• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file MENINGKATKAN KOMPETENSI MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN GROBOGAN | Suyadi | Jurnal Pendidikan Indonesia 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file MENINGKATKAN KOMPETENSI MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN GROBOGAN | Suyadi | Jurnal Pendidikan Indonesia 1 PB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

27

SUYADI

SD Negeri 3 Kenteng Kabupaten Grobogan Email: Suyadi88@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to improve the competence of preparing RPP in Primary School Teachers

3 Kenteng Semester 1 Year Lesson 2015/2016. This type of research is School Action Research. Research subjects teachers SD Negeri 3 Kenteng with the number of 8 people. Data collection techniques used interview techniques, observation and documentation. Using interactive model data analysis techniques, including data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results showed that there was an increase in the competence of preparing the lesson plan of Primary School Teachers 3 Kenteng through continuous guidance, this can be seen from: Component 1: Include the identity of subjects increased. Before there is action 46,9%, at cycle I 78,1%, in cycle II, 100%. Component 2: Includes increased competency standards. Before there is action 40,6%, in cycle I 81,3%, at cycle II 100%. Component 3: Include basic competencies increased. Before any action was recorded 43.8%, in cycle I, 78.1%, on cycle II, 84.47%. Component 4: Includes indicators of achievement of increased competence. Before the action, there was 46.9%, in the first cycle 59.4%, on the second cycle 90.6%. Component 5: Includes increased learning objectives. Before action 40,6%, in cycle I 59,4%, cycle II 87,5%. Component 6: Include teaching materials on the rise. Before there is action 40,6%, a cycle I 78,1, cycle II 84,4. Component 7: Includes increased time allocation Before action 40.6%, a cycle I 53.1%, cycle II 90.6%. Component 8: Includes increased learning methods. Before action 37,5%, cycle I 59,4%, cycle II 93,8%. Component 9: Includes increased learning activities. Before action 46,9%, cycle I 53,1%, cycle II 81,3%. Component 10: Include the source of improved teaching materials. Before action 43,8%, cycle I 62,5%, cycle II 81,3%. Component 11: Includes the assessment of learning outcomes increases. Before action, 46,9%, cycle I 50%, and cycle II 75%. The conclusion in this research that through the guidance of continue increase the competence of preparing the Plan of Student Responsibility on Teachers Elementary School 3 Kenteng Semester 1 Year Lesson 2015/2016

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi menyusun RPP pada Guru SD Negeri 3

Kenteng Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah. Subjek penelitian guru SD Negeri 3 Kenteng dengan jumlah 8 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik wawancara, observasi/pengamatan dan dokumentasi. Menggunakan teknik analisis data model interaktif, diantaranya pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kompetensi menyusun RPP pada Guru SD Negeri 3 Kenteng melalui bimbingan berkelanjutan, hal ini dapat dilihat dari: Komponen 1: Mencantumkan indentitas mata pelajaran meningkat. Sebelum ada tindakan 46,9%, pada siklus I 78,1%, pada siklus II, 100%. Komponen 2: Mencantumkan standar kompetensi meningkat. Sebelum ada tindakan 40,6%, pada siklus I 81,3%, pada siklus II 100%. Komponen 3: Mencantumkan kompetensi dasar meningkat. Sebelum ada tindakan tercatat 43,8%, pada siklus I, 78,1%, pada siklus II, 84,47%. Komponen 4: Mencantumkan indikator pencapaian kompetensi meningkat. Sebelum dilakukan tindakan ada 46,9%, pada siklus I 59,4%, pada siklus II 90,6%. Komponen 5: Mencantumkan tujuan pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan 40,6%, pada siklus I 59,4%, siklus II 87,5%. Komponen 6: Mencantumkan materi ajar meningkat. Sebelum ada tindakan 40,6%, siklus I 78,1, siklus II 84,4. Komponen 7: Mencantumkan alokasi waktu meningkat Sebelum tindakan 40,6%, siklus I 53,1%, siklus II 90,6%. Komponen 8: Mencantumkan metode pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan 37,5%, siklus I 59,4%, siklus II 93,8%. Komponen 9: Mencantumkan kegiatan pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan 46,9%, siklus I 53,1%, siklus II 81,3%. Komponen 10: Mencantumkan sumber bahan ajar meningkat. Sebelum tindakan 43,8%, siklus I 62,5%, siklus II 81,3%. Komponen 11: Mencantumkan penilaian hasil belajar meningkat. Sebelum tindakan 46,9%, siklus I 50%, dan siklus II 75%. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkatan kompetensi menyusun Rencana Pealsanaan Pembelajaram pada Guru SD Negeri 3 Kenteng Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.

Keywords: Kompetensi guru, bimbingan berkelanjutan

Kamus Bahasa Indonesia Qonita Alya (2011:250) menjelaskan pengertian guru adalah “orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.

