• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah Berintegrasi Nilai-nilai Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah Berintegrasi Nilai-nilai Islam"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi

Pembelajaran

Matematika

Madrasah

Ibtidaiyah

Berintegrasi

Nilai-nilai

Islam

Oleh:MimiHariyani

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau

Abstract

Nowadays,learning mathematics is still separatedwith Islamic religiouseducation. Yetat thelatestin madrasahcurriculumrequirestheintegrationofIslamicvaluesineachsubject.IntegrationofIslamicvalues in the learning of mathematics itself is often considered difficult because teachers have not been accustomed to applyit.Actually,integratingIslamicvaluesintolearningmathisnotdifficult,itcanbedoneinvariousways suchas:alwaysmentionthenameofAllah,theuseoftheterm,visualillustrations,orexamplesofapplications, insert the relevant verse or hadith, search history, network topics, symbols kauniah verses.

Keywords:mathlearningstrategies,integrationofIslamicvalues

Pendahuluan

Dalamrangkapelaksanaankurikulum2013yang mensyaratkan adanya pembelajaran tematik dan pengintegrasianberbagaibidangilmutermasuk nilai-nilaikeislamankedalammatapelajaran,makaperlu adanyaterobosandanpencerahanbagigurukhususnya guru mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah, tidak terkecualigurumatapelajaranmatematika.Salahsatu terobosanyangsignifikandalampeningkatankualitas pembelajaran matematika adalah perlu adanya strategipembelajaranyang dikembangkan olehguru mata pelajaran matematika. Strategi pembelajaran yang dibutuhkan sekarang cenderung lebih menuju pada peningkatan bidang keilmuan dengan tidak melepaskan diri dalam rangka peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan yang diaplikasikan pada pengalamankeagamaandalamkehidupansehari-hari. Terobosantersebutadalahstrategipembelajaranmata pelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah yang terintegrasidengannilai-nilaiIslam.

Penerapan strategi pembelajaran dengan meng-integrasikan nilai-nilai Islam pada suatu mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah pada awalnya terasa sulit, terutama pada pelajaran matematika yangbanyakberhubungandenganbilangan,aksioma, definisi, teorema, dan rumus-rumus. Kondisi ini secaraumumcenderungdiakibatkanolehpengajaran ilmu pengetahuan yang paradigma kerangka berfikirnya masih terpilah-pilah (fragmental). Terpilahnya kerangka berfikir suatu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lain, memungkinkan memberi peluang yang sangat besar untuk terpisahnya ilmu tersebut dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari,

seperti nilai-nilai keislaman dalam pembelajaram matematika di Madrasah Ibtidaiyah. Padahal saat ini telah dikembangkan model-model pembelajaran Tematik (khususnya tingkat dasar) atau kurikulum terintegrasi yang mencoba mengkolaborasi antar bidang ilmu pengetahuan yang satu dengan lainnya sehingga adanya keterpaduan pengetahuan secara toeritikdanaplikatif.

Jika melihat sejarah tentang kiprah dan peranan para ilmuan muslim masa lalu maka akan tercerminkan kerangka berfikir keilmuan mereka yang integral. Mereka adalah sosok–sosok ilmuan yang senantiasa mengaitkan keahliannya untuk kesejahteraan masyarakat dan memberikan solusi atas permasalahan sosial pada masanya, disamping sebagai penjabaran, penanaman, dan peningkatan keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT. Sebagai contoh, seorang Al Biruni atau Al Haithamyangmelakukanrisettentangpenghitungan penetapan arah kiblat. Hasil perhitungannya yang akuratmembuatmasyarakatmuslimlebih yakindan tentramdalammelaksanakanibadahshalat.

