• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bimbingan konseling agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bimbingan konseling agama"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

68 A. Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam metode penelitian penulis menjelaskan bahwa variabel penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bimbingan konseling agama Islam (variabel X) dan variabel perilaku keagamaan (variabel Y). Pada penelitian ini bimbingan konseling agama Islam sebagai variabel independen atau variabel bebas (berpengaruh), sedangkan perilaku keagamaan merupakan variabel dependen atau variabel terikat (terpengaruh). Deskripsi data penelitian disajikan sebagai gambaran umum tentang data penelitian.

1. Deskriptif Variabel Bimbingan Konseling Agama Islam

berdasarkan uji validitas dan reliabilitas pada 75 item pernyataan bimbingan konseling agama Islam menyisakan 48 item pernyataan. Variabel bimbingan konseling agama Islam terdiri dari 2 aspek, pertama aspek metode bimbingan agama Islam terdapat pada nomor item 2, 4, 6 11, 14, 16, 17, 18, 19, 20 Kedua aspek materi bimbingan agama Islam terdapat pada nomor item 22, 23, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35,36, 37,41 , 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50, 54, 56, 57, 59, 60, 61, 62, 63, 65, 66, 67, 68, 69, 71, 73, 74, 75. Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa:

N/Responden : 55

Item : 45

(2)

Berdasarkan jumlah dari 55 responden yaitu warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Padang, kemudian disebar angket mulai pada tanggal 11 Juli 2017. Setelah data terkumpul semuanya baru diolah menggunakan SPSS versi 20.0 for windows.

Hasil deskriptif distribusi data dalam penelitian ini untuk variabel bimbingan agama Islam, yang menggunakan SPSS versi 20.0 for windows diperoleh skor variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Descriptive Statistic Bimbingan Konseling Agama Islam (X) Statistics

Bimbingan Agama Islam

N Valid 55 Missing 0 Mean 188.5455 Median 196.0000 Std. Deviation 25.97636 Range 98.00 Minimum 126.00 Maximum 224.00 Sum 10370.00 Sumber: SPSS 20.0

Dari tabel 4.1 di atas dapat di ketahui bahwa nilai bimbingan konseling agama Islam, memperoleh nilai meannya yaitu 188.55 nilai mediannya yaitu 196, dan nilai standar deviasinya yaitu 25.976, nilai

(3)

minimumnya yaitu 126, nilai maksimumnya yaitu 224, nilai rangenya yaitu 98, dan nilai sum 10370.

Berdasarkan deskripsi data penelitian, dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini berdasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi normal. Kategorisasi dalam peelitian ini dapat dibagi tiga untuk variabel bimbingan agama Islam yakni kategori tinggi, sedang, rendah, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Norma Kategorisasi Norma Frekuensi X< (µ -1,0 σ) Rendah (µ- 1.0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ) Sedang (µ + 1,0 σ) ≤ X Tinggi

Sumber : Diolah sendiri 2017 Keterangan: µ = mean atau rata-rata

σ = standar deviasi

x = skor yang diperoleh subjek1

Untuk kriteria kategorisasi skala bimbingan agama Islam dapat dilihat pada tabel berikut:

1

Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h. 149

(4)

Tabel 4.3

Kategorisasi Interpretasi Skala Bimbingan Konseling Agama Islam Variabel N Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Bimbingan X< 162 Rendah 10 18, 18 % Agama Islam 55 162≤ X <214 Sedang 40 72,73 %

214 ≤ X Tinggi 5 9, 09 %

Sumber : Diolah sendiri, 2017

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa bimbingan konseling agama Islam di lapas yang berjumlah 55 orang responden. Dari 55 orang tersebut, 10 responden mendapat kategori rendah yaitu 18,81 %, 40 responden mendapatkan kategori sedang yaitu 72,72%, dan 5 responden mendapatkan kategori tinggi yaitu 9,09%. Dengan demikian bimbingan konseling agama Islam di kategorikan sedang karena frekuensi kategori sedang memperoleh frekuensi yang paling tinggi yaitu 72,73%.

