• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA SISWA SEKOLAH DASAR | Ashari | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 10319 22029 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA SISWA SEKOLAH DASAR | Ashari | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 10319 22029 1 PB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1)Mahasiswa PGSD FKIP UNS Jurnal Didaktika Dwija Indria

2), 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS ISSN : 2337-8786

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER

PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Aginia Ashari1), Hadi Mulyono2), Matsuri 3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 e-mail:

1. aaginia@gmail.com

2. hadimulyono@yahoo.co.id

3. matsuri@fkip.uns.ac.id

Abstract: The research aimed to improve of concept comprehension on economy activity by applying Advance Organizer model to the students in IVth grade of Karanganyar State Primary School in academic year 2016/2017.This research was a classroom action research which was held in two cycles. There were four stages in each cycle, which was planning, action, observation, and reflection. The subjects were I as researcher, teacher, and students in IVth grade of Karanganyar State Primary School in academic year 2016/2017. The data were data

of the comprehension on economy activity, student’s activity, and teacher’s activity. The data sources were the

teacher and the students in IVth grade. The data collection techniques were test, observation, and interview. Data validaty was triangulation. Data analysis was interactive analysis which consisted of data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing.The result shows that application of Advance Organizer model can improve the concept comprehension on economy activity of the students in IVth grade of Karanganyar State Primary School in academic year 2016/2017.

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep kegiatan ekonomi melalui penerapan model Advance Organizer pada siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Terdapat 4 tahap dalam tiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah saya sebagai peneliti, guru, dan siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar tahun ajaran 2016/2017. Data yang digunakan adalah data pemahaman konsep kegiatan ekonomi, data aktivitas siswa, dan data aktivitas guru. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara. Uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Advance Organizer dapat meningkatkan pemahaman konsep kegiatan ekonomi pada siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar tahun ajaran 2016/2017.

Kata Kunci: pemahaman konsep, kegiatan ekonomi, model Advance Organizer

Pada abad ke-21 ini, terjadi perkem-bangan pesat pada berbagai bidang kehidup-an, seperti timbulnya ledakan penduduk, le-dakan ilmu pengetahuan, dan lele-dakan tekno-logi. Dalam hal ini, mata pelajaran IPS hadir dalam dunia persekolahan untuk menghar-moniskan laju perkembangan ilmu dan kehi-dupan dalam dunia pendidikan. Tanoe, S. P. (2016) mengungkapkan bahwa mata pelajar-an IPS ini spelajar-angat penting diajarkpelajar-an sejak pen-didikan dasar. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat: 1) mensistematisasikan bahan, informasi, dan/atau kemampuan yang telah dimiliki menjadi lebih bermakna; 2) lebih pe-ka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab; dan 3) mempertinggi toleransi dan persauda-raan di lingkungan sendiri dan antarmanusia. Dengan demikian, siswa akan mampu

meng-hadapi permasalahan yang muncul akibat perkembangan pesat pada berbagai bidang kehidupan karena IPS mampu melakukan lompatan-lompatan ilmu secara konsepsional untuk kepentingan praktis kehidupan yang baru, sesuai dengan perkembangan zaman.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam dunia persekolahan merupakan penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosi-al dan humaniora serta kegiatan dasar manu-sia yang diorganisir dan disajikan secara il-miah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan ga-gasan Weshley dan Wronski dalam Supardan

(2015: 2) menyatakan, the Social Studies are

(2)

Didaktika Dwija Indria ISSN : 2337-8786 ilmu sosial untuk tujuan pendidikan.

Penye-derhaan ini didasarkan pada pertimbangan psikologis yang terkait dengan tingkat kema-tangan dan perkembangan intelektual peserta didik. Winataputra, dkk (2016: 1.36-1.37) menyatakan bahwa pendidikan IPS ini

terba-gi menjadi dua tradisi, yaitu tradisi

citizen-ship transmission dalam bentuk mata pelajar-an Pendidikpelajar-an Ppelajar-ancasila dpelajar-an Kewargpelajar-anegara-

Kewarganegara-an serta Sejarah Indonesia dKewarganegara-an tradisi sosial

science dalam bentuk mata pelajaran IPS pisah-pisah untuk SLTA, mata pelajaran ter-konfederasi untuk SLTP, dan mata pelajaran IPS terpadu untuk SD.

