• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Streptococcus pneumoniae secara In Vitro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Streptococcus pneumoniae secara In Vitro"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.)

terhadap Streptococcus pneumoniae secara In Vitro Rizka Ristanti1, Siti Khotimah2, Sari Rahmayanti3

1

Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

2

Program Studi Biologi, FMIPA UNTAN

3

Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang. Pneumonia adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru, yang mana alveoli terisi oleh cairan atau pus, yang menyebabkan gejala seperti batuk berdahak, demam, menggigil dan sesak napas. Infeksi tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Penggunaan tanaman herbal sebagai antibakteri seperti mangga bacang (Mangifera foetida L.) menjadikannya sebagai pilihan terapi alternatif. Metodologi. Daun

Mangifera foetida L. diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etil asetat. Skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan uji kualitatif, aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 100%, 90%, 80%, 70%, 60% dan 50%. Kontrol positif menggunakan amoksisilin 5 µg/disk dan kontrol negatif menggunakan Tween80 10%. Hasil. Metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etil asetat daun Mangifera foetida L. adalah fenol, flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Ekstrak etil asetat daun Mangifera foetida L. memiliki zona hambat maksimum rata-rata 13,01 mm pada konsentrasi 90% dan konsentrasi hambat minimum rata-rata 7,89 mm pada konsentrasi 70% terhadap pertumbuhan S. pneumoniae. Kesimpulan. Ekstrak etil asetat daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus pneumoniae.

Kata Kunci: Pneumonia, Etil asetat, mangga bacang (Mangifera foetida L.), Streptococcus pneumoniae.

Abstract

Background. Pneumonia is an infection in one or both of the lungs, the alveoli may fill up with fluid or pus, causing symptoms such as a cough with phlegm, fever, chills and dyspnea. Mostly infections caused by Streptococcus pneumoniae. The use of herbs as antibacterial such as mangga bacang (Mangifera foetida L.), lead it as alternative therapy. Method. Mangifera foetida L. leaves extracted by maceration using ethyl acetate. Qualitative test was used in the phytochemical screening, antibacterial activity was measured using disc diffusion method. The concentration of extract that used in this research was 100%, 90%, 80%, 70%, 60% and 50%. Tween 80 10% was used as negative control and Amoxicillin 5 µg/disk was used as positive control. Result. Secondary metabolites which are contained in the ethyl acetate extract of Mangifera foetida L. leaves were phenol, flavonoid, saponin, tannin and alkaloid. The ethyl acetate extract of Mangifera foetida L. leaves has a maximum inhibitory zone was 13,01 mm at 90% concentration and minimum inhibitory zone was 7,89 mm at 70% concentration on the growth of Streptococcus pneumoniae. Conclusion. The ethyl acetate extract of Mangifera foetida L. leaves possesses an antibacterial activity against Streptococcus pneumoniae.

Keyword: Pneumonia, Ethyl acetate, mangga bacang (Mangifera foetida L.), Streptococcus pneumoniae. 798

(2)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017 LATAR BELAKANG

Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler golongan prokariota yang tidak memiliki membran inti dan berkembangbiak secara pembelahan biner. Beberapa bakteri merupakan flora normal pada tubuh manusia yang dapat menetap atau transien. Flora normal yang menetap tersebut dapat bersifat non patogen dan bahkan bisa menguntungkan bila ia berada di lokasi yang semestinya atau dalam jumlah normal. Salah satu contoh flora normal yang dapat ditemukan pada tubuh manusia adalah Streptococcus pneumoniae. Bakteri ini adalah salah satu penyebab penyakit saluran pernapasan.1,2

Streptococcus pneumonia termasuk ke dalam golongan pneumokokus.3 Bakteri gram positif ini berbentuk diplokokus membentuk rantai serta memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal pada dinding selnya. Faktor virulensi dari bakteri ini terdapat pada kapsul dan dinding sel, berbagai enzim (terutama enzim β-laktamase) dan komponen intraseluler.4

Streptococcus pneumoniae dapat membentuk kembali kapsul polisakarida yang mampu meningkatkan virulensi karena dapat menghindari proses fagositosis oleh makrofag.1 Infeksi tersering yang disebabkan oleh S. pneumoniae adalah pneumonia.5

