• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINJAUAN KURIKULUM BERBASIS KONSERVASI doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINJAUAN KURIKULUM BERBASIS KONSERVASI doc"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENINJAUAN KURIKULUM BERBASIS KONSERVASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB DAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FBS UNNES

MELALUI STUDI PENELUSURAN ALUMNI

Oleh : Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag, Retno Purnama Irawati, S.S., M.A, Ai Sumirah Setiawati, S. Pd., M. Pd.

RINGKASAN

Sejak kedua prodi ini menyelenggarakan perkuliahan yang pertama kali tahun 2005 (meluluskan sarjana pertama kali tahun 2009) hingga saat ini tahun 2014, belum pernah melakukan studi penelusuran alumni. Selain itu, status akreditasi kedua prodi ini akan berakhir pada tahun 2015, sehingga studi penelusuran alumni sangat diperlukan sebagai bahan penyusunan evaluasi diri dan borang akreditasi prodi. Berkaitan dengan kurikulum, saat ini prodi Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNNES menerapkan Kurikulum 2012 Berbasis Kompetensi dan Konservasi. Masukan dari stakeholders pengguna lulusan prodi Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang akan sangat bermanfaat bagi perbaikan kurikulum tersebut.

Berdasarkan beberapa masalah yang dapat teridentifikasi tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam artikel ini adalah profil alumni prodi Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang secara umum baik yang sudah masuk dalam pasar kerja ataupun yang belum terserap di dunia kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Subjek penelitian adalah alumni kedua prodi, dari mahasiswa tahun angkatan 2005 sampai dengan mahasiswa tahun angkatan 2009 (periode lulusan tahun 2009 hingga tahun 2014). Alumni tersebut tersebar di banyak kota, terutama di daerah Jawa Tengah, dengan profesi yang beraneka ragam. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini mencakup metode non-tes meliputi teknik angket, wawancara, dan dokumentasi.

A. PENDAHULUAN

Pada era globalisasi seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) menjadi isu yang sangat penting karena negara dengan kualitas SDM yang baik akan mempunyai daya saing tinggi. Karena itu, peningkatan kualitas SDM mutlak harus menjadi agenda strategis negara. Namun demikian fakta menunjukkan secara umum potret kualitas SDM Indonesia masih belum membanggakan. Hal tersebut tercermin dari komposisi angkatan kerja yang masih didominasi lulusan pendidikan dasar dan menengah; masih banyaknya pengangguran terdidik/sarjana; dan masih rendahnya peringkat daya saing SDM bangsa kita dibanding negara-negara lain.

(2)

lulusan Diploma sebanyak 3,2 juta orang (2,82 persen), atau Sarjana yang hanya 8,0 juta orang (6,96 persen) (Hakim 2013:9).

Hal ini terjadi karena beberapa hal. Pertama, adanya ketidaksesuaian antara kurikulum perguruan tinggi dengan perkembangan dunia kerja dan industri. Kedua, sulitnya mahasiswa memilih program pendidikan yang mereka minati karena berbagai alasan, mulai dari mahalnya biaya program pendidikan yang diminati mahasiswa dan ketidakberhasilan calon mahasiswa mendapatkan akses karena terbatasnya kuota yang ditawarkan universitas untuk program pendidikan yang diminati mahasiswa. Sebagai dampaknya terlihat dari banyaknya jumlah pengangguran terdidik. Berdasarkan data per bulan Februari 2013 jumlah pengangguran dengan latar pendidikan Sarjana sebanyak 421.717 orang, dan latar belakang pendidikan akademi/Diploma 1, 2, 3 sebanyak 192.762 orang (Hakim 2013:10).

Rendahnya daya saing SDM negara Indonesia merupakan salah satu permasalahan besar bangsa yang memerlukan penanganan segera. Menurut data World Economic Forum, posisi daya saing Indonesia tahun 2013–2014 berada pada urutan ke 38 dari 148 negara yang disurvei. Di posisi ini, Indonesia berada jauh di bawah Singapura yang menempati urutan ke-2, Malaysia (24), Brunei Darussalam (26), dan Thailand (37) (Hakim 2013:10).

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap daya saing suatu bangsa adalah pendidikan masyarakatnya. Pendidikan memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa serta memberi kontribusi siginifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial. Masyarakat dengan pendidikan yang baik akan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya, yang secara kolektif akan meningkatkan pendapatan negara. Saat ini, dan di masa mendatang, sumber daya alam bukan lagi menjadi daya saing utama suatu bangsa, melainkan penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi (Hakim 2013:10).

