• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: model pembelajaran, asuhan persalinan terintegrasi, kompetensi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: model pembelajaran, asuhan persalinan terintegrasi, kompetensi."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Asuhan Persalinan Terintegrasi Terhadap Peningkatan Kompetensi

Mahasiswa D-III Kebidanan

Cucu Nurmala

STIKes Indramayu

Abstrak

Pertolongan persalinan di Indonesia dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%). Sebagai penolong persalinan bidan harus berupaya untuk menciptakan suatu inovasi yang tepat agar ibu bersalin dapat mengganggap pengalaman saat melahirkan suatu yang indah. Perlu dipastikan bahwa ibu menerima perawatan berkualitas selama kehamilan, sedapat mungkin memiliki persalinan normal, terlibat dalam keputusan tentang apa yang terbaik untuk ibu dan bayinya. Pelayanan yang terbaik tersebut berkaitan erat dengan kompetensi bidan dalam memberikan asuhan persalinan. Pembentukan bidan yang memiliki kompetensi tinggi dimulai dari proses pendidikan. Model pembelajaran harus senantiasa dikembangkan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi quasi eksperimen pre test-post test yang berbentuk nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total populasi) sebanyak 79 mahasiswa kebidanan yang dibagi dua kelompok (intervensi dan kontrol). Analisis kesetaraan subjek penelitian dilakukan dengan menggunaknan uji T tidak berpasangan dan uji mann-withney. Analisis bivariat dengan uji T dan Wilcoxon untuk melihat kenaikan kompetensi setelah diberikan model pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi. Analisis dengan chi square untuk melihat pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap kompetensi mahasiswa DIII kebidanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi mempengaruhi pencapaian kompetensi mahasiswa DIII Kebidanan (p<0,05 RR=2,18). Kenaikan skor kompetensi mahasiswa pada kelompok intervensi 25,78%, sedangkan kenaikan skor kompetensi mahasiswa pada kelompok kontrol hanya 8,07% dengan nilai p<0,001.

Simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa DIII kebidanan.

(2)

The Influence Of Integrated Laboratory Skill Learning Model Of Maternity Care Towards The Diploma Students Of Midwifery Competences

ABSTRACT

Helping delivery in Indonesia with the highest qualifications made by midwives (68.6%). As a birth attendant, a midwife should strive to create an appropriate innovation that maternal can assume that her experience during childbirth is a beautiful moment. A need to ensure that mothers receive quality care during pregnancy, as far as possible they have a normal delivery, are involved in decisions about what is best for the mother and baby. The best service is closely related to the midwives competence in providing aid care delivery. Establishment of a midwife who has high competence starting from the educational process, the learning model should be developed based on the progress of science and technology.

This is a quantitative research with quasi experiment design pretest-posttest where nonequivalent control group design was undertaken. The sample in this study is the entire population (population total) was 79 midwifery students were divided into two groups (intervention and control group). Analysis of equity research subjects was conducted by using unpaired T test and Mann-Whitney test. Bivariat analysis with Paired T test is used to know the increasing of the midwifery students’ competence after the learning model of integrated delivery care is given and chi square analysis is conducted to know the effect of the application the competence learning model DIII midwifery students.

The results of this study showed that the integrated delivery care learning model influence the competence achievement of DIII Midwifery students (p <0.05 RR = 2,18). The increasing student competency scores in the intervention group was 25.78%, while the student competency scores in the control group was only 8.07%, with p <0.001.

The conclusion of this study is an integrated delivery care learning model influence to the DIII midwifery students’ achievement.

(3)

Pendahuluan

Bidan merupakan mitra perempuan, memiliki posisi penting dan strategis dalam membantu upaya penurunan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB), terutama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan ibu dan anak mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan suatu bangsa.1

Kejadian komplikasi persalinan (SDKI 2012) adalah sebesar 46%, adapun jenis komplikasi adalah paersalinan lama 35%, ketuban pecah dini lebih dari 6 jam 15%, Perdarahan 8%, demam 8%, komplikasi lainnya dan kejang dialami juga pada saat persalinan (masing-masing 5% dan 2%), salah satu faktor penyebab masih tingginya jumlah komplikasi yang terjadi pada saat persalinan adalah rendahnya kompetensi bidan saat ini yang banyak dikritisi.2,3

