• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI HARGA SAHAM TELKOM DENGAN ARCH-M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREDIKSI HARGA SAHAM TELKOM DENGAN ARCH-M"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PREDIKSI HARGA SAHAM TELKOM DENGAN ARCH

DHESI LILIA AYU NAWANGSARI

ditulis dan diajukan untuk memenuhi

memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PREDIKSI HARGA SAHAM TELKOM DENGAN ARCH-M

Oleh

DHESI LILIA AYU NAWANGSARI M0106036

SKRIPSI

iajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

M

(2)

commit to user SKRIPSI

PREDIKSI HARGA SAHAM TELKOM DENGAN ARCH-M

yang disiapkan dan disusun oleh DHESI LILIA AYU NAWANGSARI

M0106036 dibimbing oleh

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari Rabu, tanggal 19 Januari 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Anggota Tim Penguji Tanda Tangan

1. Drs. Sugiyanto, M.Si

NIP. 19611224 199203 1 003

1. ………

2. Dra. Yuliana Susanti, M.Si NIP. 19611219 198703 2 001 2. ……… 3. Drs. Santosa B. W, M.Si NIP. 19620203 199103 1 001 3. ……… Surakarta, Januari 2011 Disahkan oleh

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Pembimbing I

Winita Sulandari, M.Si NIP. 19780814 200501 2 002

Pembimbing II

Sri Kuntari, M.Si NIP. 19730225 199903 2 001

Dekan,

Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D NIP. 19600809 198612 1 001

Ketua Jurusan Matematika,

Drs. Sutrima, M.Si NIP. 19661007 199302 1 001

(3)

commit to user ABSTRAK

Dhesi Lilia Ayu Nawangsari. 2011. PREDIKSI HARGA SAHAM TELKOM DENGAN ARCH-M. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret.

ABSTRAK. Harga saham pada TELKOM merupakan deretan observasi variabel random yang dapat dinyatakan sebagai data runtun waktu karena merupakan himpunan observasi yang terurut. Dalam data finansial khususnya data harga saham TELKOM biasanya data tersebut mengandung unsur heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menggambarkan suatu fluktuasi harga yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Keadaan demikian dapat diestimasi menggunakan model

Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH). Model ini pertama kali

dikembangkan oleh Engle (1982). Gagasan dari Engle, et al (1987) tersebut kemudian digunakan untuk mengembangkan suatu model yang disebut

Autoregressive Conditional Heteroscedasticity in Mean (ARCH-M). Model

ARCH-M adalah model dengan variansi bersyarat atau deviasi standar dimasukkan ke dalam persamaan mean. Data yang digunakan adalah data mingguan tanggal 25 Februari 2008 sampai 12 April 2010 (http://finance.yahoo.com/q/pr?s=TLK). Hasil penelitian bahwa model yang cocok adalah model ARCH(1)-M. Ramalan berdasar model tersebut untuk harga saham TELKOM bulan April sampai Mei 2010 mempunyai nilai MSE adalah Rp 2.387,00.

(4)

commit to user ABSTRACT

Dhesi Lilia Ayu Nawangsari. 2011. TELKOM STOCK PRICE PREDICTION USING ARCH-M. Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Sebelas Maret University.

ABSTRACT. The price of stock in TELKOM is the observation sequence of random variables that can be expressed as data time series because it is the set of ordered observations. In financial data specially the price of stock in TELKOM typically contains data heteroscedasticity. Heteroscedasticity describes a fluctuation prices from time to time. Such circumstances can be estimated Autoregressive Conditional Heteroscedasticity Model (ARCH). It was first develop by Engle (1982). The idea of Engle, et al (1987) is then used to develop a model that called Autoregressive Conditional Heteroscedasticity in Mean (ARCH-M). ARCH-M is a model with a conditional variance or standard deviation into in the mean equation. The data used are weekly data on 25 February 200 until 12 April 2010 (http://finance.yahoo.com/q/pr?s=TLK). The study show that a suitable model is the ARCH(1)-M model. Forecast based model for the price of TELKOM stock from April to May 2010 MSE value is Rp 2.387.00.

Keywords: Heteroscedasticity, ARCH, ARCH-M.

(5)

commit to user PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

v Keluargaku,khususnya ibu dan bapak tersayang. Terima

kasih doa dan semangatnya.

v Teman-temanku. Terima kasih atas dukungan dan

kerjasamanya.

v Seseorang yang telah membantuku. Terima kasih

dukungan dan bantuannya.

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini.

Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, petunjuk dan juga saran selama penyusunan skripsi ini, antara lain kepada

1. Ibu Winita Sulandari, M.Si sebagai Pembimbing I yang telah memberikan saran, arahan, dukungan semangat dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

2. Ibu Sri Kuntari, M.Si sebagai Pembimbing II yang telah dengan sabar, memberikan semangat dan memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

3. Teman-teman angkatan 2006 yang selalu kompak.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Januari 2011

(7)

commit to user DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i PENGESAHAN………. ii ABSTRAK. ... iii ABSTRACT ... iv PERSEMBAHAN... ... v KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penulisan ... 2

BAB II LANDASAN TEORI ... 3

2.1 Tinjauan Pustaka ... 3

2.1.1 Ruang Sampel... ... 3

2.1.2 Variabel Random... .... 3

2.1.3 Uji Akar Unit ... 4

2.1.4 Log Return dan Fluktuasi Harga... . 4

2.1.5 Fungsi ACF dan PACF ... 5

2.1.6 Model AR ... 6

2.1.7 Estimasi Parameter AR(1).. ... 7

2.1.8 Uji Autokorelasi Eror ... 8

2.1.9 MSE Model ... 8

2.1.10 Uji Heteroskedastisitas ... 9

2.1.11 Fungsi Maksimum Likelihood... . 9

(8)

commit to user

2.2 Kerangka Pemikiran ... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 13

BAB IV PEMBAHASAN ... 15

4.1 Pembentukan Model ARCH(q)-M ... .. 15

4.2 Estimasi Model ARCH(1)-M... ... 16

4.3 Contoh Penerapan... ... 21

4.3.1 Deskripsi Data ... 21

4.3.2 Log Return dan Fluktuasi Harga ... 22

4.3.3 Pembentukan Model Stasioner ... 23

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 26

4.3.5 Pembentukan Model Heteroskedastisitas ... 26

4.3.6 Peramalan ... 28 BAB V PENUTUP ... 30 5.1 Simpulan ... 30 5.2 Saran... 30 DAFTAR PUSTAKA ... 31 LAMPIRAN ... ... 32

(9)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat-sifat Teoritis ACF dan PACF untuk Proses Stasioner ... 7

Tabel 4.1 Hasil Estimasi Model AR(1) pada Data Log Return... 24

Tabel 4.2 Uji Breusch-Godfrey Eror Model AR(1)... .. 24

Tabel 4.3 Uji Pengali Lagrange ARCH untuk Eror Model AR(1)... 25

Tabel 4.4 Hasil Estimasi Model Model ARCH(1) dan ARCH(1)-M... 26

Tabel 4.5 Uji ARCH LM Model ARCH(1)-M ... 27

Tabel 4.6 Korelogram Eror Kuadrat yang Distandarsasi ... 27

Tabel 4.7 Hasil Peramalan Harga Saham TELKOM Bulan April sampai Mei 2010 ... 29

(10)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Plot Harga Saham TELKOM... ... 22