Pneumonia adalah infeksi akut paru, dimana alveoli terisi cairan dan pus sehingga menyebabkan ambilan oksigen tidak adekuat dan menyebabkan nyeri saat bernapas.5 Pneumonia dikenal sebagai the forgotten killer of children karena menyebabkan 1 dari 5 kematian pada balita di dunia.6 Menurut WHO 15% kematian balita di bawah 5 tahun disebabkan oleh pneumonia. Tercatat sekitar 922.000 kematian balita pada tahun 2015 di seluruh dunia.5 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) melaporkan kasus pneumonia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar 2,1‰ menjadi 2,7‰ pada tahun 2013.7

Menurut Profil Kesehatan Indonesia, jumlah kasus pneumonia di Kalimantan Barat mencapai 799

(3)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

5,2%.8 Jumlah kasus pneumonia pada tahun 2014 sebanyak 1.005 di Kota Pontianak. Hal ini merupakan suatu masalah yang harus diwaspadai.9

Obat pilihan terapi pada infeksi yang disebabkan S. pneumoniae ialah Penisilin G. Tetapi di Amerika Serikat pneumokokus resisten terhadap penisilin (Minimal Inhibitor Concentration > 2 µg/mL) dan sekitar 20% pneumokokus memiliki resistensi sedang (Minimal Inhibitor Concentration 0,1-1 µg/mL).

Streptococcus pneumoniae juga resisten terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Akan tetapi, pneumokokus tetap sensitif terhadap vankomisin.3 Isolat S. pneumoniae yang resisten terhadap penisilin mengalami penurunan dari 81% tahun 2009 hingga 39% ditahun 2013. Namun terjadi peningkatan resistensi terhadap makrolid 30% tahun 2009 hingga 37% pada tahun 2014.10

Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik menyebabkan bertambahnya penggunaan tanaman herbal

sebagai antibakteri.11 Salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan adalah tanaman mangga. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa mangiferin terdapat pada daun, buah, akar dan batang mangga.11,12 Mangiferin yang ditemukan pada berbagai jenis mangga, memiliki efek antitumor, antibakterial, antioksidan, antiinflamasi dan aktivasi makrofag. Mangga bacang (Mangifera foetida L.)

adalah salah satu tanaman herbal yang merupakan spesies buah mangga dari

golongan famili anacardiachae yang

banyak terdapat di wilayah Indonesia. Di

antara berbagai jenis mangga, ditemukan bahwa Mangifera foetida L. mengandung kadar mangiferin terbesar di antara jenis yang lainnya.12,13 Penelitian yang

dilakukan oleh Purwaningsih et al14,

menyatakan bahwa kandungan mangiferin pada ekstrak daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) lebih tinggi 2,56%

dibanding jenis mangga lain.14 Etil asetat

digunakan dalam penelitian karena merupakan larutan semipolar yang dapat

(4)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

menarik senyawa polar maupun nonpolar dan dapat melarutkan fitokimia yang lebih

aktif dari etanol.15,16 Berdasarkan alasan

tersebut, maka peneliti bermaksud menguji aktivitas antibakteri daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) menggunakan

pelarut etil asetat terhadap Streptococcus

pneumoniae.

METODE Alat

Alat yang digunakan pada saat penelitian adalah gunting, wadah, lemari pendingin, vacuum rotary evaporator

(Rotavapor II BUCHI), pisau, wadah plastik, blender (Phillips®), Hot plate

(Memmert®), timbangan analitik (Precisa®), sendok stainless, oven (Memmert®), inkubator (Memmert®), cawan porselen, corong kaca, Biological Safety Cabinet (BSC) (ESCO class II type B2 ®), autoklaf (HL36Ac®), labu ukur 25 mL dan 100 mL, gelas ukur 50 mL, vial, tabung erlenmeyer 250 mL, Beaker glass

600 mL dan 1000 mL, tabung reaksi 15

mL, batang pengaduk, object glass, cover glass, cawan petri, pipet tetes, jangka sorong, jarum Ose, mikroskop (Olympus®CX 21), pembakar Bunsen, pipet ukur 10 mL, termometer ruangan, rak tabung reaksi.

Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah daun mangga bacang (Mangifera Foetida

L.) yang diambil di Desa Wajok, Kecamatan Jungkat, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Bakteri uji yang digunakan adalah kultur murni S. pneumoniae yang telah tersertifikasi dan merupakan koleksi dari Unit Laboratorium Kesehatan Pontianak.

Bahan Non-Kimia

Akuades, aluminium foil, kertas saring Whatman no. 1, kertas sampul coklat, kasa, kapas, plastik tahan panas (Wayang®).

Bahan Kimia

Amoxicillin 5µg/disk, Tween 80 10%, etil asetat, spiritus, pereaksi Mayer, pereaksi Wagner, pereaksi Dragendorff, 801

(5)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

kalium iodida, magnesium (Mg), asam klorida (HCL) pekat, besi (III) klorida (FeCl3) 5%, besi (III) klorida (FeCl3) 1%, pereaksi Molisch, asam asetat (CH3COOH) glasial, H2SO4 pekat, H2O2 3%, kloroform (CH3Cl), Mueller-Hinton Agar (Oxoid®), Standar McFarland 0,5, larutan karbol gentian violet, larutan lugol, larutan alkohol 96%, larutan safranin, imersi, larutan karbol fuchsin, larutan natrium klorida (NaCl) 0,9%.

Prosedur Penelitian

Pengujian daya hambat ekstrak etil asetat daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) terhadap pertumbuhan bakteri

S. pneumoniae dilakukan dengan metode difusi cakram berdiameter 6 mm. Tahapan awal yang dilakukan yakni Media Mueller Hinton 5% Sheep Blood Agar

ditanamankan bakteri uji dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37,5°C, kemudian bakteri uji yang telah tumbuh pada agar media diambil dengan jarum ose dan disuspensikan dengan cara dimasukkan ke dalam tabung berisi 10 ml

NaCl 0,9% steril. Suspensi yang terbentuk disetarakan dengan standar Mc Farland no.0,5 yaitu 108 sel bakteri/ml.16,17

Bakteri yang telah tersuspensi selanjutnya dilakukan swab kapas steril yang dicelupkan ke dalam tabung suspensi, kemudian swab ditiriskan ke dinding tabung di atas cairan untuk menghilangkan inokulum yang berlebihan dari swab. Swab

yang telah berisi bakteri S. pneumoniae

diinokulasikan pada permukaan media MHA dengan melakukan streaking di seluruh permukaan media. Prosedur diulangi dengan melakukan streaking dua kali lebih banyak, diputar sekitar 60° untuk memastikan pemerataan inokulum.18

Tahapan berikutnya, membuat kertas cakram dengan ukuran 6 mm dan kemudian direndam dalam larutan sampel berbagai variasi konsentrasi ekstrak etil asetat daun mangga bacang (Mangifera foetida L.), kontrol positif amoksisilin 5 µg/disk dan kontrol negatif Tween 80 10% selama 15 menit. Selanjutnya kertas cakram tersebut diambil dan ditempatkan 802

(6)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

pada permukaan lempeng Mueller Hinton 5% Sheep Blood Agar yang telah diinokulasi bakteri uji menggunakan pinset steril. Kertas cakram diletakkan di atas media MHA sebanyak 4 buah, dengan jarak tiap cakram sebesar 3 cm dan dari tepi lempeng sebesar 2 cm.

Media yang telah berisi bakteri uji kemudian diinkubasikan pada suhu 37,5°C selama 24 jam. Biakan bakteri dalam media MH 5% Sheep Blood Agar tersebut diamati ada atau tidak zona hambat yang terbentuk kemudian diameter zona hambat diukur menggunakan jangka sorong untuk mengetahui aktivitas dan sifat antibakteri ekstrak etil asetat daun mangga bacang (Mangifera foetida L.).

