• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PELEPAH PISANG DI KELOMPOK A.2 RAUDLATUL ATHFAL MA’ARIF KECANDRAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PELEPAH PISANG DI KELOMPOK A.2 RAUDLATUL ATHFAL MA’ARIF KECANDRAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018 SKRIPSI"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI

MEDIA PELEPAH PISANG DI KELOMPOK A.2

RAUDLATUL ATHFAL MA’ARIF

KECANDRAN SALATIGA

TAHUN PELAJARAN

2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

RISKA CAHYA ANGGRAINI

NIM. 11614021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya Poniran dan Aris Purwanti yang telah mendidik dan memberikan dorongan baik materiil maupun spiritual.

2. RA Ma’arif Kecandran Salatiga, yang sudah memberi ijin dan membantu penelitian.

3. Keluarga besar TK Bina Putra Gedangan ibu Fathonah S. Pd. AUD sahabat-sahabatku mengajar bu Ema, bu Minar, dan bu Santi yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Kelas A TK Bina Putra dan anak les ku Malika yang selalu membuat bahagia dan ceria.

5. Teman Spesial ku Mubtadiul Hadziq, yang selalu memberi semangat dan motivasi. Dan selalu bilang “Skripsi cepat, nikah juga cepat”.

6. Keluarga besar PIAUD 2014 yang sedang berjuang bareng dalam menyelesaikan skripsi.

7. Keluarga besar Forum Komunikasi Mahasiswa Boyolali (FKMB SALATIGA) yang selalu jadi tim horre dalam menyelesaikan skripsi. 8. Saudara-saudaraku, terutama Yunita Wirawati Aisyah dan Farida Fauzia

yang setiap hari mengingatkan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yan Maha Esa, Pengasih lagi Maha Penyayang, Segala puji dan Syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut lainnya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga dan selaku Dosen pembing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga selesai.

(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Anggraini, Riska. 2018. Pengembangan fisik Motorik Halus Melalui Media pelepah Pisang di Kelompok A.2 Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran salatiga tahun pelajaran 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh M.Si.

Kata Kunci: Fisik Motorik Halus, Media Pelepah Pisang

Kemampuan fisik motorik halus anak di RA Ma’arif Kecandran kelompok A menunjukkan bahwa masih rendah. Hal ini dibuktikan ada beberapa anak yang belum bisa memegang krayon, pensil, gunting. Selain itu anak di RA Ma’arif kecandran Salatiga masih perlu pembinaan dalam mengembangkan aspek fisik motorik halus anak. Rumusan masalah peneliti ini yaitu Apakah penggunaan media pelepah pisang dapat mengembangkan fisik motorik halus di kelompok A.2 Raudlatul Athfal Ma’arif kecandran salatiga tahun pelajaran 2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui media pelepah pisang dapat mengembangkan fisik motorik halus di kelompok A.2 Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran Salatiga tahun pelajaran 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A.2 di RA Ma’arif Kecandran kota Salatiga yang berjumlah 19 anak meliputi 10 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Instrumen penilaian meliputi Rencana Kegiatan Harian (RKH), lembar observasi anak dan guru, lembar evaluasi anak. metode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, observasi, dan dokumentsi.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR LOGO IAIN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN………. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……… vi

(10)

x

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1.Perkembangan Motorik Halus

a. Pengertian Perkembangan ... 17

b. Fisik Motorik Halus ... 18

c. Fungsi Motorik Halus……… ... 19

d. Prinsip Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini ... 21

e. Tahap Perkembangan Fisik Motorik Halus……… 21

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembngan fisik motorik halus anak ... 26

g. Indikator Tingkat Perkembangan Fisik Motorik halus Anak Usia Dini ... 29

h. Tingkat pencapaian Perkembangan Fisik Motorik Halus Pada Anak Usia Dini ... 30

2.Kajian Materi Penelitian a. Pengertian Mencetak dengan Pelepah Pisang ... 31

b. Manfaat mencetak ... 35

c. Kegiatan Mencetak... 35

d. Kelebihan dan Kekurangan Mencetak/Mencap ... 37

B. Kajian Pustaka ... 39

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian………. .... 42

B. Deskripsi Penelitian Perkembangan Pra Siklus ... 50

C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I ... 53

D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II……… .. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus ... 66

1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data ... 66

2. Deskripsi Siklus 1 ... 67

3. Deskripsi Siklus II... 72

(11)

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 79 B. Saran ... 80

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Penilaian kemampuan Fisik Motorik Halus …... 7

Tabel 3.1 Daftar Nama Anak Kelompok A.2………... 45

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma’arif Kecandran………... 46

Tabel 3.3 Hasil Penilaian Pra Siklus………... .. 50

Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar kerja Anak………. .. 66

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Siklus I………... ... 67

Tabel 4.3 Hasil Observasi Anak pada Siklus 1……….. 69

Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru pada Siklus 1……….. 71

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II…...………... 72

Tabel 4.6 Hasil Observasi Anak pada Sikus II... 74

Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru pada Siklus II... 75

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Daftar Lampiran 2. Daftar Nilai SKK

Daftar Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penelitian Daftar Lampiran 4. Indikator Tiap Siklus yang diamati

Daftar Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Daftar Lampiran 6. Observasi lapangan

Daftar Lampiran 7. Gambar Siklus 1 dan II

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

(16)

2

perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahap perkembangan anak. Berk, 1992:18 dalam (Yuliani, 2009:6).

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (Asmawati, 2011:1.5).

The golden Age adalah masa keemasan seorang anak, yaitu masa ketika anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada masa itu anak berada pada periode sensitif (sensitive periods) di mana di masa inilah anak secara khusus mudah menerima berbagai stimulus dari lingkungannya. Bahkan sekitar 50% kecerdasan orang dewas sudah terjadi ketika mereka berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dewasa kedua. Ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada usia 4-18 tahun. (Wiyani, 2014:v).

(17)

3

Perkembangan motorik di bagi menjadi dua, yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Ketrampilan/kemampuan motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling. Sedangkan perkembangan ketrampilan motorik halus, yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot-otot kecil, terutama gerakan di bagian jari-jari tangan, contohnya menulis, menggambar, memegang sesuatu. (Hildayani, 2011:8.5).

Masa perkembangan anak usia dini adalah masa yang paling tepat untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh anak. Karena anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang terjadi dengan pesat untuk proses kehidupan anak selanjutnya. Untuk itu penyelenggaraan program pendidikan akan lebih menitik beratkan pada perkembangan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak memerlukan kegiatan belajar yang menyenangakan dan menarik.

Menurut Suwardi, dkk (2017:3) menyatakan bahwa usia anak-anak lebih mudah memahami semua hal melalui media, media dapat mempengaruhi perilaku manusia, kehidupan dan norma-norma, sehingga media merupakan faktor penting dalam membentuk cara berfikir, perilaku, dan norma manusia.

(18)

4

dalam beraktivitas seperti mencap melalui pelepah pisang, mencetak, melipat kertas, memegang, dan lain sebagainya.

Kegiatan motorik halus anak yang berhubungan dengan seni yaitu kegiatan mencetak dengan media pelepah pisang. Kegiatan mencetak ini dapat menstimulasi kemampuan motorik halus anak. Dengan menerapkan cara-cara mencetak sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiiki anak dapat meningkatkan fisik motorik anak dan berlatih karya seni.

