• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapamn pembelajaran cooperative tipe doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapamn pembelajaran cooperative tipe doc"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru dan siswa.Berdasarkan realitasnya, sebagian masyarakat menganggap belajar sebagai property sekolah yaitu belajar hanya dilakukan disekolah saja.Ilmu Pengetahuan Alam berguna untuk kehidupan sehari-hari, dan juga memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin serta memajukan daya pikir manusia.

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya kurangnya minat dan bakat siswa, masih rendahnya daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), masih banyak guru yang lebih aktif daripada siswanya sehingga terjadi komunikasi satu arah dan menyebabkan siswa menjadi pasif, dan motivasi belajarnya rendah.

Dalam hal ini saya melakukan penelitian tindakan kelas di SMPN 1 Kokop pada saat pelaksanaan pembelajaran IPA di Kelas VII saya melihat proses pembelajarannya masih menggunakan sistem pembelajaran teacher center yaitu sistem pembelajaran yang masih berpusat pada guru, dalam hal ini guru merupakan satu-satunya sumber informasi atau sumber belajar bagi siswa. Dan pelaksanaannya juga menggunakan metode ceramah dalam belajar sehingga siswa yang ada dibelakang tidak mendengarkan dan main-main sendiri.Guru juga mengggunakan media pembelajaran yang kurang bervariasi dan tidak menarik perhatian siswa sehingga jika diberikan tugas siswa cenderung malas untuk mengerjakannya.Rendahnya motivasi belajar berimplikasi pada hasil belajar.

(2)

siswa. Untuk mewujudkan hal itu, saya menggunakan model yang berbeda dari yang diberikan oleh guru.Model yang dipakai adalah model pembelajaran Cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran ini menekankan bagaimana siswa belajar secara tim, tetapi juga belajar secara mandiri sebagai individu. Sebagai tim siswa dapat belajar dari sesame teman. Dan secara mandiri, siswa dapat secara aktif untuk belajar struktur sehingga siswa tidak hanya bergantung dari satu sumber informasi saja yaitu guru.Stundent Teams Achievement Divisions atau STAD merupakan salah satu dari beberapa jenis pembelajaran kooperatif.

Penelitian relevan yang telah ada seperti milik Nugroho, penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa akibat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berorientasi pada keterampilan proses. Serta mengetahui kelebihan, kekurangan dan kendala model pembelajaran tersebut dalam meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa.

Dalam STAD siswa akan dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil, terdiri dari individu-individu yang mempunyai latar belakang berbeda-beda baik dari tingkat prestasi, jenis kelamin maupun suku. Pada kelompok tersebut, siswa akan belajar bekerjasama. Jadi, judul penelitian tindakan kelas ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pelestarian Keanekaragaman Hayati Kelas VII C SMPN 1 KOKOP”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Pada Materi Pelestarian Keanekaragaman Hayati Kelas VII C SMPN 1 KOKOP?

(3)

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Pada Materi Pelestarian Keanekaragaman Hayati Kelas VII C SMPN 1 KOKOP melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD.

(4)

BAB II KAJIAN TEORI A. Proses Belajar dan Mengajar

1) Pengertian Belajar

Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat dan perubahan tersebut relative bersifat tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Seseorang dapat mengetahui belajar telah berlangsung pada diri seseorang apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dan perubahan itu bertahan lama.

Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Tiga hal tersebut adalah:

1. Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan

2. Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian

Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak.

2) Pengertian Mengajar

Mengajar merupakan sesMengajar merupakan sesuatu yang memerlukan tanggung jawab yang cukup berat, karena berhasilnya pendidikan pada siswa dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.

(5)

3) Proses Belajar Mengajar

Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar diatas dapat dikatakn bahwa kebiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan kompetensi guru.

Beberapa peran guru dalam proses belajar mengajar antara lain sebagai berikut:

a. Guru sebagai sumber belajar b. Guru sebagai fasilitator c. Guru sebagai pengelola d. Guru sebagai demonstrator e. Guru sebagai pembimbing f. Guru sebagai mediator g. Guru sebagai evaluator

Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi pribadi b. Kompetensi sosial c. Kompetensi profesi B. Pembelajaran IPA

IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan tantang sebuah gejala yang dapat dipercaya.Carin dan Sund (1993) dalam Puskur-Depdiknas (2006) mendefinisikan IPA sebagai “Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.

(6)

rasional. Sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan proses dan sikap ilmiah itu saintis memperoleh penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta. Konsep prinsip, dan teori.

