• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW

BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA

DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Oleh Eka Vasia Anggis

ABSTRAK

Berdasarkan observasi pada Mataku-liah Strategi Belajar Mengajar Off B, pada tanggal 5,10, dan 12 Sepetember 2013 di GKB 204 dan BIO 108 Uni-versitas Negeri Malang, didapatkan kondisi pembelajaran yang sudah baik. Namun terdapat beberapa mahasiswa sudah mencoba untuk mengemukaan ide yang ada dipikirkan tetapi salah konsep, sehingga hasil post test per-tama ada yang dibawah KKM. Sewaktu presentasi membahas materi, tiap ang-gota kelompok tidak memiliki tanggung jawab akan tugas masing-masing, me-reka jarang melakukan diskusi dengan kelompoknya.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Me ngetahui keterlaksanaan pembela-jaran Model Pembelapembela-jaran Kooperatif Jigsaw_LS, (2) Mengetahui peningkat-an hasil belajar kognitif mahasiswa SBM melalui Jigsaw_LS. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pene-litian Tindakan Kelas Berbasis Lesson

Study dengan pendekatan penelitian

deskriptif kualitatif. Prosedur penelitian Penelitian tindakan kelas berbasis

Les-son Study yang dilakukan terdiri dari

2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan pada 1 pokok bahasan untuk men-getahui hasil yang telah dicapai oleh subyek penelitian sebagai dasar untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Se-tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu pe rencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek pene-litian adalah mahasiswa UM off B ju-rusan bio logi yang sedang menempuh matakuliah SBM pada semester V. Jumlah mahasiswa sebanyak 27 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, ke-terlaksanaan pembelajaran jigsaw ber basis Lesson Study mengalami pe-ning katan antara siklus I dan II sebesar 6,00%, siklus I sebesar 80% dan sik-lus II sebesar 86%. Data hasil belajar kognitif mengalami peningkatan 1,496 yangmana siklus I sebesar 83,70% sik-lus II sebesar 85,2%. Kesimpulan dari penelitian ini penerapan model Jigsaw berbasis Lesson Study dapat mening-katkan hasil belajar kognitif mahasiswa SBM off B semester V .

Kata Kunci: Model Jigsaw_ LS, Hasil

(2)

PENDAHULUAN

Berdasarkan Trends in Mathematic

and Science Study (TIMSS)

dikoordinasi-kan oleh The International Association for

the Evaluation of Educational Achievement)

(IEA) yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda menyampaikan informasi bahwa Indonesia tahun 2003 berada di peringkat ke 35 dari 46 negara, dan tahun 2007 ber-ada di peringkat ke 36 dari 49 negara, pber-ada tahun 2011 peringkat 54 dari 59 Negara (TIMSS, 2011: 45).

Berdasarkan hasil observasi, melalui wawancara pada Matakuliah Strategi Bela-jar MengaBela-jar Off B, pada tanggal 5,10, dan 12 Sepetember 2013 di GKB 204 dan BIO 108 didapatkan mahasiswa sudah men-coba untuk mengemukaan ide, walaupun terkadang ada yang salah konsep, ketika diadakan presentasi, para audience tidak duduk dengan kelompoknya masing-ma-sing, letak tempat duduk tidak memung-kan tiap kelompok untuk saling berinter-aksi sehingga kurang adanya penukaran ide, tiap anggota kelompok tidak memiliki tanggung jawab akan tugas masing-mas-ing.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukannya strategi pembelajaran yang tepat. Berdasarkan Depdiknas (2008: 31), strategi pembelajaran meliputi aspek yang lebih luas daripada metode pembe-lajaran. Strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar. Menurut Abdurrahman dan Bin-toro (dalam Nurhadi,dkk, 2004:61) pem-belajaran kooperatif adalah pempem-belajaran yang secara sadar dan sistematis

mengem-bangkan interaksi yang saling asah, asih, dan asuh antar siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.

