• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Sutrisno (2009:8) proses rekruitmen sumber daya manusia tidak boleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menurut Sutrisno (2009:8) proses rekruitmen sumber daya manusia tidak boleh"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS

1. Konsep Dasar Rekruitmen Kepala Sekolah a. Rekruitmen Kepala Sekolah

Menurut Sutrisno (2009:8) proses rekruitmen sumber daya manusia tidak boleh diabaikan. Hal ini di sebabkan untuk menjaga supaya tidak terjadi ketidak sesuaian antara apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan. Artinya organisasi tersebut tidak memperoleh karyawan yang tepat, dalam arti baik kualitas maupun kuantitasnya. Apa yang terjadi tidak sesuai yang diharapkan oleh organisasi tersebut dapat dikatakan kemungkinan aktivitas kerja kurang sesuai dan efisien, maka organisasi tersebut akan mengalami kegagalan, agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, dibutuhkan suatu perencanaan yang benar-benar matang.

Menurut Cusway 1996:60) prosedur rekruitmen dan seleksi yang sesuai adalah komponen penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia organisasi. Setelah menentukan persyaratan kepegawaian, langkah selanjutnya adalah memastikan organisasi mempunyai sistem yang dapat menarik minat dan dapat digunakan untuk menyeleksi kandidat yang memenuhi persyaratan terutama memastikan tentang: 1) sumber alternatif para kandidat berpotensi harus diketahui dan digunakan serta ada suatu proses untuk mendapatkan sumber-sumber, 2) harus ada sistem yang memungkinkan untuk mendapatkan kandidat secara sesuai dan memastikan kekosongan diisi oleh orang yang benar dengan biaya minimum, 3) setiap proses seleksi harus memperlakukan pegawai dan kandidat berpotensi secara adil dan jujur sesuai dengan peraturan serta memberikan kesempatan yang sama, 4) semua prosdur administrasi seperti mencari rujukan, menyiapkan kontrak tenaga kerja dan sebagainya dpat dilakukan secara efisien.

(2)

Menurut Cusway (1996:60) berbagai tahapan dalam rekruitmen meliputi: a) mengidentifikasi kebutuhan untuk melakukan rekruitmen, b) mengidentifikasi persyaratan, c) menetapkan sumber-sumber kandidat/rekruitmen yan berprestasi, d) menetapkan metode seleksi, e) menyotir kandidat, f) menyeleksi kandidat yang berhasil, g) memberitahukan hasilnya kepada para kandidat, h) menunjukkan kandidat yan berhasil lulus seleksi.

Menurut Nawawi (2000:167) menyatakan bahwa rekruitmen (penarikan) adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan utama di lingkungan suatu organisasi atau perusahan.

Menurut Mathis (2009:132) rekruitmen adalah proses yang menghasilkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di suatu perusahan atau organisasi, rekruitmen adalah suatu proses untuk mendapatkan tenaga yang berkualitas gurna bekerja pada parusahan atau instansi

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan rekruitmen merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam rangka mendapatkan calon tenaga kerja yang benar-benar berkualitas sehingga pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pemimpin dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

b. Analisis Rekruitmen Seleksi Pangangkatan Kepala Sekolah

Wahjosumidjo (1999:254) menegaskan bahwa. “ Standar seleksi adalah satu degre atau level yang menunjukkan derajat keunggulan yang menjadi syarat-syarat untuk penugasan seseorang. Standar kriteria seleksi jabatan kepala sekolah, seharusnya ditentukan dari berbagai faktor yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut: a) intellegence (tingkat kecakapan mental

(3)

atau intelektual), b) pengalaman, c) keterampilan konseptual (conceptual skills), d) karakter pribadi (kecakapan bergaul) dan e) kemampuan hubungan insani.

Untuk jelasnya masing-masing aspek di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Tingkat kecakapan mental (intelegence)

Menurut Toha (1987:109) menjelaskan bahwa sesorang calon kepala sekolah harus mengetahui tentang seluk beluk bidang yang dijejahi atau menjadi garapan sekolah selaku organisasi pendidikan, berarti pemimpin perlu memiliki keterampilan dan bahkan keahlian di bidang yang dikelola sekolah, dengan pengetahuan, pengalaman dan intelegensi yang memadai, seorang calon kepala sekolah akan memiliki wawasan yang cukup luas dalam menghadapi berbagai masalah.