Menurut Nash (dalam Usman 2006:2) IPA adalah “Suatau cara ataumetode untuk mengamati alam yang bersifat analisi, lengkap ermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya embentk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamati”.

C. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2011) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.

Menurut Dimyati dan Mujiono (2009) motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk dalam kegiatan belajar motivasi mendorong seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Damyati dan Mujiono adalah:

1. Cita-cita atau aspirasi siswa 2. Kemampuan belajar

3. Kondisi jasmani dan rohani siswa 4. Kondisi lingkungan kelas

5. Unsur-unsur dinamis kelas

6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Macam-macam motivasi belajar menurut Sardiman (2011) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah:

1. Dilihat dari dasar pembentukannya yang terdiri dari motif bawaan dan motif yang dipelajari.

(7)

3. Motivasi diklasifikasikan mberdasarkan jalarannya menjadi motivasi intrinsik dan eksterinsik.

Fungsi dari motivasi bejar menurut Sardiman diantaranya adalah mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak siswa untuk melakukan kegiatan belajar, menentukan arah perbuatan dalam hal ini motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan seehingga siswa tahu apa yang harus dilakukannya, menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.

Menurut Uno (2007) mengklasifikasikan indikator yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4. Adanya penghargaan dalam,adanya kegiatan menarik dalam belajar 5. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

D. Pengertian Hasil Belajar

Setiap saat dalam kehidupan manusia selalu mengalami proses pembelajaran. Belajar dilakukan manusia secara formal maupun informal, dimana dalam proses pembelajaran akan di peroleh hasil belajar setelah pembelajaran segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Perubahan- perubahan pada siswa inilah yang dinamakan hasil belajar.

Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006: 144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri individu siswa (internal factor), dan faktor yang datangnya dari luar diri individu siswa (eksternal factor). Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:

(8)

a. Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran. b. Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang

dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain: Intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.

2. Faktor eksternal anak, meliputi :

a. Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas.

b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/ belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.

c. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun metode dan media pembelajaran yang digunakan.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Pengalaman disini maksudnya segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran dari mulai guru memberikan materi sampai guru memberikan evaluasi. Apabila dalam evaluasi ini siswa dapat mengerjakan soal dengan baik maka bisa dikatakan hasil belajarnya sudah maksimal.

E. Pengertian STAD (Student Team Achievement Divisions)

(9)

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bejerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Depdiknas, 2003:5). Sedangkan menurut Suprijono (2010:54) “model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.

Sebuah tim dalam STAD merupakan sebuah kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili heteroginitas kelas ditinjau dari kinerja, suku,dan jenis kelamin (Mohammad Nur, 2005:23). Menurut Mohammad Nur (2005:20) STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individu dan penghargaan tim.

a. Presentasi Kelas

Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau ceramah yang dilakukan oleh guru namun presentasi dapat meliputi presentasi audio-visual atau penemuan kelompok (Mohamad Nur, 2005:20). Pada kegiatan ini siswa harus sungguh-sungguh memperhatikan presentasi kelas karena dengan begitu akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik. Dan skor kuis yang mereka peroleh akan menentukan skor timnya.

b. Kerja Tim

Dalam setiap kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang heterogen berdasarkan prestasi belajar, jenis kelamin dan suku. Setelah guru mempresentasikan materi, tim tersebut berkumpul untuk mempelajari materi yang sudah diberikan dengan menggunakan lembar kerja. Pada tahap kerja kelompok ini siswa secara bersama mendiskusikan masalah dan membantu antar anggota dalam kelompoknya. Kerja tim yang paling sering dilakukan adalah membetulkan setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila teman sesama tim membuat kesalahan.

c. Kuis

(10)

kelompoknya. Kepada setiap individu, guru memberikan skor yang digunakan untuk menentukan skor bersama bagi setiap kelompok.

d. Skor Perbaikan Individu

Skor yang diperoleh setiap anggota dalam kuis akan berkontribusi pada kelompok mereka, dan didasarkan pada sejauh mana skor mereka telah meningkat dibandingkan dengan skor rat-rata awal yang telah mereka capai sebelumnya (Isjoni dkk, 2007:72). Berdasarkan skor awal setiap individu ditentukan skor peningkat atau perkembangan. Rata-rata skor peningkat dari tiap individu dalam suatu kelompok akan digunakan untuk menentukan penghargaan bagi kelompok yang berprestasi.

e. Penghargaan Tim

Kelompok dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata yang didapat melampaui kriteria tertentu. Penghargaan yang diperoleh menunjukkan keberhasilan setiap kelompok dalam menjalin kerjasama antar anggota kelompok. Penghargaan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan berupa sertifikat atau penghargaan lain atas usaha dan kerja keras yang dilakukan kelompok.

