Kuliah Fisika Dasar
Satuan Acara Perkuliahan
KULIAH I BAB I BESARAN POKOK 1. SISTEM SATUAN
2. BESARAN TAK TERDEFINISIKAN 3. STANDAR DAN SATUAN
4. SIMBOL BESARAN FISIKA BAB II KINEMATIKA PARTIKEL 1. GERAK PARTIKEL
KULIAH II & III
2. KECEPATAN DAN PERCEPATAN
3. KECEPATAN DAN PERCEPATAN SESAAT
4. GERAK LURUS DENGAN PERCEPATAN KONSTAN 5. GERAK DALAM BIDANG DATAR
6. GERAK MELINGKAR
Satuan Acara Perkuliahan
KULIAH IV & V BAB III DINAMIKA PARTIKEL 1. HUKUM NEWTON
2. BERAT DAN MASSA 3. GAYA GESEKAN
4. GAYA SENTRIPETAL 5. GAYA GRAVITASI
6. BATAS BERLAKUNYA MEKANIKA NEWTON KULIAH VI
QUIZZZ 45 MENIT
BAB IV USAHA DAN ENERGI 1. PENGERTIAN UMUM
2. USAHA OLEH GAYA YANG BERUBAH 3. DAYA
Satuan Acara Perkuliahan
KULIAH VII & VIII BAB IV USAHA DAN ENERGI
4. ENERGI POTENSIAL PEGAS
5. ENERGI POTENSIAL GRAVITASI 6. HUKUM KEKEKLAN ENERGI
BAB V MOMENTUM LINIER 1. GAYA IMPULS
2. MOMENTUM PARTIKEL 3. PUSAT MASSA
Satuan Acara Perkuliahan
KULIAH IX & X BAB V MOMENTUM
5. TUMBUKAN
BAB VI STATIKA DAN DINAMIKA FLUIDA 1. STATIKA FLUIDA
2. TEKANAN DALAM FLUIDA 3. TEGANGAN PERMUKAAN 4. ALIRAN FLUIDA
Satuan Acara Perkuliahan
KULIAH XI & XII
BAB VI STATIKA DAN DINAMIKA FLUIDA 1. DINAMIKA FLUIDA
2. PERSAMAAN KONTINUITAS 3. PERSAMAAN BERNOULLi
KULIAH XIII & XIV 1. QUIZZZ
2. HUKUM STOKES
3. PENERAPAN STATIKA DAN DINAMIKA FLUIDA 4. KISI-KISI
KEDUDUKAN / TETRAHEDRON
BASIC SCIENCE (ILMU PENGETAHUAN ALAM)
GE OLO GI FISIKA KIM IA BIOLOGI PALE ON TO LO GI BIO KIM IA GEOKIMIA FISIKA KIMI A GEOFISIKA
IPTEK PENGUKURAN BESARAN DASAR SISTEM SATUAN GAMBARAN KUALITATIF OUTPUT/ MODEL
Ilmu Fisika disebut juga ilmu pengukuran
(Science of Measurements).
Lord Kelvin (1824 – 1907) :
When you can measure what you are speaking
about and express it in numbers, you know
something about it; but when you cannot
ex-press it in numbers, your knowledge is of a
meager and unsatisfactory kind, it may be the
beginning of knowledge; but you scarcely, in
your thoughts, advanced to the stage of
SATUAN DALAM SISTEM INTERNASIONAL
Dalam sejarah tercatat bahwa sejak zaman
purba manusia telah melakukan pengukuran,
misalnya terhadap panjang, luas, berat, waktu
dan lain-lainnya.
Penggunaan satuan pengukuran untuk setiap
kelompok (bangsa) tentu pada awalnya
ber-beda-beda. Namun keadaan tersebut belum
menimbulkan masalah karena interaksi dan
komunikasi antar kelompok (bangsa) tidak
begitu intensif.