Merujuk pada pendapat Winataputra tersebut, berarti dalam penyelenggaraan pem-belajaran IPS di SD dilaksanakan secara ter-padu. Pembelajaran IPS terpadu merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan sis-wa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik. Bentuk pembelajaran dengan struktur dan program satuan pembelajaran dipayungi tema dengan muatan materi yang dibelajarkan dikaji dari empat kajian keilmu-an seperti geografi, sosiologi, ekonomi dkeilmu-an sejarah. Bentuk terpadu ini disebabkan kare-na mata pelajaran IPS SD memiliki objek materil kajian yang sama yaitu manusia. Keterpaduan dalam pembelajaran IPS SD dimaksudkan agar pembelajaran IPS lebih bermakna, efektif, dan efisien.

IPS terpadu berusaha mengintegrasikan materi dari berbagai ilmu-ilmu sosial dengan menampilkan permasalahan masyarakat yang terjadi sehari-hari. Dalam pembelajaran, IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan pembelajaran dengan materi yang sederhana, menarik, mu-dah, dimengerti, dan mudah dipelajari. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan pro-gram-program IPS dengan baik, sudah sewa-jarnya guru mengetahui benar tujuan IPS, di samping pengorganisasian bahan pelajaran, model, dan metode yang dipakai dalam pe-laksanaan pembelajaran IPS.

Namun, Solihatin dan Raharjo (2009:1) menyatakan bahwa analisis konseptual dan kondisi pembelajaran IPS menunjukkan bah-wa tidak sedikit sisbah-wa kesulitan dalam meng-ikuti pembelajaran IPS karena metode yang

digunakan oleh guru dirasakan kurang tepat. Dengan demikian, kemandirian dalam belajar kurang terlatih dan proses pembelajaran ber-langsung kaku sehingga kurang mendukung pengembangan pengetahuan, sikap, moral, dan keterampilan siswa dan berujung pada tidak dikuasinya materi pembelajaran. Pada-hal, materi pembelajaran IPS sangat penting di zaman sekarang untuk membina sikap ma-upun karakter siswa dalam hidup bermasya-rakat.

Pada jenjang kelas IV SD, salah satu materi pembelajaran yang penting untuk dia-jarkan dan dikuasai pada mata pelajaran IPS adalah konsep ekonomi karena secara akade-mis, konsep kegiatan ekonomi selalu melekat pada kurikulum pada setiap jenjang perseko-lahan dari sekolah dasar sampai dengan per-guruan tinggi. Di sisi lain, dalam kehidupan sehari-hari, konsep ekonomi merupakan inti dari kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kenyataan di kelas IV SD Negeri Ka-ranganyar menunjukkan bahwa hasil pembe-lajaran IPS khususnya pada materi kegiatan ekonomi belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Hal tersebut dibuktikan dari hasil kegiatan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas dan siswa kelas IV SD. Dari hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa ren-dahnya pemahaman konsep kegiatan ekono-mi dikarenakan siswa kurang mengetahui istilah-istilah asing dalam materi pembela-jaran sehingga mengakibatkan siswa tidak bi-sa untuk mengaitkan pengetahuan yang dimi-likinya dengan materi yang dipelajari.

(3)

Didaktika Dwija Indria ISSN : 2337-8786 lam pelaksanaan pembelajaran, guru belum

maksimal dalam penerapan model-model pembelajaran yang inovatif. Seharusnya, gu-ru hagu-rus selalu meningkatkan dan mengem-bangkan proses pembelajaran agar siswa le-bih tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga menjadikan pembelajaran menjadi bermakna. Selanjutnya, untuk mengetahui angka tingkat pemahaman konsep kegiatan ekonomi guna memperkuat dugaan, maka di-lakukan uji pratindakan. Dari hasil uji pra-tindakan dengan nilai KKM sebesar 75, dapat dilihat sebanyak 26 siswa, hanya 8 siswa atau 30,77% saja yang nilainya di atas nilai KKM, sedangkan sebanyak 18 siswa atau 69,23% belum mampu mencapai nilai KKM. Dari da-ta di ada-tas, maka dapat disimpulkan bahwa pe-mahaman konsep kegiatan ekonomi siswa tergolong rendah.

