• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TUBUH MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta Tahun Ajaran 2016 2017 ) | Sukar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TUBUH MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta Tahun Ajaran 2016 2017 ) | Sukar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TUBUH MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR Pirson1) , Yulianti2), Sukarno3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. Email:

1pirsonbirgita.15@gmail.com 2yulian_pgsd@yahoo.com 3Sukarno_pgsd_uns@yahoo.com

Abstract: The objective of research was to improve the understanding on human body health maintenance in

natural science learning using Contextual Teaching and Learning in the 4th graders of SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta in the school year of 2016/2017. This study was a Classroom Action Research (CAR) consisting of two cycles, each of which consisted of four stages: planning, acting, observing, and reflecting. Techniques of collecting data used were documentation, interview, observation, and test. Data validation was carried out using source and technique triangulations. Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis. The result of research showed that mean class score of understanding on human body health maintenance in Natural Science learning was 71.06 in prior condition with the percentage successful passing of 32.36%. This figure increased to 77.11 in cycle I with the percentage successful passing of 76.47%, and to 86.19 with the percentage successful passing of 91.18%. Considering the result of research, it could be concluded that the application of contextual teaching and learning model could improve the understanding on human body health maintenance in natural science Learning using Contextual Teaching and Learning in the 4th graders of SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta in the school year of 2016/2017.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman pemeliharaan kesehatan tubuh manusia

dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran contextual teaching and learning pada siswa kelas IV SD Negeri I No.7 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi, wawancara, observasi, tes. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa inilai rata-rata kelas pemahaman pemeliharaan kesehatan tubuh manusia dalam pembelajaran IPA kondisi awal adalah 71,06 dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 32,36%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 77,11 dengan persentase ketuntasan 76,47%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 86,19 dengan persentase ketuntasan kelas 91,18%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan pemahaman pemeliharaan kesehatan tubuh manusia dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

Kata Kunci: Pemahaman Pemeliharaan Kesehatan Tubuh Manusia, Model Contextual Teaching and Learning. Ilmu Pengetahuan Alam yang

disi-ngkat (IPA) ilmu yang mempelajari alam semesta dengan cara pengamatan yang di-lakukan oleh manusia melalui, pengalaman secara langsung, dengan prosedur yang tepat, dan kesimpulan yang benar. Sebagaimana menurut pendapat dari H.W. Fowler (Ahmadi & Supatmo1998: 1) bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang ber-hubungan dengan gejala-gejala kebendaan d-an didasari terutama atas penga-matd-an dd-an induksi.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menekankan pada pemberian pengalaman la-ngsung dan kegiatan praktis untuk mengem-bangkan kompetensi tertentu agar siswa ma-mpu menjelajah dan memahami Alam seisi-nya secara ilmiah. Pembelajaran IPA di

(2)

memahami arti pentingnya materi tersebut dalam kehidupan seharihari, pembelajaran I-PA pemeliharaan kesehatan tubuh manusia yang dilakukan oleh guru selama ini hanya memberikan pengantar materi, kemudian me-nyuruh siswa untuk membaca sendiri materi yang terdapat pada buku pelajaran. Setelah selesai guru memberikan tugas untuk menge-rjakan soal. Proses pembelajaran yang dila-kukan oleh guru tersebut mengakibatkan ha-sil belajar siswa yang rendah. Guru tidak melakukan konfirmasi ulang terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan, guna me-ngetahui sejauh mana pemahaman penge-tahuan siswa terhadap pada materi tentang pemeliharaan kesehatan tubuh manusia.

