• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas A 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas A 3"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. Mari membaca materi utama dan diskusi!Mari membaca materi utama dan diskusi! 1.

1. Bacalah materi utama pada Kegiatan Belajar 3 dan tuliskan hal-hal yang sulitBacalah materi utama pada Kegiatan Belajar 3 dan tuliskan hal-hal yang sulit dipahami pada tabel di bawah!

dipahami pada tabel di bawah! 2.

2. Diskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolahDiskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah dan tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini!

dan tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini! Materi yang Materi yang sulit dipahami sulit dipahami Hasil diskusi Hasil diskusi Pembelajaran Pembelajaran matematika matematika dengan dengan  penggunaan  penggunaan hubungan-hubungan hubungan (koneksi) (koneksi)

-- Koneksi matematika terjadi antara matematika denganKoneksi matematika terjadi antara matematika dengan matematika itu sendiri atau antara matematika dengan matematika itu sendiri atau antara matematika dengan di luar matematika dan antara matematika dengan di luar matematika dan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari.

kehidupan sehari-hari.

-- Dengan kemampuan koneksi matematika, selainDengan kemampuan koneksi matematika, selain memahami manfaat matematika, siswa mampu memahami manfaat matematika, siswa mampu memandang bahwa topik-topik matematika saling memandang bahwa topik-topik matematika saling  berkaitan.

 berkaitan.

-- Menuliskan masalah kehidupan sehari-hari dalamMenuliskan masalah kehidupan sehari-hari dalam  bentuk

 bentuk model model matematika. matematika. Pada Pada aspek aspek ini, ini, diharapkandiharapkan siswa mampu mengkoneksikan antara masalah pada siswa mampu mengkoneksikan antara masalah pada kehidupan sehari-hari dan matematika.

kehidupan sehari-hari dan matematika.

-- Menuliskan konsep matematika yang mendasariMenuliskan konsep matematika yang mendasari  jawaban.

 jawaban. Pada Pada aspek aspek ini, ini, diharapkan diharapkan siswa siswa mampumampu menuliskan konsep matematika yang mendasari menuliskan konsep matematika yang mendasari  jawaban

 jawaban guna guna memahami memahami keterkaitan keterkaitan antar antar konsepkonsep matematika yang akan digunakan.

matematika yang akan digunakan.

-- Menuliskan hubungan antar obyek dan konsepMenuliskan hubungan antar obyek dan konsep matematika. Pada aspek ini, diharapkan siswa mampu matematika. Pada aspek ini, diharapkan siswa mampu menuliskan hubungan antar konsep matematika yang menuliskan hubungan antar konsep matematika yang digunakan dalam menjawab soal yang diberikan

digunakan dalam menjawab soal yang diberikan Salah satu Salah satu  pembelajaran  pembelajaran IPA adalah IPA adalah  peningkatan  peningkatan keseimbangan, keseimbangan,

-- Hard skills adalah penguasaan ilmu pengetahuan,Hard skills adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya

dengan bidang ilmunya

-- Soft skills adalah hal yang bersifat halus yang meliputiSoft skills adalah hal yang bersifat halus yang meliputi keterampilan fsikologis, emosional dan spritual. Soft keterampilan fsikologis, emosional dan spritual. Soft

(2)

kesinambungan kesinambungan antara

antara hardhard  skills

 skills  dan  dan  soft soft  skills

 skills

skills mencakup penegertian non-teknis,kemampuan skills mencakup penegertian non-teknis,kemampuan yang dapat melengkapi kemampuan akademik dan yang dapat melengkapi kemampuan akademik dan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang

kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang

Ciri pendekatan Ciri pendekatan kontekstulal kontekstulal adalah adalah meaningfull meaningfull learning. learning. Penerapan Penerapan meaningfull meaningfull learning 

learning   dalam  dalam  pembelajaran.  pembelajaran.

-- Pembelajaran bermakna merupakan suatu prosesPembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.

dipelajari dan diingat siswa.

-- materi yang akan dipelajari harus bermakna secaramateri yang akan dipelajari harus bermakna secara  potensial

 potensial

-- anak yang akan belajar harus bertujuan belajaranak yang akan belajar harus bertujuan belajar  bermakna

 bermakna

-- Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lamaInformasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

dapat diingat.

-- Informasi Informasi yang yang dipelajari dipelajari secara secara bermaknabermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi  pelajaran yang mirip.

 pelajaran yang mirip.

-- Informasi Informasi yang yang dipelajari dipelajari secara secara bermaknabermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.

telah terjadi lupa.

--3.

3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi utama!Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi utama! Materi-materi Materi-materi  penting  penting Deskripsi Materi Deskripsi Materi Kekhasan Bidang Kekhasan Bidang Studi Bahasa Studi Bahasa Indonesia Indonesia

-- Bahasa Bahasa Indonesia Indonesia merupakan merupakan sarana sarana untukuntuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan

(3)

kesinambungan kesinambungan antara

antara hardhard  skills

 skills  dan  dan  soft soft  skills

 skills

skills mencakup penegertian non-teknis,kemampuan skills mencakup penegertian non-teknis,kemampuan yang dapat melengkapi kemampuan akademik dan yang dapat melengkapi kemampuan akademik dan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang

kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang

Ciri pendekatan Ciri pendekatan kontekstulal kontekstulal adalah adalah meaningfull meaningfull learning. learning. Penerapan Penerapan meaningfull meaningfull learning 

learning   dalam  dalam  pembelajaran.  pembelajaran.

