• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah teori feminisme . docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah teori feminisme . docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumbangan terpenting postrukturalisme terhadap kebudayaan adalah pergeseran paradigma dari pusat ke pinggiran. Studi kultural kemudian diarahkan pada kompetensi masyarakat tertentu, masyarakat yang terlupakan, masyarakat yang terpinggirkan, masyarakat marjinal. Teori sastra feminis, yaitu teori yang berhubungan dengan gerakan perempuan,adalah salah satu aliran yang banyak memberikan sumbangan dalam perkembangan studi kultural. Sastra feminis berakar dari pemahaman mengenai inferioritas perempuan. Konsep kunci feminis adalah kesetaraan antara martabat perempuan dan laki-laki. Teori feminis muncul seiring dengan bangkitnya kesadaran bahwa sebagai manusia, perempuan juga selayaknya memiliki hak-hak yang sama dengan laki laki.

Salah satu agenda kemanusiaan yang mendesak untuk segera digarap adalah menjadikan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam sistem masyarakat. Feminisme memperjuangkan dua hal yang selama ini tidak dimiliki oleh kaum perempuan pada umumnya, yaitu persamaan derajat mereka dengan laki-laki dan otonomi untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya dalam banyak hal. Kedudukan perempuan dalam masyarakat lebih rendah dari laki-laki, bahkan mereka dianggap sebagai “the second sex”, warga kelas dua. Hal ini menunjukan adanya semacam diskriminasi gender yang membandingkan antara laki-laki dan perempuan. Istilah yang digunakan untuk mewadahi permasalahan ini adalah Feminisme.

(2)

menempatkan perempuan sebagai korban yang tidak tampak dan tidak berharga. Hal ini diterima perempuan sebagai marginilisasi, subordinasi, stereotip, dan kekerasan.

John Stuart Mill dan Harriet Taylor menyatakan bahwa untuk memaksimalkan kegunaan yang total (kebahagiaan / kenikmatan) adalah dengan membiarkan setiap individu mengejar apa yang mereka inginkan, selama mereka tidak saling membatasi atau menghalangi di dalam proses pencapaian tersebut. Mill dan Taylor yakin bahwa jika masyarakat ingin mencapai kesetaraan seksual atau keadilan gender, maka masyarakat harus memberi perempuan hak politik dan kesempatan, serta pendidikan yang sama dengan yang dinikmati oleh laki-laki (Tong, 1998 : 23).

(3)

Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:

1. Apakah Pengertian Teori Feminisme ? 2. Apa saja Aliran-Aliran Feminisme ?

3. Apa yang di Maksud dengan Kritik Feminisme dan Ragamnya?

Tujuan Pembuatan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan Tetang Pengertian Teori Feminisme 2. Menguraikan Tentang Aliran-Aliran Feminisme

3. Mengetahui Maksud dengan Kritik Feminisme dan Ragamnya.

Manfaat Pembuatan Makalah:

1. Memberikan Pengetahun Kepada Pembaca Mengenai Teori Femnisme. 2. Memberikan Pengetahuan Dan Gambaran Tentang Aliran-Aliran

Feminisme.

3. Memberikan Pengetahuan Dan Pandangan Maksud dengan Kritik Feminisme dan Apa saja Ragamnya

4. Bagi Penulis Digunakan Sebagai Penyelesaian Tugas Teori Feminisme Dalam Mata Kuliah Sosiologi Sastra.

(4)

Istilah “ feminisme “ sangat penting untuk diketahui sekaligus dipahami seiring dengan aktivitas atas pencerahan yang dilakukan para penggiat gender di masyarakat. Seringkali mereka mendapat pertanyaan terkait dengan apakah “ isme “ yang melatarbelakangi pemikiran pemikirannya, bahkan secara ekstrem dipojokkan dengan apakah cocok berpatokan pada feminisme yang nota bene berasal dari dunia barat yang sangat berbeda dengan kondisi ketimuran Indonesia ( baca patriarkhi )

