• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK BEETHOVEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK BEETHOVEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

9

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK BEETHOVEN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU AGRESIF PADA ANAK PENDERITA AUTISME DI SEKOLAH LUAR BIASA KHUSUS AUTISME PERMATA HATI KOTA MANADO

Audi S.C. Tumiwa* Sarah Warouw* Theresia Kaunang* * Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan gangguan perilaku, gangguan komunikasi, dan gangguan interaksi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa autisme mempunyai hendaya yang khas yang disebut dengan trias autisme yaitu adanya hendaya dalam bidang interaksi sosial, perilaku dan komunikasi. Kepastian mengenai autisme belum juga terpecahkan. Padahal, perkembangan jumlah anak autis sekarang ini kian mengkhawatirkan. Di Amerika Serikat, perbandingan anak autis dengan yang normal 1:150, sementara di Inggris 1:100. Indonesia belum punya data akurat mengenai itu. Terapi musik klasik merupakan penggunaan musik sebagai peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan kesehatan emosi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa 80-90% penderita autisme merespon musik secara positif sebagai sebuah motivator. Keterampilan merespon musik lebih bertahan lama dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauhmana efektifitas terapi musik klasik Beethoven terhadap perubahan perilaku agresif pada anak penderita autisme di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Kota Manado.

Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian adalah pre-test dan post-test design group untuk mengetahui efektifitas terapi musik klasik Beethoven terhadap perilaku agresif pada anak penderita autisme di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Manado. Penelitian dilakukan pada bulan April 2016. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah keseluruhan anak penderita autisme sebanyak 92 anak yang sekolah di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Manado. Tekhnik pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling dengan jumlah sampel 30 anak penderita autisme. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dengan menggunakan check-list menurut Delut yang telah diadopsi dari WHO untuk mengidentifikasi perilaku agresif yang muncul. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji tanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed rank test) dengan bantuan SPSS versi 18.0 for windows pada komputer.

Hasil penelitian memperlihatkan setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji tanda wilcoxon dengan menggunakan tingkat signifikansi 95% (α = 0,05) didapatkan p-value = 0,002 maka nilai p-value < α = 0,05, dengan demikian H1 diterima yang berarti terapi musik klasik efektif terhadap perubahan perilaku agresif pada anak penderita autisme di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Manado.

Disimpulkan bahwa adanya perbedaan pada perubahan perilaku agresif yang muncul pada anak penderita autisme sebelum dan setelah dilakukan terapi musik klasik Beethoven. Walaupun penurunannya tidak drastis, namun dengan sedikit perubahan perilaku tersebut akan menimbulkan dampak yang positif bagi anak penderita autisme. Disarankan kepada peneliti lanjutan untuk melanjutkan penelitian ini tentang kasus yang sama pada tingkat perilaku agresif yang lebih beragam, jumlah sampel lebih banyak dan menggunakan waktu lebih lama lagi serta dengan menggunakan metode penelitian yang lain. Peneliti lanjutan juga diharapkan lebih mengembangkan topik atau masalah yang berkaitan dengan autisme sehingga angka kejadian autisme dapat ditekan dan penanganan bagi penderita autisme lebih tepat dan cepat.

ABSTRACT

Autism is a developmental disorders in children characterized by disorders of behavior, communication and interaction. The definition shows that autism have typical impairment that called the triad of autism or deterioration in the areas of social interaction, behavior and communication. The decision about autism has not been solved even thought the development of the number of children

(2)

10

of autism now is very worrying. In USA the comparison with normal children with autism is 1: 150, while in the UK is 1:100 Indonesia has not had accurate data about that. Classical music therapy is the using music as a therapist equipment for repair, maintain, developing mental, physical and emotional health. Many result research shows that 80-90% autism have the positively respond to the music as a motivator. The ability to respond the music more be long lasting that compared with other ability. The pourpose from this research is to knowing about how far the effectiveness of therapy classical music Beethoven for transformation in aggressive behavior children with autism at Permata Hati extraordinary school of Manado.

This study design is quasi eksperiment with using research design pre test and post test group to knowing about effectiveness Beethoven classical music therapy for transformation in aggresive behavior children with autism at Permata Hati extraordinary school of Manado. This study is performed on april 2016. Population in this study is the total number of children with autism were 92 school children in Permata Hati extraordinary school of Manado.A sampling technique by using purposive sampling technique with 30 children with autism as a sample. The research instrument used in this study was the observation sheets by using a check list according to Delut which has adopted from the WHO to identify aggressive behavior that appears. The data analysis in this study is using the wilcoxon signed ranks test with SPSS 18.0 version for windows in computer for assistance.

