• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA BERBASIS KURIKULUM 2013 UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA BERBASIS KURIKULUM 2013 UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA

BERBASIS KURIKULUM 2013 UNTUK MAHASISWA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Rizki Umi Nurbaeti1, Diah Sunarsih2

1,2Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhadi Setiabudi Brebes, Indonesia

Email: 1rizkiuminurbaeti@gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran IPA di SD dapat dilakukan dengan serangkaian proses ilmiah, yaitu penyelidikan, penyusunan, dan penyajian hasil. Praktikum merupakan proses ilmiah dimana siswa dapat melakukan pembuktian konsep, penyelidikan, penemuan, penyusunan, serta penyajian hasil praktik. Fokus masalah yang dikaji adalah kemampuan mahasiswa PGSD (calon guru SD) melakukan praktikum pada materi pembelajaran IPA di SD berdasarkan Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul praktikum IPA serta mengetahui keefektifan modul praktikum IPA berbasis Kurikulum 2013 tingkat SD untuk meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa PGSD. Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) yang dikembangkan Borg and Gall. Data dikumpulkan dari penilaian ahli materi, angket mahasiswa, dan penilaian keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa. Pengembangan modul praktikum IPA dilakukan berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat Sekolah Dasar revisi terbaru yaitu tahun 2018. Teknik pengumpulan data dilakukan lewat angket untuk validasi produk dan tes untuk uji coba di lapangan, sedang teknik analisis data dilakukan lewat teknik statistik deskriptif dan t-tes untuk uji beda rata-rata lewat bantuan SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul praktikum yang dikembangkan layak dan efektif untuk digunakan. Kelayakan tersebut dilihat dari penilaian ahli materi dan respon mahasiswa yang sama-sama menilai sangat baik. Sementara itu, keefektifan modul praktikum dalam meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan didasarkan adanya peningkatan dan perbedaan rata-rata keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa yang signifikan setelah perlakuan.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan kurikulum pada lingkup pendidikan dasar dan menengah di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) diganti dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk meningkatkan penanaman dan pelaksanaan karakter serta proses kegiatan pembelajaran yang menuntut keseimbangan antara pengetahuan (kognitif), keterampilan (afektif), dan sikap

(psikomotor). “Kompetensi inti Kurikulum

2013 menggambarkan kualitas yang seimbang untuk keberhasilan siswa yaitu

hard skills dan soft skills” (Kemendikbud,

2013). Sejalan dengan hal tersebut, Febriyanto dan Yanto (2019) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa tidak dapat diukur berdasarkan pengetahuan siswa saja namun harus dilihat secara keseluruhan yaknidari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhadi Setiabudi (FKIP UMUS) merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Kabupaten Brebes Jawa Tengah yang mencetak calon guru SD. Kesesuaian kajian mata kuliah harus berbanding lurus dengan kurikulum yang berlaku di SD. Kajian beberapa mata kuliah yang mengarah pembelajaran di SD sudah disesuaikan dengan Kurikulum 2013, misalnya pada mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar IPA di SD.

Pembelajaran IPA di SD tidak hanya belajar penguasaan konsep dan prinsip tentang alam, tetapi juga belajar menemukan dan memecahkan masalah, serta bersikap ilmiah. Pembelajaran IPA untuk siswa SD dapat menyesuaikan situasi belajar siswa yaitu dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan

kehidupan nyata sehari-hari siswa dengan cara melakukan praktikum. Metode praktikum adalah metode pembelajaran dengan cara mempraktikkan langsung untuk membuktikan suatu konsep yang sedang dipelajari. Metode praktikum menjadi metode pembelajaran yang sesuai dan menarik, sehingga hasil belajar yang diperoleh berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi lebih bermakna.