HASIL

Skrining Fitokimia

Terdapat fenol, flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid

Karakterisasi Bakteri Uji

Karakterisasi bakteri uji menggunakan beberapa metode. Hasil pewarnaan gram pada bakteri uji menunjukkan bahwa bakteri uji merupakan bakteri gram positif berwarna ungu dengan bentuk diplokokus dan berantai.21 Subkultur pada Mueller Hinton 5% Sheep Blood Agar menunjuk hasil positif dengan terbentuknya hemolisis parsial pada lempeng agar darah yang menunjukkan sifat Streptococcus pneumoniae golongan α-hemolitik. Uji katalase negatif yaitu dengan tidak terbentuknya buih setelah ditetesi dengan hidrogen peroksida (H2O2) 3% yang menunjukkan bahwa bakteri uji tersebut termasuk golongan Streptokokus.21

Uji Aktivitas Antibakteri

Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) menunjukkan adanya aktivitas terhadap pertumbuhan S. pneumoniae dengan terbentuknya zona bening disekitar kertas cakram uji. Hasil 803

(7)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

uji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun manga bacang dapat dilihat pada Gambar 3. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat memiliki sebaran zona hambat yang tidak merata, hasil tertinggi pada konsentrasi 90% yaitu berkisar pada 13,01 mm, diikuti dengan konsentrasi 100% yaitu 10,18 mm, konsentrasi 80% yaitu 9,93 mm, konsentrasi 70% dengan 7,89 mm, konsentrasi 60% dengan 7,92 mm dan konsentrasi 50% dengan 8,84 mm. Kelompok kontrol (+) dengan rata-rata 8,87 mm dan kontrol negatif 0 mm. Analisis data menggunakan SPSS, dengan uji Saphiro-Wilk dan homogenitas dengan uji Levene. Data tersebut selanjutnya dilakukan uji hipotesis Kruskal-Wallis, karena data sebaran tidak normal dan homogendengan nilai p < 0,05, dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan secara signifikan satu kelompok perlakuan ekstrak etil asetat daun mangga bacang dengan kelompok lainnya

PEMBAHASAN

Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) terhadap S. pneumoniae

dilakukan pengujian dengan menggunakan metode difusi cakram. Penelitian ini menggunakan enam variasi konsentrasi ekstrak etil asetat daun mangga bacang yaitu 100%, 90%, 80%, 70%, 60% dan 50% serta kontrol positif amoxicillin dan kontrol negatif tween80 10%. Penentuan variasi konsentrasi tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi22 dengan infusa daun manga bacang. Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan tidak adanya daya hambat infusa daun manga bacang terhadap pertumbuhan S. pneumoniae. Penentuan kontrol positif menggunakan amoxicillin

merupakan antibiotik dengan spektrum kerja luas dan berdasarkan panduan WHO mengenai penatalaksanaan kasus pneumonia pada anak yang dijadikan rekomendasi lini pertama.23 Penentuan kontrol negatif menggunakan tween 80 804

(8)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

karena merupakan bahan pengemulsi nonionik ester oleat dari sorbitol. tween 80 digunakan karena sangat larut dalam air dan minyak sehingga mempengaruhi homogenitas pada senyawa terkait dan kemampuannya dalam mengemulsi.24

Ekstrak etil asetat daun mangga bacang memiliki aktivitas antibakteri dengan terbentuknya zona hambat pada pengujiannya. Hasil zona hambat terbesar pada penelitian ini dengan rata-rata 13,01 mm pada konsentrasi 90% (Gambar 4). Hasil tersebut lebih baik dibandingkan dengan ekstrak infusa daun mangga bacang yang diuji oleh Wahyudi22 menunjukkan tidak adanya aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S. pneumoniae. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Doughari25 yang menyatakan ekstrak daun Mangifera indica Linn yang mengandung fitokonstituen dapat menghambat pertumbuhan S. pneumoniae secara in vitro. Etil asetat dapat menarik metabolit sekunder salah satunya aglikon yang

merupakan genin dari flavonoid, yang ditandai dengan hasil positif pada flavonid pada skrining fitokimia pada penelitian ini. Flavonoid menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara merusak membrane sel, menginaktifkan enzim dan mendenaturasi protein sehingga dinding sel mengalami kerusakan dan lisis.26

Turunan senyawa fenol dapat menyebabkan denaturasi protein melalui proses absorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah, terbentuk kompleks protein-fenol dengan ikatan lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi, fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membran mengalami lisis, serta mengubah permeabilitas membran bakteri.27,28

