PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
JARINGAN MULTI POINT VIDEO
CONFERENCE PADA PT. QUIROS
NETWORKS
Evandy Permadi Liu
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, [email protected]
Jeffrey
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, [email protected]
Andy Susanto
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, [email protected]
Abstrak
PT. Quiros Networks, salah satu perusahaan IT yang bergerak pada bidang networking mempunyai intensitas pertemuan yang tinggi dengan partner, ataupun cabang yang letaknya jauh. Untuk mengurangi biaya dan waktu yang di keluarkan untuk melakukan suatu pertemuan maka telah dibuat multi point video conference sehingga setiap kegiatan pertemuan dan presentasi dapat dilakukan dari tempat masing – masing tanpa harus datang ke suatu tempat. Sistem dibuat melalui metode analisa untuk mengetahui kebutuhan dari perusahaan, studi kepustakaan, perancangan jaringan dan implementasi serta uji coba pada sistem yang telah dirancang. Sistem telah dicoba dan berfungsi dengan baik sesuai dengan fungsinya yaitu melakukan multi point video conference dan sharing presentation dari tempat masing – masing tanpa harus melakukan pertemuan secara langsung sehingga dapat mengatasi permasalahan yang ada diperusahaan dalam melakukan pertemuan.
DESIGNING AND IMPLEMENTING MULTI
POINT VIDEO CONFERENCE NETWORK ON
PT. QUIROS NETWORKS
Evandy Permadi Liu
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, [email protected]
Jeffrey
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, [email protected]
Andy Susanto
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, [email protected]
Abstract
PT. Quiros Networks, one of the IT industrial which moves in networking majoring has high meeting intensity with partner and also any branch office which has far location. For reducing cost and time which is spent by doing a meeting therefore made multi point video conference so every meeting and presentation can be done in each place without going to some place to meet. System is made by analysis method in case knowing requirement from company, literature study, network designing, and implementation with some system trial which has been designed. System has been tried and well functioned as its function to do multi point video conference and sharing presentation from each place without doing meeting directly, overcoming problem on the company in doing some meeting
1.
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan hal yang penting di dalam dinamika perkembangan suatu perusahaan, melalui komunikasi, suatu perusahaan dapat menyampaikan dan menerima pesan dari orang – orang di dalam dan di luar lingkup perusahaan.
Internet sebagai salah satu media dalam komunikasi saat ini, sudah banyak digunakan di dalam perusahaan, karena melalui internet kita dapat berkomunikasi dengan orang yang berada diluar jangkauan tanpa mengenal jarak dan waktu.
Kegiatan lain yang seringkali dilakukan oleh suatu perusahaan selain komunikasi adalah pertemuan – pertemuan dan presentasi baik yang dilakukan secara internal, external, ataupun pertemuan dengan partner dan cabang. Untuk melakukan kegiatan ini, sering terjadi beberapa kendala, seperti kendala keterlambatan karena kemacetan transportasi, dan waktu yang dibutuhkan untuk bertemu.
PT. Quiros Networks, salah satu perusahaan IT yang bergerak pada bidang networking mempunyai intensitas pertemuan yang tinggi dengan cabang yang berada di Bandung maupun dengan partner, sehingga PT. Quiros Networks seringkali merasakan kendala untuk melakukan pertemuan tersebut karena adanya keterbatasan sumber daya manusia dan waktu. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat suatu sistem yang berperan untuk mempermudah dan mengefisienkan kegiatan – kegiatan tersebut, yaitu dengan cara pembuatan sistem multi point Video Conference, sehingga kegiatan pertemuan dapat dilakukan dari tempat masing – masing.
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah merancang suatu jaringan multi point video
conference yang handal dan dapat diimplementasikan di perusahaan dimana sistem ini akan
mempermudah proses pertemuan dan presentasi antara peserta rapat kantor pusat dan kantor cabang.
Manfaat dari penelitian skripsi ini adalah memberikan kemudahan kegiatan pertemuan untuk perusahaan agar dapat melakukan pertemuan dan presentasi tanpa harus bertatap muka secara langsung sehingga dapat mengurangi waktu dan tenaga para karyawan yang melakukan perjalanan, dimana hal ini berdampak kepada meningkatnya kinerja para karyawan PT. Quiros Networks.
Multi point video conference adalah pemakaian video conference di antara tiga atau lebih
lokasi berbeda dan menggunakan MCU sebagai pengatur sumber daya. Setiap pengguna yang menggunakan multi point video conference harus terhubung ke dalam MCU ( Multipoint Control Unit ). Secara sederhana, pengguna multi point video conference mengirimkan audio dan video mereka ke MCU dan MCU mengirimkannya ke setiap pengguna yang terhubung dalam video conference tersebut (Cisco, 2006).