2. Deskripsi Variabel Perilaku Keagamaan

Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas pada 75 item pernyataan perilaku keagamaan dan menyisakan 48 item pernyataan. Variabel perilaku keagamaan terdiri dari 3 aspek, pertama aspek aqidah terdapat pada nomor item 1, 2, 5, 8, 9, 14, 16, 19, 21 Kedua aspek ibadah terdapat pada nomor item 22, 24, 25, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 39, 41, 44, 46, 47 Ketiga aspek akhlak terdapat pada nomor item, 52, 53, 54, 57, 64, 65, 68, 69, 70, 73, 74, 75.

(5)

Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa: N/Responden : 55

Item : 35

Bobot nilai tertinggi :5

Berdasarkan jumlah dari 55 responden warga binaan wanita lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Padang, kemudian disebar angket mulai pada tanggal 11 Juli 2017. Setelah data terkumpul semuanya baru diolah menggunakan SPSS versi 20.0 for windows.

Hasil deskriptif distribusi data dalam penelitian ini untuk variabel bimbingan agama Islam, yang menggunakan SPSS versi 20.0 for windows diperoleh skor variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.4

Descriptive Statistic Perilaku Keagamaan (Y) Statistics Perilaku Keagamaan N Valid 55 Missing 0 Mean 147.2545 Median 154.0000 Std. Deviation 21.70869 Variance 471.267 Range 83.00 Minimum 88.00 Maximum 171.00 Sum 8099.00

(6)

Sumber : SPSS 20.0

Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai perilaku keagamaan, nilai mean yaitu 147.25 , nilai median yaitu 154, nilai standar deviation yaitu 21.70 , nilai maksimum yaitu 171, nilai minimum 88, nilai range 83 dan sum 8099.

Berdasarkan deskripsi data penelitian, dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini berdasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi normal. Kategorisasi dalam peelitian ini dapat dibagi tiga untuk variabel perilaku keagamaan yakni kategori tinggi, sedang, rendah, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Kategorisasi Interpretasi Skala Perilaku Keagamaan

Variabel N Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Perilaku X< 126 Rendah 8 14, 55% Keagamaan 55 126 ≤ X < 168 Sedang 45 81,81 %

168 ≤ X Tinggi 2 3,64%

Sumber : Diolah sendiri, 2017

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa perilaku keagamaan di lapas dengan jumlah responden 55 orang. Dari 55 orang tersebut, 8 responden mendapatkan kategori rendah yaitu 14,55 %, 45 responden mendapatkan kategori sedang yaitu 81,81%, dan 2 responden mendapatkan kategori tinggi yaitu 3,64%. Dengan demikian

(7)

perilaku keagamaan di kategorikan sedang karena frekuensi kategori sedang memperoleh frekuensi yang paling tinggi yaitu 81,81 %.

Kategori dalam melihat bentuk perilaku keagamaan warga binaan wanita dapat dilihat dengan menggunakan rumus:

Range : Nilai maksimum- Nilai Terendah Bobot nilai tertinggi per item = 171-88 = 16,6

5

Diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.6

Kategori tingkat perilaku keagamaan warga binaan wanita

Rentang Nilai N Kategori Jumlah

88 – 104 Sangat kurang baik 6

105 -121 Kurang baik 2

122 – 138 55 Cukup 4

139 – 155 Baik 17

156 – 172 Sangat baik 26

Sumber: diolah sendiri 2017

Dari tabel 4.6 diatas dapat dianalisis bahwa perilaku keagamaan warga binaan wanita di Kelas IIA Padang dari 55 responden yang berperilaku sangat baik sebanyak 26 responden, berperilaku baik sebanyak 17 responden, berperilaku cukup sebanyak 4 responden, berperilaku kurang baik sebanyak 2 responden, dan berperilaku sangat kurang baik sebanyak 6 responden.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian dilakukan dengan metode analisis regresi sederhana. Sebelum menguji kebenaran