Dengan semakin majunya peradaban manusia,
teknologi dan alat komunikasi,
ketidaksera-gaman
penggunaan satuan mulai terasa
meng-ganggu dan menimbulkan hambatan dalam
usaha mengembangkan ilmu pengetahuan.
Sebagian pakar mulai memikirkan dan berusaha
mendapatkan satuan yang bersistem, mudah
dalam pemakaian maupun perhitungan dan
dapat diterima semua pihak.
Aturan dan Konvensi Sistem Internasional
1. Cara menulis satuan
Nama satuan dasar dan satuan jabaran
apabila ditulis lengkap
tidak memakai
huruf kapital. Huruf kapital hanya dipakai
pada singkatan dan tidak diikuti tanda titik.
10 newton
273 kelvin
V
10 N.
5 a
10 Newton
V
10 n
X
5 Ampere
X
X
5 A
V
X
5 ampere
V
X
X
10
oCelcius
V
273
X
oK
273 K
V
10
oC
V
273 Kelvin
X
10
ocelcius
2. Penulisan Bilangan dan Tanda desimal
Bilangan ditulis sebagai hasil kali suatu
bilangan real antara 1 s/d 10 dengan pangkat
dari bilangan 10.
Contoh:
Jarak Bumi – Matahari 150.000.000.000 M
= 1,5 x 10
11meter
0,00000001 → 1,0 x 10
-83. Penulisan Satuan jabaran
Pemakaian tanda solidus (/) diperbolehkan,
tetapi tidak digalakkan. Untuk tulisan resmi
lebih baik menggunakan tanda pangkat.
Contoh:
100 N/meter
2(boleh)
Contoh :
a. Hitung : 120 x 6000
b. Hitung : 3.000.000/0,00015
Jawab :
a. 120 x 6000 = (1,2x10
2)(6,0x10
3)
= (1,2)(6,0) x 10
2+3= 7,20 x 10
5b.
3,0 x 10
61,5 x 10
-4=
3,0
1,5
x 10
6-(-4)= 2,0 x 10
10Konversi Satuan
Suatu besaran fisik harus terdiri dari bilangan
dan satuan. Jika bilangan-bilangan
dijumlah-kan, dikurangdijumlah-kan, dikalikan atau dibagi dalam
suatu persamaan aljabar, maka satuannya juga
harus diperlakukan sama seperti bilangannya.
Bentuk umumnya:
Besaran = Nilai numerik Satuan
Contoh:
Contoh :
Pada persamaan X = V
o.t + ½ a.t
2.
Bila X dalam satuan meter, maka suku V
o.t dan
½ a.t
2juga harus menghasilkan satuan meter.
Bila t dinyatakan dalam satuan detik maka
sa-tuan V
o= M dt
-1sedangkan satuan a=M dt
-2.
Faktor ½ hanyalah suatu bilangan tanpa satuan.
Misalkan diberi nilai V
o= 10 Mdt
-1; a = 4Mdt
-2dan t = 10dt, maka persamaan di atas dapat
diselesaikan menjadi:
X = 10 M dt
-1. 10 dt + ½. 4 M dt
-2. [10 dt]
2= 10 M . 10 + ½. 4 M. 10.10 = 100M + 200M
= 300meter.
Contoh :
Berapa mil jarak yang
di-tempuh sebuah mobil yang
melaju dengan kecepatan
konstan 80km/jam selama 3 jam ?
(Diketahui 1 mil = 1,61 km)
Jawab:
X = v.t
240
km
jam
km
80
x3
jam
Jika akan diubah satuannya dari km jadi mil :
240km = 240km x 1 mil
Contoh :
Hitung nilai ekivalen 90km/jam
ke-dalam meter/dt !
Faktor konversinya :
1 menit 60 ; 1 menit 1 dt 60 ; 1 km 1 m 1000 jam 1Oleh karena itu:
90km 1000m 1 jam 1 menit
1 jam 1 km 60 menit 60 detik
x x x=
9,0 x 10
490
Besaran tak terdefinisikan
Dalam mendefinisikan suatu besaran dalam
Ilmu Fisika harus terkandung kaidah
menghitung besaran yang bersangkutan
berdasarkan besaran lain yang dapat diukur.
