• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DESKRIPTIF

BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VII 2

SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN

OLEH

R U S T O N

Penelitian ditulis untuk memenuhi sebahagian persyaratan

pengusulan kenaikan pangkat/jabatan guru

SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN

KABUPATEN PASAMAN BARAT

SUMATERA BARAT

2007

(2)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi berarti memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yang tercakup dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Keterampilan berbahasa lainnya adalah mendengar, berbicara dan menulis. Keempat keterampilan ini sangat penting untuk dikembangkan agar siswa dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis.

Kemampuan memahami/menghasilkan teks bahasa Inggris sangat penting dimiliki oleh mereka yang sedang mempelajari bahasa Inggris terutama siswa yang berada pada jenjang pendidikan dasar. Kemampuan memahami teks lisan/tulis dikembangkan melalui keterampilan mendengarkan (listening) dan keterampilan membaca (reading). Sedangkan kemampuan untuk mengahasilkan teks lisan/tulis dikembangkan melalui keterampilan berbicara (speaking) dan menulis (writing).

(3)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Kemampuan memahami teks tulis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan informasi baik bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Karena itu kemampuan memahami teks tulis ini (kemampuan membaca) sangat perlu dikembangkan. Dengan kemampuan ini siswa akan dapat mengembangkan dirinya dengan membaca teks-teks yang dicetak dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Dalam mata pelajaran bahasa Inggris tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa dituntut untuk dapat memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Masing-masing jenis teks ini memiliki langkah-langkah retorika tersendiri. Teks berbentuk descriptive berbeda langkah retorikanya bila dibandingkan dengan teks procedure, recount, narrative, atau report. Dengan demikian, cara memahami teks-teks tersebut akan berbeda pula.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VII Semester 2 dinyatakan bahwa standar kompetensi membaca adalah memahami makna teks tulis fungsional dan esei pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan procedure yang berkaitan dengan lingkungan terdekat. Teks fungsional dapat berbentuk pengumuman, instruksi, dan daftar belanja.

(4)

Siswa sering menemui kesulitan dalam kegiatan membaca. Hal ini disebabkan berbagai aspek: tidak memiliki strategi membaca yang tepat, minimnya penguasaan kosakata, kurangnya minat membaca, kurang tersedianya bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa, metode mengajar yang monoton, media pembelajaran (Ruston, 2006: 3-5).

Faktor lain yang menyebabkan siswa sulit dalam memahami teks bahasa Inggris adalah kurangnya pengetahuan tentang langkah-langkah retorika untuk masing-masing jenis teks. Pembekalan pengetahuan kepada siswa tentang langkah-langkah retorika sangat efektif sebelum diberikan kegiatan membaca pemahaman. Di samping itu perlu juga dibekali dengan faktor-faktor pendukung lainnya seperti kosakata, frase, dan struktur kalimat yang lazim digunakan dalam teks tertentu.

Penelitian tindakan kelas (action research) terhadap membaca pemahaman terutama memahami berbagai jenis teks berbahasa Inggris untuk siswa Sekolah Menegah Pertama beserta aspek-aspek yang berhubungan dengan membaca pemahaman sangat penting dilakukan. Dengan demikian siswa akan mampu menggali informasi apa yang terkandung dalam bahan bacaan yang dibaca siswa. Hal ini akan membantu untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam proses belajar mengajar.

(5)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan kemampuan memahami berbagai jenis teks bahasa Inggris yakni: 1) siswa tidak memiliki strategi membaca yang tepat, 2) minimnya penguasaan kosakata, 3) kurangnya minat membaca, 4) kurang tersedianya bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa, 5) metode mengajar yang monoton,6) media pembelajaran, 7) kurangnya pengetahuan tentang langkah-langkah retorika untuk masing-masing jenis teks.

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan memahami berbagi jenis teks bahasa Inggris, maka penelitian ini dibatasi pada kemampuan memahami teks descriptive sangat sederhana dan penggunaan gambar sebagai media pembelajaran. Pembatasan ini dilakukan karena kedua faktor ini dianggap faktor yang dominan yang berhubungan dengan kemampuan memahami teks berbahasa Inggris pada siswa kelas VII SMP.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan gambar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks descriptive sangat sederhana?”

(6)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks

descriptive sangat sederhana dengan menggunakan gambar sebagai

media pembelajaran.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Guru bahasa Inggris dalam rangka meningkatkan kemampuan

siswa untuk memahami teks descriptive sangat sederhana. 2. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ranah Batahan dalam rangka

meningkatkan kemampuan memahami teks descriptive sangat sederhana dengan menggunakan gambar.

