• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fahmi Faisal ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fahmi Faisal ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBIAYAAN ISTISHNA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DAN DAMPAKNYA PADA KEMAMPUAN ZAKAT

PERBANKAN SYARIAH

(Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri)

Fahmi Faisal (123403136) Email : fahmy_f27@yahoo.co.id

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembiayaan istishna terhadap profitabilitas dan dampaknya terhadap kemampuan zakat perusahaan secara parsial maupun simultan. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kasus pada Bank Syariah Mandiri. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan. Dalam menguji hipotesis, penulis menggunakan alat analisis path. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) secara simultan pembiayaan istishna dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat. 2) secara parsial pembiayaan istishna berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 3) secara parsial pembiayaan istishna berpengaruh tidak signifikan terhadap kemampuan zakat. 4) secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat.

(2)

ABSTRACT

The object of this research is finding out how influence financing istishna to profitability and the impact on ability of corporate zakat at Bank Syariah Mandiri. The data collecting has done by documentation study. The data analysis technique to test the hypothesis, writter using the path analysis. The result of research shown that the storey 1) simultantly the financing istishna and profitability have significant influence to ability of corporate zakat. 2) partially the financing istishna have influence which significant to profitability. 3) partially the financing istishna have influence which not significant to ability of corporate zakat. 4) partially profitability have significant influence to ability of corporate zakat.

(3)

PENDAHULUAN

Sebelum berdirinya pemerintahan Islam, peradaban didominasi oleh dua bangsa besar yang memiliki wilayah yang luas, yaitu Bangsa Romawi dan Bangsa Persia. Sebagian besar daerah di Timur Tengah saat Nabi Muhammad SAW lahir berada dalam jajahan dan menggunakan bahasa negara jajahan seperti Syam (sekarang meliputi Siria, Libanon, Yordania, Palestina, dan Israel) yang dijajah oleh Romawi, sedangkan Irak dijajah oleh Persia. Adapun perdagangan bangsa Arab Mekkah terbatas ke Yaman pada musim dingin dan Syam pada musim panas.

Pada saat itu, akuntansi telah digunakan dalam bentuk perhitungan barang dagangan oleh para pedagang sejak mulai berdagang sampai pulang kembali (Adnan dan Labatjo, 2006 dalam Rizal Yaya, dkk. : 2014 : 2). Perhitungan dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan, dan untung atau rugi. Selain itu, menurut Syahatah (2001), orang-orang Yahudi, yang saat itu banyak melakukan perdagangan, menetap dan juga telah memakai akuntansi untuk transaksi utang-piutang mereka.

Atas dasar itu, muncullah kajian dan pemikiran untuk mengembangkan akuntansi dalam perspektif Islam atau biasa disebut dengan Islamic Accounting dalam bahasa Inggris dan Akuntansi Syariah dalam bahasa Indonesia. (Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurahim, 2014 : 6). Para pelaku ekonomi di Indonesia pun mulai menerapkan prinsip kegiatan perekonomiannya dengan menggunakan syariat Islam. Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 275 yang artinya “Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”. Ayat tersebut menjadi hukum yang paling umum digunakan bagi para pelaku ekonomi dalam melakukan perniagaan termasuk oleh perbankan.

Menurut Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurahim (2014 : 14) dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktek Kontemporer” menyebutkan bahwa pada tahun 1963, di desa Mit Ghamr, salah satu daerah di wilayah Mesir, dibentuk sebuah lembaga keuangan pedesaan yang bernama Mit Ghamr Savings Bank atau biasa disebut Mit Ghamr Bank yang dipelopori oleh seorang ekonom bernama Dr. Ahmad El Najjar. Lembaga keuangan tersebut ternyata sangat sukses, baik dalam penghimpunan modal dari masyarakat berupa tabungan, uang titipan, zakat, sadaqah, dan infak, maupun dalam memberikan modal kepada masayarakat yang berpenghasilan rendah, terutama di bidang perdagangan dan industri.

(4)

Dalam operasinya, Mit Ghamr Bank tidak membebankan bunga pada peminjam maupun membayar bunga kepada penabung. Bank ini melakukan investasi secara langsung dalam bentuk kemitraan dengan pihak lain dan selanjutnya membagi keuntungan dengan para penabung.

