• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY VIRGIN COCONUT OIL BERBASIS MEDIA SOSIAL DI DESA PANJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY VIRGIN COCONUT OIL BERBASIS MEDIA SOSIAL DI DESA PANJI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1814

PELATIHAN STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY VIRGIN

COCONUT OIL BERBASIS MEDIA SOSIAL DI DESA PANJI

I Putu Gede Diatmika1, Gede Adi Yuniarta2, I Putu Sriartha3, I Wayan Krisna Eka Putra 4

1,2,3,4 Jurusan Ekonomi FE UNDIKSHA

Email: gede.diatmika@undiksha.ac.id

ABSTRACT

Panji Village, Buleleng Regency, has a Women Farmers Group who have a home industry of virgin coconut oil, which is a business to manufacture virgin coconut oil made from coconut as a local product by utilizing existing resources. So far, the coconut oil marketing model is still classified as conventional and has not maximized the use of online media-based technology whose movements are considered faster and wider than offline stores. For that, it is necessary to build a marketing program based on the right management of Science and Technology to increase sales turnover, so as to improve the welfare of the home industry group of virgin coconut oil. The problem faced is the problem of technology, in connection with marketing strategy training based on the use of cell phones, it is necessary to introduce it to sharpen product marketing in the business world. As a result, in marketing its products using social media, it is proven that this has had a significant impact on increasing consumer demand because access to communication through media makes communication with consumers easier.

Keywords: Marketing Strategy, Home Industry, Social media

ABSTRAK

Desa Panji Kabupaten Buleleng terdapat Kelompok Wanita Tani yang memiliki usaha home industry virgin coconut oil, yaitu usaha pembuatan minyak kelapa murni yang berbahan dasar dari kelapa sebagai produk lokal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Selama ini model pemasaran minyak kelapa masih tergolong konvensional dan belum memaksimalkan penggunaan teknologi berbasis media online yang pergerakannya dinilai lebih cepat dan luas dibandingkan toko offline. Untuk itu, perlu dibangun suatu program pemasaran yang berbasis pada pengelolaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang tepat untuk meningkatkan omset penjualan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan kelompok usaha home industry virgin coconut oil. Kendala yang dihadapi adalah masalah teknologi, sehubungan dengan pelatihan strategi pemasaran yang berbasis pada penggunaan telepon genggam perlu diperkenalkan untuk mempertajam pemasaran produk di kawasan dunia usaha. Hasilnya dalam memasarkan produknya dengan menggunakan media sosial, terbukti hal ini cukup berdampak pada peningkatan permintaan konsumen karena akses komunikasi melalui media yang mempermudah komunikasi dengan konsumen.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Home Indusri, Media Sosial

PENDAHULUAN

Keberadaan usaha kecil menengah (UKM) sangat bermanfaat dalam pendistribusian pendapatan masyarakat dan dapat menciptakan kreatifitas yang sejalan dengan usaha untuk mempertahankan, mengembangkan unsur-unsur tradisi dan kebudayaan masyarakat. UKM juga mampu menyerap tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. UKM mempunyai peran penting dalam pertumbuhan perekonomian. Pengembangan UKM di Indonesia merupakan

salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan bahwa usaha kecil menengah merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, lebih dari itu pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural dan meningkatkan ;

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1815 perekonomian serta ketahanan ekonomi

nasional.

Usaha kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU No. 20 dan UU No. 21 Tahun 2008. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) usaha kecil menengah adalah usaha yang melibatkan tenaga kerja antara 5 (lima) sampai 19 orang, sedangkan yang dimaksud dengan industri rumah tangga adalah usaha yang memperkerjakan kurang dari lima orang. Batasan BPS ini memang diperuntukkan khusus bagi usaha kecil sektor industri. Supriyadi (2007) menyatakan bahwa salah satu upaya dalam mengembangkan perekonomian warga adalah melalui pengolahan potensi alam yang dimiliki masyarakat sebagai bahan baku menjadi barang jadi melalui aktivitas industri, pembangunan kawasan sentra industri merupakan salah satu upaya membangun perekonomian lokal yang bertujuan untuk membangun produksi berbasis komoditas unggulan yang dimiliki oleh masyarakat setempat melalui kerjasama pemerintah dan swasta.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk memberdayakan usaha kecil menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan maupun

bantuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan kemampuan serta meningkatkan daya saing. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, yang dikenal dengan istilah Information and Communication