2.
METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: A. Metode Analisis
Analisis dilakukan melalui 3 tahapan yaitu :
1) Menganalisa dan mempelajari sistem yang sedang berjalan. 2) Menganalisa kebutuhan perusahaan.
3) Identifikasi sistem dan spesifikasi yang diperlukan perusahaan.
B. Metode Studi Kepustakaan
Mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan perancangan dan perangkat keras yang dipakai untuk multi point video conference dari buku, artikel, dan juga situs internet.
C. Metode Perancangan
Metode perancangan yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode perancangan Top Down Network Design. Metode Top Down Network Design dimulai dengan analisa masalah yang dihadapi dengan wawancara dan kuisioner, merancang topologi jaringan yang akan dipakai, memilih teknologi dan perangkat keras untuk perusahaan, melakukan uji coba dan mendokumentasikan multi point video conference. Monitoring juga akan dilakukan setelah sistem ini selesai diimplementasikan
D. Metode Uji Coba
Melakukan uji coba dan evaluasi terhadap sistem multi point video conference yang akan berjalan di perusahaan tersebut. Evaluasi akan dilakukan dengan menguji coba multi point
video conference antar cabang dan presentasi antar cabang.
Menurut Oppenheimer (2011, 7), Top Down Network Design adalah sebuah disiplin yang menggabungkan software programming dan software analyst. Tujuan memakai topologi ini adalah membagi – bagi suatu proyek agar mudah diganti dan di maintance.
Top Down Network Design dibagi menjadi 4 langkah mayor :
1. Analisa permasalahan
Network analis melakukan interview kepada user untuk mengerti proses bisnis yang terjadi dan bisa membuat goal dari sistem baru yang akan dibuatnya.
2. Desain jaringan logical
Di fase ini, network analis akan membuat topologi jaringan sistem yang baru. 3. Desain jaringan physical
Network analis akan memilih teknologi dan hardware yang akan digunakan 4. Testing, optimasi, dan dokumentasi desain jaringan
Langkah terakhir dalam Top Down Network Design adalah mengimplementasikan, menulis, dan mengoptimasikan jaringan yang telah dibuat.
3.
HASIL DAN BAHASAN
3.1 Analisis Kuisioner
Kuesioner dilakukan secara acak terhadap 10 responden. Jawaban dari hasil kuesioner ini merupakan analisis untuk mengumpulkan data sebelum perancangan dan implementasi jaringan
multi point video conference pada PT. Quiros Networks. Berikut adalah pertanyaan dan hasil
kuesioner yang dilakukan
1. Berapakah usia Anda?
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui berapa kisaran usia dari responden.
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 6 orang memiliki umur diantara 21 tahun sampai 27 tahun, 3 orang memiliki umur diantara 28 tahun sampai 34 tahun, dan 1 orang memiliki umur lebih dari 35 tahun sampai 40 tahun dan 0 orang memiliki umur lebih dari 40 tahun. Dari kuesioner tersebut dapat terlihat bahwa mayoritas responden berumur diantara 21 tahun sampai 27 tahun.
2. Apakah Anda mengetahui tentang Video Conference?
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui berapa banyak responden yang sudah mengetahui tentang video conference.
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 8 orang telah mengetahui tentang video conference, 2 orang berkata tidak mengetahui tentang video conference. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden telah mengetahui tentang video conference.
3. Berapa kali dalam seminggu Anda ikut serta dalam rapat?
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui berapa kali dalam seminggu responden mengikuti rapat.
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 7 responden mengikuti rapat 2-3 kali dalam seminggu, 2 responden mengikuti rapat 1-2 kali dalam seminggu, 1 responden mengikuti rapat 3-4 kali seminggu, dan tidak ada responden yang mengikuti rapat lebih dari 4 kali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengikuti rapat 2-3 kali dalam seminggu.
4. Apakah kendala yang dihadapi saat akan menghadiri suatu rapat?
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh responden untuk menghadiri suatu rapat.
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 6 responden mengatakan bahwa jarak adalah kendala dari suatu rapat adalah jarak, 4 responden mengatakan waktu adalah kendala sebgai rapat, dan tidak ada responden yang mengatakan bahwa biaya adalah kendala dari suatu rapat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa jarak adalah kendala dari suatu rapat.
