Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Asuhan Persalinan Terintegrasi Terhadap Peningkatan Kompetensi
Mahasiswa D-III Kebidanan
Cucu Nurmala
STIKes Indramayu
Abstrak
Pertolongan persalinan di Indonesia dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%). Sebagai penolong persalinan bidan harus berupaya untuk menciptakan suatu inovasi yang tepat agar ibu bersalin dapat mengganggap pengalaman saat melahirkan suatu yang indah. Perlu dipastikan bahwa ibu menerima perawatan berkualitas selama kehamilan, sedapat mungkin memiliki persalinan normal, terlibat dalam keputusan tentang apa yang terbaik untuk ibu dan bayinya. Pelayanan yang terbaik tersebut berkaitan erat dengan kompetensi bidan dalam memberikan asuhan persalinan. Pembentukan bidan yang memiliki kompetensi tinggi dimulai dari proses pendidikan. Model pembelajaran harus senantiasa dikembangkan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi quasi eksperimen pre test-post test yang berbentuk nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total populasi) sebanyak 79 mahasiswa kebidanan yang dibagi dua kelompok (intervensi dan kontrol). Analisis kesetaraan subjek penelitian dilakukan dengan menggunaknan uji T tidak berpasangan dan uji mann-withney. Analisis bivariat dengan uji T dan Wilcoxon untuk melihat kenaikan kompetensi setelah diberikan model pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi. Analisis dengan chi square untuk melihat pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap kompetensi mahasiswa DIII kebidanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi mempengaruhi pencapaian kompetensi mahasiswa DIII Kebidanan (p<0,05 RR=2,18). Kenaikan skor kompetensi mahasiswa pada kelompok intervensi 25,78%, sedangkan kenaikan skor kompetensi mahasiswa pada kelompok kontrol hanya 8,07% dengan nilai p<0,001.
Simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa DIII kebidanan.
The Influence Of Integrated Laboratory Skill Learning Model Of Maternity Care Towards The Diploma Students Of Midwifery Competences
ABSTRACT
Helping delivery in Indonesia with the highest qualifications made by midwives (68.6%). As a birth attendant, a midwife should strive to create an appropriate innovation that maternal can assume that her experience during childbirth is a beautiful moment. A need to ensure that mothers receive quality care during pregnancy, as far as possible they have a normal delivery, are involved in decisions about what is best for the mother and baby. The best service is closely related to the midwives competence in providing aid care delivery. Establishment of a midwife who has high competence starting from the educational process, the learning model should be developed based on the progress of science and technology.
This is a quantitative research with quasi experiment design pretest-posttest where nonequivalent control group design was undertaken. The sample in this study is the entire population (population total) was 79 midwifery students were divided into two groups (intervention and control group). Analysis of equity research subjects was conducted by using unpaired T test and Mann-Whitney test. Bivariat analysis with Paired T test is used to know the increasing of the midwifery students’ competence after the learning model of integrated delivery care is given and chi square analysis is conducted to know the effect of the application the competence learning model DIII midwifery students.
The results of this study showed that the integrated delivery care learning model influence the competence achievement of DIII Midwifery students (p <0.05 RR = 2,18). The increasing student competency scores in the intervention group was 25.78%, while the student competency scores in the control group was only 8.07%, with p <0.001.
The conclusion of this study is an integrated delivery care learning model influence to the DIII midwifery students’ achievement.