Misalnya:
• Kecepatan didefinisikan sebagai hasil bagi
antara Panjang dan Waktu
• Momentum adalah hasil kali antara Massa
dan Kecepatan.
• Usaha adalah hasil kali antara Gaya dan
Panjang
Namun selanjutnya, besaran Panjang, Waktu
dan Massa tidak dapat didefinisikan lagi secara
lebih mendasar dan lebih sederhana lagi.
Oleh sebab itu, Panjang, Waktu dan Massa
dinamakan besaran mekanika yang tak
ter-definisikan.
Semua besaran mekanika dapat diungkapkan
berdasarkan tiga besaran tersebut.
Tentukan besaran dasar untuk :
1. Daya
2. Kerja/usaha
3. Energi
STANDARD DAN SATUAN
Kaidah untuk mengukur besaran mekanika yang
tak terdefinisikan ditentukan oleh badan
interna-sional yang bernama
General Conference on
Weights and Measures
, yang bertugas
menetap-kan suatu standar untuk setiap besaran yang tak
terdefinisikan.
Standar ini dapat berupa suatu barang nyata,
dengan syarat bahwa sifatnya tidak boleh
ber-ubah-ubah dalam jangka waktu yang lama.
Besaran Panjang
• Pada tahun 1889, standar panjang dibuat dari
bahan campuran Platinum-Iridium yang
takan sebagai satu meter.
• Pada 14 Oktober 1960, GCWM mengganti
standar panjang berdasarkan suatu konstanta
atom, yaitu panjang gelombang cahaya merah
jingga yang dipancarkan oleh atom Kripton
86.
Besaran Massa
Standar untuk besaran massa adalah “massa
dari suatu silinder yang terbuat dari bahan
campuran Platinum-Iridium” dan diberi nama
satu kilogram.
Standar Waktu
• Standar waktu yang digunakan sampai tahun
1960-an adalah “selang waktu antara saat
matahari berada di atas kepala sampai posisi
yang sama pada keesokan harinya”, dihitung
rata-ratanya dalam satu tahun dan dinamakan
‘satu hari rata-rata hari matahari’ (mean
solar day).
• Antara tahun 1960-1967, standar tersebut
ganti dengan metoda tahun tropik 1900
pical year 1900), yaitu waktu yang diperlukan
matahari pada tahun 1900 untuk bergerak dari
titik vernal equinox, lalu kembali lagi ke titik tsb.
• Pada bulan Oktober 1967, metoda tahun tropik
diganti lagi menggunakan waktu periodik
diasi yang bersesuaian dengan transisi antara
dua tingkat energi atom Cesium
133.
Besaran Standar Alat Ukur Satuan
Panjang Cahaya
merah-jingga atom Kr86.
Interferometer-Optik 1m=1.650.763,73
Massa Silinder
Platinum-Iridium
Neraca sama lengan
1kg
Waktu Waktu periodik
transisi antara dua tingkatan energi atom Cs133.
Jam atom
1dt=9.192.631.770 periode atom Cs
BAB II
KINEMATIKA PARTIKEL
Kinematika merupakan bagian dari mekanika yang menyelidiki gerak suatu benda/partikel, tanpa memperhatikan penyebab gerak tersebut, dengan cara menentukan posisi benda pada setiap saat, sehingga diperoleh hubungan kecepatan/laju ben-da setiap saat ben-dan perubahannya terhaben-dap waktu.