Berdasarkan hasil observasi, wawan-cara, dan uji pratindakan yang dilaksanakan di SD Negeri Kleco 1 No. 7 Surakarta pada tanggal 16 Agustus 2016, didapatkan data bahwa pada mata pelajaran IPA khususnya pada pemeliharaan kesehatan tubuh manusia sebagian besar siswa atau 67,64% (23 dari 34 siswa) kurang memahami pelajaran dengan baik dikarenakan strategi, pendekatan, mo-del, metode, dan media yang kurang relevan. Hal ini terbukti dengan jumlah siswa 34, ha-nya 11 siswa atau 32,36% yang lulus KKM. KKM untuk mata pelajaran IPA itu sendiri adalah 75. Ini menandakan bahwa hanya 32,-36% siswa yang memahami materi pada ma-ta pelajaran IPA khususnya pemeliharaan ke-sehatan tubuh manusia. Pemeliharaan kese-hatan tubuh manusia pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas IV SD ini disam-paikan oleh guru melalui model, pendekatan, strategi, metode, dan media pembelajaran ya-ng telah disusun oleh guru itu sendiri.

Untuk itu, peneliti memberikan so-lusi untuk mengatasi kesenjangan yang diha-dapi tersebut. Dalam hal ini peneliti membe-rikan solusi pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu dengan menggunakan mo-del pembelajaran contextul teaching and

lea-rning dalam peningkatan pemahaman

peme-liharaan kesehatan tubuh manusia dalam pe-mbelajaran IPA di SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta tahun Ajaran 2016/2017.

Sebagaimana pendapat dari Asis & Saefuddin (2014: 19) bahwa belajar akan le-bih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

Pembe-lajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan da-lam kehidupan jangka panjang.

Berdasarkan uraian di atas, maka neliti memberi kesimpulan bahwa model pe-mbelajaran Contextual Teaching and Lear-ning menekankan adanya pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang akan di-pelajari. Melalui model ini, siswa dapat bela-jar melalui kegiatan yang dialami sendiri. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching

a-nd Learning, siswa dilibatkan untuk turut

berpikir sehingga emosi siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran guna meningkatkan keterampilan siswa me-lalui suatu kegiatan, serta mengamati suatu proses atau kejadian dengan sendirinya, sehi-ngga akan memperkaya pengamalan dan meningkatkan serta membangkitkan rasa ing-in tahu.

Dengan adanya solusi yang diberikan oleh peneliti, peningkatan pemahaman peme-liharaan kesehatan tubuh manusia pada mata pelajaran IPA untuk kelas IV SD Negeri Kle-co 1 No.7 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 ini diharapkan dapat meningkat hingga men-capai 80%.

Sehubungan dengan adanya masalah pada peningkatan pemahaman pemeliharaan kesehatan tubuh manusia dalam pembelaja-ran IPA di kelas IV SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 maka de-ngan memberikan solusi melalui model pe-mbelajaran contextual teaching and learning, peneliti perlu melaksanakan Penelitian Tin-dakan Kelas dengan judul “Peningkatan Pe-mahaman Pemeliharaan Kesehatan Tubuh Manusia Dalam Pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching

a-nd Learning (Penelitian Tindakan Kelas pada

Siswa Kelas IV SD Negeri Kleco 1 No. 7

Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017)”.

(3)

me-milih model pembelajaran. Sebelum dapat memilih model pembelajaran dengan baik, terlebih dahulu guru harus paham mengenai pengertian dari model pembelajaran itu sen-diri.

Menurut H. Asis Saefuddin & Ika Berdiati (2014:21) pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning me-rupakan pembelajaran yang menerapkan kon-sep-konsep pengetahuan dan lingkungan se-kitar pembelajar dapat dengan mudah di-kuasai pembelajar melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari di-terapkannya pendekatan lingkungan,yaitu pe-mbelajar dapat terpacu rasa keingintahuan-nya tentang sesuatu yang ada di lingkungan-nya.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SD Ne-geri Kleco 1 No.7 kelas IV.2 Surakarta Ta-hun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksa-nakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri da-ri empat tahap yaitu: 1) perencanaan; 2) pe-laksanaan, 3) observasi; 4) refleksi. Subjek penelitian adalah guru kelas IV.2 SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta dan siswa kelas IV.2 SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017, dengan jumlah murid 34 orang (16 laki-laki dan 18 perempuan). Ada-pun data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data dalam pe-nelitian ini adalah primer dan sekunder. Tek-nik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data be-rupa tes, observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Teknik uji validitas data yang di-gunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Te-knik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang mempunyai empat komponen yaitu: 1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) penyajian data; dan 4) pena-rikan kesimpulan.

