• Tidak ada hasil yang ditemukan

SANKSI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM BAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SANKSI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM BAG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SANKSI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM BAGI MUZAKKI

YANG ENGGAN MEMBAYAR ZAKAT DI INDONESIA

RAHMAT FAUZI

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Putri Maharaja Payakumbuh

Alamat: Jorong Guguak Randah Kenagarian Guguak Tabek Sarojo Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Propinsi Sumatra Barat

e-mail: rahmat.fauzy1st@yahoo.com

Abstrak

Mengeluarkan zakat wajib dalam Islam, tidak ada nash penghalangan untuk tidak menghindari mengelurkan zakat. Muzakki memiliki peranan penting dalam menyalurkan zakatnya, baik menyalurkan melalui amil ataupun membagikan secara pribadi. Muzakki enggan mengeluarkan zakat akan berpengaruh bagi orang yang wajib menerima zakat. Muzakki menjadi bagian tak terpisahkan dalam hal perzakatan, karena lewat rukun inilah zakat itu tertunaikan, tersalurkan dan terdayagunakan kepada para Ashnaf az-Zakat. Negara bisa mengatur hal ini karena sebagai pemegang otoritas kekuasaan diberi kewenangan untuk melaksanakannya sehingga kedepannya potensi yang besar dari negara ini bisa digali dan didayagunakan untuk kemaslahatan rakyat.

(2)

PENDAHULUA N

Muslim yang memiliki harta lebih diwajibkan untuk

mengeluarkan zakat. Hal ini terdapat pada rukun islam yang ketiga. Zakat

yang di

keluarkan oleh orang muslim tersebut sangat efektif bagi orang fakir dan miskin. Zakat yang di kelurakan di kelola secara optimalkan akan menghasilkan

dana yang

berlimpah.

Perintah mengelurkan dan mengumpulan zakat secara umum

merupakan perintah wajib yang terdapat dalam surat At-Taubah ayat 103 :

  itu (menjadi) ketenterama

ibadah yang

mengandung multi dimensi, yaitu dimensi ruh atau ritual, dimensi moral, dimensi sosial,

dan dimensi

ekonomi. Zakat yang berdimensi ritual

mengajarkan kepatuhan

terhadap perintah Allah. Dalam

dimensi ini

manusia dituntut untuk tulus ikhlas dalam

menjalankan perintah Allah tanpa adanya pertanyaan yang bernada

mempertanyakan .1

Dalam dimensi moral

zakat dapat

berfungsi untuk menghilangkan sifat rakus dan tamak dari wajib zakat (muzakki),

ke arah

pensucian dirinya dan hartanya. Dimensi sosial zakat berfungsi untuk

menghapuskan kemiskinan dan meletakkan tanggung jawab

sosial pada

agniya (orang-orang kaya).

1 Asrifin an Nakhrawie, Sucikan Hati dan Bertambah Rizki Bersama Zakat, (Jakarta: Delta Prima Press, 2011), h. 1.

Sedangkan dimensi

ekonomi, zakat berfungsi dalam penyebaran harta

agar bisa

dinikmati seluruh manusia, tidak hanya bertumpu kepada orang kaya saja.2

Hukum mengeluarkan zakat adalah wajib (Fadhu), yang diwajibkan

atas setiap

muslim yang telah memenuhi syarat-syarat

yang telah

ditentukan oleh syara’. Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap

persoalan zakat ini. Terbukti dengan adanya perintah Allah tentang zakat itu sendiri terdapat

2 Mu’inan Rafi, Potensi Zakat (dari Konsumtif-Kreatif ke

(3)

dalam al-Qur’an sebanyak 32 ayat dan 28 kali perintah yang bergandengan dengan perintah sholat, ditambah dengan

penyebutan zakat yang

menggunakan istilah shadaqah atau infak maka secara

keseluruhan, al-Qur’an

menyebutkan sebanyak 58 ayat yang terdapat dalam 26 surat.3

Dalam membicarakan pengelolaan dan pemanfaatan

zakat, ada

beberapa hal

yang meski

diketahui, yaitu waktu

pembayaran

zakat oleh

muzakki, pembanyaranya kepada golongan-golongan yang

3 Abdul Wahab dan Abd. Muhaimin, Hukum Pranata Sosial, (Ahkam Jurnal Syari’ah, No 09 IV/2002), h. 5.

berhak

menerimanya, cara pembayaran dan

pendistribusianny a, dan lembaga pengelolaannya.4

Indonesia memiliki potensi zakat yang sangat besar, karena berbagai faktor, potensi zakat tersebut belum dapat