Kegiatan praktikum bagi mahasiswa juga dapat melatih mahasiswa dalam menemukan kebenaran atau fakta dalam suatu konsep pembelajaran, dimana dalam proses penemuan kebenaran atau fakta akan melalui proses pencarian, serangkaian proses tersebut yang akan memunculkan keterampilan-keterampilan lainnya seperti diskusi dan memecahkan masalah. Agar pelaksanaan praktikum lebih mudah dipahami dan dilakukan, maka perlu penyusunan modul praktikum. Menurut Prastowo (2014)

“modul adalah sebuah bahan ajar yang

disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau

bimbinganyang minimal dari pendidik”.

Modul praktikum sebagai salah satu bahan ajar dalam kajian mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar IPA yang disesuaikan dengan kurikulum SD dapat digunakan sebagai panduan praktik sekaligus untuk meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa.

Mahasiswa menggunakan modul praktikum pada prinsipnya adalah melakukan aktivitas belajar yang bersifat fisik maupun mental yang dalam setiap kegiatan belajar keduanya selalu berkaitan. Seseorang akan berpikir sepanjang orang tersebut melakukan suatu perbuatan, tanpa berbuat berarti seseorang tidak berpikir. Jenis-jenis akvitas belajar menurut Sardiman (2011) menyebutkan

(3)

delapan aktivitas dalam pembelajaran, yaitu visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities,

motor activities, mental activities, dan

emotional activities.

Modul merupakan salah satu bahan ajar yang disusun secara sistematis agar mahasiswa dapat belajar secara mandiri. Modul praktikum dalam penelitian ini merupakan modul praktikum yang digunakan mahasiswa sebagai pedoman praktik untuk membuktikan teori-teori dalam pembelajaran IPA di SD. Sehingga, modul praktikum sangat perlu digunakan sebagai panduan melaksanakan praktikum bagi mahasiswa calon pendidik di SD, serta dapat meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa secara perseorangan.

Karamustafaoglu (2011)

menyebutkan beberapa dasar dari keterampilan proses seperti kemampuan observasi, verifikasi, merancang, dan memprediksi. Kemampuan tersebut merupakan dasar bagi siswa dalam melakukan proses inkuiri yaitu menemukan suatu hal yang baru dari pembelajaran. Tanpa adanya penguasaan keterampilan proses, maka siswa tidak dapat mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran sains.

Keterampilan proses menurut Dimyati dan Mudjiono (2013) terdiri atas keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari mengobservasi, mengklasisifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan yang terintegrasi terdiri dari identifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antarvariabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan

variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Januari 2019 melalui wawancara dan pengisisan angket kebutuhan mahasiswa (semester VI) menyatakan bahwa perlunya kajian mata kuliah yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah dasar yaitu Kurikulum 2013 revisi terbaru (revisi tahun 2018), sehingga mahasiswa dapat lebih mudah dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan dan mengerjakan tugas-tugas mata kuliah. Sekolah Dasar di seluruh Kabupaten Brebes sudah menggunakan Kurikulum 2013 sejak tahun 2013 sampai sekarang (tahun 2019). Akan tetapi untuk Sekolah Dasar wilayah Kabupaten/Kota lain ada yang belum menggunakan Kurikulum 2013. Adapun sejak pemberlakuan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Kemendikbud telah melakukan beberapa kali revisi, dan untuk saat ini yang terbaru adalah revisi tahun 2018. Oleh karena itu, perlu pengembangan modul praktikum IPA berbasis Kurikulum 2013 tingkat SD (revisi tahun 2018) pada mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar IPA.

Hasil penelitian pengembangan modul praktikum oleh Mustaqim (2015) menyatakan bahwa modul praktikum berbasis multimedia interaktif sangat baik digunakan mahasiswa sebagai panduan dalam melaksanakan praktikum. Demikian juga hasil pengembangan modul praktikum oleh Wahyuningsih dan Rohmah (2017) menunjukkan bahwa modul praktikum yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam pembelajaran Kimia Dasar karena mendapat penilaian dengan kategori

“sangat baik” pada ketiga aspek yaitu isi,

petunjuk serta kesesuaian dengan prinsip Green Chemistry dan memperoleh respon yang sangat positif dari tanggapan mahasiswa sebagai pengguna modul tersebut.

