• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik resepsi (walimah) perkawinan adat Suku Bugis dalam tinjauan 'urf: Studi kasus di Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada Kab. Kolaka Prov. Sulawesi Tenggara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Praktik resepsi (walimah) perkawinan adat Suku Bugis dalam tinjauan 'urf: Studi kasus di Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada Kab. Kolaka Prov. Sulawesi Tenggara"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK RESEPSI (WALIMAH) PERKAWINAN ADAT

SUKU BUGIS DALAM TINJAUAN ‘URF (Studi Kasus di Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada Kab. Kolaka

Prov. Sulawesi Tenggara)

SKRIPSI

Oleh

Akbar Budiman NIM 10210075

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

PRAKTIK RESEPSI (WALIMAH) PERKAWINAN ADAT

SUKU BUGIS DALAM TINJAUAN ‘URF (Studi Kasus di Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada Kab. Kolaka

Prov. Sulawesi Tenggara)

SKRIPSI

Oleh

Akbar Budiman NIM 10210075

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(3)
(4)

(5)

(6)

HALAMAN MOTTO

اَوْدُعْلاَو ِّْثِّْلإا ىَلَع ْاوُنَواَعَ ت َلاَو ىَوْقَّ تلاَو ِّربْلا ىَلَع ْاوُنَواَعَ تَو

ِّعْلا ُديِّدَش َرللّا َّنِّإ َرللّا ْاوُقَّ تاَو ِّن

ِِّاَق

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (Al-Maidah: 2).

(7)

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas Taufiq, Hidayah dan Inayahnya penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah mengantarkan umat dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang yang kaya akan ilmu pengetahuan. Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Praktik Resepsi (Walimah) Perkawinan Adat Suku Bugis Dalam Tinjauan ‘Urf (Studi Kasus di kel. Anaiwoi kec. Tanggetada). Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. H. Roibin, M.H.I., selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. Sudirman, M.A. selaku ketua jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Dr. H. Saifullah, SH., M.Hum., selaku dosen pembimbing dalam skripsi ini. Terima kasih atas semua waktu yang diberikan dalam mengarahkan dan membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. H. Fadil Sj, M.Ag., selaku dosen wali yang telah mengarahkan, membimbing dan memotivasi selama penulis berada di bangku perkuliahan.

6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah mendidik, membimbing serta mencurahkan ilmu-ilmunya kepada penulis.

(8)

(9)

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Umum

Transliterasi adalah pemindahalian tulisan Arab kedalam tulisan Bahasa Indonesia. Dalam skripsi ini pedoman transliterasi menggunakan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rebublik Indonesia No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987.

B. Konsonan

ا Tidak Dilambangkan ض Dl

ب B ط Th

ت T ظ Dh

ث Ts ع ‘(koma menghadap ke atas

ج J غ Gh ح H ف F خ Kh ق Q د D ك K ذ Dz ل L ر R م M ز Z ن N س S و W ش Sy ﻫ H ص Sh ي Y

Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak diawal kata maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak dilambangkan, namun

(10)

apabila terletak ditengah atau diakhir maka dilambangkan dengan tanda (´), berbalik dengan koma (‘) untuk pengganti lambang “ع”.

C. Vokal, Panjang dan Diftong

Setiap penulisan Bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u” sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut:

Vokal (a) panjang = â misalnya لاق menjadi qâla Vokal (i) panjang = î misalnya ليق menjadi qîla Vokal (u) panjang = û misalnya نود menjadi dûna

Khusus untuk bacaan ya´ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “î”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’ nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah fathah ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:

Diftong (aw) = و misalnya لوق menjadi qawlun Diftong (ay) =ي misalnya ريخ menjadi khayrun

D. Ta´marbûthah (ة)

Ta’marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada ditengah kalimat, tetapi jika ta’marbûthah tersebut berada diakhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya ةسردملل ةلاسرلا menjadi risalat li al-mudarrisah, atau apabila berada ditengah-tengah kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “t” yang

(11)

disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya ّللا ةمحر يف menjadi fi rahmatillâh.

E. Kata Sandang dan Lafadh al-Jalâlah

Kata sandang berupa “al” (لا) ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak di awal kalimat, sedangnkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada di tengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan. Contoh:

1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan. . .