dimanfaatkan secara optimal untuk

memberantas kemiskinan dan mewujudkan keadilan sosial di Indonesia.5

Pembahasan sanksi terhadap

muzakki ini

memperbainding

4 A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta:

Gaya Media

Pratama, 1997), h. 202

5 Indonesia Zakat Development Report, Zakat Dan Pembangunan: Era Baru Menuju Kesejahteraan Ummat, (Ciputat: Indonesia

Magnificence of Zakat (IMZ), 2009), h. 2.

kan Hukum

positif di

Indonesia dan membandingkan dengan hukum Islam.

METODE PENELITI AN

Penelitian ini adalah penelitian hukum doktrinal, oleh karena itu digunakan

pendekatan konseptual atau teoritis

(conceptual approach) dan pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach).

Analisis terhadap bahan hukum dilakukan dengan metode deduktif dan interpretatif (hermeneutika) untuk

membangun argumentasi.

HASIL DAN PEMBAHA SAN

1. Pengertian Muzakki

Muzakki adalah orang atau

badan yang

dimiliki oleh orang Muslim yang

bekewajiban menunaikan zakat.6 Dari

pengertian ini, jelaslah bahwa zakat tidak hanya diwajibkan kepada

perorangan saja. Seluruh ahli fiqih sepakat bahwa setiap Muslim, merdeka, baligh dan berakal wajib menunaikan zakat.

2. Syarat-Syarat Muzakki

Syarat wajib

mengeluarkan zakat sebagai berikut ini:

a. Balig.

(4)

Yunus Bin Ya’qub berkata. “saya menulis surat kepada Imam as bahwa

saya masih

mempunyai saudara-saudara yang masih kecil. Kapankah

kewajiban zakat berlaku pada harta mereka? Beliau menjawab jika mereka telah berkewajiban shalat maka zakat pun wajib atas mereka.” Beliau juga berkata, “tidak ada zakat pada harta anak yatim, dan tidak ada kewajiban shalat atasnya. Juga tidak ada

zakat pada

seluruh tumbuhan-tumbuhan

miliknya, seperti kurma, kismis dan gandum. Jika seorang yatim telah mencapai balig maka dia tidak kewajiban mengeluarkan

zakat untuk

tahun-tahun yang

lalu, dan tidak untuk tahun-tahun yang akan datang sampai ia balig. Jika dia sudah balig maka dia berkewajiban satu kali zakat (setahun)

sebagimana orang-orang lain yang

berkewajiban zakat.” Kebanyakan fuqaha’

berpegang pada riwayat ini dan pada riwayat-riwayat lain semacam ini. Riwayat-riwayat tersebut

merupakan dalil yang

mematahkan pendapat bahwa zakat adalah wajib pada harta mereka yang

belum balig

selain emas dan perak. Benar, disunahkan bagi wali anak yang belum balig, baik ayah, kakek (dari pihak ayah), atau hakim syar’i,

untuk menzakati harta anak kecil.

b. Berakal.

Jawahir

menyatakan bahwa kebanyakan fuqaha’ berpendapat bahwa hukum orang yang gila sama dengan hukum anak kecil pada semua hal yang disebutkan diatas (bahwa

tidak ada

kewajiban zakat atasnya).”

Kemudian beliau berkata, “yang demikian ini adalah sangat sulit. Sebab tidak ada dalil yang dijadikan

sandaran untuk menyamakan hukum

keduannya itu, kecuali

mushadarat

dimana tidak sepatutnya

seorang fakih berpegang

padanya.

c. Harta Hak Penuh

Harta

tersebut harus merupakan hak

penuh bagi

pemiliknya dimana di dapat membelanjakann ya

(mengunakannya ). Oleh karena itu tidak ada zakat

pada harta hadiah sebelum diterima oleh

penerimanya. Demikian pula harta wasiat, hutang, maghsub

(yang masuh dirampas orang), yang digadaikan,

harta yang

(5)

kepada beliau tentang seorang yang hartanya

tidak ada

bersamanya dan dia tidak mampu mengambilnya. Beliau

menjawab, “tidak

ada zakat

padanya, sampai dia

mendapatkannya kembali. Bila sudah demikian

maka dia

menzakatinya

untuk satu

tahun.”