(8)

hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji hipotesis. Uji tersebut meliputi uji normalitas dan uji linearitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah menguji normal tidaknya sebaran data yang akan di analisis dan bertujuan untuk menganalisis data lebih lanjut. Jika data berdistribusi normal maka dapat dikatakan bahwa kesimpulan yang ditarik dari sampel penelitian tersebut dapat digeneralisasikan kepada populasi penelitian. Dalam uji normalitas dengan kertas probabilitas normal, distribusi jawaban dikatakan normal jika penyebaran data mendekati garis diagonal pada grafik. Dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows dengan sampel sebanyak 55 responden dan 45 item pertanyaan, didapat grafik sebagai berikut.

Gambar 4.1

(9)

Dari gambar terlihat bahwa seluruh titik menyebar mendekati dan mengikuti garis diagonal, hal ini berarti bahwa sampel berdistribusi normal. Dengan kata lain, kesimpulan yang ditarik dari sampel penelitian tersebut dapat digeneralisasikan kepada populasi.

Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji one Sample Kolmogorof-Smirnov Test dengan bantuan SPSS 20.0. Data dinyatakan berdristribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas dari kedua variabel dapat dilihat dari output SPSS sebagai berikut

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 55 Normal Parameter sa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 20.53347205 Most Extreme Differenc es Absolute .146 Positive .082 Negative -.146 Kolmogorov-Smirnov Z 1.084

Asymp. Sig. (2-tailed) .191 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber: SPSS 20.0

(10)

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,191>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan uji prasyarat yang bisa dilakukan jika akan melakukan analisis korelasi. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel penelitian secara signifikan mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Kedua variabel dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi kecil dari 0.05 (P<0.05). Uji linieritas pada SPSS versi 20.0 for windows digunakan test for linierity yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.8 Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Y (Perilaku Keagama an)* X(Bimbi ngan agama Islam Betwe en Group s (Combined) 20910.936 35 597.455 2.502 .018 Linearity 2680.769 1 2680.769 11.225 .003 Deviation from Linearity 18230.168 34 536.181 2.245 .032 Within Groups 4537.500 19 238.816 Total 25448.436 54 Sumber : SPSS 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pada output Anova table, dapat di ketahui bahwa nilai signifikansi pada linearitas sebesar 0.003 karena signifikansi kecil dari 0.05 (0.003<0.05), maka dapat disimpulkan

(11)

bahwa antara variabel bimbingan konseling agama Islam terhadap perilaku keagamaan terdapat hubungan yang linear, maka asumsi linearitas terpenuhi.

3. Analisis Pengaruh Bimbingan Konseling Agama Islam Terhadap Perilaku Keagamaan Warga Binaan Wanita Kelas IIA Padang

Dalam menganalisis pengaruh bimbingan konseling agama Islam terhadap perilaku keagamaan penulis menggunakan statistik regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Analisis Koefisien Regresi

Analisis regresi mrupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel (Y). dengan bantuan program SPSS 20.0 didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9

Persamaan Regresi (Coefficientsa ) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Thit Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 96.113 20.662 4.652 .000 X (perilaku Keagamaan .271 .109 .325 2.498 .016

a. Dependent Variable: Y(bimbingan agama Islam)

Analisa regresi ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. sebelum dimasukkan ke dalam

(12)

rumus maka harus dicari nilai a dan nilai b. setelah mengolah data dengan SPSS maka nilai a = 96.113 dan nilai b = 0. 271

Rumus : Y = a + b (X) Y = 96,113+ 0, 271(X)

Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut:

1) Konstanta sebesar 96,113 artinya jika bimbingan konseling agama Islam (X) nilainya adalah sama dengan 0, maka perilaku keagamaan (Y) nilainya positif yaitu 96,113

2) Koefisien regresi variabel X sebesar 0,271 Koefisien yang bernilai positif artinya terjadi pengaruh bimbingan konseling agama Islam terhadap perilaku keagamaan warga binaan wanita kelas wanita Kelas IIA Padang