Kompetensi yang dimiliki bidan saat ini akan berpengaruh terhadap

pemberian pelayanan kepada

masyarakat, namun kenyataannya kualitas pelayanan bidan dalam menolong persalinan masih rendah hal ini terbukti dari Penelitian yang telah dilakukan oleh nugroho tentang kepuasan ibu bersalin terhadap pelayanan kebidanan di RSUP Dr. Kariady, didapatkan perbedaan yang bermakna nilai rata – rata harapan dan kenyataan pada kualitas pelayanan, kompetensi, hubungan antar pribadi dan perawatan, dimana nilai harapan lebih besar dari kenyataan pada kepuasan ibu bersalin (p<0,005).4,5

Fenomena globalisasi seperti majunya ilmu dan teknologi kedokteran disatu pihak serta makin baiknya tingkat

kesehatan bermutu merupakan hal yang penting salah satunya berimbas pada tuntutan kualitas pelayanan bidan, para pengguna jasa menginginkan pelayanan dari bidan yang kompeten, aman, nyaman,sabar dan memuaskan. 1

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki bidan adalah mampu memberikan asuhan persalinan dan kelahiran. Kompetensi yang dimiliki bidan saat ini berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Salah satu rendahnya kompetensi bidan saat ini adalah kurikulum yang lebih mengutamakan hasil daripada proses serta belum adanya standarisasi alat evaluasi. 6

Pendidikan kebidanan

merupakan pendidikan tinggi vokasional yang telah ditentukan proporsi 40% pembelajaran teori, dan 60% pembelajaran praktik. Pembelajaran teori diperoleh di kelas sedangkan praktik diperoleh di laboratorium dan saat praktik klinik, namun kenyataannya praktik klinik merupakan aplikasi dari pembelajaran yang telah didapat di laboratorium, hal ini menegaskan bahwa pembelajaran laboratorium memegang peranan sangat penting, dengan proporsi praktik yang lebih banyak maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan pembelajaran praktikum yang efektif dan efisien. 7,8

Model pembelajaran terintegrasi merupakan salah satu model dari implementasi kurikulum yang dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa, bersifat menyeluruh dengan memadukan dua atau lebih bidang studi yang dapat membuat pembelajaran akan lebih

bermakna serta meningkatkan

(4)

tentang model pembelajaran terintegrasi oleh Yuliza Anggraeni menunjukan adanya pengaruh model pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi terhadap peningkatan pengetahuan sebesar 27,1%, keterampilan 62,7%, sikap 71,9%. Penelitian selanjutnya oleh Sri Wahyuni bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 35%, keterampilan 40%, dan sikap 40%. Dari dua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran terintegrasi merupakan

model pembelajaran yang cukup baik untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. 10,11

Strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif menjadi suatu kebutuhan sehingga dapat menarik minat belajar mahasiswa, dan salah satu bahan yang digunakan dalam pendekatan pembelajaran mandiri dan sesuai dengan pembelajaran terintegrasi adalah menggunakan modul asuhan persalinan terintegrasi.

Metode

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental pre test-post test kontrol group design, kelompok perlakuan diberikan model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi sedangkan kelompok kontrol diberikan model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional. Pada kedua kelompok akan dilakukan pengujian kompetensi sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester IV program studi kebidanan STIKes Indramayu dan BPH Cirebon. Jumlah sampel sebanyak 80 orang, yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok (perlakuan) model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi sebanyak 40 orang, dan kelompok (kontrol) model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel penelitian secara total populasi.

Subjek penelitian ini memiliki kriteria inklusi yaitu mahasiswa yang sebelumnya telah mendapat mata kuliah asuhan persalinan (Askeb II) dan Asuhan Persalinan Patologi (Askeb IV) serta bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini

adalah mahasiswa sedang

sakit/berhalangan pada saat proses pemilihan subjek penelitian, dan kriteria drop out yaitu kehadiran mahasiswa pada saat penelitian ≤80%, dan tidak mengikuti post test.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur motivasi mahasiswa sebelum dilakukan pre test, dan daftar tilik untuk menilai kompetensi mahasiswa pada saat pre test dan post test. Pengujian statistik menggunakan analisis non parametrik (uji wilxocon untuk mengetahui peningkatan kompetensi pre test dan post test), dan chi square untuk melihat

pengaruh penerapan model

pembelajaran terhadap kompetensi mahasiswa DIII kebidanan.