Dalam kondisi sebenarnya di jagad raya tidak ada benda yang benar-benar berupa benda titik. Akan tetapi pengertian benda-titk) partikel sangat bermanfaat sebab gerak benda yang sebe-narnya seringkali dapat didekati dengan gerak partikel. Untuk selanjutnya dalam kuliah ini yang dimaksud dengan benda
Pada umumnya gerak suatu benda dianggap sebagai gabung-an gabung-antara gerak trgabung-anslasi dgabung-an gerak rotasi. Jika benda ygabung-ang di-kaji berukuran jauh lebih kecil dari pada lintasan translasi,
maka gerak rotasinya dapat diabaikan, sehingga cukup diba-has gerak translasi saja.
1.2. KECEPATAN
Gerak yang paling sederhana dari suatu benda adalah gerak pada garis lurus yang disebut gerak lurus beraturan. Dalam mengamati gerak suatu partikel perlu dicatat posisi partikel sebagai fungsi waktu.
0 x1 x2 x3 x4
Tabel Posisi Benda Terhadap Waktu t (dt) X(m) 0 0,0 1 4,9 2 19,6 3 44,1 4 78,4 5 122,5
Selang waktu antara t1 dan t2 t = t2 - t1
Sedangkan perubahan posisi benda dalam selang tersebut dinyatakan sebagai perpindahan benda x = x2 – x1.
1.2.1 KECEPATAN RATA-RATA
Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t1 dan t2 dituliskan:
1 2 1 t t x x t x V 2
Kecepatan rata-rata bergantung pada besar selang waktu dan pada bagian mana selang digunakan:
T1 (dt) T2 (dt) t X1 (m) X2 (m) x V 0 0 0 2 1 2 3 3 1 2 3 1 0 0 0 19,6 4,9 9,8 43,1 43,1 4,9 9,8 43,1 33,1 4,9 4,9 14,3 33,3
Kecepatan rata-rata memberi keterangan yang kasar tentang gerak benda dalam selang waktu tertentu, tanpa mempedulikan bagaimana posisi berubah dengan waktu dalam selang tersebut.
0 x1 x2
t1 t2 T
X
Pada kurva X-T kecepatan rata-rata dilukiskan oleh kemiringan talibusur PQ, karena kemiringan tersebut merupakan perban-dingan x dan t.
P
Q
Dengan demikian persamaan (2.1) dapat dituliskan : x2 – x1 = v ( t2 – t1 ) (2.2)
Jika t1 = 0 dan t2 adalah sebarang, sedangkan posisi benda pada saat t = 0 adalah x0 dan pada saat t posisinya x, maka:
Bila pada saat t = 0 posisi benda di titik 0 maka: x – x0 = v.t . . . (2.3)
x = v.t . . . . (2.4) 1.2.2 KECEPATAN SESAAT
Kecepatan suatu partikel pada suatu saat t tertentu atau pada suatu titik sepanjang lintasannya disebut kecepatan sesaat. Dengan demikian kecepatan pada saat t dapat ditentukan jika dihitung kecepatan rata-ratanya dalam selang waktu t di seki-tar t dan selang waktu ini diperkecil terus hingga mendekati 0. Secara matematik dinyatakan:
t
x
lim
)
t
(
v
0 t
………(2.5)Misalkan pada contoh di atas akan dihitung kecepatan sesaat pada t = 3 dt, maka harus dilakukan pengukuran sangat teliti pada t di sekitar 3 dt, sehingga dapat ditentukan lim v pada selang waktu t0.
Hasil pengukuran dapat ditabelkan seperti berikut:
t1 (dt) t2 (dt) t x1 (m) x2 (m) x V (m.dt-1) 3 3 3 3 3 3 3 4,00 3,50 3,20 3,10 3,05 3,02 3,01 1,00 0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01 44,1 44,1 44,1 44,1 44,1 44,1 44,1 78,40 60,22 50,18 47,09 45,58 44,69 44,395 34,30 15,92 6,08 2,99 1,48 0,59 0,295 34,36 31,84 30,44 29,90 29,60 29,50 29,50
Nyata bahwa jika t0 maka x juga mendekati 0, namun;
tidak mendekati nol, akan tetapi menuju suatu nilai.
t
x
v
Nilai yang didekati adalah: lim ( ) 0 t v t x t
Seringkali tabel antara waktu (t) dan posisi (x) digantikan
dengan persamaan gerak berbentuk fungsi x(t). Dalam hal ini, perpindahan ∆x adalah menyatakan beda posisi pada saat (t+∆t) dengan posisi pada saat t.