Gambar 4.2 Plot Log Return Harga Saham TELKOM ... 22

Gambar 4.3 Plot ACF Log Return Harga Saham TELKOM ... 23

Gambar 4.4 Plot PACF Log Return Harga Saham TELKOM... 23

Gambar 4.5 Histogram Distribusi Normal Eror AR(1)... 25

(11)

commit to user

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL : bilangan real

Æ : data pengamatan ke t

T : ukuran sampel

,( ) : distribusi Student-t dengan derajat bebas T-1

ƅ : log return

( ) : harga harapan

: rata-rata

ℎ : variansi

¦k : autokovariansi pada lag-k

ρ : autokorelasi pada lag-k

Φkk : autokorelasi parsial : operator Backshift : parameter AR : parameter MA p : order parameter AR q : order parameter MA

∗ : jumlah kuadrat eror

: eror model rata-rata bersyarat pada waktu t : koefisien determinasi

k : distribusi Chi-Squared dengan derajat bebas k t* : statistik uji Breusch-Godfrey

: statistik uji pengali Lagrange

: himpunan semua informasi pada waktu sampai di t N(0, h ) : distribusi normal dengan rata-rata nol dan variansi h

: vektor parameter variansi model

¦ : vektor parameter variansi model : konstanta variabel eksogen : variabel eksogen

(12)

commit to user j : parameter conditional variance

: matriks identitas

∅ : kombinasi parameter ( , , ¦, j) : fungsi likelihood

(13)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan bisnis T.I.M.E (Telecomunication, Information, Media and Edutainment) yang terbesar di Indonesia. Harga saham pada PT TELKOM merupakan deretan observasi variabel random yang dapat dinyatakan sebagai data runtun waktu karena merupakan himpunan observasi yang terurut. Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham.

Dalam analisis perilaku data runtun waktu di sektor finansial misalnya harga saham, nilai tukar rupiah, inflasi, suku bunga dsb, peneliti seringkali ditemukan bahwa kemampuan atau presisi peramalan berubah-ubah dari waktu ke waktu. Misalnya, pada satu periode peramalan mengalami kesalahan yang kecil tetapi di waktu lain mengalami kesalahan yang cukup besar. Variabilitas ini disebabkan bahwa volatilitas di dalam pasar finansial sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kebijakan fiskal dan moneter, ketidakstabilan politik bahkan yang sifatnya sekedar rumor. Kondisi tersebut berbeda dengan asumsi yang selama ini menjadi kajian ekonometrika, yakni data runtun waktu kecenderungannya mempunyai varian kesalahan penganggu atau eror yang konstan dari waktu ke waktu.

Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam bahasa ekonometrika berarti bahwa varian dari data runtun waktu ini tidak konstan, tetapi berubah-ubah dari satu periode ke periode yang lain. Model runtun waktu yang dapat mengestimasi perilaku tersebut adalah model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH). Model ini pertama kali dikembangkan oleh Engle (1982). Gagasan dari Engle, et al (1987) tersebut kemudian digunakan untuk mengembangkan suatu model yang disebut dengan model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity

in Mean (ARCH-M). Model ARCH-M adalah model dengan variansi bersyarat

(14)

commit to user

Data PT TELKOM tersebut merupakan data finansial yang mengandung unsur heteroskedastisitas. Model yang cocok kemudian digunakan untuk meramalkan data. Data yang digunakan adalah data mingguan tanggal 25 Februari 2008 sampai 12 April 2010. Data diambil dari alamat web http://finance.yahoo.com/q/pr?s=TLKM.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, disusun perumusan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana model ARCH-M yang sesuai dengan data saham PT TELKOM ?

2. Bagaimana hasil peramalan harga saham PT TELKOM bulan April sampai Mei 2010?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain

1. Dapat menentukan model ARCH-M yang sesuai dengan saham PT TELKOM.

2. Meramalkan data harga saham PT TELKOM bulan April sampai Mei 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil peramalan harga saham PT TELKOM yang diperoleh dapat menjadi pertimbangan dalam mengindikasi kondisi harga saham pada periode selanjutnya serta penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pemodelan data menggunakan ARCH-M.

(15)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada sub bab ini dikemukakan beberapa teori yang mendasari pembahasan pemodelan volatilitas harga saham dengan variansi heteroskedastisitas bertipe ARCH-M. Teori yang relevan dalam penelitian ini meliputi tentang Ruang Sampel, Variabel Random, Uji Akar Unit, Log Return dan Fluktuasi Harga, Fungsi ACF dan PACF, Model ARMA, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas, Fungsi Maksimum Likelihood, Model ARCH.

2.1.1 Ruang Sampel

Menurut Bain dan Engelhardt (1992), jika dilakukan suatu pengamatan terhadap data, maka himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu pengamatan dinamakan ruang sampel dan dinotasikan dengan S.

2.1.2 Variabel Random

Variabel R dikatakan variabel random jika suatu fungsi yang terdefinisi dalam ruang sampel S, mempunyai hubungan dengan bilangan real sehingga

R(e)= r untuk setiap e dalam S. Jika himpunan dari semua nilai yang mungkin

dalam variabel random R merupakan himpunan terhitung r1,r2,...,rT maka R

disebut variabel random diskrit, tetapi jika semua nilai yang mungkin dalam variabel random R adalah himpunan tak terhitung, misalkan rÎ(a,b)dengan r, a dan b real, maka R disebut variabel random kontinu. Bain dan Engelhardt (1992), menyajikan fungsi densitas probabilitas dari R sebagai f(r)= P[R = r], r =

r1,r2,...,rT untuk R diskrit danxÎ(a,b) untuk R kontinu, dan mempunyai sifat

1. f(r)³0 "rÎÂ

2.

å

( )=1

"r

r

f untuk R variabel random diskrit, dan

3.

ò

( )=1

"r

r

(16)

commit to user

Setelah variabel random R dengan himpunan terurut r1,r2,...,rT didapatkan

langkah selanjutnya menguji kestasioneran data dengan menggunakan uji akar unit.

2.1.3 Uji Akar Unit

Kebanyakan dalam data runtun waktu di sektor finansial cenderung tidak stasioner dalam mean. Untuk mengetahui kestasioneran data dapat digunakan uji akar unit (Tsay, 2002) dengan hipotesis sebagai berikut

H0 : f =1 (data mempunyai akar unit / tidak stasioner)

H1 : f <1 (data tidak mempunyai akar unit / stasioner)

Statistik uji dengan Augmented Dickey-Fuller (ADF) atau rasio t dirumuskan sebagai berikut ADF = 1 ) ( 1 ) ( 1 1 2 1 1 2 1 1 1 -=

å

å

= -= -= -T P P P P P T t t t T t t T t t t f f s f (2.1)

dengan P0 = 0, T adalah ukuran sampel, dan Pt adalah harga saham TELKOM.

H0 akan ditolak jika ADF > ta,(T-1).

Apabila dari data harga saham TELKOM tersebut belum stasioner dalam

mean dan variansi maka dilakukan transformasi data. Tranformasi dengan

mnggunakan log return.