Keberhasilan Mit Ghamr menginspirasi banyak pihak salah satunya dengan berdirinya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1973 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan mulai beroperasi tahun 1975 dengan kantor pusat di Jeddah. Setelah IDB beroperasi, berbagai bank syariah tumbuh dan berkembang di berbagai negara termasuk di Indonesia dengan semakin banyak berdirinya perbankan syariah. Berdasarkan data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia dalam statistik perbankan syariah per Juni 2015, telah berdiri 12 bank umum syariah di Indonesia dengan 2.121 kantor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Data tersebut belum termasuk berbagai unit usaha dari masing-masing perbankan syariah tersebut.

Hal ini menunjukan sikap serius para pelaku ekonomi dalam melayani perubahan perkembangan faham masyarakat dalam kehidupan perekonomiannya serta besarnya minat masyarakat akan jasa keuangan yang ditawarkan oleh perbankan syariah yang secara prinsip berbeda dengan perbankan konvensional. Bank syariah yang terdiri dari BUS, UUS serta BPRS, pada dasarnya melakukan kegiatan usaha yang sama dengan bank konvensional, yaitu melakukan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat di samping penyediaan jasa keuangan lainnya. Dalam hal ini perbankan syariah memberikan keuntungan yang tidak kalah dengan perbankan konvensional, salah satunya bertransaksi di perbankan syariah lebih menenangkan karena adanya akad di setiap bentuk produknya sehingga memberikan kepastian yang lebih jelas bagi nasabah yang menggunakan jasanya. Perbedaannya dengan bank konvensional adalah seluruh kegiatan usaha bank syariah, UUS, dan BPRS didasarkan pada prinsip syariah. Implikasinya, di samping harus selalu sesuai dengan prinsip hukum Islam juga adalah karena dalam prinsip syariah memiliki berbagai variasi akad yang akan menimbulkan variasi produk yang lebih banyak dibandingkan produk bank konvensional. (Andri Soemitra, 2014). Produk yang paling memiliki perbedaan mencolok dengan produk yang ditawarkan perbankan konvensional adalah adanya beberapa produk pembiayaan syariah seperti pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, istishna, ijarah dan

(5)

qardh. Sebagaimana yang terdapat dalam pasal 19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan usaha terkadang memerlukan peran serta pihak lain, misalnya dari lembaga keuangan bank syariah dalam bentuk pembiayaan. Bank syariah menawarkan jenis produk pembiayaan salah satunya yaitu pembiayaan istishna, yaitu akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau tangguhan sampai jangka waktu tertentu.

Berdasarkan fungsi utama bank yang menyediakan dan menempatkan dana, bank syariah pun menjadikan pembiayaan sebagai salah satu kegiatan pokok usahanya dalam rangka memperoleh keuntungan untuk mempertahankan keberlangsungan usaha. Pembiayaan istishna merupakan produk pembiayaan bank syariah yang mulai dilirik oleh banyak kalangan masyarakat karena kemudahannya dan sistemnya yang tanpa bunga. Hal ini dapat ditunjukan dari besarnya pengaruh penjualan produk pembiayaan istishna terhadap profitabilitas perusahaan. Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh bank, salah satunya disebabkan oleh tingkat keberhasilan operasional bank. Ketika produk perbankan terutama produk pembiayaan istishna bermasalah maka kinerja bank dalam mendapatkan keuntungan (profitabilitas) akan terganggu. Bahkan jika hal tersebut harus terjadi maka akan berpengaruh terhadap kemampuan pemenuhan zakat pada periode yang bersangkutan.

Berdasarkan pada fenomena tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Istishna Terhadap Profitabilitas Perusahaan Dan Dampaknya Pada Kemampuan Zakat Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri)” dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari pembiayaan istishna dan profitabilitas perusahaan perbankan terhadap kemampuan zakatnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dan metode analisis deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk mengumpulkan dan menyajikan data

(6)

dari perusahaan untuk dianalisis sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. (Sugiyono : 2007).

Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2013 : 3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas, yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen disebut sebagai variabel eksogen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah pembiayaan istishna dengan indikatornya adalah piutang istishna.

2. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat, yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen disebut sebagai variabel indogen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah kemampuan zakat perusahaan dengan indikatornya adalah besarnya zakat yang dikeluarkan perusahaan (tarif zakat × laba sebelum zakat dan pajak).

3. Variabel Intervening

Dalam hal ini Tuckman (1988) dalam Sugiyono (2013 : 5) menyatakan “an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel

(7)

antaranya adalah profitabilitas perusahaan dengan indikatornya adalah ROA (Return On Assets).

Untuk lebih jelasnya mengenai variabel penelitian yang digunakan, dijelaskan pada tabel berikut ini :

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Pembiayaan

Istishna (X1)

Bai’ al istishna atau biasa disebut dengan istishna merupakan kontrak jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). (Rizal Yaya dkk. 2014 : 224)

Piutang Istishna Rupiah Rasio

Profitabilitas (X2)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). Rasio profitabilitas salah satunya adalah ROA. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu setelah

disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. (Mamduh, 2009 : 76)

ROA :

- Laba sebelum pajak dan zakat - Total assets Rupiah Rasio Kemampuan Zakat Perusahaan (Y)

Zakat memiliki kata dasar “zaka” yang berarti berkah, tumbuh, suci, bersih, dan baik.

Sedangkan zakat secara terminologi berarti aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan Alloh SWT

- Zakat yang dibayarkan - Laba sebelum

pajak dan zakat - Tarif zakat

(8)

dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Pemenuhan zakat ini didasarkan pada tingkat laba atau profit yang diterima perusahaan di masing-masing periode. (Sri dan Wasilah, 2010 : 278)

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, yakni berupa informasi terkait produk pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Tasikmalaya. Sedangkan sumber sekunder yaitu merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008 : 193). Data yang diperoleh adalah berupa laporan keuangan periode 2010 – 2014 yang telah diaudit dan dipublikasikan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Persero, Tbk. melalui website resminya yaitu http://www.syariahmandiri.co.id. Selain itu, teknik pengumpulan data yang digunakan juga berupa penelitian kepustakaan yaitu dengan cara mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan pokok bahasan penelitian yang dilakukan.

Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2013 : 8).

Paradigma penelitian dalam usul penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

(9)

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Menurut Sugiyono (2008 : 206) terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan prosentase. Sedangkan statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka teknik analisisnya menggunakan statistik deskriptif.

Berdasarkan paradigma penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa variabel X1 (pembiayaan istishna) mempengaruhi variabel X2 (profitabilitas) sebelum

akhirnya kedua variabel X tersebut sama-sama mempengaruhi variabel Y (kemampuan zakat). Maka, teknik analisis data yang digunakan adalah analisa jalur (path analysis).

Menurut Sugiyono (2013 : 297), analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisa regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/reciprocal). Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel independen

Pembiayaan Istishna (X1) Profitabilitas (X2) Kemampuan Zakat (Y)

(10)

yang dalam hal ini disebut variabel eksogen (exogenous), dan variabel dependen yang disebut variabel endogen (endogenous).

Dari struktur path analysis diatas, terdapat langkah-langkah yang digunakan yaitu :

1. Menghitung koefisien korelasi (r)

rxixj                               

 

        2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 n h jh n h jh n h n h ih ih n h n h n h jh ih jh ih x x n x x n x x x x n (sumber : Sugiyono : 2007)

Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan sebagai berikut :

Tingkat Keeratan Hubungan Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 1,99 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

2. Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut :

   n h h n h ih i y x byx Pyx 1 2 1 2 1 ;i = 1, 2,...,k…… (Sugiyono : 2007) Keterangan :

PYXi = Koefisien jalur dari X1 terhadap Y

(11)

3. Pengujian faktor residu atau sisa yxi = 1 R y1x1x2...xk 2  Dimana: R2 .... 1 Xk YX =

k i YX YX r P 1 1 1 (Sugiyono : 2007)

4. Pengujian Hipotesis Operasional

Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel bebas Xi dengan variabel Xj