5. Apakah menurut Anda multi point video conference dapat mengatasi kendala tersebut?
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai penyelesaian masalah yang dihadapi dengan sistem multi point video conference.
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 10 responden mengatakan bahwa multi point video conference adalah solusi untuk kendala dalam suatu rapat dan tidak ada responden yang mengatakan multi point video conference bukanlah cara untuk mengatasi kendala dalam mengadakan suatu rapat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh responden mengatakan bahwa multi point video conference adalah cara untuk mengatasi kendala dalam rapat.
6. Apakah produktivitas dalam kerja dapat ditingkatkan dengan perancangan multi point video conference?
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai peningkatan produktivitas dengan sistem multi point video conference.
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 10 responden mengatakan bahwa produktivitas dapat bertambah dengan dirancangnya sistem multi point video conference dan tidak ada responden yang mengatakan bahwa produktivitas tidak bertambah dengan dirancangnya sistem multi point video conference. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh responden mengatakan bahwa multi point video conference adalah untuk meningkatkan produktivitas rapat.
Dari hasil kuisioner di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa sebagian besar karyawan PT. Quiros Networks telah mengetahui apa itu video conference. Intensitas rapat yang tinggi dengan lokasi rapat yang berjauhan dan waktu untuk menempuh lokasi tersebut adalah kendala yang dihadapi oleh PT. Quiros Networks. Kendala yang dihadapi oleh PT. Quiros Networks dapat diselesaikan dengan mengimplementasikan multi point video conference. Produktivitas juga dapat ditingkatkan dengan mengimplementasikan sistem ini.
3.2 Pemilihan Hardware
Berdasarkan dari analisa permasalahan, jarak dan waktu merupakan kendala utama yang dihadapi PT. Quiros Networks. Selain itu dilihat juga dari kemungkinan yang dimiliki oleh PT. Quiros Networks untuk membuka cabang baru, disimpulkan bahwa pembuatan sistem multi point
video conference adalah pemecahan masalah dari kendala tersebut. Beberapa keuntungan dari
penerapan multi point video conference :
• Penghematan waktu.
• Peningkatan produktivitas.
• Mempermudah penentuan tempat rapat walaupun dibuka cabang baru.
• Rapat dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
• Pengambilan keputusan dapat diambil dengan lebih cepat.
Berikut merupakan perbandingan hardware yang akan digunakan dalam perancangan multi point video conference :
Endpoint
Polycom HDX 8000
Polycom HDX 7000
CISCO Codec C40 CISCO Codec C20
Video Input 4 3 4 2
Video Output 3 3 2 2
Audio Input 6 5 5 4
Audio Output 4 3 3 3
Supported Monitor 2 2 2 2
Max Video Content Resolution
1080p15 1080p15 720p30 720p30
Max Live Video
Resolution
1080p30 1080p30 1080p30 1080p30
Video Compression H.264 High profile H.264 High profile H.264 H.264
H.235 Iya Iya Iya Iya
H.239 Iya Iya Iya Iya
IPv6 Support Iya Iya Iya Tidak
SIP Iya Iya Iya Iya
TLS Iya Iya Tidak Tidak
User Interface Web based Web based Web based Web based
MCU
Polycom CISCO Lifesize Radvision
Merek VRMX 2710 HDR CISCO Codian
4501 Lifesize Multipoint 12 Scopia Elite 5105 Alokasi Video Resource
Iya Tidak Iya Tidak
Maksimal Video Teralokasi 6 Teralokasi 10 Jumlah Alokasi 30 - 24 - Harga $32500 $42000 $28000 $35000
Alokasi video resource adalah penghitungan penggunaan resource MCU berdasarkan resolusi video yang masuk kedalam MCU. Perhitungan jumlah resource didasarkan pada jumlah resolusi CIF/Desktop yang disertakan dalam spesifikasi hardware. Resource yang digunakan dan perhitungannya adalah sebagai berikut:
HD 1080p : 6 SD : 1,5 Desktop : 1
HD 720p : 3 CIF : 1
Gatekeeper
Polycom CISCO Lifesize Radvision
Merek CMA 5000 CISCO 3900 Lifesize
Gatekeeper
ECS Pro
Peserta Maksimal 200 250 200 400
Harga $10.500 $15.000 $12.000 $32.300
Firewall Traversal
Polycom CISCO Lifesize Radvision
Merek Border Proxy 4555 Border control 114758Y10 Lifesize UVC Transit Client Radvision Scopia Pathfinder Peserta Maksimal 15 10 25 10 Harga $1.260 $2.000 $3.000 $1.050
