• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

117

Berdasarkan paparan data yang diperoleh dari lapangan peneliti menemukan dan membandingkan data tersebut dengan teori yang ada di bab II sebagai berikut:

A. Gambaran Umum Strategi yang Digunakan Guru Fiqh dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTs Al-Huda Bandung

Strategi dalam proses pembelajaran merupakan suatu hal yang penting untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Strategi secara umum yang dilakukan olehh guru Fiqh di MTs Al-Huda Bandung yaitu dengan memahami jenis materi pelajaran terlebih dahulu kemudian ditambah dengan menggunakan sebuah metode yaitu metode diskusi.

Hal tersebut didukung oleh Hamzah B.Uno dalam bukunya “Belajar

Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik”. Menurut beliau dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis materi yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.1

Menurut Mulyono dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran”, yaitu sebagai berikut:

Prinsip penggunaan strategi pembelajaran salah satunya adalah memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk

1

(2)

memotivasi peserta didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah.2

Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwasannya strategi pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan guru untuk membantu proses belajar mengajar agar berjalan dengan efektif. Hal itu juga dilakukan oleh guru fiqh di MTs Al-Huda Bandung, dalam pembelajarannya strategi secara umum yang digunakan ialah pertama melihat jenis materi yang akan disampaikan sehingga nantinya akan mudah untuk menentukan strategi. Yang kedua yaitu dengan menerapkan sebuah metode yaitu metode diskusi. Metode diskusi dianggap cukup untuk memotivasi siswa dalam belajar karena di dalam diskusi itu jika ada anak yang kurang berani mengemukakan pendapat, maka di dalam diskusi itu dapat membantu siswa yang kurang berani sehingga siswa itu tidak pasif, mereka akan aktif untuk mengikuti pembelajaran.

B. Strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) yang Digunakan Guru

Fiqh dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Intrinsik dan Ekstrinsik

Siswa di Mts Al-Huda Bandung

Strategi CTL merupakan sebuah strategi yang menekankan pada keterkaitan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari. Guru fiqh yang ada di MTs Al-Huda Bandung menggunakan strategi ini untuk meningkatkan motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik siswa. Cara yang dilakukan yaitu guru menjelaskan materi secara umum setelah itu anak-anak diminta untuk berpikir kritis dengan cara mereka bertanya jika memang ada materi yang

2

(3)

belum ia kuasai. Setelah itu guru menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Model ini untuk menunjang pengetahuan siswa agar lebih paham terhadap materi. Kemudian guru bersama dengan murid melakukan refleksi untuk membuat kesimpulan materi pada hari itu juga.

Hal tersebut didukung oleh Mulyono dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran”. Menurut beliau langkah-langkah dalam CTL itu ada

tujuh langkah yang pertama mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. Kedua, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. Ketiga, mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya. Keempat, menciptakan masyarakat belajar. Kelima, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Keenam, melakukan refleksi di akhir pertemuan. Ketujuh, melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.3

Dengan guru menggunakan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) siswa menjadi semangat belajar baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik dari penggunaan strategi CTL ini ialah murid diminta untuk selalu melakukan introspeksi diri. Sedangkan motivasi ekstrinsik dari penggunaan strategi CTL ialah diberi tugas tambahan untuk siswa yang kurang dalam memahami materi yang disampikan guru.

Hal tersebut didukung oleh Sardiman dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Menurut beliau motivasi intrinsik

3Ibid

(4)

adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.4 Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan guru fiqh di MTs Al-Huda Bandung dengan menggunakan sebuah strategi pembelajaran yang sesuai siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat lagi yaitu dengan selalu introspeksi diri. Dengan introspeksi diri mereka akan mengetahui seberapa pentingkah pelajaran fiqh itu untuk kehidupannya.

Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul “Proses Belajar Mengajar”, yaitu sebagai berikut:

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi intrinsik tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri.5

Sedangkan untuk motivasi ekstrinsiknya menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul “Proses Belajar Mengajar” ialah motivasi yang

disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Motivasi ini berbanding terbalik dengan motivasi intrinsik yang timbul dari diri seorang sendiri. 6

Berdasarkan temuan penelitian motivasi ekstrinsik yang dihasilkan dari penggunaan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) ialah siswa diberi tugas tambahan yang berkaitan dengan materi kemudian mereka mencari contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu di awal pelajaran anak-anak disuruh untuk membaca surat-surat pendek dan