2.1.4 Log Return dan Fluktuasi Harga

Dalam analisis finansial time series (data runtun waktu keuangan), yang menjadi pusat perhatian adalah fluktuasi harga yang terjadi. Pada dasarnya jika harga saham TELKOM merupakan fungsi waktu t, yang dinotasikan dengan

(17)

commit to user

P = P(t)=Pt

maka fluktuasi harga saham TELKOM merupakan variabel yang menunjukkan naik turunnya harga sebagai dampak dari mekanisme pasar yang ada. Secara umum, fluktuasi harga saham dapat didefinisikan sebagai perubahan harga saham terhadap waktu t yaitu

1

-=

DPt Pt Pt .

Pendekatan untuk fluktuasi harga adalah perubahan relatif atau return yaitu

1 -= t t t P P r . (2.2)

Pada kenyataannya harga saham yang diperoleh dengan nominal yang cukup besar sehingga untuk mempermudah perhitungan digunakan log return

1 1 log log log ) log( log -= = t t t t t t P P r P P r (2.3)

Selain itu log return juga bermanfaat untuk menjadikan data stasioner terhadap rata-rata (Tsay, 2002).

Sebelum memodelkan ARCH-M, terlebih dahulu menentukan model rata-rata bersyarat. Dalam memodelkan rata-rata-rata-rata bersyarat ARMA diperlukan suatu alat yaitu ACF dan PACF.

2.1.5 Fungsi ACF dan PACF

Fungsi autokorelasi adalah fungsi yang menunjukkan besarnya korelasi antara pengamatan pada waktu ke-t dengan pengamatan waktu sebelumnya. Sedangkan PACF adalah fungsi yang menunjukkan besarnya korelasi parsial antara pengamatan waktu ke-t dengan pengamatan waktu sebelumnya.

(18)

commit to user

Menurut Cryer (1986) proses r dikatakan stasioner apabila t

2 ) ( , ) (rt =m Var rt =s

E adalah konstan dan

k k t t k t t r E r r r Cov( , + )= ( -m, + -m)=g ,

dengan Cov(rt,rs) adalah fungsi dari selisih waktu | − |.

Korelasi antarart danrt+k adalah

0 ) var( ) var( ) , cov( ) , ( g g r k k t r k t t k t t k r r r r r r corr = = = + + + ,

dengan g0 =Var(rt)=Var(rt+k) dan rk adalah fungsi autokorelasi atau ACF. Autokorelasi parsial antara rt danrt+k adalah korelasi antara rt danrt+k

setelah ketergantungan linearnya dengan rt-1,rt-2,...,rt+k-1 dihilangkan.

Autokorelasi parsial antarart danrt-k dinotasikan dengan

1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r K M M M M M M K K K M M M M M M K K -= F k k k k k k k k k k k k k kk

Φkk disebut fungsi autokorelasi parsial atau PACF.

Apabila sudah didapatkan plot ACF dan PACF, maka langkah selanjutnya memodelkan rata-rata bersyarat AR.

(19)

commit to user 2.1.6 Model AR

Menurut Cryer (1986), model AR(p) secara umum dinotasikan sebagai berikut t p t p t t t r r r r =f1 -1+f2 -2 +...+f - +e <=> <=> t t P PB r B B f f e f - - - = - ... ) 1 ( 1 2 2 <=> f(B)rt =et

denganf ,...,1f2 fP ÎR, dan et adalah proses white noise dengan rata-rata nol. Proses AR(p) akan stasioner jika akar dari f(B)=0 terletak di luar lingkaran satuan yaitu Bi >1, i =1,2,...,p. Tabel 2.1 merupakan ringkasan sifat teoritis ACF dan PACF untuk proses stasioner (Tarno, 2008).

Tabel 2.1. Sifat-Sifat Teoritis ACF dan PACF untuk Proses-Proses Stasioner

Proses ACF PACF

AR(p) Meluruh secara eksponensial menuju nol

Terputus setelah lag-p

MA(q) Terputus setelah lag-q Meluruh secara eksponensial menuju nol

ARMA(p,q) Meluruh menuju nol kemudian terputus setelah lag-(q-p)

Meluruh menuju nol kemudian terputus setelah lag-(q-p)

Untuk mengetahui model AR yang diperoleh tersebut cocok digunakan untuk memodelkan harga saham TELKOM, maka dilakukan estimasi parameter.

t p t p t t t r r r r -f1 -1-f2 -2-...-f - =e

(20)

commit to user

2.1.7 Estimasi Parameter AR(1)

Estimasi parameter untuk AR(1) menggunakan metode kuadrat terkecil. Menurut Cryer (1986), estimasi parameter kuadrat terkecil yaitu dengan meminimumkan jumlahan kuadrat dari eror. Untuk model AR(1)

.

Kemudian meminimumkan jumlah kuadrat dari et =rt -m-f(rt-1-m) yang merupakan eror dari AR(1). Rumus dari jumlah kuadrat eror adalah

(

)

[

]

2 2 1 *( , )

å

( ) = -= n t t t r r S f m m f m (2.4)

dengan memilih nilai m) dan f) yang dapat meminimumkan S*(f,m)dengan rumus

å

å

å

å

= -= -= = -= -= T t t T t t t T t T t t t r r r r r r n r r 2 2 1 2 1 2 2 1 ) ( ) )( ( ) 1 )( 1 ( f f f m ) ) dengan

å

å

= -= -» -» T t t T t t T r T r r 2 1 2 1 1 .

Setelah diperoleh model AR yang cocok, kemudian melakukan uji autokorelasi eror. Apabila eror AR (1) tidak memiliki autokorelasi maka model AR(1) dikatakan baik.

t t

t r

(21)

commit to user

2.1.8 Uji Autokorelasi Eror

Autukorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Model rata-rata beryarat dikatakan baik apabila eror yang dihasilkan sudah tidak memiliki autokorelasi. Menurut William H.G (1993) dapat diuji menggunakan uji Breusch-Godfrey, hipotesisnya adalah

H0 : tidak terdapat autokorelasi di dalam eror model rata-rata bersyarat

H1 : terdapat autokorelasi di dalam eror model rata-rata bersyarat.

Statistik uji Breusch-Godfrey adalah sebagai berikut

t* = (T – k)R2 (2.5) dengan T adalah ukuran sampel, k adalah jumlah lag dan R2 adalah koefisian determinasi dari model regresi. H0 akan ditolak jika t* >

2

k

c .

Dalam pembahasan skripsi ini menggunakan uji F, adapun hubungan antara uji F dan c adalah jika k2 2

1

k

c dan 2

2

k

c variabel chi-kuadrat yang didistribusikan secara independen dengan derajat bebas secara berturut-turut k1

dan k2 , variabel

= (2.6)

mengikuti distribusi F dengan derajat bebas k1 dan k2 (Gujarati, D., 1978).

Selain menguji autokorelasi eror dalam model AR(1) menghitung pula nilai MSE model. Apabila nilai dari MSE kecil maka model tersebut baik digunakan.