The result showed, after calculation by using wilcoxon signed test with using significance level 95% ( α = 0,05) the result from p-value = 0,002 and then the value p-value < α = 0,05, thus H1 accepted, and for the result is classical music therapy is effective againts the transformation aggressive behavior in children wit autism at Permata Hati extraordinary school of Manado.

It was concluded that the differences on transformation of aggressive behavior in children with autism appear before and after therapy classical music Beethoven. Although the reduction was not drastic, but with little change in the behavior will generate to a positive impact for children with autism. It is suggested to advanced researchers to continue this research on the same case at the level of aggressive behavior that is more diverse, the number of samples more than before and using more time and using other research methods. And for advanced researchers are also expected to expand the topic that associated with autism until the value of autism can be reduced and the treatment for patients with autism more accurately and quickly

PENDAHULUAN

Kepastian mengenai autisme belum juga terpecahkan. Padahal, perkembangan jumlah anak autis sekarang ini kian mengkhawatirkan. Di Amerika Serikat, perbandingan anak autis dengan yang normal 1:150, sementara di Inggris 1:100. Indonesia belum punya data akurat mengenai itu (Anonimous, 2015). Prevalensi anak dengan kelainan hambatan perkembangan perilaku yaitu autisme mengalami peningkatan yang sangat mengejutkan. Estimasi Prevalensi autisme antara 4-5 / 10.000 individu.

Berdasarkan penelitian diperkirakan prevalensi meningkat menjadi 10 -12 / 10.000 individu (Faradz, 2012). Di Pensylvania, Amerika Serikat pada tahun 2008, jumlah anak-anak autisme dalam lima tahun terakhir meningkat sebesar 500%, menjadi 40 dari 10.000 kelahiran. Belum ada dilakukan penelitian untuk hal ini di Indonesia (Halim, 2002). Sedangkan di Indonesia sendiri data menunjukkan penderita autisme telah mencapai 1 dari 150 anak yang lahir dan diperkirakan meningkat secara drastis yang dibuktikan

(3)

11 semakin banyaknya pusat terapi dan sekolah khusus bagi anak penderita autisme (IDAI, 2008).

Terapi musik klasik merupakan penggunaan musik sebagai peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan kesehatan emosi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa 80-90% penderita autisme merespon musik secara positif sebagai sebuah motivator. Keterampilan merespon musik lebih bertahan lama dibandingkan dengan keterampilan lainnya (Djohan, 2005). Penelitian dari Perancis menyebutkan, musik klasik memberikan energi pada otak dan membuatnya menjadi lebih santai. Sedangkan penelitian lain membuktikan bahwa musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). (Shaw and Gordon, 1996).

Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Manado merupakan sekolah khusus bagi anak penderita autisme di Kota Manado yang mempunyai program sekolah dasar bagi anak penderita autisme dan pusat terapi dengan menggunakan kurikulum sekolah dasar sebagai acuan dalam pemberian terapi. Berdasarkan data yang penulis peroleh saat ini yaitu jumlah anak yang berkebutuhan khusus sebanyak 130 orang

dengan jumlah autisme 92 orang. Sesuai dengan pengamatan penulis bahwa semua terapi yang diberikan di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Manado menggunakan metode bermain sebagai sarana terapi, dimana salah satu kegiatan bermain yang dilakukan menggunakan media musik. Penulis bermaksud ingin mengetahui tentang efektivitas terapi musik klasik Beethoven terhadap perubahan perilaku agresif pada anak penderita autisme karena penulis belum mendapatkan data penelitian yang lengkap mengenai hal ini sebelumnya di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian adalah pre-test dan post-test design group untuk mengetahui efektifitas terapi musik klasik Beethoven terhadap perilaku agresif pada anak penderita autisme di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Manado. Kelompok subyek merupakan kelompok anak yang sedang menjalani terapi di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Manado. Sebelum dilakukan perlakuan peneliti melakukan pre test untuk mengetahui sejauh mana tingkat agresivitas anak, setelah itu dilakukan perlakuan berupa pemberian Terapi Musik

(4)

12 Klasik Beethoven. perlakuan dilakukan secara langsung dengan mengumpulkan responden dalam satu tempat, dibagi dalam beberapa kelompok terapi dalam waktu yang tidak bersamaan. Setelah melalui perlakuan, dilakukan proses post test dengan menggunakan wawancara dan observasi dengan menggunakan alat ukur yang juga dipakai pada pre test. Waktu pelaksanaannya dilakukan sejak minggu I sampai minggu IV bulan April 2016.

