1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 8 Muaro Jambi pada tanggal 09 Agustus 2016 di kelas XI IPA 4, dapat diketahui bahwa pada saat proses belajar mengajar berlangsung aktivitas belajar siswa di dalam kelas sangat kurang aktif, dari 22 siswa dikelas hanya sedikit sekali siswa yang mau merespon dan bertanya ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran. Model yang diterapkan di SMA Negeri 8 Muaro Jambi selama ini masih banyak menggunakan model konvensional melalui ceramah dan Tanya jawab sehingga kesan proses pembelajaran tersebut hanya terpusat pada guru bukan siswa dan kondisi di dalam kelas menjadi pasif.
Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata ulangan harian siswa kelas XI IPA di SMAN 8 Muaro jambi di bawah tingkat ketuntasan belajar. Khusus untuk mata pelajaran fisika, kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMA Negeri 8 Muaro Jambi adalah 75. Berikut data rata-rata hasil ulangan fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Muaro Jambi :
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Muaro Jambi TA 2016/2017
Kelas Rata – rata
XI IPA 1 72
XI IPA 2 70
XI IPA 3 65
XI IPA 4 60
Hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2016 dengan guru mata pelajaran fisika kelas XI IPA 4 yaitu ibu Liza Agustina, S.Pd, beliau mengungkapkan ada beberapa factor penyebab rendahnya hasil belajar fisika diantaranya adalah siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, menjawab dan memberikan pendapat ketika ditanyakan oleh guru, siswa kurang focus selama proses pembelajaran dan juga sarana dan prasarana di SMA N 8 Muaro Jambi kurang memadai, maka dari itu pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah.
Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas XI IPA 4, diketahui rendahnya hasil belajar fisika siswa dikarenakan mereka beranggapan fisika adalah pelajaran yang sulit karena terlalu banyak rumusnya, kurang bersemangat untuk belajar, model dan metode yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga banyak siswa yang bosan pada saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas belajar siswa rendah dikarenakan siswa kurang aktif bertanya pada saat guru member kesempatan dikarenakan mereka tidak mengerti dan kurang paham terhadap materi yang diberikan dan juga mereka tidak tahu pertanyaan apa yang harus ditanyakan kepada guru.
Elisa dan Fauzi (2013)pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dapat membuat aktivitas siswa berkategori baik dalam pembelajaran dan juga pemebelajaran kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa. Menurut Slavin (2010) ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yaitu Team Games Tournament (TGT), Students Team Ahievement Division (STAD), Jigsaw, dan Team Assisted Individualization (TAI). Salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization(TAI). Kelebihan model tersebut salah satunya adalah dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Model kooperatif tipe TAI merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual yang diprakarsai oleh Robert Slavin merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan belajar individual dan belajar kooperatif. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dengan jumlah tiap kelompok yaitu 4 sampai 5 orang.Siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang memiliki kemampuan kurang.Siswa yang tingkat kognitifnya rendah terbantu oleh siswa yang kognitifnya lebih tinggi dengan adanya interaksi dalam bentuk kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai keberhasilan kelompok.
pembelajaran benar-benar Student center learning. Hariyanto (2015), bahwa model kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, terutama pada materi suhu dan kalor. Untuk itu diharapkan penelitian yang serupa dapat pula dilaksanakan pada materi yang lain.
Sesuai dengan uraian di atas, maka dapat memberikan arah dan dorongan bagi peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) di Kelas XI IPA 4 SMANegeri 8 Muaro Jambi”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif
Learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) apakah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Muaro Jambi?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah, “Untuk mengetahui apakah ada
1.4 KegunaanPenelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dan menerapkan model yang tepat dalam pembelajaran serta menambah pengetahuan dan bekal pengalaman sebagai calon guru.
2. Bagi siswa, diharapkan melalui penerapan model pembelajaran kooperetif tipe Team Assisted Individualization dapat menigkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika.
3. Bagi guru dan sekolah, dapat memberi masukan dan gambaran bagaimana semestinya proses pembelajaran berlangsung sehingga menerapkan berbagai model pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
1.5 Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian
Agar penelitian ini yang dilakukan lebih terfokus dan terarah, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika yang dimaksud adalah hasil evaluasi/tesakhir dalam ranah kognitif dengan menggunakan tes objektif yang diberikan pada setiap siklus. 2. Aktivitas yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru selama
proses belajar mengajar. Aktivitas siswa lebih ditekankan pada aktivitas lisan (oral) yang dilihat dari hasil lembar observasi aktivitas siswa.