Oleh karena itu dapat dituliskan ∆x = x(t+∆t) - x(t), sehingga kecepatan sesaat v(t) dapat ditulis sebagai:
t t t x t x t v x(t) -lim lim 0 t 0 t ) ( ) ( Akan tetapi t t t x x(t) -lim 0 t ) (
merupakan definisi turunan x(t)
terhadap t, yaitu: dx dt Sehingga dt dx lim 0 t t x t v ) ( . …………. (2.6) …..(2.7)
S O A L
1. Suatu benda bergerak mengikuti fungsi x(t) = 5t3+2t
Hitunglah kecepatan sesaat pada t=2dt?
2. Suatu partikel bergerak berdasarkan persamaan
x = a + bt + ct2; dimana a=10cm, b =8cm.dt-1, c=4cm.dt-2
Hitunglah:
a. Perpindahan partikel dalam selang t1=2dt dan t2=4dt. b. Kecepatan rata-rata selama selang waktu tersebut. c. Kecepatan sesaat pada t=3dt
PERCEPATAN
Pada umumnya saat benda bergerak, kecepatannya juga
berubah-ubah terhadap waktu. Laju perubahan kecepatan ini disebut percepatan. Dalam hal ini benda dikatakan bergerak dengan gerak yang dipercepat.
Seperti dalam pembahasan kecepatan, disini juga dikenal pe-ngertian percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.
Jika pada saat t1 benda mempunyai kecepatan v1, t1 v1 dan pada saat t2 kecepatannya v2, t2 v2
maka percepatan rata-ratanya dalam selang waktu ∆t = t2 – t1, dinyatakan oleh:
t v t t v a 1 2 1 2 v …………. (2.8)
Percepatan sesaat
Dengan cara yang sama seperti pada saat menentukan kece-patan sesaat, maka percekece-patan sesaat dapat ditentukan. An-daikan pada grafik 2.2 titik Q diambil semakin mendekati P, dan misalkan percepatan rata-rata dihitung untuk selang wak-tu yang sangat pendek; Maka percepatan sesaat pada saat tertentu atau pada suatu titik dapat didefinisikan sebagai nilai
limit percepatan rata-rata bila selang waktu diambil mendekati 0.
0 v1 v2 t1 t2 T V P Q
dt
dv
t
v
a
t
lim
0Percepatan sesaat pada setiap titik sepanjang grafik tersebut sama dengan ke-miringan garis singgung pada titik tersebut.
Percepatan juga dapat dituliskan dalam bentuk yang lain: Karena v = dxdt ; maka: 2
dt
x
dt
dx
a
2d
dt
d
dt
dv
Persamaan ini menyatakan bahwa percepatan merupakan turunan kedua posisi terhadap waktu.
Selain itu percepatan dapat ditulis dalam bentuk yang lain lagi:
dx
dv
v
dt
dx
dx
dv
dt
dv
a
yang menyatakan percepatan dalam bentuk perubahan kecepatan dalam ruang.
………….. (2.10)
SOAL
Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan v = a + bt + ct3;
dimana a=8m.dt-1; b=3m.dt-2; c=1m.dt-4; (t dalam detik)
Hitunglah:
1. Perubahan kecepatan dalam selang waktu antara t1=2dt dan t2=5dt.
2. Percepatan rata-rata dalam selang waktu tersebut. 3. Percepatan pada saat t = 3 detik.
GERAK LURUS DENGAN PERCEPATAN KONSTAN
Gerak lurus dipercepat yang paling sederhana adalah gerak lurus dengan percepatan konstan (Gerak Lurus Berubah
Beraturan), dimana kecepatan benda berubah secara teratur selama gerak berlangsung.