Pendahuluan
Bidan merupakan mitra perempuan, memiliki posisi penting dan strategis dalam membantu upaya penurunan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB), terutama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan ibu dan anak mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan suatu bangsa.1
Kejadian komplikasi persalinan (SDKI 2012) adalah sebesar 46%, adapun jenis komplikasi adalah paersalinan lama 35%, ketuban pecah dini lebih dari 6 jam 15%, Perdarahan 8%, demam 8%, komplikasi lainnya dan kejang dialami juga pada saat persalinan (masing-masing 5% dan 2%), salah satu faktor penyebab masih tingginya jumlah komplikasi yang terjadi pada saat persalinan adalah rendahnya kompetensi bidan saat ini yang banyak dikritisi.2,3
Kompetensi yang dimiliki bidan saat ini akan berpengaruh terhadap
pemberian pelayanan kepada
masyarakat, namun kenyataannya kualitas pelayanan bidan dalam menolong persalinan masih rendah hal ini terbukti dari Penelitian yang telah dilakukan oleh nugroho tentang kepuasan ibu bersalin terhadap pelayanan kebidanan di RSUP Dr. Kariady, didapatkan perbedaan yang bermakna nilai rata – rata harapan dan kenyataan pada kualitas pelayanan, kompetensi, hubungan antar pribadi dan perawatan, dimana nilai harapan lebih besar dari kenyataan pada kepuasan ibu bersalin (p<0,005).4,5
Fenomena globalisasi seperti majunya ilmu dan teknologi kedokteran disatu pihak serta makin baiknya tingkat
kesehatan bermutu merupakan hal yang penting salah satunya berimbas pada tuntutan kualitas pelayanan bidan, para pengguna jasa menginginkan pelayanan dari bidan yang kompeten, aman, nyaman,sabar dan memuaskan. 1
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki bidan adalah mampu memberikan asuhan persalinan dan kelahiran. Kompetensi yang dimiliki bidan saat ini berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Salah satu rendahnya kompetensi bidan saat ini adalah kurikulum yang lebih mengutamakan hasil daripada proses serta belum adanya standarisasi alat evaluasi. 6
Pendidikan kebidanan
merupakan pendidikan tinggi vokasional yang telah ditentukan proporsi 40% pembelajaran teori, dan 60% pembelajaran praktik. Pembelajaran teori diperoleh di kelas sedangkan praktik diperoleh di laboratorium dan saat praktik klinik, namun kenyataannya praktik klinik merupakan aplikasi dari pembelajaran yang telah didapat di laboratorium, hal ini menegaskan bahwa pembelajaran laboratorium memegang peranan sangat penting, dengan proporsi praktik yang lebih banyak maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan pembelajaran praktikum yang efektif dan efisien. 7,8
Model pembelajaran terintegrasi merupakan salah satu model dari implementasi kurikulum yang dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa, bersifat menyeluruh dengan memadukan dua atau lebih bidang studi yang dapat membuat pembelajaran akan lebih
bermakna serta meningkatkan
tentang model pembelajaran terintegrasi oleh Yuliza Anggraeni menunjukan adanya pengaruh model pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi terhadap peningkatan pengetahuan sebesar 27,1%, keterampilan 62,7%, sikap 71,9%. Penelitian selanjutnya oleh Sri Wahyuni bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 35%, keterampilan 40%, dan sikap 40%. Dari dua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran terintegrasi merupakan
model pembelajaran yang cukup baik untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. 10,11
Strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif menjadi suatu kebutuhan sehingga dapat menarik minat belajar mahasiswa, dan salah satu bahan yang digunakan dalam pendekatan pembelajaran mandiri dan sesuai dengan pembelajaran terintegrasi adalah menggunakan modul asuhan persalinan terintegrasi.
Metode
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental pre test-post test kontrol group design, kelompok perlakuan diberikan model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi sedangkan kelompok kontrol diberikan model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional. Pada kedua kelompok akan dilakukan pengujian kompetensi sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester IV program studi kebidanan STIKes Indramayu dan BPH Cirebon. Jumlah sampel sebanyak 80 orang, yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok (perlakuan) model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi sebanyak 40 orang, dan kelompok (kontrol) model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel penelitian secara total populasi.
Subjek penelitian ini memiliki kriteria inklusi yaitu mahasiswa yang sebelumnya telah mendapat mata kuliah asuhan persalinan (Askeb II) dan Asuhan Persalinan Patologi (Askeb IV) serta bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini
adalah mahasiswa sedang
sakit/berhalangan pada saat proses pemilihan subjek penelitian, dan kriteria drop out yaitu kehadiran mahasiswa pada saat penelitian ≤80%, dan tidak mengikuti post test.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur motivasi mahasiswa sebelum dilakukan pre test, dan daftar tilik untuk menilai kompetensi mahasiswa pada saat pre test dan post test. Pengujian statistik menggunakan analisis non parametrik (uji wilxocon untuk mengetahui peningkatan kompetensi pre test dan post test), dan chi square untuk melihat
pengaruh penerapan model
pembelajaran terhadap kompetensi mahasiswa DIII kebidanan.
