• Tidak ada hasil yang ditemukan

A Multimodal Of Traditional Wedding Ceremony Dynamics Of Deli Malay Ethnic Group In Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "A Multimodal Of Traditional Wedding Ceremony Dynamics Of Deli Malay Ethnic Group In Medan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

VERBAL DATA OF DELI MALAY TRADITIONAL WEDDING

CEREMONY

The verbal data before Akad Nikah ceremony (Data verbal sebelum

melakukan acara akad nikah)

a. Opening the ceremony (Buka kata)

Uttered by the the representative speaker of the bride (Pembawa acara dari pihak pengantin wanita /PW):

Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh...

1. Bapak-bapak beserta ibu-ibu, tuan beserta puan,hadirin dan hadirat yang kami muliakan.

2. Bismillah disusun kalam, dengan nama Allah kholikul alam, 3. Alhamdulillah tersimpan di dalam.

4. Tak lupa shalawat beriring salam, bagi junjungan kita nabi besar Muhammad Solollahualaihi Wasallam, Mahkota dunia junjungan alam, yang syafaatnya sangat kita harapkan dari pagi siang hingga datang malam.

5. Ammaba‟du, awal bermula dengan bismillah

6. Shalawat beserta salam kepada Rasulullah, pangkal meminta kepada Allah.

7. Semoga, pertemuan kita di sia ang berbahagia ini keseluruhannya kita memperolah berkah.

8. Ijinkankami menyampaikan salam beserta sembah, atas nama keluarga besar almarhum Haji Raihan Dahlan Zein sebagai pemberi amanah. 9. Selamat datang tetamu kami

10. Datang berkunjung kerumah ini, 11. Sungguh sangat berkenan dihati,

12. Tetamu yang ditunggu kini telah terbukti.

13. Tetamu yang ditunggu telah terbukti diufuk cerah disiang hari 14. Bukan hendak memuja ataupun memuji,

15. Tiada usainya kami menanti,

16. Kiranya, yang ditunggu telah selamat sampai di rumah kami. 17. Sebagaimana kata pepatah adat, sebelum niat dilahirkan, 18. Sebelum hajat disampaikan,

19. Sebelum cakap diuraikan, 20. Tepak sirih disorong dulu, 21. Begitulah adat orang melayu.

22. Untuk itu terimalah tepak persembahan kami 23. Berasal dari sanak famili.

24. Tanda rasa besarnya hati

(2)

26. Seandainya lemak tak usah dipuji, 27. Seandainya hambar jangan pula dicaci. 28. Tepak disorong beserta sembah

29. Mohonkan restu Allah Ta‟ala, 30. Sila disantap budiman bertuah, 31. Sekapur sirih pembuka kata.

( PW menyorongkan tepak pembuka kata kepada PP untuk dicicipi tamu yang datang).

The representative speaker of the bridegroom (Pembawa acara dari pihak pengantin pria / PP):

Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh...(dilanjutkan dengan doa dan shalawat)

1. Bapak/ibu, tuan-tuan guru, alim ulama yang kami hormati, yang berhadir dan yang kami muliakan, terutama keluarga besar Saiful Karim, tuan guru bapak Umar dan keluarga almarhum Haji Raihan Dahlan Zein beserta keluarga berkeluarga.

2. Ijinkansaya megucapkan hajat baik serta mulia

3. Mengatasnamakan keluarga Bapak Haji Yanto Ginting beserta ibunda Hajjah Tiwi Restuyani..

4. Adapun hajat kami kemari sesuai dengan mufakat dan janji. 5. Kalo utang kami lunasi

6. Dan kita tepati. 7. Adapun hajat kami

8. Menghantarkan anak kami M. Iqbal Bakti Ginting untuk diambil akad nikahnya beserta anakda kami Aufa Syahla di rumah betuah ini.

9. Niat kami yang datang hanya memandu resam yang terbilang 10. Agar adat Melayu takkan hilang

( PP juga menyorongkan tepak yang dibawa kepada PW untuk dicicipi kel pengantin wanita sebagai simbol maksud kedatangan mereka).