Pada penelitian ini, peneliti menggu-nakan model kooperatif jigsaw yang ber-tujuan meningkatkan tingkat hasil belajar kognitif Model kooperatif jigsaw menggu-nakan kelompok ahli dan kelompok asal untuk saling bertukar pikiran dan nanti-nya kelompok ahli tersebut akan mem-presentasikan di depan kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerap-an model pembelajarpenerap-an kooperatif jigsaw berbasis lesson study untuk meningkatkan hasil belajar kognitif mahasiswa Off B pada Matakuliah Strategi Belajar Mengajar Prodi S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Manfaat dari penelitian ini adalah mempelajari kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran jigsaw berbasis Lesson

study jika diaplikasikan dalam

pembela-jaran. Apabila terdapat kekurangan maka dapat disempurnakan pada pengalaman-pengalaman selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbasis LS (Les­

son Study), pendekatan penelitian berupa

deskriptif kualitatif. Setiap pertemuan dalam PTK tersebut dilaksanakan dalam siklus LS dalam arti melalui tahapan plan (perencanaan bersama tim LS), do (pelak-sanaan dilakukan dosen model dengan diobserveri oleh tim LS), dan see (refleksi bersama tim LS)

(3)

Kehadiran dan Peran peneliti di Lapangan

Kehadiran peneliti di lapangan men-jadi dosen model yang akan memberikan pengajaran di kelas tersebut sebanyak 4 kali pertemuan. Peneliti mencoba untuk mengobati permasalahan yang ditemukan dalam suatu penelitian

Kancah Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas off B Matakuliah Strategi Belajar Meng-ajar (SBM), Prodi S1 Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Gedung Bio 108 di Uni-versitas Negeri Malang (UM) Tahun 2013. Alamat kampus terletak Jl. Gombong No.4. Karakteristik dari jurusan biologi di kam-pus UM memiliki akreditas A dengan para dosen biologi yang berkualitas. Kegiatan penelitian dilakukan pada hari Selasa Jam 1-2 dan hari kamis jam ke 1-3 sejak tang-gal 5 September sampai November 2013.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah maha-siswa UM off B jurusan biologi yang se-dang menempuh matakuliah SBM pada semester V. Jumlah mahasiswa sebanyak 27 orang dengan 24 mahasisiwi dan 3 ma-hasiswa

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian meliputi perang-kat pembelajaran dan instrumen peng-umpulan data. Perangkat pembelajaran meliputi meliputi SAP, Lembar Kegiatan Mahasiswa. Instrumen pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian ini meli-puti wawncara dan catatan lapangan

un-tuk memperoleh data awal, lembar keter-laksanaan pembelajaran jigsaw_LS oleh dosen model, catatan lapangan, lembar observasi keterlaksanaan keterampilan kolaboratif mahasiswa yang mana aspek yang akan dicapai adalah aspek bekerja secara produktif, aspek menghargai, aspek berkompromi dan aspek saling berkontri-busi dan berbagi dengan penuh tanggung jawab, instrumen lain yaitu soal post test siklus I dan II untuk mengetahui tingkat hasil belajar kognitif yang mana soal di-berikan dalam tingkatan kognitif tingkat tinggi C3-C5, kemudian lembar istrumen

plan, do, see untuk penilaian

keterlaksa-naan LS.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data untuk uji Data keterampilan kolaboratif siswa diperoleh melalui lembar observasi keterampilan ko-laboratif siswa selama kegiatan pembela-jaran berlangsung pada siklus I dan siklus II. Data hasil belajar kognitif diperoleh dari nilai tes akhir siklus yang diberikan pada setiap akhir siklus I dan II. Dalam menilai tes hasil belajar tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

Nilai hasil belajar kognitif = ∑ Skor yang diproleh

________________________ x 100% Total skor maksimal

Data tentang aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh guru dalam penerap-an model pembelajarpenerap-an ypenerap-ang telah ditentu-kan, dicatat dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran jigsaw_Lesson study oleh guru pada

(4)

per-temuan pertama sampai pada perper-temuan keempat. Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F

P = — x 100% N

Keterangan :

P = persentase ketercapaian tindakan guru

F = jumlah tindakan yang dilakukan N = jumlah tindakan yang diobservasi

Tabel 3.3 Penentuan Taraf Keberhasilan

Persentase Kategori 85-100% A 80-84% 75-79% B+ 70-74%% B 65-69% 60-64% C+ 55-59% C 40-54% D 0-39% E