(5)

Hasil

Tabel 4.1. Karakteristik Responden pada Kedua Kelompok Penelitian

Karakteristik

Kelompok

Nilai p*

Intervensi Kontrol

n= 39 n= 40

Indeks Prestasi Semester (IPS) X (SD) Rentang Dengan Pujian Sangat Memuaskan 3,35 (0,12) 3,15 – 3,67 6 (15,4%) 33 (84,6%) 3,34 (0,17) 3,04 – 3,72 8 (20%) 32 (80%) 0,944* Motivasi X (SD) Median Rentang Tinggi Rendah 73,3 (3,33) 73 69 – 85 22 (56,4%) 17 (43,6%) 75,8 (5,43) 74,5 66-87 27 (67,5%) 13 (32,5%) 0,054**

Skor Kompetensi (Pretest) X (SD) Median Rentang Kompeten Tidak Kompeten 323,8 (36,16) 318 231-400 5 (12,8%) 34 (87,2%) 321,9 (28,9) 315 282-400 6 (15%) 34 (85%) 0,267**

Keterangan: *) T-Test **) Mann-Whitney

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa data karakteristik subjek penelitian awal yang meliputi IPS, motivasi dan kompetensi pretest pada kedua kelompok sama dan secara

statistik tidak bermakna (p >0,05) sehingga kedua kelompok layak dibandingkan.

Tabel 4.2 Perbedaan Peningkatan Kompetensi Pada Kedua Kelompok Asuhan Persalinan Antara Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Skor Kompetensi (skala 100) Kelompok Nilai p* Intervensi Kontrol (n=39) (n= 40) Data Pretest X (SD) Median Rentang Kompeten Tidak Kompeten 81,96 (7,39) 79,5 76-100 5 (12,8%) 34 (87,2%) 81,73 (8,28) 78,88 71-100 6 (15,0%) 34 (85,0%) 0,455* Data Postest X (SD) Median Rentang Kompeten Tidak Kompeten 97,81 (3,86) 100 81-100 26 (66,7%) 13 (33,3%) 88,09 (7,5) 85,25 76-100 11 (27,5%) 29 (72,5%) 0,000*

Kompetensi pre dan post** Rerata % Kenaikan Median(Rentang) p < 0,001 25,78 25(3,50-31,58) p < 0,001 8,07 10,78(2,26-36,36)

(6)

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan hasil penghitungan peningkatan kompetensi pre test dan post test dengan uji mann Whitney didapatkan bahwa kompetensi pada kelompok intervensi meningkat sebesar 25,78% sedangkan pada kelompok kontrol hanya 8,07% dengan nilai

p<0,05. Dengan demikian terdapat perbedaan pencapaian kompetensi metode pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi lebih tinggi dibanding

dengan model pembelajaran

keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional.

Tabel 4.3 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Asuhan Persalinan Terintegrasi Terhadap Peningkatan Kompetensi Mahasiswa

Kompetensi Kelompok Nilai p (IK 95%)RR Tdk Kompeten Kompeten n = 40 n = 39 Postest Kontrol Intervensi 29 13 11 26 0,000* 2,18 (1,342-3,526) Keterangan: *) Chi Square

Dari tabel 4.3 di atas nilai post test menunjukkan ada perbedaan bermakna kompetensi mahasiswa DIII kebidanan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dengan nilai p<0,05, hasil analisis didapatkan nilai RR sebesar 2,18 (IK 95%=1,342-3,526). Penerapan model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional memiliki risiko 2,18 lebih rendah untuk mencapai

kompetensi dibanding model

pembelajaran keterampilan asuhan persalinan terintegrasi.

Untuk menghitung seberapa besar efek model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi akan digunakan Number Need to Test (NNT) dengan menghitung; (ARR= CER-EER) = 29/40 – 13/39 = 0,72 – 0,33 = 0,39 NNT (IK 95%) = 1/ARR = 1/0,39 = 2,6

NTT 2,6 artinya bila model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi diterapkan pada 3 orang mahasiswa kebidanan, akan ada 1 orang yang kompeten, sehingga efektivitas model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi cukup baik dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa kebidanan.

Pembahasan

Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja dan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki indivindu sebagai syarat untuk dianggap mampu dan memiliki hubungan kausal atau sebab akibat

dengan kriteria yang dijadikan acuan atau suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pegetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam

(7)

melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai pelayanan kesehatan secara aman dan bertanggung jawab sesuai dengan standar sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat .12

Pada penelitian ini dibagun suatu

metode pembelajaran yang

mengintegrasikan kebutuhan ibu bersalin dengan nilai-nilai dari substansi bidang keilmuan lainnya serta mengintegrasikannya dalam dalam tata nilai yang dikembangkan yaitu soft skill (sikap sabar, empati dan teliti) yang bertujuan agar kompetensi mahasiswa meningkat, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 menunjukkan hasil bahwa kompetensi pada kelompok intervensi dapat meningkat sebesar 25,78% sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 8,07%.