-- Pembelajaran bermakna merupakan suatu prosesPembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.

dipelajari dan diingat siswa.

-- materi yang akan dipelajari harus bermakna secaramateri yang akan dipelajari harus bermakna secara  potensial

 potensial

-- anak yang akan belajar harus bertujuan belajaranak yang akan belajar harus bertujuan belajar  bermakna

 bermakna

-- Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lamaInformasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

dapat diingat.

-- Informasi Informasi yang yang dipelajari dipelajari secara secara bermaknabermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi  pelajaran yang mirip.

 pelajaran yang mirip.

-- Informasi Informasi yang yang dipelajari dipelajari secara secara bermaknabermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.

telah terjadi lupa.

--3.

3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi utama!Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi utama! Materi-materi Materi-materi  penting  penting Deskripsi Materi Deskripsi Materi Kekhasan Bidang Kekhasan Bidang Studi Bahasa Studi Bahasa Indonesia Indonesia

-- Bahasa Bahasa Indonesia Indonesia merupakan merupakan sarana sarana untukuntuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan

(4)

memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.

orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.

-- Hakikat mata pelajaran Bahasa Indonesia antara lain:Hakikat mata pelajaran Bahasa Indonesia antara lain: Sarana Berpikir, Sarana perekat bangsa, penghela Sarana Berpikir, Sarana perekat bangsa, penghela ilmu pengetahuan, penghalus budi

ilmu pengetahuan, penghalus budi

-- Kegiatan bahasa Indoesia melipurti kegiatanKegiatan bahasa Indoesia melipurti kegiatan  produkti

 produkti (berbicara, (berbicara, menulis) menulis) dan dan kegiatan kegiatan reseptifreseptif (membaca dan menyimak)

(membaca dan menyimak)

-- Prinsip pembelajaran bahasa berbasis teks terdiriPrinsip pembelajaran bahasa berbasis teks terdiri dari:

dari: (1)

(1) bahasa dipandang  bahasa dipandang sebagai sebagai teks, bukan teks, bukan semata- semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan,

kebahasaan, (2)

(2) penggunaan  penggunaan bahasa bahasa merupakan merupakan prosesproses  pemilihan

 pemilihan bentuk-bentuk bentuk-bentuk kebahasaan kebahasaan untukuntuk mengungkapkan makna,

mengungkapkan makna, (3)

(3) bahasa  bahasa bersifat bersifat fungsional, fungsional, yaitu yaitu penggunaanpenggunaan  bahasa

 bahasa yang yang yang yang tidak tidak pernah pernah dapatdapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk  bahasa

 bahasa yang yang digunakan digunakan itu itu tercermin tercermin ide,ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4)

(4) bahasa  bahasa merupakan merupakan sarana sarana pembentukanpembentukan kemampuan berpikir manusia.

kemampuan berpikir manusia.

-- Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulumPembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 menerapkan pendekatan berbasis teks 2013 menerapkan pendekatan berbasis teks mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Membangun konteks->pemodelan->menyusun teks Membangun konteks->pemodelan->menyusun teks secara bersama-> menyusun teks secara mandiri secara bersama-> menyusun teks secara mandiri Kekhasan Bidang

Kekhasan Bidang Studi

Studi MatemMatematikaatika

-- Matematika sebagai ilmu memiliki beberapaMatematika sebagai ilmu memiliki beberapa karakteristik sebagai ciri khasnya antara lain: karakteristik sebagai ciri khasnya antara lain: Memiliki objek kajian yang abstrak, Bertumpu pada Memiliki objek kajian yang abstrak, Bertumpu pada kesepakatan, Berpola pikir deduktif , Konsisten kesepakatan, Berpola pikir deduktif , Konsisten dalam sistemnya, Memperhatikan semesta dalam sistemnya, Memperhatikan semesta

(5)

 pembicaraan.

- Berdasarkan karakteristik dan tujuan di atas,  pembelajaran Matematika sekolah dasar hendaknya

dirancang sebagai berikut:

a. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral

 b. Pembelajaran matematika dilakukan secara  bertahap

c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

e. Pembelajaran matematika hendaknya  bermakna

f. Pembelajaran matematika menerapkan  pendekatan matematika realistic

g. Pembelajaran matematika menerapkan metode  penemuan terbimbing

h. Pembelajaran matematika berbasis masalah i. Pembelajaran matematika menerapkan

 pendekatan kontekstual Kekhasan Bidang

Studi Ilmu

Pengetahuan Alam

- ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek berikut:

a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

 b) Benda/materi, sifat-sifat kegunaannya meliputi:  benda cair, padat dan gas.

c) Energi dan perubahannya meliputi : gaya ,bunyi,  panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat

sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah ,bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

(6)

- Menurut BNSP (2006: 484) mata pelajaran IPA  bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai  berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaban, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

 b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

- PRINSIP PEMBELAJARAN IPA DI SD

 Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu  Peserta didik belajar dari berbagai sumber

 belajar

 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah

(7)

 Pembelajaran terpadu

 Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi

 Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif  Peningkatan keseimbangan, kesinambungan,

dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills  Pembelajaran yang mengutamakan

 pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat

 Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses  pembelajaran (tut wuri handayani)

 Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran m. Pengakuan atas  perbedaan individual dan latar belakang budaya  peserta didik n. Suasana belajar menyenangkan

dan menantang Kekhasan Bidang

Studi Ilmu

Pendidikan Sosial

- Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu sosial.

