• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengatasi perilaku delinkuen situasional melalui konseling behavioristik teknik modeling simbolis pada remaja karang taruna desa pelang jepara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengatasi perilaku delinkuen situasional melalui konseling behavioristik teknik modeling simbolis pada remaja karang taruna desa pelang jepara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENGATASI PERILAKU DELINKUEN SITUASIONAL MELALUI KONSELING BEHAVIORISTIK TEKNIK MODELING SIMBOLIS PADA REMAJA

KARANG TARUNA DESA PELANG JEPARA

Oleh PUJIANTO NIM 201331088

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2019

(2)
(3)

iii

MENGATASI PERILAKU DELINKUEN SITUASIONAL MELALUI KONSELING BEHAVIORISTIK TEKNIK MODELING SIMBOLIS PADA REMAJA

KARANG TARUNA DESA PELANG JEPARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muria Kudus untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh PUJIANTO NIM 201331088

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2019

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto:

Anda adalah cermin langsung lima orang yang paling banyak bergaul dengan Anda, dan penghasilan Anda, sikap Anda, dan gaya hidup Anda adalah rata-rata dari kelima orang itu. Bila Anda mengelilingi diri Anda dengan pemimpin, pada akhirnya Anda akan menjadi salah satunya. Sayangnya hal itu juga berlaku sebaliknya (Greg S. Reid).

Persembahan:

1. Orangtua tersayang dan terkasih ayah H. Tugiono, dan ibu Hj. Martinah, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada anak-anaknya selama ini dalam berbagai hal.

2. Adikku tersayang Mila Rokhiyana, terima kasih atas semangatnya.

3. Istriku tercantik dan tercinta Roi Khatul Jannah terima kasih telah menemani saya selama menyelesaikan skripsi ini.

(5)
(6)
(7)

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmatNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Mengatasi Perilaku Delinkuen Situasional melalui Pendekatan Behavioristik Teknik Modeling Simbolis pada Remaja Karang Taruna Desa Pelang Jepara” dapat diselesaikan. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Slamet Utomo, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.

2. Drs. Arista Kiswantoro, M.Pd. Ketua Progam Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus yang telah banyak membantu kelancaran dalam merumuskan judul penelitian.

3. Drs. Sucipto, M.Pd., Kons. Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, saran serta dorongan sehingga tersusun skripsi ini.

4. Indah Lestari, M.Pd., Kons. Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, saran serta dorongan sehingga tersusun skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pengampu Progam Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus yang membimbing penulis selama kuliah dan memberikan bekal pengetahuan.

6. Ashadi Iriyanto, S.Pd. Kepala Desa Pelang, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

(8)

viii

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah mendorong dan memberikan bantuan sehingga dapat tersusun skripsi ini.

Penulis berharap semoga amal kebaikan Bapak/Ibu mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari dalam skripsi ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

Kudus, Agustus 2019 Penyusun

Pujianto NIM 201331088

(9)

ix ABSTRACT

Pujianto. 2019. Overcoming Situational Delinquency Behavior through the Behavioristic Approach of Symbolic Modeling Techniques in Youth of Karang Taruna in the Village of Pelang Jepara. Skripsi. Guidance and Counseling Study Program Faculty of Teacher Training and Education Muria Kudus University. Advisor: (i) Drs. Sucipto, M.Pd., Kons. (ii) Indah Lestari, M.Pd., Kons.

The purpose of this study as follows: 1. Describe the factors causing situational delinquent behavior in adolescent Karang Taruna, village of Pelang Jepara. 2. Describe the application of behavioral approach in overcoming situational delinquent behavior in youth youths in the village of Pelang Jepara.

Situational delinquency behavior among members of Youth Organization is shown by frequent youth fighting, theft, drinking, vandalism, drug abuse, and drinking. So that intensive individual counseling is needed through a behavioristic approach to symbolic modeling techniques, so that situational delinquent behavior in Karang Taruna members can be overcome.

The research approach in this study uses a qualitative approach to the type of case study research. The research subjects were two members of Karang Taruna, Pelang Jepara village. Data collection techniques used are: interviews, observation and home visits. Data analysis techniques using the bacon system induction.