Sumber: Biro Akademik Universitas Negeri

Malang, 2013:90

HASIL

Hasil Penelitian Siklus I

Pada pertemuan pertama, semua ins tru men dan SAP disusun sendiri oleh dosen model, kemudian didiskusikan ber-sama dengan tim LS yang terdiri dari 3 anggota untuk mendapatkan masukan, kritikan. Hal yang direncanakan sebagai berikut SAP tentang materi pemahaman

konsep model pembelajaran biologi, soal post test, denah tempat duduk, LKM, lem-bar keterlaksanaan pembelajaran dan lembar-lembar instrumen LS, dan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan plan LS 100 % sudah terlaksana. Setelah mendapatkan kesepakatan bersa-ma bersa-maka diberikan kepada dosen pengam-pu matakuliah SBM untuk mendapatkan masukan sampai didapatkan kesepakatan bersama.

Pada tahap pelaksanaan (do) dosen model mencoba menerapkan di kelas se-cara mandiri SAP yang telah direncanakan bersama dengan diobserver oleh tim LS dan dosen pengampu matakuliah, Tahap ini meliputi tahap pendahuluan dengan memberi paresepsi dan motivasi, tahap perencanaan kooperatif yaitu pengelom-pokkan dan mengorganisasikan tugas belajar, tahap implementasi yaitu tahap pelaksanaan dari pengorganisasian tugas belajar, tahap penutup.

Pada tahap refleksi didapatkan mem-berikan penguatan dan memem-berikan kelom-pok untuk berpendapat bimbingan yang diberikan sudah baik, ada beberapa per-tanyaan di LK yang rancu sehingga maha-siswa merasa bingung, redaksi di LK bisa lebih diperbaiki, ada beberapa mahasiswa yang bingung. Pada Pertemuan kedua, diadakan plan dengan memperhatikan refleksi pertemuan selanjutnya. Hal yang direncanakan adalah SAP tentang pemod-elingan model pembelajaran bio logi terdi-ri atas PBL, PJBL dan inkuiterdi-ri, LKM (Lembar Kerja Mahasiswa), keterampilan kolabo-ratif, lembar keterlaksanaan pembelaja-ran Jigsaw_LS pertemuan kedua, lembar-lembar LS, materi pembelajaran yang akan

(5)

disampaikan. Kegiatan plan LS 100 % su-dah terlaksana. Pada tahap pelaksanaan

(do) dosen model mencoba menerapkan

dikelas secara mandiri SAP yang telah direncanakan bersama dengan diobserver oleh tim LS dan dosen pengampu mataku-liah. Tahap ini meliputi tahap pendahu-luan dengan memberi paresepsi dan mo-tivasi, tahap perencanaan kooperatif yaitu pengelompokkan dan mengorgani sasikan tugas belajar, tahap implementasi yaitu tahap pelaksanaan dari pengorgani sasian tugas belajar, tahap penutup. Pada tahap refleksi keseluruhan kelompok yang saya amati sudah dapat berkolaborasi de ngan baik daripada pertemuan, sebelumnya, masing-masing anggota kelompok mampu berpendapat, pada kegiatan penguatan walau sempat bingung akan instruksi LKM tetapi setelah didiskusikan bersama men-jadi tidak bingung.

Berdasarkan pembelajaran Jigsaw_LS maka didapatkan data tentang keterlak-sanaan Jigsaw_LS pada siklus I sebesar 80,69% dengan taraf keberhasilan A-. Ada-pun presentase nilai postest siklus I sebe-sar 83,70%, hal ini beraarti sebagian besebe-sar mahasiswa kelas SBM 0ff A mendapatkan masuk dalam kategori A-.

