• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

HIBAH STRATEGIS NASIONAL

DAMPAK KEBAKARAN LAHAN DAN AKTIVITAS MASYARAKAT

TERHADAP KARAKTERISTIK GAMBUT DAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI DI HUTAN PRODUKSI TERBATAS

KAYUAGUNG, KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

IR. MUH BAMBANG PRAYITNO, M.Agr.Sc.

DRS. EFFENDI PARLINDUNGAN SAGALA, M.Si.

M. ARBI, SP.

Dibiayai dari DIPA Nomor: 0200/0/023-04.2/VI.2009.

Tanggal 31 Desember 2008

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Universitas Sriwijaya

Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian

Riset Unggulan Terpadu (RUT-PD) Universitas Sriwijaya

Nomor: 286/H9/PL/2009

Tanggal 18 Maret 2009.

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

RINGKASAN I

Dampak Kebakaran Lahan dan Aktivitas Masyarakat terhadap Karakteristik Gambut di Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Lahan gambut merupakan ekosistem yang marjinal dan rapuh sehingga mudah rusak. Lahan gambut yang telah mengalami kerusakan akan sulit untuk diperbaharui. Sebagian besar wilayah di Kabupaten OKI adalah mempunyai lahan gambut termasuk Kecamatan Pedamaran, Pedamaran Timur, Pampangan, SP Padang dan Kayuangung. Sehingga perlu perencanaan yang matang dalam pengelolaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanah gambut pada lahan hutan rawa di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI. Penelitian dimulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2009. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan tingkat ketelitian semi detail, dan luas area yang diamati adalah 250 hektar. Pengambilan contoh tanah gambut untuk keperluan analisis tanah pada gambut satu meter teatas dan satu meter terbawah di atas tanah mineral.

Hasil penelitian, gambut Desa Cinta Jaya hampir seluruhnya tergolong gambut sangat dalam (> 3 m). Tanah mineral yang berada di bawah lapisan gambut bertekstur liat dan mengandung pirit. Nilai pH tanah gambut berkisar antara 3,38 hingga 3,75 dan tergolong sangat masam. Nitrogen total sangat tinggi berkisar antara 0,58% hingga 0,79%. Rasio C/N sangat tinggi berkisar antara 37 hingga 53. Berdasarkan kadar abu tanah gambutnya, gambut lokasi penelitian tergolong gambut dengan tingkat kesuburan mesotrofik. Tingkat dekomposisi hemik, namun dibeberapa bagian tergolong fibrik dengan bahan asal penyusun gambut berupa rumput dan kayu-kayuan. Dilihat dari karakteristik yang ada, lahan gambut Desa Cinta Jaya disarankan tetap dijaga sebagai lahan konservasi.

(3)

RINGKASAN II

Dampak Kebakaran Lahan dan Aktivitas Masyarakat terhadap Keanekaragaman hayati di Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir

1. Danau Teloko, Kecamatan Kayuagung

Wilayah Danau Teloko, merupakan danau rawa yang muka airnya berfluktuasi menurut musim penghujan atau kemarau. Sebagai danau rawa, debit air sangat tergantung pada pasokan air hujan yang berasal dari sungai-sungai kecil terdekat atau aliran air dari wilayah sekitar yang topografinya lebih tinggi ketika turun hujan. Luas areal Danau Teloko adalah sangat luas dengan kedalaman 2–5 meter pada waktu musim hujan dan sekitar 2 meter pada waktu kemarau.

Vegetasi dominan di Danau Teloko didominasi eceng gondok (Eichhornia crassipes), purun (Lepironia mucronata), kumpai (Panicum stagninum), teratai besar (Nelumbo nucifera), ketanan (Polygonum pulchrum), keladi (Colocasia esculenta), genjer (Limnocharis flava), belidang (Fimbristylis annua), petai air (Neptunia prostrata), kangkung (Ipomoea aquatica) dan rumput ganggang (Hydrilla verticillata). Vegetasi lainnya yang tumbuh pada tanah mengapung antara lain: senggani (Melastoma malabathricum) dan rumput pait (Axonopus compressus). Sementara itu jenis kayu yang masih ada dan bertahan pada kondisi tergenang adalah kayu gabus (Alstonia spp.).