Dari waktu ke waktu dunia pendidikan senantiasa dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang nyaris tak terpecahkan. Hal ini disebabkan oleh karena dinamika kehidupan manusia dan masyarakat itu sendiri berkembang sangat cepat, demikian juga perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga tuntutan akan kompetensi individu senantiasa berubah dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kompetensi individu merupakan produk dari proses pendidikan yang dialaminya. Secara garis besar permasalahan pendidikan di Indonesia sampai dengan awal tahun 2000-an dapat dikelompokkan menjadi tiga: 1) pemerataan pendidikan dan perluasan akses, 2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, dan 3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.

(3)

membuahkan hasil sebagaimana diharapkan. Khusus terkait dengan persoalan relevansi, hingga awal tahun 2000 masih belum terwujud situasi yang menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, padahal antara keduanya seharusnya terjalin kerjasama yang sinergis. Dunia pendidikan seakan-akan berjalan sendiri, tanpa merisaukan kebutuhan dunia kerja. Demikian juga dunia kerja seolah berjalan sendiri tanpa harus besinggungan dengan dunia pendidikan. Rendahnya relevansi tersebut tidak hanya terjadi pada tingkat sekolah menengah tetapi juga perguruan tinggi (PT). Untuk level perguruan tinggi, dapat dilihat misalnya dari banyaknya lulusan PT, dalam hal ini adalah sarjana, yang menganggur. Dari tahun ke tahun angka pengangguran terdidik semakin bertambah. Fakta ini tentu sangat memprihatinkan dan sekaligus disayangkan, karena sebenarnya bangsa Indonesia masih sangat memerlukan tenaga terdidik dalam jumlah besar untuk melanjutkan pembangunan dan meningkatkan kemampuan bangsa dalam memasuki persaingan global.

Persoalan pengangguran tersebut antara lain disebabkan oleh kurang sesuainya kompetensi yang dimiliki lulusan dengan tuntutan dunia kerja. Dengan kata lain, keterkaitan antara program pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, masih rendah. Kondisi seperti itu menimbulkan dampak negatif berganda. Di satu sisi masyarakat dan pemerintah harus mengeluarkan biaya pendidikan yang sangat besar tertapi di sisi yang lain kompetensi yang dimiliki lulusan ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan. Dengan kata lain terjadi ketidakefektifan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Untuk mengetahui tingkat relevansi antara program pendidikan yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga pendidikan (termasuk perguruan tinggi) dengan kebutuhan lapangan kerja, maka diperlukan kajian terhadap lulusan yang dihasilkan. Studi penelusuran alumni seperti itu akan diperoleh berbagai informasi penting, antara lain kebutuhan riil yang diperlukan dunia kerja, kekurangan yang dimiliki lulusan, kelemahan kurikulum yang selama ini digunakan, dan harapan alumni terhadap almamaternya terkait dengan penyelenggaraan pendidikan ke depan.

(4)

Berbagai permasalahan muncul terkait dengan lulusan yang sudah dihasilkan oleh prodi Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNNES. Permasalahan tersebut diantaranya adalah (1) minimnya informasi tentang kinerja alumni kedua prodi sejak kedua prodi ini menghasilkan lulusan, (2) belum tersedia data tentang jenis-jenis pekerjaan yang diperoleh kedua prodi ini, (3) belum diperoleh data tentang penyebaran alumni kedua prodi, baik berdasarkan bidang pekerjaan yang diperoleh maupun penyebaran secara geografis, (4) belum diperoleh informasi tentang kompetensi yang diperlukan stakeholders di dunia kerja bagi alumni kedua prodi, (5) belum diperoleh informasi tentang kesesuaian kompetensi alumni kedua prodi dengan kebutuhan stakeholders di dunia kerja, (6) belum diperoleh informasi tentang masukan mata kuliah yang diperlukan oleh stakeholders, (7) belum diperoleh informasi tentang kendala yang dihadapi alumni kedua prodi dalam memperoleh pekerjaan, (8) belum diperoleh informasi tentang kendala yang dihadapi alumni dalam mengembangkan diri setelah berhasil lulus dari kedua prodi ini, (9) potensi dan kesempatan bersaing di dunia kerja belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan kedua prodi ini, (10) bagi mahasiswa yang semula sudah bekerja, belum diperoleh informasi tentang nilai tambah yang diperoleh setelah menyelesaikan studi mereka di kedua prodi ini dalam rangka mengembangkan karirnya, dan (11) alumni kedua prodi yang tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Pada sisi lain, Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang dituntut untuk terus mereorganisasi diri dan meningkatkan kualitas layanan akademik kepada publik. Salah satunya melalui penilaian kinerja program studi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), penyusunan laporan Evaluasi Diri sebagai dasar pijakan konsolidasi organisasi dan pengembangan program kegiatan akademik, dan pelaksanaan audit mutu akademik internal dan eksternal yang berkelanjutan. Salah satu butir evaluasi diri dan isian borang akreditasi ialah mengenai keberadaan lulusan setelah meninggalkan bangku kuliah dan masukan stakeholders pengguna lulusan untuk perbaikan dan peninjauan kurikulum.