2.1.9 MSE Model

Menurut John E. H (2005) untuk melihat kecocokan model dapat dilihat dari nilai MSE yang lebih kecil, dengan rumus

(22)

commit to user

(

)

÷ ø ö ç è æ -=

å

= T t t t P P T MSE 1 2 ˆ 1 (2.7)

dengan Pt adalah data observasi waktu ke-t, Pˆ adalah nilai ramalan waktu ke-t t

dan T adalah banyak sampel.

Setelah melakukan uji autokorelasi eror dan menghitung nilai MSE, kemudian menguji efek heteroskedastisitas dalam eror dengan menggunakan uji ARCH LM.

2.1.10 Uji Heteroskedastisitas

Unsur homokedastisitas merupakan salah satu asumsi yang harus dipenuhi oleh suatu model regresi linear agar estimasi model memiliki sifat Best Linear

Unbiased Estimator (BLUE). Heteroskedastisitas adalah keadaaan suatu data yang

tidak memenuhi asumsi homokedastisitas yaitu variansi eror untuk setiap variabel bebas rt yang diketahui tidak konstan atau

ŽǴƅ = Ε = , = 1,2, …

dengan T adalah ukuran sampel.

Menurut William H.G (1993), menguji ada tidaknya efek heteroskedastisitas dengan menggunakan uji ARCH Lagrange Multiplier (LM) dengan uji hipotesis adalah

H0 = α1 = α2 = … = αq (tidak ada efek ARCH sampai lag-q)

H1 : paling sedikit terdapat satu αk ≠0, k = 1,2, …, q.

Menggunakan asumsi normalitas, statistik uji yang digunakan adalah

2

TR

=

x (2.8)

dengan T adalah ukuran sampel dan R2 adalah koefisian determinasi data dengan model. H0 akan ditolak jika

2

k

c

x > . Hubungan antara uji F dan c dapat dilihat k2 pada persamaan (2.6).

(23)

commit to user

Karena parameter dari model ARCH-M tersebut tidak diketahui maka dilakukan estimasi parameter menggunakan estimasi maksimum Likelihood.

2.1.11 Fungsi Maksimum Likelihood

Suatu variabel random R1,R2,...,RT dari suatu distribusi memiliki fungsi densitas probabilitas f(r;f), dengan f merupakan suatu parameter yang tidak diketahui. Fungsi densitas probabilitas bersama dengan ukuran sampel T dari variabel randomR1,R2,...,RT yang dievaluasi pada r1,r2,...,rT adalah

) ; ( )... , ( ) ; ( ) ; ,..., , (r1 r2 rT f f r1 f f r2 f f rT f f =

Menurut Bain dan Engelhardt (1992) fungsi likelihood didefinisikan sebagai fungsi densitas probabilitas bersama dari r1,r2,...,rT yang dapat dianggap sebagai fungsi f dan dinotasikan dengan L(f).

) ; ( ) ; ( )... ; ( ) ; ( ) ; ,..., , ( ) ( 1 2 1 2 1 f f f f f f i T i T T r f r f r f r f r r r f L

Õ

= = = =

Estimasi maksimum likelihood dari f adalah nilai fˆ pada L(f) yang maksimum ) ; ,..., , ( max ) ˆ ; ,..., , (r1 r2 rT f f r1 r2 rT f f =

Nilai fˆ yang akan memaksimumkan L(f) dapat diperoleh dengan mencari solusi

dari persamaan 0 ) ( ˆ = ¶ ¶ f fL atau sering menggunakan

. 0 ) ( log ˆ = ¶ ¶ f f L (2.9)

Setelah log L(f) diturunkan terhadap parameter f akan didapatkan nilai fˆ yang dapat memaksimumkan fungsi dari L(f). Nilai dari log L(f) tidak mungkin bernilai negatif, sehingga prinsip dari log likelihood yaitu memaksimumkan akan terpenuhi.

(24)

commit to user

Dalam fungsi likelihood diasumsikan data mempunyai distribusi normal. Bain dan Engelhardt (1992), mendefinisikan suatu variabel random R berdistribusi normal dengan mean dan variansi 2

t

h dinotasikanR~ N(m,ht2) dan mempunyai

fungsi densitas probabilitas

2 2 ) ( 2 1 2 2 2 1 ) , ; ( ht r t t e h h r f m p m -=

dengan -¥£r £¥, dan h adalah parameter yang masing-masing mempunnyai nilai − ∞ ≤ ≤ ∞ dan -¥£ht2 £¥.

Selanjutnya model ARCH yang diperkenalkan pertama kali oleh Engle (1982), model tersebut dapat mengestimasi adanya suatu efek heteroskedastisitas.

2.1.12 Model ARCH (q)

Model ARCH dapat dinyatakan dalam bentuk regresi linear. Misalkan terdapat deret runtun waktu yaitu log return {rt}. Rata-rata rt diasumsikan sebagai

t X

b¢ yang merupakan kombinasi linear dari lag variabel eksogen dan dimasukkan dalam himpunan informasi yt-1 dengan b¢ vektor parameter yang tidak diketahui. Menurut Engle (1982), model ARCH(q) adalah

t t t t t t r X r h X N r e b b y + ¢ = ¢ - ~ ( , ) 2 1

å

= -+ = + + + = q k k t k q t q t t h 1 2 0 2 2 1 1 0 2 ... e a a e a e a a (2.10)

dengan b¢ adalah vektor parameter yang belum diketahui, Xt adalah variabel

eksogen, q adalah orde dari proses ARCH, amerupakan parameter variansi yang tidak diketahui dengan a0> 0 dan, dan et adalah eror dari model.

(25)

commit to user

2.2 Kerangka Pemikiran

Data harga saham TELKOM merupakan deretan observasi variabel random yang dapat dinyatakan sebagai data runtun waktu karena merupakan himpunan observasi terurut. Data ini ditransformasi ke dalam bentuk log return untuk mengecilkan data. Transformasi ini mengakibatkan data stasioner dalam rata-rata tetapi memiliki variansi tidak konstan.

Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ARCH-M. Model ini memerlukan asumsi eror model rata-rata bersyarat tidak memiliki autokorelasi. Langkah pertama dalam pembentukan model ARCH-M adalah menguji kestasioneran data. Apabila data belum stasioner maka dilakukan transformasi. Transformasi yang dapat dilakukan dengan mengubah data ke dalam bentuk log

return. Setelah itu, langkah berikutnya adalah mencari model rata-rata bersyarat

AR. Eror model AR yang telah diperoleh harus diuji efek heteroskedastisitas. Apabila terdapat efek heteroskedastisitas, maka langkah selanjutnya adalah mengestimasi parameter model ARCH. Disisi lain juga mengestimasi model ARCH-M dan melakukan uji diagnostik model. Model ARCH-M digunakan untuk meramalkan data. Model yang baik adalah model yang memiliki nilai peramalan mendekati nilai data asli.

(26)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi literatur yang diaplikasikan pada data harga saham mingguan PT TELKOM. Data diambil pada tanggal 25 Februari 2008 sampai dengan 12 April 2010 diakses tanggal 12 April 2010 (http://finance.yahoo.com/q/pr?s=TLKM).

Langkah-langkah pemodelan dan peramalan menggunakan model ARCH-M adalah sebagai berikut.

1. Membuat plot data kemudian melakukan uji stasioneran dengan menggunakan uji akar unit pada persamaan (2.1) untuk melihat kestasioneran data terhadap rata-rata dan variansi.

