responden bekerja yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Pendidikan di Posyandu Bougenvile Gayaman Mojokertopada tanggal 10-16 Mei 2014. didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan sekolah dasar yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian ASI di Posyandu Bougenvile Gayaman Mojokertopada tanggal 10-16 Mei 2014. didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 17 responden (53,1%).

Tabulasi Silang Andata Pendidikan Ibu Dengan Pembarian ASI Eksklusif Pada Bayi di Posyandu Bougenvile Gayaman Mojokerto pada tanggal 10-16 Mei 2014. didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berpendidikan sekolah dasar tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi yaitu sebanyak 15 responden (46,8%) dan kurang dari setengah responden berpendidikan menengah memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 9 responden (28,1%).Hasil uji chi

square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan ρvalue= 0,004 maka

ρvalue = 0,004 <α = 0,05 yang artinya H1diterima sehingga dapat disimpulkan ada

hubungan pendidikan ibu dengan pembarian ASI eksklusif pada bayi di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan dasar (SD) yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dimulai sejak manusia itu ada. Dengan adanya pendidikan manusia akan memiliki bekal untuk membantu hidupnya dan membangun negaranya. Pendidikan bisa berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal. Manusia mendapatkan pendidikan formal dari suatu lembaga pembelajaran atau sekolah, sedangkan manusia mendapat pendidikan non formal dari kehidupan sehari-hari seperti sopan santun, sikap dalam kehidupan sehari- hari dalam masyarakat. Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

(5)

Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mendapatkan informasi dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang khususnya dalam pemberian ASI eksklusif (Sujatmoko, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan dasar (SD). Rendahnya pendidikan yang ditempuh oleh ibu dapat mempengaruhi pengetahuan dan perilaku ibu dalam menyusui bayinya, maka dari itu perlunya pendidikan tinggi seseorang karena dengan pendidikan tinggi seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa. Pengetahuan seseorang sangat erat kaitannya dengan pendidikan maka orang tersebut akan luas pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 17 responden (53,1%). Program pemberian ASI eksklusif merupakan suatu program yang diperuntukkan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada ibu yang menyusui. Pemberian ASI eksklusif yang masih rendah ternyata disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Selain itu, kurangnya kepedulian dan dukungan suami, keluarga dan masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui secara eksklusif. ASI Eksklusif merupakan makanan bayi yang hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Memberikan ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh seorang ibu minimal bayi berusia 2 tahun yaitu dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik, mengandung anti body, ASI mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis, memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari alergi, Asi meningkatkan kecerdasan bagi bayi, membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara (Kristiyansari, 2009).

Hasil penelitian bahwasannya sebagian besar ibu tidak memberikan ASI dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang tentang ASI eksklusif sehingga berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi, hal ini mengakibatkan bayi kurang mendapatkan nutrisi. Disamping itu berdasarkan data demografi didapatkan bahwa ibu berusia 20-35 tahun tidak memberikan ASI eksklusif serta ibu bekerja juga tidak memberikan ASI eksklusif serta ibu beranggapan bahwa menyusui bayinya dapat menyebabkan payudara kendor.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berpendidikan dasar (SD) tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi yaitu sebanyak 15 responden (46,8%) dan kurang dari setengah responden berpendidikan menengah memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 9 responden (28,1%).Hasil uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan ρvalue = 0,004 maka ρvalue= 0,004 < α = 0,05 yang artinya H1diterima

sehingga dapat disimpulkan ada pendidikan ibu dengan pembarian ASI eksklusif pada bayi di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah,terutama dalam pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka

(6)

menerima perubahan atau hal-hal guna pemeliharaan kesehatanya. Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif, hal ini dihubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Pengetahuan paradigma itu dipicu oleh tingginya tingkat kebutuhan hidup dan meningkatnya pemahaman kaum wanita tentang aktualisasi diri. Pendidikan dan kebebasan informasi membuat para wanita masa kini lebih berani memasuki wilayah pekerjaan lain yang dapat memberdayakan kemampuan dirinya secara maksimal sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan jadi pengetahuan (Yanti, 2010).

Pendidikan pada ibu berkaitan erat dengan pengetahuan ibu dalam menghadapai masalah, terutama dalam pemberian ASI eksklusif, Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Pendidikan rendah pada ibu cenderung mengakibatkan ibu lebih pasif dan tidak mau menerima perubahan, ibu akan cenderung berfokus pada kebiasaan - kebiasan lama yang biasanya diturunkan secara generasi ke generasi melalui keluarga atau orang tua yang biasanya di pengaharui oleh adat - istiadat, Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Dengan pengetahuan yang tinggi dapat menunjang ibu untuk lebih peduli dan aktif dalam pemberian ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan dasar / SD ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya maka dari itu perlunya pendidikan tinggi seseorang untuk dapat merubah sikap dan perilaku menjadi positif karena dengan pendidikan tinggi seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa.

SIMPULAN

1. Sebagian besar ibu berpendidikan dasar (SD) yaitu sebanyak 21 responden (65,6%).

2. Sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 17 responden (53,1%).

3. Ada hubungan pendidikan ibu dengan pembarian ASI eksklusif pada bayi di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

REKOMENDASI

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian ASI pada ibu dengan wilayah dan jumlah responden yang lebih luas, agar hasil penelitian lebih representatif.

Alamat Correspondensi :

Alamat : Jl. Raya SitubondoRT.01 RW.02 Desa Trebungan Kec. Mlandingan Kab. Situbondo

Email : Hatibh@yahoo.com. No Telp. : 085204959023

Referensi

Dokumen terkait

Upaya memahami dan mengiterpretasikan secara spesifik terhadap stres dalam mencari arti dan makna stres (neutralize its stressfull). Dalam menghadapi situasi stres, respons

Pendidikan kesehatan yang diberikan bertujuan untuk mengubah konsep diri menjadi positif dengan cara menjelaskan pada klien tentang proses penyakit yang dideritanya mulai

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikoriza sebagai agen bioremediasi pada tanah tercemar logam berat yaitu: (1) tingkat toleransi MA terhadap logam berat, (2)

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah hasil belajar mahasiswa UPBJJ UT Medan yang diajar menggunakan media internet pada pembelajaran berbasis masalah lebih

harus menyesuaikan perkembangan alat kerja dan kualitas pelayanannya. Perubahan semacam ini membutuhkan investasi besar, dan tidak mudah dilakukan. 3) Pengaruh Ekonomi:

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya mengajar dosen dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi swasta Kota

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penempatan pegawai dengan prestasi kerja pegawai pada Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal

Notasi tersebut mempresentasikan kondisi dimana jumlah kedatangan tiap satuan waktu mengikuti distribusi Poisson, waktu pelayanan berdistribusi Poisson atau Eksponensial,