The results of research on counselee I (T) caused by the influence of social interaction. The majority of my counselee's friends are dropouts, so there is no motivation for counselees to continue their education in high school or equivalent. Then from the association counselee began to recognize work drinks, gambling, even prostitution. Situational delinquency behavior in counselee II (EK) is caused by the relationship that is not too good with family members, especially with the counselee mother.

Conclusion Counselee I, after conducting counseling for three meetings, the counselee finally found out that the behavior of delinquency has been caused by the influence of his friends. Particularly drunk behavior on the counselee, the counselee has understood and realized that liquor has no benefit at all for the body and the counselee has regretted all his actions. Counselee II, after counseling for three meetings, the counselee realized that everything her mother did was a form of mother's love for her child. So that the counselee can become independent as a woman who will take care of the household, no matter how many activities outside the home. The counselee realizes that his escape in the night world does not bring any benefit to him. Suggestions given to the parties involved in this study are as follows: 1. Karang Taruna Chairperson: Karang Taruna Chairperson should give orientation to all new members and members who have long joined in order to have continuous activities to do and not limited to ceremonial activities. 2. Parents: Parents can continue to monitor children's relationships and activities outside the home so that children do not fall into delinquent behavior. 3. Youth of Youth: Youth of youth must realize that they are a pillar of the nation to continue the struggle of the nation through social activities in the community. 4. Further Research: Future studies should use techniques or media in guidance and counseling that are easier to apply in individual counseling, thus facilitating the success

(10)

x

of the counselee in achieving desired behavioral changes by both parties, namely researchers and counselees.

(11)

xi ABSTRAK

Pujianto. 2019. Mengatasi Perilaku Delinkuen Situasional melalui Pendekatan Behavioristik Teknik Modeling Simbolis pada Remaja Karang Taruna Desa Pelang Jepara. Skripsi. Bimbingan dan Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muria Kudus. Pembimbing: (i) Drs. Sucipto, M.Pd., Kons. (ii) Indah Lestari, M.Pd., Kons.

Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan faktor penyebab perilaku delinkuen situasional pada remaja Karang Taruna desa Pelang Jepara. 2. Mendeskripsikan penerapan pendekatan behavioral dalam mengatasi perilaku delinkuen situasional pada remaja Karang Taruna desa Pelang Jepara.

Perilaku delinkuen situasional pada anggota Karang Taruna ditunjukan dengan seringya terjadi perkelahian antarpemuda, pencurian, mengkonsumsi minuman keras, perilaku vandalisme, penyalahangunaan obat, mengkonsumsi minuman keras. Sehingga diperlukan konseling individual yang intensif melalui pendekatan behavioristik teknik modeling simbolis, agar perilaku delinkuen situasional pada anggota Karang Taruna dapat teratasi.

Pendekatan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian merupakan dua anggota Karang Taruna desa Pelang Jepara. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, observasi dan home visit. Teknik analisis data menggunakan induksi sistem bacon.

Hasil penelitian pada konseli I (T) disebabkan karena pengaruh pergaulan lingkungannya. Teman-teman sepermainan konseli mayoritas adalah siswa putus sekolah, sehingga membuat konseli tidak ada motivasi lagi untuk melanjutkan pendidikannya di bangku sekolah menengah atas atau sederajat. Kemudian dari pergaulan itulah konseli mulai mengenal minuman kerja, perjudian, bahkan prostitusi. Perilaku delinkuen situasional pada konseli II (EK) disebabkan karena hubungan yang tidak terlalu baik dengan anggota keluarga, terutama dengan ibu konseli.

