• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, dan Througphut Akibat Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol Next Generation T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, dan Througphut Akibat Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol Next Generation T1 Full text"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

Analisis Perbandingan

Delay, Jitter,

dan

Througphut

akibat

Routing

Information Protocol Version 2

dan

Routing Information Protocol

Next Generation

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Ferdy Reinnagel Denny (672010037)

Indrastanti R. Widiasari, M.T.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

2

Analisis Perbandingan

Delay, Jitter,

dan

Througphut

akibat

Routing Information Protocol Version 2

dan

Routing Information

Protocol Next Generation

1)Ferdy Reinnagel Denny, 2)Indrastanti R. Widiasari, M.T

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email: 1)[email protected], 2)[email protected]

Abstract

RIP used in IPv4 is RIPv2, whereas in addressing of IPv6 used RIPng. The basic difference in both of the RIP protocols is in the header structure and the total of byte that is used in each protocol. Based on the difference, so in this study will analyze the performance of RIPv2 protocol on IPv4 and RIPng on IPv4 from the throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better throughput value rather than RIPv2 network protocol, delay parameter in the both of protocols shows that RIPng has big delay timing, the third parameter is jitter which shows that the time variation in RIPng is higher than RIPv2 protocol.

Abstrak

RIP yang digunakan pada IPv4 adalah RIPv2 sedangkan pada pengalamatan IPv6 menggunakan RIPng. Perbedaan mendasar dari kedua protokol RIP tersebut terdapat pada struktur header dan jumlah bit yang digunakan pada masing-masing protokol. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan analisa Quality of Service dari protokol RIPv2 pada IPv4 dan RIPng pada IPv6 berdasarkan parameter throughput, jitter dan delay. Dengan menggunakan metode action research diperoleh hasil RIPng memiliki nilai throughput yang lebih baik dari protokol jaringan RIPv2, parameter delay pada kedua protokol menunjukkan bahwa RIPng memiliki waktu delay yang besar, Parameter ketiga yaitu jitter, menunjukkan bahwa variasi waktu pada protokol RIPng adalah lebih tinggi dari protokol RIPv2

Kata Kunci : RIPv2, RIPng, Parameter QoS

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

(7)

3

1. Pendahuluan

Jaringan internet hingga saat ini terus mengalami peningkatan, baik peningkatan jumlah pengguna maupun peningkatan teknologi yang digunakan. Peningkatan penggunan alamat komputer (IP Address) yang terus meningkat mengharuskan teknik pengalamatan yang digunakan saat ini yaitu pengalamatan versi 4 (32 bit) harus segera beralih ke sistem pengalamatan IP versi 6 (IPv6) atau sistem pengalamatan 128 bit yang menyediakan lebih dari 340 triliun (undecilion) alamat pengguna. Perubahan dari IPv4 ke IPv6 tidak hanya mengubah jumlah pengguna yang dimungkinkan dalam jaringan komputer tetapi juga mengubah beberapa teknologi lainnya seperti protokol routing dalam jaringan komputer.

Salah satu protokol routing yang dikembangkan dengan mengikuti pengalamatan Ipv6 adalah RIP atau Routing Information Protocol. Pada pengalamatan IPv4, protokol RIP yang digunakan adalah RIPv2 sedangkan pada pengalamatan IPv6 menggunakan RIPng. Selain perbedaan versi pengalamatan yang digunakan oleh kedua protokol tersebut, perbedaan mendasar dari kedua protokol RIP tersebut adalah pada struktur header. Header pada RIPv2 menggunakan 32 bit pada source address dan destination address sedangkan pada RIPng besar bit yang digunakan untuk source address dan destination address adalah 128 bit. Selain dari pada jumlah bit yang digunakan pada source address dan destination address, pada RIPng juga terdapat beberapa header extension seperti hop-by-hop header, destination options header, routing header, fragment header, authentication header, dan encapsulating security payload headerguna mendukung kebutuhan atau opsi tambahan yang terdapat pada IPv6 [1].

Berdasarkan perbedaan yang terdapat pada RIPv2 dan RIPng baik pada jumlah bit maupun pada struktur header yang dimiliki, maka pada penelitian dilakukan tentang analisis Quality of Service dari protokol RIPv2 pada IPv4 dan RIPng pada IPv6.

2. Tinjauan Pustaka

(8)

4

Perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan adalah, pada penelitian dilakukan analisa kinerja jaringan pada protokol Routing Informasi Protocol Version 2 (RIPv2) dan Routing Information Protocol Next Generation (RIPng) dengan membandingkan nilai dari variabel throughput, delay, dan jitter.

Berdasarkan perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan adalah pada Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada jaringan.TCP/IP terdiri dari beberapa protokol yang bertanggungjawab atas bagian tertentu dalam komunikasi data. IP merupakan inti dari TCP/IP dan merupakan protokol terpenting dalam internet layer [4]. Internet Protokol versi 4 (IPv4) merupakan protokol komunikasi yang bertugas menyampaikan paket data melewati jaringan komputer. Paket data pada lapisan ini terdiri dari header IP dan datagram IP. Header IP berisi alamat pengirim, alamat IP penerima dan metadata, struktur paket data IPv4 adalah seperti pada Gambar 1.

Gambar 1Format Paket Data IPv4 [5]

(9)

5

pengirim dan proses pengiriman serta padding sebagai penambahanbyte kosong untuk memenuhi syarat pengiriman suatu paket dengan panjang minimal 64 byte [5].

Sistem pengalamatan IPv6 atau disebut juga dengan RIPng (internet protocol next generation) merupakan generasi terbaru dalam pengalamatan pengganti IPv4 sebagai standar IP, IPv6 menggunakan sistem pengalamatan 128 bit atau dapat menampung sebanyak dua alamat pengguna[6]. Berbeda dengan IPv4, strukur header paket pada IPv6 telah mengalami beberapa perubahan, strukur packet header IPv6 adalah seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Format Paket Data IPv6 [5]

Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute atau petunjuk dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Router menggunakan IP address tujuan untuk mengirimkan paket, setiap router harus saling bertukar dan memperlajari informasi sesama router yang saling terhubung untuk mengetahui jalur atau rute terbaik [6]. Secara umum terdapat dua jenis routing protocol, yaitu Distance vector dan Link State, distance vector merupakan jenis routing protocol yang menggunakan distance (metric) dan vector (arah) untuk mencapai tujuan. Informasi routing hanya diperoleh dari router terdekat, yang dimaksud dengan distance adalah berapa banyak jumlah hop yang harus dilalui oleh paket sebelum mencapai tujuan. Distance vecto dikembangkan menggunakan algoritma Bellman-Ford. Contoh distance vector yaitu BGP (Border gateway protocol), RIP (Routing Information Protocol), EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol).

(10)

6

OSPF (Open Short Path First) dan IS-IS (Intermediate System to Intermediate System).

Kinerja atau Quality of Service dari setiap protokol yang digunakan dalam jaringan menentukan derajat kepuasan seorang pengguna terhadap suatu layanan. International Telecomunication Unionmendefinisikan Quality of Service (QoS) sebagai: “the collective effect of service performance wich determines the degree os satisfaction of a user of the

services”. Definisi tersebut menunjukkan bahwa QoS adalah kemampuan

suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dalam menyediakan bandwidth, dengan memperhatikan parameter QoS yaitu throughput,delay,dan jitter.

Throughtput dapat diartikan sebagai kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughtput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

Persamaan untuk menghitung throughtput adalah :

�ℎ� �ℎ = �� �� � � ��� � �� � (1)

Parameter kedua dalam QoS yaitu delay, delay merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari source ke destination. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media jaringan, dan kongesti. Nilai delay berdasarkan TIPHON dapat dilihat dari persamaan berikut :

Persamaan untuk menghitung delay adalah :

����� = � � �� ��� � ��� � � (2)

Parameter berikut ialah jitter atau variasi kedatangan yang diakibatkan oleh panjangnya antrian, waktu pengelolaan data, dan juga waktu penggabungan paket-paket data dalam perjalanan suatu paket data. Jitter berhubungan erat dengan delay yang terjadi pada transmisi jaringan [7].