Dari pengujian hipotesis di ketahui bahwa bimbingan konseling agama Islam berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku keagamaan warga binaan wanita kelas IIA Padang.

b. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0<R2<1, jika nilai R2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik

(13)

karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Konstribusi Bimbingan Konseling Agama Islam Terhadap Perilaku Keagamaan Warga Binaan Wanita

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .325a .105 .088 20.726

a. Predictors: (Constant), X (Bimbingan Agama Islam) b. b. Dependent Variable: Y (Perilaku Keagamaan)

Sumber: SPSS 2017

Berdasarkan tabel di atas terdapat bahwa nilai R-square sebesar 0,105 yang berarti perilaku keagamaan warga binaan wanita dipengaruhi oleh bimbingan konseling agama Islam sebesar 10,5 %. Untuk menentukan signifikasi pengaruh bimbingan konseling agama Islam terhadap perilaku keagamaan warga binaan wanita dapat dilihat pada tabel di atas.

Hasil analisis regresi diperoleh bahwa bimbingan agama Islam berpengaruh terhadap perilaku keagamaan warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatan kelas IIA Padang. Di mana kontribusi bimbingan agama Islam 0,105 atau 10,5 % selebihnya perilaku

(14)

keagamaan Warga binaan wanita tersebut dipengaruhi oleh faktor lain misalnya lingkungan dan kondisi tempat mereka berada sekarang. C. Analisis Uji Hipotesis (Uji t)

Analisa selanjutnya dilakukan adalah uji t-test, hal ini tujuannya untuk melihat signifikannya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “Terdapat pengaruh yang signifikan bimbingan konseling agama Islam terhadap Perilaku keagamaan warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Padang”. Hipotesis ini termasuk hipotesis teoritik, maka untuk menguji hipotesis ini, penulis membandingkan angka regresi hasil perhitungan dengan angka probabilitas pada taraf signifikansi sebesar 0.05 dan rumus degree of freedom (df) = N-1, yaitu dengan N jumlah sampel sebesar 55, sehingga df = 55-1 = 54. Untuk df sebesar 55 didapatkan hasil t tabel sebesar 1.673

Kriteria pengambilan keputusannya adalah bila nilai t hitung pada taraf signifikansi tertentu lebih besar dari nilai t tabel, maka nilai t hitung tersebut signifikan. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan SPSS 20.0 for windows didapat t hitung sebesar 2.498 dengan p-value 0.016. Nilai p-value ini lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 sehingga Ho ditolak. Dan diperoleh t hitunglebih besar dari t tabel yaitu 2.498>1.673 maka hipotesis Ha diterima dan H0 ditolak. Yaitu Terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan konseling agama Islam terhadap perilaku keagamaan warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Padang,

(15)

D. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana hasil pengolahan data melalui SPSS dapat di ketahui persamaan regresi Y = 96.113+ 0, 271(X) maka berdasarkan persamaan tersebut serta uji hipotesis yang telah dianalisis sudah dapat diambil kesimpulan untuk mengetahui pengaruh bimbingan konseling agama Islam terhadap perilaku keagamaan warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Padang. Dari hasil uji hipotesis antara pengaruh yang ditimbulkan oleh bimbingan konseling agama Islam terhadap perilaku keagamaan sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat pada uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2.498 lebih besar dari t tabel sebesar 1.673 yang berarti bimbingan konseling konseling agama Islam berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku keagamaan warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Padang. Dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.105 menunjukkan bahwa perubahan perilaku keagamaan warga binaan wanita Kelas IIA Padang sebesar 10,5% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

1. Bimbingan konseling agama Islam

Kata bimbingan dalam bahasa Indonesia memberikan dua pengertian yang mendasar, Pertama, memberi informasi, yaitu memberikan suatu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan, atau memberikan sesuatu dengan memberikan

(16)

nasehat. Kedua, mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan yang akan dicapai.2

Bimbingan konseling agama Islam menurut Yahya jaya adalah pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya serta ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaanya seoptimal mungkin, baik secara individu atau kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan ibadah, akidah, akhlah dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis. 3

Sesuai dengan konsep yang di bawakan yakni Islam, dan Islam bersumber kepada adalah al-Qur’an dan al-Sunnah.4Jadi pelaksanaan bimbingan agama Islam berlandaskan al-Qur’an dan al-Sunnah / Hadis Nabi SAW.