HASIL

Sebelum melaksanakan tindakan, ter-lebih dahulu dilakukan observasi, wawanca-ra, dan tes. Hasil yang diperoleh pada mata pelajaran IPA materi pemeliharaan keseha-tan tubuh manusia pada pratindakan, dida-patkan data frekuensi seperti pada tabel 1 be-rikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Pemaha-man Pemeliharaan Kesehatan Man-usia Dalam Pembelajaran IPA Pra-tindakan

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa belum menca-pai KKM=75. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 11 atau 32,36% seda-ngkan 23 atau 67,64% masih di bawah KKM.

Berdasarkan analisis tersebut, maka alternatif pemecahan masalah rendahnya pe-mahaman pemeliharaan kesehatan tubuh ma-nusia pada siswa kelas IV.2 tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning.

Menin-daklanjuti dari data awal pratindakan, maka sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran tersebut, maka disusun rencana tindakan siklus I untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang akan terda-pat pada pratindakan.

Setelah melakukan perencanaan pada siklus I, didapatkan data hasil tes evaluasi pembelajaran siswa. Data tersebut dapat dili-hat pada Tabel 2. berikut ini:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pemaha-man Pemeliharaan Kesehatan Tubuh Manusia Dalam Pembelajaran IPA Siklus I

(4)

KKM hanya 26 atau 76,47% siswa sedang-kan 8 atau 23,52% siswa masih di bawah KKM. Namun hasil pemahaman siswa telah meningkat dari pratindakan. Walaupun be-gitu hasil yang didapat belum mencapai indi-kator kinerja penelitian (80%).

Hasil tindakan pada siklus I masih terdapat kekurangan, diantaranya adalah ki-nerja guru seperti: 1) aspek menghasilkan pe-san yang menarik; 2) menunjukkan hubu-ngan antar pribadi yang kondusif; 3) menum-buhkan keceriaan dan antusiasme siswa da-lam belajar; 4) menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai; 4) menggunakan bahasa li-san secara jelas dan lancar; 5) melakukan ref-leksi dan membuat rangkuman dengan meli-batkan siswa.

Selain kinerja guru, kekurangan juga terdapat pada aktivitas siswa yaitu: 1) aspek terampil menyelesaikan soal-soal yang dibe-rikan; 2) menunjukkan antusiasme terhadap pembelajaran; 3) mampu mengajukan atau menanggapi kelompok lain. Berdasarkan ke-kurangan pada siklus I, maka diadakan lanju-tan tindakan pada siklus II. Namun sebelum melanjutkan pada tindakan siklus II, perlu di-adakan perencanaan tindakan pada siklus II. Setelah diadakan pelaksanaan tindakan siklus II, didapatkan data hasil tes evaluasi siswa. Hasil tindakan pada penelitian siklus II dapat disajikan dalam bentuk tebel. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pemaha-man Pemeliharaan Kesehatan Tubuh Manusia Dalam Pembelajaran IPA Siklus II

Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di atas KKM berjumlah 31 orang dengan persentase 91,18%. Hasil nilai tes evaluasi siswa kelas IV.2 diperoleh rata-rata kelas 81,54 sehingga penerapan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning di siklus II dari 34

siswa hanya terdapat 3 atau 8,82% siswa ya-ng nilainya belum mencapai KKM. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan dari hasil yang didapatkan pada siklus I dan siklus II.