Kemampuan tersebut di atas tidak hanya dalam melaksanakan pekerjaan dibidangnya tetapi juga akan meningkatkan efisiensi tugas dan kepemimpinannya. Efisiensi itu dapat terwujud karena usahanya memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan akan terarah dan berkualitas. Wawasan yang luas sangat penting bagi seorang pemimpin agar tidak terbelenggu didalam atau egoisme disiplin ilmunya sendiri, sehingga menilai aspek atau bidang kehidupan yang lain tidak penting. Wawasan yng luas sangat diperlukan setiap calon kepala sekolah, karena didalamnya kehidupan organisasi sekolah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat sekitar dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Nawawi dan Marthini (1995:57) bahwa berbagai kondisi atau situasi dalam kehidupan diluar sekolah organisasi sekolah yang bersifat dinamis, langsung atau tidak langsung berpengaruh pada perwujudan eksistensi organisasi sekolah.

Pengetahuan keterampilan dan keahlian dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan formal, meskipun pada umumnya cenderung bersifat teoritis. Disamping itu diperoleh melalui

(4)

pengalaman kerja, sehingga bersifat praktis. Perpaduan antara keduanya akan semakin meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Sehubungan dengan bagi calon kepala sekolah yang relatif kurang menguasai bidang yang dikelolah organisasi sekolah seharusnya berusaha menunjuk dan mengangkat para pembantu utama yang memiliki keterampilan atau keahlian yang dibutuhkan.

2) Pengalaman

Salah satu kompetensi yang sangat diperlukan guna menjadi seorang calon kepala sekolah adalah pengalaman selama menjadi guru. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengalaman berkaitan dengan tugasnya sebagai pengelolah proses pembelajaran, mengelolah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, serta mengenali karakteristik pribadi peserta didik. Nawawi dan Martini 91995:58) mengemukakan bahwa. Faktor lain yang perlu diperhatikan dari segi pengalaman calon adalah pengalaman tentang bagaimana menjalin dengan baik kemitraan antara sekolah dengan masyarakat, baik orang tua maupun masyarakat umum dan lembaga-lembaga lain yang turut andil dalam kemajuan sekolah. Semua pengalaman ini merupakan modal dasar bagi seorang supervisor dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor pendidikan

3) Keterampilan konseptual

Nawawi dan Marthini (1995:57) mengatakan bahwa keterampilan konseptual adalah kemampuan seorang kepala sekolah dengan melihat sekolah sebagai secara keseluruhan seperti mengetahui bagaimana fungsi sekolah, dan bagaimana cara peningkatan mutu dan pada suatu bagian tertentu akan berpengaruh terhadap bagian yang lain dan mengkoordinasikan serta mengintegrasikan seluruh aktivitas kepentingan dan persepktif dari komponen sekolah kedalam satu organisasi sebagai totalitas.

(5)

Setiap calon kepala sekolah harus menyadari bahwa seseorang hanya menjadi pemimpin karena ada orang-orang yang dipimpinnya. Kedua unsur ini tidak mungkin dipisahkan dalam proses kepemimpinan. Oleh karena itu proses kepemimpinan hanya dapat dikatakan berlangsung sesuai, jika kepala sekolah dan orang yang dipimpin mampu menjalankan fungsinya masing-masing.

Dalam saling berhubungan itulah calon kepala sekolah sebagai tokoh utama di dalam sekolah, menjadi tempat tumpuan harapan bagi semua guru dan pegawai tata usaha baik dalam menghadapi masalah-masalah sekolah maupun masalah-masalah pribadi. Untuk itu setiap pemimpin harus menampilkan keperibadian senang bergaul, ramah tamah dan suka menolong, sebagai prasyarat untuk dapat mewujudkan hubungan manusiawi yang akan berlangsung secara sesuai, jika pemimpin bersifat dan bersikap ramah tamah, suka menolong dan terbuka terhadap kritik. Maupun saran.

Selanjutnya setiap calon kepala sekolah harus juga menunjukkan sikap berupa kecenderungan suka menolong atau membantu orang-orang yang dipimpinnya bilamana menghadapi kesulitan- kesulitan. Pertolongan atau bantuan kepala sekolah dapat mengembangkan kreaktivitas, inisiatif dan kemandirian.