Mencetak/mencap adalah kegiatan berkarya seni rupa dwi marta (dua dimensi) yang dilakukan dengan cara mencapkan alat atau acuan yang diberi tinta/cat pada bidang gambar. Alat cetak tersebut dibuat membentuk gambar atau tulisan pada bahan tertentu sesuai tehnik mencetak yang dipilih. (Istiriyani, 2015:22).

Mencetak dengan berbagai bahan merupakan kegiatan yang menyenankan bagi anak. Mereka dapat mencetak berbagai berbagai bentuk. Alat-alat mencetak tidak harus membeli. Pendidik dapat memanfaatkan bahan alam, seperti pelepah pisang,ubi, dan wortel sebagai alat mencetak. (Gunarti,Dkk, 2013:7.11).

Hasil studi pendahuluan di Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran Salatiga kelompok A.2 menunjukkan bahwa masih rendah kemampuan fisik motorik halus anak. Dari 19 siswa ada beberapa anak ada yang belum bisa memegang krayon, pensil, gunting. Selain itu siswa di RA Ma’arif

(19)

5

Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan motorik halus tangan yang belum lincah memegang atau menggunakan benda-benda lainnya. karena pembelajaran yang diterapkan juga kurang kreatif. Selain itu media dan alat peraga yang digunakan masih terbatas mengakibatkan anak jenuh dan sulit dikondisikan. Sehingga mengakibatkan kelenturan, kelincahan otot-otot jari tangan tidak berfungsi dengan baik.

Kemampuan fisik motorik halus anak agar dapat optimal maka diterapkan bermain sambil belajar. Mencetak melalui media pelepah pisang anak tidak akan jenuh, karena media yang diterapkan sangat menyenangkan yaitu menggunakan bahan alam dan juga pewarna makanan dengan warna yang berbeda-beda, sehingga anak tidak jenuh dan bosan serta dapat meningkatkan kelenturan otot-otot jari dan tangan dengan baik. Misalnya dengan cara anak memahami dan mempraktikkan tahapan-tahapan mencetak menggunakan media pelepah pisang.

Dari paparan diatas maka penulis membuat judul, “PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PELEPAH PISANG KEOMPOK A.2 DI RAUDLATUL ATHFAL MA’ARIF KECANDRAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018”.

B. Rumusan Masalah

(20)

6

halus kelompok A.2 di Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran Salatiga tahun

pelajaran 2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui media pelepah pisang dapat mengembangkan fisik motorik halus anak kelompok A.2 di Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran Salatiga tahun Pelajaran 2018.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritis

Diharapkan melalui hasil penelitian ini, menambah wawasan betapa pentingnya memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan media pembelajaran yang tepat yaitu dengan mencetak/mencap melalui media pelepah pisang, dapat menjadi salah satu pedoman untuk mengembangkan fisik motorik halus melalui media pelepah pisang.

2.Manfaat Praktis

a. Membantu meningkatkan perkembangan motorik halus anak b. Meningkatkan minat belajar anak dengan adanya penggunaan

media dalam pembelajaran c. Meningkatkan eksplorasi anak

(21)

7

e. Menginspirasi para guru untuk berinovasi membuat media pembelajaran.

f. Memberikan inovasi guru untuk mengaplikasikan media pelepah pisang dalam pembelajaran.

g. Sebagai masukan bagi sekolah untuk dapat menerapkan pembelajaran mencetak/mencap dengan media pelepah pisang. h. Dapat membantu sekolah dalam mengatasi masalah

perkembangan fisik motorik halus.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Indikator Keberhasilan

Hipotesis tindakan adalah “dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah”. (Wardhani,2012:2.10).

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “adanya pengembangan fisik motorik halus anak melalui media pelepah pisang pada anak kelompok A.2 di Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran

Salatiga“.

(22)

8

Tabel 1.1

Ketentuan Penilaian Kemampuan Fisik Motorik Halus dengan Media Pelepah Pisang

Simbol bintang Skor/nilai Kategori Kriteria/ketentuan

1 Belum Muncul

1. Pengertian Fisik Motorik Halus

Perkembangan fisik-motorik anak usia dini dapat diartikan sebagai perubahan bentuk tubuh pada anak usia dini yang berpengaruh terhadap ketrampilan gerak tubuhnya. (Hildayani, 2011:8.3-8.4).

Jadi pengembangan motorik halus adalah kegiatan yang menggunakan otot-otot kecil,seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan pergelangan tangan yang tepat. Semakin banyak tindakan dan praktik yang diberikan kepada anak semakin baik tingkat perkembangan yang

dicapai.

2. Pengertian Mencetak dengan Pelepah Pisang

(23)

9

diberi tinta/cat pada bidang gambar. Alat cetak tersebut dibuat membentuk gambar atau tulisan pada bahan tertentu sesuai tehnik mencetak yang dipilih.

Cetak Tinggi adalah teknik dengan menggunakan alat cetak yang permukaannya tinggi atau berbentuk relief, ketika diatas acuan (alat mencetak) diberi tinta/cat kemudian dicapkan pada bahan yang dipakai mencetak atau kertas gambar maka akan menghasilkan bentuk cap yang sama dengan bentuk acuannya.

(24)

10

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. (Wardhani, 2012:1.4).

Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A.2 di RA Ma’arif yang berlokasi di Desa Kecandran, Kelurahan Sidomukti Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 19 anak yang terdiri dari 10 laki-laki dan 9 perempuan.

3. Langkah-Langkah Penelitian

(25)

11

Untuk lebih jelasnya tahapan dalam tindakan kelas yang di jabarkan Kemmis dan M.C Taggart sebagai berikut :

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan

(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

(26)

12

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penggunaan media pelepah pisang yaitu membuat (RKH) Rencana Kegiatan Harian.

2) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.

3) Membuat simulasi perbaikan

b. Tahap Pelaksanaan

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan media pelepah pisang sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap perencanaan.

c. Tahap Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.

d. Tahap Refleksi

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi:

(27)

13

3)Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan. (Depdiknas:2006)

Tes ini digunakan untuk mendapatkan data deskriptif kualitatif berupa gambaran berupa gambaran motorik halus anak pada setiap Siklus.

b. Observasi

Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran. “Metode observasi adalah metode pengumpulan data penelitian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti”.

(Dimyati, 2014:92).

Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

c. Metode Dokumentasi

(28)

14

transkrip, buku, surat, koran, majalah, prasasti, notulen rapat, leger nilai, agenda, dan lain-lain. (Dimyati, 2014:100)

Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana, dan keadaan siswa.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah:

a. Rencana Kegiatan Harian (RKH)

yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar serta hasil penilaian.

b. Lembar Observasi Anak dan Guru

(29)

15 e. Lembar Evaluasi Anak

Evaluasi siswa disusun dan digunakan oleh guru untuk mengevaluasi anak guna mengetahui hasil dari media yang dilaksanakan oleh guru, agar dapat mengetahui perkembangan motorik halus anak selanjutnya.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. (Arikunto, 2008:128)

Analisis data dilakukan dengan menyertakan analisis yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.

H. Sistematika Penulisan

(30)

16

Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan

BAB II : Landasan Teori, berisi tentang Kajian Teori dan Kajian Pustaka.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi Deskripsi Per Siklus, Siklus 1, Siklus II dan Pembahasan.

BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan, Saran.

(31)

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Perkembangan Motorik Halus

a. Pengertian Perkembangan

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kuantitatif individu dalam renang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa. (Sugandhi dan Yusuf,2014:1).

Perkembangan dapat diartikan juga sebagai “suatu proses

perubahan dalam diri individu atau organisme,baik fisik (jasmani) maupun psikis (rohhaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,progresif, dan berkesinambungan. (Sugandhi dan Yusuf,2014:1-2).

(32)

18

Dari uraian diatas perkembangan adalah perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menutu tahap kematangan melalui pertumbuhan dan belajar.

b. Fisik Motorik Halus

1) Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Halus Perkembangan fisik motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan motorik halus baru mulai berkembang, yang diawali dengan kegiatan yang amat sederhana seperti memegang pensil, memegang sendok, dan mengaduk. (Pujiastuti, Wulan dan Fridani, 2014:2.4).

Fisik motorik halus adalah “gerakan yang

menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih”. (Aisyah,2013:4.42).

(33)

19

Tujuan perkembangan fisik motorik halus adalah untuk menambah koordinasi gerakan dengan mata dan tangan (menangkap, melempar, memegang). (Asmawati,2011:4.7).

Perkembangan fisik bagi anak-anak melibatkan dua wilayah koordinasi motorik penting. Gerakan yang dikendalikan oleh otot-otot besar atau kasar yang dikendalikan oleh otot-otot kecil atau halus. Perkembanan motorik halus melibatkan otot-otot halus yang mengendalikan tangan dan kaki.

Jadi perkembangan fisik motorik halus adalah gerakan yang melibatkan otot-otot kecil,jari, tangan, dan kaki dengan koordinasi mata.

c. Fungsi Motorik Halus

Fungsi perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot halus. Otot halus atau otot kecil berfungsi untuk melakukan kegiatan gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, menali sepatu, dan menggunting. (Suyanto, 2005:51).

(34)

20

anak. Hal itu akan sangat bermanfaat untuk melatih jari tangan anak.

Kemampuan motorik halus anak dapat dikembangkan melalui suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Sedangkan fungsi pengembangan motorik halus anak meliputi yaitu sebagai alat untuk mengembangkan ketrampilan oleh gerak kedua tangan seperti untuk menggambar, menjiplak, mengurus dirinya sendiri, Sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dan gerakan mata, dan Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi. (Hurlock, 1978:159).

Fungsi lain dari motorik halus anak usia dini yaitu untuk mendukung aspek perkembangan yang lain, seperti perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan perkembangan sosial anak. Karena pada hakikatnya setiap perkembangan anak tidak dapat dipisahkan antara aspek perkembangan yang lain. (Sumantri, 2005:146).

(35)

21

d. Prinsip Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini

Prinsip perkembangan motorik yaitu, perkembangan motorik yang didasarkan oleh kemampuan sistem otot dan sistem syaraf seperti gerak refleks yang terjadi pada bayi, upaya anak dalam mengembangkan ketrampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang, perkembangan motorik anak dapat mengikuti perkembangan yang dapat diprediksikan seperti memprediksi perkembangan anak ketika anak sudah dapat merangkak dan lain-lain, kemungkinan perkembangan motorik anak yang menentukan kebiasaan atau perilaku anak dalam mengembangkan kemampuan motoriknya. (Hurlock, 1997:151).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip perkembangan motorik halus anak usia dini sangat beraneka ragam, perkembangan motorik anak dapat diketahui pada tingkah laku atau perilaku anak.

e. Tahap Perkembangan Fisik Motorik Halus

(36)

22

tahun), dan masa balita/pra sekolah (3-5 tahun), serta masa sekolah awal (6-8 tahun) sebagai berikut:

1) Usia 0-1 tahun a) Perkembangan gerakan

(37)

23

b) Perkembangan Koordinasi Tangan-Mata

Kemampuan bayi untuk mengendalikan tangan dan jari-jarinya untuk mengamati gerakan ini dengan seksama memungkinkannya untuk menjajaki, menemukan, dan untuk belajar mengenai dunia sekitarnya.Mislanya, koordinasi tangan-mata, bayi mencoba untuk menarik giring-giring dekat ke wajahnya sehingga dia dapat menatapnya dengan seksama, mengguncangkannya, dan bahkan memasukkannya ke dalam mulutnya.

2) Usia 1-3 Tahun

a) perkembangan gerakan

(38)

24

(39)

25

c) Koordinasi tangan-mata

pada umur 15 bulan dan 3 tahun, kendali tangan anak meningkat, membuat dia mampu memanipulasi benda-benda berukuran kecil, untuk memeroleh kendali lebih baik pada penggunaan peralatan makan dan untuk mengambil serta membawa sendiri berbagai benda. Kendali tangan mata melibatkan penglihtan dan uga jari-jari tangan. Contohnya melakukan permainan seperti teka-teki gambar yang menarik perhatiannya.

3) usia balita 4-6 tahun

a) perkembangan gerak

(40)

26

balok untuk melatih keseimbangan badan amat menyenangkan anak dan dapat membantu menaga rangsangan rasa ingin tahu dengan keindahannya.

b) Perkembangan koordinasi tangan-mata

Anak yang sedang tumbuh melewati tahun-tahun prasekolah, pengendalian tangan menjadi semakin penting, bukan hanya karena kendali itu membantunya menjadi lebih mandiri (misalnya dia dapat membuka sendiri kancing berukuran besar tanpa meminta bantuan). Tetapi karena ada kaitan dengan pemecahan masalah (dia dapat memutar-mutar potongan teka-teki gambar untuk menyelesaikannya) dan untuk belajar (kemampuannya untuk memegang pensil dengan tepat dan menggambar pola diatas kertas secara perlahan-lahan menjadi keterampilan menulis dasar).

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik

motorik halus anak

(41)

27

kepribadian, kondisi tubuh yang berbeda, dan perkembangan itupun berjalan dengan seiring berjalannya waktu dan usia. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak :

1) Hereditas (Keturunan atau Bawaan)

Hereditas (heredity) merupakan karakteristik bawaan yang diturunkan dari orang tua biologis. Dalam kata lain hereditas berarti sifat keturunan yang di pengaruhi oleh faktor genetik yang terdiri dari kromoson ayah dan ibu dari setiap individu.

2) Kondisi Lingkngan

Dalam psikologi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan individu meliputi sikap, tingkah laku dan perkembangannya. Faktor lingkungan sendiri terdiri dari berbagai hal yang meliputi :

a) Keluarga

(42)

28 b) Sekolah

Sekolah merupakan tempat belajar di mana sekolah itu tempat kedua setelah individu mendapat didikan dari keluarga sendiri bisa berpengaruh dalam mencerdaskan, serta sosialisasi dengan temannya jga mempengaruhi cara kembangnya.

d) Masyarakat

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang tinggal di suatu lingkungan, dimana individu bergaul, bersosialisasi dengan masyarakat, lingkungan masyarakat yang hidup dengan damai ramah tamah yang optimis perilakunya akan mempengaruhi tingkah lakunya.