2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan. . . 3. Masyâ’Allâh kâna wa mâ lam yasya’ lam yakun.

4. Billâhi ‘azza wa jalla.

F. Nama dan Kata Arab Terindonesiakan

Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab harus ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Apabila kata tersebut merupakan nama Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah terindonesiakan, maka tidakperlu ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Seperti penulisan nama “Abdurrahman Wahid”, “Amin Rais” dan kata “salat” ditulis dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan penulisan namanya.Kata-kata tersebut sekalipun berasal dari bahasa Arab, namun ia berupa nama dari orang Indonesia dan telah terindonesiakan, untuk itu tidak ditulis dengan cara “Abd al-Rahmân Wahîd”, “Amîn Raîs”, dan bukan ditulis dengan “shalât”.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Pernyataan Keaslian Skripsi... i

Halaman Persetujuan... ii

Pengesahan Skripsi... iii

Halaman Motto... iv

Prakata... v

Pedoman Transliterasi... vii

Daftar Isi... x

Daftar Tabel... xii

Abstrak... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...8

E. Sistematika Pembahasan... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu... 11

B. Konsep Dasar Walimah... 16

1. Definisi dan Hukum Mengadakan Walimah... 16

2. Hukum Memenuhi Undangan dan Kadar Biaya Dalam Walimah... 17

3. Hukum Nyanyian dan Hiburan Dalam Walimah... 19

4. Adab Perjamuan Walimah... 21

5. Perubahan Sosial Dalam Masalah Walimah Perkawinan... 25

6. Bentuk dan Hikmah Walimah... 29

C. Hukum Adat Perkawinan Suku Bugis... 31

D. Al-‘Urf... 36

1. Definisi Al-‘Urf... 36

(13)

3. Kedudukan ‘Urf Sebagai Metode Istinbath Hukum... 40

4. Hukum Dapat Berubah Karena Perubahan ‘Urf... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 49

B. Pendekatan Penelitian... 50

C. Sumber Data... 51

D. Metode Pengumpulan Data... 52

E. Metode Pengolahan Data... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Kondisi Objek Penelitian... 59

B. Hasil Penelitian... 65

1. Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Praktik Resepsi Perkawinan Adat Suku Bugis Di Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada Kab. Kolaka... 65

2. Praktik Resepsi (Walimah) Perkawinan Adat Suku Bugis Di Kel. Anaiwoi Dalam Tinjauan ‘Urf... 79

C. Analisis Data... 81

1. Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Praktik Resepsi (Walimah) Perkawinan Adat Suku Bugis Di Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada Kab. Kolaka... 81

2. Praktik Resepsi (Walimah) Perkawinan Adat Suku Bugis Dalam Tinjauan ‘Urf... 88

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 93

B. Saran-Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

1. Tabel I Penelitian Terdahulu 12 2. Tabel II Pranata Sosial 25

(15)

ABSTRAK

Akbar Budiman, NIM 10210075, 2014. Praktik Resepsi (Walimah) Perkawinan Adat Suku Bugis Dalam Tinjauan ‘Urf (Studi Kasus di Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada Kab. Kolaka Prov. Sulawesi

Tenggara). Skripsi. Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah,

Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri, Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: Dr. H. Saifullah, SH., M.Hum.

Kata Kunci : Resepsi (Walimah), Perkawinan, ‘Urf

Pernikahan merupakan salah satu sunnahtullah. yang diselenggarakan dengan praktik resepsi khususnya perkawinan adat suku Bugis yang ada di wilayah Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada Kab. Kolaka Prov. Sulawesi Tenggara. Adapun pelaksanaannya, resepsi seringkali disertai hiburan yang berlebihan oleh sebagian masyarakat setempat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, dengan tujuan agar orang-orang bisa ikut meramaikan atau ikut berpartisipasi pada acara resepsi perkawinan. Fokus kajian penelitian ini adalah melihat pada pandangan tokoh masyarakat terhadap praktik resepsi (walimah) perkawinan adat suku Bugis di Kel. Anaiwoi dan praktik resepsi (walimah) perkawinan adat suku Bugis di Kel. Anaiwoi dalam tinjauan ‘urf. Permasalahan ini dikaji melalui fenomena yang

ada pada masyarakat suku Bugis di Kel. Anaiwoi Kec. Tanggetada. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research),