Persamaan untuk menghitung jitter adalah :

�� �� = � � �� � �� �� ��� � ���� � (3)

Total variasi delay diperoleh dari persamaan :

(11)

7 3. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tahapan penelitian yang dilakukan guna menjawab permasalahan penelitian. Metode atau tahapan penelitian yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan yaitu diagnosing, action planning, action taking, evaluating, dan learning.

Gambar 3 Langkah-langkah Penelitian [3]

Gambar 3 merupakan tahapan penelitian action research yang terdiri dari 5 tahapan yaitu diagnosing, action planning, action taking, evaluating, dan learnig.

1) Diagnosing

(12)

8

2) Action Planning

Tahapan action planning merupakan tahapan konfigurasi kedua jaringan baik yang menggunakan protokol RIPv2 maupun yang menggunakan protokol RIPng yang terdiri dari beberapa router. 3) Action Taking

Tahapan action taking merupakan tahapan uji coba dengan melakukan pengiriman paket data pada masing-masing protokol dengan menggunakan ukuran data yang sama. Pada uji coba dilakukan pengiriman paket data VoIP dan WEB.

4) Evaluating

Tahapan evaluating merupakan tahapan pengiriman paket data pada tahapan sebelumnya dengan menghitung berbagai parameter QoS pada kedua jaringan baik yang menggunakan protokol RIPv2 dan RIPng.

5) Learning

Tahapan terakhir dalam penelitian adalah learning atau penarikan kesimpulan tentang QoS pada protokol RIPv2 dan RIPng.

4. Hasil dan Pembahasan

Perhitungan kinerja protokol RIPv2 dan RIPng dilakukan pada jaringan yang terdiri dari 16 buah router yang terhubung dengan end user dan server. Topologi jaringan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Topologi RIPv2 dan RIPng

(13)

9

protokol RIPng. Penggunaan 15 hop dalam topologi dikarenakan baik protokol RIPv2 maupun RIPng memiliki jumlah hop maksimal yang sama yaitu 15 hop. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan paket data TCP dan UDP yang melewati setiap router dari end user ke server dan dari server mengirimkan kembali ke end user.

Berdasarkan topologi pada Gambar 4, pengujian dilakukan dengan mengirimkan paket data melalui jaringan yang menggunakan protokol RIPv2 dan RIPng. Selanjutnya, dengan mengirimkan paket data pada jaringan, maka akan dilakukan analisa protokol pada masing-masing jaringan. Hasil pengujian kinerja pengiriman paket TCP dan UDP pada kedua protokol routing adalah seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Header RIPv2

Gambar 5 merupakan header protocol RIPv2 yang terdiri ADDR FAMILLY atau address family yang merupakan informasi protokol RIP yang digunakan yaitu ADDR FAMILY 0x2 atau protokol RIPv2. Informasi selanjutnya adalah NETWORK atau alamat jaringan yang dimiliki router saat ini yaitu 192.168.1.0 dengan informasi SUBNETMASK 255.255.255.0. Informasi lainnya yang terdapat pada header packet RIPv2 adalah NEXT HOP yang merupakan informasi alamat tetangga yang akan dilewati oleh paket data. Informasi terakhir yang terdapat pada header protocolRIPv2 adalah METRIC atau jumlah hop yang diperlukan untuk sampai ke alamat tujuan.

Gambar 6 Header RIPng

(14)

10

Metric pada header RIPng merupakan informasi banyaknya hop yang akan dilewati untuk sampai pada alamat tujuan yaitu 0x1.

Hasil pengujian untuk kinerja pengiriman paket TCP dan UDP pada kedua protokol routing adalah seperti pada Gambar 7.