3) Kematangan

(43)

29

timbul dari diri sendiri, bukan timbul karena faktor dari luar individu. Contohnya bayi mendekati 1 tahun > berdiri (matang untuk berdiri); anak kecil berjalan > mata untuk berjalan; pada masa puber anak laki-laki > mimpi basah (matang organ reproduksinya). (Sudirjo, dkk, 2018:5, 29-33).

g. Indikator Tingkat Perkembangan Fisik Motorik Halus

Anak Usia Dini

Dalam pedoman penyusunan perankat pembelajaran RA kemenag (2011:6) Indikator tingkat perkembangan fisik motorik halus anak usia dini kelompok A sebagai berikut :

a) Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat.

b) Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus.

c) Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus.

d) Mengetahui cara hidup sehat yaitu anak terbiasa melakukan kegiatan kebersihan diri.

e) Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat yaitu anak mulai terbiasa melakukan hidup bersih dan sehat.

h. Tingkat Pencapaian Perkembangan Fisik Motorik Halus

(44)

30

Tingkat pencapaian perkembangan adalah gambaran mengenai perkembangan yang berhasil dicapai anak pada suatu tahap tertentu pada aspek fisik motorik, kognitif, emosi, sosial, bahasa, moral dan agama. Jadi pada pemaparan tersebut dapat kita pahami bahwa tingkat pencapaian perkembangan fisik motorik anak sia dini adalah gambaran mengenai perkembangan yang berhasil dicapai oleh anak usia dini pada aspek fisik motoriknya (Ali, 2011: 3.6).

Untuk mengetahui mengetahi tingkat perkembangan tersebut maka BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menetapkan standar minimum tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini yang harus di jangkau olh TPA, KB, TK/RA. Pada standar anak usia 4-6 tahun tingkat pencapaian perkembangan fisik motorik halus anak usia dini adalah sebagai berikut :

a) Mengkoordinasikan jari-jari tangan dengan mata dalam melakukan gerakan yang lebih rumit dengan baik.

b) Memasang dan melepas baju.

(45)

31 f) Menggunting.

g) Menempel gambar dengan tepat. h) Menyimpulkan tali sepatu. i) Menyikat gigi tanpa bantuan.

Berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan fisik motorik halus tersebut dapat diperoleh satu informasi, yaitu gerakan tangan mendominasi ketrampilan motorik halus pada anak usia dini. Usia inilah mulai ditentukan apakah anak lebih sering menggunakan tangan kanan atau tangan kirinya.

2. Kajian Materi Penelitian

a. Pengertian Mencetak dengan Pelepah Pisang

Mencetak atau seni grafis adalah kegiatan berkarya senirupa dwi marta yang dilakukan dengan cara mencapkan alat atau acuan yang sdah diberi tinta ata cat pada bidang gambar. Mencetak merupakan salah satu kegiatan seni yang dapat mengembangkan kreativitas dan fisik motorik halus anak. (Sumanto, 2005:71).

(46)

32

menggunakan cap dari pelepah pisang, daun, atau bisa juga menggunakan tangan anak yang sebelumnya sudah diberi warna kemudian ditempelkan pada kertas.

Mencetak adalah suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak. Mencetak dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana sampai dengan cara yang rumit. (Sukardi dan Pamadhi, 2008: 4.4).

Jadi dari pengertian diatas mencetak/mencap adalah kegiatan seni yang menggunakan alat acuan dengan cara mencapkan alat atau acuan yang sudah diberi tinta atau pewarna pada media kertas, dimana kegiatan mencetak ini bertujuan untuk menghasilkan karya dan dapat mengembangkan fisik motorik halus.

a. Teknik Mencetak

(Sumanto,2005:72-73) menjelaskan beberapa teknik mencetak. Mencetak adalah teknik membuat gambar berulang dengan menggunakan alat dan cat warna. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mencetak, berdasarkan proses pembuatannya.

(47)

33

Cetak Tinggi adalah teknik dengan menggunakan alat cetak yang permukaannya tinggi atau berbentuk relief, ketika diatas acuan (alat mencetak) diberi tinta/cat kemudian dicapkan pada bahan yang dipakai mencetak atau kertas gambar maka akan menghasilkan bentuk cap yang sama dengan bentuk acuannya.

2) Cetak Datar

Cetak datar adalah teknik mencetak dengan menggunakan alat cetak yang permukaannya rata/datar, arinya tidak membentuk gambar timbul, tidak berlubang dan tidak membentuk goresan alur rendah. Disebut sebagai cetak tunggal karena teknik ini hanya dapat menghasilkan satu karya cetak saja. Artinya acuannya hanya bisa dipakai satu kali mencetak saja, tidak bisa dipakai berulang-ulang seperti halnya cetak lainnya. 3) Cetak dalam atau cetak rendah

(48)

34

cat/tinta tersebut dan akan menghasilkan bentuk cetakan tertentu.

4) Cetak sablon

Cetak sablon adalah teknik mencetak dengan menggunakan acuan cetak yang berlubang-lubang atau membentuk saringan tembus sehingga tinta cetak akan meresap/bentuk melalui lubang-lubang acuan ke bahan yang dipakai mencetak.

Berdasarkan keempat teknik mencetak di dalam penelitian ini kegiatan mencetak yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik tinggi, yaitu teknik mencetak dengan menggunakan alat yang permukaannya tinggi.

b. Manfaat Mencetak

(49)

35

meningkatkan pengendalian jari tangan dan koordinasi tangan-mata. (Einom, 2005:92). Jadi, dari beberapa manfaat diatas kegiatan mencetak sangat berpengaruh terhadap kreativitas dan dapat melatih motorik halus anak dalam hal koordinasi tangan dan mata.

c. Kegiatan Mencetak

Setelah mengetahui teknik mencetak dan manfaat mencetak, yang dapat diaplikasikan di dalam kegiatan di Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal adalah kegiatan mencetak dengan kegiatan sederhana. Beberapa kegiatan mencetak sederhana yang dapat dilakukan oleh anak usia dini, yaitu dengan menggunakan Pelepah Pisang.

1) Alat dan bahan

Pelepah daun pisang, pisau pemotong, pewarna makanan, tempat kue, kertas hvs A4, dan kapas.

2) Cara Kerja

a) Siapkan adonan warna secukupnya pada tempat kue, kemudian celupkan kapas ke dalam adonan warna tersebut.

(50)

36

dengan ukuran sedang dan permukaan datar. Pelepah pisang dipotong melintang dengan pisau.

c) Kemudian penampang pelepah pisang diberi warna dengan cara ditekan pada kapas yang telah diberi warna.

d) Selanjutnya penampang yang sudah berwarna tersebut dicapkan pada kertas yang telah disiapkan sambil dilakukan penataan agar memperoleh hasil cap yang lebih baik dan terarah.

e) Untuk menghasilakan cap dengan komposisi warna tertentu ulangilah langkah mencetak yang sudah dilakukan dengan mencelupkan penampang pada kapas berwarna berebeda. d. Kelebihan dan Kekurangan Mencetak/mencap

(51)

37

1) Kelebihan Kegiatan Mencetak

a) Kegiatan mencetak membuat anak lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan hasil cetakan sendiri daripada hanya menerima penjelasan yang disampaikan pendidik atau dari dalam buku.

b) Anak dapat lebih mengembangkan sikap eksplorasi.

c) Dapat mengembangkan inovasi baru dengan penemuan hasil percobaan.

d) Melalui kegiatan mencetak dapat menembangkan fisik motorik halus anak, karena dengan mencetak anak akan terkontrol koordinasi tangan dan mata. 2) Kekurangan Kegiatan Mencetak

a) Jika mencetak memerlukan proses hasil dengan jangka waktu yang lama.