(5)

kembali dan perbaikan kurikulum tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui permasalahan muncul terkait dengan lulusan yang sudah dihasilkan oleh prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNNES dan mendapatkan berbagai informasi penting dari alumnus serta stakeholdres yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan akademik dan peninjauan kurikulum program studi ke depan.

Berdasarkan beberapa masalah yang dapat teridentifikasi tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam artikel ini adalah kondisi alumni prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran di kedua prodi ini.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini kemudian mempergunakan desain penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1983). Survei merupakan studi yang bersifat kualitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survei adalah suatu desain yang digunakan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survei tidak ada intervensi, sehingga penelitian survei hanya mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.

Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian survei, peneliti meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti (Singarimbun, 1983).

Subjek penelitian adalah alumni prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNNES, dari mahasiswa tahun angkatan 2005 sampai dengan mahasiswa tahun angkatan 2009 (periode lulusan tahun 2009 hingga tahun 2014) serta stakeholders pengguna alumni kedua prodi tersebut. Alumni tersebut tersebar di banyak kota, terutama di daerah Jawa Tengah, dengan profesi yang beraneka ragam. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini mencakup teknik non-tes. Teknik non-tes meliputi teknik kuesioner, wawancara, dan dokumentasi.

B. STUDI PENELUSURAN ALUMNI

(6)

alumnae (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1995:25-26). Dalam studi penulusuran ini akan menggunakan istilah bahasa Inggris yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, yaitu alumni tanpa membedakan jenis kelamin dari lulusan tersebut.

Penelusuran alumni (tracer study) merupakan bagian penting dari aktivitas sebuah lembaga pendidikan. Melalui penelusuran lulusan akan diperoleh berbagai informasi penting yang sangat bermanfaat bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, bagi para lulusan, dan juga lembaga-lembaga lain yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Studi penelusuran alumni adalah survei dengan target sasaran lulusan dari suatu institusi pendidikan tinggi. Lulusan diminta memberikan informasi mengenai keadaan dirinya dan institusi pendidikan tinggi tempatnya belajar hingga mendapatkan kelulusan. Beberapa nama lain studi penelusuran alumni adalah tracer study, graduate survey, follow up survey, dan alumni survey (Patria, 2012:2).

Tracer study memungkinkan sebuah lembaga pendidikan melacak kondisi lulusan yang dihasilkan dan dari informasi yang diperoleh dapat diambil berbagai kebijakan dan tindakan yang memberikan manfaat bagi para lulusan dan bagi pengembangan lembaga yang bersangkutan. Salah satu manfaat penting dari penelitian tracer study adalah diperolehnya informasi tentang relevansi program pendidikan yang diselenggarakan dengan kebutuhan lapangan. Menjamin adanya relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan merupakan keharusan bagi setiap lembaga pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi, dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Objek utama studi penelusuran alumni adalah meneliti proses transisi dari pendidikan tinggi ke dunia kerja, analisis hubungan antara pendidikan tinggi dengan dunia kerja dari sudut pandang tujuan individu seperti kepuasan kerja dan posisi kerja, pendapatan, jaminan kerja dan jenis pekerjaan (Zembere dan Chinyama 2008:2). Faktor penting yang berkaitan dengan kesuksesan lulusan adalah gender, motivasi kerja, kualifikasi studi dan kondisi pasar kerja, evaluasi berdasarkan pengalaman dan pandangan dari lulusan, fasilitas dan kurikulum dan umpan balik dari lulusan.

(7)

pengembangan sumber daya manusia melalui program jangka pendek dan jangka panjang dan menjaga kualitas lulusan yang berdampak secara individual, institusi maupun negara.

Nazir (2005:65-66) menggolongkan studi penelusuran termasuk dalam metode deskriptif berkesinambungan yaitu meneliti secara deskriptif secara terus-menerus suatu objek penelitian. Penelitian ini biasanya dilakukan dalam meneliti masalah-masalah sosial. Fokus utama dari studi penelusuran adalah memperoleh informasi dari lulusan yang sudah bekerja atau belum bekerja, sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam rangka pengembangan atau penyempurnaan suatu institusi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa studi penelusuran adalah studi yang meneliti hubungan antara pendidikan tinggi dengan dunia kerja dari sudut pandang tujuan individu seperti kepuasan kerja dan posisi kerja, pendapatan, jaminan kerja dan jenis pekerjaan. Fokus utamanya adalah memperoleh informasi dari lulusan yang sudah bekerja atau belum bekerja.