Hasil dari refleksi siklus I yaitu dosen model masih kurang mampu melaku-kan bimbingan pada kelompok kecil se-cara menyeluruh. Namun dosen model dapat menguasai kelas dengan baik di-mana siswa selalu mengikuti instruksi dari dosen model dengan baik. Prosedur kerja dibuat oleh masing-masing kelom-pok. Selain itu agar semua kelompok mau maju mempresentasikan laporan yang telah dibuat maka dosen model memberi

instruksi agar tiap perwakilan kelompok maju. Mahasiswa belum terlalu memaha-mi model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan LKM pada siklus I ini sehingga maha-siswa sedikit mengalami kesulitan untuk melaksanakan tahap-tahap pembelajaran dan melaksanakan keterampilan kolabo-ratif. Berdasarkan hasil refleksi siswa pada siklus I siswa mengaku bingung akan ins-truksi aturan main dari dosen model yang diterapkan dan instruksi LKM agak mem-bingungkan. Namun secara keseluruhan sudah baik.

Hasil Penelitian Siklus II

Pada pertemuan ketiga, tahap peren-canaan meliputi semua instrumen dan SAP disusun sendiri oleh dosen model, kemudian didiskusikan bersama dengan tim LS yang terdiri dari 3 anggota untuk mendapatkan masukan, kritikan. Hal yang direncanakan sebagai berikut SAP tentang materi pemahaman konsep model koope-ratif, soal post test, denah tempat duduk, LKM, lembar keterlaksanaan pembelajar-an dpembelajar-an lembar-lembar instrumen LS, ma-teri pembelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan plan LS 100 % sudah terlak-sana. Tahap do dilaksanakan pada tang-gal 12 November 2013 diobserver oleh 4 orang yaitu 3 anggota teman sejawat dan 1 dosen pengampu matakuliah SBM. Tahap ini meliputi tahap pendahuluan dengan memberi paresepsi dan motivasi, tahap perencanaan kooperatif yaitu pengelom-pokkan dan mengorganisasikan tugas belajar, tahap implementasi yaitu tahap pelaksanaan dari pengorganisasian tugas belajar, tahap penutup. Pada tahap refleksi pertemuan ketiga keterampilan

(6)

kolabo-ratif mahasiswa sudah baik, dosen model sudah berusaha terus memantau diskusi dan membenahi adanya kesalahan konsep sewaktu proses pembelajaran berlang-sung.

Pada pertemuan keempat, tahap pe-ren canaan yang dilakukan meliputi SAP tentang pemodelingan model kooperatif terdiri atas TGT, TPS dan GI, LKM (Lembar Kerja Mahasiswa), keterampilan kolabora-tif, lembar keterlaksanaan pembelajaran pertemuan kedua, lembar-lembar LS, ma-teri pembelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan plan LS 100 % sudah terlaksana. Tahap do dilaksanakan pada tanggal 14 November 2014, meliputi tahap pendahu-luan dengan memberi paresepsi dan mo-tivasi, tahap perencanaan kooperatif yaitu pengelompokkan dan mengorganisasikan tugas belajar, tahap implementasi yaitu

tahap pelaksanaan dari pengorganisasian tugas belajar, tahap penutup. Pada tahap refleksi yaitu secara keseluruhan keteram-pilan kolaboratif pada pertemuan kali ini meningkat.

Berdasarkan pembelajaran Jigsaw_LS siklus II, didapatkan data keterlaksanaan Jigsaw_LS sebesar 85, 42% berarti keter-laksanaan pembelajaran dalam kategori A. Adapun data hasil belajar kognitif siklus II sebesar 85,2%.

Berdasarkan data siklus I dan II, maka didapatkan perbandingan siklus I dan II yaitu pada keterlaksanaan pembelajaran Jigsaw_LS dapat dilihat pada Grafik 1.1 Keterlaksanaan pembelajaran Jigsaw_LS siklus I dan II, Grafik 1.2 Data Keterampil-an Kolaboratif Mahasiswa, Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Kognitif

(7)

Hasil refleksi siklus II yaitu dosen model telah mampu memperbaiki ke-kurangan pada siklus I. Bimbingan pada kelompok kecil sangat baik dan menye-luruh ke semua kelompok. Dosen model juga telah menguasai kelas dengan baik dimana siswa selalu mengikuti instruksi dari dosen model dengan baik. Berdasar-kan hasil pengamatan observer kekurang-an dari dosen model adalah kurkekurang-angnya pe nguatan, masih diperlukannya penda-laman konsep sehingga dapat menguasai materi dengan sangat baik. Secara umum, kegiatan pada siklus II ini menunjukkan hasil belajar kognitif juga menunjukkan peningkatan meskipun belum signifikan seperti keterampilan kolaboratif.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pembelajaran Jigsaw_LS untuk Meningkatkan Keterampilan Kola-bo ratif