(7)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Agustien (2004:39-40) menyatakan bahwa mengajar bahasa Inggris atau bahasa apapun berarti mengajarkan dua ragam bahasa: lisan dan tulis. Kita tidak dapat berasumsi bahwa jika kita telah mengajar bagaimana membentuk kalimat dan mengenalkan kosakata serta ucapannnya maka otomatis siswa dapat menggunakannya dalam bahasa lisan dan tulis.

Elliott (1996: 384) mendefinisikan membaca pemahaman sebagai:

Reading comprehension, which is the ultimate object in any type of reading instruction, means that a reader not only recognizes words, but understands the concepts that the words represent. Reading a text, comprehending it, and later recalling it involve complex strategies (perceptual, linguistic, and conceptual operations) that take years to develop.

Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan aktif yang membutuhkan keaktifan pembaca baik sebelum, ketika dan sedang membaca sehingga hasil yang akan didapat dari kegiatan membaca tersebut dapat maksimal (McWhorter, 1992: 377). Sejalan dengan itu, Grellet (1990:3) mengatakan bahwa membaca atau

(8)

memahami teks tertulis berarti mendapatkan informasi dari teks tersebut seefisien mungkin.

Ur (2000: 138) mengatakan bahwa:

reading means reading and

understanding

. Sedangkan Mikulecky (1990: 72) mengatakan bahwa untuk mendapatkan pemahaman yang baik dalam membaca suatu artikel atau esei siswa harus dapat membedakan

content words

dengan

function words

.

Function word ini

adalah aspek yang paling penting dalam pengembangan kosakata yang terdiri dari kata ganti (

pronoun

), sinonim, hiponim, dan

summary words

sebagai penanda hubungan antara ide-ide dari suatu teks (seperti

however, then, also,

etc

.).

McWhorter (1986: 121-122) mengatakan bahwa bila membaca artikel dan esei, yang pertama sekali dilakukan adalah memahami materi bacaan. Membaca akan menjadi lebih mudah bila kita mengenal kerangka dan jenis artikel atau esei yang dibaca. Ada lima bagian utama dari sebuah artikel/esei yaitu 1) judul, 2) pendahuluan, 3) pernyataan utama, 4) informasi pendukung, dan 5) kesimpulan atau ringkasan.

(9)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Selanjutnya McWhorter (1986: 49-50) mengatakan bahwa grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi yang sangat penting dari sebuah bahan bacaan. Dengan memperhatikan grafik, tabel, dan gambar tersebut akan memudahkan kita memahami teks. Membuat gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar kejadian, dan/atau membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah teks merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk meningkatkan kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146).

Dengan demikian dalam pembelajaran membaca pemahaman dibutuhkan alat bantu yang dapat mempermudah siswa untuk memahami sebuah teks bahasa Inggris salah satu di antaranya adalah gambar.

B. Kerangka Berfikir

Secara skematis kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka konseptual hubungan kedua variabel

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah: “Dengan menggunakan gambar dapat meningkatkan

Penggunaan Gambar (X)

Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Deskriptif

(10)

kemampuan memahami teks deskriptif sangat sederhana bahasa Inggris siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.”

(11)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks deskriptif sangat sederhana dengan menggunakan gambar.

B. Subjek Penelitian

Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ranah Batahan terdiri dari 4 (empat) rombongan belajar yang berjumlah 124 orang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 2 yang berjumlah 32 orang.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang belajar VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan. Sedangkan pelaksanaannya dilakukan pada awal semester 2 Tahun Pelajaran 2006/2007 yaitu dari Januari sampai dengan Pebruari 2007 seperti terlihat pada tebel berikut.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

NO KEGIATAN

BULAN / MINGGU KE

JANUARI 2007 PEBRUARI 2007 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal 2 Persiapan perangkat/ media 3 Pelaksanaan siklus 1 dan refleksi 4 Pelaksanaan siklus 2 dan refleksi 5 Penulisan laporan tiap siklus 6 Penulisan laporan akhir 7 Seminar

8 Perbaikan laporan akhir

(12)

D. Prosedur Penelitian

Proses penelitian tindakan kelas ini melalui 4 (empat) tahapan pokok yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan refleksi.