Hasil
Tabel 4.1. Karakteristik Responden pada Kedua Kelompok Penelitian
Karakteristik
Kelompok
Nilai p*
Intervensi Kontrol
n= 39 n= 40
Indeks Prestasi Semester (IPS) X (SD) Rentang Dengan Pujian Sangat Memuaskan 3,35 (0,12) 3,15 – 3,67 6 (15,4%) 33 (84,6%) 3,34 (0,17) 3,04 – 3,72 8 (20%) 32 (80%) 0,944* Motivasi X (SD) Median Rentang Tinggi Rendah 73,3 (3,33) 73 69 – 85 22 (56,4%) 17 (43,6%) 75,8 (5,43) 74,5 66-87 27 (67,5%) 13 (32,5%) 0,054**
Skor Kompetensi (Pretest) X (SD) Median Rentang Kompeten Tidak Kompeten 323,8 (36,16) 318 231-400 5 (12,8%) 34 (87,2%) 321,9 (28,9) 315 282-400 6 (15%) 34 (85%) 0,267**
Keterangan: *) T-Test **) Mann-Whitney
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa data karakteristik subjek penelitian awal yang meliputi IPS, motivasi dan kompetensi pretest pada kedua kelompok sama dan secara
statistik tidak bermakna (p >0,05) sehingga kedua kelompok layak dibandingkan.
Tabel 4.2 Perbedaan Peningkatan Kompetensi Pada Kedua Kelompok Asuhan Persalinan Antara Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Skor Kompetensi (skala 100) Kelompok Nilai p* Intervensi Kontrol (n=39) (n= 40) Data Pretest X (SD) Median Rentang Kompeten Tidak Kompeten 81,96 (7,39) 79,5 76-100 5 (12,8%) 34 (87,2%) 81,73 (8,28) 78,88 71-100 6 (15,0%) 34 (85,0%) 0,455* Data Postest X (SD) Median Rentang Kompeten Tidak Kompeten 97,81 (3,86) 100 81-100 26 (66,7%) 13 (33,3%) 88,09 (7,5) 85,25 76-100 11 (27,5%) 29 (72,5%) 0,000*
Kompetensi pre dan post** Rerata % Kenaikan Median(Rentang) p < 0,001 25,78 25(3,50-31,58) p < 0,001 8,07 10,78(2,26-36,36)
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan hasil penghitungan peningkatan kompetensi pre test dan post test dengan uji mann Whitney didapatkan bahwa kompetensi pada kelompok intervensi meningkat sebesar 25,78% sedangkan pada kelompok kontrol hanya 8,07% dengan nilai
p<0,05. Dengan demikian terdapat perbedaan pencapaian kompetensi metode pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi lebih tinggi dibanding
dengan model pembelajaran
keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional.
Tabel 4.3 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Asuhan Persalinan Terintegrasi Terhadap Peningkatan Kompetensi Mahasiswa
Kompetensi Kelompok Nilai p (IK 95%)RR Tdk Kompeten Kompeten n = 40 n = 39 Postest Kontrol Intervensi 29 13 11 26 0,000* 2,18 (1,342-3,526) Keterangan: *) Chi Square
Dari tabel 4.3 di atas nilai post test menunjukkan ada perbedaan bermakna kompetensi mahasiswa DIII kebidanan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dengan nilai p<0,05, hasil analisis didapatkan nilai RR sebesar 2,18 (IK 95%=1,342-3,526). Penerapan model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional memiliki risiko 2,18 lebih rendah untuk mencapai
kompetensi dibanding model
pembelajaran keterampilan asuhan persalinan terintegrasi.
Untuk menghitung seberapa besar efek model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi akan digunakan Number Need to Test (NNT) dengan menghitung; (ARR= CER-EER) = 29/40 – 13/39 = 0,72 – 0,33 = 0,39 NNT (IK 95%) = 1/ARR = 1/0,39 = 2,6
NTT 2,6 artinya bila model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi diterapkan pada 3 orang mahasiswa kebidanan, akan ada 1 orang yang kompeten, sehingga efektivitas model pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan terintegrasi cukup baik dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa kebidanan.