 Ho : rx2x1 < 0

 Ha : rx2x1 ≥ 0

Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t table

a. Pengujian secara simultan Ho : PYX1 = PYX2 < 0

Ha : PYX1 = PYX2 ≥0

Dengan kriteria penolakan Ho jika F hitung > F tabel

Uji signifikansi menggunakan rumus: F=

2

X YX 2 ...X X YX 2 1 k 2 1 R 1 k R 1 k n    (Sugiyono : 2007)

Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 =

n-k-l

b. Pengujian secara parsial c. Hipotesis operasional:

Ho : PYXi < 0

Ha : PYXi ≥ 0

Uji signifikan menggunakan satu arah, dimana kaidah keputusannya sebagai berikut :

Terima Ho jika t ≥ tα

Tolak Ho jika t < t hitung

(12)

Xk  Xi Xk

X ... ... X ... YX YX i 1 i 1 1 R 1 1 k n R 1 P t      ; i = 1, 2, ...,k (Sugiyono : 2007)

Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-l

5. Untuk mengetahui pengaruh variabel lain atau faktor residu dapat ditentukan melalui : ρyε= 2 ...x x x y11 2 k R 1 (Sugiyono : 2007)

6. Untuk mencari pengaruh langsung variabel X1 terhadap X2

Total Pengaruh X1 Terhadap X2

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1 X2 X1 X2 =

(Px2x1)2

(A)

Total Pengaruh X1 terhadap X2 (A)

2 Pengaruh Residual (Ɛ) 1 - (A) (B)

3 Total Pengaruh (A) + (B) (C)

7. Untuk mencari pengaruh langsung variabel X1 dan X2 terhadap Y

Total Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1 Y X1 Y = (PYx1)2 Y X1 X2 Y (PYx1) (rx2x1) (PYx2)+ (PYx1) (rx2x1) (PYx2) (A) (B)

(13)

PEMBAHASAN

Pengaruh Pembiayaan Istishna Secara Parsial Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16.0 untuk analisis jalur, besar pengaruh pembiayaan istishna terhadap profitabilitas dapat dilihat dari koefisien beta atau koefisien standar (standardized coefficient) untuk variabel X1

terhadap X2. Untuk pengolahan data dapat dilihat pengaruh secara parsial dengan cara

menghitung besarnya pengaruh langsung X1 terhadap X2.

Nilai koefisien βX1 X2 yaitu 0,827 yang artinya bahwa jika X1 mengalami

kenaikan maka X2 akan naik sebesar 82,7% sedangkan pengaruh koefisien

determinasinya yaitu (0,827)2 = 0,684 yang berarti bahwa variabilitas dari X2

dipengaruhi oleh X1 sebesar 68,4%. Dan untuk nilai thitung = 3,609 lebih besar dari ttabel =

2,571 dan nilai signifikansi 0,011 < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya pengaruh dari pembiayaan istishna terhadap profitabilitas signifikan. Artinya besar – kecilnya profitabilitas yang dicapai perusahaan banyak dipengaruhi dari pembiayaan istishna yang disalurkan kepada masyarakat.

Menurut Rifqi Muhammad (2008), pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antara bank dari pembeli akhir; termasuk margin keuntungan, yang berarti setiap penyaluran istishna terdapat keuntungan yang mempengaruhi profitabilitas yang diterima pada periode bersangkutan.

Adapun total pengaruh X1 terhadap X2 dapat dilihat pada tabel berikut :

Total Pengaruh X1 Terhadap X2

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1 X2 X1 X2 = (ρx2x1)2

= (0,827)2

0,684

Total Pengaruh X1 terhadap X2 0,684

2 Pengaruh Residual (Ɛ) 2 - 0,684 0,316

3 Total Pengaruh 0,684 + 0,316 1

Interpretasi :

1. Besarnya pengaruh langsung X1 terhadap X2 sebesar 68,4%.

(14)

ρx2x1= 0,827

3. Pengaruh faktor residu sebesar 31,6%. 4. Total pengaruh 100%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar seperti berikut :

Pengaruh Pembiayaan Istishna Secara Parsial Terhadap Kemampuan Zakat Perusahaan

Dalam penelitian ini akan dibahas pengaruh langsung variabel X terhadap variabel Y secara parsial. Pembiayaan istishna mempunyai pengaruh langsung terhadap besarnya kemampuan zakat perusahaan dan berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan dapat dilihat secara langsung pengaruh X1 terhadap Y.