Sudah selayaknya seorang dosen, khususnya yang mengampu spesialisasi bidang pendidikan untuk memotivasi guru atau tenaga pendidik untuk mengembangkanbeberapastrategipembelajarandan membuka cakrawala berfikir yang dimulai dari diri sendiriagar lebihsemangatuntukmenciptakanatau mengkajicara-carapengembanganpembelajarnilmu pengetahuandanteknologiyang berintegrasidengan nilai-nilai Islam. Pengembangan pembelajaran dapat dilakukan antara lain dengan cara berupaya memberikannilai-nilaiIslampadasetiappenjabaran

(2)

Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar serta mengaplikasikan dalam proses pembelajaran. Pem-belajaranmatematikaberintegrasinilai-nilaiIslamini hanyalahsalahsatualternatifyang diharapkandapat dikembangkanoleh guruatau orang yang konsendi bidangpembelajaran.Namun,perlumenjadiperhatian bahwa pengintegrasian nilai-nilai Islam pada suatu standarkompetensiataukompetensidasarjanganlah menjadi sesuatu yang dipaksakan atau sebaliknya diberikansecaraberlebihan.

Pembelajaran

Matematika

Pembelajaran matematika merupakan suatu prosesbelajarmengajar yangmengandungdua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah belajar dan mengajar. Nirmala1

mengatakan bahwa kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan disaat pembelajaranmatematikasedangberlangsung.

Gurumenempatiposisikuncidalammenciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan secara optimal, serta guru harus mampu menempatkan dirinya secara dinamis dan fleksibel, sebagai: informatory, transmitter, transformator, organizer, dan evaluator bagi terciptanya kegiatan belajar siswa yang dinamisdaninovatif2

(TimPengembang MKDK,2002).Sementarasiswadalammemperoleh pengetahuannya tidak menerima secara pasif, pengetahuan dibangun oleh siswa itu sendiri secara aktif. Sejalan dengan pendapat Piaget dalam Lie3

mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh siswa dari suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Siswatidak menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif. Siswa mengaktifkan struktur kognitif dan membangun struktur-struktur baru untuk mengakomodasi masukan-masukan pengetahuan yang baru.Jadi penyusunanpengetahuan yangterus menerus menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif.

Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaraniniakanmencapaihasilyangmaksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Menurut Bisri4

, pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang melibatkanseluruh siswasecara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembelajaran dapat dilihat darisegiproses dandari segi hasil. Darisegi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, selainmenunjukkan semangatbelajar yang tinggi,dan percayapadadirisendiri. Darisegi hasil, pembelajarandikatakanefektif apabila terjadi perubahan tingkah laku kearah yang positif, dan tercapainyatujuanpembelajaranyangtelahditetapkan. Sedangkan menurut Wragg5

, pembelajaran yang efektifadalahpembelajaranyangmemudahkansiswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasidengansesama,atausuatuhasilbelajar yangdiinginkan.

Dari uraian di atas terlihat bahwa proses pem-belajaran matematika bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan, yaitu terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Helmaheri6

bahwa pembelajaranmatematikahendaknyatidakmenganut paradigma transfer of knowledge, yangmengandung makna bahwa siswa merupakan objek dari belajar. Hendaknyasiswamenjadisubjekdalambelajar. Pengertian Belajar

Menurut Sudjana7 belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan ini dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan pengetahuan, pemahaman, sikapdankemampuan. Sejalan dengan hal tersebut Hamalik8

menyatakan bahwa belajar adalahmodifikasiataumemperteguhprilakumelalui pengalaman (learningis defined as themodification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasilatautujuan.Dengandemikianbelajaritubukan sekedarmengingatataumenghafal,namunlebihluas daripadaitu,yaitumengalami.

Winkeldalam Nirmala9 jugamenyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkunganyangmenghasilkanperubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

(3)

nilai sikap. Pendapat di atas menyimpulkan bahwa belajarbertujuanuntukmengadakanperubahanyang dikehendaki dalam tingkah laku, ilmu pengetahuan danketerampilan.Perubahaninimencakupperubahan dalamkebiasaan(habit),kecakapan-kecakapan(skill), ataupundalamtigaaspekyaitupengetahuan(kognitif), sikap(afektif)danketerampilan(psikomotorik).

Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkanolehpengalamanataulatihan.Sehubungan dengan pemikiran tersebut, Hudoyo10 menyatakan bahwaseseorangdikatakanbelajarmatematikaapabila pada diri seseorang tersebut terjadi suatu kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Perubahan tersebutterjadi daritidak tahusesuatu menjaditahu konseptersebut,danmampumenggunakannyadalam materilanjutataudalamkehidupansehari-hari.