Pembahasan
Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja dan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki indivindu sebagai syarat untuk dianggap mampu dan memiliki hubungan kausal atau sebab akibat
dengan kriteria yang dijadikan acuan atau suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pegetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam
melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai pelayanan kesehatan secara aman dan bertanggung jawab sesuai dengan standar sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat .12
Pada penelitian ini dibagun suatu
metode pembelajaran yang
mengintegrasikan kebutuhan ibu bersalin dengan nilai-nilai dari substansi bidang keilmuan lainnya serta mengintegrasikannya dalam dalam tata nilai yang dikembangkan yaitu soft skill (sikap sabar, empati dan teliti) yang bertujuan agar kompetensi mahasiswa meningkat, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 menunjukkan hasil bahwa kompetensi pada kelompok intervensi dapat meningkat sebesar 25,78% sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 8,07%.
Meningkatnya kompetensi
mahasiswa dengan model pembelajaran integrasi juga pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yaitu oleh Yuliza anggraeni untuk pembelajaran di kelas dengan hasil peningkatan pengetahuan sebesar 27,1%, Keterampilan 62,7% dan sikap 72,9%. Sri Wahyuni sendiri juga
melanjutkan penelitian model
pembelajaran di klinik hal tersebut juga dapat meningkatkan pengetahuan sebesar 35%, keterampilan 40% dan sikap 40%.10,11
Pada kelompok kontrol setelah
diberikan perlakuan metode
pembelajaran konvensional (yang selama ini dilakukan di BPH Cirebon),juga mengalami peningkatan kompetensi dari 15,0% menjadi 27,5%. Hal ini karena jarak antara perlakuan dan post test tidak terlalu lama, sehingga
mahasiswa masih mengingat
pengakayaan yang telah mereka dapatkan.
Sekalipun demikian model pembelajaran terintegrsi bisa dikatakan lebih baik untuk meningkatkan
kompetensi dibanding model
pengaruh penerapan model
pembelajaran asuhan persalinan terintegrasi terhadap peningkatan kompetensi pada nilai post test
menunjukkan bahwa model
pembelajaran keterampilan laboratorium asuhan persalinan konvensional memiliki resiko 5,27 kali untuk tidak
kompeten dibanding model
pembelajaran keterampilan asuhan persalinan terintegrasi.
Dalam dunia nyata kebutuhan manusia tidak dapat dipisahkan kedalam disiplin-disiplin melainkan merupakan suatu holistik yang meliputi biologi, fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Oleh karena itu peserta didik harus dilatih untuk mengkombinasikan pengetahuan, ketrampilan, sikap dari berbagai bidang keilmuan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara utuh. pembelajaran terintegrasi akan dapat memotivasi siswa karena sifatnya relevan dan mengikuti prinsip-prinsip kontruktivisme. Integrasi merupakan prinsip penting dalam pelaksanaan pendidikan terpadu yang memiliki karateristik meliputi Holistik, bermakna, otentik dan aktif.9,13,14
Asuhan persalinan terintegrasi merupakan pembelajaran yang memadukan kebutuhan masyarakat melalui pengintegrasian tata nilai dari substansi bidang kelilmuan lainnya dengan kompetensi (pengetahuan, sikap, ketrampilan) bidan yang meliputi kompetensi asuhan persalinan pada kala I, kala II, Kala III dan kala IV. Tujuan akhir pada setiap pemberian asuhan persalinan adalah ibu dan bayi sehat dan sejahtera. Melihat hal tersebut maka bidan bukan hanya mengandalkan kompetensi dasar namun juga harus memadukan tata nilai agama, budaya dan sosial dalam memberikan asuhan persalinan, serta meningkatkan softskill yang dibutuhkan masyarakat.Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh
Kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, dukungan emosional, kebutuhan informasi, kebutuhan sosial dan rasional, kebutuhan estem, kebutuhan keamanan, dan yang terakhir kebutuhan medis.15,16