1. Perencanaan

a. Rencana Tindakan pada Siklus I

Dalam tahap rencana tindakan pada siklus I ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Menyusun persiapan mengajar.

2) Menyusun tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. 3) Menyediakan kertas kerja siswa.

b. Rencana Tindakan pada Siklus II

Rencana tindakan yang dilakukan pada tahap ini ditetapkan setelah refleksi tindakan pada siklus I dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ditemukan. Kekuatan yang ada pada siklus I lebih dioptimalkan dan kelemahan diminimalkan.

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu kesiapan guru sebagai peneliti, siswa sebagai subjek penelitian, materi, dan

(13)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

media pembelajaran. Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang matang. b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara serius tetapi tidak terpaksa dengan cara menjelaskan tujuan pembelajaran.

d. Menyediakan kertas kerja untuk kegiatan pembelajaran.

e. Mengelola kelas dengan baik agar siswa tidak merasa dibeda-bedakan.

f. Siswa mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

g. Semua kegiatan dilaksanakan pada saat belajar tatap muka reguler.

3. Pemantauan

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Jenis instrumen yang digunakan adalah format/lembar observasi yang memuat:

a. interaktif guru - siswa, siswa – guru, dan siswa – siswa. b. aktivitas guru selama proses pembelajaran.

c. catatan lapangan.

(14)

Data yang diperoleh pada siklus I dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pada siklus II. Sedangkan evaluasi pada siklus II dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini.

E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat berjumlah 32 orang dengan latar belakang yang beragam.

2. Instumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

- Lembaran observasi yang diadopsi dari Richards (2002).

- Tes yang dilakukan setiap pertemuan.

F. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengukur kemampuan memahami teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas VII 2 digunakan rumus:

Skor rata-rata

PR = X 100

(15)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Pencapaian responden dikategorikan/dikelompokkan seperti tabel berikut (Sudjana, 1982).

Tabel 2. Kelas Ketercapaian

No % Ketercapaian Kategori 1 2 3 4 5 90 –100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 – 54 Sangat baik Baik Cukup Kurang

(16)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus. Berikut ini disajikan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan, implementasi tindakan, refleksi dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis.

A. Siklus I

1. Perencanaan Penelitian

Gambar, tabel dan grafik dapat memberikan informasi penting tentang isi bacaan. Dengan memperhatikan gambar, tabel dan atau grafik sangat membantu dalam memahami sebuah teks. Dengan demikian, materi bacaan berbentuk teks deskriptif pada setiap proses pembelajaran diberikan gambar sebagai alat bantu untuk mempermudah memahami teks.

2. Implementasi Tindakan a. Persiapan

Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai dengan rencana tindakan maka perlu dipersiapkan semua aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer.

(17)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, handout, alat/media pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan.

b. Pelaksanaan

Alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa Inggris kelas VII per minggu selama 160 menit atau 4 jam tatap muka yang dibagi menjadi 2 tatap muka. Pelaksanaan tindakan dimulai pada minggu kedua Januari 2007 yaitu setiap Kamis dan Sabtu dari jam 07.30 sampai dengan 08.50 WIB di ruang kelas VII 2.

c. Pemantauan Penelitian

Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai kolaborator sekaligus menjadi observer. Observer memiliki latar pendidikan Bahasa Inggris. Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang belajar selama proses pembelajaran. Observer berpedoman kepada lembar observasi yang didiskusikan sehari menjelang tatap muka. Monitoring dilakukan setiap tatap muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari.

(18)

d. Refleksi Hasil Penelitian

Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran, maka dilakukan tes setiap tatap muka. Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus I secara umum dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Descriptive Statistics Siklus I

N Range Min Max Mean

Standard

Deviation Variance Nilai 1. 1 31 50.00 30.00 80.00 59.35 12.09283 146.237 Nilai 1. 2 32 50.00 40.00 90.00 63.75 10.99853 120.968 Nilai 1. 3 31 50.00 40.00 90.00 66.45 11.12007 123.656

Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 1

Nilai Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 30.00 1 3.1 3.2 3.2 40.00 3 9.4 9.7 12.9 50.00 5 15.6 16.1 29.0 60.00 13 40.6 41.9 71.0 70.00 6 18.8 19.4 90.3 80.00 3 9.4 9.7 100.0 Total 31 96.9 100.0 Missing System 1 3.1 Total 32 100.0

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 60,00 sebanyak 41,9%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 30,00 sebanyak 3,2%.