Feminisme berasal dari bahasa Latin yaitu “ femina “ atau perempuan dan gerakan ini mulai bergulir pada tahun 1890an seiring dengan keresahan yang dirasakan oleh perempuan dan laki laki yang menyadari adanya relasi yang timpang antara laki laki dan perempuan di masyarakat. Gerakan ini mengacu ke teori kesetaraan laki-laki dan perempuan dan pergerakan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh hak hak perempuan. Sekarang ini kepustakaan internasional mendefinisikan feminisme sebagai pembedaan terhadap hak hak perempuan yang didasarkan pada kesetaraan perempuan dan laki laki. Dalam perkembangannya secara luas kata feminis mengacu kepada siapa saja yang sadar dan berupaya untuk mengakhiri subordinasi yang dialami perempuan.Feminisme seringkali dikaitkan dengan emansipasi yang didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pembebasan atau dalam hal isu isu perempuan, hak yang sama antara laki laki dan perempuan. R.A Kartini yang berjuang untuk kebebasan perempuan dari norma norma tradisionil yang menindas melalui pendidikan adalah figur yang sangat terkenal dalam perjuangan emansipasi perempuan.

Data perempuan yang berkaitan dengan pendidikan, pemberdayaan ekonomi ( kemiskinan ) kesempatan di berbagai lembaga pemerintah sampai saat ini terlihat masih terbelakang dalam berbagai aspek kehidupan baik sebagai pelaku maupun yang merasakan manfaat pembangunan. Dengan demikian maka pemikiran bahwa hubungan atau relasi yang timpang antara perempuan dan laki laki di dalam dan di luar keluarga penting untuk diperbaiki. Selain itu juga penting untuk memikirkan yang berkaitan dengan serangkaian upaya serangkaian perubahan struktural ( perubahan relasi sosial ) dari yang timpang ke relasi sosial yang setara sehingga keduanya merupakan faktor penting dalam menentukan berbagai hal dalam masyarakat.

(5)

pengaplikasian feminisme bagi seluruh perempuan disepanjang masa. Pengertian feminisme itu sendiri menurut Najmah dan Khatimah sa’ida dalam bukunya yang berjudul “Revisi Politik Perempuan” (2003:34) menyebutkan bahwa :

Feminisme adalah suatu kesadaran akan penindasan dan eksploitasi terhadap perempuan yang terjadi baik dalam keluarga, di tempat kerja, maupun di masyarakat serta adanya tindakan sadar akan laki-laki maupun perempuan untuk mengubah keadaan tersebut secara leksikal. Feminisme adalah gerakan kaum perempuan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki “.

Pengertian feminisme dapat berubah dikarenakan oleh pemahaman atau pandangan para feminis yang didasarkan atas realita secara historis dan budaya, serta tingkat kesadaran persepsi dan perilaku. Bahkan diantara perempuan dengan jenis-jenis yang hampir mirip terdapat perbedaan pendapat dan perdebatan mengenai pemikiran feminis, sebagaian didasarkan atas alasan (misalnya akar kebudayaan) patriarkhi dan dominasi laki-laki, dan sampai resolusi final atas perjuangan perempuan akan non-eksploitasi lingkungan, kebebasan kelas, latar belakang, ras, dan gender.

Ada lima fokus pokok terlibat dalam kebannyakan diskusi tentang perbedaan seksual: biologi, pengalaman, wacana, ketaksadaran, dan kondisi sosial-ekonomi

Biologi, alasan yang memeperlakukan biologi sebagai dasar dan yang menegecilkan sosilisasi telah dipergunakan terutama oleh laki-laki untuk meletakkan para perempuan dalam”tempat”merka. Ungkapan “ota mutilier in utere” (perempuan tidak lain adalah sebuah kandungan) meringkaskan sikapini.

Pengalaman, Resiko ini juga dijalankan oleh mereka yang menarik pengalaman wanita yang khusus sebagai sumber nilai-nilai perempuan yang positif dalam kehidupan dan dalam seni. Hanya karena wanita, menurut alasan itu, telah mengalami pengalaman hidup yang khusus bagi wanita (ovulasi, menstruasi, dan melahirkan).

(6)

Ketidaksadaran, teori psikoanalistik Lacan dan Kristeva menyediakan focus keemapa proses ketidaksadaran. Beberapa penulis feminis telah mendobrak sama sekali biologisme dengan mengasosiasikan “perempuan” dengan proses yang cenderung meruntuhkan otaritas wacana ‘laki-laki’ . seksualitas wanita bersifat revolusioner, subversive, beragam, dan “terbuka”.