Pelaksanaan model pembelajaran ko-opertif jigsaw berbasis LS dilakukan se-banyak dua siklus. Siklus I, terjadi penu-runan antara pertemuan pertama dan kedua sebanyak 2,62%. Pada siklus I, semua point-point keterlaksanaan pem-belajaran sudah dilaksanakan semua oleh dosen model. Namun, skor yang

diberi-kan dari para observer, terjadi penurunan karena pada pertemuan kedua terdapat kurang jelasnya instruksi dari dosen mo-del, kurang adanya penguatan, apersepsi dan motivasi perlu ditingkatkan lagi,

Oleh karena itu, masih diperlukan re-fleksi bagi dosen model untuk mencari kelebihan dan kekurangan dari apa saja yang diaplikasikan. Kekurangan yang di-dapatkan diperbaiki pada kegiatan plan pada pertemuan ketiga siklus II. Awalnya, dosen model hanya memikirkan ide sen-diri, kemudian ide tersebut didiskusikan dengan tim LS PPL untuk mendapatkan kritikan dan masukan sewaktu melaku-kan kegiatan plan sampai mendapatmelaku-kan ke sepakatan bersama. Setelah itu, ha-sil ke giatan plan didiskusikan dengan dosen pengampu matakuliah SBM untuk mendapat masukan agar mendapatkan perencanaan yang lebih baik.

Setelah itu, dosen model mencoba un-tuk memperbaiki rencana pembelajaran sesuai dengan hasil kegiatan plan yang dilakukan. Hasil perbaikan tersebut akan diimplementasikan pada kegiatan do (tin-dakan) pada pertemuan ketiga. Pada ke-giatan ini diobserveri oleh ketiga observer (teman sejawat) dan satu observer dari dosen pengampu matakuliah SBM. Setelah kegiatan do selesai maka dilakukan ke-giatan see (refleksi).

Tabel 4.20 Perbandingan Post test siklus I dan II

Postest

Peningkatan Keterangan

Siklus I Siklus II

(8)

Hasil refleksi, nilai keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga, di-dapatkan 84,43%, hal ini terjadi pening-katan dari pertemuan kedua dengan per-temuan ketiga. Jadi, perencanaan pada pertemuan ketiga dapat memperbaiki ke terlaksanaan pembelajaran pada per-temuan kedua. Setelah kegiatan refleksi selesai, dilanjutkan plan pada pertemuan keempat. Pelaksanaan plan sama dengan kegiatan plan sebelum-sebelumnya, plan yang dilakukan pada pertemuan keempat, hal ini diharapkan agar tidak terjadi penu-runan ketika dilakukan tindakan kelas.

Hasil refleksi pertemuan keempat, didapatkan 86,41%. Jadi, terjadi pening-katan antara pertemuan ketiga dengan pertemuan keempat sebesar 6,37%. Upa-ya dosen model Upa-yang dilaksanakan untuk meningkatkan keterlaksanaan pembela-jaran model jigsaw, dengan memperbaiki point-point keterlaksanaan yang sebelum-nya masih rendah untuk diperbaiki lagi terutama pada point motivasi, penguatan yang sebelumnya hanya mendapat skor 1 atau 2 saja. Pada siklus II pertemuan ke-empat, memang dalam keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan na mun tidak sampai 100%. Hal ini dikare-nakan, penguatan masih perlu dioptimal-kan, ada kelompok TGT yang mengalami misskomunikasi antar anggota kelompok dalam melakukan pemodelan disebabkan kurang adanya kerjasama kelompok di luar jam pelajaran sehingga materi yang didiskusikan kelas dari dosen model sela-ma 1 jam dalam memberikan pengetahuan awal seakan-akan terbuang percuma bagi kelompok TGT. Harapan dari dosen pe-ngampu matakuliah SBM bagi dosen mo-del adalah masih diperlukan peningkatan

ke terampilan profesional dan pedagogik agar lebih baik dengan mencoba mengajar dan mengajar walau PPL berakhir sehing-ga lebih banyak pensehing-galamannya karena pengalaman adalah guru yang berharga dan merupakan pembelajaran yang bersi-fat kontekstual untuk mendapatkan pe-ngalaman yang bermakna.