Meningkatnya kompetensi

mahasiswa dengan model pembelajaran integrasi juga pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yaitu oleh Yuliza anggraeni untuk pembelajaran di kelas dengan hasil peningkatan pengetahuan sebesar 27,1%, Keterampilan 62,7% dan sikap 72,9%. Sri Wahyuni sendiri juga

melanjutkan penelitian model

pembelajaran di klinik hal tersebut juga dapat meningkatkan pengetahuan sebesar 35%, keterampilan 40% dan sikap 40%.10,11

Pada kelompok kontrol setelah

diberikan perlakuan metode

pembelajaran konvensional (yang selama ini dilakukan di BPH Cirebon),juga mengalami peningkatan kompetensi dari 15,0% menjadi 27,5%. Hal ini karena jarak antara perlakuan dan post test tidak terlalu lama, sehingga

mahasiswa masih mengingat

pengakayaan yang telah mereka dapatkan.

Sekalipun demikian model pembelajaran terintegrsi bisa dikatakan lebih baik untuk meningkatkan

kompetensi dibanding model

pengaruh penerapan model

pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi terhadap peningkatan kompetensi pada nilai post test

menunjukkan bahwa model

pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional memiliki resiko 5,27 kali untuk tidak

kompeten dibanding model

pembelajaran keterampilan asuhan persalinan terintegrasi.

Dalam dunia nyata kebutuhan manusia tidak dapat dipisahkan kedalam disiplin-disiplin melainkan merupakan suatu holistik yang meliputi biologi, fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Oleh karena itu peserta didik harus dilatih untuk mengkombinasikan pengetahuan, ketrampilan, sikap dari berbagai bidang keilmuan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara utuh. pembelajaran terintegrasi akan dapat memotivasi siswa karena sifatnya relevan dan mengikuti prinsip-prinsip kontruktivisme. Integrasi merupakan prinsip penting dalam pelaksanaan pendidikan terpadu yang memiliki karateristik meliputi Holistik, bermakna, otentik dan aktif.9,13,14

Asuhan persalinan terintegrasi merupakan pembelajaran yang memadukan kebutuhan masyarakat melalui pengintegrasian tata nilai dari substansi bidang kelilmuan lainnya dengan kompetensi (pengetahuan, sikap, ketrampilan) bidan yang meliputi kompetensi asuhan persalinan pada kala I, kala II, Kala III dan kala IV. Tujuan akhir pada setiap pemberian asuhan persalinan adalah ibu dan bayi sehat dan sejahtera. Melihat hal tersebut maka bidan bukan hanya mengandalkan kompetensi dasar namun juga harus memadukan tata nilai agama, budaya dan sosial dalam memberikan asuhan persalinan, serta meningkatkan softskill yang dibutuhkan masyarakat.Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh

(8)

Kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, dukungan emosional, kebutuhan informasi, kebutuhan sosial dan rasional, kebutuhan estem, kebutuhan keamanan, dan yang terakhir kebutuhan medis.15,16

Kompetensi mahasiswa dapat dicapai melalui praktek di laboratorium dan menerapkannya saat di lahan praktek (praktek lapangan) Pengalaman belajar praktikum (laboratorium) merupakan tahapan proses pembelajaran yang penting untuk mempersiapkan

peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran praktik di lahan praktek/klinik. Pembelajaran praktikum (laboratorium) lebih menekankan pada penguasaan aspek keterampilan, baik

keterampilan dasar maupun

keterampilan teknis kesehatan. Dengan menguasai aspek keterampilan di laboratorium, maka akan memberikan bekal/persiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran di klinik. 17

Simpulan

Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Asuhan Persalinan Terintegrasi Terhadap

Peningkatan Kompetensi Mahasiswa D-III Kebidanan

Daftar Pustaka

1. Ulfatul,Umriaty,Indah. Hubungan Antara Kompetensi Task Skill Dengan Kinerja Bidan Lulusan Politeknik Harapan Bersama Menurut Persepsi Pengguna Jasa di PKM Dan BPM Kota Dan Kabupaten:Tegal;2012

2. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia;2012

3. Oster S, Yetty A, Dina B. Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan Di Indonesia (Analisis data sekunder survei demografi dan komplikas persalinan di indonesia tahun 2012). Jurnal Ekologi Kesehatan.2012:(11)11-23

4. Nurhasanah, Sutedja E, Husin F, Hilmanto D, Wirakusumah F, Susanto H,etal. Pengaruh Penerapan Sistem Mentor Terhadap Pencapaian Ketrampilan Klinik Asuhan Persalinan Mahasiswa AKBID Muhammadiyah Cirebon. IJMC.2014;(1) No.1

5. Nugroho A. Kepuasan Ibu

Bersalin Terhadap Pelayanan

Kebidanan

Di

RSUP

DR.Karyadi.