Sosiologi. Virginia Woolf adalah kritikus wanita pertama yang memasukkan dimensi sosiologi (focus kelima) dalam analisisnya mengenai tulisan wanita. Sejak itu dan selanjutnya, kaum feminis Marxis, terutama, telah mencoba menghubungkan perubahan kondisi social dan ekonomi dan perubahan imbangan kekuatan di antara kedua jenis kelamin

Inti tujuan Feminisme adalah meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajat laki-laki.

Tokoh-tokoh Feminisme yang berpengaruh dalam wacana feminisme diantaranya adalah:

1. Simone de Beauvoir

Simone de Beauvior dalam The Second Sex, menetapkan dengan sangat jelas masalah dasar feminis modern. Bila seorang wanita mencoba membatasi dirinya sendiri, ia mulai dengan berkata “saya seorang perempuan” . Tidak ada laki-laki yang berbuat begitu. Kenyataan ini mengungkapkan ketaksimetrisan dasar antara istilah “maskulin” dan “feminis”.

2. Betty Friedan

Betty Ftiedan, menetengahkan dalam bukunya The Feminine Mytique versi pragmatic dari bentuk kepastian perempuan. Menurutnya, perempuan merupakan kaum yang pasif atas bentuk kebudayaan yang tetap sebagaimana anggapan feminitas oleh kaum patriakhat.

3. Germaine Greer

(7)

ramalan emansipasi perempuan akan selalu menjadi teoritis, mudah dibaca dan pragmatis.

4. Kate Millet dan Michele Barret’ Feminisme Politis

Suatu tingkatan penting dalam feminism modern dicapai oleh Kate Millet dalam buku Sexual Poitics (1970). Ia mempergunakan istilah “patriakhi” (pemerintah ayah) untuk menguraikan sebab penindasan wanita. Patriarkhi meletakkan perempuan di bawah laki-laki atau memperlakukan perempuan sebagai laki-laki yang inferior.

2.2 Aliran-Aliran Feminisme

Sebagai gerakan modern, feminisme yang mulai berkembang pesat sekitar tahun 1960 di Amerika berdampak luas. Gerakan ini membuat masyarakat sadar akan kedudukan perempuan yang inferior. Dampak dari gerakan ini juga dapat dirasakan dalam bidang sastra. Perempuan mulai menyadari bahwa dalam karya sastra pun terdapat ketimpangan mengenai pandangan tentang manusia dalam tokoh-tokohnya. Beberapa aliran yang penting untuk diketahui para penggiat dan pemerhati gender untuk mengoptimalkan kajian dan pemikiran mereka diantara adalah :

1. Feminisme Liberal

Gerakan ini muncul awal abad 18 bersamaan dengan lahirnya zaman pencerahan, tuntutannya adalah kebebasan dan kesamaan terhadap akses pendidikan, pembaharuan hukum yang bersifat diskriminatif. Yang menjadi dasar pemikirannya adalah pandangan rasionalis serta pemisahan ruang privat dan publik, sehingga feminis liberal memperjuangkan atas kesempatan yang sama bagi setiap individu termasuk perempuan .

2. Feminisme Marxis Tradisional

(8)

penindasan kelas dalam sistem produksi. Seiring dengan revolusi proletar yang berhasil meruntuhkan sistem kelas maka penindasan terhadap perempuan diprediksijuga akan hilang.

3. Feminisme Radikal

Gerakan ini mengacu pada konsep biological essentialism ( perbedaan esensi biologis ), suatu pendekatan bahwa apa saja yang berhubungan dengan makhluk laki laki adalah negatif dan menindas. Penganut aliran ini juga menolak adanya institusi keluarga baik secara teoritis maupun praktis.

4. Feminisme Sosialis

Gerakan ini merupakan sintesis dari gerakan feminis Radikal dan Marxis, gerakan ini beranggapan bahwa perempuan terekploitasi oleh 2 hal yaitu sistem patriarkhi dan kapitalis.