pendekatan penelitian yakni kualitatif. Adapun sumber datanya adalah sumber data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara terstruktur dan dokumentasi, sedangkan metode pengolahan datanya adalah edit, klasifikasi, verifikasi dengan metode triangulasi

data, analisis deskriptif kualitatif, dan kesimpulan. Hasil penelitian mengenai praktik resepsi perkawinan adat suku Bugis

proses awalnya mulai dari mengantar pengantin, naik kawing, sentuhan pertama, dan menjenguk mertua laki-laki. Setelah itu, barulah kembali lagi ke rumah mempelai perempuan untuk melakukan resepsi malam harinya disertai dengan hiburan nyanyian musik oleh penyanyi seksi dan goyangan lulo. Adapun hiburan pada saat resepsi perkawian dalam pandangan masyarakat menurut golongan pertama yaitu tidak sepakat dengan adanya hiburan demikian, karena itu terlalu berlebihan dan tidak sejalan dengan ajaran Islam begitu juga Rasulullah Saw tidak pernah mengajarkan hiburan walimah perkawinan dilakukan secara berlebihan. Sedangkan golongan kedua yaitu hiburan pada saat walimah perkawinan harus ada. Sebab, bisa mendatangkan warga untuk ikut berpartisipasi dan bergembira pada acara resepsi perkawinan yang dilakukan oleh warga masyarakat. Sedangkan dalam konsep ‘urf, hiburan yang dilakukan pada sebagian masyarakat tersebut masuk pada kategori ‘urf fasid (adat buruk), sebab adanya goyangan yang berlebihan dan bertentangan ajaran Islam.

(16)

ثحبلا صلختسم

،نايمدوب بركأ

10210075

،

2014

.

ا حاكنلا ةميلو دقع

سيغوب ةليبقل ةيديلقتل

اداتيغنات ةيعرفلا ةقطنملل ةعباتلا ييوينأ ةيرق في ةلاح ةسارد( فرعلا روظنم في

.)يسيولاوس قرش ِونبج اكلاوكب

ةيلكب ةيصخشلا لاوحلأا مسق .يملع ثبح

الله فيس .د :فارشإ .قنلاابم ةيموكلحا ةيملاسلإا ميهاربإ كلام انلاوم ةعماج ،ةعيرشلا

.يرتسجالما

فرعلا ،حاكنلا ،ةميلو :ةيساسلأا تاملكلا

سيغوب ةليبق اتهدقع امك حاكنلا ةميلو ءادأب دقُع يذلا الله ةنس نم وه حاكنلا

يسيولاوس قرش بونبج اكلاوكب اداتيغنات ةيعرفلا ةقطنملل ةعباتلا ييوينأ ةيرق في

نمو .

ميلولا دقعت ام ايرثك اهيف مهروضحو اهيف سانلا ةكراشم ةرثك لجأ

طارفلإاو فارسلإا عم ة

ةميلو دقع ةفرعم لىإ ثحبلا اذه فدهي .ةيملاسلإا ةعيرشلاب بسانت لا تيلا ةيلستلا في

.فرعلا روظنم فيو ،موقلا رابك روظنم في ييوينأ ةيرقب سيغوب ةليبقل ةيديلقتلا حاكنلا

سيغوب ةليبق عمتمج في ةعقاولا رهاوظلا ةساردب ثحابلا ماقو

لا ييوينأ ةيرق في

ةعبات

يغنات ةيعرفلا ةقطنملل

.ادات

رداصمو .يفيكلا جهنلما مدختسا يذلا نياديلما ثحبلا عون نم ثحبلا اذه

ةقيرطب هيف تانايبلا عجم ّتمو .ةيوناثلا رداصلماو ةيسيئرلا رداصلما نم نوكت هيف تانايبلا

رط مدختسا هيف تانايبلا ليلتح امأو .قئاثولاو ةلكيهلما ةلباقلماو ةظحلالما

،ريرحتلا ةقي

ققحتلاو ،فينصتلاو

.طابيتسلااو ،يفيكلا يفصولا ليلحتلاو ،تانايبلا ثيلثت ةقيرطب

نوكي سيغوب ةليبقل ةيديلقتلا حاكنلا ةميلو دقع نأ ىلع لدت ثحبلا ةجيتنو

.جوزلا دلاو ةرايز ثم ،لولأا سمللا ثم ،حاكنلا دقع ثم ينشورعلا ةقفارم :تيلآا بيتترلاب