Tujuan dari pada pembinaan/bimbingan konseling agama Islam dikalangan warga binaan sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari tujuan pemasyarakatan itu sendiri, adapun tujuan pemasyarakatan itu sendiri, adapun tujuan pemasyarakatan secara umum adalah agar supaya warga binaan itu menjadi baik dan tidak melanggar hukum lagi. Juga untuk menumbuhkan kesadaran rohani narapidana/warga binaan agar mereka

2

Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan & Konseling, (Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2012), h. 5

3

Yahya Jaya, Bimbingan Konseling Agama ( Padang : Angkasa Raya, 2000), h. 100

4

Asy,ari, Akhwan Mukarrom, Nur Hamim, dkk, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: IAIN Ampel Press, 2008), hal. 12

(17)

mampu memperbaiki kesalahannya, kembali kejalan yang benar dan penuh harapan bahwa Allah akan menerima taubatnya serta mampu membuka lembaran baru dalam hidupnya untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara khusus pembinaan/penyuluhan agama dikalangan narapidana hendaknya ditujukan kepada tercapainya:

a. Meningkatkan pengetahuan agama dikalangan narapidana/warga binaan.

b. Tumbuh dan berkembangnya kesadaran untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama dalam kehidupansehari-hari, terutama yang berhubungan dengan ibadah dan akhlak.

c. Terwujudnya sikap dan suasana kejiwaan yang diliputi oleh nilai-nilai agama seperti : sabar, tawakal, mutma’innah, pasrah dan tidak putus asa.5

2. Perilaku Keagamaan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata perilaku berarti tanggapan atau

reaksi seseorang atau individu terhadap rangsangan atau lingkungan.6 Perilaku

dalam ajaran Islam dinamakan dengan akhlak. Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa Arab jamak dari Khuluqun yaitu budi pekerti, perangai, tingkah laku.7

5

Panduan Program Bimbingan/Penyuluhan di Lapas, 2016

6

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1995), h: 755

7

(18)

Menurut Subyantoro perilaku keagamaan adalah segala bentuk amal perbuatan, ucapan, pikiran dan keikhlasan seseorang sebagai bentuk ibadah.8Sedangkan tingkah laku keagamaan adalah segala aktivitas manusia dalam kehidupan didasarkan atas nilai-nilai agama yang diyakininya. Tingkah laku keagamaan tersebut merupakan perwujudan dari rasa dan jiwa keagamaan berdasarkan kesadaran dan pengalaman beragama pada diri sendiri.

Dari pendapat para ahli diatas dapat dipahamai bahwa perilaku keagamaan adalah segala bentuk tindakan atau perilaku yang diwarnai oleh nilai-nilai keagamaan dalam hidup dan kehidupan dimasyarakat.

Menurut Clock dan Stark seperti yang dikutip Jamaluddin Ancok dan Fuad Suropso ada lima macam dimensi keberagaman yakni keyakinan (ideologi), dimensi peribadatan atau praktek agama (ritualistik), dimensi penghayatan (eksperiansial), dimensi pengalaman (konsekuensial) dan dimensi pengetahuan agama (intelektual).