Data peningkatan ketuntasan KKM selanjutnya dari kondisi awal hingga tinda-kan akhir pada siklus II selanjutnya dapat di-sajikan dalam Tabel 4. berikut ini:

Tabel 4. Pemahaman Pemeliharaan Keseha-tan Tubuh Manusia Dalam Pembela-jaran IPA Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II tasan dalam pemahaman pemeliharaan kese-hatan tubuh manusia dalam pembelajaran IPA pada pratindakan 32,36% atau 11 dari 34 siswa sedangkan 23 dari 34 siswa atau 67,-64% tidak tuntas. Pada siklus I persentase ketuntasan meningkat mencapai 76,47% atau 26 siswa yang tuntas KKM sedangkan 8 sis-wa atau 23,52% belum tuntas. Pada siklus II meningkat sangat signifikan menjadi 91,18% atau 31 dari 34 siswa yang tuntas KKM, se-dangkan 3 siswa atau 8,82% belum tuntas. PEMBAHASAN

(5)

men-dorong siswa membuat hubungan antara pe-ngetahuan yang dimilikinya dengan penera-pannya dalam kehidupan meraka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Sedangkan menurut Shoimin (2016: 41) mengungkapkan bahwa CTL merupakan suatu proses pembe-lajaran yang holistik dan bertujuan memoti-vasi untuk memahami makna materi pembe-lajaran yang dipelajarinya dengan mengait-kan materi tersebut dengnan konteks kehidu-pan sehari-hari.

Ketika proses pelaksanaan pembela-jaran dengan model pembelapembela-jaran

Contex-tual Teaching and Learning untuk

mening-kat pemahaman pemeliharaan kesehatan tu-buh manusia dalam pembelajaran IPA pada siswa ada beberapa kendala. Kendala-kenda-la yang ditemui daKendala-kenda-lam masing-masing siklus berbeda-beda, diantaranya: kendala-kendala yang dijumpai pada siklus I dalam kinerja guru yaitu guru kurang menghasilkan pesan yang menarik, kurang menunjukkan hubung-an hubung-antar pribadi yhubung-ang kondusif, belum menu-mbuhkan adanya keceriaan dan antusias sis-wa dalam belajar, tidak menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai, belum mengguna-kan bahasa lisan secara jelas dan lancar, me-lakukan refleksi dan membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. Selanjutnya kenda-la dakenda-lam aktivitas siswa yaitu siswa kurang terampil menyelesaikan soal-soal yang dibe-rikan, tidak menunjukkan antusiasme terha-dap pembelajaran, belum mampu mengaju-kan atau menanggapi kelompok lain. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I, maka di siklus II disempur-nakan dengan guru mempersiapkan pembela-jaran lebih baik lagi sehingga kinerja guru dan aktivitas siswa bisa meningkat.

Kendala-kendala tersebut dicari alt-ernatif pemecahan masalahnya lalu ditera-pkan pada siklus II yakni guru lebih aktif, ekspresif, dan lebih jelas dan lancar saat me-nyampaikan pesan serta lebih melibatkan sis-wa dalam pembuatan rangkuman. guru harus lebih sering memantau dan meminta siswa untuk mempersentasikan hasil kerja siswa pada saat diskusi kelompok. Selain itu juga guru harus lebih berinovasi dalam pembela-jaran agar antusiasme siswa meningkat, serta guru diharapkan mampu membuat semua sis-wa paham pada materi yang diajarkan agar

siswa lebih terampil menyelesaikan soal-so-al yang diberikan. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada kendala yang berarti.

Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning, dapat disimpulkan

beberapa kelebihan dari model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning yaitu: 1)

pembelajaran kontekstual dapat menekankan aktivitas berpikir secara penuh, baik fisik ma-upun mental; 2) pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa belajar bukan deng-an menghafal, melainkdeng-an proses berpenga-laman dalam kehidupan nyata; 3) kelas da-lam kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, melainkan sebagai te-mpat untuk menguji data hasil temuan mere-ka di lapangan.

