• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Efisiensi Budidaya Hasil Laut Ikan di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Efisiensi Budidaya Hasil Laut Ikan di Sumatera Utara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi

Efisiensi merupakan tindakan memaksimalkan hasil dengan menggunakan modal (tenaga kerja, material dan alat) yang minimal (Stoner, 2010). Efisiensi merupakan rasio antara input dan output, dan perbandingan antara masukan dan pengeluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan masukan serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, akan tergantung dari tujuan penggunaan tolakk ukur tersebut. Secara sederhana, menurut Nopirin (2014), efisiensi dapat berarti tidak adanya pemborosan.

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)

dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau menggunakan unit input yang sama, dapat mengahsilkan jumlah output yang lebih besar (Permono dan Darmawan, 2000 dalam Priyonggo Suseno, 2008)

Efisiensi adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang diharapkan

(2)

maka efisiensi merupakan rasio antara output dengan input atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

E = O/I Dimana :

E = efisiensi O = output I = input

Efisiensi dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang dapat meminimalkan pemborosan atau kerugian sumberdaya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau dalam menghasilkan sesuatu.

Menurut Slichter dalamSarwoto (2014), ada 3 macam efisiensi :

1. Engineering / Physical Efficiency

Yaitu perbandingan antara jumlah satuan benda yang dipergunakan dengan benda yang dihasilkan.

2. Bussiness Efficiency

Adalah perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan penghasilan yang masuk.

3. Social Efficiency

(3)

Selain itu efisiensi merupakan perbandingan antara masukan dengan pengeluaran. Apa saja yang termasuk kedalam masukan serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, tergantung dari tujuan penggunaan tolok ukur tersebut. Usaha peningkatan efisiensi umumnya dihubungkan dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau dengan biaya tertentu diperoleh hasil yang lebih banyak. Hal ini berarti menekan pemborosan hingga sekecil mungkin. Segala hal yang memungkinkan untk mengurangi biaya tersebut dilakukan demi efisiensi.

Efisiensi juga dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya (Soekartawi, 2010). Menurut Soedarsono (2010), efisiensi produksi menggambarkan besarnya biaya atau pengorbanan yang harus dibayar / di tanggung untuk menghasilkan produksi. Sedangkan menurut Wattanutchariya dan Panayotou (1981), efisiensi penggunaan masukan menghendaki bahwa setiap masukan digunakan pada suatu tingkat tertentu sehingga nilai produk marjinal suatu masukan sama dengan harganya atau MVPi = Pi sehingga MVPi / Pi = 1. Bila nilai marjinal suatu masukan lebih besar dari harganya, maka keuntungan dinaikkan dengan meninggikan penggunaan masukan. Pada umumnya, bertambahnya efisiensi disebabkan karena (Komaruddin, 1986) :

a. Penggunaan manajemen modern

(4)

d. Pemakaian bagian-bagian alat-alat yang distandarisasikan dan dapat ditukarkan satu sama lain.

e. Meninggalkan proses produksi yang kompleks dan menggantinya dengan pekerjaan dan produksi yang repetitif

f. Pengkhususan tugas-tugas dan pembagian kerja dan wewenang 2.1.2. Fungsi Produksi

Menurut Miller dan Meiners (1997), produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan di mana atau kapan komoditi-komoditi itu dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Tedy Herlambang (2002) menyatakan bahwa produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu. Secara matematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :

Q= f (K,L,X,E) di mana :

Q = output

(5)

Produktivitas dari perusahaan diperoleh dari pengetahuan sepanjangproduksi (pengalaman). Sehingga fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :

Q= f (K,L,ΣZ) ΣZ = pengalaman

Menurut Sukirno (2005), fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor- faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya. Faktor-faktor produksi dikenal dengan istilah input dan jumlah produksi disebut sebagai output. Fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :

Q=f (K,L,R,T)

di mana, K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja, R adalah kekayaan alam dan T adalah tingkat teknologi yang diciptakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut. Soekartawi (2003) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan varibel yang menjelaskan biasanya berupa input, secara matematis hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Y = f(X1, X2, X3, ..., Xi, ..., Xn)

(6)

jumlahnya. Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan (Sukirno, 2005)

2.1.3. Fungsi Produksi dan Efisiensi

Hubungan antara penggunaan faktor produksi dengan produksi sering disebut fungsi produksi. Penggunaan faktor produksi yang optimal bisa dilakukan dengan menggunakan konsep diminishing marginal returns. Untuk itu diperlukan satu konsep lagi, yaitu pendapatan marginal (marginal revenue product).