Nilai koefisien βX1 Y yaitu 0,316 yang artinya bahwa jika X1 mengalami

kenaikan maka Y akan naik sebesar 31,6% sedangkan pengaruh koefisien determinasinya yaitu (0,316)2 = 0,099 yang berarti bahwa variabilitas dari Y dipengaruhi oleh X1 sebesar 9,9%. Dan untuk nilai thitung = 1,676 lebih kecil dari ttabel =

2,571 dan nilai signifikansi 0,155 > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya pengaruh dari pembiayaan istishna terhadap kemampuan zakat tidak signifikan. Hal ini disebabkan adanya faktor lain yang mempengaruhi kemampuan zakat perusahaan seperti pembiayaan musyarakah, mudharabah, salam, dan lain sebagainya.

ρx2Ɛ1= 0,316 Pembiayaan istishna (X1) Profitabilitas (X2) Ɛ1

(15)

Hal ini tidak sesuai dengan teori menurut AAOFI (The Accounting and Auditing Organization for Islamic Finansial Institution) bahwa besarnya zakat yang dikeluarkan perusahaan dipengaruhi oleh pembiayaan istishna. Menurut AAOIFI dalam pernyataanya yaitu subjek zakat pada metode aktiva bersih terdiri dari kas dan setara kas, piutang bersih (total piutang dikurangi piutang ragu-ragu), aktiva yang diperdagangkan seperti persediaan surat berharga, real estate, pembiayaan (mudharabah, musyarakah, salam, istishna).

Pengaruh Profitabilitas Secara Parsial Terhadap Kemampuan Zakat Perusahaan Dalam penelitian ini akan dibahas pengaruh langsung variabel X terhadap variabel Y secara parsial. Profitabilitas mempunyai pengaruh langsung terhadap besarnya kemampuan zakat perusahaan dan berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan dapat dilihat secara langsung pengaruh X2 terhadap Y.

Nilai koefisien βX2 Y yaitu 0,694 yang artinya bahwa jika X2 mengalami

kenaikan maka Y akan naik sebesar 69,4% sedangkan pengaruh koefisien determinasinya yaitu (0,694)2 = 0,481 yang berarti bahwa variabilitas dari Y dipengaruhi oleh X2 sebesar 48,1%. Dan untuk nilai thitung = 3,677 lebih besar dari ttabel =

2,571 dan nilai signifikansi 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya pengaruh dari profitabilitas terhadap kemampuan zakat perusahaan signifikan. Artinya setiap terjadi perubahan besaran profit yang dihasilkan oleh perusahaan akan berpengaruh pada besarnya kemampuan zakat, karena perhitungan besarnya zakat yang ditunaikan berdasarkan pada tingkat profitabilitas pada periode yang bersangkutan.

Menurut Syafei (2008, dalam Sri dan Wasilah : 2010 : 295) kekayaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan bersih perusahaan. Pendapat ini dikemukakan oleh Lembaga Fatwa Arab Saudi. Dari hasil diatas juga menunjukkan bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat, hal ini sejalan dengan penelitian Ahmad Nurul Muammar (2010) bahwa kinerja keuangan perusahaan (ROE dan ROA) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat bank syariah.

Pengaruh Pembiayaan Istishna dan Profitabilitas Secara Simultan Terhadap Kemampuan Zakat Perusahaan

(16)

simultan terhadap kemampuan zakat perusahaan maka sebagaimana hasil perhitungan SPSS 16.0 diperoleh nilai Fhitung = 42,057 lebih besar dari Ftabel = 5,79 dan nilai

signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti Ho ditolak, Ha diterima, artinya pengaruh dari pembiayaan istishna dan profitabilitas terhadap kemampuan zakat perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan.

Berdasarkan analisis dan pengujian diatas menunjukkan bahwa pembiayaan istishna (X1) dan profitabilitas (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

kemampuan zakat perusahaan (Y). Hal ini sesuai dengan hipotesis 4 bahwa pembiayaan istishna dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap kemampuan zakat.