Daripengertianbelajardiatasmakadapatditarik kesimpulan bahwa belajar adalah apabila terjadinya perubahanprilakupadaseseorang(pesertadidik)dan perubahan prilaku tersebut relatif tetap baik dalam berpikir,merasa,maupundalambertindak.Perubahan ini terjadi sebagai hasil latihan, pengalaman, dan pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secaralangsung.

PengertianMengajar

Pengertian mengajar dapat dipandang dalam dua aspek. Pertama, pengertian mengajar secara tradisional dan kedua, pengertian mengajar dalam dunia modern. Menurut pengertian tradisional, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hamalik11 mengajaradalahmenyampaikanpengetahuankepada siswaataumuriddisekolah.Didalampengertianini secaraeksplisitdisebutkanbahwa:

a. Pengajarandipandangsebagaipersiapanhidup. b. Pengajaranadalahsuatuprosespenyampaian. c. Penguasaanpenyampaianadalahtujuanutama. d. Gurudianggapsebagaipalingberkuasa. e. Muridselalubertindaksebagaipenerima. f. Pengajaranhanyaberlangsungdiruangkelas.

Slameto12 mengungkap bahwa mengajar adalah penyerahan kebudayaan kepada anak didik yang berupapengalamandankecakapanatauusahauntuk mewariskankebudayaanmasyarakatkepadagenerasi berikutnya. Aktivitas sepenuhnya atau tongkat pengendalinya adalah guru, sedangkan siswa hanya

mendengarkanapayangdisampaikanolehguru.Hal ini,akanmembuatsiswadiam,tidakkritisdanapatis. Berbedadenganpengertianmengajarpadadunia modernsekarangini,sebagaimanayangdiungkapkan olehHamalik13

mengajaradalahusahamengorganisir lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Pendapat yang sama disampaikan oleh Howard dalam Slameto14 yang menyatakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas membimbing atau menolongseseoranguntukmendapatkan,mengubah, ataumengembangkanketerampilan,sikap(attitude), cita-cita (ideals), pengetahuan (knowledge) dan penghargaan(appreciation).Darikeduapendapatini secaratersiratdiungkapkanbahwa:

a. Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku siswa. Tingkah laku pada siswa terdiri dari dua aspek, yaitu: 1) aspek objektif yang bersifat struktural, yakni aspekjasmaniahdaritingkahlaku, dan2)aspek subjektif yang bersifat fungsional dari tingkah laku, yakni aspek rohaniah dari tingkah laku. Pendidikan danpengajaran menginginkansuatu tingkah lakuatau kepribadian yang mempunyai ciri-ciri:

1) Berkembangsecaraberkelanjutansepanjang hidupmanusia.

2) Pola organisasi kepribadian berbeda untuk setiaporangdanbersifatunik.

3) Kepribadianbersifatdinamis,terus berubah melaluicara-caratertentu.

b. Kegiatan pengajaran adalah dalam meng-organisasi lingkungan. Perkembangan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh lingkungan. Lingkungan di sini bukan saja terdiridarilingkunganalam,akantetapimeliputi lingkungan sosial. Bahkan lingkungan sosial inilah yang lebih memegang peranan. Melalui interaksiantaraindividudanlingkungannyamaka siswamemperolehpengalamanyangselanjutnya mempengaruhiprilakunya,sehinggaberubahdan berkembang.Untukmengakomodirkebutuhanini sekolah hendaknya mempersiapkan lingkungan yangdibutuhkanuntukmaksud-maksudtersebut, seperti mempersiapkan program belajar, bahan pelajaran,metodebelajar,alatpengajar,dan lain-lain.Selainitu,prosespembelajarandipengaruhi jugaolehpribadiguru,suasanakelas,kelompok siswa, lingkungan di luar sekolah, dan semua

(4)

lingkungan belajar yang bermakna bagi per-kembangansiswa.

c. Siswadipandangsebagaiorganismeyanghidup. Dalamdirisiswaterdapatpotensi-potensiyangsiap untuk berkembang. Siswa memiliki kebutuhan, minat, tujuan, kemampuan, intelegensi, dan emosi.Individusiswaberbedasatusamalainnya dan masing-masing berkembang menurut pola dan caranya sendiri. Karena ia hidup maka ia melakukan banyak aktivitas dan mengadakan interaksi dengan lingkungannya. Jadi, aktivitas belajar itu sesungguhnya bersumber dari dalam diri sendiri. Guru berkewajiban menyediakan lingkunganyangserasiagaraktivitasitumenuju ke arah sasaran yang diinginkan. Dengan kata lain guru bertindak selaku organisator belajar kepadasiswayangpotensialitu,sehinggatujuan diatastercapaisecaraoptimal.