Pendapatan marginal merupakan tambahan pendapatan total dari menjual produk sebagai akibat tambahan satu unit penggunaan faktor produksi tertentu. Secara fungsi matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = f(X1,X2,X3,X4) Dimana :

Q = Produksi

X1s.d X4= Faktor Produksi

Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara output dan input. Efisien dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Efisiensi dapat diperkirakan dengan menggunakan teknik DEA

(7)

1. Efisiensi yang diukur adalah efisiensi teknis, bukan ekonomis

2. Nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan UKE (Unit Kegiatan Ekonomi) yang diperbandingkan (Nugroho 2004 dalam Suhadi, 2005)

DEA merupakan suatu pendekatan non parametrik yang pada dasarnya merupakan teknik berbasis pemrograman linier. DEA bekerja dengan langkah mengidentifikasi unit-unit yang akan dievaluasi, input serta output unit tersebut. Kemudian selanjutnya, dihitung nilai produktivitas dan mengidentifikasi unit mana yang tidak menggunakan input secara efisien atau tidak menghasilkan output secara efektif. Produktivitas yang diukur bersifat komparatif atau relatif, karena hanya membandingkan antar unit pengukuran dari 1 set data yang sama. Dalam hal pengukuran efisiensi terhadap Tempat Pelelangan Ikan, difokuskan pada penambahan output yang diperlukan dengan mempertahankan input yang telah ada (Suhadi, 2005). Efisiensi untuk mengukur kinerja proses produksi dalam arti yang luas dengan mengoperasionalkan variabel-variabel yang mempunyai satuan yang berbeda-beda, yang kebanyakan seperti dalam pengukuran barang-barang publik atau barang-barang yang tidak mempunyai pasar tertentu (non-traded goods), maka alat analisis DEA merupakan pilihan yang paling sesuai (Mumu dan Susilowati, 2004).

2.1.4. Hubungan Fungsi Produksi dengan Efisiensi

(8)

input yang digunakan. Efisiensi dapat diestimasi dengan teknik analisis Data Envelopment Analysis(DEA) yang memiliki karakter berbeda dengan konsep efisiensi pada umumnya (yang didekati dengan pendekatan parametrik, seperti regresi). Ada beberapa alasan mengapa alat analisis DEA dapat dipakai untuk mengukur efisiensi suatu proses produksi, yaitu

1. Efisiensi yang diukur adalah bersifat teknis, bukan ekonomi. Ini dimaksudkan bahwa, analisis DEA hanya memperhitungkan nilai absolut dari suatu variabel. Satuan dasar pengukuran yang mencerminkan nilaiekonomis dari tiap-tiap variabel seperti harga, berat, panjang, isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karenanya dimungkinkan suatu pola perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda.

2. Nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam sekumpulan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang dibandingkan (Nugroho,1995)efisiensi untuk mengukur kinerja proses produksi dalam arti luas dengan mengoperasionalkan variabel-variabel yang mempunyai satuan yang berbeda-beda, yang kebanyakan seperti dalam pengukuran barang-barang publik atau barang-barang yang tidak mempunyai pasar tertentu, maka analisis DEA merupakan pilihan yang sesuai ( Mumu dan Susilowati, 2004)Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan suatu pendekatan non parametrik yang pada dasarnya merupakan teknik berbasis linear programming.

(9)

secara efisien atau tidak menghasilkan output secara efektif. Produktivitas yang diukur bersifat komparatif atau relatif karena hanya membandingkan antar unit pengukuran dari 1 set data yang sama.