2. Mentransformasikan data dalam bentuk log return pada persamaan (2.3), sehingga data menjadi stasioner dalam rata-rata tetapi variansi tidak konstan.

3. Menganalisis model AR.

a. Membuat plot ACF dan PACF untuk mengidentifikasi model awal AR yang digunakan untuk memodelkan proses rata-rata bersyarat dari data.

b. Mengestimasi parameter model AR dengan Metode Kuadrat Terkecil dengan persamaan (2.4).

c. Melakukan pemeriksaan diagnostik model dengan uji statistik

Breusch-Godfrey pada persamaan (2.5) untuk mengetahui apakah

sudah layak model tersebut digunakan dan menentukan nilai MSE yang lebih kecil dari persamaan (2.7).

4. Menganalisis model ARCH-M.

(27)

commit to user

kuadrat eror model rata-bersyarat, jika memiliki autokorelasi berarti terdapat efek heteroskedastisitas dalam eror model rata-rata bersyarat. Efek heteroskedastisitas dapat diuji dengan uji Lagrange

Multiplier (LM) pada persamaan (2.8).

b. Mengestimasi model dengan Estimasi Maksimum Likelihood dengan persamaan (2.9). Menentukan model ARCH-M yang dapat digunakan untuk memodelkan heteroskedastisitas dari eror model rata-rata bersyarat.

c. Melakukan pemeriksaan diagnostik.

i. Memeriksa apakah sudah tidak ada efek heteroskedastisitas dalam eror terstandar menggunakan uji LM.

ii. Memeriksa asumsi distribusi dari eror terstandar. 5. Melakukan peramalan.

(28)

commit to user BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembentukan Model ARCH(q)-M

Menurut Engle, et al (1987) model ARCH-M secara umum dapat dituliskan sebagai berikut

t t t

r =m +e (4.1)

dengan rt adalah return yang diharapkan, mt adalah conditional mean, dan et

adalah eror model.

Spesifikasinya diambil rata-rata sebagai fungsi linier dari variansinya, sehingga jika ht adalah conditional variance dari et maka conditional mean dapat

dituliskan sebagai berikut

0 , ) ( ) (- ¢ + - > = b d d mt Xt ht (4.2)

dengan b¢ adalah konstanta yang tidak diketahui, Xt adalahvariabel eksogen, dan

d adalah parameter conditional variance.

Premi resiko adalah fungsi naik dari conditional variance, dengan kata lain semakin besar return dari conditional variance semakin besar pula ganti rugi yang diperlukan (Engle, et al ,1987).

Persamaan (4.1) dapat dijabarkan menjadi

t t t

t X h

r =(-b¢) +d(- )+e (4.3)

dengan et =utht, Xt adalah variabel eksogen yang merupakan nilai dari rt-1 dan

t

h 2 adalah conditional variance.

Sehingga model ARCH(q)-M dapat dituliskan pada persamaan (4.1) dengan conditional variance pada persamaan (2.9). Secara sederhana model

(29)

commit to user

ARCH-M terbentuk jika variansi bersyarat ht dimasukkan dalam persamaan

mean rt .

4.2 Estimasi Model ARCH(1)-M

Jika suatu eror dari model regresi mengikuti proses ARCH, maka dengan asumsi normalitas dan didefinisikan ytsebagai himpunan informasi yang diketahui pada waktu ke-t, maka distribusi bersyarat dari eror ARCH(1)-M adalah

) , 0 ( ~ 2 1 t t ty - N h e

dengan fungsi densitas sebagai berikut

2 2 2 1 2 1 2 1 ) ( t t h t t t e h f e p y e - = - .

Diberikan model ARCH(q)-M secara umum

) , ( ~ 2 1 t t ty N m h e - dengan mt =(-b¢)Xt +d(-ht) t t t t X h r =(-b¢) +d(- )+e t t t W Z h2 =a ¢ h +g¢ dengan

b : parameter dari variabel eksogen yang tidak diketahui dengan ordo vektor 1

´

k

Xt : variabel eksogen yang merupakan nilai dari rt-1 dengan ordo vektor k´1

d : parameter conditional variance dengan ordo vektor l´1

ht :conditional variance

(30)

commit to user

W : matriks identitas untuk menentukan parameter dengan ordo q´ p

a : vektor parameter variansi yang tidak diketahui dengan ordo q´1

g : vektor parameter variansi yang tidak diketahui dengan ordo j´1

f : kombinasi dari parameter (a,b,g,d).

Vektor p´1 h¢t =et2-1,...,et2-q dengan et adalah eror dari

t t t t t t X h r X h

r -(-b¢) -d(- )= +b¢ +d . Parameter ini dapat dikombinasi ke dalam

) , , ,

(a b g d)

f¢= ¢ ¢ ¢ dengan vektor m´1 dimana m=q+ j+k+l.

Fungsi likelihood dapat dinyatakan dengan

( )

f =

å

( )

f

t t

L

L ,

dan misal Lt adalah fungsi log likelihood untuk observasi ke-t adalah

(

)

(

)

(

)

2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 log ) 2 log( 2 1 2 1 log ) 2 log( 2 1 2 1 exp 2 log ) ), ( ) (( log ) ( t t t t t t t t t t t t t t t t t h h h h X r h h h X r h h h X f L e p d b p d b p d b f -= = ¢ + -= ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ + ¢ + -= -+ ¢ -= (4.4)

dengan menghilangkan bentuk konstan dari persamaan (4.4) karena dianggap tidak berpengaruh maka persamaan (4.4) dapat ditulis sebagai berikut

(

)

. 2 1 log 2 1 log ) ( 2 2 2 2 t t t t t t t t t h h X r h h h L d b e f + ¢ + -= -= (4.5)

(31)

commit to user

Untuk mengetahui estimasi parameter f)=(a),b),g),d)) terlebih dahulu persamaan (4.5) diturunkan terhadap masing-masing parameter.

a. Persamaan (4.5) diturunkan terhadap parameter b)¢

(

)( )

( )

(

) ( )

(

)( )

(

)

(

(

)

)

(

)( )

2 4 2 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 ) ( ) ( ) ( t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t h X h X r h h h X r h h X r h h h X h X r h h h h X r h h X r h L h h h L h L d b b d b d d b d b b d b d d b b b b b + ¢ + -¢ ¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ + ¢ + - + ¢ + -= + ¢ + -¢ ¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ + ¢ + - + ¢ + -= ¢ ¶ ¢ ¶ + ¢ ¶ ¶ ¶ ¶ = ¢ ¶ ¶ ) ) ) ) )

(

)

( )

(

)

( )

( )

( )

( )

2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 ) ( 2 1 1 ) ( 2 1 ) ( 1 1 1 1 _ 1 t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t h X h h h h h X h h h h h L h X h h h h h X h h h h h X h h h h e e d e b e e d e b b e e d e b e e d e b e b e d e -÷÷ ø ö çç è æ- + -¢ ¶ ¶ = -÷÷ ø ö çç è æ -+ -¢ ¶ ¶ = ¢ ¶ ¶ -÷÷ ø ö çç è æ -+ -¢ ¶ ¶ = -÷÷ ø ö çç è æ -¢ ¶ ¶ = -¢ ¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ -= ) ) ) ) ) )