(selanjutnya PP menyerahkan mahar beserta barang bawaan sebagai simbol penyerahan pengantin pria untuk dinikahkan dengan pengantin wanita di rumah ini sambil berucap pantun):

b. The ceremony of giving tokens (Menyerahkan mahar dan barang bawaan)

PP:

1. Untuk itu Tuan hamba yang Mulia, terimalah tepak sebagai penyerahan sekaligushantaran yang kami bawa.

(3)

3. Terimalah persembahan tepak sirih kami yang datang tertuju untuk bapak dan ibu.

4. Jadi Tuanku yang Mulia, adapun syarat mahar 5. Sekaligus kami serahkan sebagai hantaran 6. Juga kami serahkan ...

7. Berbuat baik jangan tangguhkan lagi, akad nikah 8. Mohon disegerakan anak kami.

9. Sekian dari kami.

10. Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh. 11. Jadi pohon meranti cabang bertingkat

12. Tempat singgah kala berjalan,

13. Bisakah anak kami mengambil tempat di hadapan kita 14. Agar akad nikah kita laksanakan?

(dibalas oleh Pembawa acara dari pihak pengantin wanita)

PW:

1. Pohon meranti akar bertingkat, 2. Tempat berteduh orang berjalan.

3. Kami persilahkan pengantin lelaki mengambil tempat, 4. Akad nikah akan kita laksanakan.

1.12 The ceremony after akad nikah (Selesai akad nikah)

(Selesai akad nikah pengantin pria disuguhi penganan berbagai rasa seperti asin, asam, manis, dan pedas untuk dicicipi. Pengantin diminta memilih 3 jenis rasa yang disukai dan mencicipinya)

a. Tasting the various flavour of food (Icip Rasa)

PW: (meminta pengantin untuk mengambil salah satu makanan yang terhidang di depannya)

1. Nah...Ini namanya icipan,

2. Sebagian orang melayu ((ada yang)) mengatakan saguring, 3. Sudah pernah anakda Iqbal menghadapi ini?

4. Sudah pernah nikah ? ha..ha. 5. Ini ada beberapa macam . 6. Jadi ini ada asam

7. Ada garam 8. Ada gula batu 9. Ada gula.

10. Nanti ayahnda ini menuntunnya, 11. Ini 3 kali mengambil.

(4)

14. Icip rasanya. 15. Apa rasanya?

16. Asin pak. (pengantin pria) 17. Apa namanya?

18. Garam pak. (pengantin) 19. Yang kedua apa? 20. Apa rasanya? 21. Asam kan?

22. Asam pak.(pengantin)

23. Ini maksudnya dalam melayu ini dalam kehidupan ini kita akan jalani asam garamnya kehidupan.

24. Jadinya inilah maksudnya , garam, asam, asam garamnya akan ananda alami.

25. Begitulah adat hidup berumah tangga.

26. Dalam pantun melayu, hidup berumah tangga ini tidaklah ringan, 27. Masing-masing harus menanggung beban.

28. Pantang sekali salah satu lepas tangan. 29. Baik dan buruk harus sama-sama di telan. 30. Yang ketiga apa?

31. Apa rasanya?

32. Manis pak. (pengantin)

33. Nah ini maksudnya berakit-rakit ke hulu 34. Berenang ke tepian,

35. Bersakit-sakit ananda dahulu, 36. Bersenang-senang kita kemudian. 37. Jadi udah jelas lah ini

38. Mana ayahanda ini? 39. Pak abah Ginting...?

40. Jadi anak kita ini bukanlah laksana cempedak masak diperam, 41. Tapi telah ranum masaknya.

42. Bukanlah ia anak yang tidak berfaham, 43. Tapi telah penuh dengan asuhan. 44. Jadi begitulah secara adat melayu, 45. Pegang teguhlah ini,

46. Bahwa hidup ini ada pahit getirnya kehidupan.

47. Tapi nanti sampai dipuncaknya akan sampai kepada yang manis, yang senang. Begitulah.

48. Selanjutnya kita masuk kepada acara sembah kepada kedua orang tua.

b. The Respectful Greeting to Parents (Sembah orang tua)

PP:

(5)

4. Jerangkan panci tuangkan cuka, 5. Kalau melawan ibu dan bapak 6. Orang benci Allah pun murka. 7. Terbang tempua melambung tinggi 8. Anak garuda melayang layang, 9. Pada orang tua disanjung tinggi, 10. Pada yang muda dikasih sayang.