Strategi

Pembelajaran

Matematika

Berintegrasi

Nilai-nilai

Islam

Strategi Pembelajaran merupakan seperangkat metodeyangdipilihdalamrangkamengoperasionalkan suatu program pembelajaran. Sehingga Strategi pembelajaran dapat memberikan kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik menuju tercapainya tujuanpembelajaran.

Matematika ditinjau dari filosofinya bersumber dari Al Quran. Hal ini dikuatkan oleh banyaknya ayat-ayatdalamAl-Quranyangmenuansaiberhitung bilangan. Misalnya Surat An-nisa ayat 11 dan 12 yang menegaskantentang pembagianwarisan,Surat An’Aam ayat 96 tentang peredaran matahari dan bulan dapat membantu manusia dalam melakukan perhitungan,danbanyakayat-ayatyanglain.

Dalamartikelini,penulismemaparkanbeberapa langkahstrategipembelajaranyangdikaitkandengan pengintegrasiannilai-nilaiIslamyangdapatdilakukan dalampembelajaranmatematikasepertidiungkapkan oleh Yasri15, yaitu: selalu menyebut nama Allah, penggunaan istilah, ilustrasi visual, aplikasi atau contoh-contoh, menyisipkan ayat atau hadits yang relevan, penelusuran sejarah, jaringan topik, simbol ayat-ayatkauniah.

Selalumenyebut namaAllah

Sebelum pembelajaran dimulai, ditradisikan diawalidenganmembacaBasmalahdan berdoa ber-sama-sama.Bahkan terkadang dijumpaidibeberapa

RPP yang memuat secara tertulis penyebutan/ pengucapan Basmallah dan membaca doa belajar. Kemudian pada setiap tahap demi tahap dalam penyelesaian permasalahan matematika serta ketika mengakhiri kegiatan pembelajaran diupayakan ditutup secara bersama-sama dengan mengucap Alhamdulillah.

Tenagapendidikataupengajarhendaknyaselalu mengingatkankepadapesertadidikbetapapentingnya kita selalu ingat, mengatas namakan Allah untuk segalaaktivitasdanbersyukurkepadaAllah,apalagi ketikasedangmenggaliilmu-NyaAllah.

Penggunaan Istilah

Istilahdalammatematikasangatbanyak.Diantara istilah tersebut dapat dinuansi dengan peristilahan dalam ajaran Islam, antara lain: penggunaan nama, peristiwa atau benda yang bernuansa Islam. Misalnya: nama (Ahmad, Fatimah, Khodidjah), peristiwa (mewakafkan tanah dengan ukuran luas tertentu, kecepatanperjalananketikamelakukansa’i dariSaffakeMarwawaktuibadahhaji),benda-benda (himpunankitab-kitabsuci,himpunanmasjid). Ilustrasivisual

Alat-alat dan media pembelajaran dalam mata pelajaran matematika dapat divisualisasikan dengan gambar-gambar atau potret yang Islami. Misalnya dalam membicarakan simetri dapat dicontohkan ornamen-ornamen masjid atau mushollah, dalam pembahasan bangun ruang dapat menampilkan ka’bah, dalam pembahasan bangun datar dapat menampilkanluassajaddah.

Aplikasiatau contoh-contoh

Dalam menjelaskan suatu kompetensi dapat menggunakan bahan ajar dengan memberikan contoh-contohaplikatif.Misalnyadalampembahasan pecahan dapat dikaitkan dengan pembagian harta warisanyangsesuaidenganpedomandalamAlQuran (SuratAn-Nisaa’ayat11dan12)dan Hadits.Materi tentang uang dan perdagangan dapat diterangkan denganbantuanpraktekbanksyariahdengansistem bagihasil.