Menurut Mohamad Nur (2005:36) ada tiga tingkat penghargaan yang diberikan berdasarkan skor tim rata-rata. Ketiga tingkat adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Penghargaan Kelompok Kriteia (rata-rata tim) Penghargaan

15 TIM BAIK

20 TIM HEBAT

25 TIM SUPER

Sumber: (Mohamad Nur, 2005:36)

(11)

yang terdiri dari 4 atau 5 orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang etniknya. Menurut Slavin (2010: 143-146) “pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim”.

Menurut Nugroho (2009) fase utama dalam proses pembelajaran kooperatif adalah:

Gambar 1: Tabel fase utama dalam pembelajaran kooperatif F. Pelestarian Keanekaragaman Hayati

• Keanekaragaman hayati

(12)

1. Penyebab berkurangnya • Tingkat produktivitas • Bencana alam

• Aktivitas manusia 2. Usaha pelestarian

• Sosialisasi tumbuhan dan hewan langka • Rehabilitasi hewan kritis

• Pelestarian insitu dan eksitu

(13)

Pere ncana an

Pel aks ana an

Penga mat an

Refl eks i BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang pada hakikatnya merupakan penelitian yang dilakukan pada saat mengajar di kelas dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

B. Tempat Penellitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 KOKOP yang beralamat di Jalan Raya Dupok Kec. Kokop Kab. Bangkalan.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April – 16 April 2016 D. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIC SMPN 1 KOKOP semester 2 (genap).Yang berjumlah 32 siswa. Pada Materi Pelestarian Keanekaragaman Hayati.

E. Prosedur Pelaksanaan

Siklus I

Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut.

1. Perencanaan (planning)

Siklus-1

(14)

a. Memberikan surat pengantar terhadap sekolah. b. Melakukan observasi, mengidentifikasi masalah.

c. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d. Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe STAD. e. Membuat lembar kerja siswa.

f. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK g. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelakasanaan (Acting)

a. Membagi siswa dalam 5-6 kelompok b. Menyajikan materi pelajaran.

c. Diberikan materi diskusi.

d. Dalam diskusi kelompok, guru mengarahkan kelompok.

e. Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

f. Guru memberikan kuis atau pertanyaan.

g. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan. h. Penguatan dan kesimpulan secara bersam-sama.

i. Melakukan pengamatan atau observasi. 3. Pengamatan (Observasi)

a. Situasi kegiatan belajar mengajar b. Keaktifan siswa

c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok 4. Refleksi (Reflectin)

Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data yang melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah terkumpul dalam tahapan pengamatan.Dalam tahapan refleksi, peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan dan pertimbangan untuk perbaikan di siklus berikutnya.

5. Analisis data

Data yang digunakan oleh peneliti pada saat sebelum observasi adalah wawancara mengenai kegiatan pembelajaran di kelas antara guru mata pelajaran IPA dengan siswa. Dari data hasil wawancara dan hasil observasi kegiatan pembelajaran dikelas tersebut di analisis kekurangan yang ada pada proses pembelajaran IPA.

(15)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

b) Data diplay (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dalam PTK ini penyajian data dilakukan dengan uraian singkat yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

c) Conclusion drawing/verification

(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal

(17)

menyimak penyampaian materi guru karena metode yang diberikan oleh guru kurang menarik seperti masih menggunakan metode ceramah. Tidak menggunakan media yang menarik, guru masih menggunakan media papan tulis dan spidol. Hasil Ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPA masih sangat rendah sehingga perlu perbaikan.

Gambar 2: Observasi awal

B. Deskripsi dan Hasil Siklus 1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan surat pengantar kepada pihak sekolah, dan meminta izin kepada pihak sekolah. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang akan dihadapi peneliti. Menganalisis kurikulum pada sekolah tersebut dan diperoleh bahwa sekolah tersebut masih menggunakan kurikulum 2006 atau KTSP. KTSP masih menggunakan pembelajaran kooperatif sehingga peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti membuat kompetensi dasar dan mencari tujuan pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Peneliti membuat perangkat pembelajaran seperti LKS, silabus, RPP, bahan ajar dan lain-lain. Peneliti membuat instrument seperti lembar angket dan teks wawancara.