(52)

38

B. Kajian Pustaka

Setelah peneliti telaah melakukan terhadap penelitian, ada beberapa yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hasanah (2014) yang berjudul “Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus melalui Kegiatan

Mencap dengan Jari pada Anak Kelompok A RA Kusuma Mulia Kopen Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Tahun Ajaran 2014/2015”.

(53)

39

Peneliti menemukan perbedaan dalam penelitian, yang mana peneliti mengfokuskan untuk mengetahui dampak pelaksanaan mencetak/mencap dengan media pelepah pisang, pewarna, dan kertas hvs sedangkan penelitian yang akan diteliti yaitu tentang mengembangkan motorik halus anak dengan media pelepah pisang.

Sedangkan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah sama-sama membahas tentang motorik halus dan mencetak/mencap.

2. Peneliti dari Yayuk Wijirusiati (2014) yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus dengan Kegiatan Mencap dengan Berbagai Bahan Alam pada Anak Kelompok B TK DW. Tosaren II Kec. Pesantren Kota Kediri”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

(54)

40

ini dapat dilihat dari frekuensi dan presentase yang terjadi pada kondisi awal dari 17 anak, siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan sebesar 47,1% dimana anak masih pasif dalam kegiatan sehingga masih memerlukan bantuan dan bimbingan dari guru dalam mengerjakan. Pada Siklus II menunjukkan adanya peningkatan 64,7% dimana anak masih kesulitan dalam memberi pewarna pada bahan, masih perlu bantuan dan bimbingan dari guru dalam mengerjakan tugas. Pada Siklus ke II anak mengalami peningkatan dan penelitian berhasil sebesar 82,4%.

Peneliti menemukan perbedaan dalam penelitian, yang mana peneliti mengfokuskan pada mencap dengan berbagai media bahan alam, sedangkan penelitian yang akan diteliti yaitu tentang mencetak/mencap dengan media pelepah pisang.

Sedangkan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah sama-sama membahas tentang motorik halus dan sama-sama membahas tentang kegiatan mencetak/mencap.

3. Penelitian dari Nurul Aini Rohmatun (2014) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Metode Drill

(55)

41

menggambar.model penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan kelas, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 Siklus dan masing-masing tahapan, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian tersebut terjadi peningktan antara siklus 1 dan siklus II. Pada siklus 1 meningkat sebesar 69,59%, dan pada siklus II meningkat sebesar 93,10%.

Peneliti menemukan perbedaan yang dilakukan, yang mana peneliti mengfokuskan pada peningkatan kemampuan motorik halus melalui metode Drill dengan menggambar, sedangkan penelitian yang akan diteliti ialah tentang mengembangkan motorik halus anak dengan media pelepah pisang.

(56)

42

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Raudhatul Athfal Ma’Arif Kecandran Salatiga

Pendidikan Agama pada anak usia dini sangatlah penting sebagai pondasi/dasar untuk menuju kehidupan mereka selanjutnya, apa lagi pada jaman era globalisasi dan teknologi sekarang ini. Jika anak-anak penerus kita tidak mendapat bimbingan yang baik dari orang tua dan lembaga pendidikan, serta lingkungan sekitarnya, maka dikhawatirkan generasi islam pada masa yang akan datang tinggal menuju kehancurannya.

Atas dasar itulah maka didirikan Lembaga Pendidikan Raudhatul Athfal Ma’Arif Kecandran yang berada di Desa Kecandran Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah ini berawal dari beberapa usulan dari sesepuh atau kyai serta masyarakat yang ada di sekitar lingkungan Desa Kecandran dengan tujuan untuk memberikan pendidikan kepada anak sedini mungkin agar dapat belajar dan bermain di sekolah dengan baik serta untuk mempersiapkan anak untuk masuk ke tingkat seterusnya yaitu Sekolah Dasar (SD).

(57)

43

Demikian sejaran singkat tentang RA Ma’Arif Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

2. Alamat Raudhatul Athfal Kecandran Salatiga dan Status Satuan

Lembaga RA

a. Alamat sekolah RA Ma’Arif Kecandran ini terletak di :

1) Dusun : Gedongan

2) Jalan : Kyai Condro RT 01 RW 02 3) Kelurahan : Kecandran

4) Kecamatan :Sidomukti 5) Kab/Kota : Salatiga 6) Provinsi : Jawa Tengah 7) Kode Pos : 50723

8) No. Hp : 085743651560

9) Kepala RA : Zair Naila Karimah S.Pd. 10)Jumlah Guru : 6

11)Tukang Kebun : 1

12)Peta Lokasi RA dapat dilihat melalui ggogle MAP dengan membuka Link ini https://goo.gl/maps/o5YHVTdV9R52

(58)

44

Raudhatul Athfal (RA) Ma’Arif Kecandran Sidomukti Salatiga merupakan Lembaga Pendidikan yang dikelola dengan management berbasis masyarakat dibawah naungan LP. Ma’Arif NU dan yayasan Ma’Arif Kecandran yang telah memiliki izin oprasional dengan Nomor

Wk/5-b/RA/03/Pgm/1994 tertanggal 13 Januari 1994 dan telah lulus akreditasi dari BAB PNFI tanggal 12 Desember 2007 nilai B dengan Nomor sertifikat Dk. 004586.

3. Letak Geografis Raudhatul Athfal Kecandran Salatiga

RA Ma’Arif Kecandran didirikan di lingkungan Masjid Hasan Ma’Arif tepatnya di Jalan Kyai Condro RT 01/ RW 02 Kelurahan

Kecandran.

4. Visi, Misi dan Tujuan RA Ma’Arif Kecandran

a. Visi

Menciptakan generasi yang cerdas, mandiri, kreatif, serta beriman dan berakhlakul karimah.

b. Misi

1) Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak melalui bidang pengembangan kognitif.

2) Mengembangkan kemandirian anak melalui life skill.

(59)

45

4) Membina iman dan akhlaq anak melalui pengembangan agama dan pembiasaan.

c. Tujuan

1) Mengembangkan kurikulum dan perangkat pembelajaran yang inovatif.

2) Mendidik anak agar menjadi generasi yang berkualitas berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

3) Menyiapkan anak didik memasuki jenjang pendidikan dasar dengan ketercapaian kompetensi dasar sesuai tahapan perkembangan anak.

4) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dalam mengelola pendidikan yang menyenangkan dan berpotensi serta berkualitas.