Simpulan konseli I, setelah pelaksanaan konseling selama tiga kali pertemuan akhirnya konseli mengetahui bahwa perilaku delinkuens selama ini disebabkan oleh pengaruh teman-temannya. Terkhusus perilaku mabuk pada konseli, konseli telah mengerti dan menyadari bahwa minuman keras tidak ada manfaatnya sama sekali bagi tubuh dan konseli telah menyesal dengan segala perbuatannya. Konseli II setelah pelaksanaan konseling selama tiga pertemuan konseli menyadari bahwa segala yang dilakukan oleh ibunya adalah bentuk kasih sayang seorang ibu kepada anak. Agar konseli dapat menjadi mandiri sebagai wanita yang nantinya mengurus rumah tangga, walau sebanyak apapun aktivitasnya di luar rumah. Konseli menyadari bahwa pelariannya di dunia malam tidak membawa manfaat apapun pada dirinya. Saran yang disampaikan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Ketua Karang Taruna: Ketua Karang Taruna hendaknya memberikan orientasi kepada semua anggota baru dan anggota yang telah lama bergabung agar memiliki kegiatan yang kontinu untuk dilakukan dan tidak terbatas pada kegiatan seremonial. 2. Orangtua: Orangtua dapat hendaknya terus memantau pergaulan dan aktivitas anak di luar rumah agar anak tidak terjerumus pada perilaku delinkuen. 3. Remaja Karang Taruna: Remaja karang taruna hendaknya menyadari bahwa mereka adalah pilar bangsa untuk meneruskan perjuangan bangsa melalui kegiatan sosial di masyarakat. 4. Penelitian

(12)

xii

Selanjutnya: Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan teknik atau media dalam bimbingan dan konseling yang lebih mudah untuk diaplikasikan dalam konseling individu, sehingga mempermudah keberhasilan konseli dalam mencapai perubahan perilaku yang diingikan oleh kedua pihak, yaitu peneliti dan konseli.

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN LOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

PRAKATA ... vii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Fokus dan Lokus Penelitian ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 10

BAB II: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 11

2.1.1 Perilaku Delinkuen Situasional ... 11

2.1.1.1 Pengertian Perilaku Delinkuen Situasional ... 11

2.1.1.2 Faktor-faktor Penyebab Perilaku Delinkuen Situasional ... 12

2.1.1.3 Bentuk-bentuk Perilaku Delinkuen Situasional ... 22

2.1.2 Pendekatan Behavioristik ... 24

2.1.2.1 Pengertian Pendekatan Behavioristik ... 24

2.1.2.2 Tujuan Pendekatan Behavioristik ... 25

(14)

xiv

2.1.2.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Pendekatan Behavioristik ... 28

2.1.3 Teknik Modeling Simbolis ... 31

2.1.3.1 Pengertian Teknik Modeling Simbolis ... 31

2.1.3.2 Karakteristik Model dalam Teknik Modeling Simbolis ... 32

2.1.3.3 Manfaat Teknik Modeling Simbolis ... 33

2.1.3.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Teknik Modeling Simbolis ... 34

2.1.3.5 Langkah-langkah Teknik Modeling Simbolis ... 40

2.1.3.6 Mengurangi Perilaku Delinkuen Situasional melalui Pendekatan Behavioristik Teknik Modeling Simbolis ... 42

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 43

2.3 Kerangka Pikiran ... 44

BAB III: METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 47

3.2 Data dan Sumber Data ... 52

3.3 Pengumpulan Data ... 53

3.4 Analisis Data ... 65

BAB IV: HASIL PENELITIAN 4.1 Konseli I ... 67

4.2 Konseli II ... 109

(15)

xv BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 151 5.2 Konseli II ... 153 DAFTAR PUSTAKA ... 154

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian korelasi ini, Arikunto (2002: 31) menyatakan bahwa dalam penelitian korelasi (penelitian korelasional) peneliti memilih individu-individu yang memunyai variasi

Analisis pada kuadran ini adalah perbaikan prioritas rendah, yang berarti perlu dilakukan perbaikan pada atribut-atribut yang berada dalam kuadran ini, namun prioritas

Dari pernyataan tersebut di atas dapat dipahami bahwa layanan bimbingan dan konseling kepada siswa secara tidak langsung merupakan layanan yang diberikan oleh

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis interferensi dan faktor- faktor penyebab terjadinya interferensi yang terjadi pada pedagang dan nelayan di Desa Sei

Hasil ini menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya kinerja keuangan berdasarkan keuntungan perusahaan yang diperoleh dari memanfaatkan keseluruhan aset mampu

11 Qtr 1, 2012 Qtr 2, 2012 Qtr 3, 2012 Qtr 4, 2012 Qtr 1, 2013 Qtr 2, 2013 Qtr 3, 2013 Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiahdengan judul “Gambaran status

Perkembangan pembangunan pendidikan di wilayah perbatasan tidak jauh dari pembangunan pendidikan di Kabupaten Sumbawa Barat yang merupakan daerah tertinggal, yang