• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Motivasi Sebagai Upaya Menga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peningkatan Motivasi Sebagai Upaya Menga"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Motivasi Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan

Belajar Siswa di SDN Lenteng Agung 02 Petang

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Belajar dan pembelajaran

Penulis:

Ayu Nyndia H. (1101045375)

Erni Handayani (1101045407)

Evi Intan N. (1101045408)

Moh. Aulia Akbar (1101045450)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pendidikan merupakan pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak – anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Ngalim Purwanto, 1987: 11).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasilan dan UUD Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman”.

Pendidikan tidak pernah bias lepas dari kehidupan ini, karena proses pendidikan sangat menentukkan kemajuan dari setiap Negara yang mengaturnya. Permasalahan dalam pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.

Permasalahan yang dapat ditemukan dalam pendidikan khususnya lingkungan sekolah yaitu dapat dilihat dari siswa, guru dan system yang ada di sekolah tersebut. Siswa yang terkadang mengalami kesulitan belajar, guru yang harus kreatif dalam pemenuhan kebutuhan siswa, ataupun sekolah yang mengatur dari segala aspek demi tercapainya tujuan pendidikan Indonesia.

Kesulitan belajar siswa kerap kali menjadi masalah bagi guru, bahkan keluarga. Biasanya faktor kesulitan belajar yaitu, faktor internal meliputi fisiologi, dan psikologi, kemudian kedua faktor eksternal meliputi faktor sosial, dan non-sosial.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar, dengan pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, kemudian dengan layanan konseling individual.

(3)

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan yang muncul sebagai berikut.

1. Bagaiamana cara mengungkapkan kesulitan belajar siswa?

2. Apakah dengan pengajaran perbaikan dapat mengatasi kesulitan belajar?

3. Apakah dengan kegiatan pengayaan dapat mengatasi kesulitan belajar? 4. Apakah dengan peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan

belajar?

5. Apakah dengan pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dapat mengatasi kesulitan belajar?

6. Apakah dengan konseling individu dapat mengatasi kesulitan belajar? 7. Apakah dengan pengajaran perbaikan dapat meningkatkan nilai

sebagai hasil belajar?

8. Apakah dengan kegiatan pengayaan dapat meningkatkan nilai sebagai hasil belajar?

9. Apakah dengan peningkatan motivasi dapat meningkatkan nilai sebagai hasil belajar?

10. Apakah dengan konseling individu dapat meningkatkan nilai sebagai hasil belajar?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian dan pembahasan penelitian dapat dilakukan lebih cermat, permasalahan penelitianpun kami batasi menjadi.

1. Peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan belajar.

2. Dengan peningkatan motivasi dapat meningkatkan nilai sebagai hasil belajar.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah di atas, perumusan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan belajar? 2. Apakah dengan peningkatan motivasi dapat meningkatkan nilai

sebagai hasil belajar?

(4)

1. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan motivasi terhadap mengatasi kesulitan belajar

(5)

BAB II

KAJIAN TEORI 2.1 Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya (Dalyono, 1997:229).

Definisi lain tentang kesulitan belajar yaitu kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah. (Sabri, 1995 : 88)

Menurut Burton, siswa diduga mengalami kesulitan belajar, apabila siswa tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan belajar dalam waktu tertentu, siswa tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan materi. (Makmun, 1996 : 207)

Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan malas belajar, serta tidak dapat menguasai materi, menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, penurunan nilai belajar dan prestasi rendah.

2.2 Faktor – Faktor Kesulitan Belajar

` Faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar di sekolah itu banyak dan beragam. Apabila dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar, penyebab kesulitan belajar tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).

2.2.1 Faktor Internal. a. Fisiologi

Seorang anak yang sakit atau kurang sehat akan mengalami kelemahan fisik, sehingga saraf sensorik dan motoriknya lemah akibatnya rangsangan yang diterima melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak. Anak yang kurang sehat akan mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah lelah, pusing, mengantuk,daya konsentrasinya berkurang dan kurang bersemangat dalam belajar.

(6)

dalam upaya belajar di rumah frekuensi belajar dapat menjadi menurun. Maka badan yang sehat dan segar amat berpengaruh bagi tercapainya sukses belajar.”

b. Psikologi

Belajar memerlukan kesiapan rohani dan kesiapan mental yang baik, dan yang termasuk dalam faktor psikologi adalah:

 Inteligensi

Menurut David Wechsler, Intelegensi adalah:Kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Sarwono, 1991 : 71).

Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Bila intelegensi seseorang memang rendah dan ia tidak mendapat bantuan dari pendidik dan orang tuanya, maka usaha dan jerih payahnya dalam belajar akan memperoleh hasil yang kurang baik atau mungkin tidak akan berhasil.

 Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir (Ahmadi dan Supriyono 2008 : 82). Setiap individu memiliki bakat yang berbeda. Seseorang berbakat dimusik muyngkin di bidang lain ketinggalan.

(7)

studi yang bertentangan dengan bakatnya, maka ia akan merasa bosan dan cepat putus asa.

 Minat

Seorang anak yang tidak memiliki minat terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar. Minat yang timbul dari kebutuhan belajar siswa, akan menjadi pendorong dalam melaksanakan belajar.

“Ada tiga komponen yang harus dimiliki anak, agar dirinya dapat melakukan kegiatan proses belajar yaitu: Minat, Perhatian, Motivasi. (Surya, 2003 : 6)

 Motivasi

Motivasi memegang peranan penting dalam proses belajar. ’Motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar’ (Ahmadi dan Supriyono, 2008 : 82).

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.

 Kesehatan Mental

(8)

2008 : 84). Bila harga diri tumbuh merupakan factor adanya kesehatan mental.

2.2.2 Faktor Eksternal

a. Orang Tua

Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan pertama, tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Dalam hal ini orang tua memiliki peranan penting dalam rangka mendidik anaknya,karena pandangan hidup, sifat dan tabiat seorang anak, sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya.

 Cara Mendidik

Orang tua yang tidak /kurang memperhatikan pendidikan anaknya, mungkin acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.

Orang tua yang besifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak senang dirumah, ia pergi mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar.

 Hubungan Orang Tua dan Anak

Hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak.

(9)

insecurity. Demikian juga sikap keras, kejam. Acuh tak acuh akan menyebabkan hal yang serupa.

 Suasana Rumah

Suasana rumah yang sangat ramai atau gaduh, mengakibatkan anak tidak dapat belajar dengan baik. Anak akan selalu terganggu konsentrasinya, sehingga sukar belajar.

Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang selalu banyak pertengkaran diantara keluarga selalu ditimpa kesedihan, antara ayah dan ibu selalu bertengkar atau selalu membisu akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya.

 Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi digolongkan dalam:

- Ekonomi yang kurang atau miskin keadaan ini akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya dan anak tidak mempunyai tempat belajar yang baik. Ketiga hal tersebut akan menjadi penghambat bagi anak untuk dapat belajar dengan baik dan hal tersebut juga dapat menghambat kemajuan belajar anak.

- Ekonomi yang berlebihan (kaya). Keadaan ini sebaiknya dari keadaan yang pertama, yaitu ekonomi keluarga yang melimpah ruah. Mereka akan menjadi malas belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang mungkin orang tua tidak tahan melihat anaknya belajar dengan bersusah payah keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar.

(10)

Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar apabila: a. Guru tidak kualified, baik dalam pengambilan metode

yang digunakan dalam mata pelajaran yang dipegangnya. b. Hubungan guru kurang baik dengan murid.

c. Guru – guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak – anaknya.

d. Guru tidak memliki kemampuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

 Alat Pelajaran

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran tidak baik. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar.

 Kondisi Gedung

Apabila gedung sekolah dekat dengan keramaian, ruangan gelap dan sempit maka situasi belajar akan kurang baik karena sangat mengganggu konsentrasi sehingga kegiatan belajar terhambat. Dalam belajar dibutuhkan konsentrasi penuh sehingga siswa akan dengan mudah dalam memahami pelajaran yang sedang dibahas.

 Kurikulum

Kurikulum dapat dikatakan kurang baik apabila bahan/materinya terlalu tinggi dan pembagian bahan/materi tidak seimbang.

“Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang memenuhi tuntutan masyarakat dikatakan kurikulum itu baik dan seimbang. Kurikulum ini juga harus mampu mengembangkan segala segi kepribadian siswa. Di samping kebutuhan siswa sebagai anggota masyarakat.”(Slameto, 2003 : 93)

(11)

Waktu yang baik untuk belajar adalah pagi hari, karena kondisi anak masih dalam keadaan yang optimal untuk dapat menerima atau menyerap pelajaran. Apabila sekolah masuk siang atau sore kondisi siswa sudah tidak optimal lagi untuk menyerap pelajaran, karena energi mereka sudah berkurang. Selain itu pelaksanaan disiplin yang kurang juga dapat menjadi penghambat dalam proses belajar mengajar.

2.3 Motivasi

Sebagai salah satu komponen pembelajaran yang terpenting, motivasi juga merupakan salah satu yang paling sulit untuk diukur. Apa yang membuat siswa ingin belajar? Kesediaan mengerahkan upaya untuk belajar adalah produk dari banyak faktor, yang berkisar dari kepribadian dan kemampuan guru hingga karakteristik tugas pembelajaran tertentu, intensif untuk belajar, suasana, dan perilaku guru.

Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu (Robert E. Slavin, 2009:105). Dalam bahasa sederhana motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan Anda berjalan, membuat Anda tetap berjalan, dan menentukan ke mana Anda berusaha berjalan.

Motivasi untuk melakukan sesuatu dapat terjadi dalam banyak cara (Stipek, 2002:106) Motivasi dapat merupakan karakteristik kepribadian, orang-orang dapat mempunyai minat yang abadi dan stabil untuk berpartisipasi ke dalam kategori kegiatan yang begitu luas seperti pendidikan, olahraga, atau kegiatan sosial.

2.4 Motivasi dan Kebutuhan Manusia

(12)

memuaskan orang hilang. Sebaliknya, kebutuhan pertumbuhan, seperti kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, untuk menghargai keindahan, atau untuk bertumbuh dan berkembang dengan dihargai orang lain, tidak pernah dapat dipuaskan seluruhnya. Bahkan, makin sanggup orang memenuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui dan memahami dunia di keliling mereka, motivasi mereka mungkin akan menjadi makin besar untuk mempelajari lebih banyak lagi.

Pentingnya teori Maslow bagi pendidikan terdapat dalam hubungan antara kebutuhan kekurangan dan kebutuhan pertumbuhan. Kebutuhan kekurangan yang terpenting adalah kebutuhan akan cinta dan harga diri. Siswa yang tidak merasa bahwa mereka dicintai dan bahwa mereka tidak mamputidak akan mungkin mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai sasaran pertumbuhan tingkat lebih tinggi, seperti pencairan pengetahuan dan pemahaman pada dirinya atau kreatifitas dan keterbukaan pada gagasan baru yang merupakan karakteristik orang yang mengaktualisasikan diri. Guru yang dapat menenangkan siswa dan membuat mereka merasa diterima dan dihormati sebagai individu mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membantu mereka gemar belajar demi pembelajaran dan bersedia mengambil risiko bersikap kreatif dan terbuka terhadap gagasan baru. Apabila siswa ingin menjadi pelajar yang menentukan arahnya sendiri, mereka harus percaya bahwa guru akan menanggapi mereka dengan adil dan konsisten dan bahwa mereka tidak akan ditertawakan atau dihukum karena kesalahan yang jujur.

2.5 Hipotesis

Beradasarkan kajian teori di atas, kami memiliki hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

1. Peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan belajar.

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan tujuan untuk mendeskripsikan apakah peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan belajar di Sekolah Dasar Negeri Lenteng Agung 02 Petang.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di SDN Lenteng Agung 02 Petang Jakarta Selatan.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument atau alat penghimpun data yaitu angket atau kuesioner. Kuesioner dilakukan untuk memperoleh data dari guru wali kelas terhadap peningkatan motivasi sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar.

3.4 Analisis Data

Penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif hal ini agar memudahkan pengolahan data untuk membuktikan kebenaran hipotesis.

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Lenteng Agung 02 Petang Jakarta Selatan pada tanggal 20 Juni 2013.

BAB IV

(14)

Dalam bab ini kami akan memberikan data hasil pemberian angket kepada wali kelas yang kami jadikan sasaran dalam penelitian ini untuk pembuktian hipotesis kami.

Berikut adalah bentuk angket yang kami berikan kepada wali kelas.