Apabila tidak ditangani, maka siswa ti-dak mampu meraih ketuntasan yang maksi-mal pada materi kegiatan ekonomi. Hal terse-but tentu sangat mempengaruhi hasil belajar siswa selama di kelas IV SD. Efek lebih lan-jut, siswa akan kesulitan dalam memahami materi kegiatan ekonomi di jenjang pendidik-an selpendidik-anjutnya, mengingat konsep ini selalu melekat pada kurikulum pada setiap jenjang persekolahan dari sekolah dasar sampai de-ngan perguruan tinggi.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, guru harus menciptakan suasana pembelajar-an aktif dpembelajar-an bermakna. Pembelajarpembelajar-an aktif dan bermakna merupakan suatu pembelajar-an ypembelajar-ang melibatkpembelajar-an siswa secara holistik un-tuk aktif mengikuti tahap-tahap pembelajaran sehingga siswa mampu mengaitkan materi yang diperoleh dengan pengalaman mereka. Usaha yang dapat dilakukan guru adalah de-ngan menerapkan model pembelajaran yang mampu mengakomodasi keaktifan dan keber-maknaan siswa dalam mengikuti pembelajar-an. Salah satunya adalah menerapkan model

Advance Organizer.

Model Advance Organizer merupakan

model model pembelajaran rumpun pemro-sesan informasi. Keunggulan dari model ini

adalah adanya Advance Organizer. Advance

Organizer merupakan kerangka pendukung bagi informasi baru yang bertindak sebagai gagasan utama yang mewadahi fakta atau

konsep dalam materi pelajaran dan sebagai sarana dalam membantu siswa membuat in-formasi bermakna. Dalam pelaksanaan

pem-belajaran konsep kegiatan ekonomi, tipe

Ad-vance Organizer yang digunakan berupa

Graphic Organizer. Tipe ini merupakan Ad-vance Organizer yang paling fleksibel kare-na memiliki banyak grafik yang bisa disesua-ikan dengan materi yang akan disampadisesua-ikan.

Penelitian yang dilakukan Tanveer-Uz-Zaman, Choudhary, dan Qamar tahun 2015 di Islamabad College For Boys (IMCB) G-6/2, Islamabad, Pakistan, menunjukkan

bah-wa penerapan model Advance Organizer

me-nunjukkan pengaruh positif terhadap pembe-lajaran di kelas serta membantu meningkat-kan kemampuan ingatan siswa.

Bertolak dari pemikiran di atas, maka dilakukan PTK dengan judul: Peningkatan Pemahaman Konsep Kegiatan Ekonomi

me-lalui Penerapan Model Advance Organizer

pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Karanganyar dari bulan Januari sampai Juni 2017. Penelitian ini mengguna-kan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart, yang terdiri dari kegiatan perencanaan, tin-dakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan sebanyak dua siklus. Subjek penelitian terdiri dari saya sebagai peneliti, guru, dan siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar tahun ajar-an 2016/2017 sejumlah 27 siswa.

Data dalam penelitian ini berupa: data kemampuan pemahaman konsep kegiatan e-konomi, data aktivitas siswa, dan data aktivi-tas guru. Sumber data meliputi guru dan sis-wa kelas IV SD. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes, observasi, dan wawancara. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif.

HASIL

(4)

Didaktika Dwija Indria ISSN : 2337-8786 2016/2017 tergolong rendah. Daftar

distribu-si nilai pemahaman konsep kegiatan ekonomi pada pratindakan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Nilai Pemahaman Konsep Kegiatan Ekonomi pada Pratindakan

Nilai Rata-Rata Kelas 65,42 Ketuntasan Klasikal 30,77%

Nilai Tertinggi 87 Nilai Terendah 20

Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa pa-da pratinpa-dakan, hanya terpa-dapat 8 siswa (30, 77%) yang tuntas dan sebanyak 18 siswa (69, 23%) belum tuntas.

Perbaikan dilakukan dengan

menerap-kan model Advance Organizer dalam

pembe-lajaran konsep kegiatan ekonomi. Penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi pe-ningkatan pemahaman konsep kegiatan eko-nomi pada siswa kelas IV SD Negeri Karang-anyar tahun ajaran 2016/2017. Daftar distri-busi nilai pemahaman konsep kegiatan eko-nomi pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Nilai Pemahaman Konsep Kegiatan Ekonomi pada Siklus I

Nilai Rata-Rata Kelas 78,15 Ketuntasan Klasikal 79,17%

Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 40

Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa pa-da siklus I, terpa-dapat 19 siswa (79, 17%) yang tuntas dan sebanyak 5 siswa (20, 83%) belum tuntas. Peningkatan ketuntasan klasikal dari pratindakan ke siklus I, yaitu sebesar 48, 40%. Indikator kinerja pada penelitian ini

a-dalah 80% jumlah siswa mendapat nilai ≥75

(KKM). Dari hasil siklus I, dapat dilihat bah-wa indikator kinerja belum tercapai sehingga dilaksanakan penelitian pada siklus II.