Gambar 7 Perbandingan Throughtput TCP RIPv2 dan RIPng

(15)

11

Gambar 8 PerbandinganThroughtput UDP RIPv2 dan RIPng

(16)

12

Gambar 9 Perbandingan Delay RIPv2 dan RIPng

(17)

13

Gambar 10 Perbandingan Jitter RIPv2 RIPng

Gambar 10 merupakan perbandingan waktu delay pada protokol RIPv2 dan RIPng. Dari gambar terlihat bahwa waktu jitter pada menit pertama protokol RIPv2 adalah 4x10-7 detik, sedangkan pada protokol RIPng adalah 6x10-7 - 7x10-7 detik. Kisaran waktu jitter tertinggi pada protokol RIPv2

berada pada 6x10-7 - 7x10-7 detik dan kisaran jitter terendah berada pada 2x10

-7 detik. Kisaran waktu jitter tertinggi pada protokol RIPv2 berada pada 6x10-7 -

7x10-7 detik dan kisaran jitter terendah berada pada 3x10-7 - 4x10-7 detik.

(18)

14

unreachabilitasneighbor, hal ini dapat dilihat dari bentuk grafik jitter pada protokol RIPng yang terjadi secara konstan yang berbeda dengan jitter pada RIPv2 yang terjadi secara fluktuatif.

5. Simpulan

Perhitungan pada Quality of Service protokol RIPv2 dan RIPng dilakukan pada jaringan yang terdiri dari 16 router (15 hop) yang terhubung dengan enduser dan server. Pengujian yang dilakukan dengan mengirimkan paket data TCP dan UDP yang melewati setiap router dari enduser ke server dan sebaliknya.

Dari hasil pengujian antara kedua protokol RIPv2 dan RIPng didapat bahwa nilai throughput pada paket data TCP dan UDP diperoleh hasil jaringan yang menggunakan protokol RIPng memiliki nilai throughput yang lebih baik dari protokol jaringan RIPv2 karena pada protokol RIPng yang berjalan pada RIPv6 telah mengalami penyederhanaan format header yang secara langsung mempengaruhi penggunaan bandwidth dalam jaringan sehingga proses pengiriman paket data ke enduser dan server lebih efisien.

Pengujian yang kedua hasil parameter delay pada kedua protokol menunjukkan bahwa RIPng memiliki waktu delay yang besar, tingginya delay pada protokol RIPng disebabkan adanya deteksi menguji atau kemampuan dari sebuah router yang memberikan waktu delay bagi upper layer dalam menyampaikan konfirmasi reachabilitas.

(19)

15

6. Daftar Pustaka

[1] Rafiudin, Rahmat. (2005). IPv6 Addressing. Elex Media Komputindo: Jakarta.

[2] Hasanah, U. Febri, Naemah Mubarakh, (2014). Analisis Kinerja Routing Dinamis Dengan Teknik RIP (Routing Information Protocol) Pada Topologi Ring Dalam Jaringan LAN (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer, Jurnal Singuda Ensikom:Vol 7, No 3.

[3] Yolanda, Dewi. (2011). Simulasi Kinerja Routing Protokol Open Shortest Path First (OSPF) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protokol (EIGRP) Menggunakan Simulator Jaringan OPNET Modeler.Jurnal Teknik Elektro Fakultas Teknik Brawijaya;Vol.1,No3

[4] Siagian, Andre Wandi. (2015).Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis Web Dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol. Universitas Sumatera Utara.

[5] Mansfield Niall. (2004). Practical TCP/IP, Mendesain, Menggunakan, dan Troubleshooting Jaringan. Penerbit Andi: Jogjakarta..

[6] Sulistiyo, Wiwin. Listiyorini, Wahyu Muji. (2014) Dual Stack IPv6 Menggunakan Cisco Router : Studi Kasus SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Universitas Kristen Satya Wacana.

[7] Orzach Yoram, (2013).Network Analysis Using Wireshark Cookbook, Brimingham : Packet Publishing.

[8] Tiphon, (1999). General Aspects Of Quality Of Service (Qos). [9] Kozierok, Charles M. (2005). The TCP/IP Guide v3.0.

[10] Postel, J. dan Reynolds, J. (1985). File Transfer Protocol (FTP). RFC 959. [11] Siagian, Andre Wandi. (2015).Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis Web

Gambar

Gambar  1Format Paket Data IPv4 [5]
Gambar  2 Format Paket Data IPv6 [5]
Gambar 3 Langkah-langkah Penelitian [3]
Gambar 4 Topologi RIPv2 dan RIPng
+6

Referensi

Dokumen terkait