5) Kemampuan hubungan insani

Dalam keterampilan hubungan insani seorang calon kepala sekolah dalam melakukan fungsinya tidak semata-mata berhubungan dengan aspek yang bersifat material, akan tetapi terutama dalam berhadapan dengan manusia-manusia seperti guru, murid, orang tua dan masyarakat. Oleh karena itu seorang calon kepala sekolah perlu memiliki kecakapan dalam hubungan-hubungan insani (human relation) yang mencerminkan diri pribadi pemimpin dengan

(6)

senantiasa bersifat ramah, terbuka, jujur, dan kolaboratif serta menjalin hubungan kerjasama yang baik.

Menurut Hamid dan Djaelani (2002:29) menjelaskan bahwa sesungguhnya seorang calon kepala sekolah, keterampilan insani merupakan suatu keterampilan yang mutlak dimiliki dalam rangka lebih mengoptimalkan kegiatan pendidikan sekaligus dapat mendukung pencapaian tujuan pengajaran. Dalam rangka seleksi kepala sekolah merupakan kegiatan penting untuk menentukan kualitas dari seorang kepala sekolah betapapun bagusnya perencanaan dan pengorganisasian apabila pelaksanaan tidak melakukan fungsi dan tugas sebagai mana mestinya, maka besar kemungkinan tujuan seleksi tidak akan tercapai.

c. Analisis Rekruitmen Calon Kepala Sekolah

Menurt Tilaar (2000:354) dalam pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah dapat diterapkan tiga sistem yaitu: (1) Seleksi dilaksanakan dengan penuh keterbukaan, (2) Seleksi melakukan evaluasi dan perbaikan secara keseluruhan, (3) Seleksi memiliki akuntabilitas. Ketiga pelaksanaan seleksi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Seleksi dilaksanakan dengan penuh keterbukaan

Keterbukaan/ transparansi dalam pengelolaan pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah merupakan pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah merupakan karakteristik yang bermutu yang sistem penilaiannya selalu melibatkan pihak-pihak yang terkait. Menurut Gumelar (2002:83) bahwa sikap keterbukaan/transparansi ini ditunjukan dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

(7)

Dalam pelaksanaan evaluasi terhadap calon kepala sekolah dapat dilakukan secara teratur yang ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap serta kemampuan para calon kepala sekolah. Oleh karena itu fungsi evaluasi sangat penting mutu para peserta calon kepala sekolah.

3) Seleksi memiliki akuntabilitas

Yang dimaksud akuntabilitas adalah bentuk pertanggung jawaban panitia penyelanggara seleksi terhadap keberhasilan yang telah dilaksanakan. Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan akan dilaporkan kepada pihak yang berkompoten atau para pejabat penentu dan pengambil keputusan.

2. Konsep Seleksi Calon Kepala Sekolah a. Pengertian Seleksi Calon Kepala Sekolah

Seleksi pengisian jabatan yang lowong merupakan suatu tindakan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, untuk mengisi formasi jabatan tertentu yang dilakukan dengan proses memilih dan menjaring untuk mencari mana yang terbaik dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan dengan peraturan yang berlaku. Salah satu syarat yang ditetapkan dalam memilih dan menjaring calon kepala sekolah yang mempunyai taraf kualitas yang baik adalah harus mengikuti seleksi. Adapun pengetian tentang seleksi calon kepala sekolah dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1999:332) yaitu seleksi calon kepala sekolah adalah suatu proses pengembilan keputusan terhadap individu yang dipilih karena kebaikan yang dimilikinya daripada yang lain, untuk mengisi satu jabatan yang didasarkan pada karakter atau sifat-sifat baik daripada individu tersebut, sesuai dengan persyaratan jabatan yang diinginkan.