1. Apakah di kelas anda terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar?

a) Ada

b) Tidak ada

(jika anda memilih Tidak ada, maka langsung mengisi poin 8)

2. Jika ada, biasanya faktor apa yang menyebabkan siswa kesulitan belajar?

a) Eksternal

b) Internal

3. Bagaimana cara mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar?

a) Konseling individu

b) Peningkatan motivasi belajar

(jika anda memilih a maka dilanjutkan dengan menjawab poin 5 dan 7.

Jika memilih b maka dilanjutkan dengan menjawab poin 4 dan 6)

4. Jika menggunakan peningkatan motivasi, faktor apakah yang dapat

diatasi?

a) Faktor eksternal

b) Faktor internal

c) Keduanya

5. Jika menggunakan konseling individu, faktor apakah yang dapat diatasi?

(15)

b) Faktor internal

c) Keduanya

6. Apakah dengan peningkatan motivasi dapat meningkatkan nilai siswa?

a) Ya

b) Tidak

7. Apakah dengan konseling individu dapat meningkatkan nilai siswa?

a) Ya

b) Tidak

8. Jika tidak ada siswa yang mengalami kesulitan belajar, apa yang anda

sampaikan kepada siswa?

Berikut ini adalah tabel jawaban dari hasil pemberian angket.

N O

Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

1 Siti Asiah A A A __ C __ A

2 Yayah Rodiah A B A __ C __ A

3 Juriah A B B B __ A __

4 Asmat A A A __ A __ A

5 Abdul Manap A A B A __ A __

6 Tohirili Fail A B B B __ A __

7 Yuniar Istisari A A B C __ A __

8 Kurnia Hidayat A B B C __ A __

9 Mulniarti A B B C __ A __

10 Lidiati A B A __ C __ A

11 Arsyah A A B B __ A __

Keterangan:

P : Pertanyaan dalam angket

(16)

Pertanyaan poin delapan tidak kami masukkan dalam tabel karena jawaban dari poin delapan adalah uraian, dan karena dari semua guru mengatakan terdapat siswa kesullitan dalam belajar jadi poin 8 tidak terbahas.

Berdasarkan hasil angket, dapat dilihat bahwa semua guru yang mengisi angket mengatakan “Ada” pada pertanyaan poin pertama, yaitu adakah siswa yang mengalami kesulitan belajar di kelasnya. Sebanyak 4 guru mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan menggunakan konseling individu, dan 7 orang guru yang menggunakan peningkatan motivasi sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar siswa.

Dari 4 guru yang menggunakan konseling individu terdapat 3 orang guru yang mengatakan konseling individu dapat mengatasi faktor eksternal maupun internal, dan 1 orang guru mengatakan hanya dapat mengatasi faktor eksternal saja. Dan dari 7 orang guru yang memilih peningkatan motivasi sebagai cara mengatasi kesulitan belajar siswa terdapat 3 orang guru yang mengatakan peningkatan motivasi hanya mengatasi faktor internal, 1 orang mengatakan faktor eksternal saja dan 3 orang lainnya mengatakan kedua faktor tersebut dapat diatasi.

(17)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka kami menarik kesimpulan, bahwa:

1. Peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan belajar.

2. Peningkatan motivasi dapat meningkatkan nilai sebagai hasil suatu belajar.

5.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga menguji peran komitmen keluarga sebagai pengaruh keluarga yang unik, yang mencerminkan komitmen keluarga, loyalitas, dan kebanggaan dalam bisnis

Pembahasan : Dalam abomasum ini makanan dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan hewan

Terlihat bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah yang relatif tanpa ancaman dari masyarakat; terlihat dari perkembangan skor indikator “ancaman kekerasan atau penggunaan

Berdasarkan dari definisi-deifinisi di atas dapat diketahui bahwa maksud dari penelitian penulis ialah ketentuan hukum tentang aborsi yang diakibatkan oleh

Dosen yang memiliki jabatan akademik Lektor Kepala atau Profesor sebagai membimbing mahasiswa program magister atau program doktor dalam menyusun karya ilmiah

Unit kerja di lingkungan bandar udara dan Penyelenggara Navigasi Penerbangan dilarang merubah slot time yang tercantum dalam izin rute atau persetujuan terbang yang diajukan oleh

4,16 Pada perimetri mata kanan pasien didapatkan skotoma sentral dan temporal yang sesuai dengan acuan pustaka yang menyebutkan defek lapang pandang dari

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, merupakan bentuk pengamalan sila ke ..d. Mencintai produk dalam negeri,