(19)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Berikut ini dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 1 seperti terlihat pada gambar 2 berikut. Nilai 1. 1 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 14 12 10 8 6 4 2 0 Std. Dev = 12.09 Mean = 59.4 N = 31.00

Gambar 2. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 1

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 59,4 dan simpangan baku sebesar 12,09 serta tingkat pencapaian skor sebesar 74,25% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 40.00 1 3.1 3.1 3.1 50.00 5 15.6 15.6 18.8 60.00 13 40.6 40.6 59.4 70.00 8 25.0 25.0 84.4 80.00 4 12.5 12.5 96.9 90.00 1 3.1 3.1 100.0 Total 32 100.0 100.0

(20)

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 60,00 sebanyak 40,6%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 40,00 dan 90,00 masing-masing sebanyak 3,1%.

Di bawah ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 2 seperti terlihat pada gambar 3. Nilai 1. 2 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 14 12 10 8 6 4 2 0 Std. Dev = 11.00 Mean = 63.8 N = 32.00

Gambar 3. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 2

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 63,8 dan simpangan baku sebesar 11,00 serta tingkat pencapaian skor sebesar 70,89% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.

(21)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 40.00 1 3.1 3.2 3.2 50.00 4 12.5 12.9 16.1 60.00 7 21.9 22.6 38.7 70.00 13 40.6 41.9 80.6 80.00 5 15.6 16.1 96.8 90.00 1 3.1 3.2 100.0 Total 31 96.9 100.0 Missing System 1 3.1 Total 32 100.0

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70,00 sebanyak 41,9%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 40,00 dan 90,00 masing-masing sebanyak 3,2%.

Histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 3 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 4 berikut.

Nilai 1. 3 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 14 12 10 8 6 4 2 0 Std. Dev = 11.12 Mean = 66.5 N = 31.00

(22)

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 66,5 dan simpangan baku sebesar 11,12 serta tingkat pencapaian skor sebesar 73,89% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.

B. Siklus II

1. Perencanaan Penelitian

Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang dilakukan secara berkolaborasi dengan observer rekan sejawat, hal-hal yang perlu disempurnakan dalam tindakan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

a. Membuat gambar dengan memberikan label pada setiap bagian gambar.

b. Mengalokasikan waktu yang lebih banyak untuk mendiskusikan gambar dan bagian-bagiannya.

2. Implementasi Tindakan a. Persiapan

Sama halnya dengan rencana tindakan pada siklus I, maka pada siklus II perlu pula dipersiapkan semua aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer.

(23)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, handout, alat/media pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan.

b. Pelaksanaan

Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan pada ruang kelas dan subjek serta periode (jam pelajaran) yang sama dengan siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk siklus II sama dengan alokasi waktu siklus I yaitu 2 x 40 menit setiap tatap muka. Namun alokasi waktu yang digunakan untuk mendiskusikan gambar dan bagian-bagiannya lebih banyak bila dibandingkan dengan waktu yang dipakai pada siklus I.

c. Pemantauan Penelitian

Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai kolaborator dan observer pada siklus I. Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang belajar selama proses pembelajaran. Observer berpedoman kepada lembar observasi yang diisi setiap tatap muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari.

(24)

Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus II secara umum dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Descriptive Statistics Siklus II

N Range Min Max Mean

Standard

Deviation Variance Nilai 2. 1 31 50.00 50.00 100.00 70.32 13.28756 176.559 Nilai 2. 2 30 40.00 50.00 90.00 73.66 11.29032 127.471 Nilai 2. 3 32 30.00 60.00 90.00 73.12 8.95779 80.242

Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 50.00 4 12.5 12.9 12.9 60.00 7 21.9 22.6 35.5 70.00 9 28.1 29.0 64.5 80.00 8 25.0 25.8 90.3 90.00 1 3.1 3.2 93.5 100.00 2 6.3 6.5 100.0 Total 31 96.9 100.0 Missing System 1 3.1 Total 32 100.0

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70,00 sebanyak 38,7%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 90,00 sebanyak 3,2%.

Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 1 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 5 di bawah ini.

(25)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan Nilai 2. 1 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 10 8 6 4 2 0 Std. Dev = 13.29 Mean = 70.3 N = 31.00

Gambar 5. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 1

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 70,3 dan simpangan baku sebesar 13,29 serta tingkat pencapaian skor sebesar 70,3% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 50.00 2 6.3 6.7 6.7 60.00 4 12.5 13.3 20.0 70.00 10 31.3 33.3 53.3 80.00 9 28.1 30.0 83.3 90.00 5 15.6 16.7 100.0 Total 30 93.8 100.0 Missing System 2 6.3 Total 32 100.0

(26)

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70,00 sebanyak 30%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 100 sebanyak 3,3%.