Pendapat diatas memberikan gambaran bahwa pelaksanaan seleksi pengangkatan calon kepala sekolah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna

(8)

memilih dan menjaring calon yang memenuhi kriteria tertentu dalam rangka menciptakan kualitas kepemimpinan dalam menjalankan roda pendidikan.

b. Tujuan Seleksi Kepala Sekolah

Selanjutnya Wahjosumidjo (1999:253) mengatakan bahwa tujuan seleksi kepala sekolah adalah untuk mengisi kekosongan jabatan yang ada dengan orang yang memenuhi kualifikasi yang diharapkan yaitu: (a) kemungkinan berhasil melaksanakan tugas, (b) memperoleh kepuasan karena jabatan yang dipangkunya, (c) mampu memberikan sumbangan secara sesuai terhadap pencapaian tujuan organisasi, (d) mempunyai keyakinan motivasi dalam mencapai tingkat tinggi pengembangan diri.

Sesuai dengan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan seleksi pengangkatan calon kepala sekolah adalah untuk menciptakan prosedur yang tertentu dan memadai serta menetapkan kualitas profesional dan pribadi dari personil yang dibuthkan guna mendapatkan orang-orang yang tepat baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya.

Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah. Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin lebih banyak berkaitan dengan masalah administrasi dan kepengawasan sehingga dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah lebih banyak memerlukan kemampuan atau keterampilan merencanakan, mengorganisasikan dan mengarahkan secara strategis dan taktis dalam mencapai sasaran.

Kaitanya dengan proses seleksi calon kepala sekolah, jenis-jenis keterampilan (skills) apa saja yang mengandung aspek-aspek administrasi dan kepengawasan tersebut, sebagai syarat dipenuhi calon dalam mengisi jabatan kepala sekolah. Menurut Wahjosumidjo (1999:358) bahwa penilaian terhadap pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah memuat sejumlah kemampuan dasar

(9)

yaitu: (1) definisi keterampilan yang diperlukan, (2) penggunaan tehnik dan latihan-latihan yang realistik untuk menilai keterampilan, (3) pelatihan para penilai untuk mengatur proses sehingga perilaku yang dapat diamati dapat diinterprestasikan, dinilai, dirangkum dan dilaporkan hasilnya secara cepat.

c. Prosedur Pelaksanaan Seleksi Pengangkatan Calon Kepala sekolah

Menurut Wahjosumidjo (1995:353) bahwa proses seleksi terdiri dari tiga tahap yaitu: perencanaan yang terdiri dari tahap awal dan pra seleksi, pelaksanaan seleksi dan tahap sesudah seleksi atau evaluasi/penilaian dan tindak lanjut:

a. Tahap perencanaan

Perencanaan yang matang dan profesional (planning) adalah aktivitas menetapkan sasaran dan tindakan-tindakan untuk mencapai sasaran. Tindakan dalam perencanaan meliputi jawaban atas pertanyaan, pekerjaan apa yang dilakukan, bagaimana melaksanakannya dan kapan dijalankan dalam melaksanakan kegiatan perencanan perlu ada kemampuan meramalkan dan menvisualisasikannya. Selain itu dalam perencanaan seleksi calon kepala sekolah harus memiliki landasan yang kuat dalam arti rumusan perencanaan harus merupakan penelaahan fakta yang seksama dan hasil penelitian opini yang luas. Sehubungan dengan itu personalia yang dilibatkan dalam menyusun perencanaan seleksi calon kepala sekolah harus memiliki wawasan, tanggap dan terbuka terhadap pendapat orang lain serta peka terhadap penomena perkembangan sekolah.

Menurut Mulyasa (2002:126) menegaskan bahwa kegiatan perencanaan difokuskan pada aktivitas sebagai berikut: (1) identifikasi jabatan kosong, (2) menentukan kriteria calon untuk mengisi jabatan yang kosong, (3) mengumumkan jabatan kosong, (4) mengadakan perincian tugas dan tanggung jawab jabatan kepala sekolah yang kosong dan perlu diketahui oleh calon, (5) menentukan persyaratan khusus yang diperlukan seperti kemampuan berbahasa, memiliki

(10)

hasil pelatihan dibidang luar biasa tentang siswa mempersiapkan dokumen yang perlu diselesaikan oleh calon seperti: (a) catatan tentang pendidikan dan pekerjaan, (b) penampilan dan keberhasilan masa lampau, (c) rekomondasi dan data-data yang mendukung.

b. Tahap pelaksanaan

pelaksanaan seleksi merupakan tahap kedua dari sistem pengangkatan calon kepala sekolah.aktivitas pelaksanaan seleksi merupakan pencerminan langkah yang telah ditetapkan dalam kegiatan perencanaan, baik berupa seleksi tertulis maupun wawancara