(32)

commit to user b. Persamaan (4.5) diturunkan terhadap parameter d)

(

)( )

( )

(

) ( )

(

)

(

)

(

(

)

)

(

)

(

)

(

)

t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t h h h h h h h h h h h L h h h h h h h h h h h h h h h h h X r h h h X r h h X r h h h h X r h h h h X r h h X r h L h h h L h L e e d e d e e d e d d e e d e d e e d e d e d e d e d b d d b d d b d b d d b d d b d d d d -÷÷ ø ö çç è æ- + -¶ ¶ = -÷÷ ø ö çç è æ -+ -¶ ¶ = ¶ ¶ -÷÷ ø ö çç è æ -+ -¶ ¶ = -÷÷ ø ö çç è æ -¶ ¶ = -¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ -= + ¢ + -¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ + ¢ + - + ¢ + -= + ¢ + -¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ + ¢ + - + ¢ + -= ¶ ¶ + ¶ ¶ ¶ ¶ = ¶ ¶ 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 2 2 ) ( 2 1 1 ˆ ) ( 2 1 ) ( 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 ) ( ) ( ) ( ) ) ) ) ) ) ) ) ) )

(33)

commit to user

c. Persamaan (4.5) diturunkan terhadap parameter a)¢

(

)( )

( )

(

) ( )

(

)

(

(

)

)

a d b d d b a d b d d b a a a a ) ) ) ) ) ¢ ¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ + ¢ + - + ¢ + -= ¢ ¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ + ¢ + - + ¢ + -= ¢ ¶ ¢ ¶ + ¢ ¶ ¶ ¶ ¶ = ¢ ¶ ¶ t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t h h h X r h h X r h h h h h h X r h h X r h L h h h L h L 4 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 ) ( ) ( ) (

(

)

(

)

÷÷ ø ö çç è æ- + -¢ ¶ ¶ = ÷÷ ø ö çç è æ -+ -¢ ¶ ¶ = ¢ ¶ ¶ ÷÷ ø ö çç è æ -+ -¢ ¶ ¶ = ÷÷ ø ö çç è æ -¢ ¶ ¶ = ¢ ¶ ¶ ÷÷ ø ö çç è æ ÷÷ ø ö çç è æ -= 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 ) ( 2 1 1 ) ( 2 1 ) ( 1 1 1 1 1 t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t h h h h h h h h h L h h h h h h h h h h h h e d e a e d e a a e d e a e d e a a e d e ) ) ) ) ) )

d. Persamaan (4.5) diturunkan terhadap parameter g)¢

(

)( )

( )

(

) ( )

(

)

(

(

)

)

(

)

(

)

÷÷ ø ö çç è æ -¢ ¶ ¶ = ¢ ¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ -= ¢ ¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ + ¢ + - + ¢ + -= ¢ ¶ ¶ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷ ÷ ø ö ç ç è æ + ¢ + - + ¢ + -= ¢ ¶ ¢ ¶ + ¢ ¶ ¶ ¶ ¶ = ¢ ¶ ¶ 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 ) ( ) ( ) ( 2 3 4 4 2 2 t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t h h h h h h h h h h h X r h h X r h h h h h h X r h h X r h L h h h L h L e d e g g e d e g d b d d b g d b d d b g g g g ) ) ) ) ) ) )

(34)

commit to user

Dari langkah-langkah penurunan masing-masing ketika d = 0 diperoleh

÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ø ö ç ç ç ç ç ç è æ -¶ ¶ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ø ö ç ç ç ç ç ç ç ç ç ç ç ç è æ ÷÷ ø ö çç è æ - + -¶ ¶ ÷÷ ø ö çç è æ - + -¢ ¶ ¶ ÷÷ ø ö çç è æ - + -¢ ¶ ¶ ÷÷ ø ö çç è æ - + -¢ ¶ ¶ = ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ø ö ç ç ç ç ç ç è æ -¶ ¶ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ø ö ç ç ç ç ç ç ç ç ç ç è æ ¶ ¶ ¢ ¶ ¶ ¢ ¶ ¶ ¢ ¶ ¶ = ¶ ¶ ¶ ¶ + ¶ ¶ ¶ ¶ = ¶ ¶ 0 0 0 ) ( 2 1 ) ( 2 1 ) ( 2 1 ) ( 2 1 0 0 0 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t h X h h h h h h h h h h h h h h h h h h X h h L h L h L h L h L L h h h L h L e f e d e d e d e g e d e b e d e a e f d g b a f f f f f ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) (4.6)

Persamaan (4.6) dapat dituliskan sebagai

f b f f) ) ¶) ¢ ¶ + ¶ ¶ ¶ ¶ = ¶ ¶ ( ) ( ) t t( ˆ ) t t t t t h L h h L h L ÷÷ ø ö çç è æ- + -¢ ¶ ¶ = ÷÷ ø ö çç è æ -+ -¢ ¶ ¶ = ¢ ¶ ¶ ÷÷ ø ö çç è æ -+ -¢ ¶ ¶ = 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ) ( 2 1 1 ) ( 2 1 ) ( 1 1 t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t h h h h h h h h h L h h h h e d e g e d e g g e d e g ) ) ) )

(35)

commit to user dengan f b b b e f b b b f b ) ) ) ) ) ¶ ¢ ¶ ¢ ¶ ¢ ¶ = ¶ ¢ ¶ ¢ ¶ ¢ ¶ = ¶ ¢ ¶ ) ( ) ( ) ( 2 t t t t t t L X h L L . Sehingga diperoleh t X = ¶ ¢ ¶ f b ) .

Dengan demikian maksimum Likelihood dari parameter f adalah

÷÷ ø ö çç è æ ¶ ¶ ÷÷ ø ö çç è æ -¶ ¶ ÷÷ ø ö çç è æ - -= ¶ ¶

å

å

e de f e bf f) ) ) ' ) ( 2 1 ) ( 2 2 4 2 2 t t t t t t t t t t t t h h h h h h L . (4.7)

Dari persamaan (4.7) estimasi parameter f) dapat dituliskan dalam suatu matriks

S dengan ukuran T´ m

[ ]

i t t ti h L S f) ¶ ¶ = ( ) dan i S L = ¢ ¶ ¶ f)

dengan i adalah unit vektor T´1 sehingga order pertama yang sederhana adalah 0

= ¢

i

S .

Matriks Hessian adalah matriks turunan kedua dari log likelihoods,Lt

( )

f . Dengan asumsi bahwa fungsi likelihood dituliskan sebagai

(36)

commit to user ÷÷ ø ö çç è æ ¢ ¶ ¶ ¶ E -= ÷÷ ø ö çç è æ ¢ ¶ ¶ ¶ ¶ E = Ã f f f f f f f ) ) ) ) ) ( ) ( ) ( t 2 t t t L L L

dengan Ãt adalah matriks informasi dari observasi ke t. Maksud informasi dari

sampel à adalah rata-rata informasi dari masing-masing observasi yakni

÷ ø ö ç è æ ¢ E = Ã T S S . 4.3. Contoh Penerapan 4.3.1 Deskripsi Data

Data harga saham PT TELKOM mingguan tanggal 25 Februari 2008 sampai dengan tanggal 12 April 2010 diakses tanggal 12 April 2010 (http://finance.yahoo.com/q/pr?s=TLK). Gambar 4.1 memperlihatkan harga saham PT TELKOM tidak stasioner dalam rata-rata maupun variansinya.