5. Ekofeminis

Gerakan ini lebih menfokuskan pandangannya pada analisis kualitas feminin dan mengkritik dengan tajam pada aliran feminisme modern lain ( liberal, radikal, marxist dan sosialis ) dengan mengatakan bahwa ketidakadilan gender bukan semata mata disebabkan oleh konstruksi sosial budaya akan tetapi juga oleh faktor intrinsik.

6. Gerakan Perempuan Dunia Ketiga

Gerakan perempuan yang berasal dari dunia ketiga ( bangsa yang pernah dijajah ).Kondisi perempuan pasca penjajahan yang multi kompleks menjadikan gerakan ini mempunyai prioritas atas apa yang dilakukan misalnya imperialisme, penindasan bangsa, kelas, ras dan etnis. Strateginya adalah afiliasi untuk membangun kekuatan perlawanan bersama untuk satu persatu melawan penindas. Beberapa aspek yang mempengaruhi munculnya gerakan feminisme :

1. Aspek politik merupakan aspek yang ketika rakyat amerika memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1776, deklarasi kemerdekaan amerika menyantumkan bahwa “all men are created aquel” (semua laki-laki diciptakan sama), tanpa menyebut-nyebut perempuan

(9)

3. Aspek konsep sosialisme dan marxis. Aspek ini beranjak dari pikiran Fedderick Engels yang mengemukakan bahwa ‘Dalam keluarga, dia (suami) adalah borjuis dan istri mewakili kaum prolentar.

2.3 Kritik Feminisme dan Ragamnya

Kritik sastra feminis, adalah studi sastra yang mengarahkan fokus analisisnya pada perempuan. Dasar pemikiran feminis dalam penelitian sastra, adalah upaya pemahaman kedudukan peran perempuan seperti yang tercermin dalam karya sastra (Suharto,2002 : 15).

Kritik sastra feminis merupakan salah satu ilmu disiplin sebagai respon atas berkembang luasnya feminisme diberbagai penjuru dunia. Secara garis besar Culler menyebutkan kritik sastra feminis sebagai reading as a woman, membaca sebagai perempuan. Yoder juga menyebutkan bahwa kritik sastra feminis itu bukan pengkritik perempuan atau kritik tentang perempuan, atau kritik tentang pengarang perempuan. Arti sederhana kritik sastra feminis adalah pengkritik memandang sastra dengan kesadaran khusus, kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya, sastra dan kehidupan.

Dalam buku “Pengertian Kritik Sastra Feminis” Soeharto mengutip pernyataan Yoder, (2002 : 5) “Membaca sebagai perempuan berarti membaca dengan kesadaran untuk membongkar praduga dan idiologi kekuasaan laki-laki yang androsentrisme atau patriarkhat.”

Berikut ini merupakan jenis-jenis kritik sastra feminis yang berkembang di masyarakat menurut Dra. Ekarini, M.Pd. (2002:161).

a. Kritik Ideologis.

Kritik sastra feminis ini melibatkan perempuan, khususnya kaum feminis, sebagai pembaca. Yang menjadi pusat perhatian pembaca wanita adalah citra serta stereotipe wanita dalam karya sastra Kritik ini juga meneliti kesalah pahaman tentang perempuan dan sebab-sebab mengapa perempuan sering tidak diperhitungkan bahkan nyaris diabaikan.

b. Gynocritics atau ginokritik

(10)

yang dikaji disini adalah masalah perbedaan. Berarti studi yang ditulis oleh permpuan mengenai perbedaan antara tulisan perempuan dengan tulisan laki-laki.

c. Kritik Sastra Feminis Sosialis

Jenis kritik ini meneliti tokoh-tokoh wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas masyarakat. Selain itu kritik feminis ini mencoba mengungkapkan bahwa kaum wanita merupakan masyarakat yang tertindas.

d. Kritik Feminis Psikoanalitik

Kritik sastra ini diterapkan pada tulisan-tulisan wanita, karena para feminis percaya bahwa pembaca wanita biasanya mengidentifikasikan dirinya dengan atau menempatkan dirinya pada tokoh wanita, sedangkan tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya.

e. Kritik Feminis Lesbian.