ّتم نأ دعبو

راضحإ عم ليللا في ةميلولا ءادلأ ةجوزلا تيب لىإ ناشورعلا داع ةرايزلا

لاق .ةميلولا ءانثأ ةيلستلا في نايأر كانهو ."لاول" صقرو تايِّّنغلماو ةقيسولما نم ةيلستلا

(17)

لوسرلا ةنسو ةيملاسلإا ةعيرشلاب بسانت لا انهلأ ةيلستلا هذه نوضفري منهأ لولأا قيرفلا

ّلسو هيلع الله ىلص

ةيلستلا نأ لاق نياثلا قيرفلاو .طارفلإاو فارسلإا ببسب م

ةميلولا في

ةيلستلا نأ فرعلا روظنم في امأو .ةميلولا في ةكراشملل سانلا راضحلإ يرورض رمأ نم

بسانتلا مدعو صقرلا في فارسلإا دوجوب ،دسافلا فرعلا نم يه طارفلإاو فارسلإاب

.ةيملاسلإا ةعيرشلاب

(18)

ABSTRACT

Akbar Budiman. 10210075, 2014. The Practice of Wedding Party of Bugis Ethnic Group from ‘Urf Perspective (Case Study in Anaiwoi District, Tanggetada Sub district Kolaka Regency, South East

Sulawesi). Thesis. Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Department,

Faculty of Sharia, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University, Malang. Advisor: Dr. H. Saifullah, SH. M.Hum.

Keywords: Wedding Party, Marriage, ‘Urf

Marriage is one of pious deeds celebrated through wedding party especially in the wedding of Bugis ethnic group in Anaiwoi District, Tanggetada Sub district Kolaka Regency, South East Sulawesi. Practically, wedding party usually is celebrated with excessive entertainment by local people even though it is inappropriate in Islam. The purpose of the party is to invite the people to celebrate and participate in the party. The focus of this research is to find out the socialites’ perspective on wedding party of Bugis ethnic group in Anaiwoi and its practice in ‘urf perspective. The investigation on the problem is done through the

phenomenon in Bugis society of Anaiwoi District, Tanggetada Sub district. This research is a field research which employs a qualitative approach. It

employs both primary and secondary source. The data collection method uses observation, structured interview and documentation. The data analysis technique consists of editing process, classification, verification with data triangulation

method, qualitative descriptive analysis and conclusion. The result of this research related to the process of wedding party of Bugis

ethnic is started with accompanying the married couple, ascending the kawing, touching for the first time, and visiting groom’s parents. Then they return to the bride’s house for wedding party in the evening. The party itself has a musical show done by sexy singer and lulo dance to entertain the guests. First class of the group disagrees with such entertainment since it is not appropriate with Islamic value. In addition, Prophet Muhammad never teaches the people to celebrate wedding excessively. The second class of the group believes that the entertainment in wedding party is a must because it can invite the people to participate and celebrate the wedding party. In the ‘urf perspective, the entertainment done by some people can be categorized as ‘urf fasid (improper tradition) since the sexy dance is contradictory with Islamic value.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan jumlah anakan (anakan)

Zembere dan Chinyama (1996) dalam penelitiannya memperlihatkan tujuan utama dari tracer studi adalah untuk mengetahui proses transisi dari pendidikan tinggi serta

ode akan dii egmen konso yang menyat luka tidak saj daerah pusat silapan segme mi gangguan p iko-semantik ata tersebut emantik. rtian kata) ak ek visual me derita strok u kkan sebuah

Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang peserta didik, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru, sebagai

Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam, dan lebih sering digunakan dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah, dapat mengontrol hipertensi terus menerus

Berdasarkan kedua pertemuan pada siklus I diperoleh rata-rata nilai akhir hasil belajar siswa sebesar 70 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 50% dengan predikat

Sehingga sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Tradisi Pembayaran Uang Panai’ dalam Perkawinan Suku Bugis di Makassar dalam

Dengan demikian, radikalisme merupakan gejala umum yang bisa terjadi dalam suatu masyarakat dengan motif beragam, baik sosial, politik, budaya maupun agama,