Menyisipkanayatatau haditsyang relevan

Dalam pembahasan materi tertentu dapat menyisipkanayatatauhadits yangrelevan,misalnya dalampembahasanaritmetikasosial,disisipkanayat 9dan 10suratAl-Jumu’ah (tentangperniagaan)dan

(5)

hadits tentang jual beli. Ketika membahas tentang sudutdanpetamataangindisisipkaanAlQuransurat Al An’am ayat 96 tentang peredaran matahari dan bulan.Ketikamembahasapecahandisisipkanayat11 dan 12suratAn-Nisaa’tentang tatacarapembagian warisan.

Penelusuransejarah

Penjelasan suatu kompetensi dapat dikaitkan dengansejarahperkembanganilmupengetahuanoleh sarjanamuslim.Misalnyadalampembahasanbilangan bulatdapat disampaikanpenemubilangan nol,pada penjelasan materi trigonometri dapat dijelaskan penemuan sinus dan kosinus oleh Ibnu Jabbir Al Battani, penemuan rumus akar persamaan kuadrat (terkenal dengan rumus ABC) dalam aljabar yang ditemukan oleh Al Khawarizmi, yang menemukan sebuahbilanganyangdapatdibagiolehsemuaangka yangditemukanolehAlibinAbuThalib.

Jaringantopik

Mengaitkan matematika dengan topik-topik dalamdisiplinilmulain.Misalnyadalammenjelaskan bahasantentangrelasidenganrantaimakananmakan, seperti ayam makan padi, burung makan serangga, ataukerbaumakanrumputdikaitkandenganrizkiyang Allahberikankepadasegenapmakhluk-Nyadimuka bumi ini. Atau menjelaskan tentang terbentuknya bangunruangyangberasaldaribangundatar,bangun datar berasaldarisebuahgaris, sebuahgaris berasal dari sebuah titik yang akhirnya titik berasal dari sebuah zat yang diciptakan olehYang Serba Maha, yang sampai sekarang belum ada seorangpun yang mampu mendefinisikan sebuah titik, karena sebuah titikadalahrahasiaAllahSWT.

Simbol ayat-ayat kauniah (ayat-ayat alam semesta)

Dalam mengajarkantentang simetri putar dapat diberikancontohbetapateraturnyaAllahmenciptakan gerakan beredarnya bulan mengelilingi bumi dan bumimengelilingimatahari,atautentangrotasibumi padasumbunya.Ketikamengajarkantentangbilangan tak hingga dapat dikaitkan dengan banyaknya pasir di pantaiatau berapaliter air lautdi mukabumiini atauberapavolumeudarayangdihirupolehmakhluk hidupselamamasihadakehidupandiduniaini.

Kesimpulan

Penerapan strategi pembelajaran matematika berintegrasi nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah semula terasa sukardilaksanakan.Khususnyauntukmatapelajaran matematika yang banyak berhubungan dengan bilangan,rumus-rumus danbangun geometris,akan terasa mudah untuk diterapkan jika kita sebagai Tenaga Pendidik selalu mencoba mencari celah penanaman nilai-nilai ajaran agama Islam dalam pembelajarandikelas.

Cara ini akan efektif jika kita mengkaji dan menyiasati materi yang kemungkinan bisa dinuansaiataudisisipinilai-nilaiajaranIslamdalam pembelajarandengantidakmenyimpangdariStandar KompetensiatauKompetensiDasaryangdijabarkan dalam uraian materi. Oleh karena itu, apabila para guru yang mengampu mata pelajaran Matematika lebihmengkaji penanamannilai ajaran Islamdalam pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah, maka akan mampumenemukanstrategipembelajaranyanglebih sempurnadibandingkandenganapayangdipaparkan dalamtulisanini.

Catatan:

(Foodnotes)

1. Nirmala,PembelajaranMatematikadenganPendekatan PemecahanMasalahuntuk Meningkatkan Kemampuan PemahamandanKomunikasiMatematikSiswaSekolah Dasar(Bandung:TesisUPI.Tidakditerbitkan,2009),h. 15.

2. Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran, KurikulumPembelajaran. (Bandung: UPI Press, 2002), h. 26.

3. Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktekkan CooperativeLearningdiRuang-RuangKelas, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h. 17. 4. Bisri, A. M, Sekitar Pembelajaran Efektif. [Online].

(Tersedia: http://pendis.depag.go.id/madrasah/Insidex, 26Maret2008).

