• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Warna Latar Wadah dan Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Koi (Cyprinus carpio)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Warna Latar Wadah dan Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Koi (Cyprinus carpio)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: xxxx-xxxx

Pengaruh Warna Latar Wadah dan Padat Tebar Terhadap

Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva

Ikan Koi (

Cyprinus carpio

)

Sindy Mulantika*1), Hamdan Alawi2), Sukendi2)

1Mahasiswa Jaurusan Budidaya Perairan, Labarotorium Pembenihan dan Pemuliaan

Ikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

2Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

e-mail: *Sindimulantika1@gmail.com,

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh warna latar wadah dan padat tebar terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan Koi (Cyprinus carpio) yang dipelihara dengan menggunakan system resirkulasi air. Larva ikan (0.002 g) dipelihara dalam akuarium dengan warna latar wadah orange, hitam, biru dan tanpa warna wadah (bening) dengan padat tebar 5 ekor/l (75 ekor/wadah) dan 10 ekor/l (150 ekor/wadah). Dinding bagian dalam dan dasar setiap akuarium dilapisi dengan kertas yang tahan air untuk memberikan warna latar wadah yang sesuai dengan perlakuan (orange, hitam dan biru) kemudian akuarium yang tidak diberi warna latar wadah (bening) yang berfungsi sebagai kontrol. Larva diberi pakan berupa Tubifex sp. setiap hari selama 40 hari pemeliharaan. Pertumbuhan terbaik, panjang dan laju pertumbuhan spesifik diperoleh dari larva yang dipelihara pada padat tebar 5 ekor/l. Sedangkan kelulushidupan larva tidak berbeda nyata antara padat tebar 5 ekor/l yaitu 94,00% dengan padat tebar 10 ekor/l yaitu 96,88%. Penggunaan warna latar wadah orange, biru dan bening secara signifikan memberikan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan penggunaan warna latar wadah hitam. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa larva ikan koi (Cyprinus carpio) baik dipelihara pada padat tebar 10 ekor/l dengan menggunakan warna latar wadah orange.

Kata kunci: Warna latar wadah, Padat tebar, Larva Ikan Koi, Pertumbuhan dan Kelulushidupan

Abstract

This study was carried out to evaluate the combined effects of four background tank colors and two stocking densities on growth and survival rate of koi fish Cyprinus carpio larvae reared with a water recirculation system. The fish larvae (0,002 g) were reared in aquarium with orange, black, blue and clear backgoround at two stocking densities of 5 fish/L (75 fish/aquarium) and 10 fish/L ( 150 fish/aquarium). The inside walls and the bottom of each aqauarium were laminated with colored water resistant paper to achieve the background color tested (orange, black and blue) while nonlaminated (clear) aquarium served as a control. The larvae were fed on tubifex worms trice a day for 40 days rearing period. The best growth - weight, length and specifc growth rate were obtained for larvae reared at 5 fish /L stocking densities. While Survival rate of larvae was not significantly diferent with 94,00% for larvae stocked at 5/L and 94,9% for larvae stocked at 10/L respectively. The background color aquarium orange, blue and clear aquarium significantly gave better growth rates compared to those ones black. The result suggested that koi carp Cyprinus carpio larvae should be reared at 10 fish/L aquarium with Orange background tank color

(2)

1. PENDAHULUAN

Ikan koi (Cyprinus carpio) menjadi salah satu komoditas unggulan dan ekonomis penting karena harganya cukup tinggi dan menguntungkan dalam bisnis akuakultur baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2019), menunjukkan bahwa nilai ekspor ikan koi tahun 2014 mencapai 392.372,340 juta, nilai ekspor ikan koi lebih besar di bandingkan dengan nilai ekspor ikan komet sebesar 82,112.290 juta. Kemudian untuk total rumah budidaya ikan hias indonesia ikan koi menempati posisi terbanyak dengan 26,29 % dibandingkan ikan guppy 2,14 %.

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomi dan peminat yang sangat tinggi. Hal ini menjadi dorongan para pembudidaya untuk meningkatkan usaha budidaya ikan koi (Susanto,2002).

Budidaya ikan koi sebelumnya banyak dilakukan di kolam atau di keramba. Perkembangan budidaya yang terus meningkat, memerlukan alternatif wadah pemeliharaan yang dapat memproduksi ikan (benih) dalam jumlah tinggi, sehat, tumbuh optimum dan hidup maksimal (Alawi, 2013, 2014). Lahan kolam semakin kompetitif dan keramba yang dipasang di sungai atau danau dapat menimbulkan dampak lingkungan yang buruk. Wadah bak (akuarium, fiberglass) dengan pemeliharaan intensif dapat meningkatkan biomass lebih tinggi dari unit pemeliharaan lain (Opiyo et al, 2014). Bak memiliki lingkungan buatan dan berbeda dengan lingkungan atau habitat alami ikan yang dipelihara. Dalam pemeliharaan di bak, faktor penting untuk keberhasilan produksi benih adalah padat tebar yang tepat dan warna latar wadah yang sesuai (Ariyanto et al. 2008).