Ada dua hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan seleksi yaitu pengorganisasian dan penggiatan yakni:

1. Pengorganisasian (organization)

Menurut Effendi (1994:16) bahwa pengorganisasian adalah kegiatan membagikan diantara komponen-komponen aktivitas dikalangan anggota-anggota kelompok. Dalam pendistribusian tugas tersebut ditetapkan hubungan-hubungan yang diperlukan dan dicatat bantuan-bantuan yang akan diberikan oleh masing-masing anggota kelompok. Pembagian atau pembidangan kerja harus disusun dalam struktur yang kompak dengan hubungan kerja yan jelas agar yang satu akan mampu melengkapi yang lain dalam rangka mencapai tujuan. Struktur organisasi disebut segi formal dalam pengorganisasian karena merupakan kerangka yang terdiri dari satuan-satuan kerja atau fungsi-fungsi yang memailiki wewenang dan tanggung jawab yang bersifat hirakis/bertingkat.

2. Penggiatan atau penggerakan (actuating)

Menurut Masya (1998:51) bahwa penggerahkan sebagai proses tindakan untuk menggiatkan para personil agar mempunyai aktivitas dan melaksanakan fungsi tugasnya dengan gairah. Aktivitas penggerahkan dalam melaksanakan seleksi calon kepala sekolah merupakan

(11)

kegiatan yang terpenting, karena bagaimana bagusnya suatu perencanaan dan baiknya suatu pengorganisasian apabila para pelaksana tidak melakukan fungsi dan tugas sebagaimana mestinya, maka besar kemungkinan tujuan dan seleksi tidak akan tercapai.

Mekanisme seleksi calon kepala sekolah dengan perincian sebagai berikut: 1) memilih dan menentukan siapa yang memikirkan cara dan prosedur untuk ditugaskan dalam hal-hal yang berkaitan dengan tahap awal, 2) ada jaminan bahwa kelompok staf/satuan yang akan ditugaskan benar-benar mampu melakukan penafsiran dan pemikiran data calon, 3) bagaimana menghubungkan atau mengintegrasikan kualifikasi calon dengan spesifikasi jabatan kepala sekolah yang akan diisi, 4) menjaring calon yang berkualitas unggul, 5) memilih calon yang terpilih untuk ditetapkan, 6) mempersiapkan daftar calon yang memenuhi syarat.

Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah. Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin lebih banyak berkaitan dengan masalah administrasi dan kepengawasan, sehingga dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah lebih banyak memerlukan kemampuan atau keterampilan merencanakan, mengorganisasikan dan mengarahkan secara strategis dan taktis dalam mencapai sasaran

Kaitannya dengan proses seleksi calon kepala sekolah, jenis-jenis keterampilan (skiils) apa saja yang mengandung aspek-aspek administratif dan kepengawasan tersebut sebagai syarat dipenuhi oleh calon dalam mengisi jabatan kepala sekolah. Menurut Wahjosumidjo (1999:358) bahwa penilaian terhadap pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah memuat sejumlah kemampuan dasar yaitu (1) definisi keterampilan yang diperlukan, (2) penggunaan tehnik dan latihan-latihan yang realistik untuk menilai keterampilan, (3) pelatihan para penilai untuk mengatur proses sehingga perilaku yang dapat diamati dapat diinterprestasikan, dinilai, dirangkum dan dilaporkan hasilnya secara cepat.

(12)

Kepala sekolah meruapak seorang jabatan guru yang memiliki jabatan fungsional yang diangkat untuk menduduki jabatan tambahan guna menjalankan tugas pengelolaan pengajaran dan administrasi sekolah. Sebagai pemimpin pada level tingkat sekolah maka kepala sekolah senantiasa menjalankan fungsi kepemimpinan secara optimal. Agar proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat berlangsung dalam situasi yang kondusif. Dengan demikian kepala sekolah merupakan salah satu faktor kunci penentu keberhasilan pendidikan

Gambar Prosedur pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah

Kepala sekolah pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa. Oleh karena itu kepala sekolah dapat membangkitkan semangat dan percaya diri dari guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias bekerja secara bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah.