Zakat tidak dikenakan pada harta hutang

tanpa ada

perbedaan apakah pemiliknya mampu

mengambil dan mendapatkannya

kapan saja

ataukah tidak mampu,

sebagaimana yang mashur diantara fuqaha’ mutakhir

menurut

kesaksian penulis kitab Hada’iq.

Menurut al-Qaradawi

terdapat empat asas teori wajib zakat bagi umat

Islam wajib

mengeluarkan zakat yaitu:7

Teori beban umum (Taklif). Untuk teori ini didasarkan pada kekayaan dan pembebanan berupa kewajiban badan dan harta

bagi setiap

hamba itu

sendiri, dan ini adalah hak Tuhan dalam menguji kualitas

pengabdian seorang hamba itu dihadapan-Nya.

Teori khilafah

menyatakan harta itu adalah milik

Allah, dan

manusia itu

hanya diamanati, disini manusia

7 Yusuf al-Qaradawi, Hukum Zakat, Terj. Salman Harun dkk, Cet III, (Jakarta: P.T. Pustaka Litera Antar Nusa, 1993), h. 1010-1012

ditugasi untuk berproduksi,

yakni hanya

sebatas mengolah

bahan serta

mengubah

susunan untuk memenuhi

kebutuhannya.

Teori

kesejahteraan dan jaminan sosial ini, menjelaskan mengenai peran individu terhadap masyarakat dan

begitu juga

sebaliknya. Manusia sebagai makhluk individu

maka dia

memerlukan interaksi sosial dalam

masyarakat demi kelangsungan hidupnya. Kehidupan individu dalam berbagai aspek selalu ditopang

oleh peran

masyarakat, hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Teori persaudaraan meliputi dua hal, yaitu:

persaudaraan atas dasar sama-sama manusia dan persaudaraan atas dasar sama-sama aqidah, dalam persaudaraan terdapat suatu kewajiban yang harus dilakkukan yakni saling tolong menolong antara sesama manusia.

3. Sanksi Hukum Positif dan Hukum Islam bagi Muzakki yang Enggan Membayar Zakat di Indonesia.

Merujuk kepada undang-undang nomor 23

tahun 2011

tentang Pengelolaan zakat di sebutkan dalam pasal 1 butri 2 dan 5 hanya

(6)

tentang

pengertian zakat dan muzakki yaitu:

Pasal 1 butir 2 “Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam”.

Pasal 1 butir 5 “Muzaki adalah seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat”.

Undang-undang ini

sebenarnya merupakan satu diantara produk perundang-undangan yang dikhususkan

untuk kaum

muslim, sebagai bentuk upaya optimalisasi dan maksimalisasi usaha pemerintah dalam

mengumpulkan, mendistribusikan dan

mendayagunakan dana zakat di Indonesia.

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2011 tidak berbeda

jauh dengan

Undang Undang Nomor 38 Tahun

1999 yang

membahas tentang Pengelolaan

Zakat. Di

susunnya undang-undang baru tentang pengelolaan

zakat ini,

bertujuan untuk menyempurnaka n undang-undang sebelumnya. Undang-undang baru ini tidak menggunakan nama generik

“badan amil

zakat” untuk lembaga yang diintasiasi

pemerintah sebagaimana yang digunakan pada undang-undang

sebelumnya. Namun secara

tegas undang-undang ini telah menetapkan BAZNAS

sebagai lembaga yang

berwewenang dalam

pengelolaan.

Membahas mengenai sanksi dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, tidak ditemukan

sanksi bagi

muzakki yang enggan

membayar zakat. Namun dalam undang-undang ini ditemukan sanksi bagi yang melangar

pendistribusi sebagaimana yang terdapat dalam pasal 39 ayat 1, yang menyebutkan:

Pasal 39

“Setiap orang yang dengan sengaja melawan hukum tidak melakukan pendistribusian zakatsesuai dengan

ketentuan Pasal 25 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,0 0 (lima ratus juta rupiah)”.