Berikut ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 2 seperti terlihat di bawah ini.

Nilai 2. 2 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 12 10 8 6 4 2 0 Std. Dev = 11.29 Mean = 73.7 N = 30.00

Gambar 6. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 2

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 73.7 dan simpangan baku sebesar 11,29 serta tingkat pencapaian skor sebesar 81,9% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik.

(27)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 60.00 6 18.8 18.8 18.8 70.00 13 40.6 40.6 59.4 80.00 10 31.3 31.3 90.6 90.00 3 9.4 9.4 100.0 Total 32 100.0 100.0

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70,00 sebanyak 31,3%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 50, 90 dan 100 masing-masing sebanyak 6,3%.

Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 3 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 7 berikut.

Nilai 2. 3 90.0 80.0 70.0 60.0 14 12 10 8 6 4 2 0 Std. Dev = 8.96 Mean = 73.1 N = 32.00

(28)

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 73.1 dan simpangan baku sebesar 8,96 serta tingkat pencapaian skor sebesar 81,2% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Dengan menggunakan gambar dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana bahasa Inggris siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.”

Secara umum perolehan setiap siswa pada tes yang dilakukan pada siklus II lebih besar bila dibandingkan dengan perolehan pada siklus I seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II

No. urut siswa N I L A I RT Sik II – RT Siklus I SIKLUS I SIKLUS II I II III JLH RT I II III JLH RT 1 40 60 50 150 50.00 70 60 70 200 66.67 16.67 2 50 50 60 160 53.33 70 70 70 210 70.00 16.67 3 70 70 80 220 73.33 80 90 80 250 83.33 10.00 4 70 70 60 200 66.67 80 80 70 230 76.67 10.00 5 60 70 70 200 66.67 80 70 70 220 73.33 6.67 6 50 40 . 90 45.00 50 80 60 190 63.33 18.33 7 70 60 70 200 66.67 . 70 80 150 75.00 8.33 8 70 60 70 200 66.67 60 80 70 210 70.00 3.33 9 60 60 80 200 66.67 60 80 70 210 70.00 3.33 10 60 60 70 190 63.33 70 80 70 220 73.33 10.00 11 60 60 70 190 63.33 80 90 80 250 83.33 20.00 12 60 60 60 180 60.00 70 70 80 220 73.33 13.33 13 40 50 60 150 50.00 50 . 60 110 55.00 5.00 14 70 80 80 230 76.67 90 90 90 270 90.00 13.33 15 80 90 80 250 83.33 100 90 80 270 90.00 6.67

(29)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan 16 60 70 60 190 63.33 70 70 80 220 73.33 10.00 17 50 60 50 160 53.33 60 60 60 180 60.00 6.67 18 60 80 70 210 70.00 80 80 80 240 80.00 10.00 19 60 70 70 200 66.67 70 70 70 210 70.00 3.33 20 60 60 70 190 63.33 60 50 70 180 60.00 -3.33 21 70 60 70 200 66.67 70 80 80 230 76.67 10.00 22 60 80 70 210 70.00 70 80 80 230 76.67 6.67 23 80 70 80 230 76.67 100 90 90 280 93.33 16.67 24 40 50 60 150 50.00 50 50 60 160 53.33 3.33 25 60 60 70 190 63.33 80 70 70 220 73.33 10.00 26 50 50 60 160 53.33 60 70 70 200 66.67 13.33 27 60 70 70 200 66.67 80 70 80 230 76.67 10.00 28 . 60 50 110 55.00 60 . 70 130 65.00 10.00 29 80 80 90 250 83.33 80 80 90 250 83.33 0.00 30 30 50 40 120 40.00 50 60 60 170 56.67 16.67 31 50 60 50 160 53.33 60 60 60 180 60.00 6.67 32 60 70 70 200 66.67 70 70 70 210 70.00 3.33 Rata-rata 62,92 72.14 9.22

Pada tabel 11 kelihatan bahwa rata-rata pada siklus I adalah 62,92. Sedangkan rata-rata pada siklus II adalah 72,14. Terdapat selisih antara kedua siklus sebesar 9,22 yang berarti bahwa perolehan siswa pada siklus II lebih tinggi dari siklus I.