Manfaat studi penelusuran menurut Setiawan dan Muntaha (2000:68) adalah sebagai bahan masukan untuk perbaikan proses belajar mengajar; sebagai bahan untuk mengevaluasi kurikulum yang berlaku; sebagai bahan untuk mengevaluasi materi-materi perkuliahan; sebagai bahan untuk mengevaluasi daya adaptasi lulusan di tempat kerja; sebagai bahan untuk mengevaluasi angka pengangguran alumni dan mencari solusinya dan dijadikan alat membentuk jaringan informasi.

Sedangkan SEARCA (2008:1-2) menyebutkan bahwa studi penelusuran bermanfaat untuk memberi gambaran situasi sekarang dan pergerakan karir disaat setelah mahasiswa lulus dari perguruan tinggi, sumber data atau dokumen yang memberikan sumbangan pada institusi baik secara nasional maupun regional setelah mahasiswa menyelesaikan pendidikan tinggi, dan memprediksi prospektif aturan masa depan dan sumbangan yang potensial bagi pengembangan visi dan misi perguruan tinggi. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat studi penelusuran adalah sebagai sumber data yang berguna bagi pengembangan dan evaluasi kurikulum serta mengembangkan visi dan misi perguruan tinggi.

C. KONDISI ALUMNI PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB DAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG SELAMA DAN SETELAH MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN DI KEDUA PRODI

(8)

2006. Kedua prodi ini mempunyai akreditasi B dan baru berakhir masa akreditasi pada tahun 2015.

Sejak awal berdiri hingga tahun 2014 ini, kedua prodi sudah banyak menerima mahasiswa dan meluluskan sarjana (S1). Tabel di bawah ini adalah gambaran jumlah mahasiswa di prodi Pendidikan Bahasa Arab.

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab

TAHUN DITERIMA KELUAR AKHIR LULUS AKTIF

2005 7 1 6 6 0

2006 16 0 16 16 0

2007 26 2 24 24 0

2008 40 0 40 37 3

2009 55 4 51 43 8

2010 38 1 37 27 10

2011 55 8 47 0 47

2012 59 4 55 0 55

2013 64 4 60 0 60

2014 59 2 57 0 57

Jumlah 419 26 393 153 240

Prodi pendidikan bahasa Jepang mempunyai mahasiswa untuk pertama kali tahun 2005 hingga sekarang selalu mempunyai jumlah mahasiswa yang banyak. Beberapa di antara mahasiswa tersebut, merupakan mahasiswa S1 transfer dari program PKG, yang melanjutkan studi S1 setelah menamatkan studi D3. Gambaran jumlah mahasiswa pada prodi pendidikan bahasa Jepang, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang

TAHUN DITERIMA KELUAR AKHIR LULUS AKTIF

2005 25 6 19 19 0

2006 35 4 31 31 0

2007 57 4 53 53 0

2008 67 5 62 54 8

2009 113 7 106 88 18

2010 62 3 59 9 50

2011 96 10 86 8 78

2012 62 1 61 0 61

2013 62 6 56 0 56

2014 62 1 61 0 61

(9)

1. Alumnus Yang Bekerja

Untuk mendapatkan gambaran alumnus yang telah bekerja dalam tracer study diperoleh hasil dari angket yang dikirim kepada 153 orang alumnus dari prodi pendidikan bahasa Arab dan 262 orang alumnus dari prodi pendidikan bahasa Jepang. Angket yang dikembalikan berkisar 135 angket atau 88% dari total lulusan prodi pendidikan bahasa Arab dan 107 angket atau 41% dari total lulusan prodi pendidikan bahasa Jepang.

Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa sebanyak 122 orang alumnus atau 80% dari total lulusan prodi pendidikan bahasa Arab telah terserap di lapangan kerja yang ada, ada pula yang menciptakan lapangan kerja sendiri sebagai wirausahawan. Tabel di bawah ini merupakan tabel pekerjaan alumni prodi pendidikan bahasa Arab.