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa etil asetat dapat mengekstrak senyawa fenol, flavonoid, tanin terkondensasi dan terpenoid. Karena senyawa tersebut juga bersifat polar 805

(9)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

dengan kepolaran seperti etil asetat. Hal ini sesuai dengan ungkapan like dissolve like.27 C-glukosida xanthone mangiferin

[2-C-β-Dgluco-pyranosyl-1,3,6,7

tetrahydroxyxanthone] dilaporkan terdapat pada daun mangga. Senyawa fenolik dari daun Mangifera indica Linn bernama homomangifirin,29 memiliki efek antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcussp.30

Hasil analisis data berdasarkan nilai zona hambat yang didapat menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara setiap kelompok uji dengan kelompok kontrol (+) dan kontrol (-). Setelah dilihat hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro-Wilk data sebaran yang didapatkan tidak normal, maka dilanjutkan uji homogenitas dengan uji Levene, menunjukkan nilai p < 0,05 tidak homogen. Pengujian perbedaan data antar setiap kelompok menggunakan uji

Mann-Whitney, terdapat konsentrasi yang tidak memiliki perbedaan bermakna jika dibandingkan dengan kontrol negatif,

maka konsentrasi 70% yang memiliki konsentrasi minimum dan memiliki efek sama dengan kontrol positif.

KESIMPULAN

Ekstrak etil asetat daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Streptococcus pneumoniae

DAFTAR PUSTAKA

1. Syahrurachman A, Chatim A, Soebandrio A, Karuniawati A, Santoso A, Suharto. Buku ajar mikrobiologi kedokteran. Revisi. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher; 2010. 125-34 p. 2. Brooks GF, Morse S, Mietzner T, Butel J, Carroll K. Mikrobiologi kedokteran ;Jawetz, Melnick & Adleberg’s medical microbiology. 25th

ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014. 88-90 p.

3. Velasco E, Verheul AF, Verhoef J, Sippe H. Streptococcus pneumoniae: virulance factors, pathogenesis and vaccines. American Society for Microbiology. 1995;591–603 p.

4. World Health Organization. Pneumoniae fact sheet. 2015 Desember [cited 2016 Mar 8]; Publication and Documentation Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/e n/#

5. UNICEF. Pneumonia the forgotten killer of children. 2006 [cited 2016 Mar 8]; Publication

files. Available from:

http://www.unicef.org/publications/files/pneumonia _the_forgotten_killer_of_children.pdf

6. Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007.

7. Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Kementerian Kesehatan RI. 2015 Jan 2;

8. Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Profil kesehatan pontianak tahun 2014. Dinas Kesehatan Kota Pontianak. 2015.

(10)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

9. Center for Disease Dynamics, Economics & Policy. State of the world’s antibiotics. In Washington D.C.: CDDEP; 2015.

10. Mahamud Sharif M, Gouri RB. Status and utilization of medicinal plants in Rangamati of Bangladesh. Research Journal of Agriculture and Biological Sciences. 2006;286–273 p.

11. Singh S, Sinha S, Prasad S, Kumar R, Bithu B, Kumar S et al. Systhesis and evaluation of novel analogues of mangiferin as potent antypiretic. Asian Pacific Journal Tropical Medicine; 2011. 866-869 p.

12. Kim C, Ahn M, Kim J. Preparative isolation of mangiferin from Anemarrhena asphodeloide rhizomes by centrifugal partition chromatography. Journal of Liquid Chromatography & Related Technologies. 2006; 29: 869–75 p.

13. Purwaningsih EH, Hanani E, Amalia P, Krisnamurti DG. The chelating effect of Mangifera foetida water extract on serum thalassemic-patient. Journal Indonesian Medical Association. 2011; 61(8): 321–5 p.

14. Samsumaharto RA, Sari YENI. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan etil asetat dan etanol 70% daun rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus ATCC. Jurnal Ilmu Biologi dan Kesehatan. 2011; 25923: 36–42 p.

15. Naufalin R, Jenle BSL, Kusnandar F, Sudarwanto M, Rukmini H. Aktivitas antibakteri ekstrak bunga kecombrang terhadap bakteri patogen dan perusak pangan. J Teknol Dan Ind Pangn. 2005;XVI: 45-49 p.