Penelitian pada siklus II merupakan ha-sil refleksi siklus I dengan tujuan dapat me-ningkatkan pemahaman konsep kegiatan eko-nomi pada siswa kelas IV SD Negeri Karang-anyar tahun ajaran 2016/2017. Daftar distri-busi nilai pemahaman konsep kegiatan eko-nomi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Nilai Pemahaman Konsep Kegiatan Ekonomi pada Siklus II

Nilai Rata-Rata Kelas 82,00 Ketuntasan Klasikal 88,00%

Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 55

Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa pa-da siklus II, terpa-dapat 22 siswa (88%) yang tuntas dan sebanyak 3 siswa (12%) belum tuntas. Peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 8, 83%. Hasil siklus II menunjukkan bahwa ketun-tasan klasikal telah mencapai indikator kiner-ja yang telah ditentukan, yaitu sebesar 88%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

pe-nerapan model Advance Organizer berhasil.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksa-nakan dapat diketahui bahwa terdapat pe-ningkatan pemahaman konsep kegiatan

eko-nomi dalam penerapan model Advance

(5)

Didaktika Dwija Indria ISSN : 2337-8786 anyar tahun ajaran 2016/2017. Perbandingan

hasil nilai pemahaman konsep kegiatan eko-nomi antarsiklus dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Kegiatan Ekonomi yang diperoleh dari pratindakan sampai si-klus II dominan mengalami peningkatan. Pa-da pratinPa-dakan terlihat bahwa ketuntasan kla-sikal sebesar 30, 77% dengan nilai rata-rata kelas 65,42 yang berarti pemahaman konsep kegiatan ekonomi siswa tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang me-ngetahui istilah-istilah asing dalam materi pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa kesulitan untuk mengaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan materi yang dipela-jari. Selain itu, guru belum maksimal dalam menerapkan model pembelajaran.

Penelitian pada siklus I terjadi pening-katan ketuntasan klasikal sebesar 48, 4 ke angka 79, 17% dengan nilai rata-rata kelas 77, 92. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa mulai terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mengerti materi yang di-sampaikan dengan baik, namun masih terda-pat sebagian siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Pe-nelitian dilanjutkan ke siklus II karena indi-kator kinerja penelitian belum tercapai.

Siklus II yang dilakukan menunjukkan ketuntasan klasikal dari 79, 17% menjadi 88% dengan nilai rata-rata kelas 82. Pening-katan tersebut terjadi karena siswa sudah me-ngerti dan memahami pola pembelajaran de-ngan baik sehingga materi yang disampaikan mampu dipahami dengan baik pula. Di sam-ping itu, siswa sudah aktif dalam menyam-paikan pendapat sehingga siswa sudah

terbia-sa berpikir kritis. Penelitian dihentikan kare-na indikator penelitian sudah tercapai.

Arends (2013: 270) menyatakan bahwa

model Advance Organizer cocok dengan

pe-ngetahuan psikologi kognitif masa kini me-ngenai cara individu memperoleh, mempro-ses, dan menyimpan informasi baru. Pening-katan pemahaman konsep kegiatan ekonomi

karena penerapan model Advance Organizer

menggunakan tipe advance organizer berupa

graphic organizer dalam pembelajaran se-hingga memudahkan siswa dalam memper-kuat struktur kognitif siswa. Ni, Rohadi, & Alfana (2016: 56) mengungkapkan bahwa ti-pe graphic organizer merupakan tipe yang paling efisien karena menyajikan pokok pi-kiran yang penting dan hubungan antarinfor-masi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketuntasan klasikan pada akhir si-klus sebesar 88% dengan nilai rata-rata 82. Apabila hasil tersebut dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang relevan, maka hasil penelitian ini termasuk baik karena hasilnya dominan lebih tinggi sehingga dapat

dikata-kan penerapan model Advance Organizer

ssuai dalam pembelajaran materi kegiatan e-konomi. Hal tersebut terjadi karena siswa sa-ngat antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga menarik minat siswa dalam mengi-kuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.