2. Tindakan

(18)

(bahan ajar) untuk dipelajari. Dan peneliti menyampaikan materi. Materi yang diajarkan adalah pelestarian keanekaragaman hayati. Peneliti memberikan LKS kepada masing-masing kelompok, yang terdapat gambar hewan dan tumbuhan langka untuk di diskusikan. Dalam diskusi kelompok tersebut peneliti membimbing siswa dan mengarahkan siswa. Peneliti menyuruh perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Peneliti mmemberikan kuis atau pertanyaan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk menanggapi pertanyaan tersebut. Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan.

gambar 3: diskusi kelompok 3. Hasil pengamatan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai situasi belajar mengajar. Situasi yang diciptakan adalah tenang, memiliki rasa ingin tahu. Beberapa siswa menanggapi hasil presentasi dari kelompok-kelompok yang telah presentasi.

Tabel 2: Data Hasil Belajar

NO Nama Siswa Nilai Pre-Test Nilai Post-Test

1 Moh. Rumi 20 80

2 Miftahul J 40 80

3 Faroid 20 80

4 Abdul Rohman 20 80

5 Titis Indikasari 20 80

(19)

7 Nur Aini 20 100

8 Nur Hasanah 20 60

9 Moh. Ribut Felani 60 60

10 Diana Febriani 40 60

11 Siti Zainab 40 80

12 Moh. Imron 60 80

13 Salimah 20 80

14 Maulidah 20 80

15 Saniyah 20 80

16 Mawaddatul Mannah 20 100

17 Muhammad Rhido Firmansyah 20 100

18 Inayatul Izzati 20 100

19 Moh. Rafa Azka Putra 20 100

20 Dyah Ayu kanna 40 100

21 Cholifatus Sya'diah 40 80

22 Nur Lailil Istiqomah 20 80

23 Amalia Setyowati 20 80

24 Siti Nurma Yanti 20 80

25 Andri Siswanto 20 60

26 M. Rony Afiaruddin 20 60

27 Rony Sulasmono 20 40

28 Kaffa Rizal 20 40

29 Mahardion Arga Saputra 20 40

30 Yogi Aditya putra 40 100

31 Nur Ardi Pratama 40 100

32 Mohammad Rahmat Santoso 40 100

Jumlah 920 2540

Rata-rata 28.75 79.375

Nilai Minimum 20 40

Nilai Maksimum 60 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata siswa pada nilai pretest tidak tuntas dan setelah diberikan post test rata-rata siswa tuntas. Pada saat pretest nilai minimumnya adalah 20 dan nilai maksimumnya 60. Sedangkan pada posttest nilai minimumnya 40 dan nilai maksimumnya 100. Perlakuan tersebut menunjukkan bahwa setelah diberikan pretest dan posttes terjadi peningkatan.

(20)

Dari tabel diatas

menunjukkan bahwa motivasi dari siswa SMP negeri 1 Kokop sangat rendah terhhadap mata pelajaran IPA Terpadu.

4. Refleksi Peneliti telah melakukan siklus

dari tahap

perencanaan, tindakan, dan kemudian didapat

hasil dari

pengamatan yang sudah dilakuan, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif STAD penelitian ini berhasil

Nama

Jumlah

Moh. Rumi 40

Miftahul J 48

Faroid 47

Abdul Rohman 44

Titis Indikasari 45

Muzayyaroh 45

Nur Aini 40

Nur Hasanah 49

Moh. Ribut Felani 50

Diana Febriani 52

Siti Zainab 51

Moh. Imron 54

Salimah 51

Maulidah 53

Saniyah 54

Mawaddatul Mannah 40

Muhammad Rhido Firmansyah 48

Inayatul Izzati 47

Moh. Rafa Azka Putra 44

Dyah Ayu kanna 45

Cholifatus Sya'diah 45

Nur Lailil Istiqomah 49

Amalia Setyowati 44

Siti Nurma Yanti 50

Andri Siswanto 52

M. Rony Afiaruddin 51

Rony Sulasmono 54

Kaffa Rizal 51

Mahardion Arga Saputra 53

Yogi Aditya putra 54

Nur Ardi Pratama 54

Mohammad Rahmat Santoso 40

Skor item 1546

jumlah skor 1546

Presentase(%) 28

(21)

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA yang ada dikelas.

C. Pembahasan Siklus

Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan apa saja yang dibutuhkan saat akan meneliti apa yang ingin dicapai. Peneliti menyiapkan surat pengantar untuk diberikan kepada kepala sekolah dan setelah disetujui peneliti menyiapkan daftar wawancara yang akan digunakan untuk mewawancarai guru mata pelajaran IPA dan siswa yang diajarkan, dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat menemukan masalah atau kendala dalam pembelajaran IPA. Kemudian peneliti menyiapakan silabus, RPP, model dan metode dalam pembelajaran IPA untuk diterapkan pada kelas dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pengertian IPA yakni IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan tantang sebuah gejala yang dapat dipercaya(Carin dan Sund, 1993).