Pelaksanaan pembelajaran dengan model Jigsaw yang dikemas dalam bentuk

Lesson Study memberikan situasi baru bagi

guru dan siswa. Guru yang biasanya meng-ajar seorang diri dalam kegiatan Lesson Study ditemani oleh keempat observer. Hal ini sesuai dengan penelitian tesis Miyatiwi (2013) tentang PTK_LS yang menyatakan bahwa Lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan ha-sil belajar. Menurut Suha-silo (2012:13) PTK dilaksanakan berbasis Lesson Study dalam rangka terutama agar dapat memperkuat pelaksanaan PTK yang merupakan proses yang dinamis di mana ada empat tahap yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) pelak-sanaan atau implementasi tindakan, servasi dan asesmen 3) análisis hasil ob-servasi dan asesmen dilanjutkan dengan interpretasi, 4) refleksi. Setiap pertemuan dalam PTK tersebut dilaksanakan dalam siklus LS dalam arti melalui tahapan plan, do, dan see.

Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Melalui Pembelajaran Jigsaw_LS

Hasil belajar kognitif siswa melalui mengalami peningkatan dari siklus I model pembelajaran kooperatif Jigsaw ke siklus II sebesar 1,50 %. Pada siklus I persentase hasil belajar kognitif siswa adalah 85,2% sedangkan pada siklus II sebesar 83,70%.

(9)

Hasil belajar kognitif diberi dalam bentuk post test yang mana setiap soal memiliki tingkat kognitif C4-C5.

Hal ini sesuai dengan teori yang me-nyatakan bahwa. Model jigsaw dapat ter-motivasi siswa untuk mempelajari materi tersebut dengan baik dan bekerja keras dalam kelompok-kelompok pakar sehing-ga mereka dapat membantu tim mereka bekerja dengan baik. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw men-jadi acuan bahwa penelitian menggunakan model kooperatif tipe jigsaw memberikan dampak positif. Hasil yang didapat siswa setelah menggunakan model pembelaja-ran ini berguna untuk pemahaman materi sehingga hasil belajar dapat meningkat (Nur, 2006:72)

Kunci keberhasilan model jigsaw adalah saling ketergantungan setiap siswa dalam tim untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan pe-nilaian yang baik atas pekerjaan mereka. Dengan model jigsaw ini, siswa akan bela-jar berkelompok dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan. De-ngan demikian, siswa akan dapat saling membantu satu sama lain sehingga akan meningkatkan kemampuan siswa (Nur, 2006:72).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Keterlaksanaan pembelajaran jigsaw_

LS dari siklus I dan II mengalami pe-ningkatan 6,00%.

2. Penerapan model pembelajaran ko-operatif Jigsaw berbasis Lesson Study dapat meningkatkan keterampilan ko-laboratif mahasiswa Strategi Belajar Mengajar Off B sebesar 8,26%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan.

Sebaiknya pendidik selain memiliki penguasaan konsep juga memiliki keahli-an bahasa ykeahli-ang mudah dipahami oleh peserta didik dan tidak terjadi salah tafsir.

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebaiknya digunakan pada materi dalam bentuk narasi, materi yang berhubungan dengan parktikum, ekksperimen, inves-tigasi, lebih cocok menggunakan model pembelajaran ilmiah seperti PBL, PJBL, Diskovery Inkuiri.

Model pembelajaran kooperatif Jig-saw, hendaknya dicobakan dan dikem-bangkan oleh peneliti yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Akademik, biro. 2013. Pedoman pendidik­

an UM. Malang: Universitas Negeri

Malang

Ali, 2013. Penerapan Pemebelajaran de­

ngan Metode Inkuiri Terbimbing Ber­ basis Lesson Study Disertai Penulisan Jurnal Belajar Untuk Meningkatkan Keterampilan Metkognitif Siswa. Tesis

tidak diterbitkan: Pasca UM

Arikunto, Suharsini. 2003. Dasar­dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

(10)

Arikunto, Suharsini, dkk. 2007. Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Jacob, Cornelis. 2013. Belajar kolabora­

tif melawan belajar koopera­ tif. Online. (http://file.upi.edu /

d i re k t o r i / f p m i p a / j u r. _ p e n d . _ matematika/194507161976031- cornelis_jacob/belajar_kolaboratif_la-wan_kooperatif.pdf). Diakses tanggal 5 November 2013.