5. Keadaan Siswa dan Guru

a. Daftar Siswa

Adapun nama-nama siswa kelompok A.2 di RA Ma’Arif Kecandran yang akan diamati terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A.2

No. NAMA TTL

(60)

46 (Maura)

5 Mahsa Janeeta Anindia (Sasa) Salatiga, 3 September 2012

6 Viona Desti Aulia (Viona) Kab. Semarang, 26 Desember 2012

7 Denis Salatiga, 5 Juni 2012

8 Alif Salatiga, 14 September 2012

9 Vicky Abdul Kholsum (vicky) Salatiga, 5 September 2012 10 Latifat Azzahra (Zahra) Salatiga, 21 April 2013 11 Mauzam Fadhilah (Fadil) Salatiga, 24 Juli 2012 12 Dinda Ayu Ramadani (Dinda) Salatiga, 6 Juli 2012

13 M. Khoirul Anwar (Anwar) Salatiga, 1 September 2012 14 Siradj bakti Priyatomo (Siradj) Salatiga, 25 September 2012 15 Maura Alma Aqila (Alma) Salatiga, 10 Mei 2012 16 M. Fatih Alghifary (Fatih) Karanganyar, 14 April 2013 17 Firman Jati Hidayat (Firman) Salatiga, 29 Mei 2012 18 Shofiyatul Millah (Shofi) Salatiga, 9 Mei 2012 19 Fadhila Alif Wijaya (Fadhila) Salatiga, 19 Oktober 2012

b. Daftar Nama Guru

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma’Arif Kecandran

No. NAMA TTL

(61)

47

3 Sri Haryanti, S.Pd.i Salatiga, 15 Februari 1982 4 Laily Maftukhah, S.Pd.i -

5 Yunita Wirawati Aisyah Salatiga, 20 Juni 1995 6 Harmiati, S.Pd.i Banyumas, 4 April 1982 7 Zahra Abida, S.Ag. Semarang, 22 Mei 1975

6. Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi dewan Guru RA Ma’arif Kecandran adalah sebagai berikit :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Ma’arif Kecandran

(62)

48

7. Tata Tertib dan Pembiasaan

a. Berangkat sekolah harus lebih awal (30 menit sebelum bel masuk). b. Bel masuk sekolah jam 07.30 tepat.

c. Anak berbaris yang rapi di halaman.

d. Guru mendampingi anak berbaris dan memimpin untuk membaca ikrar dan membaca do’a masuk kelas.

e. Masuk ke kelas gabung menjadi satu setiap hari selama 30 menit untuk melaksanakan pembiasaan pagi. (hari senin dan rabu membaca asmaul husna bersama, hari selasa dan kamis melaksanakan sholat dhuha bersama, hari jum’at dan sabtu senam

bersama di halaman).

f. Masuk kekelas masing-masing dengan rapi satu per satu mengikuti guru.

g. Memberi salam.

h. Berdo’a sebelum belajar dan mengajar dimulai.

i. Bernyanyi bergembira, bercerita lucu, bertepuk berirama sebelum memulai pembelajaran.

j. Masuk ke inti pembelajaran, yang mana sebelumnya guru telah menyiapkan materi untuk diberikan kepada anak-anak.

(63)

49

l. Harus tercipta suasana yang akrab antara guru dan anak, lingkungan kelas harus nampak nyaman sehingga anak-anak senang belajar bersama-sama.

m. Ketika hendak istirahat, anak-anak cuci tangan. (09.00) n. Membaca do’a mau makan.

o. Anak-anak membawa bekal dari rumah berupa makanan sehat dan bergizi (tidak diperkenankan membawa uang, uang boleh di bawa kesekolah pada hari jum’at karena untuk mengisi kotak amal). p. Selesi makan anak berdo’a dan boleh cuci tangan kembali. q. Anak dipersilahkan bermain bersama teman sebaya.

r. Anak harus memakai sandal ketika bermain dihalaman supaya kaki anak terasa aman dan bersih, ketika masuk kelas kaki anak tidak mengotori lantai.

s. Anak harus tertib merapikan dan mengembalikan mainan setelah selesa digunakan.

t. Guru harus membersihkan kelas setelah selesai makan, agar kelas bersih.

u. Setelah jam istirhat selesai (09.30), anak masuk kembali dengan tertib, sandal yang dipakai harus dikembalikan kedalam rak sandal dengan rapi.

(64)

50

saja dan menyampaikan pesan serta nasihat kepada anak ysng bersifat penanaman akhlak atau moral anak.

w. selesai pelajaran anak berdo’a dan mengucapkan salam.

x. Harus dengan rapi memakai tas, memasukkan tempat makanan dan minuman ke dalam tas kembali dan memakai sepatu sendiri.

y. Anak dengan rapi memberi salam dan berjabat tangan kepada guru. z. Anak keluar kelas (10.00) dan menunggu di depan kelas untuk di

jemput orang tuanya.

B. Deskripsi Penelitian Perkembangan Pra Siklus

Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas A.2, dan anak kelompok A.2 di RA Ma’arif Kecandran Salatiga.

Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman sejawat mengambil langkah untuk mengembangkan motorik halus anak dengan media pelepah pisang. Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan tindakan siklus 1 Senin, 28 Mei 2018 dan Siklus II Senin, 4 Juni 2018.

Tindakan yang akan dilakukan melaksanakan pembelajaran kegiatan mencetak/mencap dengan media pelepah pisang. Dari hasil wawancara peneliti dengan Selama ini pembelajaran mencetak/mencap di Ra Ma’arif

(65)

51

menjelaskan tentang mencetak/mencap menggunakan pelepah pisang tetap sering menggunakan jari jemari anak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh data bahwa sebagan anak kurang tertark dan bosan belajar mencetak/mencap karena banyak anak yang mash kesulitan mencetak/mencap.

Tabel 3.3 Hasil Penilaian Pra Siklus

No

Nama Anak

Nilai pada indikator Pra Siklus

Nilai

(66)

52

Keterangan Nilai Rata-rata Skor : 1 : Belum Muncul.

2 : Mulai Muncul.

3 : Berkembang Sesuai Harapan. 4 :Berkembang Sangat Baik.

Berdasarkan data Pra Siklus anak hasil belajar kemampuan motorik halus anak pada siswa kelompok A.2 di RA Ma’arif Kecandran Salatiga

(67)

53

keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 85%. Sehingga perlu dilanjutkan tindakan pada siklus I.

C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus 1 1. Perencanaan

Perencanaan tindakan dilakukan pada hari Senin, 28 Mei 2018 di RA Ma’arif Kecandran Salatiga khususnya kelas A.2. pada

kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan teman sejawat terutama kegiatan yang akan dilakukan pada Siklus 1. Hal-hal yang didiskusikan antara lain:

a. Peneliti menyamakan persepsi dengan teman sejawat mengenai penelitian yang akan dilakukan.

b. Peneliti membuat lembar observasi sebagai instrumen penelitian pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan mencetak dengan media pelepah pisang.

c. Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat yang akan digunakan untuk mencetak/mencap yaitu pelepah daun pisang, pisau pemotong, pewarna makanan, tempat kue, kertas hvs A4, dan kapas. Adapun tema yang digunakan yaitu Tanaman dan Sub Tema yang digunakan yaitu Tanaman Kesukaan.

(68)

54 2. Pelaksanaan

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya tindakan pada peneliti menggunakan metode pembelajaran yang telah ditetapkan bersama teman sejawat. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dilaksanakan pada hari Senin, 28 Mei 2018 , berlangsung selama 30 menit dari pukul 08.00-08.30 dengan tema tanaman dan sub tema tanaman kesukaan. Pada penelitian pertama peneliti dan guru kelas masuk ke kelas A.2

Pada penelitian hari pertama masuk ruangan kelompok A.2 tempat anak-anak belajar. Sebelum kegiatan awal anak-anak membaca ikrar dan asmaul husna. Guru kelas memberikan penjelasan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan.

a. Kegiatan awal (07.45-08.00)

1) Diawali dengan mengkondisikan anak duduk di tikar.