Populasi pada penelitian ini adalah jumlah keseluruhan anak penderita autisme sebanyak 92 anak yang sekolah di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Manado. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling kepada 30 orang anak. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah lembar observasi dengan menggunakan check-list menurut Delut yang telah diadopsi dari WHO untuk mengidentifikasi perilaku agresif yang muncul. Analisa data diuraikan dengan cara memberikan interpretasi terhadap data yang terkumpul, menggunakan bantuan metode statistik komputer program SPSS. Teknik statistik yang digunakan untuk mencari Pengaruh Terapi Musik Klasik Beethoven. Data yang telah terkumpul melalui lembar observasi dikelompokkan berdasarkan variabel yang ada, kemudian diolah ke dalam distribusi frekuensi sesuai dengan kelompok variabel dan ditabulasi sesuai

dengan data sebelum dilakukan terapi musik klasik Beethoven dan data setelah dilakukan terapi musik klasik Beethoven. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji tanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed rank test) dengan bantuan SPSS versi 18.0 for windows pada komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui apakah pemberian terapi musik klasik Beethoven di Sekolah Luar Biasa Khusus Autisme Permata Hati Manado efektif atau berpengaruh, maka data di olah dan di uji hipotesisnya dengan hasil berikut ini:

(5)

13

Hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan

uji statistik Tanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed rank test)

Hipotesis P value I. Efektifitas Terapi Musik Klasik 0, 000

Beethoven Terhadap Perubahan Perilaku Agresif Menimbulkan

Keributan

II. Efektifitas Terapi Musik Klasik 0, 002 Beethoven Terhadap Perubahan

Perilaku Agresif Melukai Diri Sendiri

III. Efektifitas Terapi Musik Klasik 0, 000 Beethoven Terhadap Perubahan

Perilaku Agresif Merusak Barang Yang Ada disekitarnya

IV. Efektifitas Terapi Musik Klasik 0, 000 Beethoven Terhadap Perubahan

Perilaku Agresif Melukai Orang Lain

V. Efektifitas Terapi Musik Klasik 0, 000 Beethoven Terhadap Perubahan

Perilaku Agresif Verbal Pasif

Jumlah: 0, 002

1. Gambaran Perilaku Agresif Pada Penderita Autisme Sebelum Dilakukan Terapi Musik Klasik.

Perilaku agresif pada anak penderita autisme sebelum diberikan terapi musik klasik Beethoven yang paling sering

muncul terjadi pada aspek perilaku agresif verbal pasif (menolak kehadiran orang lain dan menolak berbicara dengan orang lain) dan merusak barang yang ada disekitarnya (melempar mainan/ alat tulis tulis/ benda lain dan menghamburkan

(6)

14 barang - barang disekitarnya). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebanyak 12 anak (43%) berada pada kategori agresif berat dan tabel 7 sebanyak 10 anak (34%) berada pada kategori agresif berat. Banyak pakar telah sepakat bahwa otak anak autisme dijumpai suatu kelainan pada otaknya. Ada tiga lokasi diotak yang ternyata mengalami kelainan neuro-anatomis, sebabnya memang belum dapat dipastikan. Adanya faktor genetika (faktor keturunan), infeksi virus dan jamur, kekurangan nutrisi dan oksigenasi, serta akibat polusi udara, air dan makanan. Diyakini bahwa gangguan tersebut terjadi pada fase pembentukan organ-organ (organogenesis) yaitu pada usia kehamilan antara 0-4 bulan. Organ otak sendiri baru terbentuk pada usia kehamilan setelah 15 minggu. Didapatkan jumlah sel purkinye di otak kecil yang sangat sedikit sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin serta dopamine dan terjadi gangguan atau kekacauan lalu lalang impuls otak, selain itu pula ditemukan kelainan yang khas di daerah system limbic yang disebut hippocampus yang menyebabkan gangguan fungsi kontrol terhadap agresi dan emosi. Anak kurang dapat mengendalikan emosinya, seringkali terlalu agresif atau sangat pasif, (Suwanti, 2011).