(4)

Berdasarkan pemaparan latar belakang dan kajian hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengembangan modul praktikum IPA berbasis Kurikulum 2013 tingkat SD pada mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar IPA.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan model Research and Development (R&D) versi Borg and Gall (1983) yang terdiri atas sepuluh tahap, yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi; 2) perencanaan; 3) pengembangan draf produk; 4) uji coba awal; 5) revisi hasil uji coba; 6) uji coba lapangan; 7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan; 8) uji coba lapangan operasional; 9) penyempurnaan produk akhir; serta 10) diseminasi dan implementasi. Tahap pengembangan dilakukan sampai tahap diseminasi.

Subjek penelitian terlibat dalam uji coba awal, uji coba lapangan, dan uji coba lapangan operasional. Subjek uji coba awal terdiri atas 5 mahasiswa PGSD semester IV , sedangkan subjek uji coba lapangan tediri atas 10 mahasiswa PGSD semester IV diluar mahasiswa yang telah terlibat dalam uji coba awal. Subjek uji coba lapangan operasional adalah 22 mahasiswa PGSD semester VI yang menempuh mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar IPA. Subjek uji coba lapangan operasional dibagi dalam dua kelompok sampel, menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu 11 mahasiswa diberi perlakuan dan 11 mahasiswa lainnya sebagai kontrol.

Instrumen penelitian menggunakan validasi ahli, angket mahasiswa, dan observasi keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa. Validasi ahli yang dimaksud adalah validasi ahli materi. Angket mahasiswa berupa angket tertutup untuk menilai modul praktikum. Serta penilaian keterampilan proses dan

keaktifan mahasiswa menggunakan lembar observasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yaitu memaparkan pengembangan produk modul praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa. Pada teknik kuantitatif tersebut dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui uji beda rata-rata mahasiswa yang mendapat perlakuan dan yang tidak mendapat perlakuan, melalui independent sample t test menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan signifikansi 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pengembangan modul praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa mahasiswa PGSD melewati sepuluh tahap pengembangan, yang meliputi 1) penelitian dan pengumpulan informasi; 2) perencanaan; 3) pengembangan draf produk; 4) uji coba awal; 5) revisi hasil uji coba; 6) uji coba lapangan; 7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan; 8) uji coba lapangan operasional; 9) penyempurnaan produk akhir dan 10) diseminasi dan implementasi. Tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut.

Tahap Pengumpulan Informasi dan Perancangan

Tahap pengumpulan informasi awal dilakukan melalui observasi dan pengisian angket kebutuhan mahasiswa, diketahui bahwa mahasiswa menginginkan kesesuaian antara bahan materi mata kuliah dengan kurikulum nasional yang berlaku di Sekolah Dasar. Selanjutnya peneliti menyusun rancangan pembuatan modul praktikum IPA berbasis Kurikulum 2013 (revisi tahun 2018) serta lembar observasi untuk mengamati keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa. Rancangan modul praktikum dibuat

(5)

berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator serta materi muatan pelajaran IPA di kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar. Materi-materi muatan pelajaran IPA tersebut meliputi gaya, perubahan wujud, cahaya, magnet, suhu, kalor, dan listrik. Rancangan modul juga dibuat berdasarkan rumusan tujuan perkuliahan sesuai silabus dan satuan acara perkuliahan (SAP) mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar IPA di SD.

Rancangan lembar observasi dibuat berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan untuk mengamati keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa, yang selanjutnya disusun kisi-kisi dan rubrik penilaian beserta lembar observasi untuk penilaian keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa. Indikator keterampilan proses meliputi keterampilan-keterampilan dasar yang terdiri dari mengobservasi, mengklasisifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan indikator keaktifan terdiri dari visual activities, oral activities, listening activities,

writing activities, drawing activities, motor

activities, mental activities, dan emotional

activities.