2) Selanjutnya guru mengucap salam dan di jawab anak-anak

(69)

55

1) peneliti menerangkan tentang tema hari ini yaitu tanaman dengan sub tema tanaman kesukaan. 2) Peneliti menerangkan tentang macam-macam

tanaman.

3) Peneliti menunjukkan gambar macam-macam tanaman.

4) Peneliti menyuruh anak menunjuk tanaman kesukaannya.

c. Kegiatan inti (08.15-08.30)

1) Peneliti mengkondisikan anak terlebih dahulu. 2) Peneliti menunjukkan kepada anak alat dan bahan

untuk mencetak, seperti pelepah daun pisang, pewarna makanan, dan kertas hvs kosong.

3) Peneliti melakukan tanya jawab tentang alat dan bahan untuk mencetak, dan peneliti memberi kesempatan kepada anak untuk memegang alat dan bahan untuk mencetak.

4) Peneliti menjelaskan cara dan peraturan mencetak. 5) Peneliti membagi 4 kelompok yaitu kelompok

(70)

56

6) Peneliti memberi kebebasan memcetak tanaman kesukaan.

7) Guru memotivasi anak agar bersemangat dan senang dalam melakukan kegiatan.

8) Selama kegiatan guru dan peneliti mengamati dan mendokumentsikan kegiatan.

9) Setelah anak-anak mencetak tanaman kesukaan, anak-anak diberi kebebasan menghias hasil cetakan anak dan anak-anak diminta untuk menjelaskan tanaman apa yang dicetaknya.

10)Peneliti melakukan penghargaan berupa pujian dan gambar bintang bagi anak-anak supaya lebih bersemangat mengikuti kegiatan yang akan datang. Pujian yang diberikan berupa ucapan hebat, bagus, dan baik dengan acungan jempol.

d. Istirahat (08.30-08.45) cuci tangan, membaca doa mau makan, makan bersama, berdoa setelah makan , cuci tangan kembali, dan anak-anak dipersilahkan bermain bersama. e. Kegiatan Akhir (penutup 08.45-09.00)

1) Peneliti menanyakan perasaan selama hari ini. 2) Berdiskusi tentang kegiatan hari ini.

(71)

57

5) Peneliti mengevaluasi anak dari kegiatan sehari. Dalam proses pembelajaran tersebut, peneliti melakukan observasi guru kelas dan anak-anak yang mampu mencetak sendiri dan yang didampingi guru, kemudian dicatat kedalam lembar observasi.

Pemaparan tersebut merupakan proses pembelajaran pada Siklus 1. Sebagaimana yang telah direncanakan.

Untuk menambah motivasi anak dalam belajar anak, guru juga memberikan gambar bintang,ucapan pujian sebagai wujud penghargaan atau reward.

3. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kelas dan pembelajaran, untuk mengetahui kegiatan mencetak/mencap, semangat, kelenturan, akatifan, minat dan motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran kegiatan mencetak/mencap

(72)

58

temannya yang membutuhkan, kerapian dalam mencetak, ketepatan dalam mencetak.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan teman sejawat melakukan analisis terhadap proses pembelajaran kegiatan mencetak/mencap menggunakan media pelepah pisang. Analisis ini di lakukan oleh peneliti dan teman sejawat dengan cara berdiskusi dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu, peneliti dan teman sejawat juga berpedoman pada indikator lembar observasi kegiatan mencetak/mencap untuk mengembangkan motorik halus anak yang diamati.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :

a. Sebagian anak tertarik, antusias, semangat dengan bahan yang digunakan oleh peneliti.

b. Terbatasnya waktu saat anak diminta untuk menunggu bergantian menggunakan pelepah pisang.

c. Masih ada beberapa anak yang belum mau mmegang pelepah pisang pada saat mencetak/mencap di kertas hvs. d. Masih ada beberapa anak yang posisi badannya berputar

(73)

59 mencetak/mencap melalui media pelepah pisang dari yang sebelumnya jarang mencetak dan setelah mencetak melalui media pelepah pisang, akan tetapi hasil tersebut belum maksimal, ini berarti bahwa peneliti perlu memperbaiki proses pembelajaran.

h. Pengembangan motorik halus dengan mencetak pada satu kels kurang merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan lebih dan ada juga yang mempunyai kemampuan rendah.

Dari hasil analisis tersebut, peneiti dan teman sejawat merasa bahwa hasil penelitian belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti dan teman sejawat membuat perencanaan untuk tindakan selanjutnya.

D. Deskripsi Penelitin Pelaksanaan Siklus II

1. Perencanaan

(74)

60

85%, masih ada anak yang kurang memuaskan dalam kegiatan mencetak. Untuk mengatasi kekurangan pada Siklus 1, maka pada hari Senin, 4 Juni 2018 peneliti dan teman sejawat merencanakan tindakan pada Siklus II. Peneliti dn teman sejawat setelah melakukan diskusi, bersepkat melakukan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran. Hal-hal tersebut antara lain :

a. Guru kelas memaksimalkan tindakan yng lebih interaktif dengan anak, guru kelas memberi motivasi anak, umpan mendekati dan memberi perhatian khusus kepada anak tersebut pada saat anak mau mencetak/mencap.

c. Guru kelas juga memberi reward kepada anak yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

(75)

61

mencetak dan mempunyai keinginan untuk mencetak dengan rapi.

2. Pelaksanaan

Berdasarkan pelaksanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan teman sejawat melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan Siklus II yaitu dimulai pada hari Senin, 4 Juni 2018 selama 45 menit, dimulai dari jam 08.00-08.45 WIB.

Guru kelas pada awalnya mengondisikan anak siap untuk belajar. Guru kelas memulai kegiatan dengan salam, berdoa dan bernyanyi “aku adalah pohon” dan dilanjutkan “tepuk mencetak” tujuannya

adalah agar anak tertarik dan benarsaat mencetak. Sebelum menyampaikan materi, peneliti mengulang kembali materi yang disampaikan pada pertemuan lalu.

a. Kegiatan awal (07.45-08.00)

1) Diawali dengan mengkondisikan anak duduk di tikar.

2) Selanjutnya guru mengucap salam dan di jawab anak-anak

(76)

62

1) peneliti menerangkan tentang tema hari ini yaitu tanaman dengan sub tema tanaman hias.

2) Peneliti menerangkan tentang tanaman hias di sekitar rumah.

3) Peneliti menunjukkan gambar bunga.

4) peneliti mengajak anak bernyanyi “aku adalah pohon” dan “tepuk mencetak”.

c. Kegiatan inti (08.15-08.30)

1) Peneliti mengkondisikan anak terlebih dahulu. 2) Peneliti menunjukkan kepada anak bahan dan alat

untuk mencetak, seperti pelepah daun pisang, pewarna makanan, dan kertas hvs bergambar bunga.

3) Peneliti melakukan tanya jawab tentang alat dan bahan untuk mencetak, dan peneliti memberi kesempatan kepada anak untuk memegang alat dan bahan untuk mencetak.

4) Peneliti menjelaskan cara dan peraturan mencetak. 5) Peneliti membagi 4 kelompok yaitu kelompok

(77)

63

6) Guru memotivasi anak agar bersemangat dan senang dalam melakukan kegiatan.

7) Selama kegiatan guru dan peneliti mengamati dan mendokumentsikan kegiatan.

8) Setelah anak mencetak gambar bunga, anak-anak diberi kebebasan menghias hasil cetakan anak.