Tabel 3. Jenis Pekerjaan Alumni PBA

Jenis Pekerjaan Jumlah Alumnus Prosentase

Guru 82 54

Karyawan 18 12

Wiraswasta 17 11

Studi Lanjut 13 8

Dosen (kontrak) 3 2

Penerjemah 2 1

Tidak terdata 18 12

Jumlah 153 100

Sebanyak 82 orang alumnus atau 54% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Arab berprofesi sebagai guru. Para alumnus merupakan guru honorer atau guru tetap yayasan, belum ada yang menjadi PNS. Sebanyak 18 orang alumnus atau 12% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Arab berprofesi sebagai karyawan di perusahaan swasta. Adapun alumnus yang berprofesi sebagai seorang wirausahawan atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sebanyak 17 orang alumnus atau 11% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Arab. 13 orang alumnus atau 8% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Arab tidak bekerja karena setelah lulus sarjana S1, mereka langsung melanjutkan studi ke jenjang magister (S2). 3 orang alumnus atau 2% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Arab berprofesi sebagai dosen di almamater mereka. 2 orang alumnus atau 1% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Arab berprofesi sebagai penerhemah. Sedangkan sebanyak 18 orang alumni atau 12% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Arab tidak terdata.

(10)

pendidikan bahasa Jepang yang sudah terserap di lapangan kerja dan mengembalikan angket. Tabel di bawah ini merupakan tabel pekerjaan alumni prodi pendidikan bahasa Jepang.

Tabel 4. Jenis Pekerjaan Alumni PBJ

Jenis Pekerjaan Jumlah Alumnus Prosentase

Guru 44 17

Karyawan 43 16

PNS 3 1

Studi Lanjut 1 0,4

Dosen (kontrak) 4 2

Penerjemah 12 5

Tidak terdata 155 59

Jumlah 262 100

Sebanyak 44 orang alumnus atau 17% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Jepang berprofesi sebagai guru. Para alumnus merupakan guru honorer atau guru tetap yayasan, belum ada yang menjadi PNS. Sebanyak 43 orang alumnus atau 16% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Jepang berprofesi sebagai karyawan di perusahaan swasta. Para alumnus ini banyak yang berkerja di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Adapun alumnus yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 3 orang alumnus atau 1% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Jepang. 1 orang alumnus atau 0,4% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Jepang tidak bekerja karena setelah lulus sarjana S1, mereka langsung melanjutkan studi ke jenjang magister (S2). 4 orang alumnus atau 2% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Jepang berprofesi sebagai dosen di almamater mereka dan di universitas lain. Profesi penerjemah digeluti oleh sekitar 12 orang alumni atau 5% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Jepang. Sedangkan sebanyak 155 orang alumni atau 59% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Jepang tidak terdata.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, dapat diketahui bahwa alumnus dari prodi pendidikan bahasa Arab yang terserap bekerja sebagai guru berjumlah 82 orang alumnus atau 54% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Arab. Profesi menjadi seorang guru masih menjadi profesi yang digemari oleh para alumnus. Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi prodi pendidikan bahasa Arab untuk menghasilkan tenaga kerja sebagai guru.

Sedangkan alumnus dari prodi pendidikan bahasa Jepang yang terserap bekerja sebagai guru berjumlah 44 orang alumnus atau 17% dari total alumni prodi pendidikan bahasa Jepang. Profesi yang ditekuni alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang lebih bervariasi dan hanya sedikit dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang yang terdata, yang berprofesi sebagai guru.

(11)

Gambaran pekerjaan para alumnus tersebut, jika diteliti lebih lanjut, tampak adanya kesesuaian bidang ilmu dengan pekerjaan yang sekarang ditekuni. Berdasarkan 135 angket dari 135 alumnus prodi pendidikan bahasa Arab, sebanyak 122 orang alumnus prodi pendidikan bahasa Arab yang bekerja sedangkan 18 orang alumnus prodi pendidikan bahasa Arab sedang studi lanjut.

Tabel 5. Relevansi Bidang Pekerjaan Dengan Latar Belakang Pendidikan Relevansi Jumlah Alumnus Prosentase

Sangat relevan 75 61

Relevan 20 16

Ragu-ragu 8 7

Tidak relevan 19 16

Jumlah 122 100

Alumnus prodi pendidikan bahasa Arab yang menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka geluti sekarang sudah sangat sesuai atau sangat relevan berjumlah 75 orang alumnus atau 61% dari total responden yang sudah bekerja. Alumnus yang menyatakan sangat relevan ini sebagian besar berprofesi sebagai guru, dosen, dan sisanya penerjemah. 20 orang atau 16% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Arab yang bekerja, menyatakan pekerjaan mereka relevan dengan latar belakang pendidikan sarjana mereka. Pekerjaan mereka masih berhubungan dengan bahasa Arab, meski tidak semua alumnus berprofesi sebagai guru.