- Pengetahuan: tentang kehidupan masyarakat di sekitarnya, bangsa, dan umat manusia dalam  berbagai aspek kehidupan dan lingkungannya. Ruang lingkup materi IPS SD terdiri dari kehidupan manusia dalam: 1) Tempat dan Lingkungan 2) Waktu Perubahan dan Keberlanjutan 3) Organisasi

(8)

dan Sistem Sosial 4) Organisasi dan Nilai Budaya 5) Kehidupan dan Sistem Ekonomi 6) Komunikasi dan Teknologi

- Keterampilan: berpikir logis dan kritis, membaca,  belajar (learning skills, inquiry), memecahkan masalah, berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat-berbangsa

-  Nilai: nilai-nilai kejujuran, kerja keras, sosial,  budaya, kebangsaan, cinta damai, dan kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut

- Sikap: rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan inovatif, dan  bertanggungjawab -Kekhasan Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

- Ruang lingkup mata pelajaran PPKn terdiri atas: - Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup

 bangsa diperankan dan dimaknai sebagai identitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan  pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;

- Substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai  bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis- pedagogis pembangunan warganegara Indonesia

yang berkarakter Pancasila.

- Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada  jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah

(9)

mengembangkan potensi siswa dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).

- Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut sehingga siswa mampu:

- menampilkan karakter yang mencerminkan  penghayatan, pemahaman, dan pengamalan nilai dan

moral Pancasila secara personal dan sosial

- memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

-  berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia

-  berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung  jawab sebagai anggota masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya.

Kekhasan Bidang Studi Pendidikan

- Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan

(10)

Jasmani Olahraga dan Kesehatan

yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

- Ruang Lingkup Mata pelajaran PJOK : Pola gerak dasar, Aktivitas permainan bola besar dan bola kecil, Aktivitas kebugaran, Aktivitas senam dan gerak ritmik, Aktivitas air, Kesehatan.

- Tujuan mata pelajaran PJOK sesuai dengan ruanglingkup di atas adalah sebagai berikut: a) Mengembangkan kesadaran tentang arti penting

aktivitas fisik untuk mencapai pertubuhan dan  perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif

sepanjang hayat.

 b) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan benar serta pola hidup sehat.

c) Mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik, keterampilan, konsep/ pengetahuan,  prinsip, strategi dan taktik permainan dan

olahraga serta konsep gerakan.

d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai percaya diri, sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, pegendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivisas fisik. e) Meletakkan dasar kompetitif diri (self

competitive) yang sportif, percaya diri,disiplin, dan jujur.

f) Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif g. Mengembangkan muatan lokal yang berkembang

(11)

di masyarakat

g) Menciptakan suasana yang rekretif, berisi tantangan, ekspresi diri

h) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk aktif dan sehat sepanjang hayat, dan meningkatkan kebugaran pribadi.

- Pendekatan Pembelajaran dan Implementasinya di SD

Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru terhadap proses pembelajaran yang dilatarbelakangi dengan landasan konsep tertentu dan dihasilkan dari kajian teoretik. Ada tiga pasangan pendekatan yang  berbeda, yaitu

1.  pendekatan yang berpusat pada siswa versus  berpusat pada guru

2.  pendekatan proses versus pendekatan konsep,  pendekatan induktif versus pendekatan

deduktif.

- Dalam menentukan strategi pembelajaran perlu memperhatikan prinsip perumusan strategi yaitu:

a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) pembelajaran yang harus dicapai siswa.

 b) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh sejak titik awal sampai akhir sehingga tercapai sasaran.

c) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur atau kriteria keberhasilan dari proses  pembelajaran.

- Pendekatan Deduktif

• Guru menanyakan definisi ini dan itu dan guru “bersemangat” untuk menjelaskan di depan kelas

(12)

• Guru menanyakan definisi ini dan itu dan guru “bersemangat” untuk menjelaskan di depan kelas - Prinsip perumusan strategi dalam pendekatan

deduktif:

a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put ) pembelajaran yang harus dicapai siswa.

 b) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh sejak titik awal sampai akhir sehingga tercapai sasaran.

c) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur atau kriteria keberhasilan dari proses  pembelajaran.

- Pendekatan belajar dengan cara deduktif tidak dianjurkan, karena tidak sesuai dengan prinsip pada standar proses pembelajaran

- Setelah strategi pembelajaran ditetapkan, selanjutnya guru menetapkan sejumlah metode yang relevan untuk memenuhi strategi pembelajaran. Perbedaan antara strategi dan metode dapat dilihat dari  pendapat Sanjaya (2008). Strategi merupakan “a  plan of operation achieving something ” sedangkan metode adalah “a way in achieving something ”. Dengan demikian, metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

- Hubungan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik

a) Pendekatan Pembelajaran

(Berpusat Pada Guru atau Berpusat pada Siswa)  b) Strategi Pembelajaran

(13)

Exposition-Discovery Learning atau Group-Individual Learning

c) Metode Pembelajaran

Ceramah, Diskusi, Demonstrasi, Simulasi, dsb) d) Teknik dan Taktik Pembelajaran

(Spesifik, Invidual, Unik)

- Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

 Pendekatan pembelajaran saintifik adalah  pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif mengkonstruksi konsep, prinsip atau teori melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, menganalisis data dan menarik kesimpulan (mengasosiasi) dan mengomunikasikan konsep, prinsip atau teori yang ditemukan.  Persepsi guru bahwa “ belajar adalah proses

aktif secara ilmiah yang dilakukan oleh siswa”, sehingga guru berusaha untuk mengaktifkan siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan ilmiah.