Lifesize room 220 Lifesize team 220 RadVision XT 4200 RadVision XT 1200 Video Input 6 3 3 3 Video Output 2 2 2 2 Audio Input 8 7 3 5 Audio Output 4 4 2 4 Supported Monitor 2 2 2 2
Max Video Content Resolution
720p30 720p30 720p30 1080p30
Max Live Video
Resolution
1080p30 1080p30 720p60 1080p30
Video Compression H.264 H.264 H.264 High Profile H.264
H.235 Iya Iya Iya Iya
H.239 Iya Iya Iya Iya
IPv6 Support Iya Iya Iya Iya
SIP Iya Iya Iya Iya
TLS Iya Iya Tidak Tidak
User Interface Web based Web based Web based Web based
Jumlah Harga
Polycom CISCO Lifesize Radvision
Endpoint1 $11.200 $16.380 $11.100 $12.160 Endpoint2 $7.800 $10.300 $8.740 $8.860 MCU $32.500 $42.000 $28.000 $35.000 Gatekeeper $10.500 $15.000 $12.000 $32.300 Firewall Traversal $1.260 $2.000 $3.000 $1.050 Total $63.260 $85.680 $62.840 $89.370
Dari tabel analisis diatas disimpulkan bahwa :
a. Endpoint Polycom dipilih karena memiliki standarisasi kompresi video yang terbaru yaitu H.264
High Profile, dimana hal ini berhubungan dengan pemotongan setengah bandwith yang digunakan
dalam proses multi point video conference
b. Pengalokasian resource video yang dimiliki oleh MCU Polycom merupakan pengalokasian dinamis. Hal ini berfungsi untuk memaksimalkan resource yang ada, dimana penggunaan resource dihitung berdasarkan dari resolusi video yang masuk kedalam MCU.
c. Dari segi harga, polycom memiliki harga yang lebih murah dibanding kompetitornya, jika dilihat dari spesifikasi yang dimiliki.
4.
SIMPULAN DAN SARAN
4.1
Analisis Kuisioner
Kuesioner dilakukan secara acak terhadap 10 responden yang telah mengimplementasikan
multi point video conference. Jawaban dari hasil kuesioner ini merupakan hasil evaluasi terhadap
implementasi multi point video conference. Berikut adalah pertanyaan dan hasil kuesioner yang dilakukan :
1. Menurut Anda apakah sistem multi point video conference sudah berjalan dengan baik? A. Sangat Buruk
B. Buruk C. Cukup D. Baik E. Sangat Baik
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 8 orang berpendapat sistem ini sudah berjalan dengan baik, 1 orang mengatakan baik, 1 orang mengatakan cukup, dan tidak ada yang mengatakan buruk ataupun sangat buruk. Sehingga dapat disimpulkan sistem ini sudah bekerja dengan baik.
2. Apakah multi point video conference ini mudah dalam penggunaannya? A. Mudah
B. Tidak Mudah
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 10 orang mengatakan mudah dalam menggunakan multi point video conference ini, dan tidak ada yang mengatakan tidak mudah. Sehingga dapat disimpulkan multi point video conference ini mudah dalam penggunaannya.
3. Apakah sistem multi point video conference dapat menambah keefektifan karyawan dalam berkomunikasi?
A. Ya B. Tidak
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 9 orang mengatakan sistem multi
point video conference ini dapat menambah keefektifan dalam berkomunikasi, dan 1 orang yang
mengatakan bahwa sistem ini tidak menambah keefektifan dalam berkomunikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan sistem multi point video conference ini dapat menambah keefektifan karyawan dalam berkomunikasi.
4. Fitur apakah yang menurut Anda paling menarik dalam multi point video conference ini? A. Sharing Content
B. Auto Zoom C. UC Board
Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, 5 orang mengatakan bahwa fitur sharing
content merupakan fitur yang paling menarik dalam multi point video conference ini, 2 orang
mengatakan bahwa auto zoom merupakan fitur yang paling menarik, sedangkan 3 orang mengatakan bahwa UC board adalah fitur yang paling menarik. Sehingga dapat disimpulkan fitur yang paling menarik dalam multi point video conference ini adalah sharing content.
5. Adakah kendala yang Anda hadapi selama menggunakan multi point video conference? 1. Ada 2. Tidak Ada Ada 0% Tidak Ada 100% Dari hasil kuisioner yang telah didapatkan, sebanyak 10 orang mengatakan tidak ada kendala yang dihadapi selama menggunakan multi point video conference, dan tidak ada pengguna yang mengatakan bahwa mereka mengalami kendala. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengguna tidak memilki kendala selama menggunakan multi point video conference tersebut.