Selanjutnya lembar observasi yang telah dibuat dilakukan uji validasi oleh ahli. Validasi ahli dilakukan untuk mengetahui kelayakan lembar observasi untuk menilai keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa. Lembar observasi penelitian ini sudah dinyatakan layak oleh validator dengan nilai 3,8 (sangat baik), sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data tentang keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa. Adapun rangkuman hasil validasi ahli ada pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Validasi Lembar Observasi

No Aspek yang Dinilai Nilai 1 Kesesuaian indikator 4 2 Kejelasan deskriptor 3,5 3 Penggunaan bahasa 4

Jumlah skor nilai 3,8 Tahap Pengembangan Draft Produk

Tahap pengembangan draf produk adalah tahap yang bertujuan untuk menghasilkan produk akhir setelah validasi yang dilakukan oleh ahli materi. Validasi oleh ahli materi dilakukan agar dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perbaikan produk, sehingga produk yang dihasilkan sesuai standar. Produk berupa modul praktikum sudah dinyatakan layak oleh ahli materi, dengan skor nilai 87,5 (baik). Adapun hasil penilaian dari ahli materi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Materi

No Aspek Nilai

1 Kelayakan isi 23,5 2 Kelayakan bahasa 39 3 Kelayakan penyajian 25 Jumlah skor nilai 87,5 Adapun saran dari ahli materi terkait produk yang dikembangkan yaitu pada bagian penyajian perlu dibuat berwarna agar lebih menarik.

Uji Coba Awal dan Perbaikan Produk Pada tahap pengembangan draft produk dilakukan proses validasi dan sudah dinyatakan layak oleh ahli materi, kemudian diujicobakan kepada mahasiswa. Uji coba tersebut terbatas pada lima mahasiswa semester IV. Kelima mahasiswa tersebut belajar dan melakukan praktikum menggunakan panduan modul praktikum, kemudian diminta untuk mengisi angket terbuka berupa masukan

(6)

terkait modul praktikum tersebut. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan tersebut, diperoleh beberapa masukan, yaitu: 1) materi praktikum dibuat berurutan sesuai kelas dari yang terendah; 2) penyajian isi modul dibuat berwarna; serta 3) modul praktikum dapat digunakan mahasiswa untuk mengajar di Sekolah Dasar.

Uji Coba Lapangan dan Perbaikan Produk Uji coba lapangan dilaksanakan setelah dilakukan perbaikan produk sesuai dengan masukan pada saat uji coba awal. Subjek uji coba lapangan adalah sepuluh mahasiswa selain mahasiswa yang telah dijadikan subjek uji coba awal. Pada saat uji coba lapangan, mahasiswa subjek uji coba lapangan tersebut belajar dan melakukan praktikum menggunakan panduan modul praktikum, kemudian diminta untuk mengisi angket terbuka berupa masukan terkait modul praktikum tersebut.

Pada tahap uji coba lapangan diperoleh masukan yaitu perlu ada materi praktikum tambahan sebagai bentuk pengembangan materi yang sudah ada. Misalnya pada materi pembelajaran gaya dan gerak perlu ditambah pesawat sederhana. Dengan demikian, perbaikan tersebut mencakup kelayakan isi.

Uji Coba Lapangan Operasional dan Penyempurnaan Produk Akhir

Uji coba lapangan operasional dilakukan setelah produk diperbaiki berdasarkan masukan pada saat uji coba lapangan. Subjek uji coba lapangan operasional adalah mahasiswa semester VI yang sedang menempuh mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar IPA di SD. Subjek berjumlah 22 mahasiswa yang terbagi menjadi dua kelompok, satu kelompok dijadikan kelas kontrol dan kelompok yang lain dijadikan kelas eksperimen yang ditentukan secara acak.