Adapun total pengaruh X1, X2 terhadap Ydapat dilihat pada tabel berikut :

Total Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1 Y X1 Y = (ρYx1)2 = (0,316)2 Y X1 X2 Y (ρYx1) (ρx2x1) (ρYx2) + (ρYx1) (ρx2x1) (ρYx2) (0,316)(0,827)(0,694) + (0,316)(0,827)(0,694) 0,099 0,362

Total Pengaruh X1 terhadap Y = 0,099 + 0,362 0,461

2 Y X2 Y = (ρYx2)2

= (0,694)2

0,481

Total Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y = 0,461 + 0,481 0,942

3 Pengaruh Residual (Ɛ) 1 – 0,942 0,058

4 Total Pengaruh = 0,942 + 0,058 1

Interpretasi :

1. Besarnya pengaruh langsung X1 terhadap Y adalah 9,9%.

2. Besarnya pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y, melalui X2 adalah 36,2%.

(17)

ρyx2= 0,694

ρx2x1= 0,827

ρyx1= 0,316

ρyƐ2= 0,058

4. Besarnya pengaruh X2 terhadap Y adalah 48,1%.

5. Besarnya total pengaruh X1, dan X2 terhadap Y adalah 94,2%.

6. Besarnya pengaruh variabel residu terhadap Y adalah 5,8%. 7. Total pengaruh 100%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dari sumber data-data Bank Syariah Mandiri periode Desember 2008 – Desember 2015, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Pergerakan pembiayaan istishna, profitabilitas, dan kemampuan zakat perusahaan. a. Pembiayaan istishna pada Bank Syariah Mandiri bersifat fluktuatif artinya pada

setiap periodenya memiliki trend yang tidak tetap, akan tetapi cenderung lebih banyak mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena produk istishna belum begitu popular dan diminati masyarakat serta kalah oleh produk – produk pembiayaan lain seperti mudharabah, musyarakah, salam, bahkan produk sejenis. Pembiayaan istishna (X1) Profitabilitas (X2) Kemampuan zakat (Y) Ɛ2 ρx2Ɛ1= 0,316 Ɛ1

(18)

b. Profitabilitas Bank Syariah Mandiri selama periode Desember 2008 – Desember 2015 mengalami kenaikan dan penurunan, salah satu kenaikan yang paling tinggi adalah pada periode Desember 2012 dan penurunan paling tinggi pada Desember 2014.

c. Kemampuan zakat yang ditunaikan Bank Syariah Mandiri pada setiap periodenya cukup baik. Besarnya zakat yang dikeluarkan sesuai dengan peraturan yang berlaku berdasarkan pada profitabilitas yang dicapai pada setiap periode bersangkutan.

2. Pembiayaan istishna secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan pembiayaan istishna – dengan indikator piutang istishna – akan berdampak pada kenaikan profitabilitas perusahaan, begitupun sebaliknya ketika pembiayaan istishna mengalami penurunan maka profitabilitas cenderung akan menurun.

3. Pembiayaan istishna secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa setiap terjadi perubahan pembiayaan istishna secara langsung akan mempengaruhi kemampuan zakat perusahaan tetapi tidak signifikan.

4. Profitabilitas perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat perusahaan. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan pada tingkat profitabilitas perusahaan maka akan diikuti oleh perubahan pada kemampuan zakatnya dan berdampak signifikan.

5. Bagaimana pengaruh pembiayaan istishna dan profitabilitas terhadap kemampuan zakat perusahaan perbankan syariah baik secara parsial maupun simultan. Pembiayaan istishna dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa setiap terjadi perubahan pembiayaan istishna dan profitabilitas secara langsung akan mempengaruhi kemampuan zakat perusahaan dan berdampak signifikan.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Bank Syariah Mandiri yang

(19)

diteliti dan bagi penelitian selanjutnya tentang masalah yang diteliti. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagi Bank Syariah Mandiri

a. Perlu adanya pengenalan yang lebih dalam dan jelas kepada setiap lapisan masyarakat terkait produk pembiayaan istishna agar bisa lebih diminati oleh masyarakat. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara memasang iklan di surat kabar atau media elektronik dengan tawaran cashback, diskon, bonus, ataupun pembayaran mudah yang menarik perhatian masyarakat. Hal ini tentu akan berdampak baik secara jangka panjang bagi Bank Syariah Mandiri sendiri ketika seluruh produk pembiayaannya dapat diterima pasar masyarakat.