Gambar 4.1. Plot Harga Saham TELKOM

Selain mengamati dari Gambar 4.1, data tidak stasioner dapat diuji dengan menggunakan uji akar unit dengan hipotesis

H0 : f =1 (data mempunyai akar unit / tidak stasioner)

H1 : f <1 (data tidak mempunyai akar unit / stasioner)

Dengan menghitung nilai dari f diperoleh f =1 yang berarti data tidak stasioner.

Diperoleh pula dari software Eviews 4.1 bahwa nilai probabilitas Augmented

(37)

commit to user

signifikansi a =0,05. Sehingga H0 tidak ditolak yang berarti data mempunyai

akar unit atau dengan kata lain data tidak stasioner.

4.3.2 Log Return dan Fluktuasi Harga

Berdasarkan plot data diatas terlihat bahwa data tidak stasioner, sehingga dilakukan transformasi untuk mempermudah analisis data sekaligus data menjadi stasioner. Transformasi dengan menggunakan log return. Gambar 4.2 merupakan plot log return data harga saham TELKOM yang telah stasioner dalam rata-rata tetapi variansi tidak konstan. Dengan menghitung nilai f mempunyai nilai 0,00 dapat disimpulkan bahwa data sudah stasioner.

Gambar 4.2. Plot Log Return Harga Saham TELKOM 4.3.3 Pembentukan Model Stasioner

Pembentukan model stasioner langkah pertama adalah mengidentifikasi model. Setelah data stasioner dalam rata-rata, model dapat diidentifikasi dengan melihat fungsi autokorelasi (ACF) dan fungsi autokorelasi parsial (PACF) dari data log return.

(38)

commit to user

Gambar 4.3. Plot ACF Log return Harga Saham TELKOM

Gambar 4.4. Plot PACF Log return Harga Saham TELKOM

Berdasarkan dari Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 terdapat kemungkinan-kemungkinan model rata-rata bersyarat yaitu AR(1), MA(1) dan ARMA(1,1).

Selanjutnya melakukan estimasi parameter model AR(1), MA(1) dan ARMA(1,1). Hasil pengujian ketiga model diberikan pada Tabel 4.1. Hasil estimasi parameter MA(1) dan ARMA(1,1) mempunyai nilai probabilitas yang

(39)

commit to user

lebih besar dari a =0,05. Berarti kedua model tersebut tidak sesuai untuk memodelkan data log return.Hasil estimasi parameter model AR(1) menunjukkan nilai fˆ signifikan berbeda dengan nol. Nilai probabilitas eror AR(1) adalah 0,0339 lebih kecil dari a =0,05. Berarti model AR(1) sesuai untuk memodelkan data log return. Model AR yang sesuai untuk memodelkan data log return adalah AR(1)

dengan rt adalah log return pada waktu ke-t dan et adalah eror model pada waktu

ke-t.

Tabel 4.1 Hasil Estimasi Model AR(1) pada Data Log Return Model Variabel Koefisien Standar

Deviasi t- statistik Probabilitas Eror AR(1) fˆ -0,201522 0,093805 -2,148312 0,0339 MA(1) -0,165154 0,094037 -1,756260 0,0818 ARMA(1,1) (fˆ,qˆ) 0,024615 -0,239864 0,430392 0,418154 0,057192 -0,573527 0,9545 0,5674

Setelah melakukan estimasi parameter model AR(1), kemudian melakukan uji diagnostik eror model AR(1). Dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey untuk mengetahui apakah eror model rata-rata bersyarat terdapat autokorelasi atau tidak hipotesisnya adalah

H0 : tidak terdapat autokorelasi di dalam eror model rata-rata bersyarat

H1 : terdapat autokorelasi di dalam eror model rata-rata bersyarat.

t t

t r

(40)

commit to user

Uji Breusch-Godfrey Eror Model AR(1) dari lag-1 sampai lag-10 diberikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Uji Breusch-Godfrey Eror Model AR(1) Koefisien Probabilitas AR(1) AR(1) Uji Breusch-Godfrey 0,262713 5,582409 0,2124 -5,645737 0,2071 1,053203 0,2455 -0,113227 0,5831 0,137642 0,1896 0,179661 0,0712 0,002965 0,9760 -0,171994 0,0819 -0,138479 0,1653 -0,079355 0,4287 , -0,083884 0,4049

Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa untuk lag-1 sampai lag-10 menunjukkan nilai probabilitas eror AR(1) lebih besar dari nilai a =0,05. Berarti tidak terdapat autokorelasi di dalam model AR(1). Selain itu nilai probabilitas eror AR(1) dalam uji Breusch-Godfrey adalah 0,262713 lebih besar dari a =0,05. Sehingga H0 tidak ditolak yang berarti juga tidak terdapat autokorelasi di dalam

eror model rata-rata bersyarat. Oleh karena itu model AR(1) cukup baik digunakan dalam pemodelan mean data log return saham TELKOM.

(41)

commit to user

Langkah selanjutnya

normalitas eror dari model AR(1) diberikan pada Gambar 4.

AR(1) berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan model AR(1) adalah model yang sesuai untuk data log

Gambar 4.5 Histogram Distribusi Normal Eror AR(1)

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Sebelum melakukan estimasi model ARCH

efek ARCH (efek heteroskedastisitas) dalam model AR(1). Menguji efek heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji ARCH LM

(Lagrange Multiplier) pada Tabel 4.3 sebagai berikut

Tabel 4.

Uji hipotesis dari ARCH LM adalah

H0 : α1 = α2 = … = αq (tidak ada efek ARCH sampai lag

H1 : paling sedikit terdapat satu

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai probabilitas statistik

kecil dari a =0,05. Berarti H

Langkah selanjutnya dalam pengujian diagnostik model adalah u normalitas eror dari model AR(1) diberikan pada Gambar 4.5. Berarti eror model

berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan model AR(1) adalah model yang sesuai untuk data log return saham TELKOM.

mbar 4.5 Histogram Distribusi Normal Eror AR(1)

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Sebelum melakukan estimasi model ARCH-M, terlebih dahulu memeriksa efek ARCH (efek heteroskedastisitas) dalam model AR(1). Menguji efek heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji ARCH LM

pada Tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Uji ARCH LM Model AR(1)

Uji hipotesis dari ARCH LM adalah

(tidak ada efek ARCH sampai lag-q)

: paling sedikit terdapat satu αk ≠0, k = 1,2, …, q.( terdapat efek ARCH)

terlihat bahwa nilai probabilitas statistik F adalah 0,032071 lebih

erarti H0 ditolak jadi eror AR(1) terdapat efek ARCH.

dalam pengujian diagnostik model adalah uji eror model berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan model AR(1) adalah

M, terlebih dahulu memeriksa efek ARCH (efek heteroskedastisitas) dalam model AR(1). Menguji efek heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji ARCH LM

.( terdapat efek ARCH) adalah 0,032071 lebih ditolak jadi eror AR(1) terdapat efek ARCH.