Selanjutnya persentase ketercapaian siswa pada siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Rekapitulasi Skor Perolehan Siswa

Siklus Pertemuan ke % Ketercapaian Kategori

I 1 74,25 Cukup 2 70,89 Cukup 3 73,89 Cukup II 1 70,30 Cukup 2 81,90 Baik 3 81,20 Baik

Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diterima.

(30)

D. Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian di atas ternyata bahwa penggunaan gambar dapat meningkatkan kemampuan memahami teks deskriptif sangat sederhana bahasa Inggris siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat McWhorter (1986: 49-50) mengatakan bahwa grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi yang sangat penting dari sebuah bahan bacaan. Dengan memperhatikan grafik, tabel, dan gambar tersebut akan memudahkan kita memahami teks.

Membuat gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar kejadian, dan/atau membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah teks merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk meningkatkan kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146).

Jadi pembelajaran dengan menggunakan gambar dapat meningkatkan kemampuan memahami teks deskriptif sangat sederhana bahasa Inggris siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.

(31)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana dalam mata pelajaran bahasa Inggris.

2. Pemberian label pada bagian-bagian gambar dan didiskusikan sebelum kegiatan membaca pemahan dapat membantu siswa untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana.

3. Penguasaan siswa untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana dengan menggunakan gambar sebesar 75,5% dan masuk kategori cukup. Sedangkan penguasaan dengan menggunakan gambar dan label bagian-bagian gambar sebesar 80% dan ini masuk kategori baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Gambar sebaiknya digunakan sebagai alat bantu untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana dalam mata pelajaran bahasa Inggris.

(32)

2. Gambar sebaiknya diberikan label pada bagian-bagian yang dibutuhkan untuk lebih mudah memahami teks deskriptif sangat sederhana karena siswa kelas VII masih tergolong pemula dalam mempelajari bahasa Inggris khususnya membaca pemahaman. 3. Agar kemampuan siswa memahami teks deskriptif sangat

sederhana menjadi lebih baik, maka guru bahasa Inggris diharapkan terus mengembangkan kemampuannya untuk membelajarkan siswa.

(33)

Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

DAFTAR PUSTAKA

Agustien, Helena I.R. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Elliott, Stephen N. 1996. Educational Psychology: Effective teaching

effective learning. Maison: Brown & Benchmark Publishers.

Grellet, Francoise. 1990. Developing Reading Skills: A Practical Guide to

Reading Comprehension Exercises. Cambridge: Cambridge

University Press.

McWhorter, Kathleen T. 1986. Guide to College Reading. Boston: Little Brown and Company.

_______. 1992. Efficient and Flexible Reading. New York: Harper Collins Publishhers.

Mikulecky, Beatrice, S. 1990. A Short Coursed in Teaching Reading Skills. New York: Addison-Wesley Publishing Company.

Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan Menggunakan SPSS 12. Jakarta: PT Elexmedia

Computindo.

Richards, Jack C. 2002. Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Ruston. 2006. Kontribusi Strategi Membaca dan Penguasaan Kosakata terhadap Kemampuan Memahami Alinea Bahasa Inggris Siswa Kelas II SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat.

Tesis. Padang: PPs Universitas Negeri Padang.

Sudjana. 1982. Teknik Analisis Korelasi dan Regresi. Bandung: Transito. Ur, Penny. 2000. A Course in Language Teaching: Practice and Theory.

Gambar

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 2. Kelas Ketercapaian
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 1
Gambar 2. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya merasa puas dengan pelayanan KB oleh bidan Saya karena bidan memberikan penyuluhan tentang metode kontrasepsi pada awal pemakaian dengan jelas dan sesuai

Dalam rangka terus meningkatkan Pemahaman Iman kepada Jemaat, maka mulai bulan Agustus 2020, di dalam Ibadah Keluarga Live streaming setiap hari Rabu, akan dilaksanakan

(1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d angka 3 mempunyai tugas melakukan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Diploma IV Progam Studi Perancangan Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III SD. Inpres Pallangga

Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan bantuan program SPSS

Analisis tentang Moral Anak di Kelurahan Duwet Kota Pekalongan Dari hasil penelitian yang telah dikumpulkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data mengenai hasil

Alokasi untuk subsidi listrik 2016 menunjukkan penu- runan yang signifikan dibandingkan dengan 2015, ketika subsidi listrik diperkirakan berjumlah sebesar Rp73,1 triliun