Kepala sekolah merupakan suatu tugas yang sarat dengan harapan perubahan dan pembaharuan untuk melaksanakan tugas dan pembaharuan itu seorang kepala sekolah harus giat

Pelaksanaan Seleksi

Perencanaan Pelaksanaan Pengumuman

(13)

dengan memperhatikan aturan dan rambu-rambu yang berlaku, baik berupa peraturan yang telah baku maupun beberapa hasil kesepakatan pada tingkat sekolah yang merupakan acuan dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Kepala sekolah diharapkan dapat menjadi pelaksana yang berwibawa, tekun dan tertib. Selain itu kepala sekolah juga merupakan seorang guru yang memiliki jabatan fungsional diangkat untuk menduduk jabatan tambahan guru menjalankan tugas pengelolaan pengajaran dan administrasi sekolah.

Optimalisasi perilaku pengambilan keputusan kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan dapat ditumbuhkan dengan melalui berbagai kegiatan seperti melalui penataran-penataran, memanfaatkan wadah kelompok kerja kepala sekolah (KKKS). Keberaadaan wadah ini bertujuan agar kepala sekolah dapat tumbuh pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, memiliki rasa percaya diri, serta mempunyai sikap dan perilaku yang positif.

Disamping itu persiapan seorang calon sebelum menduduki jabatan kepala sekolah juga merupakan hal yang penting. Dengan demikian kepala sekolah tidak hanya mampu menciptkan iklim organisasi di sekolah yang kompetitif dan kondusif. Tetapi dapat membangun motivasi kerja dari guru dan staf sebagai komponen yang memiliki andil besar dan mewujudkan visi dan misi sekolah.

Seleksi pengangkatan seorang kepala sekolah diawali dengan tahap perencanaan. Dalam tahap ini kemampuan profesional yang disiapkan seorang calon kepala sekolah meliputi sebagai manajer, pejabat formal, pendidik, pengawas dan staf. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan seleksi. Dalam tahap ini seorang kepala sekolah harus menentukan dan mengatur bagaimana kebijaksanaan atau makenisme seleksi dilaksanakan dengan perincian yaitu kebijaksanaan mengenai seleksi yang telah direncanakan pada tahap perencanaan.

(14)

Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dari seleksi pelaksanaan seorang calon kepala sekolah. Keputusan hasil seleksi kepada calon apakah calon memenuhi kriteria kelulusan atau gagal. Bagi calon kepala sekolah yang dinyatakan lulus harus dilakukan tindak lanjut berupa penempatan sesuai jabatan yang kosong

Ketiga proses pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah ini merupakan sistem dan memiliki implikasi yang besar terhadap kualitas kepala sekolah yang dihasilkan. Kualitas pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah sangat ditentukan oleh pelaksanaan seleksi pengangkatan calon kepala sekolah semakin rendah pelaksanaan seleksi kepala sekolah maka semakin rendah kualitas kepala sekolah yang dihasilkan melalui proses seleksi sehingga berdampak dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin di sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunaan Sistem Informasi Layanan Akademik Berbasis Web pada penelitian ini meliputi faktor Kemudahan Menggunakan (KM)

Bahwa jika kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi maka akan mengarahkan seseorang

Dibandingkan dengan teori belajar lain, teori pemrosesan informasi memberi penekanan yang lebih besar kepada proses internal yang terjadi ketika isi pelatihan dipelajari dan

Di dalam pelayanan yang dilakukan oleh Yesus, kita melihat bahwa Yesus yang menjadi manusia dipenuhi oleh Roh Allah, dimana Ia mengatakan“”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia

Subafood Pangan Jaya juga mempunyai Critical Success factor tersendiri yang dapat menjadi saingan bagi perusahaan lain dan merupakan ciri khas perusahaan yang mendapat

Pembuatan kompleks Cu dibuat dengan melakukan dua langkah pembuatan garam yaitu pertama pembuatan garam cupri ammonium sulfat dan kedua pembuatan garam tetraamina coper (II)

Langkah- langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data adalah mendeskripsikan penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan, mendeskipsikan penentua n harga jual

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan Mahasiswi mengenai cara pemakaian dan pemeliharaan lensa kontak yang benar, agar tidak terjadi