16. Silaban, L. W. Skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri dari kulit buah sentul (Sandoricum Koetjape (Burm f.) Merr). Medan: Univ Sumatra Utara; 2009.

17. ICMR. Detection of antimicrobial resistance in common gram negative and gram positive bacteria encountered in infectious disease-an update. ICMR Bulletin. 2009; 39-43 p.

18. Madigan MT. Brock biology of microorganisms. 14th edition. Boston: Pearson; 2015. 1006 p.

19. Waluyo, L. Mikrobiologi umum. revisi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang; 2007.

20. Cockerill F, Clinical and Laboratory Standards Institute. Methods for dilution antimicrobial susceptibility tests for bacteria that grow aerobically: approved standard. 9th ed. Wayne, Pa.: Clinical and Laboratory Standards Institute; 2015. 12-9 p.

21. Brooks GF, Morse SA, Mietzner TA, Butel JS, Carroll KC. Jawetz, Melnick & Adelberg’s medical microbiology. 25th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014. 194-200 p. 22. Wahyudi G. Uji Aktivitas antibakteri infusa daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Streptococcus pneumoniae secara in vitro. Jurnal Untan. 2015;

23. World Health Organization. Revised WHO classification and treatment of pneumonia in children at health facilities: evidence summaries. ISBN. In Geneva, Switzerland: WHO Press; 2014. 6–9, 18–30 p.

24. Rowe R, Sheskey P, Quinn M. Handbook of pharmaceutical excipients. 6th ed. Washington D.C.: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association; 2009. 580-584 p.

25. Doughari J, Manzara S. In vitro antibacterial activity of crude leaf extracts of Mangifera indica Linn. African Journal of Microbiology Research. 2008;67–72 p.

26. Robinson T. Kandungan organik tumbuhan tinggi. Bandung: Penerbit ITB; 1995. 157-191 p.

27. Pudjatmaaka. Kimia organik 1, terjemahan: Organic Chemistry, Fessenden, RJ, and Fessenden JS, Wardsworth, Inc., Belmont, California. Jakarta: Erlangga; 1982.

28. Siswandono dan S. Kimia medisinal. 2nd ed. Surabaya: Airlangga University Press; 2000. 99, 112, 116, 151 p.

29. Subbarayan C, Cama H. Isolation & characterization of a carotenoid-protein complex from Mangifera indica (mango). PubMed. 1966; 3: 225–7 p.

30. Raimol Baby A, Nimisha KU B, Shehinas RS, Reshna SN. Comparison Of antimicrobial activity of crude extracts of Mangifera indica, Psidium guajava, Piper nigrum, Anacardium occidentale and Syzygium aromaticum against dental cariogenic Streptococcus sp. http://www.onlinejournal.in. 2016; 2 (11): 26–30 p.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu untuk mengetahui persentasi pemilihan moda transportasi antara menggunakan dengan berkendara sendiri dengan berkendara bersama dengan memberikan atribut berupa selisih

Amalan kepimpinan transformasional adalah sebagai landasan dalam mewujudkan kesan terhadap organisasi sekolah terutama dalam aspek mewujudkan perkongsian kepimpinan, menjadi

Perihal tersebut selain didasarkan secara filosofis maupun yuridis, pendidikan seks merupakan upaya preventif agar setiap anak berkebutuhan khusus dapat mengenali,

Untuk mengetahui lebih detail keadaan peserta didik SMP Al-Falah Assalam Tropodo Waru Sidoarjo tahun pelajaran 2016-2017 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:..

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa jumlah pembelian untuk bahan baku NaPS 12 periode ke depan sebesar 134.675 Kg dan total biaya

Berdasarkan penelitian terdahulu banyak faktor yang menyebabkan anak putus sekolah diantaranya faktor ekonomi, faktor lingkungan, faktor sosial budaya, faktor pendapatan

Umumnya adat di desa Gemekan Mojokerto ini dalam membagi keuntungan dengan kesepakatan pada akhir barang yang sudah jadi antara kedua belah pihak, misalkan

Dalam Kerjasama ini yang memberikan modal yaitu pemilik lahan saja yang menanggung semuanya tanpa modal sedikitpun dari pemilik tanah. Sistem kerjasma bagi hasil