Saksi pidana dan denda akan diberikan kepada pengelola zakat sesuai dengan aturan yang terdapat dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 pasal 25, yang menyebutkan:

Pasal 25

“Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam”.

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang

(7)

pidana bagi muzakki yang enggan

menunaikan

zakat, yang

menyebutkan:

Pertama, Qanun Aceh Nomor 10 tahun 2007 tentang Baitul Mal dalam

Pasal 50

ketentuan uqubat juga menjelaskan tentang sanksi pidana tersebut, berupa: “denda paling sedikit satu kali nilai zakat yang wajib dibayarkan, paling banyak dua kali nilai zakat yang wajib dibayarkan, namun ketentuan ini hanya berlaku khusus di Nanggroe Aceh Darussalam”.

Kedua, Pasal 684 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2

Tahun 2008

tentang Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah, berupa:

“zakat + denda dengan jumlah tidak melebihi 20% dari jumlah zakat yang dibayarkan, berdasarkan putusan pengadilan (peradilan agama)”.

Sanksi yang terdapat dalam aturan diatas, merupakan peluang untuk memberikan gagasan baru revisi Undang Undang Nomor 23 Tahun 2011 untuk memuat pasal terkait

sanksi bagi

Muzakki.

Qanun Aceh Nomor 10 tahun 2007 tentang

Baitul Mal

merupakan aturan lokal atau locale wet (local legislation) yang peraturan ini

dibuat oleh

pemerintahan lokal. Sehingga,

pasal yang

mengatur sanksi

bagi muzakki khusus untuk wilayah hukum Naggroe Aceh Darussalam. Jika warga aceh yang berada di luar wilayah hukum

Na Naggroe

Aceh

Darussalam, tidak terkena aturan tersebut. Begitu juga bagi

warga luar

wilayah Naggroe Aceh Darussalam akan sendirinya terkena. Artinya, locale wet itu tidak ditentukan

oleh subjek

hukum yang dapat

dijangkaunya, melainkan

ditentukan oleh lembaga yang membentuknya

dan lingkup

tutorial daerah berlakunya.8

Pernyataan pasal sanksi bagi

muzakki yang terdapat dalam

8 Jimly

Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), h. 17

Qanun Aceh, seharusnya menjadi role model bagaimana Undang-undang

di buat.

Khususnya Undang-undang tentang

pengelolaan

zakat yang

didalamnya mencakup Amil, Muzakki dan Mustahik.

Membahas dan menganalisa Undang-undang ini, menurut penulis belum ideal karena hanyan

memberikan sanksi bagi amil.

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2

Tahun 2008

tentang Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah

Kehadiran Pasal

684 telah

mengindikasikan bahwa

(8)

absolut

menangani persoalan denda yang berkaitan dengan muzakki

yang tidak

menunaikan zakat. Kemudian, hal ini didukung dengan

pernyataan bahwa peradilan agama tidak lagi hanya menangani perkara perdata saja, dikarenakan terjadi perubahan yang esensial

dengan

penghapusan kata perdata dalam Pasal 2 pada kalimat perkara perdata tertentu

yang diatur

dalam

Undang-undang 181

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, diubah dengan kalimat perkara tertentu yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama. Meskipun dalam penjelasan Pasal

2

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Jo Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama tidak dijelaskan mengenai jenis perkara tertentu tersebut, namun seperti diketahui bahwa

kewenangan absolut Peradilan Agama yaitu berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam

di bidang

perkawinan, warta, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syariah. Oleh karena itu, perkara-perkara

pidana yang

terkait dengan bidang hukum

zakat sudah

selayaknya menjadi kewenangan Peradilan Agama, khususnya terkait sanksi berupa denda yang dikenakan bagi muzakki yang enggan

menunaikan zakat.

Islam sangat tegas membahas masalah orang yang tidak mau membayar zakat. Muzakki yang di katergorikan wajib membayar zakat adalah

yang telah

mencapai

hartanya senisab

dan haulnya satu tahun. Muzakki tersebut

disyaratkan balig,

berakal dan

hartanya hak milik pribadi. Dasar hukum dalam al-qur’an mengenai

muzakki yang enggan bayar zakat adalah:

(9)

akan di langit dan di bumi. dan Allah

Ibnu Katsir

rahimahullah berkata tentang dalam tafsir ayat

ini: Yakni,

janganlah sekali-kali orang yang bakhil

menyangka,

bahwa dia

mengumpulkan harta itu akan bermanfaat baginya. Bahkan hal itu akan membahayakann

ya dalam

(urusan)

agamanya, dan kemungkinan

juga dalam

(urusan) dunianya.