Technology (ICT) dan internet telah merambah

berbagai bidang kehidupan tidak terkecuali bidang bisnis dan perdagangan (Fensel, 2001). Dengan adanya internet dan ICT proses pemasaran dan penjualan dapat dilakukan kapan saja tanpa terikat ruang dan waktu. Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di Desa Panji Kabupaten Buleleng juga sebagian

besar sebagai pelaku usaha home industry

virgin coconut oil (VCO). pelaku usaha virgin

coconut oil telah menghasilkan produk yang

beragam mulai dari lulur, sabun, parfum, minyak rempah, minyak rambut, scrub, minyak

massage, hingga material Spa. Menariknya

hasil produksi virgin coconut oil sudah dikemas menjadi produk yang beraroma, seperti aroma rempah, aroma bunga dan aroma akar-akaran. Dalam memproduksi virgin coconut oil masih dilakukan secara manual atau tradisional, dengan cara diparut, diperas secara manual dan disaring hingga tujuh kali penyaringan, lalu dikemas sendiri. Home industry virgin coconut oil yaitu usaha pembuatan minyak kelapa murni yang berbahan dasar dari kelapa sebagai produk lokal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di Desa Panji Kabupaten Buleleng. Selama ini model pemasaran minyak kelapa yang diberi merek “virgin coconut oil” masih tergolong konvensional (toko offline) dan belum memaksimalkan penggunaan teknologi/IPTEK berbasis media online (toko online) yang pergerakannya dinilai lebih cepat dan luas dibandingkan toko offline. Untuk itu, perlu dibangun suatu program pemasaran yang berbasis pada pengelolaan IPTEK yang tepat untuk meningkatkan omset penjualan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok wanita tani dan kelompok usaha

home industry virgin coconut oil.

Kelompok Wanita Tani dan home industry

virgin coconut oil memiliki target untuk

memperluas pemasaran usahanya sampai ke luar daerah bahkan di pasar internasional. Akan tetapi konsep usaha toko online belum dipahami dengan baik sehingga lebih menekankan hanya pada aktivitas usaha offline

yang dirasa masih kurang efektif dan efisien dalam meningkatkan kesejahteraan anggota Kelompok Wanita Tani dan kelompok home

industry virgin coconut oil. Kendala yang

dihadapi KWT dan kelompok home industry

virgin coconut oil adalah masalah teknologi,

sehubungan dengan pelatihan strategi pemasaran yang berbasis pada penggunaan telepon genggam perlu diperkenalkan untuk mempertajam pemasaran produk di kawasan

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1816 dunia usaha atau pasar global termasuk pada

penggunaan fitur-fitur berbahasa Inggris. Pada tataran ini, banyak anggota kelompok yang memiliki telepon seluler berbasis Android namun belum menguasai teknologi secara tepat guna dan belum memiliki kemampuan menggunakan bahasa asing (Bahasa Inggris) sehingga menghambat pemasaran produk. Adapun pelatihan strategi pemasaran yang ditawarkan sebagai solusi permasalahan, antara lain (1) melakukan pelatihan dan pendampingan kepada seluruh anggota kelompok home industry virgin coconut oil dan Kelompok Wanita Tani yang berkaitan dengan penetapan target pasar dan pengemasan produk, (2) pelatihan dan pendampingan yang berkaitan dengan pembuatan toko online dan pengenalan

m-commerce dalam pemasaran produk, dan (3)

pelatihan pengenalan istilah-istilah dan fitur-fitur bahasa inggris dalam media internet untuk produk home industry virgin coconut oil.