Dengan definisi ini, guru disamakan dengan pengajar. Pengertian guru ini hanya menyebutkan satu sisi yaitu sebagai pengajar, tidak termasuk pengertian guru sebagai MENINGKATKAN KOMPETENSI MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA GURU

(2)

pendidik dan pelatih.Kemudian Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno (2010:43) menyebutkan guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu penge-tahuan kepada anak didik di sekolah. Selan-jutnya juga dijelaskan selain memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada anak didik agar anak didik mem-punyai kepribadian yang paripurna.

Proses perkembangan kinerja guru terbentuk dan terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di tempat mereka bekerja. Selain itu kinerja guru dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan supervisi kepala sekolah. Pada pelaksanaan KTSP menuntut kemam-puan guru untuk dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Tingkat produktivitas sekolah dalam memberikan pelayanan-pelayanan secara efisien kepada pengguna (peserta didik, masyarakat) akan sangat tergantung pada kualitas gurunya yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual dan kelompok.

Tak dapat dipungkiri dan ditolak bahwa ”kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas, mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan konse-kuensinya, adalah guru harus mempersiapkan (merencanakan) segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif”. Hal ini berarti bahwa guru sebagai ujung tombak dan fasilitator yang mengelola proses pembelajaran di kelas mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan, dan nasib bangsa ini.

Berdasarkan kenyataan begitu berat dan kompleknya tugas serta peran guru tersebut, perlu diadakan supervisi atau pembinaan terhadap guru secara terus menerus untuk meningkatkan kinerjanya. Kompetensi seorang guru perlu ditingkatkan agar usaha membimbing peserta didik untuk belajar dapat berkembang. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentuakn atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian

dasar kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan. Menurut Abdul Majid dalam Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno (2010:44) kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untk dianggap mampu melaksanakan tugas-tgas dalam bidang pekerjaan tertentu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disim-pulkan kompetensi adalah sebagai suatu kecakapan untuk melakukan sesuatu peker-jaan berkat pengetahuan, keterampilan ataupun keahlian yang dimiliki untuk melaksanakan suatu pekerjaan

Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya Standar Kompetensi Guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang

berkepentingan terhadap proses

pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai

bidang tugasnya. Adapun manfaat

disusunnya standar kompetensi guru adalah sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan,

maupun acuan bagi pihak yang

berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga kependidikan.

Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perencana), implementor (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor yang paling dominan karena di tangan gurulah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas mengajar guru secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran pada umumnya. Seorang guru dikatakan profesional apabila (1) serius melaksanakan tugas profesinya, (2) bangga dengan tugas profesinya, (3) selalu menjaga dan berupaya meningkatkan kompetensinya, (4) bekerja dengan sungguh tanpa harus diawasi, (5) menjaga nama baik profesinya, (6) bersyukur atas imbalan yang diperoleh dari profesinya.

(3)

Nasional Pendidikan menyatakan standar proses merupakan salah satu Standar Nasional Pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang mencakup: 1) Perencanaan proses pembe-lajaran, 2) Pelaksanaan proses pembepembe-lajaran, 3) Penilaian hasil pembelajaran, 4) dan pengawasan proses pembelajaran. Peren-canaan pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Silabus dan RPP dikembangkan oleh guru pada satuan pendidikan. Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Silabus merupakan sebagian sub-sistem pembelajaran yang terdiri dari atau yang satu sama yang lain saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Hal penting yang berkaitan dengan pembelajaran adalah penjabaran tujuan yang disusun berdasarkan indikator yang ditetapkan.

Philip Combs dalam Kurniawati (2009:66 ) menyatakan bahwa perencanaan program pembelajaran merupakan suatu

penetapan yang memuat

komponen-komponen pembelajaran secara sistematis. Analisis sistematis merupakan proses perkembangan pendidikan yang akan mencapai tujuan pendidikan agar lebih efektif dan efisien disusun secara logis, rasional, sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah (masyarakat). Perencanaan program pembelajaran adalah hasil pemikiran, berupa keputusan yang akan dilaksanakan . Selanjutnya Oemar Hakim dalam Kurniawati (2009:74) menyatakan, ”bahwa perencanaan program pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan program jangka pendek untuk memper-kirakan suatu proyeksi tentang sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan pembe-lajaran”.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan, “Rencana Pelaksanaan Pembe -lajaran (RPP) adalah rencana yang meng-gambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kom-petensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembe-lajaran adalah suatu upaya menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilak-sanakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah.