Penglihatan (vision) memainkan peranan sangat penting bagi sebagian besar larva ikan untuk mendeteksi mangsanya (Hunter, 1981; Blaxter, 1986). Keberhasilan makan bagi ikan makan menggunakan alat penglihatan (visual feeders) dalam kondisi alami sangat bergantung pada kekontrasan antara mangsa (pakan) dengan latar-nya (Collin and Hart, 2015). Karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan mangsanya ini dapat mempengaruhi kesuksesan makan dan pertumbuhan pada ikan.

Warna wadah pemeliharaan dapat memberikan stimulus yang memicu timbulnya motivasi dan kondisi tertentu pada ikan, sehingga warna wadah pemeliharaan mempengaruhi kualitas ikan yang dibudidaya. (Mc Lean et al.,2008)

Padat tebar merupakan fakor kunci dalam menentukan produktifitas dan keuntungan dari sistem produksi budidaya dan secara langsung bergantung pada kondisi lingkungan. (Marandi et al. 2018). Tekanan lingkungan yang disebabkan oleh padat tebar dapat berdampak pada proses pencernaan, penyerapan makanan, angka pertumbuhan dan efisiensi pakan, fungsi kekebalan pada ikan (Ajani et al, 2015; Effendi, et al, 2006; Abou-Seif, 2006; Baldwin, 2010; Abdel-Tawwab, 2012; Aryani et al. 2017). Stres yang kronis karena padat tebar tinggi dapat menyebabkan menurunnya pertumbuhan, karena energi dialihkan untuk memulihkan proses homeostatis, seperti respirasi, regulasi hidromineral dan perbaikian jaringan (Biswas et al. 2007; Baldwin, 2010;Bayir et al. 2018). Berbagai hasil penelitian pengaruh padat tebar terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva berbagai jenis ikan telah dilaporkan, diantaranya: ikan peres (Osteochillus kappeni) (Hasri dan Ahmadina, 2016), ikan mas koi, Cyprinus carpio (Usandi et al. 2019), ikan mas (Marandi et al. 2018).

(3)

ISSN: xxxx-xxxx

Pemeliharaan larva dianggap sebagai tahap paling kritis dalam pembenihan ikan dimana padat tebar dan warna latar wadah dipercaya sebagai faktor abiotik yang penting. Pengaruh warna bak dan padat tebar terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan dari berbagai jenis ikan telah dilaporkan di berbagai leteratur, namun pengaruh kedua faktor sekaligus belum banyak dikaji. Laporan hasil penelitian pada benih ikan koi (Vaneria, 2019) menunjukkan bahwa ikan yang dipelihara pada akuarium berlatar warna orange dan biru didapatkan pertumbuhan dan kelulushidupan terbaik. Opiyo et al, (2014) merekomendasikan akuarium berlatar warna biru dengan padat tebar 2 ekor/L sebaiknya digunakan untuk pemeliharaan larva ikan nila (Oriochromis niloticus, L) guna meningkatkan pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh kombinasi antara padat tebar dan warna latar bak terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan koi di wadah terkontrol.

2. METODE PENELITIAN Ikan uji dan fasilitas pemeliharaan

Larva ikan koi yang digunakan pada penelitian ini berumur 7 hari setelah menetas. Larva diperoleh dari Balai Benih Ikan Tarantang Kecamatan Harau yang masih berumur 3 hari. Larva diangkut menggunakan kantong plastik beroksigen ke Laboratorium Pembenihan dan Pemulaan ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas riau. Sebelum berumur 7 hari, larva dipelihara dalam bak Fiber 200 liter, diberi pakan kutu air mulai hari ke 3 penetasan. Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah akuarium berukuran 30 x 30 x 30 cm3 sebanyak 24 unit. diisi air sebanyak 15 liter/wadah. Selama 40 hari pemeliharaan, pergantian air melalui sistem resirkulasi, dengan debit air masing-masing akuarium 0,1- 0,5 L/menit. Air yang masuk ke akuarium setelah melalui saringan mekanis (krikil, ijuk), kemis (arang) dan biologis (bioball). Warna latar wadah menggunakan stiker warna yang terbuat dari kertas vinyl tahan air. Adapun warna-warna latar wadah yang digunakan adalah warna hitam, orange, biru dan bening (akuarium tanpa diberi warna latar wadah).

Rancangan Penelitian

Larva ikan koi (Cyprinus carpio) yang berumur 7 hari berjumlah 2.700 ekor dengan berat rata-rata individu 0,0022g ditebarkan ke masing-masing akuarium. menurut rancangan percobaan faktorial 4x2x3 (warna latar bak x padat tebar larva x ulangan). Di dinding dalam dan dasar bak dilapisi kertas vinyl tahan air untuk memenuhi perlakuan warna latar biru, hitam, orange dan satu set akuarium tanpa dilapisi kertas vinyl warna, dijadikan sebagai kontrol. Larva dipelihara dengan 2 padat tebar masing-masing 5 ekor/L air atau 75 ekor per wadah dan 10 ekor/L, atau 150 ekor per wadah. Selama penelitian larva diberi pakan cacing sutra (Tubifex sp.) 40% dari bobot tubuh. 3 kali sehari (pukul 07.00; 15.00 dan 23.00 WIB).

Sampling dan analisis data

Sampling berat basah larva dilakukan dengan menimbang seluruh larva menggunakan timbangan elektronik (OHAUS ketelitian 0,001 mg). Panjang total larva sebanyak 30% dari masing akuarium dilakukan dengan cara larva dimasukkan dalam petri-disk dan diletakkan di atas kertas grafik ketelitian 0.1 cm. Pengukuran dilaksanakan setiap 10 hari sekali.

(4)

SGR(%) = 100 (LnWt – LnW0) / t), Pertumbuhan bobot (g) = (Wt-Wo)

Kelulushidapan(%) = (Nt/No)x100%, dimana:

(W0 dan Wt adalah berat awal dan akhir larva (g) t = lama pemeliharaan;

No = Jumlah larva awal; Nt = jumlah larva akhir. Analisa Statistik

Analisa data menggunakan aplikasi SPSSseri 20 sistem window. Variasi data laju pertumbuhan sepesifik (SGR), pertumbuhan Bobot dan kelulushidupan diuji secara statistic menggunakan GLM (general Linier Model) 2-way ANOVA, dimana warna latar wadah (biru, hitam, orange dan bening) dan padat tebar (5 dan 10 ekor/L) sebagai Faktor tetap. Uji New-Man Keuls digunakan sebagai uji lanjut membamdingkan rata-rata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95%.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Warna Latar Wadah

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa warna latar bak (akuarium) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan koi. Pertumbuhan bobot, panjang dan laju pertumbuhan spesfik tertinggi (1,12g, 5,0 cm, 15,59%/hari) diperoleh pada bak berlatar warna orange, dan yang terendah dijumpai pada bak berwarna latar hitam (0,14 g, 3,23 cm, 10,45 %/hari). Kecenderungan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah bahwa larva ikan koi yang dipelihara dalam akuarium berwarna latar terang (orange, biru dan bening) lebih tinggi pertumbuhannya dibandingkan dengan akuarium berlatar warna gelap (hitam)

Tabel 1. Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang dipelihara dalam akuarium berlatar warna berbeda selama 40 hari Warna Latar Wadah Bobot Mutlak (g) X±Std Panjang Mutlak (cm) X ± Std LPS (%/hari) X ± Std Kelulushidupan (%) X ± Std Bening 0,39±0,04b 3,87±0,10b 13,01±0,29b 94,11±0,88a Biru 0,71±0,08c 4,13±0,77c 14,48±0,30c 94,00±0,59b Hitam 0,14±0,04a 3,23±0,15a 10,45±0,86a 93,22±0,88a Orange 1,12±0,12d 5,00±0,16d 15,59±0,27d 96,44±1,00b

Catatan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)

Data kelulushidupan seperti yang tertera pada Tabel 1 juga menunjukkan pengaruh yang signifikan (P < 0,05). Larva ikan koi bak berwarna latar terang (orange biru dan bening) lebih tinggi angka kelulushidupannya dibandingkan dengan larva dari akuarium berwarna latar gelap (hitam), yaitu sekitar 96,44% berbanding dengan

(5)

ISSN: xxxx-xxxx

93,22%. Hasil ini sesuai dengan pernyataan bahwa pemeliharaan dalam bak berwarna dianggap sebagai faktor penting mempengaruhi kesuksesan pemeliharaan larva ikan (Hunter, 1981; Blaxter, 1986). Dalam penelitian ini warna latar terang (orange, biru dan bening) menghasilkan pertumbuhan dan kelulushidupan yang lebih tinggi dari yang berwarna latar gelap (hitam). Perbedaan yang signifikan ini kemungkinan berhubungan dengan efek kontras antara pakan dengan warna latar bak (Tamazouzi el al. 2000). Pada akuarium berwarna latar terang (orange, biru dan bening) menghasilkan efek kontras antara pakan dan warna latar yang lebih baik bagi larva ikan koi sehingga meningkatkan konsumsi pakan. Seperti pada penelitian benih ikan koi (Cyprinus carpio) (Vaneria,2019) yang menunjukkan bahwa wadah berwarna latar orange dan biru memberikan pertumbuhan dan kelulushidupan yang baik.

Ikan yang dipelihara dalam kondisi wadah terang memberikan reaksi tingkah laku yang berbeda dengan ikan yang dipelihara ditempat gelap karena adanya reaksi malanosom yang mengandung pigmen melanofor terhadap rangsangan cahaya yang ada. (Said et al., 2005). Warna latar bak secara signifikan berpengaruh pada angka kelulushidupan larva ikan koi (Tabel1). Angka kelulushidupan tinggi (96.4%) terdapat pada akuarium berwarna latar orange. Hal ini sesuai dengan yang diteliti juga ikan tengadak Barbonymus schwanenfeldii (Rachimi,2014) dimana kelulushidupan lebih tinggi pada akuarium berwarna latar orange dan biru dibandingkan warna latar transparan (bening) dan hijau. Pada larva dan benih ikan hias lain seperti rainbow kurumoi Melanotaenia parva (Rahmawati dan Kadarini, 2018) melaporkan bahwa warna latar terang seperti warna merah dan orange memberikan pertumbuhan dan kelulushidupan yang terbaik dari warna pada warna lainnya. Ikan memerlukan intensitas cahaya tertentu untuk mendeteksi dan menangkap pakan, namun cahaya yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan stress bahkan kematian. (Boeuf dan Bail, 1999).

Dilihat dari tingkah lakunya, larva ikan koi juga aktif bergerak dalam mencari makanan pada wadah berwarna latar terang (orange, biru dan bening), sehingga menghasilkan efek kontras yang baik antara pakan dan warna latar. Ikan memiliki kemampuan untuk membedakan warna. Kemampuan ini dimiliki karena adanya pigmen pada mata ikan. Perbedaan tersebut secara umum disebabkan karena perbedaan faktor phylogenetic dan ekologi, selain juga oleh karakteristik fisik sumber cahaya, khususnya tingkat intensitas dan panjang gelombangnya. (Zulfikar, 2018). Hanya cahaya yang memiliki panjang gelombang pada interval 400-750 nanometer yang mampu ditangkap oleh mata ikan (Rosyidah et al., 2011) Pengertian warna berasal dari persepsi visual manusia terhadap spektrum cahaya tampak (visible lights) yang ditangkap oleh retina pada gelombang dan puncak sensitivitas tertentu. Spektrum warna tersebut adalah : merah (635-700 nm), jingga (590-635 nm), kuning (560-590 nm), hijau (520-560 nm), biru muda (490-520 nm), biru (450-490 nm), dan ungu (390-450 nm) (Waldman 2002).

Pengamatan pertumbuhan bobot mutlak individu larva ikan koi berdasarkan warna latar wadah berbeda yang dilakukan setiap 10 hari selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa pola Pertumbuhan larva koi berbeda-beda. Pada awal pemeliharaan bobot larva sama. pada hari ke-10 sampai hari ke 20 pertumbuhan larva ikan koi relative sama pada semua perlakuan. Pada hari ke-20 sampai hari ke-30 terjadi kenaikan pertumbuhan bobot mutlak. Pada hari ke-30 sampai hari ke-40. Pada hari ke-40 pertumbuhan bobot mutlak terbaik berada pada penggunaan warna latar wadah orange kemudian diikuti oleh penggunaan warna latar wadah biru, tanpa penggunaan latar wadah (bening) dan penggunaan warna latar wadah hitam.

(6)

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 0 10 20 30 40 P e rt u m b u h a n b ob ot ( g)

Waktu pemelihan (hari)

kontrol biru hitam orange

Gambar 1. Pertumbuhan bobot individu larva ikan koi yang dipelihara dalam bak berwarna latar orange, hitam, bening dan biru selama 40 hari Pengaruh Padat Tebar

Pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan koi (Cyprinus carpio) yang dipelihara pada padat tebar berbeda selama 40 hari dengan system resirkulasi air dapat dilihat pada (Tabel 2). Dari table 2 terlihat bahwa larva ikan koi yang dipelihara 5 ekor/l atau 75 ekor/wadah secara signifikan (P<0.05) lebih tinggi pertumbuhan bobot mutlak (0.66g), pertumbujan panjang mutlak (4,33 cm) dan laju pertumbuhan spesifik (13,77%/hari) dibandingkan dengan larva yang dipelihara 10 ekor/L atau 150 ekor/wadah, masing-masing (0,52g), (3,79 cm), (12,99%/hari).

Tabel 2. Pengaruh Padat Tebar Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Padat Tebar (ekor/l) Bobot Mutlak (g) X±Std Panjang Mutlak (cm) X ± Std LPS (%) X ± Std Kelulushidupan (%) X ± Std 10 0,52±0,35a 3,79±0,69a 12,99±2,22a 94,89±1,40a 5 0,66±0,41b 4,33±0,73b 13,77±1,81b 94,00±1,44a

Catatan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)

Sedangkan terhadap kelulushi-dupan, padat tebar 10 ekor/L (94,89%) lebih baik dari pada padat tebar 5 ekor/L (94%). Hal ini disebabkan karena larva mampu memanfaatkan ruang dan makanan dengan baik sehingga berdampak positif terhadap kelulushidupan. Perlakuan padat tebar memiliki pengaruh yang kuat pada pertumbuhan ikan, karena ruang dan makanan menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. (Subagja dan Radona, 2017).

Pada pemeliharaan 20 hari pertama belum terlihat perbedaan bobot larva pada padat tebar 5 dan 10 ekor/L. Perbedaan pertumbuhan baru tejadi setelah memasuki hari ke 30 dan 40. (Gambar 2).

(7)

ISSN: xxxx-xxxx 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0 10 20 30 40 Per tu mb u h an b o b o t (g )

Lama pemeliharaan (hari)

pt 5 ekor/l pt 10 ekor/l

Gambar 2. Pertumbuhan bobot individu larva ikan koi yang dipelihara dalam bak dengan padat tebar 5 ekor/L dan 10 ekor/L selama 40 hari

Dalam dunia pembenihan, pemanfaatan ruang pemeliharaan dapat mengoptimalkan produksi benih. Padat penebaran adalah jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume. (Hepher dan Pruginin, 1981). Dalam penelitian ini pertumbuhan bobot, pertumbuhan panjang dan LPS menurun dengan meningkatnya padat tebar. Korelasi negatif antara pertumbuhan dan padat tebar ini kemungkinan disebabkan karena dalam kondisi kepadatan tinggi, ikan mengalami social stress akibat dari interaksi makan yang agresif efek dari respon stress dan akirnya kurang makan (Abou-Seif, 2006). Hal serupa juga terjadi pada larva ikan koi Cyprinus carpio (Usandi et al., 2019), mas koki Carassius auratus (Ginting et al., 2014), larva ikan nila Oreochromis niloticus (Opiyo, et al., 2014), ikan lele lokal, Clarias batrachus (Sahoo, et al. 2004). Semuanya melaporkan bahwa adanya efek negatif dari padat tebar tinggi, tercermin dengan menurunnya angka pertumbuhan. Berdasarkan pengamatan larva ikan koi selalu aktif bergerak dalam wadah pemeliharaan. Diduga ruang gerak yang terbatas mengakibatkan ikan menjadi lebih mudah stress sehingga energi yang dihasilkan dari proses metabolisme yang digunakan untuk pertumbuhan dan untuk mempertahankan diri dari stress. (Nurlaela et al., 2010). Pada penelitian ini perbedaan nyata padat tebar terhadap pertumbuhan, lebih banyak disebabkan oleh faktor kurangnya konsumsi pakan pada tebar tinggi karena persaingan dan stress.

Faktor stress, gesekan sesama, kompetisi ruang pada padat tebar tinggi tidak berpengaruh pada kelulushidupan (P<0,05) larva ikan koi, masing-masing 95 dan 94,89% pada tebar 5 dan 10 ekor/L. Ini menunjukkan bahwa padat tebar 10 ekor/L kemungkinan padat optimum untuk pemelihaaan larva ikan koi untuk memperoleh survival di atas 90%. Hasil Penelitian Pratama (2019) tentang padat tebar berbeda pada larva ikan tawes (Barbonymus gonionotus) dengan sistem resirkulasi didapatkan hasil terbaik pada penggunaan padat tebar 5 ekor/L Sedangkan hasil penelitian Subagja, dan Radona, D (2017) tentang padat tebar berbeda pada pemeliharaan ikan semah (Tor douronesis Valenciennes 1842) didapatkan hasil terbaik pada padat tebar 10 ekor/L dengan angka kelulushidupan 95,55 ± 1,68 %.

Pemakaian sistem resirkulasi air dalam pemeliharaan larva koi menjadi alasan tingginya angka kelulushidupan. Penggunaan filter fisik, kemis dan biologis dalam

(8)

optimum (Setiyanto et al. 2006; Norjanna et al. 2015; Hapsari et al. 2020), Tingginya angka kelulushidupan larva pada ke dua padat tebar menunjukkan bahwa individu-individu yang dipelihara dengan penebaran maksimum menghasilkan biomass maksimum. Pada penelitian ini biomass larva koi pada padat tebar 10 ekor/ L adalah 75,5 g lebih tinggi dari biomass 5 ekor/l yaitu 47,4 g, sekalipun bobot rata-rata individu larva pada padat tebar tinggi lebih kecil. Penebaran optimum yang menghasilkan produksi (biomasss) maksimum merupakan usaha yang menguntungkan (Effendi et al. 2006).

Pengaruh Interaksi Warna Latar Wadah dan Padat Tebar

Perbandingan pertumbuhan dan kelulushidupan larva koi yang dipelihara dalam bak/akuarium berlatar warna bening, orange, hitam dan biru pada padat tebar 5 dan 10 ekor/L dapat dilihat pada Tabel 3. Analisa statistik menunjukkan ada perbedaan yang nyata diantara masing masing kombinasi faktor warta latar wadah dan padat tebar. Larva yang dipelihara dalam wadah berlatar warna orange padat tebar 5 ekor/l (H-5) pertumbuhan bobot, panjang dan laju pertumbuhan spesifik tertinggi diikuti berturut-turut oleh Orange-10, Biru-5, Biru-10, Bening-5, Bening-10, Hitam-5, dan terakhir Hitam-10. Secara konsisten, padat tebar 5 ekor/l selalu lebih tinggi pertumbuhannnya pada semua warna latar wadah. (Gambar 3). Akuarium berwarna latar orange dengan padat tebar 5, 10 ekor/L lebih tinggi pertumbuhan larvanya dibanding dengan akuarium berwarna latar hitam padat tebar 5 ekor/L. Efek Kombinasi warna latar dengan padat tebar terhadap angka kelulushidupan juga terlihat fenomena yang sama. Warna latar terang (orange, biru dan bening) baik pada padat tebar 5 ekor/L atau 10 ekor/ L secara signifikan lebih tinggi dari angka kelulushidupan larva dari akuarium berlatar warna gelap (hitam). Hasil ini menunjukkan bahwa larva koi dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi (10 ekor/L) dalam wadah/akuarium berlatar warna orange atau biru. Fenomena yang sama terjadi pada larva ikan tengadak Barbonymus schwanenfeldii (Rachimi,2014) kelulushidupan larva lebih tinggi bila dipelihara pada bak berwarna orange dibandingkan dengan bak warna latar bening. Begitu juga yang terjadi pada ikan badut seperti yang dilaporkan Zulfikar et al. (2018). Ikan yang dipelihara pada wadah berlatar warna biru menghasilkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan bak berwarna latar kuning.

Tabel 2. Pengaruh Interaksi Warna Latar Wadah dan Padat Tebar Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Koi Selama 40 Hari Pemeliharaan Warna Latar Wadah dan Padat Tebar Pertumbuhan Bobot Mutlak (g) X±std Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm) X±std LPS (%/hari) X±std Kelulushidupan (%) X ± Std KPt5 0,44±0,014d 3,97±0,007d 13,28±0,07d 93,33±0,00ab KPt10 0,35±0,007c 3,78±0,011c 12,74±0,05c 94,88±0,38bc BPt5 0,79±0,012f 4,83±0,009f 14,74±0,05f 93,77±0,76ab BPt10 0,64±0,015e 4,42±0,009e 14,19±0,06e 94,22±0,38ab HPt5 0,19±0,013b 3,37±0,007b 11,21±0,17b 92,88±0,76a HPt10 0,10±0,010a 3,08±0,008a 9,68±0,26a 93,55±1,01a OPt5 1,23±0,018h 5,15±0,056g 15,84±0,05h 96,00±1,33d

(9)

ISSN: xxxx-xxxx OPt10 1,00±0,022g 4.86±0,024f 15,34±0,05g 96,88±0,38d

Catatan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)

Warna lingkungan umumnya berpengaruh terhadap mortalitas dan pertumbuhan ikan, juga rangsangan warna memberikan peranan penting dalam pendugaan pola makan ikan, warna lingkungan juga berpengaruh terhadap kemampuan ikan mendeteksi makanan selama pertumbuhannya, apabila pola makan ikan stabil maka pertumbuhan ikan akan ikut stabil. (Kodrato,2010). Warna latar belakang memainkan peran utama dalam efisiensi proses penangkapan mangsa. (Maciel dan Valenti,2014).

Grafik pengaruh warna latar wadah dan padat tebar terhadap bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan kelulushidupan larva ikan koi dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3. Grafik Pengaruh Interaksi Warna Latar Wadah Berbeda dan Padat Tebar (Pt (Ekor/l)) Terhadap Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm) Larva Ikan Koi 40 Hari (Pt : Padat Tebar, K : bening, P : putih, H : hitam, B : biru)

Pada Gambar 3 pertumbuhan bobot mutlak larva ikan koi pada perlakuan Hitam-5, Hitam-10, Bening-Hitam-5, Bening-10, Biru-Hitam-5, Biru-10, Orange-Hitam-5, Orange-10 berturut - turut sebesar 0,19 gram, 0,10 gram, 0,44 gram, 0,35 gram, 0,79 gram, 0,64 gram, 1,23

(10)

padat tebar memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bobot mutlak larva ikan koi. Pada warna latar wadah sama dengan padat tebar berbeda terjadi penurunan laju pertumbuhan bobot. Sedangkan warna latar wadah berbeda dengan padat tebar yang sama terjadi perbedaan laju pertumbuhan bobot, yang mana pada warna latar wadah orange lebih menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi kemudian disusul oleh penggunaan warna latar wadah biru, bening dan yang lebih rendah pada penggunaan warna latar wadah hitam.

4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Padat tebar 5 ekor/L menghasilkan angka pertumbuhan larva ikan koi lebih baik, dari pada padat tebar 10 ekor/L sedangkan angka kelulusidupan kedua padat tebar tidak berbeda nyata. Larva yang dipelihara dalam bak berwarna latar terang (orange, biru dan bening) menghasilkan pertumbuhan lebih baik dibandingkan dengan larva yang dipelihara dalam bak berwarna gelap (hitam).

Saran

Dilihat dari biomass maka disarankan untuk memelihara larva ikan koi dalam bak berwarna latar orange dengan padat tebar 10 ekor/l.

DAFTAR PUSTAKA

Abou-Seif, R.A. 2006. Effects of stocking density and protein level in diet on growth performance, survival rate and feed efficiency of nile tilapia (Oreochromis niloticus L.) fry monosex during the nursery period. Egyptian Journal of Aquatic Biology and Fisheries. 10(3):69-84.

Ajani E.K, Orisasona O and Jenyo-Oni A. 2015. Growth and Economic Performance of Clarias gariepinus Fry Reared at Various Stocking Densities. Journal of Fisheries and Livestock Production. 3(2): 1-3.

Alawi, H., 2013. Teknologi Pembe-nihan Ikan. UR Press. Pekanbaru. 180 hal. Alawi, H., 2014. Biologi dan Pembe-nihan Ikan. UR-Press. Pekanbaru. 226 hal.

Aryani, N., A. Mardiah, Azrita dan H. Syandri. 2017. Influence of Different Stocking Densities on Growth, Feed Efficiency and Carcass Composition of Bonylip Barb (Osteochilus vittatus Cyprinidae) Fingerlings. Pak. J. Biol. Sci., 20 (10): 489-497.

Ariyanto, D., E Tapahari dan B Gunandi. 2008. Optimasi Padat Penebaran Larva Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthlmus) pada Pemeliharan Sistem Intensif. J Perikanan. 10(2):158-166.

Baldwin, L. 2010. The effects of stocking density on fish welfare. The Plymouth Student Scientist, 4, (1), 372-383.

Bayir, M., G. Arslan and A. Bayir. 2018. High Stocking Density Impairs Mineral Content of Brown Trout. Asian Journal of Fisheries and Aquatic Research 2(4): 1-5

(11)

ISSN: xxxx-xxxx

Biswas A.K., Seoka M., Takii K., Kumai H. (2007). Comparison of apparent digestibility coefficient among replicates and different stocking density in red sea bream Pagrus major. Fisheries science, 73(1): 19-26.

Blaxter. J.H.S. 1986 Development of sense organs and behaviour in teleost larvae with special reference to feeding and predation avoidance. Transations of the American Fisheries Society 115: 98–114.

Boeuf G dan Le Bail PY. 1999. Does Ligh Hava an Influence on Fish Growth?. Aquaculture177 (1999). 129-152.

Brian, O., 2015. Effect of tank background colour on the hatchability of O. niloticus eggs and survival of fry. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies, 2(6): 81-86

Collin, S.P. dan N.S. Hart. 2015. Vision and photoentrainment in fishes: The effects of natural and anthropogenic perturbation. Integrative Zoology, 10: 15–28

Effendi, I., H.J. Bugri dan Widanarni. 2006. Effect of Different Rearing Density on Survival Rate and Growth of Giant Gouramy Osphronemus gouramy Lac. Fry at Size of 2 cm in Length. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 127-135.

Ginting, A., Usman, S., Dalimunthe, M. 2014 Pengaruh padat tebar terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan maskoki (Carassius auratus) yang dipelihara dengan sistem resirkulasi. Jurnal Aquacoastmarine. 2(4): 104-113.

Hasri, I dan Ahmadina. 2016. Pengembangan Teknologi Pembenihan Ikan Peres (Osteochilus kappeni) melalui Dosmetikasi. UPT Balai Benih Ikan Lukup Badak. Aceh Tengah.

Hapsari, A.W., J. Hutabarat, dan D. Harwanto. 2020. Aplikasi komposisi filter yang berbeda terhadap kualitas air, pertumbuhan dan kelulushidu-pan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada sistem resirkulasi. Jurnal Sains Akuakultur Tropis, 4(1):39-50

Hepher B., Pruginin Y. 1981. Commercial Fish Farming with Special Reference to Fish Culture in Israel. John Wiley and Sons, New York. 261 hal.

Hunter, J.R (1981) Feeding ecology and predation of marine fish larvae. In: Lasker R (ed.) Marine Fish Larvae: Morphology, Ecology, and Relation to Fisheries, pp. 33–77. Washington Sea Grant Program, Seattle.

Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2019. Kontribusi Ikan Hias Terus Meningkat. https://kkp.go.id/kkp/bkipm/artikel/6157-peta-lalulintas-ikan-hias-2019. Diakses tanggal 12 Juli 2020.

Kodrato, F. 2010. Pengaruh penggunaan warna lampu yang berbeda terhadap laju pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan botia (Chromobotia macracantus) umur 31 hari dengan sistem resirkulasi. Skripsi. FPIK. Universitas Brawijaya. Malang. 60 hal

Maciel, C,L., dan Valenti, W,C. 2014. Effect Of Tank Colour On Larval Performance Of The Amazon River Prawn Macrobrachium Amazonicum. Article in Aquaculture research, 45, hal 1041-1050.

Marandi, A., M. Hasrij, H. Adineh, dan H. Jafaryan. 2018. Interaction of fish density and background color effects on growth performance, proximate body composition and skin color of common carp, Cyprinus carpio. Int. J. Aquat. Biol. (2018) 6(3): 138-146

Mc Lean,E., P. Cotter,Claire. T,N. King. 2008. Tank color impacts performances of cultured fish. Ribartsvo. 66(2): 43-54.

(12)

dengan pengunaan filter yang berbeda. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. IV(1): 427-432.

Opiyo, M.A., C.C. Ngugi, dan J. Rasowo. 2014. Combined effect of stocking density and Background colour on Growth Performance and Survival of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus, L) fry in aquaria. J Fisheries Sciences. 8(3): 228-237. Pratama, R. 2019. Pengaruh Padat Tebar dan Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan dan

Kelulushidupan Larva Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus). Fakultas perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. (tidak diterbitkan)

Rachimi. Farida. Hidayatullah. 2014. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) yang Dipelihara Pada Warna Wadah Yang Berbeda. Jurnal Ruaya. 4:24-30.

Rahmawati, R., dan Karadini,T. 2018. Pengaruh Warna Wadah Pada Pertumbuhan dan Perkembangan Larva Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotenia parva). Jurnal Riset Akuakultur. 13(2). Hal 137-146.

Raiba, R., I. G. Pattipeylohi dan N. Ely. 2014. Pengaruh Volume Wadah Terhadap kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Hias Laut Ltter Six (Paracanthurus hephatus). Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. 8 hal (tidak diterbitkan) Rosyidah, I, N., A, Farid., dan W, A, Nugraha. 2011. Efektivitas Alat Tangkap Mini

Purs Seine Menggunakan Sumber Cahaya Berbeda Terhadap Hasil Tangkap Ikan Kembung (Rastrelliger sp). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 3(1), 41-45.

Rotllant, J., Tort, L., Montero, D., Pavlidis, M., Martinez, M., Wendelaar Bonga, S.E., Balm, P.H.M., (2003). Background colour influence on the stress response in cultured red porgy Pagrus pagrus, Aquaculture, 223: 129-139

Sahoo, K,S. Giri,S,S. Dan Sahu, A,K. 2004. Effect of stocking density on growth and survival of (Clarias batracus Lin) Larvae and fry during hatchery rearing. Jurnal Appl. Ichthyol. 20 (2004), 302–305

Said, D. S., W.D. Supyawati, dan noortiningsuh. 2005. Pengaruh jenis pakan dan kondisi cahaya terhadap penampilan warna ikan pelangi merah Glassolepis incises jantan. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 5(2): 61-67.

Setiyanto, Djoko, D. A Sunarma. Widanarni. 2006. Perubahan Ammonia (NH3-N), Nitrit (NO2-N) Dan Nitrat (NO3-N) Pada Media Pemeliharaan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Di Dalam Sistem Resirkulasi. J Akuakultur Indonesia. 5(1): 13-20.

Subagja, J dan Radona, D. 2017. Produktifitas Pascalarva Ikan Ikan Semah Tor douronensis (Valenciennes, 1842) pada lingkungan Ex Situ dengan Padat Tebar Berbeda. J Riset Akuakultur, 12(1);41-48.

Susanto.H. 2002. Koi. Penebaran Swadaya. Jakarta. ….. hal.

Tamazouzi, L., B. Chalain, and P. Fontaine. 2000. Tank wall colour and light level affect growth and survival of Eurasian perch larvae (Perca fluviatilis L.). Aquaculture. 182(1-2) : 85-90.

Usandi, B., V.P. Saini, M.L. Ojha, dan H.K. Jain. 2019. Effect of larval rearing density on growth and survival of koi carp, Cyprinus carpio. Journal of Entomology and Zoology Studies 2019; 7(2): 548-553.

Vaneria, G. Elfrida. Basri, Y. 2018. Efek Warna Wadah yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio

(13)

ISSN: xxxx-xxxx

Linn). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta. (tidak diterbitkan)

Waldman.G.2002. Introduction to light: the physics of light, vision, and color. Dover Publication. Boston: xii. 193 hlm.

Zarski, D., K. Targonska, S. Krejszeff, M. Kwiatkowski, K. Kupren, dan D. Kurcharezyk. 2011. Influence of stocking density and type of feed on the rearing of crucian carp, Carassius carassius (L.), larvae under controlled conditions. Aquacultur Int. 19:1105–1117.

Zulfikar. Marzuki, E. Erlangga. 2018. Pengaruh warna wadah terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan badut (Amphiprion ocellaris). J Aquatic Sciences 5(2): 88-92.

Gambar

Tabel  1.  Pertumbuhan  dan  Kelulushidupan  Larva  Ikan  Koi  (Cyprinus  carpio)  yang dipelihara dalam akuarium berlatar warna berbeda selama 40 hari
Gambar 1.   Pertumbuhan  bobot  individu    larva  ikan  koi  yang  dipelihara  dalam  bak berwarna latar orange, hitam, bening dan biru selama 40 hari
Gambar 2.  Pertumbuhan bobot individu larva ikan koi yang dipelihara dalam bak  dengan padat tebar 5 ekor/L dan 10 ekor/L  selama 40 hari
Tabel 2.   Pengaruh  Interaksi    Warna  Latar  Wadah  dan  Padat  Tebar  Berbeda  Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Koi Selama 40  Hari Pemeliharaan  Warna  Latar  Wadah dan  Padat Tebar  Pertumbuhan Bobot Mutlak (g) X±std  Pertumbuhan Pa
+2

Referensi

Dokumen terkait

KOMPONEN ANALISIS MENENTUKAN PRIORITAS RUMAHTANGGA SASARAN MENENTUKAN PRIORITAS WILAYAH MENENTUKAN PRIORITAS INTERVENSI MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH MENILAI RELEVANSI

Keadaan tersebut berbeda dengan yang terjadi pada ekstrak hasil maserasi, yaitu karena tidak terjadi sirkulasi secara otomatis setiap jamnya sehingga tidak ada penggantian

Wince Hendri Program Pascasarjana Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas,

Demikian Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2018 semoga dapat dijadikan pedoman untuk lebih memacu dalam

data tentang kondisi yang sudah ada, sedangkan pada tahap uji coba dilakukan uji.. kelayakan dan keterbacaan terhadap produk yang

Analisa data kandungan logam berat timbal (Pb) diuji secara statistik menggunakan SPSS uji T, masing-masing terhadap : 1) Kandungan logam berat timbal (Pb) air

Tidak terdapat perbedaan Trading Volume Activity yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Tidak terdapat perbedaan

Kembali pada dua kelompok contoh di atas, lalu cermati huruf-huruf akhir kata setiap fi‟il mudhari‟ yang posisinya sesudah wau ini, maka diketahui dalam keadaan