• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jogja Istimewa: Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Keistimewaan Jogjakarta Pada Lirik lagu “Jogja Istimewa” T1 362009024 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jogja Istimewa: Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Keistimewaan Jogjakarta Pada Lirik lagu “Jogja Istimewa” T1 362009024 BAB IV"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB IV

GAMBARAN UMUM JOGJA HIPHOP FOUNDATION 4.1 Profil Jogja Hiphop Foundation

Jogja Hiphop Foundation adalah sebuah grup musik Hiphop yang berasal dari Yogyakarta mereka mencampurkan musik Hiphop dan budaya-budaya Jawa. Dari musik tradisional seperti gamelan, angklung, mereka juga memakai bahasa jawa, Indonesia, dan bahasa Inggris dalam pemakain lirik lagu mereka. Gaya berpakaian mereka yang mencampurkan batik dan celana jeans menambah kuat mereka dalam menunjukan identitas mereka selain dari musik yang mereka ciptakan. Identitas yang mereka ciptakan ini membuat percampuran dua budaya yang menghasilkan budaya baru yaitu Hiphop Jawa.

Jogja Hiphop Foundation atau (JHF) didirikan tahun 2003 oleh Marzuki alias “kill the DJ” di Yogyakarta. Jogja Hiphop Foundation didirikan untuk mengakomodasikan kru-kru Hiphop di Yogyakarta yang menggunakan bahasa jawa. Nama jogja Hiphop Foundation dipili oleh Marzuki karena mewakili diri mereka. Jogja, karena mereka tinggal dan hidup dengan segala budaya mereka sebagai orang jawa. Hiphop, karena musikalitas dan selera dalam bermusik adalah Hiphop. Foundation, adalah sebuah yayasan, seperti penulis utarakan diatas. Walau namanya terdengar formal, gerak-gerik mereka lebih berbasi komunitas daripada institusi formal..

Awal terbentuknya Jogja Hiphop Foundation memulai melakukan perjalanan mereka dengan mengadakan acara – acara kecil seperti “Hiphop reunion” , dan “Angkringan Hiphop”. Acara mereka “Angkringan Hiphop” bahkan rutin digelar, sperti “angkringan Hiphop # 2” pada tahun 2009, “Angkringan Hiphop # 3” pada tahun 2010, dan “Angkringan Hiphop # 4” pada tahun 2013. kemudian Jogja Hiphop Foundation juga membuat acara –acara lain sperti “Poetry Battle”.

(2)

33 seperti, “Ngelmu Piring”, “Cintamu Sepahit Topi Miring”, dan “Serat Centhini 231” menjadi puisi –puisi yang mereka angkat dalam acara “Poetry Battle 1” pada tahun 2007.

Setelah itu satu tahun kemudian tepatnya pada tanggal 15 maret 2009, Jogja Hiphop Foundation menyelenggarakan kembali “Poetry Battle 2”. Pada “Poetry Battle 2”, puisi –puisi seperti “Asmaradhana 338”, “Ora Cucul Ora Ngebul”, “Jula Juli Jaman Edan” menjadi puisi – puisi yang dibawa oleh Jogja Hiphop Foundation dalam penyelenggaraan “Poetry Battle 2”. Acara “Poetry Battle” sendiri didukung oleh pelopor musisi Hiphop di Indonesia yaitu Iwa-k.

Pada tahun 2009 Jogja Hiphop - Foundation memulai perjalanan mereka dipanggung Internasional, Jogja Hiphop Foundation mendapat undangan dari Negara tetangga Singapura untuk mengisi acara “Pesta Rakyat” di Theater on the Bay Esplanade selama tiga hari. Tahun ini kembali Jogja Hiphop foundation diundang kembali di Singapura tepatnya pada tanggal 31 agustus 2013. kali ini Jogja Hiphop Foundation berkolaborasi dengan dalang Catur Benyek (wayang Hiphop), Soimah Pancawati, dan musisi Hiphop Singapura. Dari panggung inilah kemudian Jogja Hiphop Foundation mendapat kesempatan untuk menggelar aksi dan konsernya ke Negara – Negara lain.