11. Selesai sembah kedua orang tua maka acara akad nikah selesai pada siang yang berbahagia

12. Dan kita akan lanjutkan secara adat menghantar pengantin lelaki kerumah kami.

1.13 Acara mengantar Pengantin

(Acara mengantar pengantin pria ke rumah pengantin wanita disambut dengan hempang batang yaitu kain panjang dibentang kedua ujungnya dipegang dua hulubalang, menghalangi jalan rombongan pengantin) sambil menunggu rombongan datang P W berpantun.

a. Gateway Barrier (Hempang Batang)

PW:

1. Bertanam budi di tanah seberang 2. Kalaupun nanti ada penghalang 3. Itu hanya merupakan resam terbilang 4. Agar adat melayu ni takkan hilang

Rombongan tiba di tempat, PP berbalas pantun dengan PW:

PP:

1. Assalamualaikum kami ucapkan, pada tuan hamba yang budiman, 2. Kami datang beserta rombongan,

3. Mengapa dihadang kami di jalan.

PW:

1. Waalaikumsalam kami ucapkan, pada pengantin beserta rombongan, 2. Shalawat dan salam sudah disampaikan, kepada nabi besar Muhammad

rosul junjungan.

PP:

(6)

2. Apalah syaratnya sebagai kunci, semoga kami masuk tidak ditahan.

PW:

1. Layang-layang menyambar bumi, 2. Terbang melayang kawan berkawan, 3. Empang batang pangkal begini, 4. Empang batang bukan hambatan. 5. Pekat hitam awan kelabu,

6. Adat resam selesaikan dulu,

7. Oleh karena itu Mak andak membuat lemang, 8. Ketan dipanggang di dalam bambu,

9. Jika pengantin sudah nak ke dalam (?) 10. Adat resam selesaikan dulu.

PP:

1. Tanjung tiram di Batu bara, 2. Lima laras letak istana,

3. Pahamnya kami tuan yang tuan minta, 4. Kunci mas sudah tersedia.

PW:

1. Mana dia ? 2. Jangan cerita aja. 3. Udah dikasih? 4. Bukalah!

b. Swapping the Tepak (Bertukar Tepak)

PW: angkat sembah ha.ha..( pembawa acara memerintahkan kepada wakil pengantin pembawa tepak untuk mengangkat sembah sebelum bertukar tepak)

PW:

1. Perlis Kedah Kelang Melaka 2. Bandar Serawak kotanya ramai 3. Habislah sudah silang sengketa 4. Tukar tepak tandanya damai.

c. Swapping the umbrellas (Tukar Payung)

1. Telah terkembang payung penyambut, 2. Menanti pengantin yang sudah datang, 3. Tuah terbayang untung berturut 4. laksana bunga sedang mengembang

(7)

1. Jadi perang bukan sembarang perang,

2. Perang bertih dan bunga rampai,

3. Datang bukan sembarang datang,

4. Datang pengantin disambut ramai.

e. Welcoming the groom with a tribute dance (Rombongan disambut tari persembahan)

PW:

1. Sebagai tanda kebesaran hati,

2. Menerima pengantin raja sehari,

3. Kami persembahkan sebuah tari,

4. Tari persembahan namanya ni.

5. Kalo lah datang tuan dan puan orang melayu,

6. Kalo hendak melayu terpandang,

7. Pakailah baju kebaya tangan panjang.

8. Tangan diayun kanan dan kiri,

9. Lemah lembut jari jemari,

10. Tepak disorong sirih diberi

11. Kepada pengantin raja sehari.

(penari menyorongkan tepak kepada rombongan) 12. Awal bermula pada bismilah,

13. Shalawat dan salam pada Rasulullah,

14. Pangkal meminta kepada Allah,

15. Semoga kedatangan pengantin membawa tuah.

16. Izinkan kami menyampaikan salam beserta sembah, atas nama keluarga almarhum Haji Reihan Dahlan dan keluarga

17. Selamat datang tetamu kami,

18. Datang berkunjung ke teratak kami,

19. Sungguh sangat berkesan dihati,

20. Tetamu yang kita tunggu kini telah terbukti.

21. Di ufuk cerah disiang hari

22. Bukan hendak memuja atau memuji,

23. Dari tadi kami sudah menanti,

24. Kiranya pengantin selamat sampai ditempat kami.

25. Telah sampai diteratak kami,

26. Sepatah kata mohon diberi,

27. Sebagai tanda eratnya silaturahmi

28. Dengan keluarga kami dirumah ini.

PP:

1. Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh. Alhamdulillahi

robbill‟alamin. Puji syukur kepada Allah SWT yang mana..

