• Tidak ada hasil yang ditemukan

T0__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Perbandingan Kecepatan Transfer Data dari IPve IPv4, IPve IPv6 dan IPve IPv6 menggunakan Metode Tunnelingpada Router T0 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T0__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Perbandingan Kecepatan Transfer Data dari IPve IPv4, IPve IPv6 dan IPve IPv6 menggunakan Metode Tunnelingpada Router T0 BAB IV"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

16 BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1Tahap Persiapan serta Konfigurasi Router dan Komputer

Untuk mengakomodasi pengujian, router-router dan komputer-komputer perlu dihubungkan agar dapat saling terkoneksi. Koneksi fisik yang digunakan adalah sesuai desain yang telah dibuat. Berikut ini adalah contoh pengaplikasian desain.

Gambar 4.1.Desain fisik konfigurasi.

Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa port router yang akan digunakan adalah port 1 dan 5. Port 1 untuk terhubung dengan komputer dan port 5 untuk terhubung dengan router

lain. Router yang akan digunakan sebagai pengubung antar komputer perlu diatur sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan

(2)

akan digunakan untuk mengatur router adalah Winbox 2.2. Langkah awal penggunaan router adalah dengan mengubungkan Winbox dengan router sehingga pengaturan dapat dilakukan, dengan login kedalam router.

Gambar 4.2.Login Winbox

Pengaturan router awal biasanya menggunakan

(3)

Gambar 4.3.Halaman awal Winbox.

Langkah awal yang perlu dilakukan pada router adalah mengaktifkan fitur IPv6, karena penggunaan IPv6 masih sedikit maka produsen mikrotik menonaktifkan fitur tersebut. Pengaktifan fitur IPv6 dapat dilakukan dengan mengisikan kode-kode berikut di Terminal yang disediakan.

Kode program 1. Kode program untuk aktifasi fitur IPv6

Pengaturan selanjutnya akan dibedakan menurut konfigurasi yang dibutuhkan, yakni koneksi antar IPv4, antar IPv6 dan IPv4-IPv6.

(4)

 Konfigurasi IPv4

Konfigurasi untuk koneksi IPv4 dilakukan dengan cara-cara berikut. Pertama, tambahkan interface IPIP sebagai

tunnel yang akan digunakan.

Gambar 4.4. Penambahan interface IPIP

Penambahan ini dilakukan pada kedua router, dengan

local address diisikan IP yang terkoneksi ke router lain, sedangkan remote address diisikan IP router lain yang terkoneksi dengan router tersetting. Selanjutnya IP

router yang terhubung perlu diatur.

(5)

IP yang sudah diatur pada interface IPIP tadi dimasukkan ke dalam pengaturan IP router terhubung. Hal ini dilakukan untuk menghemat jaringan. Sesungguhnya pengisian local dan remote address

diisikan dengan IP Public yang diberikan oleh Internet Service Provider (ISP) sehingga 2 jaringan yang sangat jauh seakan-akan hanya berjarak 1 titik saja. Selanjutnya, pengaturan dilakukan pada komputer dan

router yang terhubung.

Gambar 4.6. pengaturan ip untuk router1-komputer 1

(6)

Langkah selanjutnya adalah melewatkan paket dari komputer 1 ke komputer 2 melalui tunnel yang telah dibuat, yakni perlu diatur interface tunnel.

Gambar 4.8.Setting IP yang melewati tunnel

Kemudian rute paket perlu diatur sehingga alur paket dapat disesuaikan. Rute ini disesuaikan dengan ip yang telah dikonfigurasi sebelumnya. Kode berikut dituliskan pada Terminal.

Kode Program 2. Kode program untuk mengatur rute paket data pada router 1.

Kode Program 3. Kode program untuk mengatur rute paket data pada router 2.

 Konfigurasi IPv6

Tidak jauh berbeda dengan pengaturan router untuk IPv4, langkah-langkah pengaturan router untuk IPv6 Ip route add dst-address=192.168.3.0/24 gateway=192.168.5.2

(7)

juga hampir sama dengan pengaturan IPv4 tetapi menggunakan interface yang berbeda. Untuk tunnelnya menggunakan IPIPv6.

Gambar 4.9.Interface IPIPv6

Local dan remote address menggunakan IP router yang nantinya terhubung.Selanjutnya atur IP router

terhubung.