Dalam grafik v-t, pertambahan kecepatan rata-rata akan sama besar di dalam selang waktu yang sama, sehingga grafiknya merupakan garis lurus.
vo v V t T v vo a.t
Kemiringan talibusur antara sebarang dua titik sepan-jang garis itu sama dengan kemiringan garis singgung di sebarang titik tersebut.
Sifat lain dari benda yang mengikuti GLBB adalah bahwa per-cepatannya akan sama besar dengan percepatan sesaat.
Oleh karena itu dalam persamaan (2.8), percepatan rata-rata dapat diganti dengan percepatan konstan (a):
1 2 1 2
t
t
v
v
a
Selanjutnya bila t1 = 0 dan t2 adalah sebarang waktu t, sedang-kan vo merupakan kecepatan pada saat t=0 (vo=kecepatan
awal), dan v adalah kecepatan pada saat t, maka persamaan diatas dapat ditulis menjadi:
0
t
v
v
a
o atau v = v o + a.t ………… (2.12)Untuk menghitung perpindahan benda yang bergerak dengan percepatan konstan, maka kecepatan rata-rata pada sebarang selang waktu akan sama dengan setengah dari jumlah kece-patan pada awal dan akhir selang waktu tersebut. Sehingga kecepatan rata-rata antara t=0 dan t adalah:
2
v
v
v
o
Persamaan ini tidak berlaku bila percepatannya tidak konstan. Dengan demikian posisi benda pada sebarang t adalah:
x = v.t
……….. (2.13)
………… (2.14) Substitusi persamaan (2.13) dan (2.14)
t
.
2
v
v
x
o
………… (2.15)Bentuk persamaan lain yang sering digunakan dalam mem-pelajari gerak benda, dapat diturunkan sbb.:
Substitusi (2.12) dan (2.15), yakni ruas kanan (2.12) masuk-kan sebagai v pada persamaan (2.15) sehingga:
t t a vo . 2 . vo x 2 . .t a t2 2 vo x ……… (2.16) atau 2 2 1
.
.
t
a
t
v
ox
……… (2.17)Bila harga t dicari berdasarkan persamaan (2.12) kemudian dimasukkan ke dalam persamaan (2.15) akan diperoleh:
a
v
a
v
v
v
o o2
.
2
2
v
ov
2x
ataux
a
v
o2
2
.
2v
……… (2.18)Persamaan (2.12), (2.15), (2.17) dan (2.18) merupakan per-samaan gerak dengan percepatan konstan, khusus untuk gerak dimana benda berada di titik awal (x=0) pada t = 0.
Grafik x-t dari persamaan (2.17) merupakan garis lengkung berbentuk parabola, yang menggambarkan persamaan gerak dengan percepatan konstan.
Kemiringan = v Kemiringan = vo T t X x
Kemiringan garis singgung pada t=0 menyatakan kecepatan
awal vo sedangkan kemiringan garis singgung pada saat t meru-pakan kecepatan v pada saat itu. Kasus khusus untuk perce-patan konstan adalah kalau perceperce-patannya sama dengan nol. Dalam hal ini kecepatan akan menjadi konstan dan persamaan geraknya menjadi lebih sederhana: v = konstan
Metoda Penentuan Persamaan Gerak x(t)
Bila posisi suatu benda yang bergerak mengikuti fungsi waktu t, maka percepatan benda dapat diperoleh dari diferensialnya.
Diferensiasi yang ke-2 akan menghasilkan percepatan. Proses tersebut sekarang dibalik dengan mengintegralkan suatu persa-maan percepatan sehingga diperoleh kecepatannya. Integral kedua akan menghasilkan posisi benda.