Kompetensi mahasiswa dapat dicapai melalui praktek di laboratorium dan menerapkannya saat di lahan praktek (praktek lapangan) Pengalaman belajar praktikum (laboratorium) merupakan tahapan proses pembelajaran yang penting untuk mempersiapkan
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran praktik di lahan praktek/klinik. Pembelajaran praktikum (laboratorium) lebih menekankan pada penguasaan aspek keterampilan, baik
keterampilan dasar maupun
keterampilan teknis kesehatan. Dengan menguasai aspek keterampilan di laboratorium, maka akan memberikan bekal/persiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran di klinik. 17
Simpulan
Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Asuhan Persalinan Terintegrasi Terhadap
Peningkatan Kompetensi Mahasiswa D-III Kebidanan
Daftar Pustaka
1. Ulfatul,Umriaty,Indah. Hubungan Antara Kompetensi Task Skill Dengan Kinerja Bidan Lulusan Politeknik Harapan Bersama Menurut Persepsi Pengguna Jasa di PKM Dan BPM Kota Dan Kabupaten:Tegal;2012
2. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia;2012
3. Oster S, Yetty A, Dina B. Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan Di Indonesia (Analisis data sekunder survei demografi dan komplikas persalinan di indonesia tahun 2012). Jurnal Ekologi Kesehatan.2012:(11)11-23
4. Nurhasanah, Sutedja E, Husin F, Hilmanto D, Wirakusumah F, Susanto H,etal. Pengaruh Penerapan Sistem Mentor Terhadap Pencapaian Ketrampilan Klinik Asuhan Persalinan Mahasiswa AKBID Muhammadiyah Cirebon. IJMC.2014;(1) No.1
5. Nugroho A. Kepuasan Ibu
Bersalin Terhadap Pelayanan
Kebidanan
Di
RSUP
DR.Karyadi.
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro Semarang;2001
6. Lestari PT, Susilaningsih, Rahayu S. Efektifitas Metode Pembelajaran Bedside Teaching Terhadap Kemampuan Psikomotor D-III Kebidanan Bakti Husada. Poltekkes
Depkes Malang. Jurnal
Kesehatan.2009;58-65 ISSN 169-4903
7. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 49 tahun 2014
tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
8. Dakir. Perencanaan Dan
Pengembangan
Kurikulum.Jakarta:PT Rineka Cipta;2004
9. Forgaty RPB.How To Integrated The Curricula.USA:SAGE;2009 10. Anggraeni Y. Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Asuhan Persalinan Terintegrasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Mahasiswa D-III Kebidanan. Program Pasca Sarjana.Universitas Padjadjaran-Bandung;2014
11. Wahyuningsih S. Peran Penerapan Model Pembelajaran Asuhan
Persalinan Kala 1 dan Kala II Terintegrasi Terhadap Motivasi Dan Kompetensi Mahasiswa serta Kepuasan Pasien Pada Praktik Klinik Kebidanan. Program Pasca Sarjana.Universitas Padjadjaran-Bandung;2015
12. Kuswati, Wahyuni S, Kistijah. Persepsi Pembelajaran Tentang Laboratorium Kaitannya Dengan Kepuasan Mahasiswa. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan.2013;(3) 185-187
13. PP IBI.50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia Bidan Menyongsong Masa Depan.Jakarta:2004
14. Azer AS, Hasanato R, Al- Nassar S, Somally A, and Al Saidy M. Introducing Integrated Laboratory Classes In a PBL Curriculum: Impact On Student Learning and
Satisfaction.BMC Medical
Education.2013;13:17
15. Iravani Mina, Elahe Z, Mohsen J, Masod B. Women’s Needs And Exspectations During Normal Labor And Delevery. J Educ Healht.2015;(4):6
16. Wahyuningsih S. Peran Penerapan Model Pembelajaran Asuhan Persalinan Kala 1 dan Kala II Terintegrasi Terhadap Motivasi Dan Kompetensi Mahasiswa serta Kepuasan Pasien Pada Praktik Klinik Kebidanan. Program Pasca Sarjana.Universitas Padjadjaran-Bandung;2015
17. Winarsih S. Pengaruh Persepsi Mutu Pembelajaran Praktik Laboratorium Kebidanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa di Program Studi Kebidanan Magelang Poltekkes Semarang. Unversitas Dipenogoro Semarang:2007