(8)

Setelah setting di atas, tunnel siap digunakan. Selanjutnya setting IP yang akan melewati tunnel

tersebut, dan IP untuk masing-masing komputer.

Gambar 4.11. Setting IP untuk router 1-komputer 1

Gambar 4.12.Setting ip untuk router2-komputer 2

(9)

Gambar 4.13. Setting IP yang melewati tunnel

Setelah itu, tambahkan rute pada router 1 dan router 2 agar kedua PC dapat saling terkoneksi. Dalam hal ini, rute yang digunakan melewati tunnel.

Kode Program 4. Kode program untuk mengatur rute paket data pada router 1.

Kode Program 5. Kode program untuk mengatur rute paket data pada router 2

Ipv6 route add dst-address=bbbb::0/64 gateway=af::2

(10)

 Konfigurasi koneksi IPv4-IPv6

Konfigurasi koneksi IPv4-IPv6 berbeda dengan kedua konfigurasi yang telah dibuat di atas. Perbedaan mendasarnya ada pada jumlah router, yakni 1 router saja. Sedangkan 1 router yang lain digantikan dengan fitur virtual router di OS Windows, dalam hal ini Windows 7. Pertama pengaturan yang perlu dikerjakan adalah fitur 6to4

tunnel.

Gambar 4.14.pengaturan interface 6to4

(11)

Gambar 4.15.Setting interface router dan PC terhubung Kemudian setting IPv6 yang akan melewati

tunnel, baik di Windows maupun di router serta

route yang akan dilewati.

Gambar 4.16.interface 6to4 router 1

Kode Program 6. Kode program untuk mengatur rute paket data pada PC1

Netsh interface teredo set state disabled

Netsh interface ipv6 add v6v4tunnel interface=IP6tunnel 102.168.5.2 192.168.5.1

Netsh interface tpv5 add address IP6tunnel 2015:301::2 Netsh interface ipv6 add route ::/0 IP6tunnel

(12)

Selanjutnya seting interface router dan PC2

Gambar 4.17.interface router dan PC2 4.2Tahap Pengujian

(13)

data, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih banyak, jadi perlu dihitung rata-rata kecepatan baru yang lebih valid.

 Koneksi IPv4-IPv4

Setelah router dan komputer dikofigurasi seperti konfigurasi di atas, maka kedua komputer sudah dapat terkoneksi. Setelah terkoneksi, dilakukan serangkaian pengujian yang nantinya akan dibandingkan dengan koneksi-koneksi lain yang berjalan pada protokol yang berbeda.

o Speed Test

Pada tahap pengujian ini, digunakan file

dengan ukuran 127 mb untuk disalin.

(14)

o Stability Test

Pada tahap ini, disediakan file sebesar 434 mb dengan berbagai jenis, dan dilakukan penyalinan.

Gambar 4.19. Proses stability test IPv4-IPv4 Proses penyalinan membutuhkan waktu 48,76 detik, sehingga menghasilkan rata-rata 8,90 mbps transfer data.

o Load Test

Pada tahap ini, dilakukan pengujian transfer data dengan berbagai macam ukuran, sehingga bisa diketahui transfer tercepat dan terlambat.

Tabel 4.1. Tabel perbandingan load test

(15)

Jadi, didapat koneksi tercepat sebesar 9,26 mbps, dan terlambat adalah 9,10 mbps

o Stress Test

Pada tahap ini, dilakukan pengujian ping terus menerus saat proses penyalinan data dengan ukuran besar sehingga bisa diketahui ping terbesar. Ping terbesar yang tercatat sebesar 22 m/s.

o QoS Test

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas protokol dalam menangani pengiriman file dengan beragam jenis dan ukuran.

File-file yang ditransfer diantaranya file

video berukuran 127 mb, file gambar berukuran 58 mb, dan file dokumen berukuran 11 kb. Tidak terjadi antrean dan waktu transfernya selama 26,06 detik. Jadi didapat rata-rata transfer sebesar 7,01 mbps.

 Koneksi IPv6-IPv6

(16)

o Speed Test

Pada tahap pengujian ini, digunakan file

dengan ukuran 127 mb untuk disalin.

Gambar 4.20. Proses Speed test IPv6-IPv6 Proses penyalinan membutuhkan waktu 13,15 detik, sehingga menghasilkan rata-rata 9,66 mbps transfer data.

o Stability Test

Pada tahap ini, disediakan file sebesar 434 mb dengan berbagai jenis, dan dilakukan penyalinan.