Dalam KTSP, guru bersama warga sekolah berupaya menyusun kurikulum dan perencanaan program pembelajaran, meli-puti: program tahunan, program semester, silabus, dan rencana peleksanaan pembe-lajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. RPP meru-pakan acuan guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk setiap Kompetensi Dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007, komponen RPP terdiri dari a). identitas mata pelajaran, (b) standar kompetensi, (c) kompetensi dasar, (d) indikator penca-paian kompetensi, (e) tujuan pembelajaran, (f) materi ajar, (g) alokasi waktu , (h) metode pembelajaran, (i) kegiatan pembelajaran meliputi: pendahuluan, inti, penutup. (j) sumber belajar, (k) penilaian hasil belajar meliputi: soal, skor dan kunci jawaban. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 tahun 2013 menyatakan bahwa, ”RPP minimal memuat sekurang-kurangnya lima komponen yang meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.”

(4)

memper-hatikan perbedaan individu peserta didik, b) mendorong partisipasi aktif peserta didik, c) mengembangkan budaya membaca dan menulis, d) memberikan umpan balik dan tindak lanjut, e) keterkaitan dan keterpaduan, f) menerapkan teknologi infor-masi dan komunikasi RPP .

Langkah-langkah menyusun RPP adalah a) mengisi kolom identitas, b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan, c) Menentukan SK, KD, dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun, d) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan, e) mengi-dentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus, materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran, f) menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, g) merumuskan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir. h) menentukan alat/bahan/sumber belajar yang digunakan, i) menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran dan kunci jawaban

Dalam penyusunan RPP perlu memperhatikan hal sebagai berikut: (a) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, b) tujuan pembelajaran meng-gambarkan proses dan hasil belajar yang harus di capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi dasar, c) tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator, d) Kegiatan pembe-lajaran (langkah-langkah pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu RPP terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam RPP tersebut terdapat 3 langkah pembelajaran, e). Bila terdapat lebih dari satu pertemuan untuk indikator yang sama, tidak perlu dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap pertemuannya.

Masalah yang terjadi di lapangan masih ditemukan adanya guru (baik di sekolah negeri maupun swasta) yang tidak bisa memperlihatkan RPP yang dibuat

dengan alasan ketinggalan di rumah dan bagi guru yang sudah membuat RPP masih ditemukan adanya RPP yang belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian (soal, skor dan kunci jawaban), serta langkah-langkah kegiatan pembela-jarannya masih dangkal. Soal, skor, dan kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada komponen penilaian (penskoran dan kunci jawaban) sebagian besar guru tidak lengkap mem-buatnya dengan alasan sudah tahu dan ada di kepala. Sedangkan pada komponen tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pem-belajaran, dan sumber belajar sebagian besar guru sudah membuatnya. Masalah yang lain yaitu sebagian besar guru adalah masih kurangnya kopetensi unrtuk mengembangkan RPP. Walaupun sudah banyak kesempatan bagi guru untuk mengikuti berbagai Diklat Peningkatan Profesionalisme Guru namun dalam hal pelaksanaan di sekolah masih banyak yang mengabaikannya. Hal ini menyebabkan semakin banyak guru yang

lupa dalam memahami penyusunan/

pembuatan RPP secara baik dan lengkap. Beberapa guru mengadopsi RPP orang lain. Hal ini peneliti ketahui pada saat mengadakan supervisi akademik (supervisi kunjungan kelas) ke ruang kelas guru. Permasalahan tersebut berpengaruh besar terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.

Dengan keadaan demikian, peneliti sebagai kepala sekolah berusaha untuk memberi bimbingan pada guru dalam menyusun RPP secara lengkap sesuai dengan tuntutan pada standar proses dan standar penilaian yang merupakan bagian dari standar nasional pendidikan. Hal itu juga sesuai dengan tupoksi peneliti sebagai pelaksanaan tugas manager satuan pendidikan yaitu yang salah satunya adalah supervisi akademik yakni membina dan membimbing guru secara berkelanjutan.

(5)

Purwanto (2010:170) meberikan pengertian bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang dalam usaha memecahkan kesukaran-kesukaran yang dialaminya. Bim-bingan bukanlah pemberian arah atau tujuan telah yang ditentukan oleh pembimbing kepada seseorang, bukan pula suatu pengambilan keputusan yang diperuntukan bagi seseorang.

Berdasarkan permasalaahan dan lanadasar teori yang telh dipaparkan di atas maka dilaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembe-lajaran melalui bimbingan berkelanjutan di SD Negeri 3 Kenteng UPTD Pendidikan Kecamatan Toroh.

METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian guru SD Negeri 3 Kenteng dengan jumlah 8 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik wawancara, observasi/ pengamatan dan dokumentasi. Menggunakan teknik analisis data model interaktif, diantaranya pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kompetensi menyusun RPP pada Guru SD Negeri 3 Kenteng melalui bimbingan berkelanjutan, hal ini dapat dilihat dari hasil sebelas komponen perbaikan yang terbagi dalam kondisi awal serta dua siklus tindakan perbaikan seperti berikut ini :

Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum dilakukan tindakan peneliti melakukan observasi secara langsung dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu: Komponen 1: Mencantumkan indentitas mata pelajaran, sebelum ada tindakan sebesar 46,9%, Komponen 2:

Mencantumkan standar kompetensi

meningkat. Sebelum ada tindakan 40,6%. Komponen 3: Mencantumkan kompetensi dasar meningkat. Sebelum ada tindakan tercatat 43,8%. Komponen 4: Mencantumkan indikator pencapaian kompetensi meningkat. Sebelum dilakukan tindakan ada 46,9%. Komponen 5: Mencantumkan tujuan

pembe-lajaran meningkat. Sebelum tindakan 40,6%.Komponen 6: Mencantumkan materi ajar meningkat. Sebelum ada tindakan 40,6%.Komponen 7: Mencantumkan alokasi waktu meningkat Sebelum tindakan 40,6%.Komponen 8: Mencantumkan metode pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan

37,5%.Komponen 9: Mencantumkan

kegiatan pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan 46,9%. Komponen 10: Mencan-tumkan sumber bahan ajar meningkat. Sebelum tindakan 43,8%.Komponen 10:

Mencantumkan sumber bahan ajar

meningkat. Sebelum tindakan 43,8%. Komponen 11: Mencantumkan penilaian hasil belajar meningkat. Sebelum tindakan 46,9%.

Siklus I Dan Siklus II

Setelah dilakukan tindakan perbaikan peneliti secara langsung dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam dua silkul perbaikan maka didapatkan yaitu: Pada komponen 1 mencantumkan indentitas mata pelajaran, siklus I mencapai nilai sebesar 78,1%, kemudian pada pada siklus II, mencapai 100%. Pada komponen 2:

Mencantumkan standar kompetensi

meningkat. pada siklus I 81,3%, pada siklus II 100%. Pada komponen 3: Mencantumkan kompetensi dasar meningkat. pada siklus I, 78,1%, pada siklus II, 84,47%. Pada komponen 4: Mencantumkan indikator pencapaian kompetensi meningkat. pada siklus I 59,4%, pada siklus II 90,6%.pada

komponen 5: Mencantumkan tujuan

pembelajaran meningkat. pada siklus I 59,4%, siklus II 87,5%. Pada komponen 6: Mencantumkan materi ajar meningkat. siklus I 78,1, siklus II 84,4. Pada komponen 7: Mencantumkan alokasi waktu meningkat siklus I 53,1%, siklus II 90,6%. Pada

komponen 8: Mencantumkan metode

(6)

tindakan 46,9%, siklus I 50%, dan siklus II 75%.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tinda-kan Sekolah (PTS) dapat disimpulTinda-kan sebagai berikut : 1) Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun RPP dengan lengkap. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun RPP apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan/ penyusunan RPP dari peneliti. Informasi ini

peneliti peroleh dari hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan bimbingan pengembangan/penyusunan RPP kepada para guru. 2) Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi/pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP dari siklus ke siklus . Pada siklus I nilai rata-rata komponen RPP 69% dan pada siklus II 83%. Jadi, terjadi peningkatan 14% dari siklus I.

DAFTAR PUSTAKA

Alya, Qonita.2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT Indahjaya Adipratama.

Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. 2005. UU RI No. 14 Tahun 2005. Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.

2007. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.

2013. PP No. 32 Tahun 2013. Pengganti PP No. 19 .Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Fathurrohman, Pupuh. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.

Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Purwanto, Ngalim, 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosada Karya

Sudjana, Nana. 2009. Standar Kompetensi Pengawas Dimensi dan Indikator. Jakarta : Binamitra Publishing.

Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan pada kontrol postural berdampak pada penurunan kemampuan pasien pasca stroke untuk mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan (Raine et al., 2009) yang

Padi lokal tersebut menyebar di dua tipologi lahan, dengan sebaran 67 aksesi di lahan rawa lebak, yaitu terdapat di Kecamatan Tanjung Alai, Tanjung Menang,

Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif, artinya semakin tinggi motivasi berafiliasi maka akan semakin

Bilik Sumber Jabatan Sejarah yang merupakan sebuah bilik yang istimewa dan tertua di Fakulti Sastera dan Sains Sosial telah mendapat tempat dalam buku terbitan Universiti

Penelitian ini dilakukan dengan proses desorpsi menggunakan metode pelindian asam dengan jenis Stasionary Solid Bed dimana pelindian dilaksanakan dengan padatan

Salah satu produk dari pembiayaan bank syariah adalah pembiayaan musyarakah, pengertian akad musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu

Sama seperti ungkapan dalam bahasa Inggris, ungkapan (2) tidak hanya mengandung makna pada tataran semantis, tetapi juga mengandung makna terdalam yaitu cerminan sikap,

[r]