METODE

Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis SWOT. Analisis SWOT untuk membuktikan dan menguji kebenaran dari hipotesis yang diajukan maka di gunakan analisis SWOT. Maka dalam menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang di miliki perusahaan, kemudian dengan menggunakan tabel EFAS dan IFAS tersebut dirumuskan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang menjadi keunggulan. Dan menggunakan tabel IFAS

(Internal Strategic Analysis Summary) dan

EFAS (Eksternal Strategic Analysis Summary). Analisis SWOT (Strenghts, Weakneess,

Oportunities dan Threats –kekuatan,

kelemahan, kesempatan dan ancaman). Analisis SWOT digunakan untuk mengembangkan kekurangan dalam usaha KWT dan home

industry virgin coconut oil yang juga

mengimplementasikannya dengan Matriks SWOT yaitu alat untuk membantu dalam pengembangan empat tipe strategi: SO, WO, ST dan WT (David, 2006:285).

Strategi SO merupakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Ketika terdapat kelemahan utama harus diatasi dan menjadikannya kekuatan dan ketika menghadapi sebuah ancaman maka harus berkonsenterasi pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Terkadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi organisasi atau UKM (home

industry virgin coconut oil) memiliki

kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan organisasi untuk menghadiri atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal bukan berarti organisasi atau UKM (home industry virgin coconut oil) yang kuat harus selalu menghadapi faktor lingkungan. Strategi WT adalah taktik difensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

Tabel. Analisis SWOT Faktor Strategi Eksternal

No Faktor Strategis Eksternal 4p Bobot Rating Skor Peluang

1. Pasar potensial sangat besar dan peluang untuk mengembangkan produk sangat tinggi

2. Ketersediaan sumber daya manusia

3. Komitmen Pemerintah dalam mendukung pengembangan industri VCO

Jumlah Rata-rata

Ancaman

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1817 2. Biaya produksi produk pesaing yang lebih rendah

3. Apresiasi yang rendah terhadap produk yang dihasilkan

Jumlah Rata-rata

Tabel. Analisis SWOT Faktor Strategi Internal

No Faktor Strategis Internal 4p Bobot Rating Skor Kekuatan

1. Jaringan distribusi 2. Biaya Produksi

3. Dukungan pemerintah desa

Jumlah Rata-rata

Kelemahan

1. Tingkat pengembalian yang rendah

Rendahnya penawaran harga dari distributor

2. Proses pengolahan produk yang rendah dan pemasaran belum efektif

3. Rendahnya kemampuan untuk mendaftarkan Hak kekayaan Intelektual

Jumlah Rata-rata

Analisis adalah sebagai berikut. Kekuatan = Kekuatan Alternatif Jumlah Kekuatan Rating Jumlah Kelemahan = Kelemahan Alternatif Jumlah Kelemahan Rating Jumlah Peluang = Peluang Alternatif Jumlah Peluang Rating Jumlah Ancaman = Ancaman Alternatif Jumlah Ancaman Rating Jumlah

Jumlah untuk garis horizontal = kekuatan + kelemahan

Untuk garis vertikal =

peluang + ancaman

Cara menyusun Tabel-tabel di atas menurut Rangkuti (2001:22-25), yakni sebagai berikut.

Tabel EFAS

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman pada kolom 1 2) Beri bobot masing-masing faktor pada

kolom 2, mulai dari 2,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

3) Hitung Rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik), 3 (di atas rata- rata), 2 (rata-rata), 1 (di bawah rata-rata). Pemberian nilai rating untuk factor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya jika nilai ancaman sangat besar, ratingnya 1

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1818 sebaliknya, jika ancaman sedikit

ratingnya 4.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (di bawah rata-rata). 5) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom

4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Tabel IFAS

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada kolom 1 2) Beri bobot masing-masing faktor pada

kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

3) Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

4) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai 4 (sangat baik), 3 (di atas rata-rata), 2 (rata-rata), 1 (di bawah rata-rata). Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan bersifat positif (kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi rating +1). Pemberian rating kelemahan adalah kebalikannya. Misalnya jika nilai kelemahan sangat besar, ratingnya 1 sebaliknya, jika kelemahan sedikit ratingnya 4.

5) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (di bawah rata-rata). 6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom

4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

Berdasarkan analisis yang diperoleh tersebut, maka untuk mempertajam analisis dan penentuan strategi perusahaan dapat menggunakan Matrix Space Analisis. Pada faktor-faktor strategi eksternal dan internal, kemudian diberi bobot sesuai dengan keadaan perusahaan dan di beri rating sesuai dengan bobot penilaian. Adapun langkah dalam peratingan, sebagai berikut.

Untuk variabel yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) diberi nilai :

4 = Sangat baik 3 = Di atas rata-rata 2 = Rata-rata

1 = Di bawah rata-rata

Untuk variabel yang bersifat negatif (Kelemahan dan Ancaman) diberi nilai :

1 = Sangat besar 2 = Di atas rata-rata 3 = Rata-rata

4 = Di bawah rata-rata

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan dengan menggunakan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Evaluasi Faktor Internal (IFE) terhadap kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman terhadap home industri VCO KWT Tulus Bakti sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa home industri VCO KWT Tulus Bakti terletak pada faktor internal yaitu pada indikator jaringan distribusi sebesar 1,2 artinya bahwa rendahnya jaringan distribusi VCO melalui berbagai media atau media sosial berdampak pada output yang dihasilkan oleh home industri VCO KWT Tulus Bakti dan rendahnya promosi/pemasaran berdampak pula pada rendahnya permintaan pasar, disusul oleh indikator biaya produksi dan dukungan pemerintah desa sebesar 0,8 artinya modal sangat dibutuhkan oleh home

industry VCO KWT Tulus Bakti, modal disini

(6)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1819 pemerintah atau stakeholder terkait dan sarana

prasarana yang dapat menunjang hasil produksi VCO. Rendahnya penawaran harga dari distributor sebesar 0,6, proses pengolahan produk yang rendah sebesar 0,5 dan rendahnya kemampuan untuk mendaftarkan hak kekayaan intelektual sebesar 0,2. Proses pengolahan produk VCO sangat membantu hasil produksi VCO, untuk itu dibutuhkan teknologi yang dapat mempermudah proses produksi sehingga harga yang ditawarkan juga sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dihasilkan home

industry VCO KWT Tulus Bakti di Desa

Panji. Adapun strategi pengembangan produk VCO KWT Tulus Bakti, antara lain sebagai berikut.

1) Identifikasi kekuatan, kekurangan, peluang dan ancaman produk VCO Strategi pengembangan produk pada

home industry VCO KWT Tulus Bakti

lebih difokuskan pada penempatan keragaman fungsi produk VCO di benak konsumen. Strategi positioning

merupakan strategi yang berupaya menempatkan suatu merek atau produk dimana produk tersebut dapat diterima. Tujuan utama positioning dalam dunia bisnis yaitu menempatkan produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan produk-produk yang lain. Bentuk akhir positioning adalah persepsi masyarakat mengenai kedudukan produk dan perusahaan terhadap pesaingnya. Dalam menempatkan posisi terdapat dua langkah yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi keunggulan dan memilih keunggulan kompetitif yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang untuk produk home industry

VCO KWT Tulus Bakti sebelum menyusun strategi pengembangan produk.

Kekuatan yang dimiliki home industri VCO KWT Tulus Bakti adalah:

a) Mutu produk VCO sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) b) Penambahan vitamin E sebagai zat

anti oksidan.

c) Teknologi proses produksi menggunakan proses enzimatik.

Kelemahan yang dimiliki VCO adalah:

a) Content kimia yang terdapat dalam

produk VCO hanya terbatas pada fungsinya sebagai obat-obatan. b) Belum adanya difrensiasi produk

VCO terhadap produk VCO lainnya. c) Pengemasan VCO yang kurang menarik (hampir sama dengan VCO lain).

d) Terbatasnya atribut VCO seperti rasa, aroma, dan warna yang tidak memenuhi preferensi konsumen.

Peluang yang dimiliki VCO adalah: a) Perluasan fungsi produk VCO

dengan memperhatikan content kimia untuk fungsi-fungsi yang ditawarkan pada masyarakat.

b) Peningkatan jumlah penduduk. c) Peningkatan kesadaran masyarakat

terhadap kesehatan.