b. Profitabilitas yang dicapai perusahaan mengalami fluktuasi di sepanjang periode Desember 2008 – 2014. Hendaknya Bank Syariah Mandiri lebih memfokuskan pada penjualan dan pengawasan penyaluran pembiayaan yang dimiliki kepada masyarakat agar laba yang dicapai dapat lebih stabil. Dalam hal ini strategi marketing perlu ditingkatkan. Dalam penjualan produk pembiayaan istishna dapat dilakukan salah satunya seperti menjalin kontrak kerjasama dengan pihak – pihak terkait (biasanya vendor atau kontraktor perumahan) sehingga memudahkan Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan penjualan produk pembiayaan istishnanya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pembiayaan istishna, profitabilitas, dan atau kemampuan zakat perusahaan. Selain itu, disarankan untuk lebih banyak meneliti faktor lain yang berhubungan dengan pembiayaan istishna karena belum begitu banyak penelitian dengan menggunakan pembiayaan istishna sebagai variabel penelitiannya.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Al Quranul Kariim dan Terjemahannya. Tafsir.

Ahmad Nurul Muamar. 2010. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Kemampuan Zakat. Semarang : Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Alvina Agnest Agromarthin. 2014. Pengaruh Risiko Pembiayaan Musyarakah, Murabahah Dan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Istishna.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 22/DSN-MUI/III/2004 Tentang IstishnaParalel. Heri Sudarsono. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta : Ekonisia.

Indra Arian Lukman. 2011. Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Mudharabah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah. Bandung : Universitas Widyatama. Mamduh M Hanafi dkk. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. 2015. Statistik Perbankan Syariah. Jakarta. Rizal Yaya dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah, Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta : Salemba Empat.

Roby Falah Firdaus. 2015. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,

Musyarakah, dan Ijarah Terhadap Profitabilitas. Bandung : Universitas Widyatama. Russely Inti Dwi Permata. 2014. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas. Malang : Universitas Brawijaya. Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Sofyan dkk. 2010. Akuntansi Perbankan Syariah. LPFE Usakti.

Sony dkk. 2013. Akuntansi Pengantar 1, Sistem Penghasil Informasi. Yogyakarta : ABPublishER.

(21)

Sri Nurhayati dan Wasilah. 2012. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Sri Zaitun. 2001. Analisis Pengaruh Risiko Profitabilitas Terhadap Zakat. Semarang : Universitas Diponegoro.

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999. Pengelolaan Zakat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008. Perbankan Syariah. Winwin Yadiati. 2010. Teori Akuntansi, Suatu Pengantar. Jakarta : Kencana. Wiroso. 2013. Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah. IAI.

Yesi Oktriani. 2012. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh partisipasi, motivasi dan kemampuan terhadap prestasi kerja, baik secara simultan maupun parsial serta dampaknya

serta uji patogenisitasnya terhadap tanaman jagung, yang sering digunakan sebagai tanaman peneduh dan tumpangsari dengan sambiloto juga terhadap tanaman kacang tanah, yang

Selanjutnya, akibat tekanan pasar keuangan global serta faktor domestik terutama terkait dengan tingginya defisit transaksi berjalan dan inflasi, pada bulan Agustus

Pengorganisasian dakwah ( Thanzim ) dalam pandangan Islam bukan semata-semata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan

Abstrak -Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan struktur aktiva terhadap struktur

Aturan terpenting dalam Standar Program Siaran adalah berkaitan dengan sanksi, penetapan sanksi bagi lembaga penyiaran yang terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar

Di antara pasar – pasar tersebut ada yang merupakan pasar spesifik yang merupakan ciri khas Kota Surabaya yaitu Pasar Turi, Pasar Pabean, Pasar Blauran, dan kawasan

HONDA CRV matic thn 2011, Putih mu- tiara, Mulus terawat, Pajak panjang.. Villa Tlaga Bestari AO 33 Cikupa Tangerang