Kemudian Allah

memberitakan tentang tempat kembali hartanya pada hari kiamat, Dia berfirman,

“Harta yang

mereka bakhilkan

itu akan

dikalungkan di leher mereka, kelak pada hari kiamat.” 9

Ayat ini

merupakan larangan

langsung dari Allah Ta’ala untuk bersifat bakhil atau pelit kepada orang lain. Secara tegas Allah berkalam bahwa apa yang punya adalah pemberian dari Allah Ta’ala. Sehingga tidak ada alasan untuk kewajiban zakat

9 https://almanh

aj.or.id/2653- ancaman- meninggalkan-zakat.html di unggah pada tanggal 25 Agustus 2015 jam 7.00 wib

sebagaimana

yang Allah

tetapkan. Di dalam ayat ini

Allah juga

menerangkan bahwa akibat dari sifat bakhil juga akan kembali kepada orang yang bakhil itu sendiri. Akibat sifat bakhil besok di hari kiamat adalah apa yang dibakhilkan tadi akan dikalungkan ke leher mereka. Hal itu adalah sebuah siksaan

yang akan

membuat

menderita orang yang bakhil. Tidak ada alasan bagi manusia untuk berbuat bakhil karena

hanya milik

Allah-lah segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Termasuk apa yang kita semua miliki, pada hakikatnya adalah hanya

milik Allah

saja.Ayat ini ditutup dengan

pemberitahuan dari Allah Ta’ala bahwa Dia tahu segala hal yang kita kerjakan. Dhahir ayat ini memang

pemberitahuan. Tetapi

sebenarnya memiliki makna ancaman yaitu karena Allah tahu apa yang kita kerjakan, maka jangan sekali-kali melakukan kemaksiatan termasuk melakukan kebakhilan.10

Hukuman

Orang yang

Tidak Mau

Membayar Zakat Apabila seorang muslim kaum muslimin tidak mau membayar zakat karena menolak zakat sebagai suatu kewajiban, maka berlaku bagi mereka hukum

10 https://alman

(10)

sebagai orang-orang murtad. Sebab mereka dihukumi

murtad, karena dalil-dalil

mengenai zakat ini sudah jelas, gamblang dan tak dapat ditawar lagi, baik dalil yang Al-Qur’an, Sunnah

Rasul-Nya atau

kesepakatan para sahabat. Masih banyak lagi dalil-dalil dalam

al-Qur’an dan

sunnah yang mewajibkan muzakki untuk membayar zakat untuk muzakki.

Adapun jika

masih meyakini kewajibannya, maka dia telah berbuat dosa besar, namun tidak kafir. Bahwa orang

yang tidak

berzakat akan disiksa sampai diputuskan hukuman pada hari kiamat, kemudian ia akan melihat jalannya

menuju surga atau neraka. Jika ia telah kafir, maka pasti tidak akan menuju surga.

Hukum pidana Islam

memiki dua

sistem cara

pengaturan masalah pidana yaitu menetapkan hukum

berdasarkan nash dan menyerahkan penetapannya kepada Ulil Amr. Menetapkan hukum

berdasarkan nash adalah mutlak dan tidak dapat dirubah dengan peraturan atau

sanksi lain

sebagai mana yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah. Ulil

Amr tidak

diberikan kesempatan untuk merubah dari ketentuan nash.

Ulil Amr diberikan

kesepatan yang

luas dalam Islam untuk

menetapkan macam-macam tidak pidana disertai dengan ancamannya. Kewenangan Penguasa dalam menetapkan hukum dinamakan Hukum Ta’zir beserta

uqubatnya. Hal ini juga termasuk kewenangan pemerintah dalam menetapkan keengganan muzakki atau kelalaian amil dalam

mengeluarkan dan mengelola zakat menjadi sebuah perbuatan pidana dengan ancaman denda.