5. Wragg, E. C,KeterampilanMengajardiSekolahDasar. (Jakarta: Grasindo, 1997), h. 23.

6. Helmaheri, Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan PemecahanMasalah SiswaSLTPMelaluiBelajar dalam Kelompok Kecil dengan Strategi Think-Talk-Write. (Bandung: Tesis UPI. Tidak diterbitkan, 2004), h. 16.

7. Nana Sudjana, Dasar-dasar ProsesBelajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), h. 28.

(6)

8. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 31.

9. Nirmala,op.cit.,h.17.

10.HermanHudojo,MengajarBelajarMatematika. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi P2LPTK, 1988), h. 4. 11.OemarHamalik,op.cit.,h.32.

12. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya(EdisiRevisi). (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 34.

13.OemarHamalik,loc.cit. 14.Slameto,loc.cit.

15.Yasri, Strategi Pembelajaran Matematika yang BernuansaIslami.[Online].(Tersedia:http://bdkpadang. kemenag.go.id,31Juli2013).

Daftar

Pustaka

Al-QuranulKarim.SuratAn Nisaa’Ayat11dan12,

SuratAl An’amAyat 96,danSurat AlJumu’ah

Ayat9dan10.

Bisri, A. M. (2008). Sekitar Pembelajaran Efektif.

[Online].(Tersedia:http://pendis.depag.go.id).

DepartemenPendidikanNasional.(2006).Peraturan

MenteriPendidikanNasionalRepublikIndonesia

Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Jakarta:Depdiknas.

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar.

Jakarta:BumiAksara.

Helmaheri. (2004). Mengembangkan Kemampuan

Komunikasi dan Pemecahan Masalah Siswa

SLTP Melalui Belajar dalam Kelompok Kecil

dengan Strategi Think-Talk-Write. Tesis PPS-

UPIBandung.Tidakditerbitkan.

Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar

Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan TinggiP2LPTK.

Lie,A.(2002).CooperativeLearning:Mempraktekkan

Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.

Jakarta:PTGramediaWidiasaranaIndonesia. Nirmala.(2009). PembelajaranMatematika

dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan

Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar.

TesisUPIBandung.Tidakditerbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya (Edisi Revisi). Jakarta:

RinekaCipta.

Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:SinarBaruAlgesindo.

Tim PengembangMKDKKurikulumdan

Pembelajaran.(2002).KurikulumPembelajaran. Bandung:UPIPress.

Untoro,J.(2007).BukuPintarMatematikaSDuntuk

Kelas4,5,dan6.Jakarta:WahyuMedia.

Wragg, E. C. (1997). Keterampilan Mengajar di

SekolahDasar.Jakarta:Grasindo.

Yasri. (2013). Strategi Pembelajaran Matematika yang Bernuansa Islami. [Online]. (Tersedia:

Referensi

Dokumen terkait

meningkatkan budaya organisasi dengan cara melalui perilaku karyawan dalam menghadapi pekerjaan sehari-hari dan membiasakan para karyawannya untuk mengenal

Penambahan jerami dan kapur sebagai amelioran pada tanaman padi belum dapat meningkatkan komponen hasil diduga karena perlakuan tersebut juga tidak memberikan pengaruh

Pada Gambar 5 terlihat bahwa kelembaban relatif udara lingkungan indirect evaporative cooler berkisar antara 42-55% dengan berbagai variasi kecepatan udara

prestasi kerja karyawan kebanyakan dari kemampuan tiap individu yang beraneka ragam dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para pegawai memiliki tingkat

WILLSON SURYA UNGGUL dalam melakukan pengembangan produk mengalami beberapa hambatan yaitu sulitnya bahan baku berkualitas yang didapat dari pemasok, sehingga menimbulkan harga

Menurut Oemi Abdurrachman (1993), di dalam penyampaian sesuatu pesan seringkali timbul salah pengertian, sehingga dengan demikian terjadi hal-hal yang tidak

Creambath digunakan untuk perawatan rambut secara basah, kosmetik yang digunakan dapat menutrisi kulit kepala dan rambut. Tujuan penelitian 1) untuk mengetahui pengaruh

Merupakan hasil studi pustaka, penelitian lapangan, dan karya saya sendiri dengan bimbingan Komisi Dosen Pembimbing yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Program