 Guru harus memikirkan bagaimana caranya agar siswa aktif mencari tahu bukan diberi tahu oleh guru atau disebut sebagai  pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

siswa ( student center ).

 Idealnya pembelajaran merupakan kegiatan “meneliti” yang melibatkan dua pendekatan tersebut (rasional dan empirik) yang pada implementasinya melibatkan keterampilan  proses ilmiah, prosedur ilmiah dan aktivitas  berpikir ilmiah siswa.

(14)

a. Berpusat pada siswa.

 b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, prinsip atau teori (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan)

c. Melibatkan proses-proses kognitif yang  potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

d. Dapat mengembangkan karakter siswa (teliti, rasa ingin tahu, kerja keras, pantang menyerah, komunikatif, dll.)

- Tujuan Pendekatan Saintifik

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelektual siswa, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi.

 b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis. c. Terciptanya kondisi pembelajaran yang

mendorong minat dan keinginan siswa bahwa  belajar merupakan kebutuhan.

d. Untuk melatih keterampilan proses ilmiah siswa (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan).

e. Diperolehnya hasil belajar siswa yang tinggi f. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan

ide-idenya.

g. Untuk mengembangkan karakter/ sikap ilmiah siswa (teliti, rasa ingin tahu, kerja keras, pantang menyerah, komunikatif, dll.)

(15)

a. Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa dalam mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan.

 b. Pembelajaran mengarah kepada penemuan dan  pengembangan pengetahuan oleh siswa dan terhindar dari verbalisme (transfer pengetahuan). c. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan

kemampuan berpikir siswa

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan keterampilan proses ilmiah (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan).

e. Adanya proses validasi terhadap konsep, prinsip atau teori yang dikonstruksi siswa baik melalui  penguatan oleh guru maupun siswa.

- Prosedur implementasi pendekatan saintifik  berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016

a. Kegiatan Mengamati  b. Kegiatan Menanya

c. Kegiatan Mengumpulkan Informasi/Mencoba d. Kegiatan Menalar/Mengasosiasikan

e. Kegiatan Mengkomunikasikan

- Kelima kegiatan pokok (5M) di atas adalah aktivitas minimal, guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan

- Pendekatan saintifik berbasis penelitian dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Jika guru khususnya guru SD mengalami kesulitan untuk menerapkan pendekatan saintifik berbasis penelitian maka guru dapat memilih pendekatan saintifik lainnya.

(16)

- Dalam pembelajaran pada tingkat sekolah dasar, yang terpenting adalah :

- Bagaimana melatih dan membiasakan siswa agar memiliki keterampilan proses ilmiah (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan), dan

- sikap ilmiah (teliti, terbuka, jujur, komunikatif,  pantang menyerah, kerja keras dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi) sehingga pada masa mendatang,

- Siswa diharapkan memiliki keterampilan proses dan sikap ilmiah yang diharapkan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

- Prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

a. Kenalilah kemampuan guru sendiri, karakteristik siswa, kompetensi dasar, mata  pelajaran yang terkait dengan tema, materi ajar

dan bentuk pertanyaan siswa!

 b. Pilihlah pendekatan saintifik yang akan diterapkan dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik di atas (pendekatan saintifik  berbasis penelitian atau pendekatan saintifik

dengan kegiatan 5M yang tidak terurut)!

c. Jika tidak memungkinkan untuk melaksanakan  pendekatan saintifik berbasis penelitian, maka

terapkanlah pendekatan saintifik dengan kegiatan 5M yang tidak terurut!

d. Kembangkanlah kelima kegiatan pokok pada  pendekatan saintifik sesuai dengan karakteristik

di atas!

e. Kelima kegiatan pokok pada pendekatan saintifik dilakukan oleh siswa, guru bertugas

(17)

sebagai fasilitator agar kegiatan 5M berjalan dengan baik.

- Pembelajaran Berbasis Proyek

Proses pembelajaran seyogyanya dapat menumbuhkan kreativitas, keterampilan/ sikap, dan kemampuan bernalar siswa. Hal ini sesuai dengan  pernyataan pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar proses yang dinyatakan bahwa  proses pembelajaran pada satuan pendidikan

seyogyanya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan  perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Pembelajaran ini mendorong siswa untuk berkarya  baik secara individu maupun secara kelompok.

Dengan demikian, dalam pembelajaran berbasis  proyek, siswa aktif menghasilkan karya bermakna sebagai solusi masalah nyata di sekitar siswa dalam kehidupan sehari-harinya.

- Pembelajaran berbasis proyek diawali dengan masalah nyata di sekitar siswa untuk dipecahkan melalui karya kreatif dan bermakna

- Karakteristik pembelajaran berbasis proyek a. Adanya kerangka kerja

 b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa

c. Hasil belajar siswa berupa solusi atas  permasalahan atau tantangan yang diajukan d. Adanya kolaborasi yang bertanggungjawab

untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan

(18)

e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu

f. Proses refleksi dilakukan secara berkelanjutan atas aktivitas yang sudah dijalankan

g. Produk akhir aktivitas belajar dievaluasi secara kualitatif

h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

- Pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dengan tujuan:

a. Mengembangkan kreativitas siswa

 b. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

c. Mengembangkan sikap kerjasama, tanggung  jawab dan saling menghargai antarsiswa

d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

e. Mengembangkan keterampilan proses (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan) dan sikap ilmiah siswa (rasa ingin tahu, jujur, terbuka, disiplin)

- Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek:

a. Pembelajaran berpusat pada siswa yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa

 b. Tugas/ proyek menekankan pada kegiatan  penyelidikan berdasarkan suatu tema atau topik

yang telah ditentukan dalam pembelajaran

c. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata.

d. Produk, laporan atau hasil karya tersebut dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek

(19)

 berikutnya.

- Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning)

Penetuan proyek, perancangan langkah-langkah  penyelesaian proyek, penyusunan jadwal  pelaksanaan proyek, penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru, penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek, evaluasi proyek.

- Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan setiap berakhir satu tema pembelajaran dengan rentang waktu paling lama satu minggu tentang tema yang telah dipelajari sebelum masuk ke tema berikutnya.

 b) Pembelajaran berbasis proyek yang dilaksanakan tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran pada tema berikutnya.

c) Dalam menerapkan model pembelajaran berbasis  proyek hendaknya sesuai dengan tema dan diawali dengan pengajuan masalah dari siswa atau guru untuk dipecahkan oleh siswa melalui  pembelajaran berbasis proyek.

d) Topik proyek yang akan dipilih siswa dalam  pembelajaran berbasis proyek hendaknya  beragam (variatif) sehingga karya siswa yang

dihasikan juga beragam (variatif).

e) Karya yang dihasilkan oleh siswa melalui  pembelajaran berbasis proyek adalah karya  berbasis masalah yang bermakna sebagai  pemecahan masalah yang muncul sesuai topik

(20)

f) Pembelajaran berbasis proyek memerlukan  banyak waktu dan peralatan yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Untuk itu direkomendasikan menggunakan team teaching dalam proses  pembelajaran.

g) Dalam pembelajaran berbasis proyek, kondisikan suasana belajar supaya menyenangkan dan tidak monoton.

- Model Pembelajaran Berbasis Proyek Menurut Iriawan (2014)

1. Penentuan pertanyaan/ masalah mendasar 2. Penentuan topik-topik proyek

3. Pemilihan topik proyek

4. Perencanaan dan penyusunan jadwal proyek 5. Pelaksanaan dan pelaporan progres proyek 6. Penyusunan laporan proyek

7. Pameran proyek dan produk siswa 8. Refleksi kegiatan proyek

Pembelajaran dengan

Pendekatan

Konstruktivisme

- Pendekatan pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pendekatan yang berorientasi atau  berpusat pada siswa (student centered approach)

karena menekankan pada kegiatan siswa. Pendekatan konstruktivisme adalah suatu  pendekatan pembelajaran yang menekankan pada  pengetahun awal siswa sebagai tolak ukur dalam  belajar. Pendekatan konstruktivisme menekankan  bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi  pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti  bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.

(21)

- Prinsip tentang belajar dan mengajar yang merupakan dasar bagi pendekatan-pendekatan  berbasis konstruktivisme (Widodo : 2010)

1.  pembelajar telah memiliki pengetahuan awal. 2.  belajar merupakan proses pengkonstruksian

suatu pengatahuan berdasarkan pengatahuan yang telah dimiliki.

3.  belajar adalah perubahan konsepsi pembelajar 4.  proses pengkonstruksian pengetahuan

 berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu. 5.  pembelajar bertanggung jawab terhadap proses

 belajarnya

- Menurut Driver & Leaach, ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah sebagai  berikut:

1) Beranjak dari pengetahuan 2) siswa (prior knowledge)

3) Mengaktifkan interaksi sosial (social interaktions) dan konteks natural &cultural yang cocok dengan kehidupan siswa

4) Pencapaian kepahaman (sense making); dengan terjadinya perubahan konseptual pada diri siswa. - Implikasi dari pendekatan belajar konstruktivisme

dalam pembelajaran meliputi empat tahapan yaitu, Eksplorasi pengetahuan alam, pemberian  pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial,  pencapaian kepahaman siswa.

- Kelebihan pendekatan belajar kontruktivisme adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran diperoleh siswa melalui  pengalaman langsung

2. Pendekatan konstruktivisme dapat diterapkan untuk berbagai macam materi ajar

(22)

3. Dapat diterapkan untuk semua jenjang  pendidikan atau dalam pelatihan diorganisasi. 4. Pendekatan konstruktivisme membuat

 pembelajaran lebih bermakna

- Kekurangan pendekatan belajar kontruktivisme adalah sebagai berikut:

a) Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.

 b) Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dengan pendekatan tersebut.

c) Pendekatan konstruktivisme yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar yang harus dipilih dengan sebaik-baiknya

d) Memerlukan format penilaian yang berbeda.

Pembelajaran Pendekatan

dengan berbasis masalah

- Problem solving menuntut mahasiswa secara individual mencari jawaban dari serangkaian  pertanyaan berdasarkan informais yang diberikan dosen. Dipihak lain PBL mengarahkan mahasiswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencari situasi masalah dan melalui pencarian ini diharapkan dapat menguji kesenjangan dalam pengetahuan dan keterampilan mereka untuk menentukan informasi mana yang perlu mereka peroleh untuk menyelesaikan masalah dan mengolah situasi yang ada.

- Hal tersebut sesuai dengan karakteristik PBL (Barrows dan Tamblyn, 1980) di antaranya yaitu: a) kompleks, dalam mengorganisasikan fokus

 pembelajaran tidak ada satu jawaban yang “benar” seperti k eadaan nyata dalam kehidupan.  b) mahasiswa bekerja dalam kelompok-kelompok

(23)

kesenjangan dalam pembelajaran, dan mengembangkan pemecahan yang mungkin. c) mahasiswa mengumpulkan informasi baru

melalui pembelajaran yang diarahkannya sendiri (self-directed learning).

d) dosen hanya berperan sebagai fasilitator

e)  permasalahan diarahkan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dalam  profesinya.

- Kelebihan Pembelajaran Pendekatan dengan  berbasis masalah

a) mengakui pengalaman dasar siswa

 b) menekankan pada pertanggungjawaban siswa sendiri terhadap pembelajaran mereka

c)  bersifat lintas disiplin

d) memadukan teori dan praktik

e) lebih berfokus pada perolehan proses daripada hasil

f)  perubahan peran guru dari instruktur menjadi fasilitator

g)  perubahan pola asesmen sendiri (self-assessment) dan asesmen rekan sebaya (peer assessment)

h)  berfokus pada keterampilan berkomunikasi interpersonal yang meyakinkan siswa saling menghubungkan pengetahuan yang mereka miliki

- Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery ) - Pembelajaran discovery  adalah proses pembelajaran

yang terjadi bila siswa tidak disajikan materi ajar dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.

(24)

 Learning 

-  Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005: 43).

-  Discovery dilakukan melalui : Observasi, Klasifikasi, Pengukuran, Prediksi , Penentuan, inferi - Keseluruhan proses ini juga disebut Cognitive

 Process

- Tahap perkembangan kognitif menurut Bruner: Tahap

enaktive

seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya

Tahap

iconic 

seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.

Tahap

 symbolic 

seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. - Manfaat dari penerapan Discovery Leraning

dalam pembelajaran :

Dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan

Mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.

Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke  student oriented .

Mengubah modus Ekspositori siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus  Discovery siswa menemukan informasi sendiri.

(25)

dilaksanakan di kelas adalah:

Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan  proses-proses kognitif.

Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih  baik.

Mendorong siswa berpikir dan bekerja mandiri

Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan mencapai keberhasilan.

Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan  belajarnya sendiri dengan melibatkan imajinasi dan

motivasi sendiri.

- Kelemahan penerapan

Discovery Learning

dalam pembelajaran di kelas adalah:

Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan siswa untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan sulit menghubungkan konsep Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak

Tujuan sulit tercapai bila berhadapan dengan siswa yang sudah biasa mendapat cara mengajar lama

Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan  pengembangan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat  perhatian.

Pada beberapa muatan pelajaran misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa.

(26)

- Langkah-Langkah Mengaplikasikan Model Discovery Leraning :

LANGKAH PERSIAPAN

a) Menentukan tujuan pembelajaran.

 b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa

c) Memilih materi pelajaran.

d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif

e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh/ilustrasi

f) Mengatur topik pembelajaran dari sederhana ke komplek

g) Melakukan evaluasi belajar siswa LANGKAH PELAKSANAAN :

1. Stimulation ( Pemberian Stimulus)

2. Problem Statement ( Identifikasi Masalah) 3.  Data Collection (Pengumpulan Data) 4. Data Processing(Pengelolaan Data) 5. Vertification (Pembuktian)

6. Generalization (Menarik Kesimpulan)

- Pembelajaran pendekatan kontekstual

Pembelajaran Kontekstual adalah suatu  pembelajaran yang membangun hubungan antara  pengetahuan yang dimiliki siswa dengan  penerapannya dalam kehidupan keseharian mereka.

Menurut Muslich (2007: 42), karakteristik pendekatan kontekstual sebagai berikut:

• Pembelajaran autentik (learning in real life  setting ).

• Pembelajaran bermakna (meaningfull learning ). • Pembelajaran memberikan pengalaman

(27)

(learning by doing ).

• Pembelajaran dengan kerjasama (learning in a  group).

• Pembelajaran memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).

• Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif,  produktif, dan mementingkan kerja sama

(learning to ask, to inquiry, to work together ). - 7 Kompenen utama pendekatan kontekstual

menurut Muslich (2009: 43)

1. constructivism (konstruktivisme, membangun, membentuk)

2. questioning (bertanya)

3. inquiry(menyelidiki, menemukan)

4. learning community (masyarakat belajar) 5. modelling(pemodelan)

6. reflection (refleksi atau umpan balik)

7. authentic assessment(Penilaian Sebenarnya) - Kelebihan dan Kekurangan pendekatan

kontekstual menurut Sutardi & Sudirjo (2007: 96) yaitu:

-  Kelebihan :

 Real world learning (belajar dunia nyata)

Mengutamakan pengalaman nyata yang erat dengan  pengalaman sesungguhnya atau realita.

Berpikir tingkat tinggi, sebagai proses dari diskoveri,  pemecahan masalah, dan inkuiri.

Berpusat pada siswa, merupakan hakikat kontekstual yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa. - Sedangkan Kelemahannya adalah :

Bagi guru kelas, guru harus memiliki kemampuan mendalam tentang: konsep, prinsip-prinsip, potensi

(28)

 perbedaan individual siswa di kelas, sarana belajar. Bagi siswa, diperlukan inisiatif, kreativitas dalam  belajar, memiliki tanggung jawab menyelesaikan

tugas.

- Langkah-langkah  model jigsaw yang telah dikaji secara ilmiah oleh Aronson, Blaney, Stephen, Sikes dan Snapp (1978) dan dikenal dengan model tim ahli:

a) Siswa dikelompokkan kedalam beberapa kelompok yang disebut kelompok asal

 b) Setiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda

c) Setiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda

d) Setiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan

e) Anggota dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari bagian materi /sub bab yang sama  bertemu dalam kelompok baru yang disebut kelompok ahli untuk mendiskusikan bagian materi mereka.

f) Setelah selesai diskusi sebagai kelompok ahli, setiap anggota kembali ke kelompok asal dan  bergantian mengajar teman satu kelompok mereka tentang bagian materi yang mereka kuasai dan anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

g) Setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi tentang bagian materi yang mereka kuasai.

h) Guru bersama siswa menyimpulkan materi secara umum

(29)

- Berikut merupakan beberapa tipe dari model pembelajaran kooperatif   yang telah dikaji secara ilmiah oleh penemunya.

a. Model Pembelajaran Kooperatif tipe  Make a  Match

 b. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing 

c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowballing 

d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

e. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think  Pair Share

f. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group  Investigation

g. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Creative  Problem Solving 

h. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write

i. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray

 j. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tornament (TGT)

k. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team  Assisted Individualy

l. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe  Role  Playing 

m. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC  - Langkah-Langkah Model Pembelajaran

Kooperatif tipe

 Make a Match:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi  beberapa konsep atau topik yang cocok untuk

(30)

sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2) Setiap siswa mendapat satu kartu.

3) Setiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang.

4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).

5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

7) Kesimpulan/ penutup.

- Model Pembelajaran Kooperatif tipe

 Snowball

Throwing

Menurut Suprijono (2009:128) dan Saminanto (2010:37), langkah – langkah pembelajaran Snowball Throwing adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan Kompetensi dasar yang ingin dicapai.

2) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3) Masing – masing ketua kelompok kembali ke

kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman-temannya.

4) Kemudian masing – masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu  pertanyaan apa saja yang menyangkut materi

(31)

5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari siswa ke siswa yang lainnya selama kurang lebih 5 menit.

6) Setelah siswa dapat satu bola berate mendapat satu pertanyaan maka siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara  bergantian.

7) Evaluasi 8) Penutup

- Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered H ead Together (NH T)

 NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan langkahlangkah sebagai berikut:

1) Pengarahan

2) Pembentukan kelompok heterogen 3) Pemberian nomor untuk setiap siswa

4) Pemberian persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama)

5) Pelaksanaan kerja kelompok

6) Presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masingmasing sehingga terjadi diskusi kelas

7) Pelaksanaan kuis individual dan buat skor  perkembangan tiap siswa

8) Pengumuman hasil kuis 9) Pemberian reward

- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share

(32)

Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru menyajikan materi klasikal

2) Guru memberikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara  berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs) 3) Presentasi kelompok (share)

4) Pelaksanaan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa

5) Pengumuman hasil kuis dan pemberian reward.

- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group I nvestigation

Model koperatif tipe GI terdiri dari langkah-langkah  pembelajaran sebagai berikut:

1) Pengarahan

2) Pembentukan kelompok heterogen dengan orientasi tugas

3) Perencanaan pelaksanaan investigasi

4) Pelaksanaan investigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah) 5) Pengolahan data dan penyajian data hasil

investigasi

6) Pelaksanaan presentasi

7) Pelaksanaan kuis individual dan pembuatan skor perkembangan siswa

8) Pengumuman hasil kuis dan pemberian reward.

- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Creative Problem Solving

(33)

Model pembelajaran ini adalah variasi dari  pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pembentukan kelompok heterogen

2) Memunculkan fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan 3) Identifikasi permasalahan dan memilih fokus

secara kelompok.

4) Mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi

5) Presentasi dan diskusi kelompok Pemberian reward

- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Talk Write

Model pembelajaran ini terdiri dari langkah-langkah  pembelajaran sebagai berikut:

1) Pengelompokan secara heterogen

2) Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan memikirkan alternatif solusi) secara berkelompok

3) Hasil bacaannya dikomunikasikan dengan  presentasi dan diskusi kelompok

4) Kemudian membuat laporan hasil diskusi 5) Pemberian reward.

- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Two

Stay-Two Stray 

Pembelajaran model ini terdiri dari langkah-langkah  pembelajaran sebagai berikut:

1) Pengarahan

2) Pembentukan kelompok heterogen 3) Pelaksanaan kerja kelompok

(34)

4) Dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain kemudian dua siswa yang bertamu kembali ke kelompok asal.

5) Pelaksanaan kerja kelompok untuk menyempurnakan hasil kerja

6) Presentasi kelompok 7) Pemberian reward.

- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Team Game Tornament

(TGT)

dari langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Buat kelompok siswa heterogen 4 orang

kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.

2) Siapkan meja turnamen secukupnya, misalnya 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja ke-1 diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-10 ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. 3) Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.

4) Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan  pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama,

(35)

 begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama

5) Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan  penghargaan kelompok dan individual.

- Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe

Team Assisted I ndividualy 

Model ini dalam bahasa Indonesia disebut dengan

Bantuan Individual dalam Kelompok (Bidak)

dengan karateristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Model pembelajaran ini terdiri dari langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut (Slavin, 1985):

1) Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul

2) Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual

3) Saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi

4) Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

- Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe

Role Playing

Model pembelajaran ini terdiri dari langkah-langkah  pembelajaran sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan skenario pembelajaran

2) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut

3) Pembentukan kelompok siswa 4) Penyampaian kompetensi

5) Guru menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya

(36)

6) Kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon

7) Presentasi hasil kerja kelompok 8) Kesimpulan dan refleksi

- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

Model pembelajaran ini diinisiasi oleh Steven dan Slavin (1995). CIRC terdiri dari empat kata yaitu Cooperative Integrated Reading Composition dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai  berikut:

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis  pada lembar kertas

4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

5) Guru membuat kesimpulan bersama 6) Penutup

- Pembelajaran dengan Pendekatan Kuantum

Pendekatan kuantum atau disebut juga dengan Quantum Teaching and Learning merupakan cara  pandang masyarakat belajar bahwa belajar itu harus  berenergi dan membangkitkan Segala metode, strategi, model dan juga termasuk segala hal yang dilakukan yang meliputi interaksi antara guru dan siswa, kurikulum, dan lain sebagainya yang ada dalam pembelajaran dibangun atas dasar prinsip

(37)

 Antarkan Dunia Mereka ke Dunia Kita”.

Pendekatan pembelajaran kuantum memiliki prinsip- prinsip dasar sebagai berikut:

a. Segalanya berbicara  b. Segalanya bertujuan

c. Pengalaman sebelum pemberian nama d. Akui setiap usaha

e. Jika layak dipelajarai maka layak pula dirayakan

- Pembelajaran Berbasis Aktivitas

Pembelajaran berbasis aktivitas merupakan proses  belajar yang melibatkan proses fisik dan mental siswa melalui kegiatan mengamati, menanya, menduga, mencoba, mengeksplorasi, mengukur, menyimpulkan, mengomunikasikan, dll. dengan tujuan:

a. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam  pembelajaran

 b. Meningkatkan interaksi sosial antara siswa dengan lingkungan sekitarnya

c. Mendorong siswa untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipejari agar mudah diingat

d. Membantu siswa membentuk cara kerja  bersama yang efektif, saling berbagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide siswa lain

e. Melatih siswa belajar berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi sendiri

- Manfaat pembelajaran berbasis aktivitas bagi siswa adalah sebagai berikut:

(38)

a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia  berpikir dan menggunakan kemampuan untuk

menemukan hasil akhir.

 b. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat.

c. Siswa menemukan sendiri konsep, prinsip atau teori yang dapat menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan  penemuan lagi sehingga minat belajarnya

meningkat.

d. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya kepada berbagai konteks.

e. Kegiatan ini melatih siswa untuk lebih banyak  belajar mandiri dan bertanggung jawab.

- Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis aktivitas terdiri dari:

a. Somatis yaitu siswa mengalami aktivitas fisik yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan siswa lain secara berpasangan atau kelompok.  b. Auditori yaitu siswa dimungkinkan untuk

mendengar secara aktif dari berbagai sumber informasi.

c. Visual yaitu siswa dimungkinkan untuk melakukan pengamatan gambar atau lingkungan sekitar.

d. Intelektual yaitu siswa dimungkinkan untuk melakukan proses berpikir.

- Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas terdiri dari:

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan studi pendahuluan, di Posyan- du Barokah dusun Daratan Kepoh ada program bagi lansia yaitu posyandu lansia yang diadakan setiap 1 bulan sekali pada tanggal 10

Ketidakadilan muncul manakala hal yang sama diperlakukan secara tidak sama, atau hal yang tidak sama diperlakukan secara sama (Gie, 1982:23-24). Namun, Aristoteles tidak

Hasil pengamatan pada berbagai dosis insektisida GOKILAHT-S 50 EC (dosis 125; 250; 500 dan 625 ml/ha), pada aplikasi pengkabutan (ULV) dengan pelarut solar terhadap kematian nyamuk uji

In addition, the pedagogical significance showed that this research provided a reference of TED Talks and Vlog in enhancing students’ activeness in speaking

pendapatan masyarakat “ didesa roworena kecamatan ende selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kepuasan dan Gaya Hidup dalam Membeli Ulang Gadget Merek Apple Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bersama ini diharapkan kehadiran saudara pada acara Pembuktian Kualifikasi pada Hari Selasa tanggal 20 Mei 2014 pukul : 09.00 wib s/d 16.00 Wib dengan

Stripping adalah operasi pemisahan solut dari fase cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan yang berisi solut dengan pelarut gas ( stripping agent ) yang tidak