Sebanyak 8 orang alumnus atau 7% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Arab yang bekerja menyatakan ragu-ragu apakah pekerjaan mereka masih relevan dengan latar belakang pendidikan sarjana mereka. 8 orang alumnus ini tidak bekerja di bidang pekerjaan yang memerlukan kemahiran bahasa Arab, akan tetapi mata kuliah kependidikan dan mata kuliah lain yang mereka tempuh selama studi S1 cukup bermanfaat untuk menunjang pekerjaan mereka sekarang.

Sebanyak 19 orang alumnus atau 16% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Arab, menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka tekuni sekarang tidak relevan dengan latar belakang pendidikan sarjana mereka. Sebagian besar alumnus yang mengisi kolom ini berprofesi sebagai wirausahawan yang tidak berhubungan dengan bahasa Arab dan keilmuan pendidikan.

Sementara itu kondisi berbeda ditemukan pada alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang. Berdasarkan 107 angket dari 107 alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang, sebanyak 106 orang alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang yang bekerja, sedangkan 1 orang alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang sedang studi lanjut. Tabel berikut merupakan relevansi bidang pekerjaan alumnus dengan latar belakang pendidikan.

(12)

Sangat relevan 31 29

Relevan 45 43

Ragu-ragu 15 14

Tidak relevan 15 14

Jumlah 106 100

Alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang yang menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka geluti sekarang sudah sangat sesuai atau sangat relevan berjumlah 31 orang alumnus atau 29% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang yang bekerja. Alumnus yang menyatakan sangat relevan ini sebagian besar berprofesi sebagai guru, dosen, dan penerjemah. 45 orang atau 43% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang yang bekerja, menyatakan pekerjaan mereka relevan dengan latar belakang pendidikan sarjana mereka. Pekerjaan mereka masih berhubungan dengan bahasa Jepang, karena bekerja sebagai karyawan di perusahaan Jepang, meskipun ada juga yang berprofesi sebagai guru bahasa Jepang.

Sebanyak 15 orang alumnus atau 14% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang yang bekerja menyatakan ragu-ragu apakah pekerjaan mereka masih relevan dengan latar belakang pendidikan sarjana mereka. 15 orang alumnus ini tidak bekerja di bidang pekerjaan yang memerlukan kemahiran bahasa Jepang, akan tetapi mata kuliah kependidikan dan mata kuliah lain yang mereka tempuh selama studi S1 cukup bermanfaat untuk menunjang pekerjaan mereka sekarang. Mereka ini banyak yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta, tetapi bukan perusahaan Jepang. Ada juga yang berprofesi sebagai guru atau pengajar yang tidak mengajarkan bahasa Jepang

Sebanyak 15 orang alumnus atau 14% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang, menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka tekuni sekarang tidak relevan dengan latar belakang pendidikan sarjana mereka. Sebagian besar alumnus yang mengisi kolom ini berprofesi sebagai karyawan atau PNS yang tidak berhubungan dengan bahasa Jepang dan keilmuan pendidikan. Bidang pekerjaan yang mereka tekuni sekarang tidak berhubungan dengan bahasa Jepang, misalnya sebagai staf administrasi perusahaan nasional atau daerah, pegawai TU, dan lainnya.

Sedangkan bila ditinjau dari bidang ilmu, jawaban-jawaban alumni memberikan gambaran bahwa alumni yang menempuh pendidikan di kedua prodi tersebut dan kemudian terjun di bidang yang bukan menyentuh bidang pendidikan, dengan sendirinya akan memberikan jawaban tidak sesuai atau tidak relevan. Sebaliknya alumnus yang bidang pekerjaannya sesuai dengan latar belakang pendidikan jenjang sarjana mereka, seperti guru dan dosen, dengan sendirinya akan memberikan jawaban sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.

(13)

Bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa asing lainnya sering menjadi persyaratan utama bagi calon pelamar kerja. Dewasa ini semakin banyak bidang pekerjaan yang mempersyaratkan kompetensi penguasaan bahasa asing bagi calon tenaga kerjanya. Total sebanyak 122 orang alumnus dari prodi pendidikan bahasa Arab yang telah bekerja, jika melihat tentang manfaat mengikuti mata kuliah keterampilan bahasa Arab dan mata kuliah bahasa Inggris, alumnus pun memberikan responnya. Respon alumnus terhadap penguasaan bahasa Arab dan bahasa asing lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Kebutuhan Penguasaan Bahasa Asing Bagi Alumnus

Kebutuhan Penguasaan Bahasa Asing Jumlah Alumnus Prosentase Sangat membutuhkan penguasaan bahasa asing 80 66