Berikut ini penelitian relevan yang menjadi acuan dalam penelitian ini. Pertama, PTK yang dilakukan oleh Puspitasari (2015) mengenai peningkatan proses dan hasil

bela-jar PKn melalui penerapan model Advance

Organizer menunjukkan bahwa pada akhir siklus nilai rata-rata sebesar 80. Kedua, PTK yang dilakukan oleh Nopriyanto (2013) me-ngenai peningkatan pemahaman konsep kegi-atan ekonomi melalui penerapan model

pem-belajaran Group Investigation, pada akhir

ke-tuntasan klasikal sebesar 94,11% dengan ni-lai rata-rata kelas 80.

Hasil penelitian tersebut, sejalan de-ngan pendapat Suprijono (2016: 138) yang

mengungkapkan bahwa kelebihan model

(6)

Didaktika Dwija Indria ISSN : 2337-8786 nyaan, melatih siswa meningkatkan

keteram-pilannya melalui diskusi kelompok, dan me-ningkatkan keterampilan berpikir siswa baik secara individu maupun kelompok. Di sisi lain, TanveerUzZaman, Choudhary, & Qa-mar (2015: 45) menyatakan bahwa

penggu-naan Advance Organizer memberikan

peng-aruh positif terhadap pembelajaran di kelas serta membantu dalam meningkatkan ke-mampuan ingatan siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

penerapan model Advance Organizer dapat

meningkatkan pemahaman konsep kegiatan

ekonomi pada siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar tahun ajaran 2016/2017. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkat-nya nilai rata-rata kelas dan persentase ketun-tasan klasikal dari uji pratindakan sampai dengan siklus II. Pada uji pratindakan, nilai rata-rata kelas sebesar 65, 42, pada siklus I meningkat menjadi 77, 92, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 82. Selanjutnya, per-sentase ketuntasan klasikal, pada uji pratin-dakan sebesar 30, 77%, pada siklus I mening-kat menjadi 79, 17%, dan pada siklus II me-ningkat lagi menjadi 88%. Peme-ningkatan

terse-but terjadi karena penggunaan advance

orga-nizer berupa graphic organizer dalam pem-belajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. (2013). Belajar untuk Mengajar. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.

Ni, L. B., Rohadi, N. S., & Alfana, H. B. (2016, March-April). Advance Organizer: Cognitive

Instrutional Strategy. International Journal of Computer Networks and Wireless

Communications (IJCNWC), 6, 53-57.

Nopriyanto, A. (2014, Mei). Peningkatan Pemahaman Konsep Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam Melalui Model Pembelajaran Group Investigasi.

Didaktika Dwija Indria, 2(5).

Puspitasari, T. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk

Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Sumber Banteng. Malang: Universitas Negeri Malang.

Solihatin, E., & Raharjo. (2009). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta: Bumi Aksara.

Supardan, D. (2015). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial: Perspektif Filosofi dan

Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suprijono, A. (2016). Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Taneo, S. P. (2016, May 5). Pentingnya IPS dalam Program Pendidikan dan Pengertian IPS.

Dipetik January 2, 2017, dari kepompong.xyz

TanveerUzZaman, Choudhary, F. R., & Qamar, A. M. (2015, March). Advance Organizer

Help to Enhance Learning and Retention. International Journal of Humanities Social

Sciences and Education (IJHSSE), 2(3), 45-53.

Winataputra, U. S., & dkk. (2016). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang Selatan:

Gambar

Tabel 3.   Distribusi Nilai Pemahaman

Referensi

Dokumen terkait

kan adalah: (1) setiap program peningkatan mutu pendidikan di madrasah harus dilakukan secara sistemik dan sistematik, (2) penerapan program peningkatan mutu yang dilakukan

Pada hari ini Rabu tanggal dua puluh tiga bulan Mei tahun dua ribu tiga belas, diadakan Aanwijzing pada paket pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas

Seyogianya pihak pengelola madrasah, khusus nya kepala madrasah, merasakan ada- nya peru bahan yang terkait dengan berbagai upaya yang diprogramkan oleh

[r]

[r]

Dynamics Of Nitrate And Nitrite Content During Storage Of Homa Made And Small Scale Industrially Produced Raw Vegetables Juices And Their Dietary Intake. Journal of Food

[r]

Codeswitching in an EFL Classroom: Types, Functions and Students’ Perception.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu