• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan FTIR buah pisang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan FTIR buah pisang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GUGUS FUNGSI PADA SAMPEL UJI BUAH MELON ANALISIS GUGUS FUNGSI PADA SAMPEL UJI BUAH MELON

MENGGUNAKAN

MENGGUNAKAN METODE SPEKTROSKOPI METODE SPEKTROSKOPI FTIRFTIR

 Nailir Rohmah, Ari Setiani, K. Martiyanto, M. Abdurrozaq, Viny Rohmah  Nailir Rohmah, Ari Setiani, K. Martiyanto, M. Abdurrozaq, Viny Rohmah

Kelompok 3 Pelatihan Instrumen 2014 Kelompok 3 Pelatihan Instrumen 2014

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, Gunungpati Semarang Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, Gunungpati Semarang

Abstrak Abstrak

Telah dilakukan analisa gugus fungsi pada sampel uji buah melon Telah dilakukan analisa gugus fungsi pada sampel uji buah melon menggunakan metode spektroskopi FTIR. Pada analisa ini, diambil tiga bagian buah menggunakan metode spektroskopi FTIR. Pada analisa ini, diambil tiga bagian buah yang diduga mengandung gula paling banyak, yaitu bagian dalam, tengah, dan luar. yang diduga mengandung gula paling banyak, yaitu bagian dalam, tengah, dan luar. Ektrak yang diperoleh dari ketiga bagian kemudian diukur volume gula yang Ektrak yang diperoleh dari ketiga bagian kemudian diukur volume gula yang dihasilkan per 1 gramnya dan selanjutnya dianalisa menggunakan FTIR untuk dihasilkan per 1 gramnya dan selanjutnya dianalisa menggunakan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi gula yang mungkin terdapat pada buah melon. Hasil yang mengetahui gugus fungsi gula yang mungkin terdapat pada buah melon. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada buah melon mengandung gula sukrosa lebih diperoleh menunjukkan bahwa pada buah melon mengandung gula sukrosa lebih tinggi daripada fruktosa atau glukosa karena memiliki gugus fungsi yang lebih mirip tinggi daripada fruktosa atau glukosa karena memiliki gugus fungsi yang lebih mirip sukrosa daripada glukosa atau fruktosa.

sukrosa daripada glukosa atau fruktosa. Kata kunci : buah melon, gula, FTIR Kata kunci : buah melon, gula, FTIR

(2)

I. PENDAHULUAN

Spektrofotometer FTIR merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk identifikasi senyawa, khususnya senyawa organik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis dilakukan dengan melihat bentuk spektrumnya yaitu dengan

melihat puncak-puncak spesifik yang

menunjukan jenis gugus fungsional yang dimiliki oleh senyawa tersebut. Sedangkan analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa standar yang dibuat

spektrumnya pada berbagai variasi

konsentrasi. Sedangkan spektroskopi FTIR merupakan suatu metode analisis yang dipakai untuk karakterisasi bahan polimer dan analisis gugus fungsi. Dengan cara menentukan dan merekam hasil spektra residu dengan serapan energi oleh molekul organik dalam sinar infra merah. Dengan infra merah didefinisikan sebagai daerah yang memiliki panjang gelombang dari 1-500 cm-1. Setiap gugus dalam molekul umumnya mempunyai karakteristik sendiri

sehingga spektroskopi FTIR dapat

digunakan untuk mendeteksi gugus yang spesifik pada polimer. Intensitas pita serapan merupakan ukuran konsentrasi gugus yang khas yang dimiliki oleh polimer. Metode ini didasarkan pada interaksi antara radiasi infra

merah dengan materi (interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik). Interaksi ini berupa absorbansi pada frekuensi atau panjang gelombang tertentu yang berhubungan dengan energi transisi antara berbagai keadaan energi vibrasi, rotasi dan molekul. Radiasi infra merah yang penting dalam penentuan struktur atau

analisis gugus fungsi terletak pada 650 cm-1

 –  4000 cm-1(Anonim, 2011).

Karbohidrat adalah senyawa

 polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang merupakan sumber energy utama bagi

mahluk hidup. Karbohidrat ( karbon dan

hidrat   ) banyak ditemukan pada tanaman

dalam bentuk glukosa, fruktosa, sukrosa, amilem dan selulosa, dengan rumus molekul

Cn ( H2O )m.

a. Glukosa

Termasuk aldoheksosa, banyak

terdapat di dalam buah-buahan, madu, dan lebah. Di alam glukosa terbentuk dalam

 proses fotosintesis / asimilasi   dengan

 bantuan sinar matahari ( UV ) dan klorofil Rumus struktur glukosa :

(3)

 b. Fruktosa

Termasuk ketoheksosa, banyak

terdapat di dalam buah-buahan, lebah, dan madu. Fruktosa rasanya lebih manis dari glukosa, dapat dibedakan dari glukosa dengan reagen SELIWANOFF( Resorsinol

=1,3-dihidroksi benzene dalam HCl),

dengan fruktosa timbul warna merah kersen tetapi dgn glukosa tidak timbul warna ( untuk membedakan gugus keton dan gugus aldehid)

Rumus struktur fruktosa :

c. Sukrosa

Sakarosa atau sukrosa adalah

disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa dengan rumus struktur sebagai  berikut:

Ikatan terjadi pada atom C 1 dari

glukosa dan otom C2 dari fruktosa, karena

kedua atom C itu yang reaktif sehingga sukrosa tidak mempunyai gugus yang reaktif

lagi, akibatnya tidak bersifat “pereduksi “ (

tidak dapat mereduksi larutan Fehling dan yang lain ). Sukrosa mempunyai sifat “

mutarotasi “ bahwa sukrosa dapat memutar  bidang polarisasi ke kanan, tetapi bila sukrosa terhidrolisis menjadi glukosa putar kanan dan fruktosa putar kiri yang lebih kuat dari putar kanan glukosa. Jadi sukrosa putar kanan tetapi setelah terhidrolisis menjadi  putar kiri yang dikenal dengan peristiwa

mutarotasi.

II. METODE

Adapun alat dalam praktikum adalah FTIR, Gelas ukur, neraca analitik, pipet

tetes, gelas arloji, spatula, plastic.

Sedangkan bahannya adalah buah melon, Aseton, Larutan standar glukosa, Larutan

(4)

standar fruktosa, Larutan standar sukrosa

dan Larutan standar anhidrida

asetat.Sedangkan untuk cara kerja pada  praktikum ini harus dipreparasi sampel terlebih dahulu dan menguji sampel pada FTIR.

a. Preparasi sampel : Mengambil bagian (dalam, tengah, luar) buah melon kemudian menimbang 1 gram masing-masing bagian. Setelah itu mengambil ekstrak buah dengan cara diperas dan meletakkan pada labu ukurdan mencatat volume ekstrak yang dihasilkan.

 b. Cara kerja FTIR: Langkah pertama yaitu menghidupkan instrument dengan cara menekan tombol on pada instrument, tunggu hingga inisilisasi, kemudian klik 2x pada software spectrum 10. Setelah itu dapat langsung masuk ke cara kerja mengscan sampel dan larutan standar.

Untuk memulai scan, klik ikon

Background, pada kolom sampel ID dapat ditulis “Kelompok 1 S1/standar” untuk sampel pertama, dan seterusnya.

Dan tentukan rentang bilangan

gelombang pada 900-1400 cm-1 . pada

kolom description, tulis dengan “sampel melon

ujung/tengah/pangkal/glukosa/fruktosa/s ukrosa”. Masukkan sampel papaya atau

larutan standar diatas plat UATR. Lalu

klik ikon Scan. Spectrum contoh akan

muncul setelah proses scan. Untuk

memulai compare, klik Setup  pada

toolbar atas, kemudian pilih Compare,

 pada halaman Setup Compare

References  pilih Add, kemudian pilih spectra pembanding (glukosa, fruktosa,

sukrosa). Kemudian klik ikonCompare.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari preparasi sampel yang

dilakukan, diperoleh volume gula pada

masing-masing bagian melon sebagai

 berikut.

Tabel 1. Volume gula masing-masing bagian buah melon

Bagian buah Berat ( g ) Volume (mL) Bagian dalam 1.0493 0.6 Bagian tengah 1.0385 0.5 Bagian luar 1.0055 0.4

(5)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada masing-masing  bagian buah melon yang diuji memiliki volume gula yang berbeda-beda. Pada  bagian dalam buah, yaitu yang dekat dengan  biji memiliki volume gula yang tertinggi yaitu 0.6 ml dari 1 gram bagian buah.

Selanjutnya untuk bagian tengah dan luar memiliki volume gula masing-masing 0.5 ml dan 0.4 ml.

Dari uji FTIR terhadap sampel buah melon didapatkan spectrum inframerah seperti pada gambar.

Gambar 1: Spektrum sampel dan standar glukosa

Gambar 2: Spektrum sampel dan standar fruktosa kelompok 3a kelompok 3b kelompok 3c standart3 Name 0,010025 A 0,0091644 A 0,0072251 A 0,013004 A Cursor 

melon bagian dalam melon bagian tengah melon bagian luar  glukosa Description 1423 1400 1300 1200 1100 1000 900 881 0,030 0,003 0,004 0,006 0,008 0,010 0,012 0,014 0,016 0,018 0,020 0,022 0,024 0,026 0,028 cm-1       A 1034,8 1080,5 1080,54 kelompok 3a kelompok 3b kelompok 3c standart Name

melon bagian dalam melon bagian tengah melon bagian luar  fruktosa Description 14111400 1300 1200 1100 1000 900 856 0,028 0,004 0,006 0,008 0,010 0,012 0,014 0,016 0,018 0,020 0,022 0,024 0,026 cm-1       A 966,52 977,7 1063,4 1103,8 1155,4

(6)

Gambar 3. Spectrum sampel dan standart sukrosa

Gambar 4. Spectrum sampel dan standart anhidrida asetat Melon termasuk tanaman semusim

atau setahun yang bersifat menjalar atau merambat. Melon memiliki akar tunggang dan akar cabang yang menyebar pada kedalaman lapisan tanah antara 30-50 cm.

Batang tanaman biasanya mencapai

ketinggian (panjang) antara 1,5-3 meter,  berbentuk segi lima, lunak, berbuku-buku sebagai tempat melekatnya tangkai daun.

Helai daun berbentuk bundar bersudut lima dan berlekuk-lekuk, diameternya antara 9-15 cm dan letak antara satu daun dengan daunnya saling berselang.

Pola penimbunan gula pada

semangka dan sebangsanya sangat penting untuk menegakkan peraturan pemasaran. Gula total pada  PMR  45 dan honneydew  boleh dikatakan tetap (4 sampai 6%) sampai

kelompok 3a kelompok 3b kelompok 3c kelompok 3d Name 0,021077 A 0,02343 A 0,02506 A 0,05348 A Cursor 

melon bagian dalam melon bagian tengah melon bagian luar  anhidrida asetat Description 1452 1400 1300 1200 1100 1000 900 841 0,09 -0,00 -0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 cm-1       A 1216,8 1229 1369,57 kelompok 3a kelompok 3b kelompok 3c standart2 Name

melon bagian dalam melon bagian tengah melon bagian luar  sakarosa Description 1432 1400 1300 1200 1100 1000 900 870 0,032 0,003 0,004 0,006 0,008 0,010 0,012 0,014 0,016 0,018 0,020 0,022 0,024 0,026 0,028 0,030 cm-1       A 1055,1 1138,5

(7)

4 minggu setelah mekarnya bunga kemudian meningkat cepat sampai 1% setelah 1 minggu. Bertambahnya jumlah gula dengan

cepat terutama disebabkan adanya

 peningkatan sintesis sukrosa. Jumlah

glukosa dan frukstosa berkurang dengan  bertambahnya sukrosa.

Pita pada sampel dan larutan standar diidentifikasi dalam kisaran spektra

antara 900 dan 1400 cm-1. Pita-pita di

wilayah tersebut 900 –  1153 cm-1 untuk C-O

dan C-C stretching, sedangkan 1400 –  1199

cm-1  daerah O-C-H, C-C-H dan C-O-H

 bending dari karbohidrat. Pada spektra yang dihasilkan saat analisis sampel terdapat minimal 10 puncak yang teridentifikasi, akan tetapi terdapat 9 puncak dominan yaitu

 pada bilangan gelombang (1059.0 ; 1092.0 ; 1140.0 ; 1206.0 ; 1217.0 : 1229.0 ;1356.0 ;

1336.0 ; 995) cm-1. Pada tiga sampel yang

dianalisis, ketiganya menunjukkan spectra yang sama dengan standart sukrosa namun dengan intensitas yang lebih kecil. Spectrum IR dari ketiga sampel lebih mirip dengan sukrosa dengan bilangan gelombang khas

sukrosa sekitar 995 cm-1 yang menunjukkan

serapan C-O dan C-C stretching. Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari unit glukosa dan fruktosa serta memiliki 8 unit gugus hidroksil. Dalam percobaan ini tidak lepas dari berbagai kesalahan. Kesalahan tersebut dirangkum dalam diagram tulang

ikan ketidakpastian pengukuran FTIR

seperti di bawah ini :

IV. KESIMPULAN

1. Spektrofotometer FTIR merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

identifikasi senyawa, khususnya

senyawa organik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

2. Kandungan senyawa gula yang terdapat  pada buah melon yaitu sukrosa dengan adanya peak pada bilangan gelombang

995 cm-1. Kandungan sukrosa terbanyak

terdapat pada bagian dalam buah semangka.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim b. 2011. Analisis FTIR dan  Membaca Spektra FTIR.

Tersedia di

http://anekakimia.blogspot.com/201 1/06/instrumen-ftir-dan-membaca-spektra ftir.html [diakses di 24-6-2014]

Fessenden, 1997, Kimia Organik Jilid 1 Edisi 3, Erlangga, Jakarta

Petrucci, Ralph. H, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4,

Erlangga, Jakarta

Underwood. 1989. Analisis  Kimia Kuantitatif . Erlangga

: Jakarta

Siadi, Kusoro. 2013. Bahan Ajar

Biokimia. Semarang :

Gambar

Gambar 2: Spektrum sampel dan standar fruktosa
Gambar 4. Spectrum sampel dan standart anhidrida asetat Melon  termasuk  tanaman  semusim

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian pembuatan kefir sari buah stroberi dengan variasi penambahan sukrosa, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:.. Penambahan sukrosa sebanyak 10%

Hasil penelitian secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah nipah mengandung antosianin dengan rendemen ekstrak tertinggi diperoleh menggunakan pelarut

Penelitian yang dilakukan oleh Agung dkk (2017) menyatakan bahwa hasil KLT dari ekstrak buah pisang klutuk yang mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid mampu

Dilihat dari data tabel diatas kulit buah pisang mengandung gula yang cukup tinggi dan karbohidrat, hal ini membuat kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antar jumlah buah muda per dompol yang diteliti tidak menunjukkan pengaruh terhadap diameter buah, bobot per buah, kerontokan buah,

Hasil perhitungan menunjukkan kombinasi perlakuan terbaik pada penelitian tahap II pembuatan kembang gula jelly kulit buah naga super merah diperoleh dari kembang gula jelly kulit

Berdasarkan data hasil analisis varian pada karakter bobot buah melon menunjukkan bahwa semua galur yang diuji mempunyai bobot buah yang sama dengan dua

Hasil klasifikasi ulang ke dalam empat kelompok umur panen buah melon menggunakan fungsi diskriminan kuadratik menunjukkan sejumlah 67.27% sampel buah dapat