Selanjutnya mahasiswa pada kelompok eksperimen diberikan modul praktikum dan mahasiswa pada kelompok kontrol tidak diberi modul praktikum. Pada pelaksanaan praktikum, setiap mahasiswa pada masing-masing kelompok dilakukan pengamatan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa dari dua kelompok tersebut. Berdasarkan hipotesis Ho: tidak terdapat perbedaan rata-rata antara dua kelompok dan Ha: terdapat perbedaan rata-rata antara dua kelompok. Langkah selanjutnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai uji prasyarat untuk melakukan uji hipotesis. Hasilnya adalah data kedua kelompok dinyatakan berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji hipotesis keterampilan proses diperoleh taraf signifikansi (2-tailed) sebesar 0,782 yang lebih dari 0,05 (taraf signifikansi yang digunakan). Hal ini berarti Ho dterima dan Ha ditolak. Hasil uji hipotesis keaktifan diperoleh taraf signifikansi (2-tailed) sebesar 0,772 yang lebih dari 0,05 (taraf signifikansi yang digunakan). Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara dua kelompok tersebut.

Pembahasan

Kelayakan Modul Praktikum

Kelayakan modul praktikum dilihat dari penilaian yang dilakukan ahli materi, adapun skor total yang diperoleh untuk seluruh aspek sebesar 87,5. Skor 87,5 dapat dikatakan baik, hal ini sesuai dengan standar nilai dengan rentang enam seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2009) pada Tabel 3.

(7)

Tabel 3. Standar Nilai

Standar Enam Interpretasi 9 8 7 6 5 4 Baik Sekali Baik Lebih dari cukup

Cukup Kurang Kurang Sekali Skor 87,5 terdapat pada standar 8 yang berarti baik. Hal ini berarti produk yang dikembangkan berupa modul praktikum dapat dikatakan telah memenuhi standar kelayakan dengan nilai baik. Produk yang telah memenuhi standar kelayakan tersebut, masih memerlukan penyempurnaan di beberapa bagian, hingga benar-benar dikatakan siap untuk diujicobakan.

Selain itu, kelayakan modul praktikum juga dinilai dari respon mahasiswa yang dijadikan sebagai subjek uji coba terbatas, uji coba lapangan, dan uji coba lapangan operasional (kelompok eksperimen). Sebanyak 26 mahasiswa yang dimintai respon terhadap modul praktikum. Penilaian tersebut dilakukan dengan lembar angket skala lima, dengan kriteria: 1) sangat baik, 2) baik, 3) cukup, dan 4) kurang. Adapun penilaian kelayakan dari respon mahasiswa dapat dilihat dari Gambar 1.

Gambar 1. Respon Mahasiswa Terhadap Modul Praktikum

Jadi, modul praktikum dinilai baik oleh sebagian besar mahasiswa, yaitu sebanyak 18 mahasiswa, 3 mahasiswa menilai sangat baik, dan 5 mahasiswa menilai baik. Penilaian baik oleh sebagian besar subjek menunjukkan bahwa modul praktikum dapat dikatakan layak digunakan.

Keefektifan Modul Praktikum

Keefektifan modul praktikum dalam meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa dapat dilihat dari hasil uji coba lapangan operasional. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan rata-rata yang signifikan antara rata-rata skor keterampilan proses dan keaktifan di kelas kontrol dengan rata-rata skor keterampilan proses dan keaktifan di kelas eksperimen.