Ancaman yang dimiliki VCO adalah: a) Munculnya industri yang serupa

(industri VCO) dikarenakan kemudahan memperoleh bahan baku dan teknologi proses.

b) Memerlukan cukup banyak waktu dan dana untuk mengedukasi masyarakat Indonesia akan keragaman fungsi VCO selain sebagai obat-obatan.

c) Banyaknya produk subsitusi.

Instabilitas ekonomi, sosial dan politik yang akan mengancam keberadaan industri kecil seperti home industri VCO

2) Penyusunan strategi.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan melalui analisa lingkungan internal dan eksternal perusahaan, analisa SWOT lingkungan home industry VCO, perhitungan menggunakan matriks internal dan eksternal, analisa kekuatan, kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman produk VCO maka strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut.

(7)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1820 a) Melakukan edukasi kepada

masyarakat melalui sistem Below

The Line (BTL) dan Above The Line

(ATL) tentang keragaman fungsi yang dimiliki VCO. Contoh edukasi kepada masyarakat yang bisa dilakukan melalui sistem BTL adalah melalui pendidikan atau seminar-seminar proses produksi VCO. Sedangkan contoh edukasi sistem ATL adalah melalui penggunaan VCO sebagai salah satu minyak untuk penyedap makanan pada restoran mewah atau penggunaan VCO sebagai obat oles memperhalus kulit yang biasa dipakai pada salon kecantikan. Sehingga diharapkan edukasi yang dilakukan dapat menanamkan product awareness masyarakat terhadap VCO tidak hanya terbatas fungsinya sebagai obat-obatan.

b) Komponen kimia yang terdapat di dalam VCO dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan keragaman fungsi VCO selain fungsi kesehatan, misalnya fungsi kecantikan, fungsi penyedap makanan dan lainnya. c) Penyusunan strategi pemasaran

pengembangan produk berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman produk VCO. Penyusunan strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi

Strengths-Opportunities (SO) yaitu

menanamkan positioning VCO sebagai produk VCO yang

memenuhi standar SNI,

menanamkan positioning VCO sebagai produk yang tahan terhadap oksidasi, memperluas saluran distribusi terutama daerah-daerah yang tepat untuk perluasan fungsi produk VCO, seperti salon-salon kecantikan dan restoran mewah. Penyusunan strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi

Strengths-Weaknesses (SW) adalah

diversifikasi fungsi produk VCO berdasarkan keterbatasan aroma, rasa dan warna VCO alami, promosi terus-menerus dilakukan melalui sistem BTL atau ATL.

d) Penyusunan strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi

Strengths-Threats (ST) adalah

diversifikasi content kimia yang disesuaikan dengan keragaman fungsi produk VCO sehingga ada pembeda dengan produk serupa, menanamkan keunggulan produk pada keragaman fungsi produk, promosi yang terus-menerus dengan pembagian sampel ke tempat tujuan sesuai dengan fungsi produk, bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait seperti salon, restoran,

dan toko obat.

Tabel. IFAS

No Strategi Internal Imp. Rating Imp. x

Rating

Strength

1 Manufaktur 0,4 Jaringan distribusi 0,2 0,3 4 1,2

2 Kompetitif 0,5 Biaya Produksi 0,5 0,2 4 0,8

3 Partership 0,3 Dukungan pemerintah desa 0,4 0,2 4 0,8

Total 1 4

Kelemahan

1 Manufaktur 0,3 Tingkat pengembalian yang rendah Rendahnya penawaran harga dari distributor

0,4 0,3 2 0,6

(8)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1821

Tabel. EFAS

SIMPULAN

Penyusunan strategi pemasaran produk VCO tidak hanya terbatas dengan pengembangan produk, melainkan keadaan lingkungan internal dan eksternal cukup membawa andil dalam mendukung strategi pemasaran utama. Strategi pengembangan produk sebagai tujuan utama pemasaran harus didukung dengan strategi pengembangan lingkungan home