Beberapa jenis unggas yang dijumpai adalah unggas yang beradaptasi dengan lingkungan akuatik, sehingga makanannya berupa jenis-jenis ikan kecil dan berbagai jenis Avertebrata dari Kelas Insecta maupun Kelas Annelida. Jenis unggas akuatik tersebut antara lain: keruwak (Amaurornis phoenicurus), ayaman (Gallinula chloropus), raja udang (Alcedo attis), bambangan (Ixobrychus cinnamomeus), kuntul kecil (Egretta garzetta), bangau totong (Leptoptilos javanicus), belibis (Dendrocygna javanica), elang bondol (Heliastur indus) dan bodol (Lonchura leucogastra).

Hasil analisis komunitas plankton, indeks keanekaragaman komunitas plankton pada 4 titik pengambilan sample (musim kemarau) ternyata cukup besar, yaitu jauh >2,00, yakni berkisar 2,86–3,24. Indeks keanekaragaman plankton mendekati 3,00 hingga >3,00 menunjukkan kondisi komunitas plankton adalah mendekati sangat stabil hingga sangat stabil. Indeks keanekaragaman sebesar 2,86–3,24, yakni jauh di atas 2,00 menunjukkan tidak terdapat pencemaran dalam badan air Danau Teloko. Namun demikian, kelimpahan komunitas plankton rata-rata <100 individu/liter air menunjukkan kelimpahan sedang, yakni populasi masing-masing plankton tergolong tidak melimpah, hal ini berkaitan dengan kondisi badan air yang rendah kandungan nutrisinya diperlihatkan dari kandungan N rendah.

Jenis-jenis ikan yang mampu pada kondisi defisit oksigen tersebut adalah ikan-ikan berwarna gelap (blackfishes) yang memiliki alat pernapasan tambahan semacam labirin, sehingga kekurangan oksigen terlarut dapat dicukupi dengan mengambil oksigen udara di permukaan air dengan alat labirin yang dimilikinya. Jenis-jenis yang banyak dijumpai antara lain: betok (Anabas testudineus), selincah (Polyacanthus hasselti), gabus (Channa striata), lele (Clarias batrachus), sepat siam, sepat mata merah, tempalo lebak (Betta taeniata) dan tebakang (Helostoma temmincki).

Konservasi lahan gambut adalah mutlak jaga untuk menjaga keanekaragaman hayati yang tersisa.

Kunci Kata: Keanekaragaman hayati, Konservasi lahan gambut

(4)

2. Danau Air Itam, Kecamatan Pedamaran

Danau Air Itam merupakan danau rawa dengan muka air berfluktuasi menurut musim penghujan atau kemarau. Debit air sangat tergantung pada pasokan air hujan yang berasal dari sungai-sungai kecil terdekat atau aliran air dari wilayah sekitar yang topografinya lebih tinggi ketika terun hujan. Danau Air Itam juga cukup luas dengan kedalaman 3–6 meter pada waktu musim hujan dan <3 meter pada waktu kemarau, bahkan pada waktu kemarau panjang (>5 bulan) permukaan danau menjadi kering seperti yang terjadi pada tahun 1997.

Vegetasi Danau Air Itam antara lain rumput jae-jae (Panicum repens), rumput kusut (Paspalum distichum), eceng gondok (Eichhornia crassipes), purun (Lepironia mucronata), kumpai (Panicum stagninum), teratai besar (Nelumbo nucifera), ketanan (Polygonum pulchrum), belidang (Fimbristylis annua), petai air (Neptunia prostrata), kangkung (Ipomoea aquatica) dan rumput ganggang (Hydrilla verticillata). Vegetasi lainnya yang tumbuh pada tanah mengapung antara lain: rumput pait (Axonopus compressus). Jenis kayu yang masih ada dan bertahan pada kondisi tergenang adalah kayu gabus (Alstonia spp.) dan kayu gelam rawa (Melaleuca leucadendra).

Beberapa jenis unggas yang dijumpai adalah unggas yang beradaptasi dengan lingkungan akuatik, sehingga makanannya berupa jenis-jenis ikan kecil dan berbagai jenis Avertebrata dari Kelas Insecta maupun Kelas Annelida. Jenis unggas akuatik tersebut antara lain: keruwak (Amaurornis phoenicurus), ayaman (Gallinula chloropus), raja udang (Alcedo attis), bambangan (Ixobrychus cinnamomeus), kuntul kecil (Egretta garzetta), bangau totong (Leptoptilos javanicus), belibis (Dendrocygna javanica) dan elang bondol (Heliastur indus).