Anak-anak untuk menjelaskan/mengkomunikasikan tanaman apa yang di cetaknya.

9) Peneliti melakukan penghargaan berupa pujian dan gambar bintang bagi anak-anak supaya lebih bersemangat mengikuti kegiatan yang akan datang. Pujian yang diberikan berupa ucapan hebat, bagus, dan baik dengan acungan jempol.

d. Istirahat (08.30-08.45) cuci tangan, membaca doa mau makan, makan bersama, berdoa setelah makan , cuci tangan kembali, dan anak-anak dipersilahkan bermain bersama.

e. Kegiatan Akhir (penutup 08.45-09.00)

1) Peneliti menanyakan perasaan selama hari ini. 2) Berdiskusi tentang kegiatan hari ini.

3) Menginformasikan kegiatan besok. 4) Berdoa, mengucap salam, dan pulang.

(78)

64

Paparan tersebut merupakan proses pembelajaran pada Siklus II, sebagaimana proses pembelajaran yang disebutkan diatas. Demikian juga pada Siklus II pada pertemuan ke dua. Anak diajak berdiri didalam kelas dan melakukan tepuk Mencetak/mencap sambil menirukan cara mencetak di kertas, sampai anak-anak merasa senang, gembira dan bersemangat.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kelas dan pembelajaran, untuk mengetahui penugasan anak mencetak/mencap dengan pelepah pisang, keaktifan, kerapian, ketepatan, kelenturan jari-jemari dan kekuatan otot-otot pergelangan tangan pada saat mencetak/mencap.

Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai kolaborator di RA Ma’arif Kecandran Salatiga.

4. Refleksi

(79)

65

guru terlebih dahulu, guru lebih mempersiapkan dan menyediakan media pembelajaran lebih baik, guru tidak terfokus pada satu atau dua anak saja, hasil belajar anak sudah menunjukkan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 85% pencapaian tingkat perkembangan anak.

(80)

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data

Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak, berupa simbol gmbar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

Simbol bintang Skor/nilai Kategori Kriteria/ketentuan

1 Belum Muncul

Dokumen 1 RA Ma’arif Kecandran (2017:15)

(81)

67 1. Siklus 1

a. Hasil Perkembangan Siklus 1

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada Siklus 1, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Siklus 1

(Senin, 28 Mei 2018)

No

Nama Anak

Nilai pada indikator Siklus 1

Nilai

Jumlah Nilai Anak 294

Keterangan Indikator Butir Amatan :

(82)

68

Indikator 2 : Anak memiliki kelenturan jari tangan untuk mencetak/mencap. Indikator 3 : Anak memiliki kelenturan pergelangan tangan untuk

mencetak/mencap.

Indikator 4 : Anak mampu memposisikan badan saat mencetak/mencap. Indikator 5 : Melakukan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan teman atau orang lain.

Indikator 6 : Kerapian tugas anak dalam mencetak melalui media pelepah pisang. Indikator 8: Anak mampu menjawab pertanyaan tentang mencetak/mencap melalui media pelepah pisang.

Hasil Penilaian Siklus 1 :

(83)

69 Keterangan Nilai Rata-rata Skor :

1 : Belum Muncul. 2 : Mulai Muncul.

3 : Berkembang Sesuai Harapan. 4 : Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan data Siklus 1 diatas, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak, belum ada yang mencukupi nilai indikator keberhasilan yaitu 85%, hanya ada 9 anak yang mulai muncul (MM), dan ada 10 anak yang belum muncul (BM), sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata-rata persentase pencapaian kelas pada Pra Siklus sebesar 27% dan pada Siklus II 47%.

(84)

70

Tabel 4.3 Hasil Observasi Anak Pada Siklus 1

No Nama Aspek yang Diamati Nilai/Skor

(85)

71 Keterangan :

1. Kurang 2. Cukup 3. Baik

Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru pada Siklus 1

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3

1 Kemampuan guru saat mengondisikan kelas

a. Menyiapkan RPPH 

b. Menyiapkan presensi 

c. Menyiapkan lembar observasi 

d. Menyiapkan perlengkapan mengajar 

e. Menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran 

b. Respon anak terhadap guru saat

menjelaskan pelajaran

c. Memberikan motivasi untuk belajar 

(86)

72 mencetak

a. Cara guru membagikan pelepah pisang

dan pewarna

b. Cara guru memberi contoh mencetak 

c. Guru membimbing atau mendampingi

anak

a. Hasil Perkembangan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada Siklus II, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II

(Senin, 04 Juni 2018)

No

Nama Anak

Nilai pada indikator Siklus II

(87)

73

Jumlah Nilai Anak 564

Keterangan Indikator Butir Amatan :

Indikator 1 : melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mencetak/mencap.

Indikator 2 : Anak memiliki kelenturan jari tangan untuk mencetak/mencap. Indikator 3 : Anak memiliki kelenturan pergelangan tangan untuk

mencetak/mencap.

Indikator 4 : Anak mampu memposisikan badan saat mencetak/mencap. Indikator 5 : Melakukan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan teman atau orang lain.

(88)

74 Hasil Penilaian Siklus II :

No. Nama Anak Nilai Anak Nilai

Keterangan Jumlah Rata-rata Skor : 1 : Belum Muncul.

2 : Mulai Muncul.

3 : Berkembang Sesuai Harapan. 4 : Berkembang Sangat Baik

(89)

75

perkembangan. Perkembangan dari rata-rata persentase kelas, pencapaian pada saat Pra Siklus sebesar 27%, pada Siklus 1 sebesar 47%, dan pada Siklus II sebesar 92%. Artinya bahwa ada perkembangan yang baik dari tiap Siklus.

b. Hasil Observasi Anak dan Guru a) Hasil Observasi Anak

Tabel 4.6 Hasil Observasi Anak Pada Siklus II

No Nama Aspek yang Diamati Nilai/Skor

(90)

76

b)Hasil Observasi Guru

Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3

1 Kemampuan guru saat mengondisikan kelas

a. Menyiapkan RPPH 

b. Menyiapkan presensi 

c. Menyiapkan lembar observasi 

d. Menyiapkan perlengkapan mengajar 

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma’Arif Kecandran
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Ma’arif Kecandran
+7

Referensi

Dokumen terkait

kisi instrument final yang nantinya digunakan untuk mengukur variabel efektivitas. komunikasi antarpribadi (

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VIDEO PEMBELAJARAN DESAIN HIASAN MANIK-MANIK PADA BUSANA PESTA.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses isolasi α -selulosa dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, dan proses sintesis selulosa dengan penambahan

Kesadaran menyekolahkan anak merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan orang tua untuk menyekolahkan anak sampai tingkat yang tinggi. Setiap orang tua memiliki

Tujuan peneliti memfokuskan penelitian tersebut dengan tujuan peneliti mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kasan Kabupaten Sleman dan

Ekstrak n -heksana, etil asetat, metanol dan minyak atsiri yang sudah dipartisi dengan etil asetat (daun dan bunga Asteraceae) dilarutkan dalam DMSO hingga konsentrasi

The problem of the study is to reveal value of tolerance reflected in The Secret Life of Bees movie directed by Gina Prince Bythewood published in 2008. The objectives

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor: 07/TAP/DINKES-07/POKJA/2016 tanggal 14 Juni 2016 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Rehab Berat Puskesmas Susoh