2. Gambaran Perilaku Agresif Pada Penderita Autisme Setelah

Dilakukan Terapi Musik

Klasik.Berdasarkan hasil observasi pada hari akhir penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan terapi musik klasik Beethoven yang dilakukan ± 10 menit sebanyak tiga kali setiap satu sesi dalam lima sesi sesuai lima aspek penilaian selama dalam waktu satu bulan didapatkan bahwa masih ada perilaku agresif yang paling sering muncul seperti pada aspek perilaku agresif verbal pasif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ada 2 anak (6%) berada pada kategori agresif berat. Akan tetapi timbulnya frekuensi perilaku agresif tidak sesering pada waktu anak belum mendapatkan terapi musik klasik. Kelainan anatomis pada otak anak, baik autisme ataupun yang lain secara ilmu kedokteran tidak dapat disembuhkan. Namun perilaku aneh dari anak dapat ditekan dengan mengajarkan dan melatih anak untuk melakukan perilaku yang benar atau dapat diterima oleh masyarakat. Manfaat terapi musik sebenarnya tidak hanya terbatas untuk orang sakit, penderita autisme biasanya terkenal penyendiri dan sukar di dekati secara verbal, sehingga terapi musik

(7)

15 tampaknya merupakan jalan yang tepat untuk menjangkau kehidupan mereka melalui dunia nonverbal, (Suwanti, 2011).

Terapi musik yang digunakan pada penelitian ini adalah terapi musik klasik Beethoven, dipilihnya jenis musik ini ialah karena Lodwig van Beethoven merupakan seorang komponis musik klasik berasal dari Jerman yang sangat terkenal, sebagai pianis berbakat karya-karyanya telah diakui di seluruh dunia, alunan musiknya yang lembut diharapkan dapat mengurangi perilaku agresif terutama yang ditimbulkan oleh anak autisme. Musik klasik Beethoven diperdengarkan pada anak penderita autisme pada saat belajar, dimana pada waktu tersebut biasanya perilaku agresif sering muncul, hal ini karena adanya rasa kejenuhan atau bosan dengan suasana belajar/keadaan sekitarnya. Musik klasik Beethoven yang diperdengarkan selama ± 10 menit dapat membuat anak penderita autisme menjadi lebih rileks, sehingga emosi dan perilaku agresifnya dapat terkontrol. Sesuai strategi musik, penggunaan musik klasik Beethoven disini dapat sebagai penguat untuk kesehatan dalam hal keterampilan fisiologis, emosi dan gaya hidup. Suara adalah alat penyembuhan yang luar biasa, sarana pertumbuhan personal dan

transformasi spiritual. Tanpa banyak diketahui, pendapat tradisi kuno mengatakan bahwa identitas kita adalah system energi vibrasi interaktif, kesadaran serta informasinya diekspresikan secara dinamis melalui suara manusia. Suara memperkenankan seseorang untuk masuk ketempat pribadi paling sakral dari yang pernah diketahui. Dari tempat ini kita menjelajahi sumber terdalam untuk menemukan kembali informasi, energi, vitalitas baru, keseimbangan, kecerahan, inspirasi, relaksasi, kreativitas, kebebasan ekspresi dan transformasi. Akibatnya sangat besar kemungkinan menjalani kekuatan penyembuhan fisik dengan mengharmonisasi emosi tubuh. Banyak penyakit ringan yang sebenarnya merupakan aspek rintangan dalam emosi tubuh, ketika emosi tubuh disembuhkan melalui suara maka akan terjadi kesehatan fisik, demikian sebaliknya bila membuat harmonis tubuh melalui emosi, (Shaw and Gordon 1996).

3. Perbedaan Perilaku Agresif Pada Anak Penderita Autisme Pada Sebelum dan Sesudah Terapi Musik Klasik

Perubahan perilaku agresif yang muncul pada anak penderita autisme setelah dilakukan terapi musik klasik Beethoven dimana terjadi perbedaan perilaku pada pre test dan post test.

(8)

16 Walaupun penurunannya tidak drastis, namun dengan sedikit perubahan perilaku tersebut akan menimbulkan dampak yang positif bagi anak penderita autisme dalam kehidupannya sehari-hari, dan dengan adanya kemajuan tersebut selain merupakan prestasi dari anak penderita autisme juga merupakan prestasi bagi terapis yang telah berusaha meningkatkan kemajuan anak didiknya. Dari uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa terapi musik cukup efektif dalam perubahan perilaku agresif pada penderita autisme. Untuk membuktikan adanya efektifitas tersebut dilakukan melalui observasi pada subyek yang akan di teliti, sebelumnya dilakukan pre test untuk mengetahui perilaku agresifnya, setelah itu selama satu bulan subyek diintervensi dengan diperdengarkan musik klasik Beethoven selama ± 10 menit pada waktu ia belajar di ruang kelas, dan pada hari terakhir dilakukan post test untuk melihat perubahan perilaku agresif subyek tersebut.

Efektifitas terapi musik klasik itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu berat ringannya gangguan, waktu dan lamanya terapi, kompleksitas gejala, penyebab, kondisi perkembangan anak (kesehatan fisik dan psikologis), kondisi keluarga (kepribadian orang tua, keadaan ekonomi, pengetahuan), kemampuan

terapis (kemampuan, keterampilan, pengalaman), fasilitas yang memadai (alat permainan), system rujukan (terapi penunjang lainnya seperti terapi medikamentosa, terapi nutrisi). (Wargasetia, 2003).