Hasil analisis komunitas plankton, indeks keanekaragaman komunitas plankton pada 3 stasiun (titik) pengambilan sample (musim kemarau) ternyata cukup besar, yaitu rata-rata >3,00, yakni berkisar 3,13–3,31. Indeks keanekaragaman plankton melebihi 3,00 menunjukkan kondisi komunitas plankton adalah tergolong sangat stabil. Indeks keanekaragaman sebesar 3,13–3,31 yakni >3,00 menunjukkan tidak terdapat pencemaran dalam badan air Danau atau Lebak Air Itam.

Jenis-jenis ikan yang mampu pada kondisi defisit oksigen tersebut adalah ikan-ikan berwarna gelap (blackfishes) yang memiliki alat pernapasan tambahan semacam labirin, sehingga kekurangan oksigen terlarut dapat dicukupi dengan mengambil oksigen udara di permukaan air dengan alat labirin yang dimilikinya. Jenis-jenis yang banyak dijumpai antara lain: betok (Anabas testudineus), selincah (Polyacanthus hasselti), gabus (Channa striata atau Ophiocephalus striatus), lele (Clarias batrachus), sepat siam, sepat mata merah, tempalo lebak (Betta taeniata) dan tebakang (Helostoma temmincki).

Kelimpahan dari masing-masing spesies berkisar jarang hingga banyak. Jenis-jnis yang tergolong kategori banyak adalah ikan belut, betok, buntal, gabus, lele kalang, selincah, sepat mata merah, sepat siam, tempalo lebak dan toman.

Konservasi lahan gambut dan Danau Air Itam adalah mutlak jaga untuk menjaga keanekaragaman hayati yang tersisa.

(5)

3. . Lebak Jungkal, Kecamatan Pampangan

Wilayah Lebak Jungkal, merupakan lebak rawa yang sangat luas (ratusan hektar) yang muka airnya berfluktuasi menurut musim penghujan atau kemarau. Debit air sangat tergantung pada pasokan air hujan yang berasal dari sungai-sungai kecil terdekat atau aliran air dari wilayah sekitar yang topografinya lebih tinggi ketika turun hujan. Lebak Jungkal sebagai hamparan rawa sangat luas, dengan kedalaman 1–4 meter pada waktu musim hujan dan <2 meter pada waktu kemarau, bahkan pada waktu kemarau panjang (>5 bulan) permukaan danau menjadi kering.

Jenis vegetasi yang mendominasi keluarga Gramineae yang sering disebut dengan bahasa lokal rumput kumpai dengan spesies: Panicum stagninum, Panicum colonum dan Panicum reptans.

Vegetasi Lebak Jungkal adalah pandan rawa (Pandanus ornatus) Panicum stagninum, Panicum colonum, Panicum reptans, eceng gondok (Eichhornia crassipes), purun (Lepironia mucronata), telipuk (Nymphoides indica), ketanan (Polygonum pulchrum), belidang (Fimbristylis annua), petai air (Neptunia prostrata), kangkung (Ipomoea aquatica) dan rumput ganggang (Hydrilla verticillata). Vegetasi lainnya yang tumbuh pada tanah mengapung antara lain: senggani (Melastoma malabathricum) dan rumput pait (Axonopus compressus). Sementara itu jenis kayu yang masih ada dan bertahan pada kondisi tergenang adalah kayu gabus (Alstonia spp.).

Jenis unggas yang sering dijumpai adalah unggas yang beradaptasi dengan lingkungan akuatik, sehingga makanannya berupa jenis-jenis ikan kecil dan berbagai jenis Avertebrata dari Kelas Insecta maupun Kelas Annelida. Jenis unggas akuatik tersebut antara lain: keruwak (Amaurornis phoenicurus), ayaman (Gallinula chloropus), raja udang (Alcedo attis), bambangan (Ixobrychus cinnamomeus), kuntul besar (Egretta alba), kuntul kecil (Egretta garzetta), bangau totong (Leptoptilos javanicus), belibis (Dendrocygna javanica), elang bondol (Heliastur indus) dan bodol (Lonchura leucogastra).

Hasil analisis komunitas plankton, indeks keanekaragaman komunitas plankton pada 2 titik pengambilan sample (musim kemarau) ternyata cukup besar, yaitu jauh >3,00. Indeks keanekaragaman plankton >3,00 tersebut menunjukkan kondisi komunitas plankton adalah sangat stabil. Indeks keanekaragaman sebesar >3,00, menunjukkan tidak terdapat pencemaran dalam badan air Lebak Jungkal. Namun demikian, kelimpahan komunitas plankton pada Lebak Bahanan tergolong rendah, yaitu 49 individu/liter (<50 individu/liter air), sementara itu pada lokasi Lebak Betung kelimpahan komunitas planktonnya sebesar 79 individu/liter air, menunjukkan kelimpahan sedang. Dengan demikian, populasi masing-masing plankton tergolong tidak melimpah. Hal ini berkaitan dengan kondisi badan air yang rendah kandungan nutrisinya N total dan fosfor (PO4).

Jenis-jenis yang banyak dijumpai antara lain: betok (Anabas testudineus), selincah (Polyacanthus hasselti), gabus (Channa striata atau Ophiocephalus striata), lele (Clarias batrachus), sepat siam (Trichogaster pectoralis), sepat mata merah (Trichogaster trichopterus) , tempalo lebak (Betta taeniata) dan tebakang (Helostoma temmincki).

Kunci Kata: Keanekaragaman hayati, Konservasi Lahan Gambut

(6)

RINGKASAN III

Evaluasi Kemampuan Lahan di Desa Hutan pada Lahan Hutan Rawa Gambut di Bentang Lahan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir

Faktor pembatas pertumbuhan tanaman pada lokasi penelitian curah hujan dan kedalaman efektif yang tidak dapat diperbaiki dan tergolong dalam kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai),

Kondisi aktual lahan lokasi penelitian adalah mempunyai 3 kelas kesesuaian untuk tanaman karet, yaitu kelas kesesuaian N (tidak sesuai) pada areal titik pengamatan T1, T5, T8, T26, dan T29 yang dibatasi ketersediaan unsur hara P, kelas

kesesuaian S3 (kurang sesuai) pada areal T13 dan T21 yang dibatasi oleh ketersediaan

unsur hara P, dan S2 (cukup sesuai) pada titik T11 yang dibatasi oleh ketersediaan air,

ketersediaan hara N dan P serta kedalaman efektif, S2 pada areal T15 yang dibatasi

oleh ketersediaan air, ketersediaan hara N, KTK rendah dan kedalaman efektif; dan S2 pada T23 yang dibatasi oleh ketersediaan air, KTK rendah dan kedalaman efektif.

Kondisi potensial lahan memperlihatkan seluruh areal penelitian tergolong dalam kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai) yang dibatasi oleh ketersediaan air (curah hujan) serta kedalaman efektif.

Pengelolaan yang diperlukan untuk mengurangi faktor pembatas adalah dengan melakukan pemupukan, misalnya pupuk urea pada areal T29 dengan dosis 43,47 kg/ha

(7)

RINGKASAN IV

Kondisi Sosioekonomi dan Aktivitas Masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir

Kajian dilakukan terhadap 40 responden yang bermukim di sekitar lahan gambut di kawasan hutan produksi terbatas yang dipilih secara acak berasal dari 9 desa yang masuk dalam 5 kecamatan. Tujuan kajian adalah untuk menganalisis kondisi social ekonomi masyarakat yang bermukim disekitar lahan gambut kawasan hutan produksi terbatas, mendeskripsikan prilaku masyarakat dalam kawasan hutan produksi terbatas, serta mengidentifkasikan apakah kondisi social ekonomi berpengaruh terhadap prilaku masyarakat di kawasan hutan produksi terbatas. Kajian dirancang dengan metode survey, menggunakan kuisioner sebagai pedoman wawancara terhadap responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi social ekonomi masyarakat di kawasan hutan produksi terbatas masih tergolong rendah pada umumnya sumber mata pencaharian tidak tetap (buruh serabutan, nelayan, tani, penjual kayu bakar, dan sebagainya), hal inilah salah satu yang mendorong masyarakat untuk memanfaatkan hutan sebagai alternative memanbah penghasilan keluarga. Prilaku masyarakat di sekitar hutan produksi terbatas tergolong positif terutama terhadap pelestarian lahan gambut di kawasan hutan produksi terbatas hal ini tercermin dari hasil pengamatan di lapangan yang menunjukkan bahwa sebagian besar pemanfaatan hutan sebagai tambahan pengahsilan keluarga terbatas pada pengambilan bahan untuk industri rumah tangga (55%), kayu bakar (15%), dan untuk berladang adalah sebesar 30%. Pada dasarnya sebanyak 90% responden menyatakan kepeduliannya terhadap kelestarian lahan gambut di kawasan hutan produksi terbatas.

Key words: Kelestarian Lahan Gambut, Persepsi, Prilaku Masyarakat

(8)

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR

PENELITIANHIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL

1. Judul : Dampak Kebakaran Lahan dan Aktivitas Masyarakat terhadap Karakteristik Gambut dan Keanekaragaman Hayati di Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

2. Bidang : Pengelolaan Lahan dan Pelestarian Lingkungan 3. Ketuan Pelaksana : Ir. Muh Bambang Prayitno, M.Agr.Sc.

4. Jurusan : Tanah Fakultas : Pertanian

Perguruan Tinggi : Universitas Sriwijaya 5. Alamat Ketua Peneliti

a. Alamat Kantor : Jl. Palembang-Prabumulih, KM 32, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. Telp. 0711-580460 b. Alamat Rumah : Jl. Tanjung Priuk N0. 49, Rt. 32, RW 07

Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni. Telp. 0711-822964. Palembang. 30114

Mengetahui Inderalaya, Okober 2009

Ketua Lembaga Penelitian Ketua Peneliti, Universitas Sriwijaya,

Dr. Ir. Muhammad Said, M.Sc. Ir. Muh Bambang Prayitno, M.Agr.Sc. NIP. 19610812 198703 1 003 NIP. 19610920 199001 1 001

Mengetahui Pembantu Rektor I Universitas Sriwijaya,

Dr. Zulkifli Dahlan, MSi, DEA NIP. 19480102 197803 1 001

(9)

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

HALAMAN PENGESAHAN ... viii

DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan Penelitian ... 2 C. Keutamaan Penelitian ... 2

BAB II. STUDI PUSTAKA ... 4

A. Hutan di Propinsi Sumatera Selatan ... 4

B. Karaktersitik Tanah Gambut ... 7

C. Karakteristik Lahan Kering ... 11

D. Survai dan Kesesuaian Lahan ... 13

E. Tanaman Karet ... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Bahan dan Alat ... 27

C. Metodologi Penelitian ... 28

IV. HASIL PENELITIAN ... 36

A. Dampak Kebakaran Lahan dan Aktivitas Masyarakat terhadap Karakteristik Gambut di Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir ... 36

B. Dampak Kebakaran Lahan dan Aktivitas Masyarakat terhadap Keanekaragaman hayati di Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir ... 42

C. Evaluasi Kemampuan Lahan di Desa Hutan pada Lahan Hutan Rawa Gambut di Bentang Lahan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir ... 71

D. Kondisi Sosioekonomi dan Aktivitas Masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir ... 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kawasan Hutan di Propinsi Sumatera Selatan ... 4

2. Deforestasi di Propinsi Sumatera Selatan ... 5

3. Kondisi Penutupan Lahan Kawasan Hutan Di Propinsi Sumatera Selatan .. 6

4. Faktor Penentu Kualitas Lahan ... 16

5. Lokasi Penelitian ... 26

6. Lokasi Analisis Laboratorium ... 27

7. Bahan untuk Penelitian ... 27

8. Alat untuk Penelitian ... 27

9. Karakteristik Sifat Fisik Tanah Gambut Desa Cinta Jaya, Pedamaran ... 37

10. Hasil Analisis Kimia Tanah Gambut Desa Cinta Jaya, Pedamaran ... 39

11. Hasil Analisis Na dan EC Gambut ... 41

12. Hasil Analisis Vegetasi Belukar di Rawa Gambut, Lokasi Jalan Sepucuk, Kecamatan Pedamaran Timur ... 46

13. Hasil Analisis Vegetasi pada Hutan Perepat di Rawa Gambut, Lokasi Jalan Sepucuk , Kecamatan Kayuagung ... 47

14. Keanekaragaman dan Kelimpahan Populasi Spesies Plankton di Perairan Danau Teloko, Kabupaten Ogan Komering Ilir ... 50

15. Jenis Nekton di Perairan Danau Teloko, Tanjung Serang, Kayuagung ... 53

16. Keanekaragaman dan Kelimpahan Populasi Spesies Plankton di Perairan Danau atau Lebak Air Itam, Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir ... 58

17. Jenis-jenis nekton yang dapat dijumpai di perairan Lebak atau Danau Air Itam, Juni 2009 ... 60

18. Keanekaragaman dan Kelimpahan Populasi Spesies Plankton di Perairan Lebak Jungkal, Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir ... 66

19. Jenis-jenis nekton yang dapat dijumpai di perairan Lebak Jungkal ... 68

20. Analisis Sifat Kimia pada Desa Cinta Jaya, Pedamaran ... 75

21. Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Karet ... 76

22. Kelas Kesesuaian Lahan potensial untuk Tanaman Karet ... 78

23. Banyaknya Sarana Pendidikan (Negeri & Swasta) di Wilayah Studi Menurut Jenjang Pendidikan ... 82

24. Data Kepadatan Penduduk di Wilayah Studi tahun 2008 ... 82

25. Prilaku Masyarakat Terhadap Aktivitas Masyarakat di Lahan Gambut Kawasan Hutan Produksi Terbatas ... 86

26. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Lahan Gambut di Kawasan Hutan Produksi Terbatas ... 89

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peta Sebaran Gambut Di Propinsi Sumatera Selatan ... 8

2. Sebaran Kebakaran Gambut Di Propinsi Sumatera Selatan ... 11

3. Lokasi Penelitian di Kecamatan Kayuagung, Pedamaran, Pedamaran Timur dan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir ... 25

4. Citra landsat Lokasi Penelitian pada Bentang Lahan Gambut di Hutan Produksi Terbatas Kayuagung ... 26

5. Peta Sebaran Ketebalan Gambut Desa Cinta Jaya, Pedamaran ... 38

6. Sebaran Kerusakan Hutan Gambut Desa Cinta Jaya, Pedamaran ... 39

7. Vegetasi Gelam dan Vegetasi Rumput Belidang ... 43

8. Vegetasi Perpat (Sonneratia sp) ... 43

9. Danau Teloko, cukup luas tampak air bergelombang, Juni 2009 ... 54

10. Nelayan sedang mencari ikan di Danau Teloko, dengan latar belakang vegetasi rumput kumpai, purun dan kayu gabus, Juni 2009 ... 54

11. Danau Danau atau Lebak Air Itam, cukup luas tampak air bergelombang, Juni 2009 ... 62

12. Nelayan sedang mencari ikan di Danau Air Itam, dengan latar belakang vegetasi vegetasi hutan sekunder (didominasi kayu tembesu, Fagr. ... 62

13. Lebak Jungkal, cukup luas tampak air tenang oleh air dangkal, sehingga vegetasi kumpai (Panicum sp) tampak dominan dipermukaan air, Juni 2009 ... 69

14. Perkampungan Nelayan di Lebak Jungkal, berada di tengah Rawa Lebak Jungkal, tepatnya di Lebak Bahanan, Juni 2009 ... 69

15. Sebagian dari produksi tangkapan nelayan di Lebak Jungkal, Juni 2009... 70

16. Tanaman Kerat Di Desa Cinta Jaya Kecamatan Pedamaran ... 72

17. Semak Belukar Di Desa Cinta Jaya Kecamatan Pedamaran ... 72

18. Peta Kesesuaian Lahan Aktual ... 76

19. Peta Kesesuaian Lahan Potensial ... 78

Referensi

Dokumen terkait

Sistem yang akan di terapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir .... Penyelidikan

Bunga mawar potong kiss yang tangkainya direndam dalam larutan pulsing yang dilanjutkan dengan perendaman dalam vial isi akuades yang dikemas dalam kotak karton berukuran

Untuk terus meningkatkan dan memperkuat perekonomian derah serta dengan melihat segala potensi yang dimiliki Kota Pekalongan, Dinas Perindustrian Perdagangan

Hasil penelitian laboratorium yang diperoleh dari pengujian agregat Desa Inengo sesuai dengan sifat-sifat lapis pondasi atas kelas A yang disyaratkan spesifikasi umum 2010 revisi

Dalam sebuah studi tentang kebutuhan keluarga pasien yang menunggu keluarganya dengan perawatan ICU ada beberapa hal penting yang dibutuhkan yaitu kebutuhan untuk dihubungi ke

Seasonal variations from 2000 to 2004 of ciliates (water column average) in the Rogoznica

2012 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi (dana Tugas Pembantuan/TP dan Dekon) melalui program pengelolaan.. Upaya yang telah dilakukan Direktorat Budidaya Aneka

Hubungan antara kedua variabel ini bersifat positif, yang berarti semakin tinggi tingkat problematic internet use , maka semakin tinggi pula tingkat