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Diponegoro Semarang;2001

6. Lestari PT, Susilaningsih, Rahayu S. Efektifitas Metode Pembelajaran Bedside Teaching Terhadap Kemampuan Psikomotor D-III Kebidanan Bakti Husada. Poltekkes

Depkes Malang. Jurnal

Kesehatan.2009;58-65 ISSN 169-4903

7. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 49 tahun 2014

tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi

8. Dakir. Perencanaan Dan

Pengembangan

Kurikulum.Jakarta:PT Rineka Cipta;2004

9. Forgaty RPB.How To Integrated The Curricula.USA:SAGE;2009 10. Anggraeni Y. Pengaruh Penerapan

Model Pembelajaran Asuhan Persalinan Terintegrasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Mahasiswa D-III Kebidanan. Program Pasca Sarjana.Universitas Padjadjaran-Bandung;2014

11. Wahyuningsih S. Peran Penerapan Model Pembelajaran Asuhan

(9)

Persalinan Kala 1 dan Kala II Terintegrasi Terhadap Motivasi Dan Kompetensi Mahasiswa serta Kepuasan Pasien Pada Praktik Klinik Kebidanan. Program Pasca Sarjana.Universitas Padjadjaran-Bandung;2015

12. Kuswati, Wahyuni S, Kistijah. Persepsi Pembelajaran Tentang Laboratorium Kaitannya Dengan Kepuasan Mahasiswa. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan.2013;(3) 185-187

13. PP IBI.50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia Bidan Menyongsong Masa Depan.Jakarta:2004

14. Azer AS, Hasanato R, Al- Nassar S, Somally A, and Al Saidy M. Introducing Integrated Laboratory Classes In a PBL Curriculum: Impact On Student Learning and

Satisfaction.BMC Medical

Education.2013;13:17

15. Iravani Mina, Elahe Z, Mohsen J, Masod B. Women’s Needs And Exspectations During Normal Labor And Delevery. J Educ Healht.2015;(4):6

16. Wahyuningsih S. Peran Penerapan Model Pembelajaran Asuhan Persalinan Kala 1 dan Kala II Terintegrasi Terhadap Motivasi Dan Kompetensi Mahasiswa serta Kepuasan Pasien Pada Praktik Klinik Kebidanan. Program Pasca Sarjana.Universitas Padjadjaran-Bandung;2015

17. Winarsih S. Pengaruh Persepsi Mutu Pembelajaran Praktik Laboratorium Kebidanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa di Program Studi Kebidanan Magelang Poltekkes Semarang. Unversitas Dipenogoro Semarang:2007

Gambar

Tabel   4.1   diatas   menunjukkan bahwa   data   karakteristik   subjek penelitian   awal   yang   meliputi   IPS, motivasi   dan   kompetensi   pretest   pada kedua   kelompok   sama     dan   secara

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan  penelitian  dalam  uji  coba  program  pelatihan  pengasuhan  ini  adalah  quasi   experimental   dengan menggunakan desain  one   group   pre   test   –  

research, the researcher applied quasi experimental pre-test post-test group design.. The researcher assigned intact groups the experimental and control, administer

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre experimental design. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental murni dengan rancangan pre dan post test group design, dengan kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif

Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan pre-test-post- test control group with time series design, rancangan ini adalah rancangan

Rancangan Penelitian Control Group Pre-test Post-test Design Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen 1 O1 X1 O2 Eksperimen 2 O1 X2 O2 Keterangan: O1 = Hasil tes

Nonequivalent Control Group Design Kelas Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen Q1 X Q2 Kontrol Q3 - Q4 Keterangan: O1 = Pre-test hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

Tabel 2.1 Pretest - posttest control group design Kelompok Pre- test Perlakuan Variabel Bebas Post-test Variabel terikat Eksperimen X-Pemasaran 2 Y1 Xe Y2 Kontrol X-