(17)

Proses penyalinan membutuhkan waktu 47,99 detik, sehingga menghasilkan rata-rata 9,04 mbps transfer data.

o Load Test

Pada tahap ini, dilakukan pengujian transfer data dengan berbagai macam ukuran, sehingga bisa diketahui transfer tercepat dan terlambat.

Tabel 4.1. Tabel perbandingan load test

NO JENIS

Jadi, didapat koneksi tercepat sebesar 9,66 mbps, dan terlambat adalah 8,80 mbps

o Stress Test

(18)

o QoS Test

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas protokol dalam menangani pengiriman file dengan beragam jenis dan ukuran.

File-file yang ditransfer diantaranya file

video berukuran 128 mb, file gambar berukuran 58 mb, dan file dokumen berukuran 11 kb. Tidak terjadi antrean dan waktu transfernya selama 22,90 detik. Jadi didapat rata-rata transfer sebesar 8,12 mbps.

 Koneksi IPv4-IPv6 dan IPv6-IPv4

Selanjutnya adalah pengujian antar protokol yang berbeda, yakni antara IPv6 dan IPv4. Pengujian dengan protokol ini dilakukan dua arah dikarenakan karakteristiknya yang berbeda sehingga dimungkinkan perbedaan hasilnya juga.

Pengujian berikut ini adalah pengujian koneksi antara IPv4 ke IPv6

o SpeedTest

Pada tahap pengujian ini, digunakan file

(19)

Gambar 4.22. Proses speed test IPv4-IPv6 Proses penyalinan membutuhkan waktu 13,51 detik, sehingga menghasilkan rata-rata 9,40 mbps transfer data.

o Stability Test

Pada tahap ini, disediakan file sebesar 434 mb dengan berbagai jenis, dan dilakukan penyalinan.

(20)

o Load Test

Pada tahap ini, dilakukan pengujian transfer data dengan berbagai macam ukuran, sehingga bisa diketahui transfer tercepat dan terlambat.

Tabel 4.3.Tabel perbandingan load test

NO JENIS

Jadi, didapat koneksi tercepat sebesar 9,56 mbps, dan terlambat adalah 9,05 mbps

o Stress Test

Pada tahap ini, dilakukan pengujian ping terus menerus saat proses penyalinan data dengan ukuran besar sehingga bisa diketahui ping terbesar.

(21)

o Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas protokol dalam menangani pengiriman file dengan beragam jenis dan ukuran.

File-file yang ditransfer diantaranya file

video berukuran 128 mb, file gambar berukuran 58 mb, dan file dokumen berukuran 11 kb..

Gambar 4.25.Proses saat penyalinan antre Terjadi antrean saat transfer file dan waktu transfernya selama 31,44 detik. Jadi didapat rata-rata transfer sebesar 5,92 mbps

Berikutnya adalah pengujian untuk koneksi antara IPv6 ke IPv4.

o Speed Test

Pada tahap pengujian ini, digunakan file

(22)

Gambar 4.26. Proses Speed Test IPv6-IPv4 Proses penyalinan membutuhkan waktu 15,8 detik, sehingga menghasilkan rata-rata 8,04 mbps transfer data.

o Stability Test

Pada tahap ini, disediakan file sebesar 434 mb dengan berbagai jenis, dan dilakukan penyalinan.

(23)

o Load Test

Pada tahap ini, dilakukan pengujian transfer data dengan berbagai macam ukuran, sehingga bisa diketahui transfer tercepat dan terlambat.

Tabel 4.4.Tabel perbandingan load test

NO JENIS

Jadi, didapat koneksi tercepat sebesar 8,33 mbps, dan terlambat adalah 8,12 mbps

o Stress Test

Pada tahap ini, dilakukan pengujian ping terus menerus saat proses penyalinan data dengan ukuran besar sehingga bisa diketahui ping terbesar.

(24)

Ping terbesar yang tercatat sebesar 25 m/s.

o QoS Test

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas protokol dalam menangani pengiriman file dengan beragam jenis dan ukuran.

File-file yang ditransfer diantaranya file

video berukuran 128 mb, file gambar berukuran 58 mb, dan file dokumen berukuran 11 kb.