(42)

commit to user

4.3.5 Pembentukan Model Heteroskedastisitas

Sebelum pembentukan model ARCH-M, terlebih dahulu diestimasi menggunakan model ARCH. Kemudian menggunakan model ARCH-M. Dari Tabel 4.4, parameter model ARCH(1) tidak signifikan terhadap nol dengan nilai

P-value adalah 0,0858 yang lebih besar a =0,05. Sehingga model ARCH(1) tidak cukup baik digunakan. Disisi lain, model ARCH(1)-M signifikan berbeda nol, karena nilai P-value adalah 0,0157 yang lebih kecil a =0,05. Sehingga model ARCH(1)-M yang sesuai dengan data harga saham PT TELKOM. Model tersebut adalah 2 1 2 521073 , 0 000230 , 0 + -= t t h e rt = -0,022111+1,130838 ht + et

dengan ht adalah conditional volatility, et adalah eror dan rt adalah return.

Intepretasi dari model ARCH(1)-M adalah jika dengan bertambahnya conditional

variance (ht) maka return yang diharapkan akan bertambah sebanyak 1,130838

satuan.

Tabel 4.4 Hasil Estimasi Model ARCH(1) dan Model ARCH(1)-M

ARCH(1) ARCH(1)-M j 1,130838 P-value 0,0157 a 0.000291 0,000230 P-value 0,00000 0,00000 g 0,345157 0,521073 P-value 0,0858 0,0223 b -0,022111 P-value 0,0113 MSE 0,020988 0,021405

(43)

commit to user

Untuk menguji model yang terbentuk cukup baik menggunakan uji ARCH LM yang diperoleh pada Tabel 4.5. Diperoleh nilai probabilitas statistik F adalah 0,916811 lebih besar dari a =0,05. Berarti H0 tidak ditolak jadi eror

ARCH(1)-M tidak terdapat efek ARCH dalam eror.

Tabel 4.5 Uji ARCH LM Model ARCH(1)-M

Langkah selanjutnya adalah mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model dengan korelogram eror kuadrat yang distandarisasi. Dari Tabel 4.6 bahwa plot ACF dan PACF, semua grafik tidak melewati garis Bartlett. Selain itu nilai probabilitas lebih besar dari a =0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada korelasi serial dalam model.

(44)

commit to user

Selanjutnya menguji kenormalan eror model ARCH(1)-M. Gambar 4.6 terlihat bahwa eror model ARCH(1)-M mengikuti kurva normal. Sehingga dapat disimpulkan model ARCH(1)-M cukup baik digunakan untuk memodelkan data log return harga saham TELKOM.

Gambar 4.6 Histogram Distribusi Normal Eror Model ARCH(1)-M 4.3.6 Peramalan

Dari pemeriksaan model diagnostik diperoleh model yang cocok adalah model ARCH(1)-M tanpa menggunakan model rata-rata bersyarat. Untuk mengetahui model tersebut yang lebih cocok maka akan dilakukan peramalan. Model yang baik adalah model yang nilai peramalannya mendekati nilai data sebenarnya. Hasil ramalan dapat disajikan pada Tabel 4.7. Karena log return bukan data yang sebenarnya, maka bentuk log return diubah dalam bentuk semula yakni hasil ramalan dalam bentuk harga. Log return dirumuskan sebagai

1 1 log log log ) log( log -= = t t t t t t P P r P P r

dengan Pt adalah data harga saham TELKOM periode t, Pt-1 adalah data harga

saham TELKOM periode t-1. Persamaan untuk data harga saham pada periode t adalah t r t t P P = -1´10log

(45)

commit to user

Persamaan tersebut untuk mencari nilai harga saham TELKOM berdasarkan nilai ramalan dari log return. Hasil ramalan pada bulan April sampai Mei tahun 2010.

Tabel 4.7 Hasil Peramalan Harga Saham TELKOM Bulan April sampai Mei 2010

Dari Tabel 4.7 terlihat bahwa data asli dan data peramalan terpaut kurang lebih Rp 50,00. Nilai MSE untuk peramalan tersebut sebesar Rp 2.387,00.

BULAN DATA ASLI RETURN RAMALAN

APRIL 8.150,00 0,00267221847927 8.200,00 8.100,00 0,00267221847927 8.150,00 MEI 8.000,00 0,00267221847927 8.049,00 8.050,00 0,00267221847927 8.100,00 7.850,00 0,00267221847927 7.898,00 7.600,00 0,00267221847927 7.647,00 7.650,00 0,00267221847927 7.697,00

(46)

commit to user BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan adalah sebagai berikut. 1. Model yang sesuai untuk memodelkan data harga saham PT TELKOM

mingguan tanggal 25 Februari 2008 sampai 12 April 2010 adalah model ARCH(1)-M . Model ARCH(1)-M adalah

2 1 2 521073 , 0 000230 , 0 + -= t t h e rt = -0,022111+1,130838 ht +et 2

2. Nilai peramalan harga saham PT TELKOM bulan April sampai Mei 2010 mempunyai nilai MSE sebesar Rp 2.387,00.

5.2 Saran

Hasil peramalan menggunakan model ARCH(1)-M memberikan informasi bagi investor. Akan tetapi, dari hasil peramalan masih mempunyai selisih nilai yang cukup besar terhadap nilai asli. Oleh karena itu, bagi pembaca yang tertarik untuk mengembangkan penelitian ini dapat menggunakan model lainnya yang lebih cocok untuk memodelkan data finansial, misalnya GARCH-M.

Gambar

Tabel 2.1. Sifat-Sifat Teoritis ACF dan PACF untuk Proses-Proses Stasioner
Gambar 4.1. Plot Harga Saham TELKOM
Gambar 4.2. Plot Log Return Harga Saham TELKOM  4.3.3 Pembentukan Model Stasioner
Gambar 4.3. Plot ACF Log return Harga Saham TELKOM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rekomendasi untuk kegiatan selanjutnya adalah perlunya mensosialisasikan model Asuhan Keperawatan Peka Budaya yang digunakan dalam pelatihan ini kepada seluruh perawat agar

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan internet menarik minat belajar matematika siswa karena, selain tampilan website yang

Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi Branding yang dilakukan oleh Kopi Kewadanan dalam mengembangkan nama dari coffee shop tersebut dari

sedangkan nilai signifikansi t untuk kedua variabel prediktor berturut-turut sebesar 0.042 dan 0.000, nilai keduanya masing-masing kurang dari 0.05 sehingga disimpulkan variabel

Pernyataan ini didukung oleh Yousef (2002) bahwa seseorang yang menerima tingkat konflik peran pada tingkat yang lebih tinggi sebagai sumber stress akan kurang puas

dalam hal ini pemerintah, maka buku ini cocok untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban dari rumusan-rumusan masalah, yakni dalam hal menjelaskan kaitan Jogja Ora

Sedangkan perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang ingin penulis kaji adalah penulis meneliti mengenai bagaimana bentuk perjanjian peralihan kepemilikan hak

KPI dengan mengedepankan RoM Publik (lembaga Negara independen sebagai regulator tunggal) berhadapan dengan Pemerintah yang menggunakan argument RoM Politik (Hak dan