Nurhadi, Y., Burhan & Senduk, A.G. 2004.

Pembelajaran Kontekstual (Contex­ tual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM

Press.

Nur. 2007. Efektivitas Pembelajaran Koo­

peratif Model Jigsaw dalam Pembelaja­ ran Biologi Siswa Kelas III SLTP NU Pa­ kis. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

UM.

Permendikbud. 2013. Standar Proses. (online). (http://urip.files.word- press.com/2013/06/03-b-salinan- lampiran-permendikbud-no-65-ta-hun-2013-ttg-standar-proses.pdf). Diakses tanggal 2 September 2013. Permendikbud. 2013. Kerangka dasar

dan struktur kurikulum. (online).

http://urip.files.wordpress.com/ 2013/06/04-a-salinan-permendik-bud-no-69-tahun-2013-ttg-kerangka dasar dan struktur kurikulum pdf. Diakses tanggal 2 September 2013. Permendikbud. 2013. Standar isi. (online).

http://urip.files.wordpress.com/ 2013/06/04-a-salinan-permendik- bud-no-69-tahun-2013-ttg-standar-penilaian.pdf. Diakses tanggal 2 Sep-tember 2013.

Sunarmi dan Triastono Imam. 2003. Eval­

uasi Proses dan Hasil Belajar. Malang:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Tu’u, Tulus. 2004. Disiplin Pada Perilaku

dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT.

Grame-dia WiGrame-diasrana Indonesia.

Sudrajat. 2011. Model­model pembelaja­

ran. 2013. Online.

(http://www.pusta-ka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/ fmipa201146.pdf). Diakses tanggal 3 November 2013.

Susilo, Herawati. 2012. Lesson Study dalam

Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebagai Sarana Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah

disaji-kan dalam Seminar Pendididisaji-kan Biolo-gi dengan tema “Lesson Study sebagai Peningkatan Kualitas Pengajaran”di Gedung Soetarjo Universitas Jember, 27 Oktober 2012.

Gambar

Tabel 3.3 Penentuan Taraf  Keberhasilan   Persentase  Kategori 85-100% A  80-84%    75-79%  B+  70-74%%  B  65-69%    60-64%  C+  55-59%  C  40-54%  D  0-39%  E
Grafik 1.1 Keterlaksanaan Pembelajaran Jigsaw_LS Siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Supriyadi S.Sos sebagai merupakan legislatif sebagai kandidat peserta pemilu yang mampu mensikapi dan mengambil keputusan strategi politik yang tepat serta sebagai

terikat, sedangkan untuk uji F digunakan untuk menguji signifikansi persamaan garis regresi secara keseluruhan atau untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

Pengarang al-Mawad al-Muharramah wa al-Najisah fi al-Ghiza’ wa al-Dawa’ bayna an-Nazariyyah wa al-Tatbiq menyatakan teori perubahan zat atau istihalah bermaksud apabila bahan

Dilakukan simulasi pada pengujian ketiga dengan skema variasi bitrate dengan penguat EDFA pada 3 penempatan yaitu booster , in-line , dan pre-amplifier

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana manajemen layanan publik yang ada di MTs NU Walisongo Sidoarjo, bagaimana citra MTs NU Walisongo Sidoarjo dalam pandangan

Berdasarkan hasil analisis data panel menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, yield to maturity dan debt to equity ratio secara simultan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

mempengaruhi hubungan diplomatik Indonesia dan aktivitas Politik Luar Negeri Indonesia adalah letak wilayah geografis, ideologi, ekonomi, politik dan keamanan. ASEAN

IIII understand understand understand understand that, that, that, that, according according according according to to to to Chinese Chinese law, Chinese Chinese law, law,