Kreatifitas Jogja Hiphop Foundation tidak berhenti disitu, pada tahun 2010 mereka mengeluarkan Film documenter mereka yang berjudul “Hiphopdiningrat”. Film ini menceritakan bagaimana awal mereka terbentuk dan memulai perjalana mereka dari panggung – panggung kecil di Yogyakarta sampai kepanggung – panggung Internasional. Film ini juga becerita tentang kehidupan anak –anak Jogja Hiphop Foundation. Film ini pun sering mendapat undangan keberbagai festifal film Internasional, antara lain (jiFFest, 2010) di Jakarta, kemudian lanjut di New York dan Canberra. Pada tahun 2011 Jogja Hiphop Foundation juga dipercaya menjadi Brand Ambasador1 dari Intel Visibly Smart.

Bahkan JHF juga mendapat penghargaan dari Keraton Ngayogyakarta Hadidiningrat. Penghargaan “Duta Nagari Ngayogyakarta” yang diberikan adalah jasa dan pengabdianya dibidang kesenian, serta prestasi JHF sebagai duta Yogyakarta didunia internasional dalam bidang kebudayaan

1

(3)

34 Awalnya JHF dididrikan hanya untuk sebagai wadah dan tempat bagi para pecinta Hiphop jawa, dan acara-acara yang diadakan adalah dari danaan kita sendiri. Kini JHF adalah sebuah komunitas dan sebuah grup hiphop (Marzuki).

4.2 Personil Jogja Hiphop foundation 4.2.1 Marzuki (Kill the DJ)

Gambar 2 Marzuki Sumber: www.killtheblog.com

Dunia seni sungguh sangat melekat dalam kehidupan Marzuki, lahir dari keluarga santri di Prambanan Marzuki lebih mengaku menyukai dunia seni. Itu pula yang menyebabkan dia meninggalkan bangku sekolah saat masih kelas 3 SMA. “Seni tak begitu membutuhkan pendidikan formal dan untuk Jogja banyak orang pandai belajar dari lingkungan”, tutur pria berumur 35 tahun ini.

Kisah Marzuki di panggung musik Indonesia sungguh menarik. Marzuki mengusng musik Rap dengan menggunakan lirik bahasa Jawa. Musik etnik pun ia campurkan dan dikolaborasikan didalamnya, dan perpaduan unik inilah yang mencuatkan namanaya ke panggung Internasional. Berbagai bidang seni ia geluti seperti teater, visual-art, dan musik elektronik.

(4)

35 tersebut. Nama “Kill The DJ” ia tamabahkan pada tahun 1998, karena pada saat itu profesi “DJ” sangat Didewakan dan di Tuhankan, dan hal ini menjadi alas an nama itu ia buat. Bersama teman-temanya pada tahun 2013 ia membuat Jogja Hiphop Foundation untuk menaungi Raper-Raper berbahasa Jawa di Jogja.

4.2.2 Jahanam

Gambar 3 Jahanam Sumber: www.killtheblog.com

Setelah musik Hiphop mati suri di Jogja, pada tahun 2001 munculah “South Central Ryme Syndicate” dengan personilnya Mamok yang mengawali bedirinya grup ini, Balance, otong, sukri, dan Heldy sebagai produser. Setelah mendapat wangsit dari film “Indonesia lama” maka nama “South Central Ryme Syndicate” berubah menjadi “Jahanam”, dan personilnya tinggal Mamok dan Balance.

(5)

36 Lagu-lagu Jahanam didominasi dengan pemakain lirik berbahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Kini mereka bekerjasama dengan Rotra dan Kill The Dj, serta seorang penyair Sindhunata dalam satu grup Jogja Hiphop Foundation. Rotra dan Jahanam sedang dalam proses penggarapan split album.