2. Di siang yang cerah kami disambut dengan meriah 3. Disambut dengan kaum sanak famili

(8)

5. Sungguh takjub rasa dihati 6. Pulo brayan bukanlah pulau, 7. Jalan layang seperti bukit,

8. Kedatangan kami sangat terpukau, 9. Karena penyambutan tidak sedikit.

10. Baiklah tuan hamba tentunya kedatangan kami kemari menghantarkan anak kami pengantin pria ini,

11. Pangeran muda bestari, untuk bisa dipersandingkan dengan tuan putri yang ada dirumah ini.

12. Niat kami yang datang, hanya memandu resam terbilang, 13. Agar adat melayu takkan hilang.

14. Sekian dari kami tuan.

PW:

1. Setangkai buah kundur betindih 2. Dimakan manis sama dikunyah, 3. Selesai sudah sekapur sirih, 4. Sila pengantin bawa kerumah.

PP:

1. Baiklah tuan hamba...

2. Beli lemang tapai pulut di petisah 3. Dekat bundaran,

4. Tampaknya tuan rumah

5. Kami disuruh ke rumah tapi ditahan.

6. Berhenti mengetam piso tak diketam mata tak tajam, 7. Kami datang dari suku karo

8. Ada kesan tak paham

9. Mohon tuan hamba beri petunjuk

PW:

1. Berdentum dentum bunyinya gendang, 2. Gendang dan genduk sikayu gelat,

3. Assalamualaikum tuan-tuan yang datang, 4. Datang menjenguk ni apakah hajat?

f. Hempang pintu

PP:

1. Tentu niat kami tuan hamba untuk bisa mempersandingkan ananda kami M. Iqbal dengan putri yang jaga petuah ini.

2. Tapi tuan hamba, kami merasa tampaknya lain penyambutan kami tuan hamba,

(9)

4. Hujan reda cuaca pun terang,

5. Rombongan pengantin merasa bingung 6. Mengapa kedatangan kami dihadang.

PW:

1. Dibelah-belah sibatang kangkung, 2. Tuan berkata buanglah itu.

3. Takusah ananda merasa bingung, 4. Inilah adat orang melayu.

5. Keris sebilah berikut hulu, 6. Hulu diukir kepala naga, 7. Kalo ananda ingin tau, 8. Empang pintu ini namanya. 9. Empang pintu orang melayu, 10. Kain dibentang bentangkan, 11. Sudah begitu sejak dahulu, 12. Pengantin diempang dulukan. 13. Anak beru dibalik dinding, 14. Lagi disapa dia tunduk,

15. Sejak bertemu kan kita sudah berunding, 16. Apa yang nak dibawa untuk masuk.?

PW:

1. Telaga kami ni telaga buatan, 2. Airnya sejuk sangatlah jernih, 3. Bunga kami ini bunga pingitan, 4. Hendak menemui si buah hati.

5. Oleh karena ini empang larangan tegak berdiri 6. Lengkap dengan senjata pusaka,

7. Tanda larangan tidak diberi, 8. Jangan harap empang dibuka, 9. Pulang saja...

PP:

1. Tapi tuan hamba,

2. Ibarat perjalanan kami ini ke Gresik sudah, 3. Ke Penang sudah,

4. Ke Kedah pun tadi pagi sudah. 5. Hanya ke Peking yang belum. 6. Merisik sudah

7. Meminang sudah 8. Menikah pun sudah,

(10)

PW:

1. Kelat pinang ada rasanya,

2. Kelat senduduk ada kenyangnya,

3. Adat meminang memang sudah diberikan tandanya, 4. Adat masuk mana uncangnya?

PP:

1. Baiklah, tuan hamba .. 2. Belilah nasi ke kedai durian 3. Hendak berkemas haripun hujan, 4. Ini kunci emas kami berikan 5. Tolong buka pintu.

6. Beri kami jalan

PP: (meminta penjaga pintu melihat isi uncang yang diberikan rombongan)

1. Keleh...keleh..ada satu syarat lagi 2. Bawa kain pergi ke sungai, 3. Gulai dibuat pak Salim,

4. Apakah pengantinnya sudah berinai? 5. Coba kami liat lagi.

PP:

1. Bukan batang sembarang batang, 2. Batang kayu arah ke sungai, 3. Bukan datang sembarang datang, 4. Datang tentu sudah berinai.

PW:

1. Membuka pagi menjelang petang, 2. Hari malam mata pun mengantuk, 3. Adat dan resam bagai di gerbang, 4. Silahkan pengantin dibawa masuk. 5. Batu agam di atas talam,

6. Pijakkan kaki di atas batu, 7. Silahkan ananda masuk kedalam, 8. Karena sudah jelas jadi menantu.

g. Hempang Kipas

PP:

1. Tuan hamba,

(11)

3. Pandai menari serampang duabelas, 4. Empang pintu sudah kami lewati, 5. Mengapa pula pula ada empang kipas.

PW:

1. Syarat ketiga tidak terlepas,

2. Andaikan pintu sudah terbuka,

3. Terlihat dara sedang mengipas,

4. Perisai tentu penutup muka.

5. Empang pintu dan empang kipas,

6. Mainan adat puak melayu,

7. Jika hendak hempang dilepas,

8. Syarat pembuka kita tentukan dulu.

PP:

1. Sungai Deli tanah Deli,

2. Hendak berkemas juga hari hujan,

3. Bukan kunci sembarang kunci,

4. Uncang emas kami berikan.

PW:

1. Kalau ananda pergi ke hutan, 2. Dapat kijang jangan dilepas,

3. Kalau begitu yang ananda beritakan, 4. Berikan kunci pembuka kipas. 5. Tuan hamba, ini tak usah dibuka,

6. Dari wajah penjaganya udah nampak nih tuan hamba, 7. Bagaimana mangga tak ranum

8. Karena masak pokok

9. Bagaimana penjaga tak senyum? 10. Nampaknya lepas bakso semangkok.

PW:

1. Jadinya kalau sudah begitu... 2. Udang galah ikan gurame, 3. Sudah masak taruh di beling,

4. Uncang bertuah sudah kami terima, 5. Silahkan pengantin bawa bersanding. 6. Ikan patin, ikan terubuk,

7. Makan lezat di siang hari,

(12)

PP:

1. Nampaknya kami sudah cukup disambut

2. Dengan serangkaian adat agar supaya dikenang 3. Mudah-mudahan nanti mereka lebih bertaut 4. Setelah mendengar marhaban berkumandang

6.4Bersanding

a. Acara Tepung Tawar:

PW:

1. Bahan yang digunakan untuk tepung tawar, dibagi atas 3 bahagian besar, sebagai peramu, penawar dan penjeput semangat.

2. Bahagian pertama ramuan peramu, 3. Diciptakan dahulu para leluhur, 4. Selagi hidup kita haruslah bersyukur, 5. Jauhkan diri dari sombong dan kufur. 6. Bahagian kedua ramuan perincis,

7. Bunga rampai dan jeruk purut diiris-iris, 8. Berguna bagi penangkis,

9. Dari godaan setan serta iblis. 10. Bagian ketiga tujuh daun diikat erat, 11. Agar kuat ikat bersilang,

12. Syarat berguna syarat dibuat, 13. Agar lah hajat tidak kurang. 14. Bunga mawar tingginya sama 15. Batang temuli patah-patah,

16. Sebagai penepung tawar pertama tentunya ibu dan bapak. 17. Untuk itu Ellen beserta abangda Andri dan keluarga....

18. Wahai ananda pengantin baru, kali ini ibu dan abah memberikan restu, 19. Semoga ananda berbahagia selalu, dari anak turun ke cucu.

20. Dimanapun nanti ananda berada, 21. Baik tinggal di desa ataupun di kota, 22. Jangan lupakan ayah dan bunda,

23. Yang sudah membesarkan ananda berdua. 24. Lau kawar tempat wisata,

25. Sudah terkenal dimana mana,

26. Sebagai penepung tawar kedua, kami persilahkan Bu Cik beserta suami 27. Kami persilahkan.

28. Inilah makcik

29. Memberikan restu kepada anakda berdua dengan pesan... 30. Adat hidup berumah tangga,

(13)

35. Banyak elok ada juga buruknya, 36. Jika tidak bijak menghadapinya, 37. Disitulah awal silang sengketa. 38. Mercusuar mudah dilihat, 39. Dibalik pulau si angsa dua,

40. Sebagai penepung tawar yang ketiga, 41. Kami mohonkan Bu Yana beserta suami. 42. Kami persilahkan

43. Adat hidup berumah tangga,

44. Ibarat kumbang tinggi sudah betali, 45. Ibarat bunga sudah diikat,

46. Sudah diikat menurut adat, 47. Sudah diikat menurut syariat. 48. Umur dan ajal harus tetap diingat. 49. Bawa berlayar buah delima, 50. Sebagai obat pelepas dahaga,

51. Sebagai penepung tawar yang kelima, 52. Kami persilahkan om Cun bersama istri. 53. Adat hidup berumah tangga,

54. Bagaikan sampan di tengah laut, 55. Ada gelombang dan angin ribut, 56. Ada topan sambut menyambut, 57. Jika salah kemudi akan terhanyut, 58. Jika salah penurunan badan benjut 59. Encik Basara membawa talam, 60. Sirih ditaruh di dalam cerana,

61. Sebagai penepung tawar keenam, kami mohonkan Bu Jat. 62. Mana bu Jat...

63. Hidup berumah tangga ini tidaklah ringan, 64. Masing masing nanti harus menanggung beban, 65. Pantang sekali salah satu berlepas tangan, 66. Baik buruknya harus sama sama ditelan. 67. Kelelawar terbangnya jauh,

68. Terbang bekawan malam pun tiba, 69. Sebagai penepung tawar yang ketujuh, 70. Kami mintakan om dan cicik.

71. Kain batik selendang batik, 72. Batik jawa bercorak bintang, 73. Yang satu elok yang satu cantik 74. Laksana bulan kepada bintang. 75. Bersuami istri tidaklah ringan, 76. Harus lah rukun,

77. Hidup bersama tuntun menuntun,

78. Yang beserak nanti sama sama di susun. 79. Yang putus sama-sama di tangkul,

80. Selanjutnya wak...disambung dengan cik....bersama suami 81. Bersuami istri haruslah tabah,

(14)

83. Saling setia tiadakan berubah,

84. Dalam hal mencari nafkah, turutkan syariat serta sunnah, 85. Lima kali sehari kita menyembah,

86. Agar Allah memberikan berkah. 87. Datang tuan datang kerana, 88. Pagurunduk sirama-rama, 89. Mari tuan mari semenda,

90. Kita bertepung tawar bersama sama.

91. Untuk itu kami mintakan kepada Tuk Khairul untuk membawakan tepung tawar dari pihak laki-laki,

92. Kami persilahkan.

PP:

1. Terimakasih kepada ayahanda Tengku Syahdan yang merupakan pintara sabda istana Maimun,

2. Kami berikan kesempatan daripada keluarga kita 3. Keluarga mempelai pria memberikan setawar sedingin.

4. Baiklah untuk yang pertama, kami mintakan kepada kedua orang tua daripada anak kami, yaitu bapak Insinyur Haji Yanto Ginting, ayahanda daripada M. Iqbal, beserta ibunda Hajah Tiwi Restuyani,

5. Kami persilahkan dengan segala hormat memberikan setawar sedingin kepada ananda yang duduk dipelaminan dihiasi bunga-bungaan bak pelangi dikala petang, sejuk mata kita memandang.

6. Mudah-mudahan dengan doa ayahanda dan ibunda, berbahagia rumah tangga mereka berdua yaitu Ulfa Syahla dan M. Iqbal Bakti Ginting 7. Jadi rumah tangga yang bahagia selamat sejahtera sepanjang masa. 8. Berikutnya karena waktu jugalah kami mintakan supaya bersiap-siap

kepada bapak Haji Sahyan Bahri 9. Ini tutur atok

10. Juga berikutnya..

11. Sungguh indah ke syafiatul 12. Sudah menjadi pusaka lama 13. Bukan hendak mencampur baur 14. Antara adat dengan agama

15. Begitu juga kami ingatkan pada keluarga besar... 16. Hati-hati memetik bunga mawar

17. Salah petik kena durinya 18. Hati-hati menepung tawar, 19. Salah niat syirik jadinya.

20. Semua ini bermohon kepada Allah SWT,

21. Jadilah rumah tangga ini ananda Ulfa Syahla dan m Iqbal Ginting 22. Jadi rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.

(15)

26. Kopi susu terasa pahit.

27. Daun sembau akarnya tangguh, 28. Sanggup menahan si angin puyuh, 29. Bahtera hidup hendak dikayuh 30. Semoga pengantin berhati teguh. 31. Kalau ditanya orang

32. Apa guna orang bertenun

33. Tentu untuk membuat pakaian adat, 34. Apaguna kami berpantun

35. Untuk menyampaikan petuah amanat. 36. Nak digerek sebuah sampan,

37. Nak dibawa ke tepi laut, 38. Satu molek satu tampan

39. Seperti bintang film bollywood.

40. Didalam sampan ada juga ikan tenggiri, 41. Yang satu seperti Syahrukh Khan

42. Yang satu seperti Anjani .

43. Kalau dulu kata orang menempah parang 44. Parang tajam hatipun lega,

45. Dahulu mereka hidup seorang 46. Sekarang sudah berumah tangga. 47. Orang berhelat memasang kandil, 48. Kandil dipasang bertingkat tiga, 49. Istri taat suami adil

50. Rumah kecil jadi bahagia.

b.Acara makan nasi hadap-hadapan:

Ini mengisahkan gini ini bu, kalau jaman dahulu kala ibu2 pejabat kerajaan,

maka berbahagialah ibu2 yang berada disini karena ibu2. Ini ada bunga2 an.

Ini mengkisahkan ananda berdua itu ada di kebun bunga.

Gitu bu ya?

Banyak bunga yang lagi mekar dan lagi kembang ini.

Kemudian pada saat itu ananda m iqbal kepengen bunga dia, dibilangnyalah

kepada adinda, adinda petikkanlah aku bunga untuk abangda.

M iqbal suka bunga warna apa, pada saat itu bunga apa yg ananda minta warna

(16)

Merah? Bilanglah sama adinda, adinda tolong petikanlah bunga warna merah.

Petikkan. Kasih sama abangda.

Kemudian tak mau kalah abangda, petikkan jugalah bunga buat adinda, warna

apa kesukaannya?

Bilang sama abangda, abangda petikkanlah bunga warna kuning.

Jadi ini bapak ibu ini bermakna bahwa mereka saling mengetahui warna

kesukaan masing2.

Jadi kesukaan m iqbal warna merah, begitu juga kesukaan lala warna kuning.

Jadi ini maknanya udah tau kalian warna kesukaan masing2,

mana tau iqbal pengen membelikan sesuatu keluar kota

dia membelikan sesuatu maka belikanlah atau belikanlah warna kesukaan

kalau baju warna kuning, kalau sepatu juga warna kuning,tasnya juga kuning.

Begitu juga lala kalau membelikan sesuatu kesukaan warna abangda yakni warna

merah.

Petik bunga warna, nah ini tinggal metik bunga aja ya dalam hitungan ketiga.

Petik bunga warna hitam.

Iya, tak ada bunga warna hitam.

Kenapa?

Hitam melambangkan cinta yang palsu, mereka cinta sejati, cinta murni.

Oke berikutnya petik bunga warna hijau.

Iya ada warna hijau. Menang si lala pertamanya.

Ini babak kedua tapi mengambilnya satu persatu jangan diraup ya.

(17)

ananda dengarlah kemari, kejadian tempat kami sana, setelah tangan dibenam ke

dalam nasi,

aduhai tersentuh tangan istri, diremas mesra jari jemari.

Jadi sebelumnya ananda saling membasuh tangan dahulu.

Cucikan tangan abangnya sekarang sudah berumah tangga.

Lala ulang lagi, cucikan tangan abangnya. Sekarang setelah tangan dah dibasuh

(18)
(19)
(20)

Referensi

Dokumen terkait