Kritik ini bertujuan untuk mengembangkan definisi yang cermat tentang makna lesbian, kemudian akan ditentukan apakah definisi ini dapat diterapkan pada definisi penulis atau pada teks karyanya.

f. Kritik Feminis Ras atau Etnik

Sebagaimana halnya dengan pengkritik sastra ideologi dan pengkritik sastra lesbian, pengkritik sastra etnik ingin membuktikan keberadaan sekelompok penulis feminis etnik beserta karya-karyanya, baik dalam kajian perempuan maupun dalam kajian kanon sastra tradisional dan sastra feminis.

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan

(11)

konflik kelas, konflik ras, dan, terutama, karena adanya konflik gender. Feminisme mencoba untuk mendekonstruksi sistem yang menimbulkan kelompok yang mendominasi dan didominasi, serta sistem hegemoni di mana kelompok subordinat terpaksa harus menerima nilai-nilai yang ditetapkan oleh kelompok yang berkuasa. Feminisme mencoba untuk menghilangkan pertentangan antara kelompok yang lemah dengan kelompok yang dianggap lebih kuat.

Penggunaan teori ini dalam kritik sastra adalah untuk mengupas lebih mendalam sebuah karya sastra dari segi feminisme, yang berarti sebuah kedudukan yang akan diberikan oleh pengarang kepada kaum wanita dalam karya sastranya. Berbagai ragam kritik feminisme yang dapat digunakan untuk membedah sebuah karya sastra diantaranya adalah kritik ideologis, genokritik, sastra feminis sosialis, psikoanalitik, lesbian dan etnik.

3.2 Saran

Feminisme harus berani melihat permasalahan secara konseptual. Jika perempuan banyak diteliti menggunakan teori yang tidak relevan bagi generasi mendatang, maka feminisme tidak akan banyak membantu kemajuan perempuan. Jika feminisme berpolitik dan bergulat dengan praksis tetapi masih mengadopsi konseptual feminisme yang hegemonik maka feminisme akan mengalami jalan buntu. Karena itu penulis menyarankan agar perjuangan feminisme tidak saja direalisasikan di dalam politik praksis tetapi juga bergulat dengan konseptualisasi teori feminisme sehingga dapat memperbaiki serta menambah kekurangan yang terjadi dalam ranah praksis.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Saraswati, Ekarini. 2002. Sosiologi Sastra Sebuah Pemahaman Awal. Malang: UMM Press.

Tong, Rosemarie Putnam. Feminist Thought : Pengantar paling Komprehensif kepadaAliran Utama Pemikiran Feminis, terj. Aquarini Priyatna Prabasmoro.Yogyakarta : Jalasutra, 1998.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan diatas dilakukan penelitian tentang adanya jamur entomopatogen pada lahan pertanaman kacang panjang ( Vigna sinensis di di Desa Bukit Batu Jalur

menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai menjadi sangat penting untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga makna dari materi pelajaran ini

Fusi protoplas intraspesies Pichia manshurica DUCC-015 telah memperoleh fusan dengan a menghasilkan aktivitas inulinase tinggi mencapai 0,965 IU/mL dibandingkan induk

“Didalam dunia yang akan datang, engkau akan menjadi seorang Buddha dengan gelar Sagara Varadara Buddhi Virridhi Tabigna, Tathagata, Maha Terhormat, Maha Bijaksana, Pemimpin

Perusahaan harus meminta persetujuan dari LPPOM MUI setiap penambahan fasilitas produksi baru untuk produk yang sudah disertifikasi7. Contoh surat permintaan

Faktor-faktor yang dimasukan dalam model penelitian, yang diduga akan berpengaruh terhadap intensitas penggunaan modal ventura, adalah (1) pengalaman usaha, (2) tingkat

Judul penelitian ini Strategi Dakwah Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dalam Menanggulangi Dampak Prostitusi (Studi Kasus Dukuh Selempung Desa Dukuhseti Kecamatan Dukuhseti

Deskripsi Prosedur Pengujian Masukan Keluaran yang Diharapkan Kriteria Evaluasi Hasil Hasil yang didapat Kesim pulan Pengujian menu input data nilai 1.Pilih nilai, klik nama kfc 2.isi