4.2.3 Rotra

Gambar 4 Rotra

Sumber: www.killtheblog.com

Rotra adalah grup ketiga dari Jogja Hiphop Foundation. Didalamnya terdapat nama Janu Prihaminanto a.k.a “KI Ageng Gantas” dan Lukman Haki a.k.a “Rajapati”. Ki Ageng Gantas merupakan mantan Personil dari“G-TRIBE”. G-TRIBE sendiri merupakan grup Hiphop pertama di Jogja dan di Indonesia yang mnggunakan bahasa Jawa. Ki Ageng Gantas ini terkenal hebat dengan pembuatan komposisi musik yang mudah didengar dan kecerdasan dalam pemilihan dan pemakaian bahasa, serta lagu-lagu yang mereka buat mengandung arti kritik sosial.

4.3 Teks Lagu “Jogja Istimewa”

“Holopis Kuntul Baris…”

“Jogja! Jogja! Tetap Istimewa Istimewa Negrinya, Istimewa Orangnya

(6)

37 “Rungokna iki gatra saka ngayogyakarta

Nagari paling penak rasane koyo swarga Ora peduli donya dadi neraka Neng kene tansah edi peni lan merdika”

Dimana Rajanya Bercermin di kalbu Rakyat Demikianlah singgasana bermartabat

Berdiri kokoh tuk mengayomi rakyat, Memayu Hayuning Bawana” “Saka jaman perjuangan nganthi mardhika

Jogja istimewa bukan hanya daerahnya Tapi juga karena orang-orangnya” “Tambur wis ditabuh suling wis muni

Holopis kuntul baris ayo dadi siji Bareng para prajurit lan senopati Mukti utawa mati manunggal kawula Gusti”

“Menyerang tanpa pasukan

Menang tanpa merendahkan Kesaktian tanpa ajian Kekayaan tanpa kemewahan”

“Tenang bagai ombak gemuruh laksana Merapi” “Tradisi hidup di tengah modernisasi

(7)

38 “Elingo sabdane Sri Sultan Hamengkubuwono kaping sanga

Sak duwur-duwure sinau kudune dewe tetep wong Jawa Diumpamakne kacang kang ora ninggal lanjaran Marang bumi sing nglahirake dewe tansah kelingan”

“Ing ngarso sung tuladha Ing madya mangun karsa

Gambar

Gambar 2 Marzuki
Gambar 3 Jahanam
Gambar 4 Rotra

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengetik 10 jari, fungsi jari telunjuk kanan dan tengah kanan untuk menekan huruf

Kabupaten Muaro Jambi masih merupakan daerah endemis filariasis karena masih ditemukan desa dengan Mf rate >1% setelah pengotan massal selama lima tahun. UCAPAN

Di bawah ini yang tidak termasuk usaha-usaha Jepang dalam melakukan pemerasan terhadap sumber daya alam Indonesia, yaitu ….. melakukan penebangan hutan secara

berupa sawah yang tidak diolah yang telah ditum- buhi beberapa jenis rumput seperti Rumput pisau ( P.. lindoensis di Dusun Owo, Puroo; A. Sebaran habitat fokus aktif O. lindoensis

1) Mendapatkan informasi bagaimana pengetahuan para siswa di SMA Negeri 13 Ambon tentang kesehatan reproduksi, infeksi menular seksual, dan HIV/AIDS. 2) Mengetahui

Apabila Perjanjian ini tidak diakhiri oleh salah satu Pihak sesuai dengan syarat dan ketentuan Perjanjian ini, maka periode keberlakuan Perjanjian ini akan diperpanjang

Hasil data tersebut dapat diketahui bahwa motorik halus anak mengalami perkembangan melalui media pelepah pisang pada anak kelompok A.2 RA Ma’arif Kecandran Salatiga dari

Selain waktu pemasakannya yang singkat, pulp yang dihasilkan pada proses ini mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan proses kimia lainnya yaitu masalah pitch yang dapat ditekan,