2.2 Budidaya Hasil Laut

Budidaya laut merupakan bagian dari budidaya perairan (akuakultur) yang melibatkan budidaya organism – organism laut, dengan tujuan untuk memproduksi baik berupa bahan pangan maupun produk lainnya yang dilakukan di laut terbuka, laut tertutup, di dalam tanki, kolam atau saluran air yang diisi dengan air laut. Budidaya laut atau budidaya hasil laut meliputi budidaya ikan laut, kerang, tiram dan rumput laut yang dilakukan di kolam air asin. Produk non – pangan yang dihasilkan dari budidaya laut meliputi :tepung ikan, agar nutrient, perhiasan (contoh : budidaya mutiara), dan kosmetik.

(10)

penyebaran penyakit dan parasit. Perubahan ekosistem yang disebabkan modifikasi mabitat.

Beberapa jenis hasil laut seperti kepiting dan rajungan, kerang – kerangan, rumput laut dan jenis lainnya, bila diambil secara terus – menerus dari alam tanpa adanya usaha pengelolaan yang berkelanjutan (sustainable), akan menyebabkan sumberdaya perikanan laut menjaditerus berkurang, bahkan bisa habis. Salah satu usaha untuk mencegah habisnya sumberdaya hasil laut dari penangkapan adalah dengan cara budidaya. Terdapat 2 (dua) cara budidaya hasil laut yang dilakukan, yaitu :

1. Budidaya laut yang dilaukan secara penuh. Pada budidaya ini benih atau bibit yang digunakan untuk budidaya didapatkan dengan cara pemijahan buatan atau pembibitan sendiri dan kemudian diteruskan dengan pemeliharaan atau pembesaran.

2. Budidaya laut yang dilakukan secara tidak penuh. Pada budidaya ini benih atau bibit diperoleh dengan cara menangkap atau mengambil dari laut, kemudian dipelihara atau dibesarkan di kolam – kolam yang telah disediakan.

2.3 Teori – Teori Kinerja

(11)

bersifatmultidimensional, oleh sebab itu harus ditentukan atas dasar berbagai profilukuran yaitu ekonomi, efektivitas dan efisiensi. Salah satu aspek yang popular digunakan untuk menentukan kinerja suatu unit kegiatan ekonomi adalahpengukuran efisiensi. Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerjaatau organisasi dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan dimaksud. Kinerja perusahaan merupakan konstruk yangumumnya digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah strategi padaperusahaan (Ferdinand 2000 dalam Wahyono, 2002). Sementara Meier 1987

dalam As’ad (1989) memberikan batasan kinerja (performance)

merupakankesuksesan dari seseorang (organisasi) dalam hal melaksanakan suatu pekerjaanatau tugas. Kinerja dapat digambarkan sebagai konstruk multidimensi yangmengikuti konsep kerja. Konstruk tersebut antara lain adalah kinerja keuangan,operasional dan organisasi.

2.4 Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA bertujuan untuk mengukur keragaan relatif (relative performance)dari unit analisis pada kondisi keberadaan multiple inputs dan outputs (Dyson,Thanassoulis dan Boussofiane, 1990, dalam Fauzi dan Anna, 2005).

(12)

Pendekatan yang berorientasi pada input dan output ini dikembangkanpertama kali oleh Charnes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978 atau dikenalsebagai CCR, untuk kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Färe, et.al (1989,1994) dan disarankan untuk perikanan oleh Kirkley dan Squires (1998) (Fauzi danAnna, 2005). Menurut Charner et. al. (1994), Banker, et.al (1984) dalam EttyPuji Lestari (2001), DEA adalah sebuah metode optimasi program matematikayang mengukur efisiensi teknis suatu unit kegiatan ekonomi (UKE) danmembandingkan secara relatif terhadap UKE yang lain. Mula-mula DEAdikembangkan oleh Farrel (1957) yang mengukur efisiensi teknis satu input dansatu output, menjadi multi input dan multi output, menggunakan kerangka nilaiefisiensi relatif sebagai rasio input

(single virtual input) dengan output (virtual output). Menurut Korhumen et. al. dalam Fauzi dan Anna (2005), DEAmerupakan pengukuran efisiensi yang bersifat bebas nilai (value free) karenadidasarkan pada data yang tersedia tanpa harus mempertimbangkan penilaian(judgement) dari pengambil keputusan.