5.2 Simpulan dan Saran
Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan hal – hal berikut :
1. Sistem multi point video conference dapat berfungsi dengan baik seperti streaming video dan
sharing content.
2. Sistem multi point video conference dapat menambah efisiensi perusahaan dalam penghematan waktu dan tenaga para karyawan yang melakukan perjalanan.
3. Sistem juga dapat dipakai untuk cakupan yang lebih luas, seperti antar negara.
4. Intensitas dan keefektifan rapat bisa meningkat dan rapat dari beberapa lokasi bisa digabungkan menjadi satu
Dibawah ini adalah saran dari implementasi sistem yang sudah dijalankan:
1. Diperlukan perawatan rutin hardware dan software untuk memperpanjang umur dari sistem ini.
DAFTAR P U STAKA
Daftar Pustaka
Anissimov, M. 2013. What is Video Conferencing. Diperoleh 12 – 27 – 2012 dari http://www.wisegeek.org/what-is-video-conferencing.htm
Carvalho, S. (2000). Modernizing and globalizing the learning environment: Video-conferencing in education. The Environment Campus,Trier University of Applied Sciences, 299-309.
Cashman, S. (2007). Discovering Computers, Menjelajah Dunia Komputer. (3rd edition). Jakarta: Salemba Infotek
Chan, H. C., Tan, B. C. Y., & Tan, W. (2000). A case study of one-to-one video-conferencing education over the Internet. Web-based learning and teaching technologies: Opportunities and challenges, 1(2),327-346.
Cisco Systems, Inc. 2006. Understanding H.323 Gatekeepers. Diperoleh 12 – 17 – 2012 dari http://www.cisco.com/en/US/tech/tk1077/technologies_tech_note09186a00800c5e0d.shtml#conventions Cisco Systems, Inc.. 2006. Cisco TelePresence Multipoint Solution Essentials. Diperoleh 12 – 22 – 2012 dari http://www.cisco.com/en/US/docs/solutions/Enterprise/Video/tpmultipt.html
Gough, M. (2006). Video Conferencing Over IP. (1st edition). Canada: SYNGRESS Hagen, S. (2006). IPv6 Essentials. (2nd edition). Sebastopol: O’Reilly Media, Inc.
IT Telkom Digital Library. 2011. SIP (Session Initiation Protocol). Diperoleh 12 – 23 – 2012 dari http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=766:sip-session-initiation-protocol&catid=6:internet&Itemid=14
ITU-T. 1998. Security and Encryption for H-series ( H.323 and other other H.245-based Multimedia Terminal. Diperoleh 12 – 29 – 2012 dari www.itu.int/rec/dologin_pub.asp?lang=e&id=T-REC-H.235-199802-S!!PDF-E&type=items
ITU-T. 2009. Packet-based Multimedia Communication Systems. Diperoleh 12 – 29 – 2012 dari http://www.itu.int/rec/dologin_pub.asp?lang=e&id=T-REC-H.323-200912-I!!PDF-E&type=items
Jack, K. (2007). Video Demystified. (5th edition). Oxford: Elsevier
Katsaggelos, A., Zhai, F. (2007). Joint Source-Channel Video Transmission. (1st edition). San Fransisco: Morgan & Claypool Publishers
Kizza, J. (2009). A Guide to Computer Network Security. (1st edition). New York: Springer-Verlag London Limited.
Micro, A. (2012). Dasar – Dasar Jaringan Komputer. (1st edition). Banjar Baru: Clear OS Indonesia Oki, E., Tatipamula, R., Vogt, C. (2012). Advanced Internet Protocols, Services, and Applications. (1st edition). New Jersey: John Wiley
Oppenheimer, P. (2011). Top-Down Network Design. (3rd edition). Indianapolis: CISCO Press Parekh, R. (2006). Principles of Multimedia. (1st edition). New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Polycom, Inc. 2011. H.264 High Profile: The Next Big Thing in Visual Communications. Diperoleh 12 – 19 – 2012 dari http://docs.polycom.com/global/documents/whitepapers/h264_high_profile_wp.pdf
Syafrizal, M. (2005). Pengantar Jaringan Komputer. (1st edition). Yogyakarta: ANDI
TKO VideoConferencing. Firewall Traversal. Diperoleh 12 – 17 – 2012 dari http://www.video-conferencing.com/definition/firewall-traversal.html