Membutuhkan penguasaan bahasa asing 24 20

Kurang membutuhkan penguasaan bahasa asing 10 8

Tidak membutuhkan penguasaan bahasa asing 8 7

Jumlah 122 100

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa 24 orang alumnus atau 20% dari dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Arab yang bekerja, menyatakan adanya kebutuhan yang tinggi untuk menguasai bahasa Arab dan atau bahasa Inggris bagi para alumnus. Bahkan sebanyak 80 orang alumnus atau 66% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Arab yang bekerja, menyatakan sangat membutuhkan kemampuan penguasaan bahasa Arab dan atau bahasa Inggris. Total keseluruhan alumni yang sudah bekerja yang menyatakan kebutuhan penguasaan kemampuan bahasa Arab dan atau bahasa Inggris sebesar 86% atau 104 orang alumnus. Alumnus yang menjawab pada kelompok ini, bekerja pada bidang yang berhubungan dengan bahasa Arab, misalnya guru pengajar bahasa Arab, penerjemah, dan dosen bahasa Arab. Dengan jawaban ini memberikan masukan yang berharga bagi institusi pendidikan, dalam hal ini prodi pendidikan bahasa Arab, mengenai pentingnya pengembangan pembelajaran bahasa Arab dan bahasa asing lainnya pada masa yang akan datang bagi peningkatan kompetensi lulusan.

(14)

yang bekerja sebagai karyawan yang tidak memerlukan keahlian berbahasa asing, dan wirausahawan di bidang yang tidak berkaitan dengan bahasa asing.

Kebutuhan pasar kerja terhadap tenaga kerja yang menguasai bahasa Jepang juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Total sebanyak 106 orang alumnus dari prodi pendidikan bahasa Jepang yang telah bekerja dan terdata, jika melihat tentang manfaat mengikuti mata kuliah keterampilan bahasa Jepang dan mata kuliah bahasa Inggris, alumnus pun memberikan responnya. Respon alumnus terhadap penguasaan bahasa Jepang dan bahasa asing lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Kebutuhan Penguasaan Bahasa Asing Bagi Alumnus

Kebutuhan Penguasaan Bahasa Asing Jumlah Alumnus Prosentase Sangat membutuhkan penguasaan bahasa asing 73 69

Membutuhkan penguasaan bahasa asing 19 18

Kurang membutuhkan penguasaan bahasa asing 6 6

Tidak membutuhkan penguasaan bahasa asing 8 8

Jumlah 106 100

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa 19 orang alumnus atau 18% dari dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang yang bekerja, menyatakan adanya kebutuhan yang tinggi untuk menguasai bahasa Jepang dan atau bahasa Inggris bagi para alumnus. Bahkan sebanyak 73 orang alumnus atau 69% dari total alumnus prodi pendidikan bahasa Jepang yang bekerja, menyatakan sangat membutuhkan kemampuan penguasaan bahasa Jepang dan atau bahasa Inggris. Total keseluruhan alumni yang sudah bekerja yang menyatakan kebutuhan penguasaan kemampuan bahasa Jepang dan atau bahasa Inggris sebesar 87% atau 92 orang alumnus. Alumnus yang menjawab pada kelompok ini, bekerja pada bidang yang berhubungan dengan bahasa Jepang, misalnya guru pengajar bahasa Jepang, penerjemah, dan dosen bahasa Jepang. Dengan jawaban ini memberikan masukan yang berharga bagi institusi pendidikan, dalam hal ini prodi pendidikan bahasa Jepang, mengenai pentingnya pengembangan pembelajaran bahasa Jepang dan bahasa asing lainnya pada masa yang akan datang bagi peningkatan kompetensi lulusan.

(15)

tidak ada hubungannya dengan penggunaan bahasa Jepang dan atau bahasa Inggris. Mereka ini banyak yang bekerja sebagai karyawan yang tidak memerlukan keahlian berbahasa asing, dan wirausahawan di bidang yang tidak berkaitan dengan bahasa asing.

4. Kondisi Alumni Selama Mengikuti Pembelajaran

Untuk memberikan gambaran kondisi alumni selama mengikuti pembelajaran saat ini yang biasa dipergunakan untuk mengukur adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Tabel 9 di bawah ini merupakan gambaran IPK lulusan dari prodi pendidikan bahasa Arab.