Metoda Integral Tanpa Batas
1. Misalkan suatu benda bergerak dengan percepatan sebagai fungsi dari waktu t, yaitu a(t)
karena dv
dt = a(t)
Maka dv = a(t) dt
dv = a(t) dt
C1 merupakan konstanta integrasi yang harganya dapat ditentu-kan bila kecepatan benda pada sebarang waktu telah diketahui. Untuk kasus percepatan konstan, maka:
v = a(t) dt + C1
v = a dt + C1
v = a.t + C1
Jika v = vo pada t=0, maka vo = a.0 + C1, sehingga C1=vo. Karena itu v = a.t + vo atau v(t) = vo + a.t
2. Jika suatu benda bergerak dengan kecepatan sebagai si dari waktu, yaitu v(t):
Karena dx
dt = v(t)
Analog dengan penyelesaian kasus di atas
dx = v(t) dt
dx = v(t) dt
x = v(t) dt + C2
C2 adalah konstanta integrasi yang nilainya dapat ditentukan jika posisi benda pada sebarang waktu telah diketahui.
Untuk kasus percepatan konstan :
x = [vo+a.t] dt + C2
x = vo.t + ½ a.t2 + C 2
Jika posisi benda pada saat t=0 adalah x=0 maka C2=0, sehingga :
3. Jika suatu benda bergerak dengan percepatan sebagai fungsi dari posisi (x), maka:
v dv
dx = a(x)
v dv = a(x) dx
= v2 a(x) dx + C3 2
Sekali lagi untuk kasus benda bergerak dengan a konstan:
= a.x + Cv2 3 2
Jika pada posisi awal x=0 kecepatannya v=vo, maka C3= vo
2
2 Sehingga:
v2 = v
Integral Terbatas
Untuk membahas penentuan kecepatan dan posisi dengan integral terbatas, perhatikan grafik v-t.
t T
v V
O t
1 t2
Misalkan selang waktu antara t1 dan t2 dibagi menjadi bebe-rapa segi empat yang lebarnya ∆t.
Pada sebarang waktu t, ordinat grafik itu sama dengan kece-patan vo. Jika kecepatan tersebut harganya konstan sebesar v, maka perpindahan ∆x dalam selang waktu antara t+∆t akan sama dengan v.∆t. Hal ini tidak lain adalah luas segiempat yang diarsir. Jumlah luas keseluruhan segiempat pada selang t1 dan t2 kira-kira sama dengan perpindahan total x2-x1:
x2-x1 ≈ Σ v.∆t
Makin kecil selang waktu ∆t, maka harga v. ∆t akan mendekati perpindahan yang sesungguhnya. Bila ∆t mendekati nol, pastilah semua jumlah segiempat itu tepat sama dengan luas total da-erah di bawah garis lengkung dan juga sama dengan total per-pindahan x2-x1.
Limit jumlah luas keseluruhan merupakan integral terbatas dari t1 sampai dengan t2, sehingga:
2 1.
1 t tdt
v
x
2x
Dengan cara yang sama pula, luas di bawah grafik a-t, dapat dibagi-bagi menjadi pias-pias vertikal setinggi a dan lebar ∆t:
t T a A O t 1 ∆t t2 ………. (2.23)
Jika percepatan konstan, maka perubahan kecepatan ∆v sela-ma ∆t akan sasela-ma dengan a.∆t , yaitu luas pias yang diarsir. Perubahan kecepatan total (v2-v1) selama selang waktu t1 dan t2 kira-kira sama dengan jumlah luas keseluruhan:
v2-v1 ≈ Σ a.∆t Bila ∆t→0
2 1.
1 t tdt
a
v
2v
Jika kecepatan benda dari titik pusat dengan kecepatan awal= vo dan percepatannya konstan maka persamaan (2.24) men-jadi t1=0 v1=vo. a.t v
t o a dt v 0 . v = vo + a.t [tidak lain adalah (2.12)]
Sedangkan persamaan (2.13) dapat diperoleh Jika t1=0 sehingga x1=0, maka:
2 2 1 0