Penggunaan modul praktikum yang layak telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan proses, hal tersebut juga telah disampaikan oleh Djamarah dan Aswan (2010:100) bahwa dengan praktikum akan memunculkan keterampilan-keterampilan lain seperti diskusi dan memecahkan masalah. Peningkatan keterampilan proses melalui modul praktikum juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Furqan, dkk (2016) bahwa modul praktikum dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar secara signifikan. Sedangkan peningkatan keaktifan melalui modul praktikum juga sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Nur’Aini

dan Djoko (2018) bahwa modul yang layak dapat meningkatkan keaktifan belajar yang berdampak meningkatnya hasil belajar siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk berupa modul praktikum berbasis kurikulum 2013 (revisi tahun 2018) untuk mahasiswa PGSD dikembangkan berdasarkan analisis

sangat baik (12%) baik (69%) cukup (19%) kurang (0)

(8)

kebutuhan mahasiswa. Dari hasil analisis kebutuhan, maka prinsip-prinsip pengembangan modul praktikum berdasarkan kurikulum 2013 disusun untuk meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa.

Modul praktikum yang

dikembangkan telah divalidasi oleh dua ahli materi, hasilnya adalah layak dengan skor 87,5%. Sedangkan respon mahasiswa terhadap modul praktikum sebesar 69% mahasiswa menyatakan baik dan 12% menyatakan sangat baik. Serta peningkatan keterampilan proses dan keaktifan dibuktikan dengan uji hipotesis berupa uji t. Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi 0,782 > 0,05, dan nilai singnifikansi 0,772.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B., & Aswan Z. (2010). Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Febriyanto, B dan Yanto, A. (2019). Penggunaan Media Flash Card untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 3(2): 108-116. Furqan, H., Yusrizal, & Saminan. (2016).

Pengembangan Modul Praktikum

Berbasis Inquiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Bukit Bener Meriah. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 04 (02): 124-129. Karamustafaoglu, S. (2011). “Improving the

Science Process Skills Ability of Science

Student Teachers Using I Diagrams”. Eurasian J. Phys. Chem. Educ,3: 26-38.

Kemendikbud. (2013). Pengembangan

Kurikulum 2013. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

M. D. Gall, J. P. Gall, and W. R. Borg. (2007). Educational Research: An Introduction (8th Edition). New York: Longman. Mustaqim, N., Wenty D.Y., & Agus S.

(2015). Pengembangan Modul

Praktikum Berbasis Multimedia

Interaktif pada Praktikum Elektronika Dasar I Materi Dioda II. Jurnal Pendidikan Fisika UIN Walisongo: 68-78.

Nur’Aini, B. & Djoko S. (2018).

Pengembangan Modul Pembelajaran Teknik Pengelasan Smaw untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Teknik Mesin pada Siswa Kelas X Teknik Permesinan di SMK Kal-1 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 06 (03), 192-198

Prastowo, Andi. (2014). Panduan Kreatif

Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: DIVA Press.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan

Motivasi Belajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono. (2013). Model Penelitian Kombinasi (Mix Methods).Bandung: Alfabeta.

Wahyuningsih, A.S. & Jamilatur, R. (2017). Pengembangan Modul Praktikum Kimia Dasar Berbasis Green Chemistry untuk Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Pena Sains, 4 (1), 43-51.

Referensi

Dokumen terkait

Instagram sebagai front stage atau panggung depan beauty influencer dalam mengabadikan aktivitas yang diunggah didalamnya, yang mana Instagram merupakan platform

Penanganan limbah padat di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan dan pasar modern Berastagi Supermarket yang meliputi: pengumpulan sampah

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian dosis kompos kascing dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang

Belanja konsultasi pengawasan pembangunan Puskesmas Pamarayan Belanja konsultasi pengawasan pembangunan Puskesmas Ciruas Rp Rp 124.575.000 100.000.000 Kab.Serang Dinkes

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Budaya Organisasi dan Kemampuan Manajerial berpengaruh positif

Hasil dari penelitian adalah aplikasi informasi dan pemasaran bersifat online yang berisi tentang pengertian batu mulia, berbagai macam produksi, dan informasi

Menurut Ahmad Mahdzan Ayob (2007), analisis bererti melakukan prosedur statistik terhadap data dan menjalankan ujian hipotesis yang telah diusulkan dalam

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: Wawancara yaitu dengan melakukan komunikasi secara langsung pada pihak