KESIMPULAN

1. Perilaku agresif yang paling sering muncul pada anak penderita autisme

sebelum diberikan terapi musik klasik adalah pada aspek perilaku agresif verbal pasif (menolak kehadiran orang lain dan menolak berbicara dengan orang lain) dan merusak barang yang ada disekitarnya (melempar mainan/ alat tulis tulis/ benda lain dan menghamburkan barang - barang disekitarnya).

2. Perilaku agresif yang paling sering muncul pada anak penderita autisme

setelah diberikan terapi musik klasik adalah aspek perilaku agresif verbal pasif (menolak kehadiran orang lain dan menolak berbicara dengan orang lain)

3. Adanya perbedaan pada perubahan perilaku agresif yang muncul pada anak penderita autisme sebelum dan setelah dilakukan terapi musik klasik Beethoven. Walaupun penurunannya

(9)

17 tidak drastis, namun dengan sedikit perubahan perilaku tersebut akan menimbulkan dampak yang positif bagi anak penderita autisme.

SARAN

Dari kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran kepada peneliti lanjutan yaitu disarankankan untuk melanjutkan penelitian ini tentang kasus yang sama pada tingkat perilaku agresif yang lebih beragam, jumlah sampel lebih banyak dan menggunakan waktu lebih lama lagi serta dengan menggunakan metode penelitian yang lain. Peneliti lanjutan juga diharapkan lebih mengembangkan topik atau masalah yang berkaitan dengan autisme sehingga angka kejadian autisme dapat ditekan dan penanganan bagi penderita autisme lebih tepat dan cepat..

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimous, 2015. Penerimaan Diri Orang Tua Terhadap Anak Autisme (http: //www. hariankompas. com) diakses pada 23 November 2015 2. Djohan. 2005. Psikologi Musik.

Yogyakarta : Penerbit Buku Baik Yogyakarta.

3. Faradz, 2012. Music and medicine: The effects of music on the human

being (Applied Cardiopulmonary Pathophysiology 16: 133-142, 2012) diakses pada 23 November 2015 4. Halim, 2002. Music as a

complementary therapy in medical treatment (Med J Indones 2002; 11: 250-7) diakses pada 23 November 2015

5. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 2008. Ceramah Ilmiah Populer Berkala Ilmu Kesehatan Anak "Autisme Pada Anak dan Permasalahannya". Malang : FK. Unibraw

6. Shaw, Gordon. 1996. Pengaruh Musik. Online, (http: // www.Indoglobal.com) diakses pada 19 November 2015.

7. Suwanti, 2011. Pengaruh Musik Klasik (Beethoven) Terhadap Perubahan daya Konsentrasi Anak Autis (Jurnal Keperawatan – Volume 01 / Nomor III / Januari 2011 – Desember 2011) diakses pada 23 November 2015.

8. Wargasetia, 2003. Aspek Genetika Pada Autisme. Dalam Sutadi, R (Eds). Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa masalah yang ditimbulkan oleh Rumah makan di berbagai kota biasanya hampir sama seperti masalah kemacetan, kebersihan serta keindahan kota. Ini disebabkan

adalah sebagai berikut; kekuatan tarik sambungan las dengan menggunakan kampuh I tunggal dengan arus yang berbeda memiliki kekuatan tarik yang berbeda pula, sehingga dapat

Pada saat pasang, lokasi penelitian akan lebih didominasi oleh air laut sehingga terlihat bahwa stasi un pengamatan yang dekat muara pun akan berkelompok dengan

Xubuntu menggunakan nomor versi dan an nomor versi dan nama kode yang sama dengan Ubuntu, memakai tahun dan bulan rilis sebagai nama kode yang sama dengan Ubuntu, memakai tahun

Berdasarkan pengolahan data menggunakan Standart Nordic Questionere dapat diketahui tingkat keluhan bagian mana saja yang sering dialami yaitu keluhan sering dirasakan oleh

Hal ini menunjukkan bahwa 3 dari 6 informan yang mengaku mengalami kehamilan yang tidak diinginkan menyatakan bahwa pasangannya mau bertanggung jawab, sedangkan pada 2 informan

Kertas kerja ini bertujuan memerihalkan beberapa perkara menarik berkaitan pertembungan bahasa pertama (Bahasa Iban) dan bahasa kedua (Bahasa Melayu) yang wujud ketika

Dengan segala puja dan puji syukur kepada ALLAH SWT karena atas rahmat dan karuniaNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan