Laporan RKL - RPL
Semester 2 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan Pemrakarsa : Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Jenis Badan Hukum :
Alamat Perusahaan/Pemrakarsa : Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Makassar
Nomor Telepon : 0411 – 591 210 (Gedung A) Nomor Fax : 0411 – 591 332
e-mail : info@rs.unhas.ac.id Status Permodalan :
Bidang usaha/Kegiatan : Jasa
SK AMDAL (rekomendasi UKL/UPL) : Keputusan Kepala BLHD Kota Makassar No. 660.2/857/Kep/BLHD/VI/2010 Tentang Persetujuan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pematauan Lingkungan Hidup (UPL) Gedung A Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 11 Makassar
Penanggung jawab : Prof. Dr. dr. H.M. Alimin Maidin, MPH (Direktur Utama RS Unhas)
B. Lokasi Usaha /Kegiatan
B.1 Lokasi Gedung A RS Universitas Hasanuddin
Utara :Berbatasan dengan jalan lingkar pintu II Kampus Unhas Timur :Berbatasan dengan jalan P. Kemerdekaan Tamalanrea Selatan :Berbatasan dengan Komp.Perumahan dan Asrama
Militer Wirabuana Batalyon Kaveli
Barat :Berbatasan dengan RS Wahidin Sudirohusodo *Peta Gedung A RS Unhas (terlampir)
C. DESKRIPSI KEGIATAN
1.Deskripsi Kegiatan Gedung A (Eye Center)
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Gedung A terdiri dari : gedung 7 (tujuh) lantai dengan luas bangunan keseluruhan 14.813 m2 dan ruang terbuka untuk
jalan dan drainase, lapangan parkir serta taman. Lantai 1 dan 2 merupakan pelayanan medis dengan kapasitas……..tempat tidur dan 2 kamar operasi. Pelayanan diprioritaskan dalam bentuk one day care untuk kasus bedah mata. Lantai 3, 4, 5, dan 7 digunakan sebagai ruang kantor, SMF Fakultas Kedokteran dan ruang diklat. Lantai 6 digunakan sebagai laboratorium penilitian dan laboratorium mikrobiologi RS Unhas. Laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ini akan membahasa hal – hal apa saja yang telah dilakukan RS Unhas dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup pada tahap operasional secara detail sebagai berikut :
a. Kegiatan recruitment tenaga kerja
RS Unhas gedung A ini merupakan Rumah Sakit dengan kegiatan utama berupa pengobatan mata. Dalam menjalankan kegiatan tersebut memiliki tenaga medis/paramedis serta tenaga administrasi dan teknis. Struktur organisasi terlampir. Table 1 merupakan jumlah tenaga kerja yang berada digedung A RS Unhas.
Tabel – 1.1 Tenaga Medis/Paramedis Gedung A RS Unhas Tahun 2013
No Tenaga Medis/Paramedis
1 Dokter Spesialis 13 2 Perawat 20 3 Analis Kesehatan 6 4 Apoteker 1 5 Asisten Apoteker 1 6 Administrasi 1 7 Refraksionis 2
b. Kegiatan operasional Instalasi Rawat Jalan (Poli Mata & Poli Kul – Kel)
Luas ruangan instalasi rawat jalan lantai 1 (satu) Poli Mata adalah 131 m2, yang terdiri dari ruangan praktek dokter mata, ruang refraksi,
ruang laser, ruang fisus, ruangan khusu mata anak, lab basa., ruang humverey, ruang foto, ruang usg dan kamar operasi. Kegiatan utamanya adalah memberikan pelayanan bagi pasien dibidang pengobatan mata. Bentuk pelayanan yang diberikan berupa tindakan pemeriksaan mata, anamnesis dan treatment mata, pemberian obat – obat dan tindakan – tindakan medis lainnya yang dianggap penting untuk pengobatan mata. Di lantai 2 (dua) terdapat instalasi rawat jalan (Poli Kulit dan Kelamin) dengan luas ruangan 6,6 x 6,6 m yang terdiri dari ruang pemeriksaan dan anamnesis kegiatan yang dilakukan adalah penulisan resep dan tindakan – tindakan medis dianggap penting untuk pengobatan dan/atau perawatan kulit dan kelamin.
Kegiatan operasional instalasi rawat jalan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan berupa peningkatan limbah cair berupa limbah kotoran manusia, limbah padat infeksius berupa perban, kapas bekas tindakan dan jarum suntik, dan limbah domestik berupa kertas, sisa dos makanan dll.
c. Kegiatan operasional sarana penunjang
Operasional sarana penunjang RS Unhas terdiri dari toilet 31 unit, Gudang 18 unit, Mushalla 5 unit dan lift 2 unit. Operasional sarana penunjang ini akan menghasilkan limbah baik limbah padat maupun
limbah cair. Limbah cair ada yang masuk ke dalam saluran pembuangan/drainase yang bermuara di sungai kera – kera. Limbah cair ini di samping masuk ke dalam saluran pembuangan adapula yang meresap ke dalam tanah yang pada akhirnya akan mencemari lingkungan sekitar RS Unhas.
d. Kegiatan operasional instalasi rawat inap
Luas instalasi rawat inap di lantai 2 (dua) adalah 42,9 m x 6,6 m dengan kapasitas tempat tidur (TT) sebanyak . Kegiatan rawat inap selain berpotensi menimbulkan dampak pada peningkatan limbah cair dan limbah padat infeksius berupa kasa, perban, keteter, serta jarum suntik, juga berpotensi menimbulkan munculnya vector pembawa penyakit berupa lalat, kucing, tikus, kecoa, dll
e. Kegiatan operasional kamar operasi
Luas instalasi kamar operasi adalah m2 dengan kapasitas kamar
operasi sebanyak dua tempat tidur. Kegiatan instalasi kamar operasi adalah melakukan tindakan pembedahan mata yang dibutuhkan oleh pasien. Kegiatan ini menimbulkan dampak terhadap lingkungan berupa peningkatan volume limbah cair akibat buangan air seni dari keteter urine, cairan tubuh, bahan disenfektan dan darah. Serta limbah padat infeksius berupa kasa, perban, infus set, jaringan tubuh sisa operasi pasien, masker, handsoen, tutup kepala disposable dan jarum suntik,kantong darah serta benda tajam dll. Serta linen bekas operasi yang bisa berpotensi menularkan penyakit, dan limbah domestik berupa dos makanan dan minuman ringan sisa istirahat operator kamar bedah dan paramedis.
f. Kegiatan operasional instalasi laboratorium mikrobiologi
Gedung A RS Unhas memiliki satu laboratorium mikrobiologi yang berada dilantai 6 (enam) yang berfungsi untuk mengetahui hasil kultur dari mikroba yang ada pada cairan tubuh manusia. Kegiatan instalasi mikrobiologi ialah melakukan pemeriksaan kultur cairan tubuh pasien berupa dahak, nanah, dan darah. Pemeriksaan dan pencampuran reaksi mikrobiologi dilakukan dalam BSC (biosafety cabinet) dimana hasil dari
kegiatan ini menimbulkan asap akibat reaksi kimia, tidak hanya itu kegiatan dalam laboratorium ini menghasilkan limbah cair berupa bahan-bahan disinfektan hasil pembersihan peralatan dan juga sisa AGAR hasil kultur merupakan limbah padat infeksius.
g. Kegiatan operasional instalasi farmasi
Gedung A memiliki 1 (satu) unit apotek. Apotek berfungsi memenuhi kebutuhan obat yang dibutuhkan pasien, melakukan distribusi serta memproduksi obat dan aquadest. Kegiatan ini menghasilkan limbah plastik dan dos hasil dari pakingan obat – obat dari distributor, jergen hasil dari sisa sisa B3 cair dan obat – obat kadaluarsa. Obat obat yang kadaluarsa di return ke pada distributor untuk dimusnahkan.
h. Kegiatan operasional pendidikan mahasiswa kedokteran Unhas
Kegiatan lantai 3, 4 dan 5 di RS Unhas gedung A ialah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa Coass dan Residen fakultas kedokteran Unhas. Dari hasil kegiatan ini sampah yang dihasilkan ialah sisa kotak makan, botol – botol minuman, tinta dan kertas, selain itu manusia yang lalu lalang di RS Unhas juga berpotensi menimbulkan peningkatan volume limbah padat.
Tabel – 1.1 Tenaga Medis/Paramedis Gedung A RS Unhas Tahun 2013
Lantai Ruangan Jumlah Luas
Ruangan (m2) 5 SMF Radiologi 1 191,4 Gizi 1 95,7 Kulit Kelamin 1 191,4 Patologi Anatomi 1 191,4 Mikrobiologi 1 191,4 Patologi Klinik 1 191,4
4 Penyakit Dalam 1 574,2 THT 1 287,1 Mata 1 287,1 Saraf 1 108,9 Kejiwaan 1 108,9 3 Kebidanan & kandungan 1 213,18 Pediatrik 1 213,18 Bedah saraf 1 191,4 Orthopedi 1 382,8 Bedah Umum 1 434,94
i. Kegiatan Operasional Parkir
Luas halaman parkir Gedung A RS Unhas adalah 144 m2, dengan
kapasitas kendaraan sebanyak 35 unit yang terdiri dari kendaraan roda empat sekitar 15 unit roda dua sekitar 20 unit. Arus kendaraan menggunakan sistem dua pintu entrance dan exit yang berbeda. Kegiatan parkir berpotensi menimbulkan gangguan kebisingan dan peningkatan polusi udara hasil sisa pembakaran dengan kandungan gas berbahaya seperti Pb, NO2, SO2 dan CO2 yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan bagi masyarakat yang lalu lalang disekitar
j. Kegiatan Operasional Instalasi Air Bersih
RS Unhas gedung A memiliki penyediaan air bersih yang berasal dari deep well 1 unit. Sumur dalam ini memiliki kedalaman 200 m dengan kapasitas 90 m3/hari. Jumlah kebutuhan air bersih tergantung dari
banyaknya tempat tidur dan banyaknya aktivitas para mahasiswa di RS Unhas Gedung A.
Central Suplay Steril Departmen atau yang disingkat CSSD adalah
intalasi yang bertugas melakukan sterilisasi terhadap peralatan – peralatan yang dibutuhkan untuk mengoperasi pasien. Kegiatan operasional CSSD ini menimbulkan penggunaan air bersih untuk proses dekontaminasi dan mensterilkan alat. Limbah yang digunakan untuk proses dekontaminasi dan sterilisasi mengandung darah dan kuman pathogen sehingga harus dialirkan ke IPAL, selain itu pegawai juga menghasilkan limbah padat infeksius berupa masker dan handsoen hasil dari dekontaminasi dan sterilisasi. Limbah cair dari CSSD ini mengandung sabun/detergen, darah dan clorin.
l. Kegiatan Operasional Genset
Kebutuhan energi listrik pada saat pengoperasian rumah sakit disuplai dari PLN dengan daya terpasang sebanyak 3000 kVA. Tuntutan akan jaminan kontinuitas pelayanan memerlukan sumber daya cadangan yang berasal dari pembangkit sendiri (diesel generator set). Untuk mengantisipasi gangguan suplai energi listrik dari PLN, RS Unhas mengoperasikan genset dengan kapasitas Out Max sebesar 5 kVA. saat genset tersebut digunakan maka akan timbul pencemaran udara berupa emisi CO2.
m. Kegiatan Operasional IPAL
RS Unhas di gedung A memiliki (Sewage Treatment Plan) STP dengan kapasitas 550 m3 dengan proses pengelolaan limbahnya menggunakan
model “Actived Sludge yaitu secara Aerobic Biologis, pengelolaan dengan bantuan bakteri dan secara otomatis menghancurkan kotoran – kotoran yang masuk didalamnya dengan bantuan pemasukan udara segar untuk dapat menjaga jumlah bakteri, penghancur kotoran tersebut kemudian memisahkan lumpur yang ada dan memasukkan zat pembunuh bakteri kemudian menetralkan kembali nilai BOD dan COD untuk dapat diterima oleh badan penerima air. Dalam bak Aerator terdapat Immersible Aerator yang berfungsi untuk aerasi dengan kecepatan (Air Flow Rate) = 2 x 35 kg/jam (jumlah unit). Lumpur yang ada diatas ikut mengalir masuk ke bak saringan selanjutnya sedangkan
lumpur yang turun ke bawah dialirkan keluar. Di dalam bak filtrasi diberi kapur dari tangki Netralisasi sehingga air yang keluar dari selokan penampungan di dalam bak sudah berkurang bakteri patogennya. Disamping bak filtrasi tersebut terdapat bak pompa yang terdiri dari dua pompa untuk menaikkan air di bawah ke atas menuju ke Cassade dan pompa untuk menghisap lumpur dibawah dan dibuang keluar melalui saluran bawah. Kekuatan pompa sirkulasi (berjumlah 2 unit) kapasitas (200lt/menit), head 15 m Power (HP)2 dan Power (HP)3 berjumlah 1 unit.
Dan saat ini IPAL tersebut telah disambung dengan IPAL baru Biostain Air limbah yang ditampung dalam STP tersebut tentunya mengandung pathogen, dan zat – zat pencemar jika STP tidak mampu mengelola air limbah rumah sakit dengan baik.
n. Kegiatan Operasional Instalasi Gas Medis
RS Unhas gedung A memiliki instalasi gas medis sentral meliputi 4 sistem (sesuai urutan pemasangan yaitu Oxygen (O2), Nitrous Oksida (N2O), Udara Tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air) dan Vakum (Medical Suction)
A. PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR
Disamping operasionalisasi gedung A, adanya juga penambahan ruangan untuk fasilitas public seperti Bank BRI dengan ukuran ruangan 3 x 4 meter untuk fasilitas pelayanan yang sebelumnya adalah ruangan security dan tempat penyimpanan helm yang terletak di dekat parkiran. Dan satu gedung dengan RS Unhas ada gedung Public Safety Centre. PSC adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencanaan alam, ataupun tindakan evakuasi untuk penyelamatan manusia dari bencana. Instansi tersebut bernaung di bawah dinas sosial. PSC yang bertugas sebagai tim untuk penyelamatan, dan berkantor satu atap dengan rumah sakit unhas pada gedung A yang terletak pada lantai dasar dan lantai 2 juga terdapat fasilitas penunjang di dalamnya. Seperti adanya minimarket orange, kantin makan, tempat fotocopy, ruang belajar, tempat praktek bedah hewan. Selain itu juga terdapat disepanjang jalan raya penjual makanan dan minuman liar
tanpa izin penggunaan lahan tempat untuk penjualan. Di samping gedung A sebelah barat daya perbatasan dengan rumah sakit wahidin dan poros jalan raya perintis kemerdekaan juga terdapat pembangunan untuk asrama tentara / kavaleri yang sedang di renovasi.
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI A. Pelaksanaan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan perencanaan untuk mengelola lingkungan agar mutu lingkungan tidak menurun. Pengelolaan tersebut adalah upaya mencegah dan menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif dari proses kegiatan rumah sakit terhadap lingkungan sekitar.
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) bertujuan untuk melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap kualitas lingkungan.
Sebagaimana telah diuraikan pada Bab 1, bahwa saat ini rumah sakit unhas telah sampai pada tahap operasional. Berdasarkan kajian UKL – UPL, Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan pada tahapan ini, ada kegiatan yang memberikan dampak terhadap lingkungan. Dampak yang telah terjadi berdasarkan tahapan operasional dan jenis kegiatan yang telah dilaksanakan pada periode Juli – Desember adalah
1. Kesempatan Kerja (dampak primer) 2. Persepsi Masyarakat
3. Pendapatan 4. PAD
5. Penurunan kualitas udara 6. Penurunan kualitas air 7. Estetika
8. Biota Air
9. Keresahan Masyarakat
10.Gangguang Kesehatan Lingkungan 11. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 12.Kebisingan
13.Aksesibilitas 14.Hidrologi
B. Implementasi Pengelolaan Lingkungan
Implementasi pengelolaan untuk tahap kegiatan Operasional RS Unhas. Komponen yang di kelola sesuai dengan RKL.
B.1. Pengelolaan dan pemantauan Air Limbah
- Izin pembuangan air limbah
Telah mengajukan izin pengelolaan air limbah ke BLHD Kota Makassar pertanggal 8 Januari 2016. Dan telah mendapatkan balasan dari BLHD Kota terkait hal tersebut. Dimana harus memenuhi beberapa peraturan perundang – undangan. Untuk itu RS Unhas sementara mengumpulkan kelengkapan administratif dan melakukan
- Updating proses pengolahan
Saat ini rumah sakit unhas menggunakan - Ulasan umum hasil pengolahan air limbah
B.2. Pengelolaan dan Pemantauan Emisi Udara
- Upaya reduksi emisi (jika ada)
- Kejadian Abnormal/ darurat beserta penangangannya (jika ada) - Updating sumber emisi dan metode pengendalian emisi
- Ulasan umum hasil pengendalian emisi udara B.3. Pengelolaan Limbah B3
- Upaya reduksi / 3R LB3( jika ada)
- Izin Penyimpanan, kerjasama dengan pihak pengelola dan data status izin pengelola pihak ke tiga.
- Resume jumlah Limbah B3 yang dihasilkan dan sudah dikelola B.4. Pengelolaan lahan dan keanekaragaman hayati
Tabel 1 Matriks Implementasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur Pengelolaan Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Penurunan Kualitas Air sungai
Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Kebisingana
Keterngan : Jenis dampak dan sumber dampak disamakan dengan dokumen UKL-UPL / RKL UPL yang dimiliki perusahaan - Realisasi pengelolaan disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan
B. Implementasi Pemantauan Lingkungan
Implementasi RPL untuk tahap kegiatan (Konstruksi/Operasi/Pasca Operasi). Komponen yang di kelola sesuai dengan RPL (misal fisik-kimia, sosial, Hayati)
Tabel 2 Matriks Implementasi Pemantauan Lingkungan
Dampak
Sumber Dampak Parameter yang Dipantau
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
Hasil Pelaksanaan Metode pemantauan Kriteria Pemantauan Lokasi pemantauan waktu pemantauan / frekuensi Penurunan Kualitas Air sungai Penurunan Kualitas Udara
Dampak
Sumber Dampak Parameter yang Dipantau
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
Hasil Pelaksanaan Metode pemantauan Kriteria Pemantauan Lokasi pemantauan waktu pemantauan / frekuensi Peningkatan Kebisingan ...
Keterngan : Jenis dampak dan sumber dampak disamakan dengan dokumen UKL-UPL / RKL UPL yang dimiliki perusahaan - Realisasi pemantauan disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan
C. EVALUASI
(Penjelasan ttg beberapa baku mutu yang melebihi baku mutu. Realisasi pemantauan dan pengelolaan lingkungan)
D.1. Evaluasi Kecenderungan.
Evaluasi kecenderungan merupakan trend merurun atau meningkatnya parameter yang dipantau dari setiap dampak yang dihasilkan dari kegiatan dari waktu ke waktu. Kecenderungan disajikan data dengan visualisasi grafik dengan sumber data sejak masa konstruksi atau 2 tahun terakhir.
D.2 Evaluasi Tingkat Kritis
1. Dalam evaluasi kritikal saat ini ditampilkan pokok pembahasan mengenai hasil pemantauan yang tidak sesuai dengan kriteria pemantauan yang ditetapkan di dalam RPL atau peraturan yang relevan (lihat yang terketat). Selain itu dapat juga disampaikan jika terdapat parameter yang berpotensi tidak memenuhi kriteria pemantauan
2. (Ditampilkan grafik parameter yang mencapai titik kritis)
3. Pemrakarsa (perusahaan) memberikan penjelasan rencana penanggulangan untuk parameter yang tidak sesuai kriteria dan langkah pencegahan untuk parameter yang berpotensi tidak memenuhi kriteria
D.3 EVALUASI PENAATAN
Ditulis dalam bentuk tabel evaluasi penaatan terhadap semua regulasi yang relevan.
No Peraturan Ringkasan
Persyaratan/Ketentuan
Status (T/TS/TT)
T : Taat ; TS : Taat Sebagian ; TT : Tidak Taat
Keterangan : Diisi self assesment penaatan peraturan lingkungan bisa copy paste dari hasil evaluasi kepatuhan SML-ISO 14001
BAB III KESIMPULAN
1. Uraian kesimpulan hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
2. Secara umum telah memenuhi ketentuan pengelolaan dan pemantauan atau belum.
3. Uraian mengenai usulan perbaikan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.