Pada tahap tindakan peneliti membentuk siswa menjadi 6kelompok. Memberikan LKS untuk didiskusikan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebuah tim dalam STAD merupakan sebuah kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili heteroginitas kelas ditinjau dari kinerja, suku,dan jenis kelamin (Mohammad Nur, 2005:23). Menurut Mohammad Nur (2005:20) STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individu dan penghargaan tim.

(22)

bagi setiap kelompok. Sedangkan untuk motivasi belajar dari SMP Negeri 1 Kokop sangat Rendah ini dibuktikan dengan pembagian angket kepada masing-masing siswa. Motivasi siswa yang rendah disebabkan karena mata pelajaran IPA yang dianggap sulit, tidak ada kemauan untuk belajar, dan faktor keluarga( orang tua yang bercerai, dan lain-lain). Motivasi belajar dapat tumbuh dengan baik diantaranya, sebagai berikut:

1. Memiliki cita-cita atau aspirasi siswa yang tinggi 2. Memiliki kemampuan belajar yang tinggi

3. Memiliki kondisi jasmani dan rohani siswa 4. Kondisi lingkungan kelas yang baik

5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

(23)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Setelah diberikan perlakuan pada SMP Negeri 1 Kokop tidak terjadi peningkatan terhadap motivasi belajar siswa kelas VII C pada materi Pelestarian Keanekaragaman Hayati karena hasil motivasinya yang sangat rendah.

2. Setelah diberikan perlakuan pada SMP Negeri 1 Kokop terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa kelas VII C pada materi Pelestarian Keanekaragaman Hayati

B. Implikasi/Rekomendasi

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan oleh peneliti ini yakni meningkatkan motivasi dan Hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dengan menggunakaan model kooperatif tipe dan diperoleh bahwa penelitian ini berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode tersebut, sedangkan motivasi tidak berhasil. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat diajarkan oleh guru atau sebagai referensi dalam menggunakan model pembelajaran yang ada dikelas.

(24)

1. Sebaiknya peneliti dapat menguasai kelas lebih baik agar siswa yang ada diposisi belakang tidak bicara sendiri ketika pembelajaran berlangsung. 2. Sebaiknya siswa dalam mengisi angket dibaca terlebih dahulu, sebelum

mengisi.

3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ni masih merupakan instrument yang tingkat validasinya belum memuaskan, siklus berikutnya dapat mencoba dengan instrument yang lebih standar.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho,U. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi

Ketarampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.5:107-111. 2009.

Rusman. 2008. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pres.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali Pers. Slavin, Robert E. 2010.Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Suprijono, agus. 2010. Cooperative Learning teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Usman.Samatowo. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta:

Gambar

Tabel 1. Kriteria Penghargaan Kelompok
Gambar 1: Tabel fase utama dalam pembelajaran kooperatif
Gambar 2: Observasi awal
Tabel 2: Data Hasil Belajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Variabel pemoderasian dalam penelitian ini adalah pengaruh pihak negara dengan konsentrasi kepemilikan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 yang berarti bahwa pihak Negara

Memberi sanksi (hukuman) pada atlet yang tidak menuruti perintahnya. Menentukan pembagian tugas/kerja yang seharusnya dilakukan. Menilai kekuatan atau kondisi gagasannya.. Penelitian

Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi berbasis Internet Protocol (IP) yang mendukung transfer paket data dengan rate yang tinggi dibandingkan teknologi

Perlakuan lama fermentasi mempunyai F hitung 40.754 lebih besar dari F tabel 5% yaitu 0.00, sehingga lama fermentasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar

Dari perhitungan diperoleh daya penggerak poros (P) : 74,04 kW, sedangkan di lapangan adalah 393,2 kW. Ada beberapa kemungkinan yang dapat mengakibatkan penurunan tersebut,

Penghubung sistem merupakan media penghubung yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya Keluaran (output) dari satu

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “ Pembuatan Arang Aktif Kulit Singkong Kaspo dan Uji Daya Adsorbansinya terhadap Asam Lemak Bebas dan

Portal otomatis dengan sistem sensor tekan ini di buat untuk mengurangi angka pelanggaran lalu lintas di jalur khusus bus transjakarta yang kebanyakan didominasi