4

Sardiman, Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004), hal.89

5

Oemar hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 2004), hal.162

6Ibid

(5)

bacaan sholat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan”. Menurut beliau ialah tujuan

motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.7

Menurut Sardiman dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar” yaitu sebagai berikut:

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.8

Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa cara-cara yang dilakukan guru Fiqh dalam strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) ialah sangat membantu siswa dalam meningkatkan semangat belajarnya baik itu intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang ada dalam diri siswa itu sendiri yaitu siswa selalu introspeksi diri. Dengan introspeksi diri mereka betul-betul ingin mendapat pengetahuan yang lebih. Untuk motivasi ekstrinsik ialah dorongan yang berasal dari luar. Ini seperti yang dilakukan guru Fiqh yaitu memberikan tugas tambahan kepada siswa. Dengan tugas tambahan itu siswa akan giat lagi dalam belajarnya.

7

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal.73

8

Sardiman, Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004), hal.91

(6)

C. Strategi Ekspositori yang Digunakan Guru Fiqh dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Intrinsik dan Ekstrinsik Siswa di MTs Al-Huda

Bandung

Strategi ekspositori merupakan strategi yang dilakukan oleh guru dengan cara menyampaikan materi secara verbal kepada peserta didik. Strategi ekspositori ini digunakan oleh guru fiqh yang ada di MTs Al-Huda Bandung. Dengan menggunakan strategi ini motivasi belajar siswa meningkat baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik ialah yang pertama guru membangkitkan semangat siswa sebelum memulai pelajaran. Kedua menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dalam menyampaikan materi. Ketiga, menyimpulkan materi yang telah dibahas pada hari itu dan kemudian siswa diberi tugas atau tes untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami materi.

Hal itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mulyono dalam bukunya yang berjudul “ Strategi Pembelajaran”. Beliau mengatakan bahwa dalam

strategi ekspositori ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai peserta didik dengan baik.9

Menurut Hamzah B. Uno dalam bukunya yang berjudul “Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik” ialah sebagai berikut:

9

(7)

Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran. Pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.10

Dengan guru menggunakan strategi ekspositori ini, motivasi belajar siswa menjadi meningkat baik itu intrinsik maupun ekstrinsik. Dalam hal motivasi intrinsik, guru Fiqh mengatakan bahwa motivasi intrinsik dari penggunaan strategi ini ialah siswa melakukan introspeksi diri dalam pembelajarannya. Kemudian ditambah dengan bantuan media gambar yang diberikan guru. Dengan adanya bantuan media gambar itu siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Sedangkan untuk motivasi ekstrinsik dari penggunaan strategi ini ialah siswa diberi hukuman, pujian, maupun bimbingan belajar sebelum mereka melakukan ulangan.

Hal itu didukung oleh Purwa Atmaja Prawira dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan”. Beliau mengatakan motivasi yang berasal

atau timbul dari dalam diri seseorang dapat disebabkan seseorang mempunyai keinginan untuk dapat menggapai sesuatu (cita-cita) dan lain sebagainya.

Menurut Sardiman dalam bukunya yang berjudul “ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar” ialah sebagai berikut:

Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.11

10

Hamzah B Uno, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: Bumi Akasara, 2012), hal.7

11

(8)

Dengan demikian untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa guru melakukan beberapa cara yaitu dengan diberi pujian, hukuman, maupun bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru sebelum siswa melakukan ulangan.

Referensi

Dokumen terkait

ةيبرعلا ةغللا ميلعت مسق لك تاغللا ميلعت ةي. اتركايكوي ةيدمح

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara

pengembangan nasional Lembaga Riset Non Kementerian (LPNK) Unit Riset Pendidikan Tinggi Masyarakat/ Komunitas Peneliti spt AIPI, DRN Unit Riset Kementerian/ Lembaga/Daerah.

komponen diskrit seperti dioda, resistor dan transistor untuk membuat logika digital sirkuit gerbang tidak digunakan dalam praktis logika tersedia secara komersial IC sebagai

Buat algortima dengan Notasi Algoritmik untuk menghitung jumlah uang yang diterima nasabah setelah

Sudah barang tentu penduduk disini yang dimaksud adalah kelompok manusia, bukan penduduk/populai dalam pengertian umum yang mengandung arti kelompok organisme yang sejenis yang

lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.. BAB IV ; SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK IV. DEFINISI 1.1 Dalam Syarat-Syarat Umum

Terdapat 6 jenis karakteristik wilayah pengembangan agroindustri pengolahan minyak kayu putih di Kabupaten Buru, yakni Cluster I yang tidak memiliki industri;