Meskipun indikator kinerja tercapai dengan baik, namun masih terdapat 3 siswa yang belum dapat mencapai batas KKM. Hal ini karena ketiga siswa tersebut memiliki ma-salah masing-masing dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permasala-han tersebut adalah dengan memberikan bim-bingan dan perhatian khusus ketika proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan po-tensi masing-masing siswa, selain itu juga se-nantiasa memberikan motivasi agar ketiga siswa tersebut selalu bersemangat dalam be-lajar. Guru perlu melakukan koordinasi de-ngan pihak lain yaitu kepala sekolah dan or-ang tua siswa tersebut, sehingga nantinya pe-mahaman konsep pecahan sederhana dapat meningkat secara berkelanjutan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua sik-lus dengan menerapkan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning dalam

(6)

tu-buh manusia dalam pembelajaran IPA yang diperoleh siswa sebesar 66,41, siklus I rata-rata pemahaman pemeliharaan kesehatan tu-buh manusia dalam pembelajaran IPA meni-ngkat menjadi 77,11, dan siklus II menimeni-ngkat menjadi 86,19.

Meningkatnya nilai rata-rata pemaha-man pemeliharaan kesehatan tubuh pemaha-manusia dalam pembelajaran IPA juga dibarangi de-ngan meningkatnya ketuntasan klasikal pada setiap siklus. Pada pratindakan tingkat ketun-tasan klasikal dalam pemahaman pemeliha-raan kesehatan tubuh manusia dalam

pem-belajaran IPA dengan KKM ≥75 sebesar 32,

-36% atau 11 siswa. Pada siklus I jumlah

sis-wa tuntas menjadi 76,47% atau 26 sissis-wa, dan siklus II sebanyak 91,18% atau 31 siswa. Sehingga pada hasil akhir terdapat 3 siswa yang belum tuntas, tindak lanjut dari perma-salahan tersebut yaitu diberikannya bimbing-an sesuai dengbimbing-an potensi masing-masing sis-wa.

Dengan demikian, dapat ditarik kesi-mpulan bahwa penerapan model pembela-jaran Contextual Teaching and Learning da-pat meningkatkan pemahaman pemeliharaan kesehatan tubuh manusia dalam pembelaja-ran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Kle-co 1 No.7 Surakarta Tahun Ajaran 2016/20-17.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu & Supatmo (1991). Ilmu alamiah dasar

Asis, H & Saefuddin. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sagala, S. (2014). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, A. (2016). 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Gambar

Tabel 1. Distribusi  Frekuensi Nilai Pemaha-man Pemeliharaan   Kesehatan Man-
Tabel 4. Pemahaman  Pemeliharaan Keseha-tan Tubuh Manusia Dalam Pembela-

Referensi

Dokumen terkait

Penghasilan Panduan Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS) ini ialah usaha Lembaga Peperiksaan untuk memastikan pelaksanaan Pentaksiran Berasaskan Sekolah (PBS) yang

Spirulina platensis telah ditambahkan pada beberapa ikan, diantaranya : pada pakan ikan nila untuk meningkatkan warna merah [14], pada ikan lele untuk mempercepat pertambahan bobot

Hasil penelitian tentang uji kandungan zat additive yang terkandung dalam bakso goreng dan bakso kuah yang dijual di beberapa sekolah dasar khususnya daerah Plaju. Penerapan

Ada hubungan Handayani, Penggunaan Alat merupakan antara alat Trisno Pelindung Diri, penelitian pelindung diri Agung Umur Dan Masa observasional yang dengan kecelakaan

Dari permasalahan tersebut model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan senam lantai guling depan jongkok pada siswa kelas VIII G SMP N 14

Gambar 4 : Kondisi lingkungan di sepanjang saluran irigasi pada beberapa Sumber : Pemetaan Swadaya Kelurahan Kebondalem (2008).. Pengembangan Kearifan Lokal Dalam Perbaikan

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, semakin besar daya yang dibangkitkan maka semakin besar pula laju aliran massa bahan bakar. Konsumsi spesifik bahan bakar

Tipe file berikut yang merupakan file yang dapat dipergunakan pada program aplikasi Microsoft Word adalah file dengan extensi …..