Gambar 4.29.Proses antrean saat pengujian

QoS

(25)

4.3Analisis

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat dirangkum menjadi beberapa tabel sehingga hasil pengujian dapat dianalisa secara maksimal.

Tabel 4.5.Tabel rangkuman Speed test

Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa kecepatan transfer data tertinggi didapat pada proses transfer data antara IPv6 dengan IPv6. Hal ini membuktikan bahwa protokol IPv6 mempunyai manajemen pemanfaatan lebar jalur data yang sangat baik. Untuk transfer data dengan protokol IPv4 maupun IPv4 ke IPv6 cukup berimbang, sedangkan transfer data antara protokol IPv6 ke IPv4 memiliki

Hasil pengujian

Speed

Test

(26)

Selanjutnya adalah rangkuman pengujian kestabilan.

Tabel 4.6.Tabel rangkuman Stability test

Dari data pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa kemampuan protokol dalam menangani transfer file dengan beragam jenis cukup merata, kecuali pada protokol IPv6 ke IPv4. Bahkan, rata-rata kecepatan yang didapat pada protokol IPv6-IPv6 dan IPv4-IPv6 hampir sama, hanya berselisih 0,02 detik saja. Namun protokol IPv6 lebih unggul dalam hal kecepatannya.

(27)

Tabel 4.7.Tabel rangkuman load test

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pengujian load test menggambarkan kemampuan dari masing-masing protokol dalam menangani berbagai ukuran file cukup merata, kecuali transfer file antara IPv6-IPv4. Namun, untuk protokol IPv4-IPv4 mengalami penurunan saat transfer file dengan ukuran besar, sedangkan 2 pengujian yang lain cukup merata.

Selanjutnya adalah data stress test. Berikut adalah gambaran dari data hasil pengujian stress test

0 5 10 15

59.3 60 128 127

Hasil Pengujian

Load

Test

IPv4-IPv4

IPv6-IPv6

IPv4-IPv6

(28)

Tabel 4.8.Tabel rangkuman stress test

Catatan: pengujian antara IPv4-IPv6 mendapatkan 1 kali request time out

Dari tabel 4.8 dapat dilihat jika hasil ping time cukup rendah, di bawah 25 m/s. Namun, untuk pengujian IPv4 ke IPv6 mendapatkan 1 kali request time out sehingga untuk koneksi ini dianggap paling buruk dalam pengujian stress test.

Selanjutnya adalah data pengujian QoS Test. Berikut ini adalah data hasil pengujian dari QoS test.

0 10 20 30

Hasil Pengujian

Stress

Test

(29)

Tabel 4.9.Tabel rangkuman QoS Test

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa protokol IPv6 mempunyai manajemen QoS

yang sangat baik. Namun, kendala didapatkan saat transfer file antar protokol, baik dari IPv4 ke IPv6 maupun sebaliknya, yakni masing-masing penyalinan mengantre sehingga waktu penyalinan meningkat.

0 10

Hasil Pengujian

QoS

Test

Gambar

Gambar 4.1.Desain fisik konfigurasi.
Gambar 4.2.Login Winbox
Gambar 4.3.Halaman awal Winbox.
Gambar 4.4. Penambahan interface IPIP
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH INTERNET TERHADAP BIDANG USAHA DAN BISNIS.. Bab

Gambar 3 menunjukkan baruasa dengan perlakuan substitusi tepung beras oleh tepung uwi serta baruasa dengan adanya penambahan tepung glukomanan memiliki kadar protein

Kerajaan Malaysia memiliki pentadbiran yang baik dalam pengurusan sektor pertanian Negara yang membantu memajukan sektor tersebut.negara kita juga berpeluang cerah untuk lebih

terlarut dalam air sangat mendukung untuk kegiatan respirasi larva. Peran aerasi sangat penting dalam menjaga kadar oksigen terlarut agar tetap optimal

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta memberikan gambaran tentang model pembelajaran

Karakter lintas budaya adalah karakter atau kepribadian yang harus dimiliki oleh individu agar dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan individu lain dari berbagai

Data penelitian yang diolah dengan program ( Analytic Hierarchy Process ) memperlihatkan bahwa produk industri pangan pangan lokal mempunyai prospek pengembangan dari sisi:

Implementasi Metode Course Review Horay Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tengtang Materi Penjumlahan Pecahan (PTK Kelas IV SD Negeri