DEA merupakan prosedur yang dirancang untuk mengukur efisiensi suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE). DEA merupakan formulasi dari program linier. Ada 3manfaat yang diperoleh dari pengukuran efisiensi dengan DEA :

1. Sebagai tolok ukur untuk memperoleh efisiensi relatif yang berguna untuk mempermudah perbandingan antara unit ekonomi yang sama.

2. Mengukur berbagai informasi efisiensi antar unit kegiatan ekonomi untukmengidentifikasikan faktor-faktor penyebabnya.

(13)

Tetapi, keterbatasan DEA adalah :

1. Mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapatdiukur. 2. DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik denganunit

lain dalam tipe yang sama.

3. Dalam bentuk dasarnya DEA berasumsi adanya CRS (constantreturn to scale).

(14)

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Review Penelitian

No Nama/tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Ahmad Taufiq

Az-

Zarnuji (2011)

Analisis Efisiensi Budidaya Ikan Lele di Kabupaten Boyolali (Studi Kasus di Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali)

Diketahui bahwa Return to Scale (RTS) adalah sebesar 1,01. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan lele yang dijalankan di daerah penelitian berada pada kondisi

Increasing Return to Scale

(IRS) sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi ini layak di kembangkan atau diteruskan

2 Teguh

Risdiansyah(2011)

Analisis Kelayakan Ekonomi

Budidaya Rumput Laut di Pesisir Kabupaten Jepara

Tingkat pendidikan anggota kelompok rendah mayoritas lulus SDsebesar 76,8% dan mayoritas

pekerjaanpokoknelayansebesar 87,5%. Teknologi tanam metode long line,bibit dari Karimun Jawa, produktivitas kurang lebih 2 ton/Ha,analisis kelayakan ekonomi terdapat 5 elompok yang tidak Rumput Laut Di Propinsi Maluku Utara

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat telah terbukti.

4 Cakra Iswahyudi (2015)

Analisis Tingkat Pendapatan Petani

Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Bantaeng

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal

berpengaruh positif siginifikan terhadapa tingkat pendapatan petani budidaya rumput laut di Kabupaten Bantaeng.

5 Nguyen Thi Hoai An (2012)

Profitability and technical efficiency of black tiger

Shrimp (Penaeus monodon) Culture and

(15)

white leg shrimp (Penaeus vannamei) culture in song cau district, phu yen Province, Vietnam.

6 Samuel Mburu (2014)

Analysis of Economic Efficiency and Farm Size: A Case Study of Wheat Farmers in Nakuru District, Kenya

The number of years of school a farmer has had in formal education, distance to

extension advice, and the size of the farm have strong influence on the efficiency levels. The relatively high levels of technical efficiency among the small scale farmers defy the notion that wheat can only be efficiently produced by the large scale farmers.

2.6 Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka konseptual seperti yang tersaji dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1

PRODUKSI

EFISIENSI Variabel Input

(16)

2.7 Hipotesis

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ini masyarakat di Desa Lamban Sigatal melakukan pembudidayaan jernang dengan menerapkan pola tumpang sari jernang dengan karet (tanaman karet digunakan

Strategi ini diusulkan dengan tujuan untuk memperluas usahatani lada putih di Kabupaten Bangka Selatan. Strategi ini dibuat yang didukung oleh ketersediaan lahan

peningkatan sebesar 2 ,9 0 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

 Perkiraan pada Triwulan II - 2014 nilai ITK Provinsi Sumatera Barat diprediksikan mencapai 110,77 atau mengalami penurunan dan berada pada urutan ke lima di antara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase parasitemia, kadar kreatinin serta kerusakan glomerulus yang meliputi degenerasi hidrofik, nekrosis, dan atrofi, pada

Untuk mengetahui apakah rasio model Altman Retained Earning/Total Aset berpengaruh terhadapfinancial distress pada perusahaan transportasi tahun 2010-2014.. Untuk mengetahui apakah

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian dan pembahasan pada Standar Kompetensi Rancang Bangun Jaringan, maka akan diperoleh beberapa kesimpulan

Model pembelajaran penelitian ilmiah dimaksudkan agar siswa belajar bagaimana ilmu pengetahuan/ sains diciptakan dalam bentuk penemuan-penemuan (Bruce Joyce, Marsha Weil dan Calhoun,