Untuk memberlakukan hukum Islam berdasarkan sistem politik

yang ada

sekarang ini,

yang dapat

dilakukan oleh

umat Islam

adalah berjuang dalam bingkai politik hukum agar nilai-nilai Islami dapat mewarnai,

bahkan dapat menjadi materi dalam produk hukum. Tidak berhasilnya umat Islam menjadikan hukum Islam secara total dan formal sebagai hukum Negara melalui piagam Jakarta, bukan berarti hilangnya kemungkinan pemberlakuan hukum Islam menjadi hukum positif.

Sebaliknya, umat Islam dapat terus berjuang menurut kemungkinan yang tersedia untuk

memasukkan nilai-nilai Islam dalam produk hukum Nasional, sehingga tidak boleh

(11)

SIMPULAN

Muzakki yang berada di Indonesia,

memiliki peranan penting untuk memperbaiki strata sosial masyarakat. Keenggan

muzakki dalam mengeluarkan

zakat akan

hilang. Apa bila dua peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur

permasalahan

zakat bisa

dijadikan

pedoman dan rujukan untuk merumusan perbaikan dan revisi undang-undang. Umat Islam seharusnya memiliki

perhatian khusus untuk tersalurnya zakat keseluruh masyarakat yang membutuhkan. Muzakki menjadi

bagian tak

terpisahkan

dalam hal

perzakatan,

karena lewat rukun inilah

zakat itu

tertunaikan, tersalurkan dan terdayagunakan

kepada para

Ashnaf az-Zakat.

Negara bisa

mengatur hal ini karena sebagai pemegang

otoritas

kekuasaan diberi kewenangan untuk

melaksanakannya sehingga

kedepannya potensi yang besar dari negara ini bisa digali dan didayagunakan untuk

kemaslahatan rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Nakhrawie,

Asrifin an,

Sucikan Hati dan

Bertambah Rizki Bersama Zakat, Jakarta: Delta Prima Press, 2011. Rafi, Mu’inan

Potensi Zakat (dari Konsumtif-Kreatif ke Produktif-Berdayagun a) Perspektif Hukum Islam,

Yogyakarta: Citra

Pustaka, 2011.

Abdul Wahab dan Abd. Muhaimin,

Hukum Pranata Sosial,

Ahkam Jurnal

Syari’ah, No 09 IV/2002

A. Rahman

Ritonga dan Zainuddin,

Fiqh Ibadah,

Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997

Indonesia Zakat Developmen t Report,

Zakat Dan Pembanguna n: Era Baru Menuju Kesejahtera an Ummat,

Ciputat: Indonesia Magnificenc e of Zakat (IMZ), 2009 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat al-Qaradawi,

Yusuf,

Hukum Zakat, Terj. Salman Harun dkk,

Cet III,

Jakarta: P.T. Pustaka Litera Antar Nusa, 1993 Jimly

Asshiddiqie,

Perihal Undang-Undang, Jakarta:Raja wali Pers, 2011

https://almanhaj. or.id/2653- ancaman-meninggalka n-zakat.html

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh pajanan asap terhadap jumlah

Upaya pembangunan sumber daya pun masalah ini bukan masalah baru, tetapi alam (SDA) danlingkungan hidup tersebut benturan kepentingan antara pemanfaatan hendaknya

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukan bahwa jenis dan komposisi nutrisi media tanam jamur tiram putih memberikan pengaruh yang nyata pada persentase

Lembar Penilaian Tes Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 11- 20 Siswa Kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal.. No Nama Siswa

Data produksi karkas ayam broiler yang meliputi bobot potong dan bobot karkas umur lima minggu dengan perlakuan 0,0; 0,5; 1,0; dan 1,5% tepung kulit manggis tertera

Orang pertama yang memasuki pelataran Kabah sejak saat itu, tidak peduli dari kabilah mana , harus memutuskan siapa yang akan mengangkat baru itu. Begitu keputusan

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diupayakan penyelesaiannya, dan menurut penulis, Bagian Prodi Kampus STMIK Bina Sarana Global perlu mengembangkan suatu

Bentuk struktur pasar oligopsoni pada tingkat pedagangdan adanya keterikatan permodalan yang dilakukan oleh petani dengan pedagang pengumpul menyebabkan posisi tawar