Tabel 9. IPK Lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab

IPK Jumlah Alumnus Prosentase

2,00 - 2,75 1 1

2,76 - 3,00 7 4

3,01 - 3,50 107 70

3,51 - 4 38 25

Jumlah 153 100

Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh informasi bahwa 99% atau 152 orang alumnus mempunyai IPK yang sesuai dengan standart perusahaan tempat mereka bekerja. Perincian IPK yang sesuai dengan standart perusahaan tersebut, pertama¸ terdiri dari IPK 2,76 -3,00 sebesar 4% atau 7 orang alumnus, IPK 3,01 - 3,50 sebesar 70% atau 107 orang alumnus, dan IPK 3,51 – 4 sebesar 25% atau 38 orang alumnus.

Untuk memberikan gambaran kondisi alumni selama mengikuti pembelajaran saat ini yang biasa dipergunakan untuk mengukur adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan partisipasi selama mengikuti proses pembelajaran. Tabel 10 di bawah ini merupakan gambaran IPK lulusan dari prodi pendidikan bahasa Jepang.

Tabel 10. IPK Lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Jepang IPK Jumlah Alumnus Prosentase

2,00 - 2,75 18 7

2,76 - 3,00 63 24

3,01 - 3,50 130 50

3,51 - 4 51 19

Jumlah 262 100

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

______2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan ketujuh. Jakarta : Bumi Aksara.

______2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bernardin, H.J., JEA Russel. 1993. Human Resource Management. New York: McGraw-Hill. Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,. Kebijakan Publik, Dan Ilmu

Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada

Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. California: Sage Publications, Inc. Echols, John M. & Shadily, Hasan. 1995. Kamus Inggris-Indonesia: An English-Indonesian

Dictionary. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Gibson, J.L; J.M Ivancevich, & J.H. Donelly, Jr. 1988. Organizations: Behavior, Structure, Processes. Plano: Business Publications Inc.

Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori dan Isu. Yogyakarta: Gaya Media.

Matteson M.T. et.al. 1989. Management and Organizational Behavior Classics. Homewood: BPI/IRWIN.

Milton, C.R. 1981. Human Behavior in Organization. Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc. Minner, J.B. 1985. The Principle of Management. Columbus: Charles E.Merill Publishing

Company.

Moleong, J. Lexy. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2003. Asas-asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara. Nazir.2005.Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia.

Patria, Bhima. 2012. Working Paper no.2 Tahun 2012: Mengenal Survei Penelusuran Alumni (Tracer Study). Yogyakarta: Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM.

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Manajemen Sumberdaya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan: Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE).

SEARCA. 2008. Tracer Study on SEARCA Fellows and UC Grantees. http://aau.org/studyprogram/web/scholarship.

(17)

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1983. Metode Penelitian Survei. Jakarta: CV. Rasma Agung.

Sudjana, N. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Zembere, S.N. dan Chinyama, MPM. 2008. The University of Malawi Graduate Tracer Study 1996. http://aau.org/studyprogram/notpub.

Sumber dari Internet : http://blog.tp.ac.id

http://haydar85.wordpress.com/2008/07/07

Gambar

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Tabel di bawah ini merupakan tabel pekerjaan alumni prodi pendidikan bahasa Jepang.Tabel 4
Tabel 5. Relevansi Bidang Pekerjaan Dengan Latar Belakang Pendidikan
Tabel 10. IPK Lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Jepang

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Aplikasi Perencan Perencan aan aan SIPKD SIPKD Aplikasi Aplikasi Monev Monev Aplikasi Aplikasi lainnya lainnya (misal (misal LAKIPDA, LAKIPDA, LKPJ dll) LKPJ dll) SI Profil

Sebagai Sebagai instansi y instansi yang ang bergerak di bidang jasa pelayanan, Rumah Sakit melibatkan seluruh tenaga dari berbagai bergerak di bidang jasa pelayanan, Rumah

Hubungan ketaatan terhadap tata tertib disekolah dengan hasil belajar biologi siswa diperoleh r sebesar 57,7% dengan kategori korelasi sedang pada persamaan linear

Halaman Hitung Optimasi Pilih Kendaraan & Biaya Pada halaman ini pengguna dapat memilih satu kendaraan yang terdapat dalam daftar, yang mana kendaraan tersebut akan digunakan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “PENGARUH OPINI AUDIT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN KAP, PERGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN PERUSAHAAN DAN AUDIT FEE

Maka jelas apa yang disampaikan Muhammad SAW, termasuk hadis ini, adalah wahyu semata, bukan sesuatu yang bersumber dari hawa nafsunya seperti yang dituduhkan

Permasalahan yang ada di Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek sesuai dengan pasal 6 tentang syarat-syarat permohonan izin usaha peternakan dan kewajiban pemegang

Beberapa penelitian mengenai keberadaan DCR pada perbankan syariah telah dilakukan diantaranya Zainol dan Kasim (2010), Mohamad Zaid dkk (2011), Abduh dkk (2011) dan