industry VCO KWT Tulus Bakti. Empat

kombinasi strategi pemasaran yang dapat dibentuk terdiri dari SO (peluang-kekuatan), WO (peluang kelemahan), ST (ancaman-kekuatan) serta WT (ancaman-kelemahan) lingkungan internal dan eksternal. Formulasi strategi pemasaran dari kombinasi WO adalah peningkatan teknologi proses untuk memenuhi

kebutuhan pasar, pemberian latihan untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Formulasi strategi pemasaran dari kombinasi WT adalah berusaha meningkatkan kerjasama dengan distributor, meningkatkan hubungan kemitraan dalam hal modal. Formulasi strategi pemasaran dari kombinasi SO adalah memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk memperkuat jalur distribusi. Formulasi strategi ST adalah mempertahankan tingkat harga yang relatif murah, merancang program promosi yang berusaha untuk menanamkan image pada masyarakat. Masyarakat sasaran berharap pelatihan dan pendampingan tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

DAFTAR RUJUKAN

David, Fred R. 2006. Manajemen Strategi. Buku 1, Edisi kesepuluh. Jakarta: rendah dan pemasaran belum efektif

3 Partnership 0,1 Rendahnya kemampuan untuk mendaftarkan Hak kekayaan Intelektual

0,2 0,2 1 0,2

Total 1 1,3

No Strategi Eksternal Imp. Rating Imp. x

Rating

Peluang

1 Manufaktur 0,3 Pasar potensial sangat besar dan peluang untuk mengembangkan produk sangat tinggi

0,2 0,5 3 1,5

2 Kompetitif 0,2 Ketersediaan sumber daya manusia

0,3 0,2 4 0,8

3 Partnership 0,3 Komitmen Pemerintah dalam

mendukung pengembangan

industri VCO

0,2 0,3 4 1,2

Total 1 3,5

Ancaman

1 Manufaktur 0,53 Lokasi industri dalam negeri yang sulit dijangkau

0,4 0,2 1 0,2

2 Kompetitif 0,11 Biaya produksi produk pesaing yang lebih rendah

1 0,1 1 0,1

3 Partnership 0,25 Apresiasi yang rendah terhadap produk yang dihasilkan

0,4 0,7 1 0,7

(9)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1822 Salemba Empat. Fensel, D. et ll. 2001.

Product Data Integration in B2B E-commerce, IEEE Intelligent Systems. Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Situs

web www.depkop.go.id

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Omelayenko, Borys dan Dieter Fensel. 2001.

A Two-Layered Integration Approach for Product Information in B2B

E-commerce. Proceedings of the Second International Conference on Electronic Commerce and Web Technologies (EC

WEB-2001), Munich, Germany,

September 4-6, 2001.

Supriyadi, Edy. 2007 Telaah Kendala Penerapan Pengembangan Ekonomi Lokal: Pragmatisme Dalam Praktek Pendekatan PEL. Jurnal Perencanaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil identifikasi dan wawancara kepada home industry desa Pakem ini, terdapat permasalahan yang belum terselesaikan dalam home industry batu desa

Pada dimensi psikologis kualitas hidup pasien GGK sebelum menjalani HD sebagian besar merasa cemas setiap akan dilakukan tin- dakan dialisis terutama responden yang masih

Yaitu teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dari sumber non-manusia, seperti data-data yang diperoleh melalui buku-buku Etika Bisnis Islam, dari

Gangguan serta cacat mental sangat mengganggu hal belajar yang bersangkutan. Orang yang sakit ingatan, sedikit frustasi, atau putus asa tidak akan dapat belajar

Salah satu industri yang saat ini dapat bertahan dan menjanjikan adalah industri makanan. Di tahun 2019 industri makanan dan minuman di Indonesia mengalami

Pembangkitan massa medan skalar melalui potensial scalar pada Model Simetri Kiri Kanan Termodifikasi menghasilkan formula massa medan skalar

Sumber pendanaan yang memiliki present value cash outflow yang lebih kecil, maka alternatif pendanaan itulah yang akan digunakan oleh perusahaan dalam pengadaan

Faktor strategi internal dan eksternal yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada Home Industry Keripik Singkong Merek M&D, yaitu