Pendapat tersebut di kuatkan oleh Dr. Djamaluddin Ancok dan Freud Muhammad Nasori dalam bukunya psikologi Islami yang dijelaskan:

“Walau tidak sama sepenuhnya dimensi keyakinan dapat dijelaskan sejajarkan dengan aqidah, dimensi praktek dapat di sejajarkan dengan syariah dan dimensi pengalaman dapat disejajarkan dengan akhlak, dimensi keyakinan atau aqidah Islam menunjuk pada seberapa tindakan keyakinan muslim terhadap kebenaran keyakinan ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran agama yang fundamental dan dogmatis. Di dalam keislaman isi dimensi

8

Subyantoro, Pelaksanaan Pendidikan Agama, (Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2010), h. 9

(19)

keimanan menyangkut keyakinan terhadap Allah, para malaikat, nabi atau rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka serta qodho dan qodar dimensi peribadatan atau praktek agama (syariah) menunjukkan pada seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan agamanya. Dalam keberislaman dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan sholat, puasa, zakat, haji, membaca al-Quran, dzikir, i’tikaf masjid dan sebagainya.dimensi pengalaman atau i’tikaf menunjuk pada beberapa tingkah muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama dengan manusia lain dalam berislaman perilaku ini meliputi perilaku suka menolong, bekerja sama, berderma, kesejahteraan dan menumbuh kembangkan orang lain. Menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat tidak mencuri, tidak menipu, tidak berjudi, tidak minum-minuman yang memabukkan. Berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran islam dan sebagainya.9

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keagamaan merupakan bagian dari kehidupan beragama. Keduanya memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Kalau kehidupan beragama menyangkut aspek keyakinan (Aqidah), praktek keagamaan (ibadah), Syariah dan pengalaman atau Akhlak, maka perilaku keagamaan juga menyangkut aspek mental (keyakinan) dan unsur perasaan dalam beragama yang dimanifestasikan dalam bentuk praktek-praktek keagamaan (ibadah) dan diamalkan dalam perbuatan yang mulia (akhlak). Dengan kata lain ia meliputi kesadaran beragama dan pengalaman beragama. sehingga dapat dipahami bahwa aqidah, ibadah dan akhlak ialah suatu ajaran dalam Islam yang wajib di ketahui, dipahami dan diimani

9

Jamaluddin Ancok, Fuad Nasori Suropso, Psikologi Islam, Solusi Islam dan Problem- Problem Psikologi,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), h. 77

(20)

serta diamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sebagai pembeda baik dan buruk serta halal dan haram dalam kehidupan manusia.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan konseling agama Islam memiliki pengaruh terhadap perilaku keagamaan. Dengan ini dapat disimpulkan semakin bagus bimbingan konseling agama Islam yang dilakukan semakin bagus perilaku keagamaan waraga binaan wanita Kelas IIA Padang.

Gambar

Tabel 4.2  Norma Kategorisasi  Norma   Frekuensi   X&lt; (µ -1,0 σ)  Rendah  (µ- 1.0 σ) ≤ X &lt; (µ + 1,0 σ)  Sedang   (µ + 1,0 σ) ≤ X  Tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dibandingkan dengan ketentuan menurut KEP- 43/MENLH-10-1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan

Penelitian ini telah berhasil mengembangkasan bank soal dan pembahasan UN SD berbasis multimedia pembelajaran yang dikemas dalam bentuk CD pembelajaran dan telah

Kesimpulan Hasil penelitian penulis lakukan kepada mahasiswa-mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tentang interpretasi makna seksualitas hubungan berpacaran antara laki-laki

Dari nilai rata-rata penilaian sensori tertinggi terhadap penerimaan keseluruhan dodol ketan yaitu pada perlakuan tanpa penambahan ekstrak daun sirsak (P0) sebesar

Antara jawapan calon yang sepatutnya ialah pembangunan fizikal atau kemajuan infrastruktur, kemajuan sosioekonomi setempat, kewujudan petempatan tersusun dan bandar baru,

Pekerjaan perawatan adalah “Kumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menjaga keandalan dari suatu instalasi peralatan proses ( the sum of activities performed to protect

Misalnya dikecamatan Merbau ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi minat masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya, adalah karena adanya sanksi yang dikenakan

Berdasarkan tabel 53 terkait pegawai Dinas Kominfo dan Statistik mampu mempertanggungjawabkan informasi yang telah diberikan dapat kita lihat bahwa tanggapan